R
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : DIARE PADA TAHAP
PERKEMBAGAN KELUARGA PRA SEKOLAH DI DUSUN IV DESA
TANJUNG GUSTA
OLEH :
JUHRI SAHPITRA S.KEP
220202036
Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan kepada penulis dan atas berkah rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Pada An R Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan : Diare Pada Tahap Perkembagan Keluarga Sekolah Di Dusun
IV Desa Tanjung Gusta ”
Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan
terimakasih yang terhormat Bapak/Ibu:
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Marthalena Simamora, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
5. Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp. Kep.J, selaku Koordinator Profesi Ners.
6. Ns. Rumondang Gultom, M.KM, selaku koordinator Stase Keperawatan
Keluarga dan Komunitas
7. Ns. Siska Evi Simanjuntak, MNS, selaku dosen pembimbing stase
keperawatan Keluarga dan Komunitas
8. Ns. Eva Kartika Hasibuan, M.Kep, selaku dosen pembimbing stase
keperawatan Keluarga dan Komunitas
9. Ns. Adventy Riang Bevy Gulo, M.Kep, selaku dosen pembimbing stase
keperawatan Keluarga dan Komunitas
10. Serta terimakasih kepada teman-teman Mahasiswa/i Prodi Ners Universitas
Sari Mutiara Indonesia yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis untuk menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Diare pada bayi dan balita ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya: yaitu infeksi, malabsorbsi, makanan, dan psikologis anak.
Infeksi enteral merupakan infeksi saluran percernaan, yang menjadi
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral disebabkan karena
bakteri, virus dan parasit. Sedangkan infeksi parenteral merupakan
infeksi dari luar pencernaan seperti otitis media akut (OMA),
bronkopneumonia, ensefalitis. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi
dan anak berumur di bawah 2 tahun (Ngastiyah, 2014).
Dampak masalah fisik yang akan terjadi bila diare tidak diobati akan
berakibat kehilangan cairan dan eletrolit secara mendadak. Pada balita
akan menyebabkan anoreksia (kurang nafsu makan) sehingga
mengurangi asupan gizi, dan diare dapat mengurangi daya serap usus
terhadap sari makanan. Dalam keadaan infeksi, kebutuhan sari makanan
pada anak yang mengalami diare akan meningkat, sehingga setiap
serangan diare akan menyebabkan kekurangan gizi. Jika hal ini
berlangsung terus menerus akan menghambat proses tumbuh kembang
anak. Sedangkan dampak psikologis terhadap anak-anak antara lain anak
akan menjadi rewel, cengeng, sangat tergantung pada orang terdekatnya
(Widoyono, 2011).
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
Diare merupakan gangguan buang air besar atau BAB ditandai dengan
BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat
disertai dengan darah dan atau lender (Riskesdas, 2013). Diare yaitu
penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses.
Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari
biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga kali, atau buang air
besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Dinkes,
2016).
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air besar
(BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari
tiga kali sehari. Diare akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan
diare persisten terjadi selama ≥ 14 hari.
2. Klasifikasi
Pedoman dari Laboratorium/ UPF Ilmu Kesehatan Anak, Uniersitas
Airlangga dalam Nursalam (2008), diare dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung
c. Diare kornik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronik
bukan suatu kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang
penyebab dan patogenesisnya multikompleks. Mengingat banyaknya
kemungkinan penyakit yang dapat mengakibatkan diare kronik dan
banyaknya pemeriksaan yang harus dikerjakan maka dibuat tinjauan
pustaka ini untuk dapat melakukan pemeriksaan lebih terarah.
a. Diare akut
Merupakan penyebab utama keadaan sakit pada balita. Diare akut
didefenisikan sebagai peningkatan atau perubahan frekuensi
defekasi yang sering disebabkan oleh agens infeksius dalam traktus
Gastroenteritis Infeksiosa (GI). Keadaan ini dapat menyertai infeksi
saluran napas atau (ISPA) atau infeksi saluran kemih (ISK). Diare
akut biasanya sembuh sendiri (lamanya sakit kurang dari 14 hari)
dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak
terjadi.
b. Diare kronis
Didefenisikan sebagai keadaan meningkatnya frekuensi defekasi
dan kandungan air dalam feses dengan lamanya (durasi) sakit lebih
dari 14 hari. Kerap kali diare kronis terjadi karena keadaan kronis
seperti sindrom malabsorpsi, penyakit inflamasi usus, defisiensi
kekebalan, alergi makanan, intoleransi latosa atau diare nonspesifik
yang kronis, atau sebagai akibat dari penatalaksanaan diare akut
yang tidak memadai.
c. Diare intraktabel
3. Etiologi
Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai
infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya
merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal
atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih
dikenal dengan “penyakit diare”, karena dengan sebutan penyakit diare
akan mempercepat tindakan penanggulangannya. Penyakit diare
terutama pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena
dapat membawa bencana bisa terlambat.
Faktor penyebab diare, antara lain :
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi
enteral sebagai berikut :
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella,
a. Keluarga inti
Jumlah keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah yang mencari
nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak
(Friedman, 2018). Sedangkan menurut Sudiharto (2018) keluarga
inti (nuclear famil,), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan
perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri dan
anak- anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
b. Keluarga adopsi.
3. Fungsi Keluarga
4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran.
Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang
memegang sebuah posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status
atau tempat seseorang dalam suatu system social.
b. Struktur nilai keluarga
Nilai keluarga adalah suatu sistem ide, perilaku dan keyakinan
tentang nilai suatu hal atau konsep yan secara sadar maupun tidak
sadar mengikat anggota keuarga dalam kebudayaan sehari-hari atau
kebudayaan umum.
c. Proses komunikasi
A. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn H
b. Umur : 32 Tahun
c. Agama : Protestan
d. Suku : Batak
e. Pendidikan : SMK
f. Pekerjaan : Wirausaha
i. Genogram
X X X X
Tn. H
Ny. A
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Pasien
X : Meninggal
: Tinggal serumah
j. Ecomap Family :
Tempat
Ibadah
Keluarga Tn.
Sekolah H
Keluarga Keluarga Ny.
Tempat Kerja Tn. H U
Fasilitas
Tetangga
Kesehatan
k. Tipe Keluarga
Keluarga klien, merupakan tipe keluarga extended family
yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan tiga anak yang masih
tinggal di rumah
l. Jenis Tipe Keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family)
m. Suku dan Bangsa:
Suku keluarga Tn. H adalah suku batak.
n. Agama
Agama yang dianut keluarga Tn. H yaitu agama protestan,
dalam keluarga Tn. H agama dijadikan sebagai dasar
keyakinan dalam kehidupan.
o. Status Sosial Ekonomi Keluarga : Keluarga menengah keatas
p. Anggota Keluarga yang mencari nafkah
Tn. H bertanggung jawab mencari nafkah sejak awal
q. Penghasilan
Rp.2.000.000,00
r. Upaya lain
s. Harta benda yang dimiliki
Televisi, Tempat Tidur, Motor, Kipas Angin, Motor
t. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Listrik Rp. ,- per bulan
air Rp. ,-
makanan kurang lebih Rp. ,-
pakaian kurang lebih Rp. ,-
u. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga sering berekreasi ketika ingin, biasanya ke mall saat
ada waktu libur.
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pada komunikasi yang digunakan oleh keluarga Ny “A”
yaitu pola terbuka dalam berkomunikasi tidak ada masalah
b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam mengambil keputusan biasanya dilakukan dengan
jalam musyawarah untuk mencapai kesepakatan.
1. Analisa Data
No S E P
1. DS : Gangguan Ketidakmampuan
- Ny. A mengatakan keseimbangan keluarga Tn. H
bahwa setelah An. Y cairan pada An. merawat anggota
diberi makan coklat yang Y dikeluarga Tn. keluarga yang
membuat anaknya BAB H sakit
banyak dan cair.
- Keluarga tidak tahu apa
yang terjadi jika tidak
cepat diobati
- Ny. A mengatakan
setelah BAB banyak dan
cair An. Y jadi kurang
nafsu makan dan ASI
berkurang yang biasa
10x perhari menjadi 4-
6x.
DO:
- Tampak Ny. A kurang
memahami bagaimana
penanganan pada anak
saat sakit
- Ny. A bertanya- tanya
tentang penyakit anaknya
RR: 24x/menit
HR: 82x/menit
T: 36 C
2 DS : Ketidakmampuan Defisit
- Keluarga kurang keluarga pengetahuan
mengetahui tentang mengenal tentang
penyakit An. Y masalah perawatan pada
kesehatan pasien Diare
- Ny. A sudah lama tidak
ke klinik untuk
mengontrol An. Y
Do:
- Ny. A bertanya- tanya
tentang penyakit anaknya
- Ny. A bertanya –tanya
tentang perawatan yang
baik
2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan di mulai dengan memprioritaskan masalah dengan
cara scoring.
Prioritas Masalah
a. Gangguan keseimbangan cairan pada An. Y dikeluarga Tn. H b.d
Ketidakmampuan keluarga Tn. H merawat anggota keluarga yang
sakit
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah. Skala : 3 1 3/3 x 1 = 1
Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan 1 2 ½x2=1
masalah dapat diubah.
Skala:
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk 2 1 3/3 x 1 = 1
dicegah. Skala:
Tinggi : 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1
masalah. Skala :
Masalah berat harus
segera di tangani 2
Ada masalah tapi
tidak perlu ditangani
1
Masalah tidak
dirasakan 0
Jumlah skor = 4
- S:Ny A
2. Menjelaskan tentang : mengatakan
pengertian, tujuan paham/tahu tentang
perawatan pada anak pemberian oralit.
dengan Diare O:Ny A
mendemontrasikan
pembuatan oralit.
S:-
3. Mendemontrasikan
pembuatan oralit O:Mendemontrasikan
oralit pada anak
Diare
S:Ny A mengatakan:
4. Memberikan motivasi
pada keluarga Ny A -Tidak boleh
untuk mengulang makan coklat
informasi yang S: Keluarga Ny A
diberikan. mengatakan akan rutin
memberikan oralit jika
anak Diare
5. Memberikan motivasi
kepada keluarga Ny U
untuk memerikan
oralit
F. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan pada hari ke 2 dirumah klien
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Gangguan keseimbangan S : Klien mengatakan :
cairan pada An. Y dikeluarga
- Tahu jika An. Y diare
Tn. H b.d ketidakmampuan
karena mencret cair
keluarga Tn. H merawat
berlebihan setelah
anggota keluarga yang sakit
makan coklat
- Belum faham tentang
penyakit Diare dan
komplikasinya
O : keadaan umum baik
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
S : klien mengatakan
2. Ketidakmampuan keluarga
belum tahu cara
mengenal masalah kesehatan
perawatan pada anak
b.d Defisit pengetahuan
dengan Diare
tentang perawatan pada pasien
O:
Diare
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervnsi
BAB 4
PEMBAHASAN
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data
subjektif dan objektif yang telah diperoleh pada tahap
pengkajian untuk menegakan diagnosis keperawatan.
Diagnosis keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks
tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam
medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain (Ambarwati
dan Wulandari. 2010.48). Diagnosis keperawatan dapat
dibedakan menjadi lima kategori, antara lain :
Diagnosis keperawatan yang muncul pada penderita
diare menurut (SKDI, Edisi 1. 2016) terjadi sesuai dengan
prioritas masalah antara lain :
1. Gangguan keseimbangan cairan pada An. Y dikeluarga Tn. H
b.d ketidakmampuan keluarga Tn. H merawat anggota
keluarga yang sakit
2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan b.d
Defisit pengetahuan tentang perawatan pada pasien Diare
3. Intervensi atau Perencanaan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, maka
penulis mendapatkan gambarannya pelaksanaan asuhan
keperawatan pada keluarga Ny “A” dengan penyakit diabetes
mellitus sudah dapat mengetahui permasalahan yang berkaitan
dengan penyakit Diare serta bagaimana penangananya melalui
oralit dan Ny “A” dan keluarga kurang mengetahui bagaimana cara
membuat oralit. Ny “S” hanya mengetahui penyakit yang di
deritanya adalah diare biasa di mana Ny “A’ dan keluarga belum
tahu bagaimana cara penanganannya jika anak diare