KONGENITAL
YANYAN MULYANI, SST, MM, M.Keb
KELAINAN KONGENITAL
1. Faktor genetik
2. Faktor lingkungan
3. Kombinasi faktor genetik, lingkungan dan faktor
yang tidak diketahui
FAKTOR GENETIK
1. Faktor hormonal
2. Obat-obatan
3. Defisiensi nutrisi
4. Zat-zat kimia
5. Radiasi
6. Infeksi
7. Faktor mekanik
8. Faktor termis
9. Anoksia
KOMBINASI FAKTOR GENETIK DAN LINGKUNGAN
DEFINISI
Sumbing atau orofacial cleft, baik pada bibir (cleft lip
atau labioschisis), pada palatum (cleft palate atau
palatoschisis) atau kombinasi keduanya (cleft lip and
palate atau labiopalatoschisis), merupakan
malformasi kongenital pada bibir bagian atas dan/atau
kavum oral sehingga mengganggu struktur normal
wajah dan fungsi oromotor.
Malformasi ini disebabkan oleh gangguan
pertumbuhan, migrasi, diferensiasi, dan/atau
apoptosis dari sel yang dibutuhkan selama
perkembangan janin sehingga tulang maksilaris dan
tulang nasal/palatum tidak menyambung
ETIOLOGI
Definisi
Tidak dijumpainya anus pada daerah perineum.
Kelainan ini dikenal juga dengan malformasi anorektal
dimana saluran cerna yaitu anus dan rektum tidak
berkembang secara normal. Kelainan ini sering kali
juga melibatkan kelainan pada saluran genitourinaria
Atresia ani terjadi karena terhentinya penurunan
rektum yang berasal dari posisi usus yang lebih tinggi
ke posisi anus normal sehingga terjadi ektopik anal
kanal dan tidak adanya anus pada posisi normal.
Faktor genetik dan lingkungan diduga berperan dalam
terjadinya atresia ani
DIAGNOSIS
DEFINISI
kondisi saat bagian kerongkongan (esofagus) si kecil
tidak berkembang dengan sempurna karena ada
bagian kerongkongan yang hilang.
PENDAHULUAN
• Tipe A
Atresia esofagus tipe A adalah kondisi saat bagian atas dan
bawah kerongkongan (esofagus) tidak terhubung dengan
bagian ujungnya alias tetutup.
Dengan begitu, kondisi ini membuat tidak ada bagian
kerongkongan yang menempel atau bersinggungan dengan
tenggorokan (trakea).
• Tipe B
Atresia esofagus tipe B adalah kondisi saat bagian atas
kerongkongan melekat pada tenggorokan, tetapi bagian
bawah kerongkongan memiliki ujung yang tertutup. Tipe B
ini terbilang sangat jarang terjadi pada bayi.
JENIS
• Tipe C
Atresia esofagus tipe C adalah ketika bagian atas kerongkongan
memiliki ujung yang terutup sedangkan bagian bawahnya
melekat pada tenggorokan (trakea).
Tipe C termasuk kondisi yang paling umum dialami oleh bayi
yang baru lahir.
• Tipe D
Atresia esofagus tipe D adalah kondisi ketika bagian atas dan
bawah kerongkongan tidak saling terhubung, tetapi masing-
masing terhubung secara terpisah pada tenggorokan.
Tipe D ini termasuk kondisi cacat bawaan pada bayi yang paling
langka dan parah.
• Penatalaksanaan atresia esofagus dilakukan dengan
pembedahan untuk perbaikan atresia esofagus. Terapi
antibiotik dan perawatan neonatus juga perlu dilakukan
sebagai tata laksana penunjang untuk meningkatkan
luaran prognosis pasien.
• Tata Laksana Pembedahan
Pendekatan terapi atresia esofagus adalah dengan
prosedur pembedahan dengan perbaikan primer atresia
bila memungkinkan. Hal ini dapat menjadi perkecualian
pada kasus atresia esofagus dengan jarak yang lebar
(long gap), keadaan umum yang sangat buruk atau
adanya anomali gastrointestinal mayor lainnya
PROGNOSIS