Anda di halaman 1dari 9

KEWAJIBAN MERAWAT PASIEN

MENURUT AGAMA HINDU

NAMA KELOMPOK

I Kadek Agus Pranata

(P07120014001)

Ni Putu Utari Arisanthi

(P07120014002)

Ni Kadek Devanie Pratana Riandika (P07120014003)


I Made Nurestu Aprinata

(P07120014004)

I Gusti Putu Edy Hermawan

(P07120014005)

Ida Ayu Putu Trisna Dewi

(P07120014006)

Ni Putu Mas Suci Martia

(P07120014007)

KELAS 1.1
D III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


2014/2015

BAB I
A. PENDAHULUAN
Agama merupakan suatu sistem ibadah yang terorganisasi atau teratur. Agama
mempunyai keyakinan sentral, ritual, dan praktik yang biasanya berhubungan dengan
kematian, perkawinan dan keselamatan/penyelamatan (salvation). Agama mempunyai aturanaturan tertentu yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari yang memberikan kepuasan
bagi yang menjalankannya. Perkembangan keagamaan individu merujuk pada penerimaan
keyakinan (spiritualitas), nilai, aturan dan ritual tertentu.
Kemajuan ilmu kedokteran telah demikian pesatnya sehingga sampai pada tingkat
molekuler, namun masih banyak misteri yang belum dapat diungkapkan karena ada yang
penting tidak dilibatkan dalam pembahasan ilmu kedokteran yaitu sang roh. Pengetahuan
tentang sang roh sangat terbatas. Sadar atau tidak sadar setiap makhluk hidup dibawah
pengaruh hukum alam. Oleh karena itulah kita semua mendapatkan badan ini sesuai dengan
hukum alam. Kadang kala mendapat badan binatang, kadang badan manusia dengan segala
penderitaan termasuk juga penderitaan materian (penyakit). Kebanyakan hal ini belum
disadari. Bila memahami hal ini dengan mudah kita pahami hubungan antara diri sendiri kita
sejati (roh), badan material kita, Tuhan dan hukum-hukum alam. Sehingga mudah diterima
bahwa ada hubungan antara spiritualitas dan kesehatan atau penyakit. Seseorang yang
menderita penyakit secara medis telah diketahui penyebab dan patogenesisnya sampai pada
tingkat kromosom atau DNA. Setelah menghadapi kerumitan dalam ilmu kedokteran, barulah
kita menyadari bahwa ada kekuatan lain yang campur tangan dalam hidup ini, baru
menyadari diperlukan pendekatan lain selain ilmu kedokteran. Oleh karena itu pendekatan
spiritual bertujuan untuk lebih memahami lebih dalam tentang arti kehidupan dan lebih
memahami tugas kita sebagai makhluk hidup di dalam badan kita dalam hubungannya
dengan sang pencipta, Personalitas Tuhan.
Perawat sebagai tenaga kesahatan yang profesional mempunyai kesempatan yang
paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan/asuhan
keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang
holistik. Perawat memandang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual
yang berespons secara holistik dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan
kritis. Asuhan keperwatan yang diberikan oleh perawat tidak terlepas dari aspek spiritual
yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dan klien. Perawat berupaya untuk
memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai bagian dari kebutuhan menyeluruh klien, antara
1

lain dengan memfasilitasi pemenuhan kebuthan spiritual klien tersebut, walaupun perawat
dan klien tidak mempunyai keyakinan spiritual atau keagamaan yang sama.
Tujuan
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar kewajiban merawat pasien menurut
Agama Hindu
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu memahami :
a. Menjelaskan definisi agama Hindu dengan benar
b. Menjelaskan tujuan dasar agama Hindu dengan benar
c. Menjelaskan tipe agama Hindu dengan benar
d. Menjelaskan ciri-ciri agama Hindu dengan benar
e. Menjelaskan sistem agama Hindu dengan benar
f. Menjelaskan kewajiban merawat pasien menurut agama Hindu dengan

benar

BAB II
1. Definisi Agama Hindu
Kata Hindu (melalui bahasa Persia) berasal dari kata Sindhu dalam bahasa
Sanskerta, yaitu nama sebuah sungai di sebelah barat daya subbenua India, yang dalam
bahasa Inggris disebut Indus. Menurut Gavin Flood, pada mulanya istilah 'hindu' muncul
sebagai istilah geografis bangsa Persia untuk menyebut suku bangsa yang tinggal di
seberang sungai Sindu.

Maka dari itu, awalnya istilah 'Hindu' merupakan istilah

geografis dan tidak mengacu pada suatu agama. Agama Hindu (disebut pula Hinduisme)
merupakan agama dominan di Asia Selatan, terutama di India dan Nepal yang
mengandung aneka ragam tradisi. Agama ini meliputi berbagai aliran di antaranya Saiwa,
Waisnawa, dan Sakta, serta suatu pandangan luas akan hukum dan aturan tentang
"moralitas sehari-hari" yang berdasar pada karma, darma, dan norma kemasyarakatan.
Agama Hindu cenderung seperti himpunan berbagai pandangan filosofis atau intelektual,
daripada seperangkat keyakinan yang baku dan seragam.
2. Tujuan Dasar Agama Hindu
Tujuan agama Hindu yang dirumuskan sejak Weda mulai diwahyukan adalah
"Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma", yang artinya bahwa agama (dharma) bertujuan
untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan
secara lahir dan bathin. Tujuan ini secara rinci disebutkan di dalam Catur Purusa Artha,
yaitu empat tujuan hidup manusia, yakni Dharma, Artha, Kama dam Moksa.
3. Tipe Agama Hindu
Menurut J. McDaniel, ada enam tipe umum dalam tubuh agama Hindu, yang
disusun dengan maksud menampung berbagai pandangan terhadap suatu subjek yang
kompleks. Adapun enam tipe tersebut sebagai berikut:
1) Agama Hindu rakyat, yaitu agama Hindu yang berdasarkan pada tradisi
masyarakat setempat serta pemujaan dewa-dewi lokal, seperti Hindu Tamil, Hindu
Newa, Hindu Bali, Hindu Manipuri, Hindu Kaharingan, dan lain-lain. Berpangkal
dari masa prasejarah atau setidaknya mendahului penulisan Weda.
2) Srauta atau Agama Hindu Weda, dilaksanakan oleh kaum brahmana-tradisional
yang disebut srautin.

3) Agama Hindu Wedanta, yaitu agama Hindu yang mengacu pada filsafat Wedanta,
meliputi Adwaita Wedanta (Smarta), dan menekankan pendekatan filosofis pada
kitab-kitab Upanishad.
4) Agama Hindu Yoga, yaitu sekte yang menitikberatkan pelaksanaan yoga menurut
Yogasutra Patanjali.
5) Agama Hindu Dharma atau agama "moralitas sehari-hari", yaitu Hinduisme yang
berdasarkan pada realisasi karma dan pelaksanaan norma kemasyarakatan seperti
wiwaha (adat pernikahan Hindu).
6) Bhakti, yaitu agama Hindu yang menekankan pelaksanaan kebaktian bagi entitas
tertentu, seperti Kresna, Siwa, Ganesa.
4. Ciri-ciri Agama Hindu
Ciri-ciri agama Hindu, yaitu:
Sistem kepercayaannya bersifat politeisme yaitu memuja banyak dewa
Kitab Suci agama hindu : weda
Upacara/hari besar agama hindu : upacara nyepi, galungan, kuningan
Penganut agama hindu : jenazah dibakar dalam upacara ngeben tujuannya agar
rohani dan jasmani terpisah.
Agama Hindu mengenal pembagian kasta
5. Sistem Kepercayaan Agama Hindu
Monoteisme: tidak ada batasan yang menjelaskan tentang konsep monoteisme

dalam agama Hindu


Politeisme: mereka berpendapat bahwa setiap benda , baik bermanfaat
maupun tidak memiliki dewa tersendiri yang mereka sembah, seperti Dewa
Air, Udara, Sungai, dan Gunung. Seluruh dewa tersebut disembah oleh Umat

Hindu melalui berbagai macam ritual dan sajian.


Trimurti: pada abad ke-9 SM, para pendeta Hindu sepakat ada tiga kekuatan
Brahmana dalam menciptakan, memelihara dan melebur alam beserta isinya.
a.
Dewa Brahma : Dewa Pencipta
b.
Dewa Wisnu
: Dewa pemelihara
c.
Dewa Siwa
: Dewa Pelebur
6. Kewajiban Merawat Pasien Menurut Agama Hindu
Menurut ajaran agama Hindu, kewajiban seorang perawat dalam merawat
pasiennya adalah salah satunya dengan membantu pasien dalam menjalankan
ibadahnya. Dengan beribadah akan meningkatkan spiritulitas pasien. Salah satu
cara penyembuhan terhadap pasien yaitu dengan cara berdoa.
Petunjuk dalam Melakukan Penyembuhan dengan Doa
1)

Penyembuh dengan doa, sangat penting menjalani periode pemurnian atau


memperbaiki wataknya. Turunnya energi penyembuhan bersama-sama
dengan energi spritual, akan melipat gandakan sifat-sifat positif penyembuh
4

sampai beberapa kali. Oleh karena itu, dibutuhkan pemurnian diri melalui
latihan renungan batin setiap hari. Seseorang dengan getaran halus atau lebih
tinggi, cendrung menarik makhluk dengan getaran serupa atau lebih tinggi.
2) Penyembuh dengan doa dianjurkan bermeditasi dan berdoa (japa)
secara teratur, memohon kepada Tuhan agar dijadikan alat penyembuh-Nya.
3) Selama melakukan penyembuhan dengan doa, sangatlah penting untuk
berkonsentrasi pada chakra mahkota dan pusat telapak tangan yang
digunakan untuk menyembuhkan.
Prosedur Penyembuhan dengan Doa
1. Meletakkan tangan di bagian yang sakit atau di chakra ajna, chakra dahi,
chakra mahkota ataupun chakra jantung belakang.
Om bhur bhuvah svah. Tat savitur varenyam
Bhargo devasya dhmahi. Dhiyo yo nah pracodayt.
Tuhan Yang Maha Penolong, Pemberi Kehidupan, dan Kebahagiaan
Oh Tuhan aku menerima perlindungan-Mu
Berikanlah aku budi yang baik dan anugrah-Mu
2. Doa ini diulang-ulang beberapa kali hingga rasa sakit berkurang atau hilang
sama sekali, dengan konsentrasi dan keyakinan penuh. Doa dilakukan dengan
rendah hati, tulus dan rasa hormat.
3. Sebelum melakukan perawatan, mintalah pasien untuk berdoa mohon
kesembuhan dari Tuhan dengan kata-kata sendiri.
4. Selaraskan diri agar dapat menerima bimbingan intuitif.
5. Setelah mengakhiri perawatan, penyembuh maupuan

pasien

harus

mengucapkan terima kasih kepada Hyang Widi.


Perawatan Jenazah menurut Agama Hindu
Adapun tahap tahap dari perawatan jenazah dalam agama Hindu yaitu :
a) Persiapkan alat dan bahan:
Air bersih
Masker
Handscoon
Sabun
Handuk
Kain kafan/baju bersih
b) Terlebih dahulu jenazah harus dimandikan dengan air tawar yang bersih dan
sedapat mungkin dicampur dengan wangi- wangian.

c) Setelah itu diberi secarik kain putih untuk menutupi bagian muka wajah dan
bagian alat kelaminnya.
d) Kemudian barulah diberi pesalin dengan kain atau baju yang baru (bersih),
rambutnya dirapikan (perempuan : rambutnya digulung sesuai dengan arah
jarum jam), posisi tangan dengan sikap "menyembah" ke bawah. Setelah itu
dibungkus dengan kain putih.
e) Pada saat membungkus jenazah tersebut supaya diperhatikan hal-hal sebagai
berikut: Bila jenazah itu laki- laki maka lipatan kainnya: yang kanan menutupi
yang kiri, dan bila perempuan maka lipatan kainnya: yang kiri menutupi yang
kanan. Setelah terbungkus rapi ikatlah bagian ujung (kepala dan kaki) serta
bagian tengah jenazah yang bersangkutan dengan benang atau sobekan kain
pembungkus tadi. Setelah selesai perawatan di atas, barulah jenazah tersebut
disemayamkan di tempat yang telah ditetapkan oleh keluarga.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Peran agama dalam keperawatan sangat berpengaruh, disini agama dijadikan
pedoman yang digunakan perawat dalam melakukan suatu tindakan terhadap klien oleh
karena itu pemahamaan tentamg peranan agama sangat penting dan pendasar dalam
memberikan asuhan keperawatan dimana nilai spiritual pasien selalu menjadi pertimbangan
dan dihormati. Dengan demikian setiap perawat harus menunjukkan sikap etis professional
yang baik dalam setiap penampilan dan tindakannya, termasuk dalam mengambil keputusan
ketika merespon sebuah situasi yang sulit.

DAFTAR PUSTAKA
Wardhana, Made. 2006. Pendekatan Spiritual dalam Pelayanan Kesehatan. Denpasar:
Yayasan Institut Bhaktivedanta Indonesia
Yani, Achir. 2000. Buku Ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta: Widya Medika
http://id.wikipedia.org/wiki/Umat_Hindu, diakses pada tanggal 13 September 2014
http://sakinahnuranisa.blogspot.com/2012/04/perawatan-jenazah-agama-hindu-danislam.html, diakses pada tanggal 28 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai