Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“USUS HALUS”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“STRUKTUR HEWAN”

Dosen Pengampu: Ibu Tika Mayang Sari, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. Astari Rukmana (2001080005)


2. Ervita Anggraini (2001080011)
3. Rahmad Fajar (2001081008)
4. Resi Suhendri (2001080018)

KELAS A

JURUSAN PENDIDIKAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karuniannya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Usus
Halus”, yang merupakan salah satu penugasan mata kuliah Struktur Hewan, pada
semester tiga.

Dalam makalah ini, kami menjelaskan tentang penegertian usus halus,


fungsi usus halus, anatomi dan histology dari usus halus, enzim yag terdapat pada
usus halus, dan proses pencernaan di usus halus yang terjadi secara mekanik dan
kimiawi

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan, hal ini karena keterbatasan kemampuan kami
kurangnya ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Sehingga pengetahuan kami dalam penulisan makalah ini semakin
bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusunan skripsi kami di
kemudian hari.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu para mahasiswa


dalam menjalankan kegiatan belajar dan mengajar di perkuliahan. Khususnya di
mata kuliah Struktur Hewan. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami
terima dengan senang hati.

Batanghari, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencernaan adalah proses dimana nutrisi diperoleh dari makanan yang
kitamakan. Berbagai nutrisi seperti protein, lemak dan karbohidrat tidak dapat
berasimilasi ke dalam aliran darah dalam bentuk molekul kompleks mereka.
Mereka perlu dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga mereka
dapatdiserap oleh darah dan kemudian diangkut ke berbagai bagian tubuh.
Misalnya, protein perlu dipecah menjadi asam amino, karbohidrat menjadi
polisakarida danmonosakarida, lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Nutrisi
yang yang diperoleh kemudian diserap ke dalam aliran darah danmencapai sel-sel
di seluruh tubuh. Hal ini dilakukan oleh sistem yang ada dalamtubuh manusia.
Sistem ini terdiri dari beberapa organ yang saling berhubungan
membentuk sistem yang dinamakan sistem pencernaan. Sistem pencernaan atau
sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ
dalammanusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zatgizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut daritubuh menjadi vese yang keluar melalui anus.
Usus halus penting untuk dipelajarikarena usus halus memiliki peranan
yang sangat penting dalam sistem pencernaan. Usus halus berfungsi memecah
bahan-bahan makanan yang kompleks menjadi bentuk yang sederhana dengan
proses digesti yang umumnya dengan proses hidrolisis agar mudah di absorbs.

B. Rumusan Masalah
Rumusan makalah dari makalah kami adalah berkaitan dengan judul,
“Usus Halus”, yang meliputi:
1. Apa penegrtian usus halus?
2. Apa fungsi usus halus?
3. Bagaimana antomi dan histologi usus halus?
4. Apa saja enzim-enzim yang terdapat pada usus halus?
5. Bagaimana proses pencernaan di usus halus yang terjadi secara mekanik
dan kimiawi?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah kami adalah berkaitan dengan judul “Usus Halus”, yang
meliputi:
1. Untuk mengetahui penegrtian usus halus.
2. Untuk mengetahui struktur dan fungsi usus halus.
3. Untuk mengetahui antomi dan histologi usus halus.
4. Untuk mengetahui enzim-enzim yang terdapat pada usus halus.
5. Untuk mengetahui proses pencernaan di usus halus yang terjadi secara
mekanik dan kimiawi.
BAB II

ISI

A. Pengertian Usus Halaus


Usus halus adalah tempat terminal untuk pencernaan makanan, absorpsi
nutrisi dan sekresi endokrin.8 Usus halus merupakan bagian terpanjang dari
traktus gastrointestinalis dan terbentang dari ostium pyloricum gaster sampai plica
ileocaecale. Struktur berupa tabung ini panjangnya sekitar 6-7 meter dengan
diameter yang menyempit dari permulaan sampai ujung akhir, yang terdiri dari
duodenum, jejunum dan ileum.9

B. Fungsi Usus Halus


Fungsi utama usus halus adalah untuk pencernaan dan penyerapan
makanan yang masuk. Makanan yang berasal dari lambung memasuki usus halus,
nutrisi yang diserap dan materi tercerna dikirim ke usus besar. Fungsi usus halus
adalah mencerna dan mengabsorbsi kime dari lambung (Menurut Pearce 2008:
230). Usus halus juga bertugas menyerap zat hara yang telah diuraikan oleh getah
lambung dan pankreas (Karmana, 2007: 174). Fungsi dari usus halus, antara lain:
(Gibson 1981: 198)
1. Sekresi cairan usus
2. Menerima empedu dan getah pankreas.
3. Pencernaan makanan getah usus dan pankreas mengandung enzim yang
mengubah:
a. Protein menjadi asam amino.
b. Karbohidrat menjadi glukosa, maltosa, dan galaktosa.
c. Lemak menjadi asam leak dan gliserol (dengan bantuan garam empedu
didalam empedu yang dikeluarkan ke dalam empedu oleh kontraksi
kantongempedu).Pencernaan menjadi lengkap, makanan dipecah
menjadi bentuk yanglebih sederhana yang diserap melalui dinding usus
halus ke dalam darah ataulimfe.
4. Absorbsi air, garam, dan vitamin.
5. Gerakan isi usus sepanjang usus oleh kontraksi segmental pendek dan
“gelombang rush” yang menggerakkan isi sepanjang usus lebih cepat.

C. Antomi Dan Histologi Usus Halus


1. Anatomi Usus Halus
a. Anatomi Duodenum
Bagian pertama dari usus halus adalah duodenum. Duodenum
merupakan tabung berbentuk C dengan panjang perkiraan 25 cm (10 inch)
dimulai dari sfingter pilorus lambung hingga flexura duodenojejunalis.
Struktur ini terletak retroperitoneal kecuali bagian awalnya, yang
dihubungkan dengan hepar oleh suatu ligamentum hepatoduodenal, yang
merupakan bagian dari omentum minus.
Duodenum terbagi menjadi 4 bagian, yaitu
1. Pars superior duodeni terbentang dari ostium pyloricum gaster sampai
collum vesica fellea, berada tepat di sisi kanan corpus vertebrae LI, dan
berjalan di anterior ductus choledochus, arteria gastroduodenalis, vena
porta hepatis, dan vena cava inferior.
2. Pars descendens duodeni berada tepat disisi kanan garis tengah tubuh
dan terbentang dari collum vesica fellea sampai ke tepi bawah vertebra
LIII.
3. Pars inferior duodeni adalah bagian yang terpanjang, menyilang vena
cava inferior, aorta dan columna vertebralis. Bagian ini disilang di
anteriornya oleh arteria dan vena mesenterica superior.
4. Pars ascendens duodeni berjalan naik pada, atau disisi kiri dari aorta
sampai kira-kira di tepi atas vertebra LII dan berakhir sebagai flexura
duodenojejunalis.
b. Anatomi Jejunum
Jejunum merupakan bagian kedua dari usus halus, dimulai dari
flexura duodenojejunalis dimana traktus gastrointestinalis kembali menjadi
intraperitoneal. Sebagian besar jejunum berada di kuadran kiri atas
abdomen dan lebih besar diameternya serta memiliki dinding yang lebih
tebal dibandingkan ileum. Lapisan bagian dalam mukosa jejunum ditandai
dengan adanya banyak lipatan menonjol yang mengelilingi lumennya
(plika sirkularis). Karakteristik unik jejunum adalah adanya arcade arteriae
yang kurang jelas dan vasa recta yang lebih panjang dibandingkan dengan
yang ada di ileum
c. Anatomi Ileum
Ileum merupakan bagian ketiga dari usus halus yang akan berakhir
pada ileocecal junction. Dibandingkan dengan jejunum, ileum memiliki
dinding yang lebih tipis, lipatan-lipatan mukosa (plika sirkularis) yang
lebih sedikit dan kurang menonjol, vasa recta yang lebih pendek, lemak
mesenterium lebih banyak, dan lebih banyak arcade arteriae

2. Histology usus halus


a. Histology Duedenum
Dinding dari duodenum terdiri atas 4 lapisan. Lapisan pertama
adalah lapisan mukosa dengan muskularis mukosa, lamina propia serta
epitel. Lapisan kedua adalah jaringan ikat submukosa dengan kelenjar
duodenal (Brunner). Lapisan ketiga adalah dua lapis otot polos pada
muskularis eksterna. Lapisan terakhir adalah serosa peritoneum visceralis.
Usus halus memiliki beberapa ciri yaitu tonjolan seperti jari yang
disebut vili, lapisan sel epitel kolumner berjajar dengan mikrovili yang
membentuk striated borders, dan kelenjar intestinal yang tubular dan
pendek (kripte Lieberkuhn). Vili merupakan mukosa yang mengalami
modifikasi. Diantara vili terdapat intervillous space. Setiap vili berisi inti
yaitu lamina propria , serabut otot polos yang menonjol dari muskularis
mukosa ke vili, dan pembuluh limfatik sentral yaitu lacteal.
Duodenum memiliki karakteristik
1. Memiliki glandula Brunner pada lapisan submukosa. Glandula ini akan
memproduksi senyawa alkaline dengan ph 8.8 hingga 9.3 untuk
menetralkan kimus yang bersifat asam dari lambung.
2. Vili duodenum luas dan pendek seperti daun (leaflike shape).
3. Duodenum dikelilingi lapisan serosa inkomplit dan lapisan
adventitianya lebih luas dari lapisan serosa.
4. Duodenum mengumpulkan empedu dan sekresi pankreas dari saluran
empedu dan duktus pankreas. Sfingter oddi terdapat pada ampula
terminal dari dua duktus yang saling berhubungan.
5. Dasar dari kripte Liberkuhn terdapat sel paneth.

Gambar 1. Gambaran Histologi Normal Duodenum

b. Histology Jejunum
Histologi duodenum segmen bawah, jejunum dan ileum memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan duodenum segmen atas. Hanya
kelenjar duodenal (Brunner) yang hanya terdapat pada submukosa
duodenum segmen atas dan tidak ditemukan di jejunum maupun ileum. 12
Inti dari plica circularis dibentuk oleh jaringan ikat padat submukosa yang
terdapat arteri dan vena di dalamnya. Usus halus dikelilingi oleh
muskularis eksterna yang tersusun atas otot polos sirkuler dan longitudinal.
Diantara vili-vili terdapat kelenjar intestinal. Di dasar kelenjar intestinal
terdapat sel paneth yang merupakan kelenjar eksokrin memproduksi
lisozim. Sel paneth juga memiliki fungsi fagositosis dengan demikian sel
ini memiliki fungsi penting untuk mengontrol flora mikroba pada usus
halus.
Jejunum memiliki karakteristik:
1. Vilinya memiliki bentuk yang mirip jari tangan.
2. Jejunum tidak memiliki glandula brunner pada lapisan submukosa.
3. Plaque peyeri pada lamina propria dapat ada, tetapi tidak sedominan
seperti di ileum.
4. Sel paneth dapat ditemukan pada dasar kripte liberkuhn.

Gambar 2. Gambaran Histologi Normal Jejunu

c. Histology ileum
Ileum memuliki karakteristik yaitu agregasi dari nodul limfatik
yang disebut plaque peyeri. Setiap plaque peyeri adalah agregasi dari
beberapa nodul limfatik yang berada pada inding ileum berlawanan dengan
penempelan mesenterium. Sebagian besar dari nodul limfatik
menampilkan sentrum germinativum. Nodul limfatik umumnya bersatu
dan batas antara keduanya menjadi sukar dibedakan. Nodul limfatik
berasal dari jaringan limfatik pada lamina propia. Plaque peyeri
mengandung banyak limfosit B, beberapa limfosit T, makrofag dan sel
plasma. Tidak terdapat vili pada area lumen usus halus dimana nodul
mencapai permukaan mukosa.
Ileum memiliki karakteristik :
1. Plaque peyeri, folikel limfoid (nodul) ditemukan pada mukosa dan
merupakan bagian dari submukosa.
2. Tidak terdapat glandula brunner.
3. Vilinya menyerupai jari tangan, tetapi lebih pendek dibandingkan
jejunum.
4. Sel paneth dapat ditemukan pada dasar kripte lieberkuhn
Gambar 3. Gambaran Histologi Normal Ileum

D. Enzim-Enzim Yang Terdapat Pada Usus Halus


Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran
empedu. Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim
sebagai berikut

 Amilopsin (amilase pankreas), yaitu enzim yang mengubah zat tepung


(amailum) menjadi gula yang lebih sederhana (maltosa).
 Steapsin (lipase pankreas), yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol.
 Tripsinogen yang belum aktif diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang
mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang
siap diserap oleh unsur halus.

Enzim yang dihasilkan usus halus adalah sebagai berikut:

1. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan


pankreas menjadi tripsin.
2. Erepsin atau dipeptidase, berfungsi mengubah dipeptida atau peptin
menjadi asam amino.
3. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
4. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
5. Sukrose, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
6. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asa amino.
7. Disakarase, berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
8. Nukleosidase, berfungsi memecah nukleosida menjadi basa nitrogen
(golongan adenin dan timin) serta gula deoksiribosa.
9. Peptidase, berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.

E. Proses Pencernaan Di Usus Halus Terjadi Secara Mekanik Dan Kimiawi


1. Mekanik
Proses secara mekanik terdiri 2 gerakan yaitu segmentasi dan
peristaltik/motilitas. Segmentasi adalah proses mencampur kimus dengan
cairan digesti dan membawa partikel-partikel makanan ke mukosa untuk
diabsorpsi. Segmentasi terjadi sangat cepat di duodenum sekitar 12 kali per
menit kemudian menurun menjadi sekitar 8 kali per menit di ileum. Setelah
sebagian besar makanan diserap, distensi dinding usus halus menurun,
segmentasi terhenti dan peristaltik dimulai. Gerakan peristaltik atau motilitas
yang terjadi di usus halus ini dikenal dengan istilah Migration Motility
Complex (MMC). MMC secara perlahan mendorong makanan ke bagian
bawah usus halus hingga mencapai ileum dalam 90-120 menit.

Gambar Proses Segementasi dan Migration Motility Complex (MMC)

2. Kimiawi
Proses akhir pencernaan karbohidrat, protein dan lemak terjadi di usus
halus dimana hasil kerjasama empedu, cairan pankreas dan usus. Cairan usus
halus berwarna kuning jernih dan diproduksi setiap hari sekitar 1-2 liter.
Cairan usus halus mengandung mukus, air dan sedikit alkali yang bersama
cairan pankreas membantu penyerapan makanan di usus halus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai