Anda di halaman 1dari 11

PAPER KEWARGANEGARAAN

MENYATUKAN KEKUATAN MASYARAKAT INDONESIA DI TENGAN


WABAH COVID-19

Disusun oleh:
Fredy Setiawan (19/439625/TK/48355)

DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah-Nya
penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan paper ini hingga bisa tersusun
dengan baik. Paper ini saya susun berdasarkan pengetahuan yang saya dapatkan dari beberapa
buku dan media elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat memahami dan dapat
memberikan sikap tetap tenang menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Akhirnya, saya menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan penerbitan
paper ini di masa mendatang.

Tegal, 2 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................... iii
ABSTRAK............................................................................................................................... 1
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................................... 2
I.1. Latar Belakang.......................................................................................................... 2
I.2. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
I.3. Tujuan....................................................................................................................... 2
BAB II : DASAR TEORI......................................................................................................... 3
II.1. Pengertian ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan)................... 3
II.2. Pengertian Ketahanan Nasional (Tannas)............................................................... 3
II.3. Pengertian Integrasi Nasional.................................................................................. 3
BAB III : PEMBAHASAN...................................................................................................... 4
BAB IV : PENUTUP............................................................................................................... 6
IV.1. Kesimpulan............................................................................................................ 6
IV.2. Saran...................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 7

iii
ABSTRAK
Sebagai negara berkembang, Indonesia masih terus mengejar ketertinggalannya dengan
melakukan perubahan-perubahan kebijakan pada sektor politik, sosial, budaya, dan ekonominya.
Bahkan sampai saat ini, Indonesia masih mengimpor bahan pangan dari luar negeri. Bidang lain
yang cukup penting dalam menunjang kelangsungan hidup masyarakat Indonesia yaitu bidang
kesehatan. Masyarakat Indonesia masih mengeluhkan berbagai masalah mengenai kurangnya
fasilitas kesehatan yang ada. Sebagian masyarakat pun memilih untuk berobat ke negara tetangga
Indonesia seperti Malaysia dan Singapura. Ditambah lagi kondisi yang saat ini dialami oleh
Indonesia, yaitu masyarakat Indonesia sedang mengalami kepanikan masal akibat pandemi virus
corona yang cukup serius di beberapa wilayah Indonesia. Masyarakat Indonesia bahkan menjadi
sangat ketakutan dengan datangnya wabah virus corona ini. Mereka berbondong-bondong datang
ke toko bahan makanan dan toko kesehatan untuk membeli segala kebutuhan pangan dan
peralatan medis seperti masker, hand sanitizer, serta obat-obatan. Dilansir dari halaman Kompas,
pada Jumat (27/3/2020) terdapat total 1.046 kasus positif Covid-19 di Indonesia[14]. Data pasien
yang positif yang tercatat dalam kasus Covid-19 tersebut tersebar di 28 provinsi Indonesia.
Indonesia harus segera mencari solusi untuk mengatasi masalah kepanikan masal yang dialami
oleh masyarakat agar Indonesia tidak mengalami masalah-masalah lain yang mungkin akan
timbul akibat adanya pandemi ini. Berbagai masalah akan timbul dan memperkeruh keadaan
Indonesia, bahkan masalah-masalah tersebut dapat mengancam integrasi dan ketahanan nasional
bangsa Indonesia.

1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut terdampak pandemi virus corona. Pandemi
wabah virus ini pertama ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok yang kemudian
menyebar ke negara lain dengan sangat cepat. Berdasarkan data dari WHO, sebanyak 202
wilayah negara di berbagai belahan dunia telah tercatat dalam kasus Covid-19 ini. Jumlah kasus
positif Covid-19 tersebut sampai saat ini (28/3/2020) telah mencapai angka 512,701 kasus,
dengan total kematian yang telah dikonfirmasi sebanyak 23,495 jiwa [15].
Menurut WHO, Virus corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2) adalah salah satu jenis virus yang menyerang sistem pernapasan pada manusia.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga dapat menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia), bahkan dalam kasus yang parah virus ini dapat menyebabkan kematian pada
manusia[15]. Sebenarnya, virus corona telah ada sejak beberapa tahun yang lalu, hanya saja virus
corona (Covid-19) yang ditemukan pada akhir Desember 2019 di Wuhan, Tiongkok merupakan
tipe baru dari virus corona. Jenis lainnya dari virus corona yaitu, SARS (Acute Respiratory
Syndrome) dan MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome)[10].
Di Indonesia sendiri, kasus Covid-19 pertama ditemukan di Depok, Jawa Barat. Jokowi
menuturkan dalam harian Kompas, terdapat dua orang di Indonesia yang positif terjangkit virus
corona, pada Senin (2/3/2020)[6]. Jokowi juga menyampaikan bahwa dua Warga Negara
Indonesia (WNI) itu tersebut sempat melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang
datang ke Indonesia. Warga Jepang itu terdeteksi virus corona setelah meninggalkan Indonesia
dan tiba di Malaysia. Hingga sampai saat ini, telah tercatat 1046 kasus positif Covid-19 di
Indonesia dengan jumlah pasien yang sembuh dari virus corona sebanyak 46 dan total kematian
yang terkonfirmasi sebanyak 87 jiwa[4].
Melihat data tersebut, tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dinilai masih sangat
kurang dalam menghadapi masalah serius ini. Masih banyak masyarakat yang melakukan
kegiatan berkumpul dengan orang lain di luar rumah, padahal pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan himbauan agar masyarakat tetap di rumah dan selalu menjaga jarak (social
distancing) dengan orang lain demi menekan angka penyebaran kasus Covid-19 ini. Bahkan
beberapa kota di Indonesia telah menerapkan “lokal lockdown” salah satunya Kota Tegal, Jawa
Tengah[2].
I.2. Rumusan Masalah
Dengan adanya pandemi virus corona (Covid-19) ini, bagaimana ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan (ATHG) yang akan muncul dalam integrasi nasional di indonesia?
I.3. Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengkaji masalah pandemi virus corona (Covid-
19) di Indonesia dari berbagai sudut pandang ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
dalam integrasi nasional Indonesia.

2
BAB II
DASAR TEORI
II.1. Pengertian ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan)
Menurut Prayitno (2013), pengertian dari ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan
antara lain sebagai berikut :
1. Ancaman adalah suatu hal atau upaya yang bertujuan mengubah dan merombak
kebijaksanaan yang dilaksanakan konsepsional.
2. Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertujuan menggugah kemampuan.
Jadi tantangan ini dapat bermakna negatif atau positif.
3. Hambatan adalah suatu hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara tidak
konsepsional yang berasal dari dalam atau diri sendiri.
4. Gangguan adalah suatu hal atau usaha yang berasal dari luar yang bertujuan melemahkan
atau menghalangi secara tidak konsepsional [11].
Ancaman, hambatan dan gangguan ini bersifat negatif dengan kualitas berat ke ringan.
Ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) berkaitan dengan ketahanan nasional
(Tannas). Ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dapat bersifat ATHG militer atau non-
militer. ATHG militer adalah ATHG yang menggunakan kekuatan senjata dan membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Sedangkan
ATHG non-militer adalah ATHG yang tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi jika
dibiarkan, akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman non-militer dapat berasal dari luar negeri atau dapat pula bersumber
dari dalam negeri. Dalam menghadapi ancaman non-militer, lembaga pemerintah di luar bidang
pertahanan dan seluruh lapisan masyarakat adalah komponen yang sesuai dalam menghadapi
bentuk dan sifat ATHG non-militer di dukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
II.2. Pengertian Ketahanan Nasional (Tannas)
Ketahanan berasal dari kata tahan yang berarti kuat, tangguh, ulet. Kata tersebut juga berarti
dapat menguasai diri, tidak mudah menyerah. Ketahanan berarti kekuatan, ketangguhan, dan
keuletan dalam kerangka kesadaran. Kata Nasional berasal dari bahasa inggris nation yang
berarti bangsa yang telah bernegara. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa
yang meliputi seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi dan berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari
luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integrasi,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan bernegara serta perjuangan mengejar tujuan
nasionalnya[9] (Lemhannas, 1998).
II.3. Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yakni integrasi dan nasional. Kata integrasi
berasal dari Bahasa Inggris (integrate) yang memiliki arti menyatupadukan, mempersatukan
atau menggabungkan. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integrasi memiliki arti
pembauran sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Secara politis, integrasi
nasional secara politis ini memiliki arti bahwa penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional [8]. Secara
antropologi, integrasi nasional memiliki arti suatu proses penyesuaian diantara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu kesatuan fungsi di dalam kehidupan
masyarakat.
Menurut Suroyo (Kemristekdikti, 2016: 60) integrasi nasional merupakan pencerminan
proses penyatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki perbedaan baik
etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi menjadi satu bangsa terutama karena
pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama[5]. Sedangkan menurut Irianto (2013: 4),

3
integrasi nasional adalah suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai
kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan bangsa
Indonesia[7].
Koentjaraningrat (Sadilah, dkk, 1997: 5) mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor
yang menghambat integrasi nasional, yaitu adanya konflik yang ditimbulkan oleh beberapa
sumber; adanya pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari suku bangsa lain; adanya fanatisme;
adanya dominasi dari salah satu suku bangsa; dan adanya permusuhan antar suku secara adat.
Sedangkan faktor-faktor yang mendorong integrasi nasional yaitu bentuk kerja sama secara
sosial, ekonomi, dan politik serta usaha hidup berdampingan. Peranan gotong royong dan
tenggang rasa juga mendukung untuk mencapai integrasi nasional[13].
BAB III
PEMBAHASAN
Integrasi nasional suatu negara dikatakan berjalan dengan baik apabila adanya bentuk
kerja sama secara sosial, ekonomi, dan politik antara seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah
sehingga dapat hidup berdampingan untuk mewujudkan tujuan bersama. ATHG (Ancaman,
Tantangan, Hambatan, dan Gangguan) dalam mewujudkan integrasi nasional merupakan
masalah negara yang cukup serius. Negara harus dapat bertindak cepat dalam memberikan
keputusan dan kebijakan agar masalah ATHG dapat segera diatasi. Peran masyarakat pun juga
sangat dibutuhkan dalam menghadapi segala ATHG yang ada sehingga ATHG dalam integrasi
nasional dapat diselesaikan dengan mengedepankan tujuan bersama. ATHG dalam mewujudkan
integrasi nasional pun mungkin akan selalu ada di setiap masalah yang terjadi.
Salah satu masalah yang sedang ramai di laman-laman pemberitaan Indonesia adalah
adanya wabah virus corona atau biasa dikenal dengan Covid-19. Sudah hampir satu bulan,
Indonesia menghadapi masalah ini. Pemerintah pun telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan
untuk menekan penyebaran Covid-19 ini. Pemerintah bahkan “meliburkan” sekolah-sekolah dan
mengimbau para pekerja untuk menerapkan WFH atau “Work From Home”. Hal ini dilakukan
agar penyebaran Covid-19 dapat diperlambat, dengan menerapkan social distancing menghindari
kerumunan masal di luar rumah. Tetapi kenyataannya masih saja ada masyarakat yang
berkumpul di tempat-tempat umum seperti cafe, atau tempat nongkrong lainnya. Bahkan
pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk menunda terlebih dahulu segala acara yang
mengharuskan berkumpulnya banyak orang seperti acara seminar, tabligh akbar, hajatan, dan
ibadah berjamaah di beberapa tempat ibadah.
Masalah pandemi Covid-19 di Indonesia dapat menyebabkan masyarakat merasa tertekan
dan panik. Seharusnya, dalam menghadapi masalah ini, seluruh lapisan masyarakat harus tetap
tenang. Pemerintah pun sebenarnya masih mencari solusi yang terbaik untuk dapat
menyelesaikan masalah ini. Namun, kenyataannya masih ada masyarakat yang kurang mengerti
tentang kebijakan dan himbauan dari pemerintah, beberapa dari mereka masih ada yang
menyepelekan arahan dari pemerintah. Bahkan, mungkin dengan gampangnya mereka
mengatakan bahwa masalah ini adalah kesalahan dari pemerintah karena wabah Covid-19 sampai
saat ini belum ditangani dengan baik. Dengan tidak adanya komunikasi yang kuat antara
pemerintah dengan masyarakat, akhirnya masyarakat kehilangan kepercayaan pada pemerintah.
Hal ini dapat menyebabkan timbulnya golongan masyarakat yang kontra dengan pemerintahan.
Sekelompok masyarakat ini dapat menjadi “penggiring opini” bagi masyarakat lain yang
mungkin sudah merasa pemerintah tidak dapat diharapkan lagi. Integrasi nasional Indonesia pun
akan mengalami berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.
Jika ditinjau dari sisi ancaman, mungkin golongan masyarakat yang kontra dengan
pemerintahan tergolong kecil dan tidak akan mampu menimbulkan masalah yang cukup serius
bagi negara, tetapi jika seluruh golongan masyarakat setiap pulau di Indonesia bergabung untuk
melakukan demo besar-besaran pada pemerintah, negara pun akan mendapatkan masalah besar.
Hal ini yang akan menyababkan timbulnya “ketidakpercayaan masal” pada pemerintahan yang
ada. Presiden pun sebagai sosok pemimpin negara akan dinilai kurang mampu dalam

4
menjalankan pemerintahan negara sehingga ancaman integrasi nasional pun akan terjadi. Maka
dari itu, untuk menghindari adanya golongan masyarakat kontra yang massive, masyarakat harus
tetap percaya dan mengikuti segala aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Masyarakat
diharapkan untuk lebih bijak dan pintar dalam menggunakan perangkat teknologi. Masyarakat
juga dihimbau agar tidak mudah menyerap berita-berita yang ada di media sosial.
Jika ditinjau dari sisi tantangan, pemerintah Indonesia pada kenyataannya masih kesulitan
menghadapi pandemi Covid-19 ini. Pemerintah sulit untuk mengendalikan opini masyarakat
Indonesia yang cenderung lebih percaya informasi pada media sosial dibandingkan dari
pemerintah. Pemerintah dan satuan keamanan juga sangat sulit untuk menertibkan masyarakat
yang masih saja “berkerumun dan berkeliaran” di luar rumah sehingga penyebaran Covid-19 di
Indonesia pun tercatat masih pada angka yang cukup tinggi. Kebutuhan medis, layanan
kesehatan dan fasilitas kesehatan pun masih sangat kurang memadai untuk menampung dan
mengobati pasien Covid-19, padahal jumlah pasien positif terus bertambah setiap harinya.
Jika ditinjau dari sisi hambatan, dilansir dari Harian Kompas, di dalam pemerintahan
sendiri pun masih terjadi kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah[12]. Masih ada pemerintah daerah yang melakukan kebijakan dan membuat keputusan
tanpa berkoordinasi dengan pemerintah pusat yang kemudian mengakibatkan masyarakat di
daerah tersebut kurang menerima keputusan pemerintah daerahnya. Mungkin pemerintah daerah
merasa bahwa jika melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat akan memakan waktu yang
tidak cepat dan prosedurnya juga tidak mudah, padahal dalam kondisi dan situasi yang genting
ini pemerintah harus bertindak cepat dalam mengambil keputusan. Seharusnya, hubungan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus dalam kondisi yang kondusif sehingga koordinasi
antara pemerintah pusat dengan pemerintah-pemerintah di daerah tetap terjaga. Dengan
demikian, semua kebijakan yang diambil baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
tidak merugikan sebagian pihak dan tidak dianggap kurang tepat dari apa yang seharusnya.
Jika ditinjau dari sisi gangguan, sudah pasti masalah Covid-19 ini menyebabkan banyak
gangguan bagi negara Indonesia. Dari segi politik, pemerintah diuji dengan adanya masalah ini
yaitu masih banyak masyarakat yang tidak mengindahkan aturan dan arahan yang telah
ditetapkan bersama. Dari segi sosial, masyarakat merasa sangat terganggu karena dengan adanya
pandemi ini, banyak masyarakat yang kehilangan penghasilannya. Disebutkan oleh Jokowi
(Katadata 2020), sopir angkutan kota (angkot), pengemudi ojek online, pedagang, petani,
nelayan, dan buruh mengalami penurunan pendapatan[1]. Bahkan sopir angkot dan pengemudi
ojek dikatakan yang paling terdampak akibat pandemi corona ini, yaitu penurunan pendapatan
hingga 44%, padahal mereka menggantungkan nasibnya dari orang-orang tersebut. Dari segi
ekonomi, perekonomian Indonesia juga ikut terkena dampaknya. Dilansir dari CNN News, nilai
tukar rupiah berada di posisi Rp16.337 per dolar AS per Senin (30/3/2020) [3]. Hal ini membuat
naiknya harga kebutuhan pangan di Indonesia. Pada kenyataannya, hampir semua perekonomian
negara yang terdampak Covid-19 juga mengalami penurunan.

5
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Indonesia masih berusaha untuk tetap tenang dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang
kian hari kasusnya terus bertambah dengan cepat. Pemerintah Indonesia terus menyuarakan
himbauan-himbauan kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan.
Pemerintah juga bekerja sama dengan seluruh satuan keamanan negara untuk selalu menjaga dan
mengayomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini agar situasi tetap kondusif dan terhindar
dari segala macam bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dalam mewujudkan
integrasi nasional.
IV.2. Saran
Saran dari penulis, kita sebagai masyarakat Indonesia yang saat ini sedang menghadapi
wabah virus corona, harus terus menaati segala aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Kita juga harus selalu menerapkan pola hidup sehat agar kita semua dapat terhindar
dari hal-hal yang tidak kita inginkan.

6
DAFTAR PUSTAKA

[1] Alika, Risky. 2020. Jokowi Hitung Dampak Ekonomi Corona, Sopir Angkot & Ojek
Paling Berat. Katadata. (Diperoleh pada 31 Maret 2020, dari
https://katadata.co.id/berita/2020/03/24/jokowi-hitung-dampak-ekonomi-corona-
sopir-angkot-ojek-paling-berat)
[2] Anonim. 2020. Tegal Lockdown: 49 Jalan Akan Ditutup Beton, Tamu Diisolasi. CNN
Indonesia. (Diperoleh pada 27 Maret 2020, dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200327083557-20-487375/tegal-
lockdown-49-jalan-akan-ditutup-beton-tamu-diisolasi pada)
[3] Anonim. 2020. Corona Belum Reda, Rupiah Meradang ke Rp16.337 per Dolar AS. CNN
Indonesia. (Diperoleh pada 31 Maret 2020, dari
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200330162603-78-488345/corona-
belum-reda-rupiah-meradang-ke-rp16337-per-dolar-as)
[4] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2020. Virus Corona COVID-19. (Diperoleh
pada 27 Maret 2020, dari https://www.covid19.go.id/)
[5] Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemristekdikti). 2016. Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta.
[6] Hartini, Desy. 2020. Kronologi WNI Positif Corona dari Kasus Pertama Hingga ke-6.
Kompas TV. (Diperoleh pada 27 Maret 2020, dari
https://www.kompas.tv/article/70388/inilah-kronologi-munculnya-6-wni-positif-
virus-corona)
[7] Irianto, Agus Maladi. 2013. Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrime di
Indonesia. Jurnal Humaniora, 2 (18), 1-9. (Diperoleh pada 29 Maret 2020, dari
ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/5937)
[8] KBBI. 2020. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (Diperoleh
pada 30 Maret 2020, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/)
[9] Lemhannas. 1998. Sistem Manajemen Nasional (Sismennas). Kelompok kerja Sismennas
Lemhannas. Jakarta.
[10] Novianty, Dythia. Dkk. 2020. Terungkap! Inilah Asal Usul Nama Virus Corona. Harian
Suara. (Diperoleh pada 27 Maret 2020, dari
https://www.suara.com/tekno/2020/03/24/102308/terungkap-inilah-asal-usul-nama-
virus-corona)
[11] Prayitno, Kuat Puji. Dkk. 2013. Pendidikan kewarganegaraan. Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto.
[12] Purnamasari, Deti Mega. 2020. Tangani Covid-19, Pemerintah Diminta Kuatkan
Koordinasi Pusat-Daerah. Kompas Nasional. (Diperoleh pada 1 April 2020, dari
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/16/19154241/tangani-covid-19-
pemerintah-diminta-kuatkan-koordinasi-pusat-daerah)
[13] Sadillah, Emiliana dkk, 1997. Integrasi Nasional Suatu Pendekatan budaya di daerah
istimewa di Daerah Yogyakarta. Departemen Pendididkan dan Kebudayaan:
Yogyakarta.
[14] Sari, Haryanti P. 2020. UPDATE: Pasien Tambah 153, Total Ada 1.046 Kasus Covid-19
di Indonesia. Kompas Nasional. (Diperoleh pada 27 Maret 2020,

7
dari https://nasional.kompas.com/read/2020/03/27/15530691/update-pasien-
tambah-153-total-ada-1046-kasus-covid-19-di-indonesia)
[15] World Health Organization 2020. Novel Coronavirus (2019-nCoV). WHO. (Diperoleh
pada 27 Maret 2020, dari https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-
coronavirus-2019)

Anda mungkin juga menyukai