Skenario B Blok 13 :
Adi, anak laki-laki, berusia 5 tahun, merupakan anak keempat dari enam bersaudara.
Ayah Adi bekerja sebagai tukang becak dan ibunya adalah buruh cuci pakaian. Selagi ibunya
bekerja, Adi dibiarkan bermain disekitar rumah. Karena tidak ada yang mengawasi, Adi
sering bermain tanpa menggunakan alas kaki. Sehari-hari Adi sekeluarga hanya makan
dengan nasi dan kecap, sesekali dengan tambahan telur atau tempe.
Adi dibawa ibunya ke puskesmas karena wajahnya terlihat pucat sejak sebulan yang
lalu. Adi juga tampak lesu dan mudah lelah serta terengah-engah saat bermain. Dokter
kemudian melakukan beberapa pemeriksaan.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum
: pucat, lemah
HR
: 90x/ menit
RR : 22x/menit Temperatur
Konjungtiva palpebral anemis (+/+)
Cheilitis positif
Lidah : atropi papil
Koilonychia positif
Abdomen
: hepar dan lien tidak teraba
Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
Laboratorium :
Hb: 7,6 g/dL Ht: 22 vol% RBC : 3.055.000 / mm3 WBC: 7.400/mm3, Trombosit :
386.000/mm3, Diff. count : 0/8/5/55/28/4 MCV : 72 fL MCH: 25pg MCHC : 34% LED
40mm/jam
Besi serum 30g/L TIBC 560g/dL Feritin 5ng/mL
Gambaran apusan darah tepi
Eritrosit
: mikrositik hipokrom, anisopoikilotosis, cigar shaped cell, pencil cell
Leukosit
: jumlah cukup, eosinophilia, morfologi normal
Trombosit
: jumlah cukup, penyebaran merata, morfologi normal
Kesan : anemia mikrositik hipokrom disertai eosinophilia suspek defisiensi besi
Feses
Darah samar : positif
Telur cacing tambang : positif
II.
Klarifikasi Istilah
Cheilitis
Atropi papil
Koilonychia
MCV
MCH
MCHC
Ferritin
TIBC
Besi serum
Mikrositik
hipokrom
Anisopoikilositosis
Cigar shaped cell RBC yang berbentuk seperti rokok atau silinder
Pencil cell
Eosinophilia
: 90x/ menit
RR
: 22x/menit
Temperatur
120/80 mmHg
Konjungtiva palpebral anemis (+/+)
Cheilitis positif
Lidah : atropi papil
Koilonychia positif
Abdomen : hepar dan lien tidak teraba
Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
: 36,6C TD :
5. Laboratorium : (v)
Hb: 7,6 g/dL Ht: 22 vol% RBC : 3.055.000 / mm3 WBC: 7.400/mm3, Trombosit :
386.000/mm3, Diff. count : 0/8/5/55/28/4 MCV : 72 fL MCH: 25pg MCHC : 34%
LED 40mm/jam
Besi serum 30mg/L TIBC 560mg/dL Feritin 5ng/mL
pencil cell
Leukosit
Trombosit
Feses
Darah samar : positif
Telur cacing tambang : positif
lingkungan
kurang
sehingga
besarkemungkinan
terinfeksi
2. Selagi ibunya bekerja, Adi dibiarkan bermain disekitar rumah. Karena tidak ada
yang mengawasi, Adi sering bermain tanpa menggunakan alas kaki. Sehari-hari
Adi sekeluarga hanya makan dengan nasi dan kecap, sesekali dengan tambahan
telur atau tempe.
Protein
Lemak
Sumber lemak dalam dalam makanan bisa di dapat dalam : mentega, susu,
daging, ikan, minyak nabati.
Karbohidrat
Pati merupakan komponen utama dari sereal, kacang-kacangan, bijibijian dan sayuran akar
Serat
Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak
dipecah dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit serta
gangguan usus lainnya.
Serat dapat membuat perut anak menjadi cepat penuh dan terasa kenyang,
menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehinga sebaiknya tidak
diberikan berlebih
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sangat kecil untuk banyak proses penting yang dilakukan dalam tubuh
Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai
fungsi
Marasmus: adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan tampak sangat
kurus, iga gambang, perut cekung, wajah seperti orang tua dan kulit keriput
Kwashiorkor: adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan edema seluruh
tubuh terutama di punggung kaki, wajah membulat dan sembab, perut buncit,
otot mengecil, pandangan mata sayu dan rambut tipis/kemerahan.
Marasmus-Kwashiorkor: adalah keadaan gizi buruk dengan tanda-tanda
gabungan dari marasmus dan kwashiorkor
f. Apa saja mikroorganisme yang bisa masuk bila tidak memakai alas kaki?
Ascaris
lumbricoides.
Necator
americanus
enterobius
permicularis.
b. Apa penyebab lesu dan mudah lelah serta terengah-engah pada kasus?
Salah satu dari gejala anemia yaitu berupa intoleransi terhadap latihan
sehingga terjadi penurunan aktivitas kerja seperti lelah, terengah-engah yang
disebabkan oleh kelainan non hematologi akibat kekurangan besi. Zat besi
(Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb).Kekurangan Fe
mengakibatkan kekurangan Hb.Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun,
tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit daripada biasa sehingga timbul
anemia hipokromik mikrositik. Akibat nya jaringan kekurangan pasokan
oksigen yang menyebabkan sel tidak dapat bermetabolisme secara aerob dan
menimbulkan kelelahan.
Kekurangan energy ini akan menyebabkan tubuh lemas karena energi untuk
kontraksi otot berkurang. Selain kekurangan oksigen keadaan kekurangan
besi juga dapat menyebabkan disritmia dan gangguan kontraksi otot karena
penurunan fungsi mioglobin, enzim sitokrom, dan gliserofosfat oksidase yang
akan menyebabkan glikolisis terganggu sehingga adanya penumpukan asam
laktat, menyebabkan lemas.
10
lesu, cepat
lelah,
11
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum
HR
: 90x/ menit
: pucat, lemah
RR
: 22x/menit
Temperatur
: 36,6C TD :
120/80
mmHg
Konjungtiva palpebral anemis (+/+)
Cheilitis positif
Lidah : atropi papil
Koilonychia positif
Abdomen
juga. Serta akan terjadi penimbunan asam laktat di otot yang mengakibatkan
kita
merasa
lelah.
Penurunan
pengangkutan
oksigen
dapat
juga
13
Defisiensi vit B2 :
Warna lidah merah ungu
Papilla Fungiformis atrofi, membesar dan oedem
Papilla Fungiformis bergranul
14
2.
Lidah atrofi
Merah, licin
Edentasi
3.
Penyakit sistemik
4.
Penderita alcoholism
cairan-cairan
sela-sela
jaringan
dari
sehingga
anemia,
15
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb: 7,6 g/dL Ht: 22 vol% RBC : 3.055.000 / mm3 WBC: 7.400/mm3, Trombosit :
386.000/mm3, Diff. count : 0/8/5/55/28/4 MCV : 72 fL MCH: 25pg MCHC : 34%
LED 40mm/jam
Besi serum 30mg/L TIBC 560mg/dL Feritin 5ng/mL
HB : menurun
Ht: menurun
RBC: menurun
WBC normal
Trombosit : normal
LED : meningkat
TIBC : meningkat
Ferritin : menurun
16
17
g. Mengapa TIBC meningkat dan kadar besi serum menurun pada anemia?
TIBC (total iron binding capacity) meningkat merupakan salah satu tanda
kelainan yang terjadi pada anemia defesiensi besi yaitu anemia yang timbul
akibat kosongnya cadangan besi dalam tubuh sehingga penyediaan
eritropoiesis berkurang yang pada akhirnya pembentukan HB berkurang.
Kelainan tanda lainnya yaitu di ikuti dengan anemia mikrositik hipokrom, besi
serum menurun, saturasi transferin menurun, feritin serum menurun.
Jika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut keseimbangan zat besi yang
negatif, yaitu tahap deplesi besi (iron depleted state). Keadaan ini ditandai
oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan absorbsi besi dalam usus,
serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif. Apabila kekurangan besi
berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali, penyediaan
besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada
bentuk eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi. Keadaan ini disebut
sebagai iron deficient erythropoiesis. Pada fase ini kelainan pertama yang
dijumpai adalah peningkatan kadar free protophorphyrin atau zinc
protophorphyrin dalam eritrosit. Saturasi transferin menurun dan kapasitas
ikat besi total (total iron binding capacity = TIBC) meningkat, serta
peningkatan reseptor transferin dalam serum. Apabila penurunan jumlah besi
terus terjadi maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar
hemoglobin mulai menurun. Akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositik,
disebut sebagai anemia defisiensi besi (iron deficiency anemia).
Kemudian masuk ke usus halus dirubah menjadi ion fero dengan pengaruh
alkali, kemudian ion fero diabsorpsi, sebagian disimpan sebagai senyawa
feritin dan sebagian lagi masuk keperedaran darah berikatan dengan protein
(transferin) yang akan digunakan kembali untuk sintesa hemoglobin.
Namun, pada kasus ini kurangnya intake zat besi menyebabkan penurunan
dari ferritin yang disimpan didalam tubuh.
Penyebab : anemia defisiensi besi
o Leukosit
o Trombosit
Langkah 1.
Letakkan tetes kecil darah vena/kapiler pada kaca objek glass(sebaiknya
menggunakan pipet kapiler)
Langkah 2.
Dengan kaca objek yang lain/ spreader bentuklah sudut 30-45,lalu geser
hingga menyentuh tetesan darah
Langkah 3.
Tunggu tetesan darah menyebar pada spreader
Langkah 4.
Dorong spreader ke depan yang akan menghasilkan lapisan tipis darah di
belakangnya
Langkah 5.
Sediaan darah hampir selesai. Kering anginkan preparat tersebut.
Langkah 6.
19
Hasil akhir lapisan tipis pada kaca objek. Setelah dikeringkan selama
10menit, kemudian dapat di warnai dengan pengecatan yang sesuai.
1. Eritrosit
a. Mikrositik
Dapat disebabkan:
Konsentrasi Hb
20
bentuk eritrosit.
e. pencil cell
2. Leukosit
Jumlah cukup
Morfologi normal
3. Trombosit
Jumlah cukup
Penyebaran merata
21
Morfologi normal
menahun
yang
menyebabkan
kehilangan
besi
atau
berkurang
fase
kapasitas
besi
ikat
total (total
22
Morfologi Sel
Keterangan
1.
Anemia
makrositik
normokromik
- dengan
Jenis Anemia
konsentrasi
Anemia
Pernisiosa
Anemia
defisiensi
folat
2.
Anemia
mikrositik
hipokromik
konsentrasi
Anemia
defisiensi
besi
Anemia
sideroblastik
3.
Anemia
normositik
normokromik
Penghancuran
atau-
Anemia
aplastik
tanpa
bentuk
disertai
dan
kelainankonsentrasi
hemoglobin
Anemia
hemolitik
Anemia
Sickle Cell
Feses
Darah samar : positif
Telur cacing tambang : positif
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan feses?
Darah Samar positif menunjukkan adalah seperti dibawah:
Positif + hijau
Telur cacing tambang postif menunjukkan adalah seperti dibawah :
Telur dan jentik cacing
24
Ascaris
lumbricoides.
Necator
americanus
enterobius
permicularis.
Positif
hijau
Positif 2
Positif 3
biru
Positif 4
biru tua
Cara Guajac
1. Buatlah emulsi tinja sebanyak 5ml dalam tabung reaksi dan tambahkan 1ml
asam acetat glacial, campur.
2. Dalam tabung reaksi lain dimasukkan sepucuk pisau serbuk guajac dan 2ml
alcohol 95 %, campur.
25
3. Tuang hati-hati isi tabung kedua dalam tabung yang berisi emulsi tinja
sehingga kedua jenis campuran tetap sebagai lapisan terpisah.
4. Hasil positif kelihatan dari warna biru yang terjadi pada batas kedua
lapisan itu. Derajat kepositifan dinilai dari warna itu.
e. Apakah kasus ini termasuk penyakit kronis atau akut? Apa penyebabnya?
Kronis
Penyebab : Dikarenakan infestasi dari cacing yang menyebabkan pendarahan
terus-menerus dalam waktu yang lama.
Cacing tambang hidup dalam rongga usus halus. Selain mengisap darah,
cacing tambang juga menyebabkan perdarahan pada luka tempat bekas
tempat isapan. Infeksi oleh cacing tambang menyebabkan kehilangan darah
secara perlahan-lahan sehingga penderita mengalami kekurangan darah
(anemia) akibatnya dapat menurunkan gairah kerja serta menurunkan
27
28
V.
Gizi Kurang
Dibawah ke puskesmas
Pemeriksaan Fisik:
Pucat, lemah
Konjungtiva
palpebra
anemis
Chelitis
Atrofi papil
Koilonychia
Terinfeksi cacing
tambang
Pemeriksaan Laboratorium :
HB : menurun
Ht: menurun
RBC: menurun
WBC normal
Trombosit : normal
Diff count : eusinofil :
meningkat
MCH MCHC MCV :
menurun
LED : meningkat
Besi serum : menurun
TIBC : meningkat
Ferritin : menurun
Apusan Darah Tepi : anemia mikrositik
hipokrom disertai eusinofilia suspek
defisiensi besi
Feses : Darah samar (+) Necator
Amerikanus (+)
29
VI.
I.
Learning Issues
ANEMIA
Anemia Defisiensi
30
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan satu atau beberapa bahan yang diperlukan
untuk pematangan eritrosit, seperti defisiensi besi, asam folat, vitamin B12, protein, piridoksin
dan sebagainya. Anemia defisiensi dapat diklasifikasikan menurut morfologi dan etiologi
menjadi 3 golongan :
1. a. Mikrositik Hipokrom
Mikrositik berarti sel darah merah berukuran kecil, dibawah ukuran normal (MCV<80 fL).
Hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal (MCHC
kurang). Hal ini umumnya menggambarkan defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan
kehilangan darah kronik atau gangguan sintesis globin seperti pada penderita talasemia. Dari
semua itu defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia didunia.
pemakaiannya untuk proses pertumbuhan, dengan kebutuhan rata-rata 5 mg/hari tetapi bila
terdapat infeksi meningkat sampai 10 mg/hari.
Besi diabsorsi dalam usus halus (duodenum dan yeyenum) proksimal. Besi yang terkandung
dalam makanan ketika dalam lambung dibebaskan menjadi ion fero dengan bantuan asam
lambung (HCL). Kemudian masuk ke usus halus dirubah menjadi ion fero dengan pengaruh
alkali, kemudian ion fero diabsorpsi, sebagian disimpan sebagai senyawa feritin dan sebagian
lagi masuk keperedaran darah berikatan dengan protein (transferin) yang akan digunakan
kembali untuk sintesa hemoglobin. Sebagian dari transferin yang tidak terpakai disimpan
sebagai labile iron pool. Penyerapan ion fero dipermudah dengan adanya vitamin atau
fruktosa, tetapi akan terhambat dengan fosfat, oksalat, susu, antasid. Berikut bagan
metabolisme besi :
Ekskresi besi dari tubuh sangat sedikit bisa melalui urin, tinja, keringat, sel kulit yang
terkelupas dan karena perdarahan (mens) sangat sedikit. Sedangkan besi yang dilepaskan
32
pada pemecahan hemoglobin dari eritrosit yang sudah mati akan masuk kembali ke dalam
iron pool dan digunakan lagi untuk sintesa hemoglobin. Pengeluaran besi dari tubuh yang
normal :
Bayi
0,4 1 mg/hari
Laki-laki dewasa
1 1,5 mg/hari
Wanita dewasa
1 2,5 mg/hari
Wanita hamil
2,7 mg/hari
Etiologi
menurut patogenesisnya :
Masukan kurang
Absorpsi kurang
Gejala klinis
-
Sering berdebar-debar
Pucat pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan dan dasar kuku
Papil lidah atrofi : lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah, meradang dan sakit.
33
Penderita defisiensi besi berat mempunyai rambut rapuh, halus serta kuku tipis, rata,
Laboratorium
Kadar Hb <10 g/dL, Ht menurun
MCV <80, MCHC <32 %
Mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel target
SSTL sistem eritropoetik hiperaktif
SI menurun, IBC meningkat
Terapi
Pengobatan kausal
Makanan adekuat
Sulfas ferosus 3X10 mg /KgBB/hari. Diharapkan kenaikan Hb 1 g.dL setiap 1-2 minggu
Transfusi darah bila kadar Hb <5 g/dL dan keadaan umum tidak baik
Antelmintik jika ada infeksi parasit
Antibiotik jika ada infeksi
1. b. Makrositik Normokrom (Megalobalstik)
Makrositik berarti ukuran sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokrom karena
konsentrasi hemoglobin normal (MCV >100 fL, MCHC normal). Hal ini diakibatkan oleh
gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi
B12 dan atau asam folat.
1. 1. Anemia Defisiensi Asam Folat
Asam folat adalah bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA. Jumlah asam folat dalam
tubuh berkisar 6-10 mg, dengan kebutuhan perhari 50mg. Asam folat dapat diperoleh dari
hati, ginjal, sayur hijau, ragi. Asam folat sendiri diserap dalam duodenum dan yeyenum
bagian atas, terikat pada protein plasma secara lemah dan disimpan didalam hati. Tanpa
adanya asupan folat, persediaan folat biasanya akan habis kira-kira dalam waktu 4 bulan.
Berikut metabolisme asam folat :
34
etiologi
kekurangan masukan asam folat
gangguan absorpsi
kekurangan faktor intrinsik seperti pada anemia pernisiosa dan postgastrektomi
infeksi parasit
penyakit usus dan keganasan
obat yang bersifat antagonistik terhadap asam folat seperti metotrexat
gejala klinis
pucat
lekas letih dan lemas
berdebar-debar
pusing dan sukar tidur
tampak seperti malnutrisi
glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit)
diare dan kehilangan nafsu makan
laboratorium
Hb menurun, MCV >96 fL
Retikulosit biasanya berkurang
Hipersegmentasi neutrofil
Aktivitas asam folat dalam serum rendah (normal antara 2,1-2,8 mg/ml)
SSTL eritropoetik megaobalstk, granulopoetik, trombopoetik
Terapi
Asam folat 3X5 mg/hari untuk anak
Asam folat 3X2,5 mg/hari untuk bayi
Atasi faktor etiologi
35
1. c. Anemia Dimorfik
Suatu campuran anemia mikrositik hipokrom dan anemia megaloblastik. Biasanya
disebabkan oleh defisiensi dari asam folat dan besi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan :
hipokrom makrositik
mikrositik normokrom
MCV, MCH, MCHC mungkin normal
SI menurun sedikit
IBC agak menurun
SSTL terlihat gejala campuran dari kedua jenis anemia
Untuk terapi dapat diberikan : preparat besi dan asam folat
trombositopenia
netropenia
Laboratorium
Anemia hipokrom normositik dan makrositik
Retikulosit menurun
Leukopenia
Trombositopenia
Kromosom patah
SSTL hipoplasia / aplasia yang diganti oleh jaringan lemak atau jaringan penyokong
Terapi
Prednison /kortikosteroid 2-5 mg/KgBB/hari secara oral
Androgen/testosteron 1-2 mg /KgBB/ hari secara parenteral
Transfusi darah bila perlu
Pengobatan terhadap infeksi sekunder
Makanan lunak
37
Istirahat
Transplantasi sumsum tulang pada pasien muda, antithymocyte globulin (ATG) untuk
pasien tua.
38
TALASEMIA
Penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anakanaknya secara resesif. Di Indonesia talasemia merupakan penyakit terbanyak diantara
golongan anemia hemolitik dengan penyebab intrakorpuskular. Secara molekular dibedakan
atas :
Talasemia (gangguan pembentukan rantai )
Talasemia b (gangguan pembentukan tantai b)
Talasemia b-d (gangguan pembentuka rantai b dand yang letak gennya diduga berdekatan )
Talasemia d (gangguan pembentukan rantai d)
Secara klinis talasemia dibagi dalam 2 golongan yaitu :
Talasemia mayor (bentuk homozigot)
Memberikan gejala klinis yang jelas
Talasemia minor
Biasanya tidak memberikan gejala klinis
Gejala klinis dan laboratorium
Kelaian darah
Berupa anemia berat tipe mikrositik karena sintesis HbA menurun, penghancuran eritrosit
meningkat dan defisiensi asam folat.
Kelainan organ
karena proses penyakit dan hemosiderosis karena transfusi. Berupa
hepatomegali
splenomegali, pada anak yang besar disertai gizi yang jelek dan muka fasies mongoloid.
tulang medula lebar, kortek tipis sehingga mudah fraktur dan trabekula kasar, tulang
tengkorak memperlihatkan diploe dan brush appereance. Gangguan pertumbuhan berupa
pendek, menarche, gangguan pertumbuhan sex sekunder, perikarditis dan kardiomegali dapat
menyebabkan dekomp kordis.
Darah tepi
Mikrositik hipokrom, jumlah retikulosit meningkat, pada hapusan darah tepi didapatkan
anisositosis, hipokromi, poikilositositosis, sel target. Kadar besi dalam serum (SI) meninggi
dan daya ikat serum besi (IBC) menjadi rendah. Hemoglobin mengandung kadar HbF yang
tinggi lebih dari 30%. Di indonesia kira-kira 45% penderita talasmeia juga mempunyai HbE,
penderita talasemia HbE maupun HbS secara klinis lebih ringan dari talasemia mayor.
Umumnya datang ke dokter pada umur 4-6 tahun sedang talasemia mayor gejala sudah
tampak pada umur 3 bulan. Penderita talasemia HbE dapat hidup hingga dewasa.
Komplikasi
40
Anemi berat dan lama dapat menyebabkan gagal jantung, transfusi darah berulang dan proses
hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah sangat tinggi, sehingga ditimbun dalam
berbagai organ (hepar, limpa, kulit, jantung).hemokromatosis, limpa yang besar mudah ruptur
kadang disertai tanda hipersplenisme seperti leukopenia dan trombositopenia.
Pengobatan
Atasi anemi dengan transfusi PRC bila hb <6g/dL dan dipertahankan >12
g/dL
Lengkapi antropometri
Lengkapi penunjang : kadar besi dan feritin, foto tulang, analisa Hb,
rontgen thorak dan EKG, pemeriksaan DNA
Imunisasi hepatitis B
jika kadar feritin 2000 mg/L diberikan 5 hari dalam 1 minggu, jika kadar feritin
<2000 mg/L diberikan tiap kali transfusi
-
splenektomi
pemeriksaan IQ
atasi komplikasi
untuk dekomp kordis jika Hb>8 g/dL dan ada kardiomiopati beri dosteral
IM, transfusi. Jika Hb < 8 g/dL oleh karena anemi dapat dilakukan
transfusi, dosteral biasa.
Hingga sekarang tidak ada obat yang dapat menyembuhkan, transfusi darah
diberikan bila kadar Hb telah rendah (kurang dari 6 g/dL) atau bila anak
mengeluh tidak mau makan dan lemah
Untuk mengeluarkan besi dari jaringan tubuh diberikan iron chelating agent
41
1. b. Gangguan Ektrakorpuskular
Golongan dengan penyebab hemolisis ektraseluler, biasanya penyebabnya merupakan faktor
yang didapat (acquired) dan dapat disebakan oleh :
1. obat-obatan, racun ular, jamur, bahan kimia (bensin, saponin, air), toksin (hemolisisn)
streptokokkus, virus, malaria.
2. hipesplenisme
3. anemia akibat penghancuran eritrosit karena reaksi antigen-antibodi. Seperti
inkompabilitas golongan darah, alergen atau hapten yang berasal dari luar tubuh, bisa
juga karena reaksi autoimun.
Pengobatan
Pemberian transfusi darah dapat menolong penderita, dapat pula diberikan prednison atau
hidrokortison dengan dosis tinggi pada anemia hemolitik imun ini.
IV. Anemia Post Hemoragik
Terjadi akibat perdarahan masif atau perdarahan menahun seperti kehilangan darah karena
kecelakaan, operasi, perdarahan usus, ulkus peptikum, hemoroid.
1. a. Kehilangan darah mendadak
1.
kehilangan darah yang cepat akan menimbulkan reflek kardiovaskular sehingga terjadi
kontraksi arteriola, penurunan aliran darah keorgan yang kurang vital (anggota gerak,
ginjal dan sebagainya) dan peningkaata aliran darah keorgan vital (otak dan jantung).
Kehilangan darah 12-15% : pucat, takikardi, TD normal/menurun
Kehilangan darah 15-20% : TD menurun, syok reversibel
Kehilangan darah >20% : syok reversibel
Terapi : transfusi darah dan plasma
1. 2. Pengaruh lambat
pergeseran cairan ektraseluler ke intraseluler sehingga terjadi hemodilusi
gejala : leukositosis (15.000-20.000/mm3), Hb, Ht, eritrosit menurun, eritropoetik
meningkat, oligouria / anuria, gagal jantung.
Terapi dapat diberikan PRC
42
ETIOLOGI
Defisiensi zat besi terjadi jika kecepatan kehilangan atau penggunaan elemen tersebut
melampaui kecepatan asimilasinya. Penurunan cadangan zat besi jika bukan pada anemia
yang nyata, biasanya dijumpai pada bayi dan remaja dimana merupakan masa terbanyak
penggunaan zat besi untuk pertumbuhan. Neonatal yang lahir dari perempuan dengan
defisiensi besi jarang sekali anemis tetapi memang memiliki cadangan zat besi yang rendah.
Bayi ini tidak memiliki cadangan yang diperlukan untuk pertumbuhan setelah lahir. ASI
merupakan sumber zat besi yang adekuat secara marginal.
Berdasarkan data dari the third National Health and Nutrition Examination Survey (
NHANES III ), defisiensi besi ditentukan oleh ukuran yang abnormal dari serum ferritin,
transferring saturation, dan/atau erythrocyte protophorphyrin. Kebutuhan zat besi yang sangat
tinggi pada laki-laki dalam masa pubertas dikarenakan peningkatan volume darah, massa otot
dan myoglobin. Pada wanita kebutuhan zat besi setelah menstruasi sangat tinggi karena
jumblah darah yang hilang, rata-rata 20mg zat besi tiap bulan, akan tetapi pada beberapa
individu ada yang mencapai 58mg. Penggunaan obat kontrasepsi oral menurunkan jumblah
darah yang hilang selama menstruasi, sementara itu alat-alat intrauterin meningkatkan
jumblah darah yang hilang selama menstruasi. Tambahan beban akibat kehilangan darah
karena parasit seperti cacing tambang menjadikan defisiensi zat besi suatu masalah dengan
proporsi yang mengejutkan.
Penurunan absorpsi zat besi, hal ini terjadi pada banyak keadaan klinis. Setelah gastrektomi
parsial atau total, asimilasi zat besi dari makanan terganggu, terutama akibat peningkatan
motilitas dan by pass usus halus proximal, yang menjadi tempat utama absorpsi zat besi.
43
Pasien dengan diare kronik atau malabsorpsi usus halus juga dapat menderita defisiensi zat
besi, terutama jika duodenum dan jejunum proximal ikut terlibat. Kadang-kadang anemia
defisiensi zat besi merupakan pelopor dari radang usus non tropical ( celiac sprue ).
Kehilangan zat besi, dapat terjadi secara fisiologis atau patologis;
Fisiologis:
Menstruasi
Kehamilan, pada kehamilan aterm, sekitar 900mg zat besi hilang dari ibu kepada
fetus, plasenta dan perdarahan pada waktu partus.
Patologis:
Perdarahan saluran makan merupakan penyebab paling sering dan selanjutnya anemia
defisiensi besi. Prosesnya sering tiba-tiba. Selain itu dapat juga karena cacing tambang,
pasien dengan telangiektasis herediter sehingga mudah berdarah, perdarahan traktus
gastrourinarius, perdarahan paru akibat bronkiektasis atau hemosiderosis paru idiopatik.
Yang beresiko mengalami anemia defisiensi zat besi:
Wanita menstruasi
Wanita menyusui/hamil karena peningkatan kebutuhan zat besi
Bayi, anak-anak dan remaja yang merupakan masa pertumbuhan yang cepat
Orang yang kurang makan makanan yang mengandung zat besi, jarang makan daging
dan telur selama bertahun-tahun.
Menderita penyakit maag.
Penggunaan aspirin jangka panjang
Colon cancer
Vegetarian karena tidak makan daging, akan tetapi dapat digantikan dengan brokoli
dan bayam.
Ringan
150 g/L
130 g/L
Sedang
Berat
100 g/L
50 g/L
MCV
MCHC
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Cadangan zat
besi sum-sum
44
Fe/TIBC
1000/3000
-750/3000
-500/4500
-250/6000
serum, g/L
Catatan: MCV=volume korpuskula rata-rata; MCHC=konsentrasi hemoglobin
korpuskula rata-rata; TIBC=total kapasitas ikat besi
Patogenesis
Perdarahan menahun yang menyebabkan kehilangan besi atau kebutuhan besi yang meningkat
akan dikompensasi tubuh sehingga cadangan besi makin menurun (Bakta, 2006).
Gambar 2.5. Distribusi Besi Dalam Tubuh Dewasa (sumber: Andrews, N. C., 1999. Disorders of iron
metabolism. N Engl J Med; 26: 1986-95).
Jika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut keseimbangan zat besi yang negatif, yaitu
tahap deplesi besi (iron depleted state). Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum,
peningkatan absorbsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif. Apabila
kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali, penyediaan besi
untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit tetapi anemia
secara klinis belum terjadi. Keadaan ini disebut sebagai iron deficient erythropoiesis. Pada fase ini
kelainan pertama yang dijumpai adalah peningkatan kadar free protophorphyrin atau zinc
protophorphyrin dalam eritrosit. Saturasi transferin menurun dan kapasitas ikat besi total (total iron
binding capacity = TIBC) meningkat, serta peningkatan reseptor transferin dalam serum. Apabila
45
penurunan jumlah besi terus terjadi maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin
mulai menurun (Tabel 2.2). Akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositik, disebut sebagai anemia
defisiensi besi (iron deficiency anemia).
Tabel 2.1. Distribusi normal komponen besi pada pria dan wanita (mg/kg)
Sumber: Centers for Disease Control and Prevention, 1998. Recommendations to Prevent and
Control Iron Deficiency in the United States. Morb Mortal Wkly Rep; 47: 1-36.
GEJALA KLINIK
Ada banyak gejala dari anemia, setiap individu tidak akan mengalami seluruh gejala dan
apabila anemianya sangat ringan, gejalanya mungkin tidak tampak. Beberapa gejalanya
antara lain; warna kulit yang pucat, mudah lelah, peka terhadap cahaya, pusing, lemah, nafas
pendek, lidah kotor, kuku sendok, selera makan turun, sakit kepala (biasanya bagian frontal).
Defisiensi zat besi mengganggu proliferasi dan pertumbuhan sel. Yang utama adalah sel dari
sum-sum tulang, setelah itu sel dari saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan gejala
anemia defisiensi besi terlokalisasi pada sistem organ ini:
Glositis ; lidah merah, bengkak, licin, bersinar dan lunak, muncul secara
sporadis.
Satu gejala aneh yang cukup karakteristik untuk defisiensi zat besi adalah Pica, dimana
pasien memiliki keinginan makan yang tidak dapat dikendalikan terhadap bahan seperti
tepung (amilofagia), es (pagofagia), dan tanah liat (geofagia). Beberapa dari bahan ini,
misalnya tanah liat dan tepung, mengikat zat besi pada saluran makanan, sehingga
memperburuk defisiensi. Konsekuensi yang menyedihkan adalah meningkatnya absorpsi
timbal oleh usus halus sehingga dapat timbul toksisitas timbal disebabkan paling sedikit
sebagian karena gangguan sintesis heme dalam jaringan saraf, proses yang didukung oleh
defisiensi zat besi.
DIAGNOSIS BANDING
Pada pasien dengan anemia hipokrom mikrositik, kemungkinan diagnostik utama adalah
anemia defisiensi besi, talasemia, anemia karena radang kronik, keracunan timbal, dan anemia
sideroblastik.
Diagnosis banding anemia mikrositik hipokrom
Anemia
Turunan
defisiensi besi
talasemia
Anemia karena
Anemia
Zat besi
TIBC
Feritin serum
atau N
Protoporfirin
sel darah
HbA2
TERAPI
Defisiensi zat besi berespons sangat baik terhadap pemberian obat oral seperti garam besi
(misalnya sulfas ferosus) atau sediaan polisakarida zat besi (misalnya polimaltosa ferosus).
Terapi zat besi yang dikombinasikan dengan diit yang benar untuk meningkatkan penyerapan
zat besi dan vitamin C sangat efektif untuk mengatasi anemia defisiensi besi karena terjadi
peningkatan jumblah hemoglobin dan cadangan zat besi. CDC merekomendasikan
penggunaan elemen zat besi sebesar 60 mg, 1-2 kali perhari bagi remaja yang menderita
anemia.
47
II.
CACING TAMBANG
Daur hidup cacing tambang adalah sebagai berikut, telur cacing akan keluar bersama tinja,
setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut menetas menjadi larva rabditiform. Dalam
waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi larva filariform yang dapat menembus kulit dan
dapat bertahan hidup 7-8 minggu di tanah.
Telur cacing tambang yang besarnya kira-kira 60x40 mikron, berbentuk bujur dan
mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel, larva rabditiform panjangnya
kurang lebih 250 mikron, sedangkan larva filriform panjangnya kurang lebih 600 mikron.
Setelah menembus kulit, larva ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru. Di paru
larvanya menembus pembuluh darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan laring. Dari
laring, larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi
48
terjadi bila larva filariform menembus kulit atau ikut tertelan bersama makanan (Menteri
Kesehatan , 2006).
Cacing tambang hidup dalam rongga usus halus. Selain mengisap darah, cacing tambang juga
menyebabkan perdarahan pada luka tempat bekas tempat isapan. Infeksi oleh cacing tambang
menyebabkan kehilangan darah secara perlahanlahan sehingga penderita mengalami
kekurangan darah (anemia) akibatnya dapat menurunkan gairah kerja serta menurunkan
produktifitas. Kekurangan darah akibat cacingan sering terlupakan karena adanya penyebab
lain yang lebih terfokus (Menteri Kesehatan, 2006)
Epidemiologi
Insiden ankilostomiasis di Indonesia sering ditemukan pada penduduk yang bertempat tinggal
di perkebunan atau pertambangan. Cacing ini menghisap darah hanya sedikit namun lukaluka gigitan yang berdarah akan berlangsung lama, setelah gigitan dilepaskan dapat
menyebabkan anemia yang lebih berat. Kebiasaan buang air besar di tanah dan pemakaian
tinja sebagai pupuk kebun sangat penting dalam penyebaran infeksi penyakit ini
(Gandahusada, 2000). Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir,
humus) dengan suhu optimum 32C-38C. Untuk menghindari infeksi dapat dicegah dengan
memakai sandal atau sepatu bila keluar rumah.
Pengaruh infeksi cacing tambang
Infeksi cacing tambang pada manusia disebabkan oleh Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale. Manusia merupakan tuan rumah utama infeksi cacing tambang. Cacing dewasa
hidup di sepertiga bagian atas usus halus, melekat pada mukosa usus,13 dan dapat bertahan
selama 7 tahun atau lebih.3,12 Cacing tambang menghisap lebih banyak darah bila
dibandingkan dengan Trichuris trichiura. Seekor Ancylostoma duodenale menghisap 0,160,34 ml darah per hari, sedangkan seekor Necator americanus menghisap 0.03 - 0,05 ml darah
per hari.3,26,27 Luka yang diakibatkan gigitan Ancylostoma duodenale lebih berat
dibandingkan kerusakan yang diakibatkan Necator americanus, selaiN itu diduga
Ancylostoma duodenale memproduksi zat antikoagulan yang lebih kuat dibanding Necator
americanus. Cacing ini menyebabkan laserasi pada kapiler villi usus halus dan menyebabkan
49
perdarahan lokal pada usus. Sebagian dari darah akan ditelan oleh cacing dan sebagian keluar
bersama dengan tinja. Pada infeksi sedang (angka telur pergram tinja lebih dari 5000)
kehilangan darah dapat dideteksi dalam tinja rata rata 8 ml per hari, sehingga menimbulkan
gejala anemia dan defisiensi besi.22 Gejala klinis yang terjadi tergantung pada derajat infeksi,
makin berat infeksi manifestasi klinis yang terjadi semakin mencolok, berupa, anoreksia,
mual, muntah, diare, kelelahan, sakit kepala, sesak napas, palpitasi, dispepsia, nyeri disekitar
duodenum, jejenum dan ileum. Juga bisa ditemukan ditemukan protein plasma yang rendah
(hypoalbuminemia), kelainan absorpsi nitrogen dan vitamin B12, tetapi yang tetap paling
menonjol adalah berkurangnya zat besi.2,26,27 Besi dalam tubuh manusia diperlukan untuk
pembelahan sel, berperan dalam proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim yang
terlibat dalam reaksi oksidasi reduksi. Di dalam tiap sel, besi bekerjasama dengan rantai
protein pengangkut elektron, yang berperan dalam langkah akhir metabolisme energi. Besi
juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh, kekurangan besi akan menyebabkan sel darah
putih tidak dapat bekerja secara efektif dan berkurangnya pembentukan limfosit T. Diduga
penurunan pembentukan sel limfosit ini terjadi karena berkurangnya sintesis DNA akibat
gangguan pada enzim reduktase ribonukleotida. Enzim ini membutuhkan zat besi untuk dapat
berfungsi. Sehingga akibat infeksi kronik Cacing tambang akan dapat menyebabkan
gangguan pembentukan sel dan kekebalan tubuh, gangguan penyembuhan luka. Keadaan ini
secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan anak.
Dari uraian di atas dapat diketahui pengaruh infeksi cacing usus terhadap pemasukan,
pencernaan, penyerapan, serta metabolisme makanan. Infeksi cacing yang ditularkan melalui
tanah termasuk penyakit yang berjalan kronis. Dapat berakibat hilangnya protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan darah dalam jumlah yang besar, disamping itu dapat
menimbulkan berbagai gejala penyakit seperti, diare, sindroma disentri dan defisiensi besi.
Adanya cacing yang hidup pada usus anak secara terus menerus dapat menyebabkan aktifasi
kronik respon imun dan ketidak seimbangan status imun. Borkow dkk,28 mendapatkan hasil,
aktivasi kronik imun ini menyebabkan hyperesponsiveness dan anergi, menyebabkan
penderita gampang terserang penyakit infeksi, dan secara tidak langsung menganggu tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena itu mudah dimengerti pengaruh infeksi cacing
usus terhadap gangguan pertumbuhan fisik anak. Namun dari berbagai literature dan hasil
berbagai penelitian masih banyak perbedaan pendapat mengenai pengaruh infeksi cacing usus
terhadap pertumbuhan. Pada satu literatur disebutkan akibat infeksi Ascaris lumbricoides
terhadap status gizi lebih dipengaruhi status ekonomi dan latar belakang nutrisi daripada
pengaruh infeksi cacing ini secara langsung.14 Lai Karen PF. dkk,29 pada penelitiannya
50
lumbricoides
sampai
menjadi
bentuk
infektif
(Srisasi
Gandahusada,
Iklim: Penyebaran Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura yaitu di daerah tropis karena
tingkat kelembabannya cukup tinggi. Sedangkan untuk Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale penyebaran ini paling banyak di daerah panas dan lembab. Lingkungan yang
paling cocok sebagai habitat dengan suhu dan kelembapan yang tinggi terutama di daerah
perkebunan dan pertambangan (Onggowaluyo, 2002).
Perilaku: Perilaku mempengaruhi terjadinya infeksi cacingan yaitu yang ditularkan lewat
tanah (Peter J. Hotes, 2003:21). Anak-anak paling sering terserang penyakit cacingan karena
biasanya jari-jari tangan mereka dimasukkan ke dalam mulut, atau makan nasi tanpa cuci
tangan (Oswari, 1991). Universitas Sumatera Utara
Sosial Ekonomi: Sosial ekonomi mempengaruhi terjadinya cacingan menurut Tshikuka
(1995) dikutip Hotes (2003) yaitu faktor sanitasi yang buruk berhubungan dengan sosial
ekonomi yang rendah.
Status Gizi: Cacingan dapat mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif),
penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara keseluruhan (kumulatif), infeksi
cacingan dapat menimbulkan kekurangan zat gizi berupa kalori dan dapat menyebabkan
kekurangan protein serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan
fisik,anemia, kecerdasan dan produktifitas kerja, juga berpengaruh besar dapat menurunkan
ketahanan tubuh sehinggamudah terkena penyakit lainnya (Depkes R.I, 2006).
52
Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan
dari lingkungan, tingkat kesadarankesadaran dibedakan menjadi :
1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriakteriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga
tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan
dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya
aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.
Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem
aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan
peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).
Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran
ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.
Penyebab Penurunan Kesadaran
Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat
menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia); kekurangan aliran darah
53
(seperti pada keadaan syok); penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis)
; pada keadaan hipo atau hipernatremia ; dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan,
alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena
perdarahan, stroke, tomor otak); infeksi (encephalitis); epilepsi.
Mengukur Tingkat Kesadaran
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah
menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera
kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran
dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang
menunjukan adanya penurunan kesadaran.
Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik
(alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau
pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri
(unresponsive).
Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang
lebih sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik
(alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon
(unresponsiveness).
Pemeriksaan GCS
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran
pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien
terhadap rangsangan yang diberikan.
Kesadaran
adalah
derajat
hubungan
antara Hemispherium
Cerebridengan Reticular
Cerebri.
Compos mentis
: sadar penuh
Apatis
: perhatian berkurang
Somnolens
Soporus
Soporo-comatous
Coma
Ada tiga hal yang dinilai dalam penilaian kuantitatif kesadaran yang menggunakan
Skala Coma Glasgow, yakni:
Respon motorik
Respon bicara
Pembukaan mata
Ketiga hal di atas masing-masing diberi angka. Keadaan coma, tidak ada respon sama sekali
dan tidak membuka mata.
Bila dijumlahkan, menjadi:
Score yang kurang atau sama dengan 7 disebut coma.
Score yang lebih atau sama dengan 9 disebut tidak coma.
Keadaan Umum
A. RINGAN
Terdiri dari :
- Kesadaran penuh
- Tanda-tanda vital (TTV) stabil
- Pemenuhan kebutuhan mandiri
B. SEDANG
Memiliki minimal 3 (tiga) poin di bawah
Terdiri dari :
55
tindakan perhari
C. BERAT
Memiliki minimal 2 (dua) poin di bawah
Terdiri dari :
Rumus IMT
Rumus
Legenda
Klasifikasi
Diagnosis Banding
< 20
20 25
> 30
Obesitas (obese)
Hiperlipidemia
56
Setiap 5 15mnt klien tidak stabil atau resiko perubahan fisiologi secara cepat post op
Setiap menit atau lebih sering, bila ada perubahan signifikan dari hasil pengukuran
sebelumnya
Suhu inti
PENGUKURAN SUHU
1. ORAL
Termometer diletakkan di dibawah lidah sublingual artery
- biasanya hasil pengukuran 0,5 0,8 C dibawah suhu inti
KONTRA INDIKASI PENGUKURAN SUHU DI ORAL:
1. Klien tidak kooperatif
2. Bayi atau toodler
3. Tidak sadar
4. Dalam keadaan menggigil
5. orang yang biasa bernafas dengan mulut
6. Pembedahan pada mulut
7. Pasien tidak bisa menutup mulut
8. 2. Rektal
Berbeda 0,1C dengan suhu inti
Kontraindikasi
Diare
Pembedahan rektal
Hemorrhoids
3. Aksila
Hasil pengukuran 0,6C lebih rendah dibandingkan suhu oral
Paling sering dilakukan mudah, nyaman
PENINGKATAN SUHU TUBUH
1. Pyrexia : istilah yang digunakan untuk menggambarkan suhu tubuh lebih tinggi dari set
point normal
2. Fever (demam) : suhu tubuh > 37,4C, tanda dan gejala:
-
Kulit kemerahan
Gelisah,
Banyak Keringat
Sakit kepala
58
Nadi adalah denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung.
Nadiadalah sensasi denyutan seperti gelombang yang dapat dirasakan/ dipalpasi di arteri
perifer, terjadi karena gerakan atau aliran darah ketika konstraksi jantung
Nadi adalah gelombang darah yang dibuat oleh kontraksi ventrikel kiri jantung
59
5. Aktivitas dan exercise; nadi akan meningkat dengan aktivitas dan exercise dan
menurun dengan istirahat
6. Stres dan emosi; rangsangan syaraf simpatis dan emosi seperti cemas, takut, gembira
meningkatkan denyut jantung dan nadi. Nyeri, adalah stressor yang dapat memacu
nadi lebih cepat
7. Suhu Tubuh; setiap peningkatan 1F nadi meningkat 10x/mnt, peningkatan 1C
nadi meningkat 15x/mnt. Sebaliknya bila terjadi penurunan suhu tubuh maka nadi
akan menurun
8. Volume darah; kehilanngan darah yang berlebihan akan menyebabkan peningkatan
nadi
9. Obat-obatan; beberapa obat dapat menurunkan atau meningkatkan kontraksi
jantung. Golongan digitalisdan sedatifmenurunkan HR, Caffeine, nicotine,cocaine,
hormon tyroid, adrenalin meningkatkan HR
Exercise
Increase metabolism
Stress
Blood pressure
60
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal
& kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon
KELAINAN-KELAINAN PADA LIDAH
Lidah
1.
2.
Fungsi papila :
-
Pengecapan
Papila Filiformis
62
Papila fungiformis
Mengalami atrofi
Papila foliate
2.
Lidah normal
Lidah desquamasi
o
o
o
P.Fungiformis berkurang
64
RDW merupakan variasi dalam ukuran sel merah untuk mendeteksi tingkat anisositosis
yang tidak kentara. Kenaikan nilai RDW merupakan manifestasi hematologi paling awal
dari kekurangan zat besi, serta lebih peka dari besi serum,jenuh transferin, ataupun serum
feritin. MCV rendah bersama dengan naiknya RDW adalah
pertanda meyakinkan dari kekurangan zat besi, dan apabila disertai dengan eritrosit
protoporphirin dianggap menjadi diagnostik. Nilai normal 15 %.
indikator status besi lainnya. Tingkat jenuh transferin yang menurun dan serum feritin
sering dipakai untuk mengartikan kekurangan zat besi. Jenuh transferin dapat diukur
dengan perhitungan rasio besi serum dengan kemampuan mengikat besi total (TIBC),
yaitu jumlah besi yang bisa
diikat secara khusus oleh plasma.
9. Serum Feritin
Serum feritin adalah suatu parameter yang terpercaya dan sensitif
untuk menentukan cadangan besi orang sehat. Serum feritin secara luas dipakai dalam
praktek klinik dan pengamatan populasi. Serum feritin < 12 ug/l sangat spesifik untuk
kekurangan zat besi, yang berarti kehabisan semua cadangan besi, sehingga dapat
dianggap sebagai diagnostik untuk kekurangan zat besi. Rendahnya serum feritin
menunjukan serangan awal kekurangan zat besi, tetapi tidak menunjukkan beratnya
kekurangan zat besi karena variabilitasnya sangat tinggi. Penafsiran yang benar dari
serum feritin terletak pada pemakaian range referensi yang tepat dan spesifik untuk usia
dan jenis kelamin. Konsentrasi serum feritin cenderung lebih rendah pada wanita dari pria,
yang menunjukan cadangan besi lebih rendah pada wanita. Serum feritin pria meningkat
pada dekade kedua, dan tetap stabil atau naik secara lambat sampai usia 65 tahun. Pada
wanita tetap saja rendah sampai usia 45 tahun, dan mulai meningkat sampai sama seperti
pria yang berusia 60-70 tahun, keadaan ini mencerminkan penghentian mensturasi dan
melahirkan anak. Pada wanita hamil serum feritin jatuh secara dramatis dibawah 20 ug/l
selama trimester II dan III bahkan pada wanita yang mendapatkan suplemen zat besi.
Serum feritin adalah reaktan
fase akut, dapat juga meningkat pada inflamasi kronis, infeksi, keganasan, penyakit hati,
alkohol. Serum feritin diukur dengan mudah memakai Essay immunoradiometris(IRMA),
Radioimmunoassay (RIA), atau Essay immunoabsorben (Elisa).
FESES
Feses umumnya berwarna Kuning di karenakan Bilirubin (sel darah merah yang
mati, yang
juga
merupakan
zat
pemberi
warna
pada
feses
dan
urin).
Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di
dalam hati (liver). Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses.
Fungsinya
untuk
memberikan
warna
67
kuning
kecoklatan
pada
feses.
Pemeriksaan Feses
Untuk pemeriksaan feses sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan jika
pemeriksaan sangat di perlukan,boleh juga sempel feses di ambil dengan jari
bersarung dari rectum. Untuk pemeriksaan bisa dipakai feses sewaktu,jarang di
perlukan feses 24 jam untuk pemeriksaan tertentu.
Feses hendaknya di periksa dalam keadaan segar, kalau di biarkan mungkin sekali
unsur-unsur dalam feses itu menjadi rusak.bahan ini selalu harus di anggap bahan
yang mungkin mendatangkan inpeksi, berhati-hati lah bekerja.
Untuk mengirim feses wadah yang sebaiknya ialah yang terbuat dari kaca atau dari
bahan lain yang tidak dapat di tembus seperti plastik. Kalau konsistensi tinja keras,dos
korton brlapis parafin juga boleh di pakai. Wadah harus bermulut lebar. Pemeriksaan
penting dalam feses ialah terhadap parasit dan telur cacing. Sama pentingnya dalam
keadaan tertentu adalah test terhadap darah samar.
Jika akan memeriksa feses, pilihlah selalu sebagian dari feses itu yang memberi
kemungkinan sebesar-besarnya untuk menemui kelainan, umpamanya: bagian yang
bercampur darah atau lendir, dan sebagainya.oleh karna unsur-unsur patologi
biasanya tidak terdapat merata, maka hasil peeriksaan mikroskopi tidak dapat di nilai
derajat kepositifannya dengan tepat,cukup di beri tanda (negatif), +, + + atau + + +
saja.
Jenis pemeriksaan
A.
Makroskopis
1.
Warna
Nilai normal
Keterangan
Kuning kehijauan
2.
Bau
Bau
3.
Konsistensi
4.
Volume
air
68
dan
30%
sisa
makanan
Lendir
banyak
ada
rangsangan.
Lendir dibagian luar tinja:
5.
Lendir
Tidak ada
Lendir
bercampur
tinja:
Darah
B.
Mikroskopis
1.
Sel epitel
2.
3.
4.
Lekosit
Tidak ada
Ditemukan sedikit
dan
makrophag
Darah(tesben
sidin)
Telur dan jentik
cacing
Ditemukan sedikit
Ditemukan
banyak
peradangan
Negative
Negative
5.
Protozoa
Negative
6.
Bilirubin
Negative
7.
Urobilin
Positif
: obstruksi empedu
2.2 MAKROSKOPIS
Analisa makroskopis tinja
No. Makroskopis Tinja
Kemungkinan penyabab
1.
Kostipsi
2.
69
3.
4.
terlihat
lendir)
5.
usus
pada usus
6.
1.
pada
usus,parasit,obstruksi
saluran
Warna
Warna feses yang di biarkan pada udara menjadi lebih tua karna terbentuknya lebih banyak
urobilin dari urobilinogen yang diexkresikan lewat usus. Urobilinogen tidak berwarna
sedangkan urobilin berwarna coklat tua.selain urobilin yang normal ada, warna feses di
pengaruhi oleh jenis makanan, oleh kelainan dalam saluran usus dan oleh obat-obat yang di
berikan.
Warna kuning bertalian dengan susu, jagung, obat santonin atau bilirubin yang belum
berubah. Hijau biasanya oleh makanan yang mengandung banyak sayur mayur jarang oleh
biliverdin yang belum berubah. Warna abu-abu mungkin di sebabkan oleh karena tidak ada
urobilin dalam saluran makanan dan hal itu didapat pada ikterus obstroktip (tinja acholik )
dan juga setelah di pakai garam barium pada pemeriksaan radiologik. Warna abu-abu itupun
mungkin terjadi kalau makanan mengandung banyak lemak yang tidak di cernakan karna
depisiensi enzim pancreas. Merah muda biasanya oleh perdarahan yang segar dibagian distal:
mungkin pula makanan seperti bit. Warna coklat di pertalikan dengan perdarahan proximal
atau dengan makanan coklat, kopi dan seterusnya. Warna hitam oleh carbo medicinalis, oleh
obat-obatan mengandung besi dan mungkin juga oleh melena.
Analisa tinja berdasarkan warnanya
Penyebab patoligis
Penyebab
No.
Warna tinja
1.
-warna
kuning
empedu
patologis
-banyak
70
tak
pigmen
makan
daging
2.
Hitam
Perdarahan
empedu
3.
Abu-abu muda
Obstruksi
saluran Banyak
empedu
4.
5.
Bnyak
kehijauan
sayuran
Merah
makan
Perdarahan
saluran Terlalu
makan
banyak
makanan
lobak
2.
Baunya
Bau normal feses di sebabkan oleh indol, skatol dan asam butirat. Bau itu menjadi bau busuk
jika dalam usus terjadi pembusukan isinya, yaitu protein yang tidak dicernakan dan di
rombak oleh kuman-kuman. Reaksi feses menjadi lindi pembusukan semacam itu. Ada
kemungkinan juga feses berbau asam : keadaan itu disebabkan oleh peragian (fermentesai)
zat-zat gula yang tidak di cerna karna umpamanya diare. Reaksi feses dalam hal itu menjadi
asam. Bau tengik dalam feses di sebabkan oleh perombakan zat lemak pelepasan asam-asam
lemak.
3.
Konsistensi
Feses normal agak lunak dengan mempunyai bentuk. Pada diare konsistensi menjadi
sangat lunak atau cair, sedangkan sebaliknya pada konstipasi di daat feses keras peragian
karbon hidrat dalam usus menghasilkan feses yang lunak dan bercampur gas (CO2).
4.
Lendir
Adanya lendir berarti rangsangan atau radang ding-ding usus. Kalau lendir itu hanya di
dapat di bagian luar feses, lokalisasi iritasi itu mungkin usus besar : kalau bercampur baur
dengan feses mungkin sekali usus kecil. Pada dysenteri, intususepsi dan ileocilitis mungkin di
dapat lendir saja tanpa feses. Kalau lendir berisi banyak leukosit terjadi nanah.
5.
Darah
Perhatikanlah apa darah itu segar (merah muda), coklat atau hitam dan apakah bercampu
baur atau hanya di bagian luar feses saja. Makin proximal terjadinya pendarahan, makin
bercampurlah darah dengan feses dan makin hitamlah warnanya. Jumlah darah yang besar
mungkin disebabkan oleh ulcus, varices dalam oesophagus atau hemorhoid.
71
Keadaan
darah
pada
tinja/perdarahan
2.
Kemungkinan penyabab
dan duodenum)
Ringan,kadang-kadang
berat
3.
4.
Perdarahan
ringan
tetapi
5.
Perdaraha
sedang,tinja
warna - Devertikulum
- Ulkus peptikum
7.
Perdarahan
ringan
berat,disertai
diare,nyeri
sampai - Amubiasis
perut, - infeksi shigelia
8.
Devertikulitis
9.
10.
6.
Parasit
No Jenis pemeriksaan
1.
Tujuan pemeriksaan
2.
Sisa makanan
proteolisis
malabsorpsi
(missal:lemak,protein,dll)
3
Seluler
Loekosit:proses
inflamasi
usus
-
Eritrosit:perdarahan usus
73
B. Makrofag
Sel-sel besar berinti satu memiliki daya fagositosis; dalam plasmanya sering dilihat
sel-sel lain (leukosi, eritrosit) atau benda-benda lain. Dalam preparat natif sel-sel itu
menyerupai ameba; perbedaanya ialah sel ini tidak dapat bergerak.
C. Leukosit
Lebih jelas terlihat kalau feses dicampur dengan beberapa tetes larutan asam acetat
10%. Kalau hanya dilihat beberapa dalam seluruh sediaan, tidak ada artinya. Pada dysentri
basiler, colitis ulcerosa dan peradangan lain-lain, jumlahnya menjadi besar.
D. Eritrosit
Hanya dilihat kalau lesi mempunyai lokalisasi colon, rectum, atau anus. Pendapat ini
selalu abnormal.
E. Kristal-kristal
Pada umumnya tidak banyak artinya. Apapun dalam feses normal mungkin terlihat
kristal-kristal tripelfosfat, celciumoxalat dan asam lemak. Sebagai kelainan mungkin
dijumpai kristal chacot-leyden adan kristal hematoidin.
F.
Sisa makanan
Hampir seluruh dapat ditemukan juga; bukanlah adanya, melainkan jumlahnya yang
dalam keadaan tertentu dipertalikan dengan sesuatu hal yang abnormal.sisa makanan itu
sebagian berasal dari makanan daun-daunan dan sebagian lagi makanan berasal dari hewan,
seperti serat otot, serat elestik, dan lain-lain.
Untuk isentifikasi lebih lanjut emulsi tunja dicampur dengan larutan lugol: pati (amylum)
yang tidak sempurna dicerna nampak seperti butir-butir biru atau merah. Larutan jenuh sudan
III atau sudan IV dalam alkohol 70% juga dipakai: lemak netral menjadi tetes-tetes merah
atau jingga
G. Sel ragi
Khusus glastocystis hominis tidak jarang didapat. Pentingnya mengenal strukturnya
ialah supaya jangan kista ameba.
H. Telur dan jentik cacing
Ascaris lumbricoides. Necator americanus enterobius permicularis. Trichiusus
trichiura, estrongyloides strcoralis, dan seagainya; juga yang termasuk genus cestodas dan
trematodas mungkin di dapat
2.4 Darah Samar
Tes terhadap darh samar penting sekali untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yahng
tidak dapat dinyatakan secara makroskopi atau mikroskopi. Banyak prosedur tes yang dipakai
74
semuanya mempunyai keterbatasan ada yang sangat sensiitif ada yang kurang sensitif dan
selalu nonspesifik. Yang paling sering dipakai addalah tes guaiac, yang mempunyai reasksi
palsu kecil. Stetes kecil feses diapus di atas kertas-kertas saring selanjutnya di tambaahkan 1
tetes larutan guaiac, 1 tetes asam aselat glasial dan 1 tetes hidrogen peroksida, tes positif bila
dalam waktu 30 detik timbul warna biru atau hijau gelap, bila timbul warna lain atau timbul
setelah 30 detik reaksi dinyatakan negatif.
A. Cara dengan benzidine basa
1.
Buatlah emulise tinja dengan air atau dengan larutan garam kira-kira 10ml dan panasilah
hingga mendidih.
2.
Saringlah emulise yang masih panas itu dan biarkan filtrat sampai menjadi dingain
kembali.
3.
Kedalam tabung reaksi lain dimasukan benzidine basa sebnayak sepicuk pisau.
4.
Tambahkan 3ml asam acetat glacial,kocoklah sampai benzidine itu larut dengan
6.
7.
Catatan
Hasil dinilai dengan cara seperti telah diterangkan dulu:
Negatif tidak perubahan warna atau warna yang samar-samar hijau
Positif + hijau
Positif 2 + biru bercampurr hijau
Positif 3 + biru
Positif 4 + biru tua
Pesien yang tinjanya akan diperiksa terhadap darah samar janganlah dikenakan hukuman
seperti peraturan tidak boleh menyikat gigi selama beberapa hari sebelum pemeriksaan ,
biasanya tidak perlu untuk melarang makanan daging. Bahwa tinja seorang normal biasanya
bereaksi negatif dengan tes ini agaknya mengusangkan peraturan itu, apalagi tes ini
hendaknya jangan hanya di lakukan sekali saja untuk mendapat hasil yang bermakna.
B. Cara dengan benzidine dihidrochlorida
Jika hendak memakai benzidine dihidrochorida sebagai pengganti benzidine basa dengan
maksud supaya tes menjadi kurang peka dan kurang menghasilkan yang positif palsu, maka
caranya sama juga seperti diterangkan diatas.
Catatan
75
Lihat juga apa yang sudah diterangkan mengenai pemakaian benzidine dlam laboratorium.
C. Cara dengan guajac
1.
Buatlah emulsi tinja sebanyak 5 ml dalam tabung reaksi dan tambahlah 1 ml asam acetat
glaseal: campur
2.
Dalam tabung reaksi reaksi lain dimasukan sepucuk pisau serbuk guajac dan 2ml alkohol
95%: campur
3.
Tuanglah berhati-hati isi tabung kedua kedalam tabung yang berisi emulsi tinja sehingga
Hasil positif kelihatan dari warna biru yang terjadi pada batas kedua lapisan itu. Derajat
Urolobin
Cara
1.
Taruhlah beberapa gram tinja dalam sebuah mortir dan campurlah dengan larutan
mercurichlorida 10% yang volumenya kira-kira sama banyak dengan tinja itu.
2.
3.
Tuanglah bahan itu kedalam cawan datar agar lebih mudah menguap dan biarkan selama
6 sampai 24 jam
4.
Catatan
Dalam tinja normal selalu ada urobilin, hasil tes ini yang merah berarti fositip, jumlah
urobil berkurang pada ikterus obsruktif, jika obstruksi total, hasil tes menjadi negatif.
Tes terhadap urobilin ini sangat inferiur jika dibandingkan dengan penetapan kuantitatif
urobilin nogen dalam tinja. Penetapan kuantitatif itu dapat menjelaskan dengan angka mutlak
jumlah urobilinnogen yang diekresikan per 24 jam sehingga permakna dalam keadaan seperti
anemia himolitik, ikterus obstruktif dan ikterus hepatoseluler.
Apusan Darah Tepi
Sedian apus darah tepi (A peripheral blood smear / peripheral blood film) merupakan slide
untuk mikroskop (kaca objek) yang pada salah satu sisinya di lapisi dengan lapisan tipis
darah vena yang diwarnai dengan pewarnaan (biasanya Giemsa, Wright) dan diperiksa di
bawah/ dengan menggunakan mikroskop.
Prinsip pemeriksaan sediaan apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas
objek glass, kemudian dilakukan pengecatan dan diperiksa dibawah mikroskop.
Guna pemeriksaan apusan darah:
1. Evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit, trombosit, dan leukosit)
76
lebih banyak dalam satu lapang pandang, sehingga pada infeksi ringan lebih mudah
ditemukan. Sediaan ini
mempunyai bentuk parasit yang kurang utuh dan kurang begitu lengkap morfologinya.
(Sandjaja, 2007)
Yang digunakan adalah teknik slide dorong (push slide) yang pertama kali diperkenalkan
oleh Maxwell Wintrobe dan menjadi metoda standar untuk sedian apus darah tepi.
Langkah
1.
Letakkan tetes kecil darah vena/kapiler pada kaca objek glass(sebaiknya menggunakan pipet
kapiler)
Langkah
2.
Dengan kaca objek yang lain/ spreader bentuklah sudut 30-45,lalu geser hingga menyentuh
tetesan
darah
Langkah
Tunggu
3.
tetesan
darah
menyebar
pada
Langkah
spreader
4.
Dorong spreader ke depan yang akan menghasilkan lapisan tipis darah di belakangnya
Langkah
Sediaan
5.
darah
hampir
selesai.
Kering
Langkah
anginkan
preparat
tersebut.
6.
Hasil akhir lapisan tipis pada kaca objek. Setelah dikeringkan selama 10menit, kemudian
dapat di warnai dengan pengecatan yang sesuai.
78
79
V.
KANDUNGAN GIZI
Makanan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari . Oleh karena itu, kita
memerlukan makanan yang dapat memenuhi semua kebutuhan. Mkanan sangat
berperan penting untuk tubuh karena makanan sebagai sumber tenaga dan energi.
Makanan yang mengandung semua zat yang dibutuhkan tubuh disebut makanan
bergizi.
Makanan bergizi tidak harus mahal dan lezat, tapi cukup mengandung zat-zat yang
diperlukan tubuh. Dan cara pemasakan yang terlalu lama akan membuat kandungan
gizi didalam sayuran akan hilang. Beberapa zat yang diperlukan oleh tubuh, antara lain
karbogidrat, lemak, protein, air, mineral, vitaman,dan banyak lagi. Oleh karena itu,
makanan yang dibutuhkan tidak hanya mengenyangkan tetapi harus mensehatkan.
Karbohidrat ialah sebatian organik besar terdiri dari pada unsur-unsur karbon,
hydrogen, dan oksigen. Karbohidrat disebut juga hidrat arang. Karbohidrat dibentuk
oleh tumbuhan hijau melalui fotosintetis. Fungsi utama karbohidrat dalam organisme
adalah membekalakn tenaga/ menhasilakn energi. Karbohidrat diperlukan untuk
menjaga kehangatan badan, menghasilkan energi, dan memberi rasa kenyang. Tiga
kumpulan karbohidrat ialah minosakarida, disakarida,dan polisakarida. Monosakarida
manis dan larut dalam air. Ia terdiri dari pada glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Disakarida terdiri dari pada maltosa, sukrosa, dan laktosa . Ia manis dan larit dalam air.
Polisakarida tidak larut dalam air kecuali glikogen yang larut didalam air.Ia terasa
manis. Contoh polisakarida ialah kanji, selulosa, dan glikogen. Bhan makanan yang
mengandung korbohidrat antara lain beras, jagung, gandum, umbi-umbian, kentang,
dan lainnya. Energi yang dihasilakan karbohidrat digunakan untuk beraktiviats, baik
untuk aktivitas di luar tubuh maupun didalam tubuh kita. Contoh aktiviats di luar tubuh
adalah berlari, bekerja, belajar, dan lainnya. Contoh aktivitas didalm tubuh adalah
mencerna makanan, mengedarkan darah, bernafas, dan lainnya.
Protein terdiri dari pada unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Monomer
bagi protein adalah asid amino. Dua kelas asid amino perlu dan asid amino tidak perlu.
Asid amino perlu adalah asid amino yang tidak dapat disintetiskan dalam sel,
contohnya leusenia, dan lisina. Asid amino yang tidak perlu adalah asid amino yang
boleh disintetisakn dalam sel. Ia tidak perlu diperolehi dari gizi makanan. Contohnya
alaninia. Dua kelas protein ialah protein kelas pertama, dan protein kelas kedua. Protein
kelas pertama adalah protein yang mengandung semua 10 jenis asid amino yang
diperlukan oleh tibuh kita. Ia terdapat pada daging, ikan, susu, dan telur. Protein kelas
80
kedua pula merupakan protein yang tidak mengandung semua asid amino yang tidak
perlu. Ia terdapat dalam protein tumbuhan separti sayuran, kacang-kacangan, dan buahbuahan. Protein ada nabati dan protein hewani. Protein nabati conohnya kacangkacangan (kacang panjang, kedelai), buncis,. Protein hewani contohnya susu, keju,
telur, ikan, udang, dagibg, dan lainnya. Protein disebut juga dengan zat putih telur.
Makanan yang mengandung protein biasanya cepat busuk. Dan makanan yang sudah
busuk biasanya mberubah menjadi racun. Untuk mengatasi hal itu, bahan makanan
sumber protein sebaikanya dikonsumsi dalam keadaan segar.
Lemak didalam tubuh kita, berfungsi sebagai energi, melarutkan vitamin A, D, E, dan
K, pelumas persandian tubuh, menghaluskan kulit, dan cadanga makanan. Adadua jenis
lemak, yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati merupakan lemak yang
berasal dari tumbuhan, misalnya kacang-kacangan, kedelai, kacang tanah, kelapa, dan
minyak kelapa. Ada pun lemak hewani merupan lemak yang berasal dari hewan,
misalnya susu, dagaing, telur. Lmek sering disebut dengan hewan gemuk. Jika banyak
menkonsumsi
lemak
secara
berlebihan,
maka
badan
kita
akan
menjadi
2. Zat kapur digunakan untuk membentuk tulang dan gigi. Selain itu, zat kapur juga
diperlukan dalam proses pembekuan darah pada saat terluka. Zat kapur banyak terkandung
dalam susu, ikan, dan telur. Zat kapur juga disebut kalsium.
3. Zat foafor digunakan untuk pembentukan tulang dan sel-sel tubuh. Kekurangan zat
fosfor mengakibatkan pertubuhan badan terganggu.Zat fosfor banyak terkandung dalam
daging, susu, telur, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
4. Zat yodium berguna untuk mencegah penyakit gondok. Kekurangan zat yodium
mengakibatkan penyakit gondok. Zat yodium terdapat pada garam beryodium, sayuran,
dan ikan laut.
5. Zat fluor berguna untuk menjaga kesehatan gigi. Kekurangan mengakibatkan gigi
berwarna coklat dan rapuh. Zat fluor banyak terdapat di kunung telur, susu, dan otak.
Vitamin merupakan sekumpulan zat yang berasal dari luar tubuh yang diperlukan tubuh
kita agar tetap sehat. Vitamin bukan merupakan sumber tenaga, tetapi mengatur proses di
dalam tubuh. Meskipun demikian, vitamin sangat besar peranannya. Kekurangan vitamin
biasanya mengakibatkan seseorang mudah terserang penyakit. Penyakit yang disebabkan
kekurangan vitamin disebut Avitaminosis. Kelebihan vitamin juga tidak baik untuk tubuh,
kelebihan vitamin disebut Hipervitaminosis.
Macam-macam vitamin yang diperlukan olah tubuh antara lain :
1. Vitamin A berguna untuk menjaga kesehatan mata, menjaga kesehatan kulit, dan
mempertinggi daya tahan tubuh terhadap infeksi. Kekurangan vitamin A mengakibatkan
penyakit rabun senja. Vitamin A banyak terkandung pada sayuran dan buah-buahan yang
berwarna merah atau jingga, misalnya papaya, wortel , dan tomat. Selain itu, vitamin A
juga terdapat dalam susu, ikan, dan hati.
2. Vitamin B mempunyai beberapa jenis vitamin B1 berfungsi membantu metabolisme
karbohidrat dan mengatur keseimbangan air dalam jaringan tubuh. kekurangan vitamin B1
mengakibatkan penyakit beri-beri. Vitamin B1 terdapat pada kulit ari beras, kacang hijau,
sayuran, otak, dan susu.Vitamin B2 banyak terdapt pad ragi, telur, susu, dan hati.
Kekurangan vitamin B mengakibatkan penyakit Katarak, Dermatitis, dan lainya. Vitamin
B6 berfungsi untuk memnbantu tubuh dalam metabolisme pritein. Kekurangan vitamin B6
mengakibatkan Pelagran. VitaminB6 terdapat pada telur, daging, susu, kentang, kubis.
3. Vitamin C berfungsi untuk pembentukan dan pemeliharaan zat perakat tubuh (serat
kolagen)
yang
menikat
sel-sel
tubuh.
Kekurangan
vitamin
menyebabkan
penyakit Skorbut.Skorbut ditandai dengan pendarahan gusi, gigi mudah goyah,. Vitamin C
terdapat pada jeruk, nanas, papaya, pisang.
82
4. Vitamin D terdapat pada sinar matahari, minyak ikan, mentega, susu, kuningan telur,
berfunsi sebagai mengatur kadar zat kapur, dan fosfor dalam darah.
5. Vitamin E berperan dalam system reproduksi, yaitu mencegah kemandulan, mencegah
pendarahan pada wanita hamil. Vitamin E banyak terdapat pada kecambah, telur, susu,
nmentega, biji-bijian, dan sayuran hujau.
6. Vitamin K berperan dalam pembentukan protrobin didalam hati. Vitamin K terdapat
pada hati, biji-bijian, dan sayuran hijau .Kekurangan vitamin K menyebabkan peredaran
dan darah sukar membeku.
Gizi terdapat pada makanan yang kita makan setiap hari, seperti nasi, jagung, kentang,
ikan, daging ayam, sapi, telur, tempe, tahu, sayuran (kangkung, bayam, kol, wortel,
kacang pajang, dan lainnya), jeruk, pepaya, mangga, dan susu, itu semua makanan yang
disebut dengan Empat Sehat Lima Sempurna. Makanan itu berfungsi untuk membantu
pertumbuhan tubuh, perkembangan otak, untuk berfikir, untuk melakukan aktivitas. Maka
dari itu para orang tua balita mulailah dari sekarang pilihlah makanan yang banyak
mengandung gizi dan janganlah memilih makanan yang siap saji karena makanan itu
mengandung bahan pengawet yang sangat berbahaya untuk tubuih.
83
VII.
Kerangka Konsep
84
VIII. Simpulan
Adi anak laki-laki 5 tahun menderita anemia defisiensi zat besi dikarenakan
infestasi dari Necator Americanus dan intake zat besi, nutrisi yang kurang.
85
IX.
Daftar Pustaka
Lubis CP, Pasaribu S. Askariasis. Dalam: Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS,
penyunting. Buku ajar ilmu kesehatan anak infeksi dan penyakit tropis. Edisi pertama.
Jakarta: Balai penerbit FKUI, 2002. h. 407-12.
Richard E.Behrman. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 2 edisi 15. EGC. Jakarta. 2000
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku
Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Volume 1 . Percetakan Info Medika. Jakarta. 2002
Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Dalam: Gde Ranuh IGN, penyunting. Tumbuh
kembang anak. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC, 1998. h. 1-32.
87