PADA LANSIA
DISUSUN OLEH:
TINGKAT:
2A
Dosen Pengampu:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya Makalah dengan judul Komunikasi Terapeutik pada Pasien
Lansia. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah Komunikasi
Keperawatan serta membantu mengembangkan kemampuan pemahaman
pembaca terhadap Komunikasi Terapeutik pada pasien Lansia.Pemahaman
tersebut dapat di pahami melalui pendahuluan, pembahasan masalah,
serta penarikkan garis kesimpulan dalam makalah ini.
Makalah ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana sehingga
dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini. Dalam menyusun
makalah ini,kami banyak mendapatkan bantuan bimbingan dari berbagai pihak,
untuk itu melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
Di dalam makalah ini dapat kami temukan informasi yang berguna untuk
mengetahui dan menambah wawasan masyarakat tentang Komunikasi
Terapeutik pada Pasien Lansia.Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu penulis membutuhkan kritik dan saranyang membangun.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..2
C. Tujuan Masalah……………………………………………………….........2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….4
A. Kesimpulan………………………………………………………………...25
B. Saran……………………………………………………………………….25
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat banyak bukti bahwa kesehatan yang optimal pada pasien lanjut
usia tidak hanya bergantung pada kebutuhan biomedis akan tetapi juga
tergantung dari perhatian terhadap keadaan sosial, ekonomi, kultural dan
psikologis pasien tersebut. Walaupun pelayanan kesehatan secara medis pada
pasien lanjut usia telah cukup baik tetapi mereka tetap memerlukan
1
komunikasi yang baik serta empati sebagai bagian penting
dalam penanganan persoalan kesehatan mereka. Komunikasi yang baik ini ak
an sangat membantu dalam keterbatasan kapasitas fungsional, sosial, ekonomi,
perilaku emosi yanglabil pada pasien lanjut usia (Williamet al., 2007).
B. Rumusan Masalah
2
1) Mahasiswa dapat menjelaskan Konsep Komunikasi Terapeutik pada
Lansia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi berjalan lancar adalah
menguasai bahan atau pesan yang akan disampaikan, menguasaibahasa setem
pat, tidak terburu-buru,memiliki keyakinan, bersuara lembut, percaya diri,
ramah, dan sopan.Lingkungan yang mendukung komunikasi adalah suasana
terbuka, akrab, santai,menjaga tetap ramah, posisi menghormati, dan memahai
keadaan lanjut usia.(Wahjudi Nugroho, 2008)
D. Keterampilan Komunikasi Terapeutik Pada Lansia
3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar
belakang sosikulturalnya.
5
9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan
asing bagi pasien.
6
c. Sentuh lengannya agar ia terfokus pepada pembicaraan
a. Apabila orang tersebut tidak mengerti suatu kata, ganti dengan kata
lain yang mempunyai arti sama.
b. Ulangi apa yang telah dikatakan dan gunakan kata-kata yang sama,
gerak,nada yang sama pula.
f. Sadari bahasa tubuh atau ekspresi wajah, nada suara, dan sikap badan
anda karena klien mungkin tidak mengerti apa yang anda katakan,
tetapi ia akan mengerti tanda nonverbal.
9. Kurangi gangguan.
8
b. Dorong lansia untuk memakai kacamata dan alat pendengar.
1. Ikhlas (genuiness) Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien harus
bisaditerimadan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal a
kan memberikan bantuan kepada pasien untuk mengkonsumsikan kondisi
secara tepat,
a. Pendekatan fisik
b. Pendekatan psikologis
9
Karena pendekatan ini sifatnya absrak dan mengarah pada
perubahan prilaku, maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama
Untuk melaksanakan pendekatan ini perawat berperan sebagai konselor,
advokat,supporter, interpreter terhadap sesuatu yang asing atau sebagai
penampung masalah-masalah yang pribadi dan sebagai sahabat yang
akrab bagi klien.
c. Pendekatan social
Pendekatan ini dilakukan untuk meningkatkan
keterampilan berinteraksi dalam lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar
pikiran, bercerita, bermain, atau mengadakan kegiatan-kegiatankelompo
merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi
dengan sesama klien maupun dengan petugas kesehatan.
d. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa membeikan kepuasan batin dalam hubunganya dengan
Tuhan atau agama yang dianutnya terutama ketika klien dalam keadaan
sakit.
H. Teknik Komunikasi Pada Lansia
Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia,
selain pemahaman yang memadai tentang karakteristik lansia, petugas kesehat
anatau perawat juga harus mempunyai teknik-teknik khusus agar komunikasi
yang di lakukan dapat berlangsung secara lancar dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
a. Teknik asertif
10
b. Responsif
c. Fokus
d. Supportif
11
mangajari klienkarena ini dapat merendahan kepercayaan klien kepada
perawat atau petugas kesehatan lainnya. Ungkapan-ungkapan yang bisa
memberi motivasi,meningkatkan kepercayaan diri klien tanpa terkesan
menggurui atau mengajari misalnya: ‘saya yakin bapak/ibu lebih
berpengalaman dari saya,untuk itu bapak/ibu dapat melaksanakanya dan
bila diperlukan kami dapat membantu’.
e. Klarifikasi
14
itasciliary muscles, yang mengakibatkan penurunan akomodasi ketika bahan
cetakan dipegang diberbagai jarak.
Amerika Serikat pada tahun 2008 diprediksi memiliki lebih kurang5,2 juta
penduduk berusia lanjut yang diantaranya menderita
beberapa bentuk demensia, dan jumlahnya diprediksi akan meningkat dua kali lip
at pada 30 tahun yang akan datang (Hingle & Sherry, 2009). Sebagaiakibatnya,
dokter dapat berharap untuk menemui lebih banyak pasien demensia dan pasien
tersebut datang berkunjung ke dokter ditemani oleh anggota keluarga atau perawat
nonformal lain (Viederet al .,2002). (istilah caregiver digunakan dari point ini
untuk merujuk pada setiap orang yang menemani kunjungan yang merupaka
informal caregiver).Penilaian dan pengobatan pasien lanjut usia dengan
demensia juga akan sangat membantu bila melibatkan caregiver(Roter, 2000).
15
terjadi. Sebagian pasien demensia memiliki rentang konsentrasi yang sangat
singkat dan sulit untuk tetap berada dalam satutopik tertentu (Miller, 2008).
1. Agresif
16
5) Pempermalukan orang lain di depan umum, baik dalam perkataan
maupun tindakan.
2. Non asertif
Adanya hambatan komunikasi kepada lansia merupkan hal yang wajar seiring
dengan menurunya fisik dan pskis klien namun sebagai tenaga kesehatan yang
professional perawat di tuntut mampu mengatasi hambatan tersebut untuk itu perlu
adanya teknik atau tips-tips tertentuyang perlu di perhatikan agar komunikasi
berjalan dengan efektif antaralain :
17
5) Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat
kelemahannya.Jangan menganggap kemacetan komunikasi merupakan
hasil bahwa klien tidak kooperatif.
18
SKENARIO ROLEPLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA
PEMERIKSAAN TTV KEPADA PASIEN LANSIA
Pemeran:
Pada jam 07.00 dua orang perawat akan melakukan pemeriksaan TTV untuk
melihat perkembangan kondisi pada pasien lansia yang bernama Ny. Silvy. Ia
menderita penyakit hipertensi yang dirawat di ruang melati Rumah Sakit ME
RCU, saat itu Ny.Sily ditemani oleh Anak pertamanya.
Fase Orientasi
P1 dan P2 : Assalamu’alaikum.
at.)
sedikit membungkuk)
ini dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang nanti. nenek sudah makan
Ny. Silvy : Cuma sedikit karena saya kurang selera makan sus.
Ny. Silvy : emm.. sudah belum ya, sudah sus (sambil berpikir)
Keluarga : Iya sus obat nya tadi sudah diminum semua (Setelah bertanya
Keluarga : iya baiklah kalau begitu saya mohon lakukan yang terbaik buat orag
tua saya ya sus
20
P2 : iya bu terimakasih, kami akan mencoba melakukan yang terbaik buat
orang tua anda. Kami juga mohon kerja samanya nanti dalam
pemeriksaan ya bu.
Fase Kerja
P1 : Permisi nek.. maaf ya nek. nenek tiduran saja ya, biar nenek lebih
santai
sesaat)
darah).
Ny. Silvy : yang 6 orang sudah, terus yang enamnya lagi masih kuliah. Mereka
cantik dan ganteng-ganteng loh sus.
21
P2 : Nek... maaf ya... tolong nenek angkat sedikit tangan kanannya.
(Setelah beberapa menit kemudian tekanan darah dan suhu sudah selesai
diukur,kemudian peralatan dilepas kembali, dan setelah itu perawat 1 dan
perawat 2 melanjutkan untuk memeriksa nadi dan pernapasannya.)
Fase terminasi
P2 : Kalau begitu kami juga permisi dulu ya buk, nenek kami permisi
dulu ya,cepat sembuh ya nek, Nanti kalau ada perlu bantuan panggil
kami di ruang perawat atau langsung bisa memencet bel yang sudah
tersedia.
22
Keluarga : Ya bu.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan komunikasi yang efektif antara perawat pasien lanjut usia maka :
B. Saran
Bagi perawat harus memahami tentang aplikasi komunikasi terapeutik
pada lansia agar pemeriksaan pasien lansia di rumah sakit berjalan dengan
lancar dan Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini sangat
banyak sekali kesalahan. Besar harapan kami kepada para pembaca untuk bisa
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi lebih sempurna.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/360668373/Makalah-Komunikasi-terapeutik-pada
-pasien-lansia
25