PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk yang besar dan kurang serasi, selaras dan seimbang
dengan daya tampung lingkungan dapat mempengaruhi segala segi
pembangunan dan kehidupan masyarakat, sedangkan jumlah penduduk
yang besar dan berkualitas merupakan salah satu modal dasar dan faktor
dominan bagi pembangunan nasional. Maka untuk mewujudkan
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera
dilkasanakan melalui program KB nasional. Salah satu strategi yang
dilaksanakan adalah meningkatkan kualitas pelayanan, memberikan
kepuasan, kemantapan dan rasa aman bagi klien.
(BKKBN, 2004 : 27)
Pemakaian metode kontrasepsi pada akseptor KB terdapat beberapa
efek
samping,
dengan
demikian
dalam
pemakaian
berbagai
alat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau
mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma tersebut. Salah satu Alat Kontrasepsi ialah
Alat kontrasepsi dalam Rahim (IUD)
A.
Kimia Farma.
Jenis AKDR
Lippes-Loop(spiral)
Saf-T-Coil
Dana-Super
2
d. Copper-T (Gyne-T)
e. Copper-7 (Gravigard)
f. Multiload
g. Progesterone IUD
a.
Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau
huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang
pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut
ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm
(benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan
lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang
menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan
plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah
IUD jenis ini.
b.
Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada
bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat
tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan)
yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan
lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal
lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi
dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun
perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan
terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
c.
Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32
mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai
luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan
tembaga halus pada jenis Copper-T.
d.
Multi Load
3
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri
dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas
ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan
luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan
mini.
a.
C. Cara kerja
AKDR non hormonal (IUD)
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma
levonorgestrel sebanyak
20 mikrogram setiap
2.
3.
4.
F. Indikasi
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7. Risiko rendah dari IMS
8. Tidak menghendaki metoda hormonal
9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama
11. Perokok
12. Gemuk ataupun kurus
G. Kontraindikasi
1. Belum pernah melahirkan
2. Adanya perkiraan hamil
3. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang
tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan
4.
5.
6.
kanker rahim.
Perdarahan vagina yang tidak diketahui
Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP
a.
H. Keuntungan
AKDR non hormonal
1.
2.
3.
perlu diganti)
4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih
5.
6.
AKDR hormonal
Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae
c.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
(Ashermans Syndrome).
Keuntungan (Sarwono P, 1999)
Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
Kontrol medis yang ringan
Tidak menimbulkan efek sistemik
Alat ekonomis
Efektivitas cukup tinggi
Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung
baik
(reversibel).
I.
a.
1.
2.
b.
1.
2.
3.
4.
Kerugian
AKDR Non hormonal
Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae
(Ashermans Syndrome).
AKDR hormonal
Perubahan siklus haid.
Haid lebih lama dan banyak.
Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
Disaat haid lebih sakit.
6
J. Efek samping
1. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting
akan muncul jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering
2.
menjadi 21 hari.
Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
4. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
5. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang
3.
6.
lebih banyak.
Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu
keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan
bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob
menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi
7.
1.
K. Komplikasi
merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya
2.
3.
4.
5.
berganti pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
7.
8.
1.
2.
a.
b.
L. Waktu pemasangan
Kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil.
Pemasangan setelah persalinan :
Boleh dipasang dalam waktu 48 jam pasca persalinan.
Dapat pula dipasang setelah 4 minggu pasca
persalinan,
tidak
1.
2.
3.
4.
5.
N. Waktu pencabutan
Ingin hamil kembali.
Leukorea, sulit diobati dan klien menjadi kurus.
Terjadi infeksi.
Terjadi perdarahan.
Terjadi kehamilan.
2.
3.
tidak.
a. Apabila tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi konseling dan menyelidiki
penyebab amenorea apabila dikehendaki.
b.
Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR
c.
d.
4.
a.
b.
kekejangan.
Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit
meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, AKDR
dilepas dan membantu klien menentukan metode kontrasepsi yang
5.
a.
lain.
Pada perdarahan hebat yaitu :
Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta
b.
c.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan pribadi
Riwayat menstrusi
Perdarahan
Operasi
Penyakit serius
Jenis pengobatan
Status nutrisi
Riwayat menstrusi
Haid pertama
Masalah dalam mentruasi
Pengobatan yang digunakan
Riwayat Kehamilan
Kehamilan pertama
Kelainan dalam kehamilan
Banyak kehamilan
10
Rasionalisasi :
DX III
Kurangnya pengetahuan tentang prosedur tindakan
Tujuan : klien mengerti tentang IUD
Intervensi
Beri kolaborasi kepada klien tentang pemasangan IUD
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemasangan IUD
Rasionalisasi:
Dengan memberikan penjelasan kepada klien dengan
pemasangan IUD diharapkan klien mengerti akan
pemasangannya
Dengan kolaborasi dengan tim medis diharapkan
pemasangan IUD berhasil dengan baik
12