Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AGAMA

MANAJEMEN SAKARATUL MAUT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3 :

FAWNIA LYRA ALMA (211211788)


RENDRA CHAIRMAN (211211812)
KHAIRUNNISA ASWIN (211211794)
RIRIN YULIA PUTRI (211211813)
LINGGO AFRA FADHILLA (211211798)
USWATUN HASANAH (211211822)
MUTIA RESTI RAMADHANI (211211802)
WINDA SAFITRI (211211825)
NURLI PERTIWI (211211805)
WULAN SANI EFENDI (211211826)
LOKAL :
1A

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Junizar Suratman, M.Ag

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Sakaratul Maut”
dengan baik dan lancar.

Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Junizar Suratman, M.Ag selaku dosen pembimbing mata


kuliah Agama.
2. Anggota kelompok 3 yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, dan bermanfaat di masyarakat. Penulis menyadari
bahwa makalah ini belumlah sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Padang, 12 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2

A. Pengertian Sakaratul Maut ............................................................. 2


B. Tanda-tanda Sakaratul Maut .......................................................... 5
C. Cara Menuntun Pasien Menghadapi Sakaratul Maut ..................... 7
D. Tahapan-tahapan Malaikat Maut Mencabut Nyawa Berdasarkan
Alquran dan Hadis .......................................................................... 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................13

A. Kesimpulan.....................................................................................13
B. Saran ...............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULIAN

A. Latar Belakang
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan
mengalamikematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya.Sebagai makhluk
sebaik- baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka I
slamsangat menghormati orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab
itu,menjelang menghadapi kehariban Allah SWT orang yang telah meninggal
duniamendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup.Dalam
ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia makahukumnya
fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untukmenyelenggarakan
4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan danmenguburkan orang
yang telah meninggal tersebut.

B. Rumusan Masalah
A. Menjelaskan pengertian sakaratul maut?
B. Menjelaskan tanda-tanda sakaratul maut?
C. Menjelaskan cara menuntun pasien menghadapi sakaratul maut
D. Menjelaskan tahapan-tahapan malaikat maut mencabut nyawa dalam
Alquran dan hadis

C. Tujuan
A. Dapat menjelaskan pengertian sakaratul maut
B. Dapat menjelaskan tanda-tanda sakaratul maut
C. Dapat menjelaskan cara menuntun pasian menghadapi sakaratul maut
D. Dapat menjelaskan tahapan-tahapan malaikat maut mencabut nyawa
dalam Alquran dan hadis

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sakaratul Maut

Sakratulmaut adalah suatu ungkapan untuk menggambarkan rasa sakit yang


menyerang inti jiwa manusia dan menjalar ke seluruh bagian tubuh. Sakaratul maut
ialah malapetaka paling dahsyat dalam kehidupan manusia. Bagaimanapun, ia
memberikan rasa sakit yang berbeda-beda pada setiap orang. Proses kematian
manusia adalah suatu runtutan peristiwa atau tahapan yang dialami oleh seorang
manusia.

Adapun kematian berasal dari kata “mati” yang berarti berpisahnya ruh dari
jasad dialam dunia untuk selamanya, dan ruh tersebut akan melanjutkan
perjalanannya menuju alam akhirat. Kematian merupakan suatu keniscayaan yang
tidak bisa dihindari dalam kehidupan. Kematian adalah salah satu fase yang akan
dialami manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Hal ini disampaikan oleh
Allah dalam QS. Ali-Imrān ayat 185, yaitu :

‫أب‬ َ ‫َ ََ ُ َ ف‬ ُ ‫ٱ َ ُج َس ُو‬ ََ‫خ َ ِم‬


ِ ِ ‫ف‬َ َ ‫د ُ ِس َ أ ب ُصد ِض َح َل ِ ٌٕٱ‬
‫ٱ َذ َ َ َ َ َ ِ ب ٱ ِس فَب َص ُغ ُش ُع‬ ً َ ‫ج ُو َخ فَ َم ذ ً ف ِخ‬
ٌٕ َ ‫ِد ٱ ئِ َم ُخ ٖظ َرا‬ ‫ُر ِ َ إ‬
‫ٱ َ َ ل َ ِ زَ ِ إ ََب ٱ ذ ُح‬

Artinya : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya


pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.Barang siapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang Memperdayakan”

Sebelum merasakan kematian, setiap manusia akan mengalami sakratul


maut. Suatu keadaan dimana ruh perlahan berpisah dari jasad atau bisa kita sebut
dengan proses kematian.

2
Hal-hal yang dirasakan selama proses tersebut tidak hanya dirasakan atau
terdeteksi oleh jiwa saja, melainkan oleh jasad atau kondisi biologis manusia itu
sendiri. Berikut ayat tentang dahsyatnya sakaratul maut yang disampaikan Allah
SWT dalam Al Quran

: ِ َ ‫ِد ث ٱ َش ُح َء د َعى ِذَُ ذ َ َجب ٗ ُ َر‬ ِ ‫ِ ِٕ ه َ ِ ب ُ ٌٕو َذ َ َر ِ َذ ك ٱ‬

Artinya : dan datanglah sakratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang


kamu selalu lari daripadanya. (QS. Qaaf : 19)

Adapun gambaran hebatnya penderitaan menjelang kematian manusia


diisyaratkan dalam Al-Qur‟ān dengan ayat berikut :

َ َ َ‫ٱ َ ٖق َ ن‬ ُ ٗ ‫زَ ف ِف َشا ُق َ ٱ‬ ‫ث‬ ‫ٱ غب ُق‬ ‫ٱ غب ِ ِذ‬ ‫إ‬ ‫سث َه َو َ ل َ ِ ِق‬


‫ئ ز َغب ُق ٱ‬
ِ ‫َإ‬ َ ِ َ ِ ‫َ َغ ِذ ٱز‬ َ ‫أ َسا َ َ ِلَ ِ َ ً َ َشا ِل َرا‬
‫ث‬

Artinya : sekali-kali jangan. apabila napas (seseorang) telah (mendesak)


sampai ke kerongkongan. dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat
menyembuhkan?". dan Dia yakin bahwa Sesungguhnya Itulah waktu perpisahan
(dengan dunia). dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan [1533]. kepada
Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau. (QS. Al-Qiyāmah : 26-30)

Manusia memiliki 3 elemen di dalam dirinya, yaitu jasad, ruh, dan nafs.
Jasad merupakan aspek bilogis atau fisik manusia, ruh adalah aspek psikologis atau
psikis manusia, sedangkan napas merupakan aspek psikofisik manusia yang
merupakan sinergi antara jasad dan ruh. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran
bahwa manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya yang kemudian ditiupkan
ruh kepadanya. Sebagaimana dalam QS. Shād ayat 71-72 :

َ َ ‫ئ‬ِ ‫ث ِ ُ ُك ِ َخ َ َىِخ إ‬
َ ‫َ ُز ٗ عُ ِ ٖ فَئ ِ ِغَ َ ٗششا‬ ‫ف خ ُذ فِ َ ِ ِ ٗ ِ س ِد فَ َم َرا َع‬
َ ََ َ
َ‫َلب َي َسث َه ِ ِر إ َ ٗ عُ ُعا ِ ِجذََ َع‬

3
Artinya : “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat.
Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah‟. Maka apabila telah
Kusempurnakan kejadiaannya dan Kutiupkan ruh (ciptaan)Ku, maka hendaklah
kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya.”

Sebagaimana ayat tersebut, berdasarkan perspektif Islam dikemukakan


bahwa kematian adalah terlepasnya ruh dari tubuh manusia untuk selamanya, dan
menghantarkan manusia ke fase berikutnya. Pada fase penciptaan manusia,
kehidupan ditandai dengan ditiupkan ruh pada jasadnya,maka sebaliknya kematian
ditandai dengan berpisahnya ruh dari jasad yang telah menjadi satu kesatuan selama
aktivitas kehidupan di dunia.

Seperti yang telah diketahui, pada saat sakaratul maut, manusia tidak hanya
akan berhadapan dengan malaikat, melainkan juga setan yang akan menggoyahkan
imannya. Jika orang yang sakaratul maut tersebut tidak iman kepada Allah SWT,
maka setan akan mudah menghasutnya untuk masuk ke dalam golongan orang-
orang yang ingkar terhadap Allah.

Namun, jika ia termasuk ke dalam golongan orang-orang mukmin, Allah


SWT akan mengirimkan malaikat untuk melindunginya dari godaan para setan
(agar sejahtera atasnya). Malaikat maut itu akan datang dengan mengucap salam
kepada mukmin tersebut. Tujuan dari talqin sendiri untuk mengingatkan orang yang
sakit untuk selalu mengagungkan nama Allah SWT.

Pada saat sakaratul maut, orang sakit tesebut sangat lemah imannya. Supaya
orang sakaratul maut itu tetap bertahan keimanannya, maka orang-orang di
sekitarnya wajib untuk memberikan talqin agar kalimat terakhir yang terucap dari
lisan. Setelah kematian, semua perbuatan manusia akan dicatat dalam catatan
amalannya masing-masing. Itu akan selalu bersama manusia tersebut di lehernya
hingga ia dikubur sampai datangnya hari kiamat untuk dihisab (timbang). Ketika
manusia meninggal semua amalannya akan terputus kecuali tiga perkara, yaitu:

4
1. Sedekah jariyah.

2. lmu yang bermanfaat

3. Doa anak sholeh.

Jika kamu termasuk salah satu orang beriman, kematian sudah tentu tidak
membuat kamu merasa takut.

B. Tanda-tanda Sakaratul Maut

Manusia sebagai makluk ciptaan Allah SWT sejatinya menjalani kehidupan


yang telah digariskan, termasuk di dalamnya ialah mengalami kematian. Dalam
Islam, telah diriwayatkan dalam hadis-hadis maupun firman Allah SWT di dalam
Al-Qur’an bahwa kematian pasti akan menghampiri setiap umat manusia.

Dilansir dari iainmadura.ac.id, manusia beriman memiliki keyakinan akan


kematian sehingga telah mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Sebagaimana
sabda Rasulullah dalam HR. Tarmidzi yang berbunyi: “Banyak-banyaklah
mengingat penghapus kenikmatan, yakni kematian.”

Lain halnya dengan orang kafir yang tidak mempersiapkan diri akan
kematian, serta selalu berusaha menghindari kematian. Maka orang kafir sering kali
tidak menyadari tanda-tanda kematian yang sejatinya telah ditunjukkan oleh Allah
SWT.

Kematian maupun sakaratul maut telah memiliki tanda-tandanya tersendiri


dalam Islam. Allah SWT menghadirkan tanda-tanda tersebut menuntun umat-Nya
untuk bertobat. Dikutip dari sabilahmuhtadin.sch.id, berikut di antaranya:

6 Tanda Menjelang Sakaratul Maut dalam Islam:

1. Tanda 100 hari menjelang kematian, seringkali luput dari perhatian manusia

Tanda yang muncul dalam 100 hari menjelang hari kematian akan
menghampiri umat manusia, namun sering kali manusia tersebut tidak sadar bahwa

5
ini adalah pertanda menjelang kematian.

Adapun tanda yang muncul ini umumnya berlaku setelah waktu Asar,
dimana manusia akan merasakan getaran hingga menggigil pada seluruh tubuhnya.
Dari ujung rambut sampai ujung kaki manusia akan terasa bergetar.

Dikisahkan bahwa tanda ini terasa nikmat dan akan berhenti atau hilang saat
manusia telah menyadarinya. Namun bila tidak merasakannya, maka tanda ini akan
lenyap begitu saja tanpa manfaat.

2. Tanda 40 hari menjelang kematian, mulai diikuti malaikat maut

Dalam 40 hari sebelum hari kematian, akan muncul tanda dari Allah SWT
yang juga terjadi pada waktu setelah Asar. Ditandai dengan rasa berdenyut-denyut
di bagian pusat tubuh manusia.

Seiring dengan munculnya tanda ini, dikisahkan bahwa daun yang


bertuliskan nama manusia akan gugur dari pohon di atas Arash Allah SWT, dan
malaikat maut akan mulai mengikuti manusia tersebut sepanjang waktu.

3. Tanda 7 hari menjelang kematian, manusia diuji dengan musibah sakit

Tanda yang muncul 7 hari sebelum hari kematian akan dirasakan oleh
orang-orang yang diuji oleh Allah SWT. Bentuk ujian tersebut adalah diberi
musibah jatuh sakit, tidak berselera makan hingga tidak makan sama sekali.

4. Tanda 3 hari menjelang kematian, sinar mata akan menghilang

Pada tanda yang muncul 3 hari menjelang hari kematian, manusia akan
merasakan denyutan yang terasa di bagian tengah dahi, mata tidak akan bersinar
lagi, bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan turun, telinga menjadi
laju, dan telapak kaki menjadi sulit ditegakkan.

Semua tanda yang muncul sejatinya dapat dilihat dan dirasakan, maka bagi
orang-orang yang mampu memahami kemunculan tanda tersebut, disarankan untuk
berpuasa guna menghindari masuknya najis ke dalam perut.

6
5. Tanda 1 hari menjelang kematian, diiringi firasat kematian

Sehari menjelang hari kematian juga akan berlaku sesudah waktu Asar.
Tanda ini dapat dirasakan dengan denyutan di bagian ubun-ubun manusia.
Dikisahkan apabila telah merasakan tanda ini, manusia diberi firasat bahwa tidak
akan sempat menemui Asar esok hari.

6. Tanda akhir, dianjurkan untuk bersyahadat dan menantikan datangnya maut

Akhir dari tanda-tanda menjelang kematian yaitu dapat merasakan keadaan


dingin di bagian pusat tubuh, turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bagian
jakun.

Terdapat juga tanda menjelang sakaratul maut dalam islam. Manusia yang
merasakan tanda-tanda ini dianjurkan untuk terus mengucapkan kalimat syahadat.
Diiringi dengan berdiam diri menantikan kehadiran malaikat maut yang akan
menjemput manusia, dan membawanya kembali ke hadapan Allah SWT.

C. Cara Menuntun Pasien Menghadapi Sakaratul Maut


Lakukan 4 Hal Ini saat Menghadapi Orang Sakaratul Maut

Setiap orang dianjurkan untuk memperbanyak mengingat mati dan


menyiapkan diri untuk menyambutnya dengan bertobat dan istiqamah dalam
beribadah kepada Allah subhanahu wata‘ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

ِ ‫أَكث ُِروا مِ ن ذِك ِر هَاذ ِِم اللذا‬


‫ت‬

Artinya: “Perbanyaklah oleh kalian mengingat pemutus kenikmatan


(kematian).”

(HR. Ibnu Hiban) Kematian adalah sebuah keniscayaan. Ia bisa menemui


siapa saja baik tua maupun muda tanpa bisa dimajukan atau dijadwal mundur.
Orang yang masih muda ataupun mereka yang sudah tua, yang masih dalam
keadaan sehat maupun yang sedang mengalami sakit, semuanya bisa saja menemui

7
kematiannya tanpa dapat diduga-duga.

Kematian tidak lebih dekat kepada orang tua dari pada anak muda, pun
tidak lebih dekat kepada orang yang sakit dari pada orang yang sehat. Berapa
banyak kematian menghampiri seorang anak muda ketika ia sedang tenggelam di
dalam mimpi-mimpinya. Dan berapa banyak pula orang tua yang sudah begitu renta
justru masih panjang masa hidupnya padahal setiap harinya ia selalu berjaga-jaga
jikalau datang ajalnya.

Orang yang dalam keadaan sakit anjuran untuk mengingat kematian dan
menyiapkan diri untuknya menjadi lebih kuat baginya. Sedangkan bagi keluarga
atau orang yang berada di sekeliling orang yang telah terlihat adanya tanda-tanda
datangnya ajal ada beberapa hal yang mesti dilakukan. Dr. Musthafa Al-Khin dalam
kitabnya Al-Fiqhul Manhajî menyebutkan ada 4 (empat) hal yang semestinya
dilakukan seseorang terhadap anggota keluarga yang sedang mengalami naza’ atau
sakaratul maut. Keempat hal itu adalah:

Pertama, menidurmiringkan orang tersebut ke sisi badan sebelah kanan untuk


menghadapkan wajahnya ke arah kiblat. Bila hal ini dirasa susah maka
menelentangkannya dengan posisi kepala sedikit diangkat sehingga wajahnya
menghadap ke kiblat. Demikian pula kedua ujung kakinya juga disunahkan untuk
dihadapkan ke arah kiblat.

Kedua, disunahkan mengajari (men-talqin) orang yang sedang sekarat kalimat


syahadat yakni lâ ilâha illallâh dengan cara yang halus dan tidak memaksanya untuk
ikut menirukan ucapan syahadat tersebut. Cukuplah mentalqin dengan mengulang-
ulang memperdengarkan kalimat lâ ilâha illallâh di telinganya tanpa menyuruh
untuk mengucapkannya. Bedasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim

ُ‫لَ ِقنُوا َموتَا ُكم َل إِلَهَ إِل للا‬

Artinya: “Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat lâ
ilâha illallâh.”

8
Ketiga, disunahkan membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat.
Berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hiban:

‫علَى َموت َا ُكم يس‬


َ ‫اقرؤوا‬

Artinya: “Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat di antara
kalian.”

Keempat, orang yang sedang mengalami sakit dan merasakan sudah adanya tanda-
tanda kematian ia dianjurkan untuk berbaik sangka (husnu dhan) kepada Allah.
Dalam keadaan seperti ini yang terbaik ia lakukan adalah membuang jauh-jauh
bayangan dosa dan kemaksiatan yang telah ia perbuat. Sebaliknya ia dianjurkan
untuk membayangkan bahwa Allah akan menerimanya dan mengampuni semua
dosa-dosanya. Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dan Imam Muslim Allah berfirman:

‫عبدِي بِي‬ َ َ‫أَنَا عِند‬


َ ‫ظ ِن‬

Artinya: “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepadaku.”

Para ulama mengajarkan ketika seseorang dalam keadaan sehat maka rasa takutnya
terhadap siksa Allah (khauf) dan harapannya terhadap rahmat Allah (rajâ) mesti
seimbang ada di dalam dirinya. Ada yang mengatakan rasa takutnya harus lebih
banyak dari pada harapannya. Namun ketika seseorang dalam keadaan sakit dan
telah dekat kematiannya maka harapan pada rahmat Allah mesti harus lebih besar
dari rasa takutnya atau bahkan hanya ada harapan saja di dalam dirinya kepada
rahmat Allah. Ia mesti yakin bahwa Allah akan mengampuninya dan melimpahkan
kasih sayang kepadanya. Wallâhu a’lam. (Yazid Muttaqin).

D. Tahapan-tahapan Malaikat Maut Mencabut Nyawa Berdasarkan


Alquran dan Hadis

Salah satu malaikat utama yang lainnya selain jibril, mikail, dan israfil adalh
malikat maut. Malaikat ini memang selalu dikaitkan dengan kematian, semua orang

9
bakal berurusan dengan malaikat yang satu ini. Sehingga nampaknya kaum
muslimin perlu mengenal lebih lanjut tentang figur malaikat ini, sebelum dia
bertemu kepada kita, sehingga kita siap secara mental manakala malaikat maut
mendatangi kita dan bersiap pula dengan bekal terbaik yang harus kita bawa.
Dengan malaikat lain mungkin kita tidak akan bertemu, tetapi dengan malaikat
maut semua manusia pasti akan bertemu, dengan pasrah maupun dengan
keterpaksaan.

Tentang Namanya

Masyarakat Islam pada umumnya mengenal malaikat ini sebagai malaikat


Izrail. Tetapi tidak ada rujukan bahwa malaikat ini bernama izrail, Allah
SWT pun selalu menyebutnya dengan Malaikat Maut. Jika pun ada hadits
yang menyebut Izrail, kami lebih mantap menyebut ‘Malaikat Maut’.

Tentang caranya menjalankan tugas

Berkenaan dengan cara Malaikat Maut menjalankan tugasnya, ada beberapa


penjelasan dari Al-Qur’an dan sunnah tentang bagaimana cara malaikat ini
mengambil nyawa manusia. Orang kafi dan munafik akan berbeda caranya
dengan orang yang beriman.

Malaikat Maut akan mencabut nyawa orang-orang kafir dan munafik


dengan cara memukul muka dan punggung mereka. Bagaimanakah rasa sakitnya?
Hanya Allah SWT yang tahu. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya hamba yang kafir dalam riwayat lain hamba yang fajir (banyak
berbuat dosa)-ketika hendak berpisah dengan dunia untuk menghadap akhirat turun
kepadanya malaikat dari langit, mereka kasar dan berwajah hitam membawa
gombalan kasar dari neraka, mereka duduk sejauh pandangan mata dari si hamba.

Kemudian datanglah malaikat maut duduk disamping kepalanya dan


berkata: “Wahai jiwa yang jelek keluarlah menuju kemurkaan dan laknat Allah.”
Beliau mengatakan: “Maka ruhnya bercerai berai dari dalam badannya, ditarik
seperti ditariknya sebatang besi yang bercabang kiri dan kanannya dari kain yang
membungkusnya. Maka terputuslah karenanya urat-urat dan sarafnya. Maka setiap

10
malaikat antara langit dan bumi melaknatnya juga semua malaikat yang ada di
langit, maka dikunci seluruh pintu langit dan setiap penjaga pintu langit berdoa
kepada Allah agar ruh itu tidak melewati pintu yang dijaganya. Maka diambillah
ruhnya dan tidak dibiarkan ditangannya walaupun sebentar segera dimasukkan ke
dalam gombal(kain jelek) neraka.

Dan keluarnya ruh dari badannya berbau busuk seperti bau bangkai yang
ada di muka bumi. Maka ruhnya dibawa naik dan tidak melewati sekelompok
malaikat kecuali mereka berkata; “Ruhnya siapa yang jelek ini?” Malaikat
mengatakan; “Ruhnya si fulan bin fulan” dengan menyebutkan nama yang jelek
yang dinamakan di dunia, sampai berhenti di langit dunia dan meminta dibukakan
pintunya, maka tidak dibukakan pintunya. Dan beliau membaca: ‘mereka tidak
dibukakan pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sampai unta masuk ke
lubang jarum.’ Maka Allah berfirman: “Tulislah catatannya di sijjin yaitu di bumi
yang paling bawah” kemudain dikatakan: “Kembalikanlah dia ke bumi. Karena aku
telah menjanjikan pada mereka, sesungguhnya dari tanah mereka diciptakan, ke
dalam tanah mereka dikembalikan dan dari dalam tanah mereka akan dibangkitkan
sekali lagi.” Maka dilemparlah ruhnya dari langit dengan keras sampai kembali ke
jasadnya, kemudian beliau membaca ayat “Barangsiapa yang syirik kepada Allah
maka mereka seperti terlempar dari langit dan disambar burung atau dibawa angin
ke tempat yang jauh.” Kemudian dikembalikan ruhnya ke jasadnya. Beliau
bersabda: ‘Sesungguhnya mereka bisa mendengar hentakan kaki saudaranya yang
mengantarnya ketika mereka berpaling hendak pulang.” (HR. An-Nasai)

Sementara itu, malaikat maut akan mencabut nyawa orang-orang yang


beriman dengan cara yang baik dan santun. Mereka akan disambut, disambut
dengan ucapan salam dan doa seerta dipersilahkan memasuki surga Allah. Dalam
sebuah hadits, Rasulullah bersabda;

“Sesunguhnya setiap hamba yang mukmin apabila akan berpisah dengan


dunia untuk menghadap Akhirat maka turun Malaikat dari langit, wajahnya
putih seperti matahari, mereka membawa kafan surga dan pewangi surga,
mereka duduk sejauh pandangan mata, kemudian datang malaikat maut
11
duduk di dekat kepala hamba orang mukmin dan berkata: ‘Wahai jiwa yang
tenang keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah.’ Beliau berkata:
maka keluarlah ruhnya seperti keluarnya air dari mulut kendi, maka
diambilnya ruh itu. Dan tidak dibiarka walaupun sebentar di tangannya,
tetapi langsung diambil malaikat pembawa kafan untuk dibungkus kafan
dan pengawet dari surga tadi. Keluarnya ruh itu seperti hembusan misik
terharum yang ada di muka bumi. Kemudian, mereka membawa naik ruh
itu dan tidak melewati sekelompok malaikat kecuali mereka bertanya:
‘Ruhnya siapa yang sangat baik ini?’ mereka menjawab ‘Ruhnya si fulan
bin fulan’ dengan meyebutkan namanya yang baik yang dinamakan
dengnanya di dunia. Kemudian berhenti dilangit dunia dan mereka meminta
dibukakan pintunya maka mereka dibukakan pintunya dan para
malaikatikut mengantarkan ruh itu sampai langit diatasnya sampai berhenti
ruh itu di langit ke tujuh. Maka Allah berfirman: ‘Tulislah catatan hambaKu
di Illiyin.’ Kemudian dikatakan: ‘Kembalikanlah dia ke bumi, karena
sesungguhnya dari bumi (tanah) pertama Aku ciptakan mereka dan kedalam
tanah mereka dikembalikan dan dari tanah sekali lagi mereka akan
dikeluarkan. Beliau bersabda; ‘Maka dikembalikanlah ruh itu pada
jasadnya’” (HR. An-Nasa’i).

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia


sebagi makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya
itu perlu mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya.
Dimana, penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu
kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu,
tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh
mukallaf. Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah:

a. Memandikan
b. Mengkafani

c. Menshalatkan

d. Menguburkan

B. Saran

Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini,


pemakalah berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan
mempersiapkan diri untuk menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga
berharap agar pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
semua serta dapat mengajarkannya dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.idntimes.com/news/indonesia/felia-putri-dewinta/6-tanda-
menjelang-sakaratul-maut-dalam-islam
https://islam.nu.or.id/post/read/84383/lakukan-empat-hal-ini-saat-
menghadapi-orang-sakaratul-maut
https://umma.id/post/beginilah-cara-malaikat-maut-mencabut-nyawa-
281077?lang=id

Anda mungkin juga menyukai