Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN LANSIA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan
Dengan dosen pembimbing Yovita Tri Katarina, M.Kom

Oleh:
PENYUSUN:
Melani Ambar Sari 30140121001
Lili Melina Saputri 30140121005
Sindi Zeny Anjani 30140121009
Chandra Pradipta 30140121022

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO


BORROMEUS

Jalan Parahyangan Kav. 8 Blok/1 Kota Baru Parahyangan

2022/2023
1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Komunikasi
Keperawatan Atas kesehatan jasmani dan kekuatan yang diberikan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuai ketentuan.
Makalah ini dapat disusun dengan baik berkat dukungan, bantuan, dan arahan dari
dosen pengampuh mata kuliah Komunikasi Keperawatan. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Yovita Tri Katarina, M.Kom sebagai dosen mata kuliah Komunikasi
Keperawatan di STIKes Santo Borromeus program studi Diploma Keperawatan tingkat 2 yang
telah membimbing penyelesaian makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada para pihak
yang mendukung penulisan makalah ini.
Penulis menyadarai bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak terdapat
kesalahan baik dalam kelengkapan isi, maupun dalam penggunaaan kaidah kebahasaannya.
Untuk itu, penulis memohon maaf atas setiap kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.
Semoga semua pihak dapat menyampaikan saran, kritik yang membangun untuk perbaikan
makalah ini agar penulis dapat memperbaiki karya-karya berikutnya.

Padalarang, 28 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………1
1.3 Tujuan masalah………………………………………………………………………1

BAB II ISI
2.1 Definisi Komunikasi Terapeutik…………………………………………………...….
2.2 Manfaat Komunikasi
Terapeutik………………………………………………………
2.3 Karakteristik Lansia………………………………………………………………...…
2.4 Pendekatan Perawatan Lansia Dalam Konteks
Komunikasi…………………………..
2.5 Teknik Komunikasi Pada
Lansia………………………………………………………
2.6 Hambatan Berkomunikasi Dengan
Lansia…………………………………………….
2.7 Teknik Perawatan Lansia Pada Reaksi
Penolakan……………………………………..
2.8 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Berinteraksi Dengan
Lansia………………….

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………
3.1 Saran…………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena
komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bahwa
komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks
yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi
dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang
terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan.
Untukmemperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan
mengurangi kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai
untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan
dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan
sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu. (Bruner
& Suddart, 2001: 188)
Menurut WHO, Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki
tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg) (Sunarwinadi, 2017). Hipertensi sering dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh
diam-diam karena dapat menyerang siapa saja secara tiba-tiba serta merupakan salah satu
penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Hipertensi juga beresiko menimbulkan
berbagai macam penyakit lainnya yaitu seperti gagal jantung, jantung koroner, penyakit
ginjal dan stroke, sehingga penanganannya harus segera dilakukan sebelum komplikasi dan
akibat buruk lainnya terjadi seperti dapat menurunkan umur harapan hidup penderitanya
(Sulastri, Elmatris, and Ramadhani, 2012).
Hipertensi pada lansia dibedakan atas hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih
besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg, serta
hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
iii
diastolik lebih rendah dari 90 mmHg (NOC, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi komunikasi terapeutik ?
2. Apa manfaat komunikasi terapeutik ?
3. Bagaimana karakteristik lansia ?
4. Bagaimana cara pendekatan perawatan lansia dalam konteks komunikasi ?
5. Bagaimana teknik komunikasi pada lansia ?
6. Apa saja hambatan berkomunikasi dengan lansia ?
7. Bagaimana teknik perawatan lansia pada reaksi penolakan ?
8. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinteraksi dengan lansia ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui definisi komunikasi terapeutik ?
2. Untuk mengetahui manfaat komunikasi terapeutik ?
3. Untuk mengetahui karakteristik lansia ?
4. Untuk mengetahui cara pendekatan perawatan lansia dalam konteks komunikasi ?
5. Untuk mengetahui teknik komunikasi pada lansia ?
6. Untuk mengetahui hambatan berkomunikasi dengan lansia ?
7. Untuk mengetahui teknik perawatan lansia pada reaksi penolakan ?
8. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinteraksi dengan lansia ?

iv
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik


Indrawati (2003) mengemukakan bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik adalah hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar
menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intimterapeutik
(Stuart dan Sundeen).
Komunikasi dengan lansia harus memperhatikan faktor fisik, psikologi,
(lingkungandalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan komunikasi yang tepat.
disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta memperhatikan waktu yang tepat.

2.2 Manfaat Komunikasi Terapeutik


Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama
antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien.
Mengidentifikasi.mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang
dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 : 50).

2.3 Karakteristik Lansia


Berdasarkan usianya, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengelompokan usia lanjut
menjadi empat macam meliputi:
a) Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 samapai 59 tahun
b) Usia lanjut (elderly) kelompok usia antara 60 samapai 70 tahun
c) Usia lanjut usai (old) kelompok usia antara 75 sampai 90 tahun
d) Usia tua (veryold) kelompk usia di atas 90 tahun
Meskipun batasan usia sangat beragam untuk menggolongkan lansia namun perubahan-
perubahan akibat dari usai tersebut telah dapat di identifikasi, misalnya perubahan pada aspek
v
fisik berupa perubahan neurologi dan sensorik, perubahan visual, perubahan pendengaran.
Perubahan - perubahan tersebut dapat menghambat proses penerimaan dan interprestasi
terhadap maksud komunikasi. Perubahan ini juga menyebabkan klien lansia mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi. Belum lagi perubahan kognetif yang berpengaruh padatingkat
intelegensi, kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien.

Perubahan emosi yang sering terlihat adalah berupa reaksi penolakan terhadap kondisi
yang terjadi. Gejala-gejala penolakan tersebut misalnya:
a) Tidak percaya terhadap diagnose, gejala, perkembangan serta keterangan yang di
berikan petugas kesehatan)
b) Mengubah keterangan yang di berikan sedemikian rupa, sehinga di terima keliru)
Menolak membicarakan perawatanya di rumah sakit
c) Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum khususnya tindakan yang
mengikut sertakan dirinya
d) Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama bila
nasehat tersebut demi kenyamanan klien.

2.4 Pendekatan Perawatan Lansia Dalam Konteks Komunikasi


2.4.1 Pendekatan Fisik

2.4.2 Pendekatan Psikologis

2.4.3 Pendekatan Sosial

2.4.4 Pendekatan Spiritual

2.5 Teknik Komunikasi Pada Lansia


Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain pemahaman
yang memadai tentang karakteristik lansia, petugas kesehatan atau perawat juga harus
mempunyai teknik-teknik khusus agar komunikasi yang di lakukan dapat berlangsung secara
lancar dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Beberapa Teknik Komunikasi yang dapat diterapkan antara lain:
2.5.1 Teknik Asertif

vi
2.5.2 Responsif

2.5.3 Fokus

2.5.4 Supportif

2.5.5 Klarifikasi

2.5.6 Sabar Dan Ikhlas

2.6 Hambatan Berkomunikasi Dengan Lansia


Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan terganggu apabila
ada sikap agresif dan sikan nonasertif.

2.7 Teknik Perawata Lansia Pada Reaksi Penolakan


Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan seseorang untuk mengakui secara sadart
erhadap pikiran, keinginan, perasaan atau kebutuhan pada kejadiaan-kejadian nyata atau
sesuatu yang merupakan ancaman. Penolakan merupakan reaksi ketidaksiapan lansia menerima
perubahan yang terjadi pada dirinya. Perawat dalam menjamin komunikasi perlu memahami
kondisi ini sehingga dapat menjalin komunikasi yang efektif, tidak menyinggung perasaan
lansia yang relatif sensitif.
Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien lansia denganreaksi
penolakan, antara lain :
1) Kenali segera reaksi penolakan klien
Membiarkan klien lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu. Hal ini
merupakan mekanisme penyesuaian diri sejauh tidak membahayakan klien, orang lain
sertalingkunganya.
2) Orientasikan klien lansia pada pelaksanan perawatan diri sendiri
Langkah tersebut bertujuan untuk mempermudah proses penerimaan klien terhadap
perawatan yang akan di lakukan serta upaya untuk memandirikan klien.
3) Libatkan keluarga atau pihak keluarga terdekat dengan tepat
Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas kesehatan memperoleh
sumberinformasi atau data klien dan mengefektifkan rencana / tindakan dapat terealisasi
dengan baikdan tepat
vii
2.8 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Berinteraksi Dengan Lansia
1. Menunjukkan rasa hormat, seperti
“bapak”, “ibu”, kecuali apabila sebelumnya pasien telahmeminta anda untuk memanggil
panggilan kesukaannya.
2. Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien
3. Pertahankan kontak mata dengan pasien
4. Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan mendengarkan adalah kunci
komunikasi efektif
5. Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan perasaannya
6. Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak, menggunakan bahasa dan kalimat
yang sederhana.
7. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien
8. Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti pasien
9. Menyederhanakan atau menuliskan instruksi
10. Mengenal dahulu kultur dan latar belakang budaya pasien
11. Mengurangi kebisingan saat berinteraksi, beri kenyamanan, dan beri penerangan yang
cukupsaat berinteraksi.
12. Gunakan sentuhan lembut dengan sentuhan ringan di tangan. Lengan, atau bahu.
13. Jangan mengabaikan pasien saat berinteraksi

viii
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat kami Tarik kesimpulan:
1. Komunikasi terapeutik adalah hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar
perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim terapeutik (Stuart
dan Sundeen).
2. Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antara
perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien
3. Berdasarkan usianya, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengelompokan usia lanjut
menjadi empat macam meliputi: usia pertengahan, usia lanjut, usia lanjut usia dan usia tua.
4. Pendekatan perawatan lansia dalam konteks komunikasi ada pendekatan fisik, psikologis,
social, dan spiritual
5. Teknik komunikasi pada lansia terdiri dari : teknik asertif, responsif, focus,
supportif ,klarifikasi, sabar dan ikhlas.
6. Hambatan berkomunkasi dengan lansia : agresif, non-asertif.
7. Teknik perawatan lansia pada reaksi penolakan : kenali segera reaksi penolakan
klien,orientasikan klien lansia pada pelaksanan perawatan diri sendiri, libatkan keluarga atau
pihakkeluarga terdekat dengan tepat.
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berinteraksi pada lansia: menunjukkan rasa
hormathindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien, pertahankan kontak mata
dengan pasien dan lainnya.
Hipertensi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi
(tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg) (Sunarwinadi,
2017). Hipertensi sering dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam karena dapat
menyerang siapa saja secara tiba-tiba serta merupakan salah satu penyakit yang dapat
mengakibatkan kematian.

ix
ROLE PLAY
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN HIPERTENSI

1. Fase Pra Interaksi


Dua orang perawat akan melakukan pemeriksaan dan melihat perkembangan kondisi pada
pasien lansia yang bernama Tn. Joko. Tn. Joko menderita penyakit hipertensi yang dirawat
diruang melati Rumah Sakit Dr. Soepomo Malang.
2. Fase Orientasi
Perawat 1 dan Perawat 2 mendatangi pasien Tn. Joko di ruang perawatan.
P1 & P2 : Assalamualaikum.
Keluarga : Waalaikumssalam.
P1 & P2 : Selamat pagi bapak, Tn. Joko (sambil tersenyum)
Keluarga: Pagi juga pak….!!

Kakek sedikit kebingungan melihat kedatangan perawat.


P1 & P2 : Pagi kek…!! Gimana kabar kakek hari ini,, sehat ??
Tn. Joko : Pagi…!! Alhamdulillah sudah agak lumayan. Ini siapa ya…?? Kakek masih tampak
kebingungan dan tampak berfikir..
P1 : Kakek … perkenalkan saya perawat Yayan dan ini perawat Dadang

Perawat 1 dan perawat 2 mencoba melakukan pendekatan kepada Kakek dan juga juga
keluarganya.
P1: Kami berdua yang bertugas untuk merawat Kakek pada hari ini. Kakek sudah makan belum
pagi ini....??
Tn. Joko: Sudah...!!
P2: Makan nya banyak atau sedikit Kek...??
Tn. Joko: Cuma sedikit karena saya kurang selera makan. Saya masih merasa agak mual...!!
P1: Pagi ini obat nya sudah diminum Kek...??
Tn. Joko: Iya sudah...!!
x
Keluarga: Iya sus obat nya tadi sudah diminum semua...

Setelah bertanya kepadaa Kakek, perawat mencoba menjelaskan Asuhan Keperawatan


yang akan diberikan kepada Kakek dan juga keluarganya.

P1: Baiklah Kek!! Kami disini akan melakukan pemeriksaan kepada Kakek. Apakah bapak
(Keluarga), bersedia...??
Keluarga: iya baiklah kalau begitu kami mohon lakukan yang terbaik buat orang tua kami..!!
P2: Iya pak terimakasih, kami akan mencoba melakukan yang terbaik buat orang tua bapak.
Kami juga mohon kerja samanya nanti dalam pemeriksaan.
P1: Kalau begitu kami mau permisi sebentar untuk mempersiapkan alatnya,kurang lebih 5
menit kami akan kembali lagi. Iya pak silahkan..!!
Keluarga: iya sus silahkan
P1&P2: Mari... (Sambil berjalan pergi untuk mengambil alat).
Setelah itu perawat meninggalkan kamar pasien untuk menyiapkan alat yang akan
digunakan dalam tindakan yang akan diberikan.

3. Fase Kerja
(Lima menit kemudian, perawat kembali ke kamar pasien)
P₁&P₂: Assalmu'alaikum... Semua Wa'alaikum salam...
Perawat masuk dan langsung mendekati pasien untuk melakukan tindakan.
P1: Permisi Kek..!! maaf ya Kek.. Kakek tiduran saja ya,, biar Kakek lebih santai.
Tn. Joko: (Langsung tiduran)
Setelah itu perawat langsung memberikan tindakan kepada Kakek.
P : Kek... tolong tangan kirinya sedikit diangkat ya Kek...!!
(perawat 1 memasang manset tensi, kemudian mengukur tekanan darah)
P2: cucu Kakek sudah berapa kini? (perawat mencoba mengajak komunikasi pada Kakek)
Tn. Joko: Eeehm,, sudah 3 pak, sudah besar-besar semua.
P1: Ooh sudah berkeluarga semua??
Tn. Joko: Yang 1 orang sudah, terus yang duanya lagi masih kuliah,Mereka cantik dan ganteng-
ganteng sus.
P1: Ya iya dong. Kayak Kakeknya... (perawat dan Kakek ketawa)
Sambil menunggu perawat 1 mengukur tekanan darah, perawat 2 menyiapkan
termometer untuk mengukur suhu Kakek.
xi
P: Kek... maaf ya... tolong Kakek angkat sedikit tangan kanannya...!!
Tn. Joko: (Mengangkat sedikit tangan kanan nya)
P2: (Setelah Kakek mengangkat tangannya, perawat langsung memasang termometer). Kek...
Langsung dijepit tangannya ya Kek... dan jangan dulu dilepas sebelum saya suruh...
Tn. Joko: (hanya mengangguk)
Setelah beberapa menit kemudian tekanan darah dan suhu sudah selesai
diukur,kemudian peralatan dilepas kembali, dan setelah itu perawat 1 dan perawat 2
melanjutkan untuk memeriksa nadi dan pernapasannya.

4. Fase terminasi
Setelah semua pemeriksaan sudah dilakukan, hasil pemeriksaan dicatat oleh perawat dan
semua peralatan dirapikan
Keluarga: Bagaimana pak...??
P1: Keadaannya sudah membaik dari kemaren, tapi orang tua bapak harus banyak minum air
putih dan juga makan sayur-sayuran.
P2: Orang tua bapak harus banyak istirahat dan juga jangan dulu banyak pikiran,biar cepat
sembuh..!!
Keluarga: Alhamdulillah
P2: Kalau begitu kami juga permisi dulu ya pak...!! Kakek kami permisi dulu ya Kek.....
Kakek cepat sembuh ya Kek....
Nanti kalau ada perlu bantuan panggil kami di ruang perawat...!!
Keluarga: Ya sus.. terima kasih...!!
P1 & P2: Mari pak....!! Mari Kek....!!
Keluarga: Ya pak...!!
Akhirnya setelah perawat berpamitan, perawat langsung pergi meninggalkan ruangan
kamar Tn. joko.

xii

Anda mungkin juga menyukai