Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Saat ini

banyak penyakit yang diderita tidak disebabkan oleh kuman atau bakteri, tetapi lebih

disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup tidak sehat. Masalah kesehatan merupakan

masalah yang sangat kompleks yang berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar

kesehatan sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu,

keluarga maupun kesehatan masyarakat. Selain faktor tersebut kesehatan juga dipengaruhi

oleh lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan atau genetik yang

berpengaruh satu sama lainnya di dalam suatu masyarakat.


Faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan. Kesehatan

lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum

sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan masyarakat yang

optimum di dalam lingkungannya pula. Lingkungan merupakan tempat bersarangnya dari

berbagai sumber penyakit bila tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik akibatnya

lingkungan menjadi rusak dan manusia yang akan terkena imbasnya dengan timbulnya

berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan individu, keluarga dan masyarakat,

sehingga diperlukannya penanganan yang khusus untuk menjadikan lingkungan yang

kondusif yang dapat menyehatkan masyarakat.


Lingkungan yang kondusif yaitu dengan terwujudnya keadaan sehat fisik, mental,

sosial, dan spiritual. Berbagai aspek lingkungan yang membutuhkan perhatian adalah

tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang

sehat, dan lingkungan yang memungkinkan kecukupan ruang gerak untuk interaksi

psikososial yang positif antar anggota keluarga maupun anggota masyarakat. Beberapa

1
masalah lingkungan biologis yang perlu diantisipasi adalah pembukaan lahan baru,

pemukiman pengungsi, dan urbanisasi yang erat kaitannya dengan penyebaran penyakit

melalui vektor, perubahan kualitas udara karena polusi, dan paparan terhadap bahan

berbahaya lainnya. Peningkatan mutu lingkungan mensyaratkan kerjasama dan

perencanaan lintas sektor bahkan lintas negara yang berwawasan kesehatan mayarakat.

(GBHN, 1994-2004).
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka

pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara optimal

diselenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk

melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan

penunjang. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan

pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

di bidang kesehatan.
Untuk mewujudkan keadaan sehat yang merupakan hak asasi dan juga modal

pembangunan nasional, perlu diselenggarakan pelayanan kesehatan. Berbagai macam jenis

pelayanan kesehatan dari yang terkecil hingga yang terbesar yang sudah diberikan oleh

pemerintah kini sudah tersebar luas diberbagai wilayah yang memberikan pelayanan secara

khusus untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program ini bertujuan untuk

mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat yang mendukung tumbuh kembang anak,

remaja, hingga lansia dan kelompok khusus dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup

sehat, dan memungkinkan untuk interaksi social, serta melindungi masyarakat dari

2
ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan sehingga tercapai derajat kesehatan individu,

keluarga, dan masyarakat yang optimal.


Selain dari peran masyarakat, peran perawat komunitas dalam pembangunan

kesehatan merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya

dalam pembangunan kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional. Pembangunan kesehatan

dengan paradigma sehat merupakan upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dalam

menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan

kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Pelayanan promotif, untuk meningkatkan

kemandirian dan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan diperlukan

program penyuluhan dan pendidikan masyarakat yang berjenjang dan berkesinambungan

sehingga dicapai tingkatan kemandirian masyarakat dalam pembangunan kesehatan dalam

tingkat individu dan keluarga yang merupakan sub sistem dari komunitas.
Melihat fenomena yang ada diatas maka program Studi Ilmu Keperawatan instituto

superior cristal memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mewujudkan salah satu

tridarma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat melalui upaya menggalang dan

membina peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan serta dalam upaya

mempersiapkan tenaga profesional, maka Program instituto superior cristal melakukan

pengkajian keperawatan komunitas yang dilaksanakan pada bulan 03/07/2017 di Desa

Cribas , Kecamatan manatuto vila, Kabupaten Manatuto.

B. Tujuan

1) Tujuan umum

3
Mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif di Desa Cribas, Kecamatan

Manatuto vila, Kabupaten Manatuto.


2) Tujuan khusus

Secara khusus pengkajian keperawatan komunitas bertujuan untuk :


a. Melakukan pengkajian masalah kesehatan sampai analisa data di desa

Cribas, Kecamatan Manatuto vila, Kabupaten Manatuto.


b. Menentukan diagnosa keperawatan tentang masalah kesehatan yang

terdapat di wilayah Cribas, Kecamatan Manatuto vila, Kabupaten

Manatuto.
c. Menyusun rencana intervensi di wilayah Cribas, Kecamatan Manatuto vila,

Kabupaten manatuto.

C. Manfaat penelitian

Penyusunan laporan ini dapat bermanfaat bagi :


1) Masyarakat RW(kaunua)

Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan

lingkungan dan perumahan, pendidikan, keselamatan dan transportasi, permasalahan

kesehatan yang ada serta pelayanan kesehatan dan sosial yang ada di masyarakat Cribas,

Kecamatan Manatuto vila, Kabupaten Manatuto.

2. Mahasiswa

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman praktik secara langsung dalam

memberikan asuhan keperawatan komunitas yang mencakup individu, keluarga, kelompok

dan komunitas khususnya di Perumahan Cribas, Kecamatan Manatuto vila, Kabupaten

Manatuo.
D. Sistematika Penulisan

Penyusunan laporan asuhan keperawatan komunitas di perumahan Kribas


Kecamatan manatuto vila Kabupaten manatuto menggunakan pendekatan studi pustaka

4
dimana bahan penulisan di dapat dari literatur-literutur yang ada, dan data berdasarkan
hasil kuesioner, wawancara, observasi dan studi dokumentasi melalui sumber-sumber yang
dapat dipercaya dan di pertanggung jawabkan dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
1. BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat dan
sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan Teori terdiri dari pelayanan kesehatan dan konsep
keperawatan komunitas.
3. BAB III Asuhan keperawatan komunitas di aldea kaunua Kecamatan
manatuto vila meliputi data demografi, Sub sitem komunitas, status
kesehatan komunitas, hasil wawancara, tabulasi data, dan asuhan
keperawatan masalah kesehatan komunitas.
4. BAB IV Penutup berisi kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
pada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum
baik individu, keluarga maupun dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya,
serta dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara
setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance)
dan menemukan nasib sendiri (Effendi, 2003).
Pelayanan kesehatan dibedakan dalam dua golongan, yakni:

5
a. Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali
diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau
kecelakaan.
b. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care),
adalah rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut atau
rujukan ke rumah sakit umum.
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan
kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar
masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Sebab itu, pelayanan kesehatan
masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi
yang lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas saja, tetapi juga
bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak langsung berpengaruh kepada peningkatan
kesehatan. Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan tersebut antara lain berupa Posyandu, dana
sehat, polindes (poliklinik desa), pos obat desa (POD), pengembangan masyarakat atau
community development, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya peningkatan pendapatan
(income generating) dan sebagainya (Juanita, 2002).

1. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Nafsiah, 2000).
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan
yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak
secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan
pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain
(Yayasan Obor Indonesia, 2006).
a. Kesehatan Menurut Undang-Undang
Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 yang dimaksud adalah:

6
1) Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2) Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
3) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4) Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
5) Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna
b. Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah
tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab
untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat
Indonesia, pemerintah dan swasta secara bersama-sama.
c. Tujuan Pembangunan Kesehatan
Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya
tujuan utama sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam
bidang kesehatan.
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3. Peningkatan status gizi masyarakat.
4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas)
5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

I. Konsep Keperawatan Komunitas


A. Pengertian
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan
ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai
bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan
kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga,
yang mempunyai masalah dimana hal itu

7
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
B. Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
1. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus
pelayanan keperawatan yaitu:
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki ataupun
mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
3. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua
warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L.
Blum, ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti
air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah

8
diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah
ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor
tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
C. Tujuan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan
sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui
pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok
didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi
individu, keluarga serta masyarakat.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh
dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara
mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan
asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan
keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan
penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat
optimal
D. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu
hamil.
Menurut Anderson (2006) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1. Tingkat Individu

9
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah
kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas
dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah
kesehatan individu.

2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan Perawatan
Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu:
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil
yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya,
balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit
endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental
atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah
gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis
(KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi,
keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonatus BBLR, keluarga dengan
usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
E. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan
baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.
a. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,
pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur,
rekreasi dan pendidikan seks.

10
b. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gang¬guan kesehatan terhadap
individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan
kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin
A, iodium, ataupun pemeriksaan dan peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah
kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai
tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi
patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dira¬wat dirumah atau kelompok-
kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya
melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan lain sebagai¬nya,
kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll.
e. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat yang
karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita
tuna susila.
F. Karakteristik Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas memiliki beberapa karakteristik, yaitu pelayanan keperawatan
yang diberikan berorientasi kepada pelayanan kelompok, fokus pelayanan utama adalah
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, asuhan keperawatan diberikan secara
komprehensif dan berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi klien/masyarakat, klien
memiliki otonomi yang tinggi, fokus perhatian dalam pelayanan keperawatan lebih kearah
pelayanan pada kondisi sehat, pelayanan memerlukan kolaborasi interdisiplin, perawat
secara langsung dapat mengkaji dan mengintervensi klien dan lingkungannya dan
pelayanan didasarkan pada kewaspadaan epidemiologi.
II. Proses Keperawatan Komunitas
Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan kesehatan (di
rumah, di Puskesmas) maka perawat melakukan praktik keperawatan dengan cara
menggunakan proses keperawatan komunitas.
Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan
proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan yaitu:
A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan
mengidentifikasi data yang penting mengenai klien, yang perlu dikaji adalah:

11
1. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur, pendidikan,
jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok
atau komunitas.
2. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman):
a. Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan.
b. Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan.
c. Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah tidak menimbulkan
stress.
d. Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup menunjang
sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan.
e. Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat
atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
f. System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya
televisi, radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
g. Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan
UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi
jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.
h. Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi
stress.
3. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara
lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi.

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan komunitas disusun berdasarkan jenis diagnosis sebagai berikut :
1. Diagnosis Sejahtera
Diagnosis sejahtera/wellness digunakan bila komunitas mempunyai potensi untuk
ditingkatkan,belum ada data maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas
potensial,hanya terdiri dari komponen problem ( P ) saja, tanpa komponen etiologi ( E ).
2. Diagnosis Ancaman

12
Diagnosis resiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, tetapi
sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya gangguan.
Perumusan diagnosis keperawatan komunitas terdiri atas problem ( P ), etiologi ( E ) dan
symptom/sign ( S ).
3. Diagnosis actual/gangguan
Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/masalah kesehatan di
komunitas, yang didukung oleh beberapa data maladaptif. Perumusan diagnosis
keperawatan komunitas actual terdiri atas problem ( P ), etiologi (E) dan symptom/sign (S).
Setelah data dianalisis dan masalah keperawatan komunitas ditetapkan, prioritas masalah
kesehatan komunitas yang ada perlu ditetapkan bersama masyarakat melalui musyawarah
masyarakat desa (MMD) atau lokakarya mini masyarakat. Prioritas masalah dibuat
berdasarkan kategori dapat diatasi, kemudahan,dan kekhususan,mengingat banyaknya
masalah yang dihadapi di masyarakat. Pemilihan masalah ini sangat penting dilakukan,
agar implementasi yang dilakukan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan secara
tidak langsung dapat membangun rasa percaya diri dan kompetensi masyarakat untuk
mengatasi masalah yang lain ( Bract,1990 dalam Helvie,1998 ). Penentuan prioritas
masalah keperawatan komunitas dapat dilakukan melalui metode :
1. Paper en Pencil Tool ( Ervin,2002 ).
Masalah Pentingnya Kemungkinan Peningkatan
masalah untuk Perubahan positif terhadap
dipecahkan : jika diatasi : kualitas hidup
1 Rendah 0 Tidak ada bila diatasi : Total
2 Sedang 1 Rendah 0 Tidak ada
3 Tinggi 2 Sedang 1 Rendah
3 Tinggi 2 Sedang

2. Skoring Diagnosis Keperawatan Komunitas (Depkes,2003)


Masalah A B C D E F G H Total
Keperawatan

Keterangan ; Pembobotan

13
A. Resiko Keparahan 1. Sangat Rendah
B. Minat masyarakat 2. Rendah
C. Kemungkinan diatasi 3. Cukup
D. Waktu 4. Tinggi
E. Dana 5. Sangat Tinggi
F. Fasilitas
G. Sumber Daya
H.Tempat
C. Intervensi
Tahap selanjutnya menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran
dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap
perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah
yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap
berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi
dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan
sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
D. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
yang sifatnya :
1. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi
seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
2. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
3. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan,
yaitu:
1. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat,
mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap
penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan
keluarga.
2. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat
kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit, Contoh:

14
Mengkaji keter¬belakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan
penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll.
3. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat
berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga
yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan
secara teratur ke Posyandu.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana
berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil. Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan
asuhan keperawatan komunitas adalah:
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf atau
pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta
keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas terhadap
tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan
yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

15
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. DATA UMUM
1. DATA DEMOGRAFI
a. Lokasi
Municipio/Kabupaten : Manatuto
Posto/Kecamatan : Manatuto Vila
Suku : Kribas
Aldeia : Kaunua
b. Luas wilayah : Panjang 5 Km2/Ha dan Luas 30 Km2
c. Batas Daerah/Wilayah
Utara/Norte : Batas dengan aldeia Ranik
Selatan/Sul : Batas dengan aldeia Seurtulan-Laclubar
Barat/Weste : Batas dengan aldeia Norwun Laclubar
Timur/Oeste : Batas dengan Barique
d. Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
Natar/sawah/pertanian : Total sawah 30 hektar
Tegalan/Kantreru : Lebih dari 150 canteiro
Pekarangan :
Makam/Semiterio : -
Tambak/Kolam : -
Pemukinan/Liquidação : -
Rawa-rawa/Lagoa : -
e. Keadaan tanah menurut jenisnya
Tanah kering/rai maran : Banyak
Tanah basah/Subur : Ada sedikit
Tanah kapur/rai mutin :
Tanah pasir/rai henek :

16
2. DEMOGRAFI

Tabela 1 Proporsaun komunidade tuir generu


No SEXO KUANTIDADE %
1 Laki-laki/ mane 259
2 Perempuan/feto 241
Total 497 100%

Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, total populasaun
tuir sexo nebe ho porsentu aas mak populasaun mane ho porsentu 52%, no porsentu 48%
ba populasaun feto.
Tabela 2 proporsaun komunidade tuir idade
No. IDADE KUANTIDADE %
1 <1 ano 19
2 >1-5 ano 71
3 >5-12 ano 83
4 >12-18 ano 102
5 >18-15 ano 169
6 >55 ano 46
Total 497 100%

17
Keterangan: Tuir dados nebe mak ami rekolha husi suco cribas aldeia caunua, ho
porsentu tuir idade nebe mak aas liu iha aldeia caunua mak ho idade >18-55 ano ho
porsentu 35% , no menus husi idade <1 ano ho nia porsentu 4%.

Tabela 3 proporsaun komunidade tuir religião


No Religião Kuantidade %
1 Katolik 497
2 Protestan
3 Islam
4 Hindu
5 Budha
Total 497 100%

Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, populasaun
maioria relijiaun katolika ho porsentu 100%.

2. AMBIENTE FISIKAL
A. SUMBER AIR DAN AIR MINUM

Tabela 1 proporsaun familia tuir fonte bee mos no asesu bee hemu
No Fonte bee mos Kuantidade %
1 PAM/CAS 79
2 Bee posu
3 Bee mota 5
4 Seluk-seluk (temi)

18
Total 84 100%

Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade
nebe assesu ba bee mos ho porsentu 94%, no 6% assesu ba bee mota.
TABELA 2 PROPORSAUN FAMILIA TUIR
KUALDADE FISIKU BEE MOS

No Kualidade fisiku Bee mos Kuantidade %


1 Prenxe kriteriu saudavel 79
2 La prenxe kriteriu 5
Total 84 100%

Keterangan: Tuir dados nebe mak ami rekolha iha suco cribas aldeia caunua nia nebe
assesu ba be mos ho porsentu maioria 94 % no minoria 6%.
TABELA 3 PROPORSAUN FAMILIA TUIR
FONTE / ASESU BEE HEMU

NO Asesu Bee Hemu Kuantidade %


1 Nono 57
2 La nono 27
Seluk seluk tan
Total 84 100%

Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco cribas aldeia kaunua ba komunidade
nebe mak konsumo bee nono nia porsentu maioria 68% no minoria 32% la konsumo be
nono.
B. PEMBUANGAN LIMBAH
Kebiasaan membuang sampah

19
TABEL 1 PORPORSI TEMPAT
PEMBUANGAN SAMPAH

No CARA MEMBUANG JUMLAH %


SAMPANG
1 Sungai 23
2 TPS 0
3 Ditimbun 0
4 Dibakar 61
Jumlah 84 100%

Keterangan: Tuir dados nebe ami rekolha iha suco cribas aldeia caunua, maioria
populasaun sunu foer ho porsentu 73%, no minoria 27% ba populasaun nebe soe foer iha
mota no toos.

Pembuangan air limbah


Table 3 proporsi air limbah
NO TEMPAT JUMLAH %
PEMBUANGAN AIR
LIMBAH
1 Aspal 0
2 Sungai 0
3 Kolam 0
4 Sembarang tempat 84
Jumlah 84 100%

20
Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco cribas aldeia caunua,populasaun neebe
mak soe be foer hanesan (fase bikan, haris, fase modo, nst), neebe mak fakar arbiru ho
porsentu 100%.

Kandang Ternak
Table 1 proporsi Kepemilikan kandang ternak

NO MEMELIHARA JUMLAH %
TERNAK
1 Ada 37
2 Tidak 47
Jumlah 100%

Keterangan : tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade
nebe hakiak animal ho porsentu 56%, no 44% la hakiak animal

Letak kandang Ternak


Table 2 proporsi Letak kandang ternak

21
NO LETAK KANDANG JUMLAH %
TERNAK
1 Diluar rumah
2 Menempel dengan
rumah
Jumah 100%

Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade nebe
letak kandang diluar rumah ho porsentu 73%, no 27% menempel dengan rumah.

d. Jamban
Kepemilikan jamban
Tabel 1 proporsi Jamban /WC
NO Kepemilikan Jamban JUMLAH %
1 Memiliki jamban 44
2 Tidak memiliki jamban 40
Jumlah 84 100%

Keterangan : tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade
nebe iha sintina ho porsentu 52%, no 48% la iha sintina.

Macam jamban yang dimiliki


Tabel 2 proporsi Jamban /WC

22
NO JENIS JAMBAN JUMLAH %
1 Cemplung 44
2 Leher angsa
Jumlah 44 100%

Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade nebe
iha sintina tipu cemplung ho porsentu 100%.

Keadaan jamban
Tabel 3 Proporsi Keadaan Jamban
No Keadaan Jamban JUMLAH %
1 Bersih 38
2 Kotor 6
Jumlah 44 100%

Keterangan : tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade sira
nebe iha sintina ho kondisaun nebe mos ho porsentu 86%, no 14% ho kondisaun nebe foer.

e. Keadaan rumah
Jenis rumah:
Table 1 proporsi Jenis rumah
NO JENIS RUMAH JUMLAH %
1 Permanen 68

23
2 Semi permanen 16
Jumah 84 100%

Keterangan: Tuir dados nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade
nebe iha uma permanente ho porsentu 81%, no 19% ho uma nebe la permanente.

Status rumah:
Tabel 2 proporsi status rumah

No STATUS RUMAH JUMLAH %


1 Milik sendiri 84
2 Lain-lain
Jumlah 84 100%

Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade
nebe hela iha uma rasik ho porsentu 100%.

Lantai rumah
Tabel 3 proporsi Lantai rumah
NO Lantai rumah JUMLAH %
1 Tanah 15

24
2 Papan 3
3 Tegel/semen 66
Jumlah 84 100%

Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, populasaun nia
uma lantai,semen /tegel ho porsentu 78%, no porsentu kiik liu 4% nebe ho papan.

f. Halaman rumah
Tabel 1 proporsi Kepemilikan pekarangan
NO Kepemilikan JUMLAH %
pekarangan
1 Memiliki 64
2 Tidak memiliki 20
Jumlah 84 100%

Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade nebe
iha pekarangan ho porsentu 76%, no 24% la iha pekarangan.

Pemanfaatan pekarangan/halaman rumah


Tabel 2 proporsi Pemanfaatan pekarangan
NO Pemanfaatan JUMLAH %
pekarangan
1 Ya 23
2 Tidak 41
Jumlah 64 100%

25
Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade nebe
memanfaatkan pekarangan ho porsentu nebe aas 64%, no porsentu kik 36% .

Jenis pemanfaatan pekarangan rumah


Tabela 3 proporsi
Jenis pemanfaatan pekarangan rumah

No Jenis pemanfaatan JUMLAH %


pekarangan rumah

1 Sayuran 6
2 Buah-buahan 6
3 Taman 11
4 Lain-lain 0
Jumlah 23 100%

26
Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade nebe
memanfaatkan pekarangan ho tipu oin-oin ho porsentu nebe aas 48%, no porsentu nebe kik
26%.

Keadaan Pekarangan
Tabel 4 proporsi Pemanfaatan pekarangan
NO Pemanfaatan JUMLAH %
pekarangan
1 Bersih 20
2 Kotor 3
Jumlah 23 100%

Keterangan: tuir dadus nebe ami iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade nebe ho
kondisaun pekarangan mos ho porsentu 87%, no 13% pekarangan ho kondisaun foer.

3. PENDIDIKAN
a. Penduduk berdasarkan pendidikan (usia sekolah)

Tabel 1 proporsi Penduduk


berdasarkan pendidikan (usia sekolah)

NO Penduduk berdasarkan JUMLAH %


pendidikan (usia sekolah
1 Penduduk sekolah 284
2 Penduduk tidak sekolah 213
Jumlah 497 100%

27
Keterangan : tuir dados nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, comunidade
nebe ho edukasaun formal porsentu nebe aas 57%, no edukasaun non formal ho porsentu
43%.
b. Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan formal

Tabel 1 proporsi Penduduk


berdasarkan pendidikan (usia sekolah)

NO Penduduk berdasarkan JUMLAH %


pendidikan (usia sekolah
1 Tidak sekolah/buta aksara 160
2 Tidak tamat SD 60
3 SD 118
4 SMP 98
5 SMU 42
6 PT 19
Jumlah 497 100%

Keterangan : tuir dadus nebe ami rekolha iha suku cribas aldeia caunua tuir idade
edukasaun nian nebe aas ho porsento 32% , no porsento kiik 4%.

4. SOSIAL EKONOMI
a. Karakteristik pekerjaan

28
Tabel 1 proporsi jenis pekerjaan

NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH %


1 FFDTL/Policia 2
2 Funsionario Publik 9
3 Wiraswasta/Empresário 6
4 Petani/Agricultura 66
5 Buruh/trabalho 4
6 Carpinterio 5
7 Condutor 3
Jumlah 95 100%

Status pekerjaan penduduk >18 s.d. < 65 tahun

Keterangan:Tuir dadus nebe ami rekolla iha suku cribas aldeia caunua ,komunidade tuir
tipo servisu ho porsento nebe aas 70%, no porsentu nebe kik 2%
Tabel 2 proporsi Penduduk
berdasarkan pendidikan (usia sekolah)

NO Status pekerjaan JUMLAH %


penduduk
1 Penduduk bekerja 29
2 Penduduk tidak bekerja 66
Jumlah 95 100%

29
Keterangan: Tuir dados nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade
nebe status servisu ho porsentu nebe aas 69%, no porsentu kik 31%.

b. Penghasilan rata-rata perbulan


Tabela 3 proporsi penghasilan
rata-rata perbulan

No PENGHASILAN JUMLAH %
1 < US $150.00/bulan 67
2 US $115.00- $350.00/bulan 14
3 US $350.00-$500.00/bulan 3
Jumlah 84 100%

Keterangan: Tuir dados nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, montante husi
populasaun sira hetan kada fulan ida nia laran ho porsentu nebe aas liu 80%, no porsentu
nebe kik liu ho porsentu 3%.
c. Pengeluaran rata-rata perbulan
Tabela 4 proporsi pengeluaran
rata-rata perbulan

No Pengeluaran rata-rata perbulan JUMLAH %


1 < US $150.00/bulan 63
2 US $115.00- $350.00/bulan 21
3 US $350.00-$500.00/bulan
Jumlah 84 100%

30
Keterangan: Tuir dados nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade sira
nia montante nebe sai kada fulan ida nia laran ho porsentu nebe aas liu 75% no porsentu
nebe kik liu 25%.

7. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI


a. Keamanan
Tabela 1 proporsi saranan keamanan

No Saranan Keamanan JUMLAH %


1 Pemadam kebakaran/bombeiros 0
2 Instansi polisia 0
3 Poskamling/Posto seguransa 0
Jumlah 0 100%

b. Transportasi

Alat transportasi yang dimiliki masyarakat


Tabela 1 proporsi Alat transportasi
No Alat Transportasi JUMLAH %
1 Tidak Punya 65
2 Sepeda 1
3 Mobil/kareta 4
4 Motor 14
5 Lain-lain 0
Jumlah 84 100%

Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade nebe
iha transporte ho porsentu nebe aas 77%, no kik 1%.

31
Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
Tabela 1 Proporsi Penggunaan Sarana
Transportasi Oleh Masyarakat
No PENGGUNAAN SARANA JUMLAH %
TRANSPORTASI OLEH
MASYARAKAT
1 Angkutan/kendaraan umum 3
2 Kendaraan pribadi 16
Jumlah 19 100%

Keterangan: tuir dados nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade iha
transporte privado ho porsento 84%, no transporte geral ho porsentu 16%.

8. KOMUNIKASI
A. Fasilitas komunikasi yang ada di masyarakat

Tabela 1 proporsi Fasilitas komunikasi

No Fasilitas komunikasi JUMLAH %


1 Radio 0
2 TV 44
3 Telepon 84
4 Majalah/koran 0
5 Lain-lain 0
Jumlah 128 100%

32
Keterangan: tuir dados nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, ekipamentu
komunikasaun nebe komunidade sira uza iha aldeia caunua maioria porsentu 66% no
minoria porsentu 34%.

B. Teknik penyampaian informasi kepada masyarakat


Tabela 1 proporsi Teknik penyampaian
informasi kepada masyarakat

No Teknik penyampaian informasi JUMLAH %


kepada masyarakat
1 Radio 0
2 TV 44
3 Papan pengumuman 0
4 Pengeras suara keliling 0
5 Dor to Dor 84
Jumlah 128 100%

33
Keterangan: tuir dados nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, tekniku hato’o
informasaun ba komunidade ho porsentu nebe aas liu 66%, no kik liu 34%.

B. DATA STATUS KESEHATAN


Tabel 1 Proporsi Kesehatan Ibu dan Anak
No Kesehatan Ibu dan Anak Jumlah %
1 Ibu Hamil 3
Jumlah 3 100%

Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade
inan isin2 total hamutuk 100%.

Tabel 2 Proporsi Pemeriksaan Kehamilan


No Pemeriksaan Kehamilan Jumlah %
1 Teratur 3
2 Tidak Teratur 0 100%
Jumlah 3

34
Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, examinasaun ba
inan isin2 hamutuk 100%.

Tabel 3 Proporsi Kelengkapan Imunisasi


No Kelengkapan imunisasi TT Jumlah %
1 Lengkap 3
2 Belum lengkap 0 100%
Jumlah 0

Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua,inan isin2 nebe
tuir imunizasaun TT hamutuk 100%.
Tabel 4 Proporsi Balita

No Balita Jumlah %
1 Balita 19
Jumlah 19 100%

35
Keterangan: tuir
No Kelengkapan imunnisasi balita Jumlah %
1 Lengkap 17 dadus nebe ami
2 Belum Lengkap 2 100% rekolha iha suco
Jumlah 19 Cribas aldeia
Caunua, populasaun balita nebe iha aldeia caunua hamutuk 100%.

Tabel 5
Proporsi Pemeriksaan Balita
No Pemeriksaan Balita Jumlah %
1 Teratur 19
2 Tidak Teratur 100%
Jumlah 19

Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, balita nebe iha
Caunua halo pemeriksaan teratur ho 100%.

Tabel 6 Proporsi Imunisasi Balita

36
Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, comunidade
khususnya balita nebe tuir imunizasaun kompletu ho porsentu 89%, no 11% la kompletu.
3. Keluarga berencana

Jumlah PUS
Tabel 1 Proporsi Pasangan Usia Subur

No Pasangan Usia Jumlah %


Subur
1. PUS 20
Jumlah 20 100%

Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade
pasangan usia subur hamutuk 100%.
Tabel 1 Proporsi keikutsertaaan PUS pada program KB

No Keikutsertaaan Jumlah %
PUS pada
program KB
1. Ikut program 16
KB
2. Belum ikut 4
Jumlah 20 100%

37
Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade
pasangan usia subur nebe tuir ona KB hamutuk 80%, no seidauk tuir KB 20%.

Tabel 2 jenis kontrasepsi yang diikuti

No Jenis Jumlah %
kontrasepsi
yang diikuti
1. Pil 0
2. Kondom 0
3. Suntik 13
4. Susuk 4
5. MOW 0
6. MOP 0
7. Tidak KB 0
Total 17 100%

Keterangan : Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, tipu
kontrasepsi nebe komunidade usia subur sira uza aas liu 76%, no kik liu 24%.

Kesehatan gigi
Tabel 1 Proporsi Anak sekolah

38
No Anak Jumlah %
sekolah
1. Sehat 35
2. Tidak sehat 9
Jumlah 44 100%

Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, labarik eskola
nebe mak saudavel ho porsentu nebe aas 80%, no porsentu nebe kik 20%

Tabel 3 Proporsi Ibu hamil

No Ibu hamil Jumlah %


1. Sehat 3
2. Tidak sehat 0
Jumlah 3 100%

39
Kesehatan remaja
Tabel 1 Proporsi Jumlah penduduk usia remaja

No Penduduk usia remaja Jumlah %


1. Usia remaja 110
Jumlah 110 100%

4. Kesehatan lansia

Tabel 1 Proporsi Jumlah penduduk lanjut usia

No Penduduk lanjut Jumlah %


usia
1. Penduduk lansia 43
Jumlah 43 100%

40
Tabel 2 Proporsi Keadaan kesehatan lansia

No Keadaan kesehatan lansia Jumlah %


1. Ada masalah 13
2. Tidak ada masalah 30
Jumlah 43 100%

Keterangan: Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, idosos nebe
hetan problema aas liu ho porsentu 70%, no kik liu 30%.

Tabel 3 Proporsi Kegiatan yang dilakukan lansia

No Kegiatan yang dilakukan lansia Jumlah %


1. Ada kegiatan 34
2. Tidak ada kegiatan 2
Jumlah 36 100%

41
Keterangan: tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, aktividade nebe
idosos sira halao loron-loron iha aldeia Caunua ho porsentu nebe aas 94%, no porsentu
nebe kik 6%.
Table 8 proporsi distribusi penyakit di masyarakat

No JENIS PENYAKIT JUMLAH %


1 ISPA 2
2 Diare 1
3 DM 0
4 Hipertensi 2
5 Penyakit Kulit 10
6 Penyakit otot dan tulang 26
7 Asma 0
8 Gigi dan mulut 6
9 TB 3
10 Penyakit Mata 4
Total 54 100%

42
Keterangan : Tuir dadus nebe ami rekolha iha suco Cribas aldeia Caunua, komunidade
nebe afeita moras tuir nia porsentu nebe aas 48%, no porsentu kik 2%.

ANALISA DATA
NO DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
1. 1. Aldeia Kaunua ne’ebe mak la prense Ambiente fisiku 1. Komunidade Menus
kriteira konaba be’e saudavel ho 6% Bele hetan risku konhesementu
2. Aldeia Kaunua ne’ebe mak la nono be akontese moras: diarea, konaba importansia
hemu ho 68% moras kulit, moras ba iha ambiente.
3. Aldeia Kaunua ne’ebe mak fakar be nehan, moras isin no 2. Komunidade laiha
foer arbiru ho 100% ruin, konsiensia hatudu
4. Aldeia Kaunua ne’ebe mak laiha hahalok , oinsa
animal nia luhan ho 56% moris ho saudavel.
5. Labarik eskola primaria aldeia Kaunua 3. Komunidade menus
ne’ebe mak la saudavel ho 80% informasaun konaba
6. Moras nebe akontese barak liu iha moras iha ambiente.
aldeia Kaunua ho 48%

43
INTERVENSI

N DX KEP OBJEKTIVO SASARAN STRATEGI PLANU ATIVIDADE DATA AVALIASAUN


O A VERBAL STANDAR
T
Risko Depois de halo Komunida Motorik Ambiente
akontese planu de aldeia 1. Limpeza geral ne’ebe
moras, enfermagem Kaunua hamutuk ho mos
diarea, espera katak tomak. komunidade
moras kulit,  Aumenta 2. Halo Verbal Relasaun
moras komunidade promosaun ho topiku
nehan, nia saude konaba
moras isin kapasidade moris
no ruin. konaba saudavel iha
importansia komunidade.
moras iha  Diarea
ambiente  Moras kulit
ne’ebe  Moras
saudavel nehan
 Aumenta  Moras isin
komunidade no
nia  Moras ruin
konhesement
o konaba,
moras ne’ebe
mai husi
ambiente
ne’ebe la
saudavel
hanesan
moras,
diarea, moras
kulit, moras
nehan, moras
isin no moras
ruin.

44
IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA DATA IMPLEMENTASAUN AVALIASAUN
Limpeza geral hamutuk Strutura
Risko akontese moras, diarea, moras kulit, 20/07/2018 ho komunidade aldeia Avaliasaun:
moras nehan, moras isin no ruin. Kaunua  Planu halo
promosaun
 Aumenta komunidade nia kapasidade antes atu
konaba importansia moris iha ambiente implementasa
ne’ebe saudavel. un
 Aumenta komunidade nia konhesemento  Anunsiu liu
konaba, moras ne’ebe mai husi ambiente husi uma kain
ne’ebe la saudavel hanesan moras, diarea, loron ida,
moras kulit, moras nehan, moras isin no antes atu
moras ruin. halao
Prosesu
avaliasaun:
 Audensia nia
prezensa
ne’ebe mak
barak ho
 Audensia
ne’ebe ativo
ne’ebe mak
husu konaba
materia
promosaun
saude
 Promosaun
ne’ebe mak
halao iha
aldeia Kaunua

Resultado
avaliasaun:
 Komunidade
tenke
komprende
konaba,
ambiente
ne’ebe mak
mos, no

45
moras nehan
ho diarea.

46

Anda mungkin juga menyukai