Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Keperawatan Gerontik
Disusun Oleh:
DARMAYANTI
NPM. 18010578
Dosen Pengajar:
Ns. ISMAILINAR, M.Kep
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang dengan limpahan
rahmat dan anugerah dari-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam
semesta.
Saya sangat bersyukur dapat menyelesaikan Makalah Komunikasi
Terapeutik Pada Lansia ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.
Ismailinar, M. Kep selaku dosen pengajar Mata Kuliah Keperawatan Gerontik dan
juga kepada semua pihak yang telah membantu saya selama penyusunan laporan
ini berlangsung sehingga dapat selesai tepat waktu.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran terhadap makalah ini sangat
diperlukan agar kedepannya dapat saya perbaiki. Sekian, terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan lansia?
b. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi?
c. Bagaimanakah komunikasi terapeutik terhadap lansia?
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan
mahasiswa mengenai komunikasi terapeutik pada lansia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Perubahan kognitif meliputi daya ingat (memory), IQ (Intellegent
Quotient), kemampuan belajar (Learning), kemampuan pemahaman
(Comprehension), pemecahan masalah (Problem Solving), pengambilan
keputusan (Decision Making), kebijaksanaan (Wisdom), kinerja
(Performance), dan motivasi (Motivation).
c. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah perubahan
fisik, khususnya organ perasa, kesehatan umum, tingkat pendidikan,
keturunan (hereditas), lingkungan, gangguan saraf panca indra, gangguan
konsep diri, rangkaian dari kehilangan, hilangnya kekuatan dan ketegapan
fisik, perubahan terhadap gambaran diri, dan perubahan konsep diri.
d. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. Lansia
semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak sehari-hari.
e. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial diantaranya ialah kesepian, duka cita
(Bereavement), depresi, gangguan cemas, parafrenia (suatu bentuk
skizofrenia pada lansia), dan sindroma diogenes yang merupakan suatu
kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat
mengganggu.
4
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara
sadar, tujuan dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan klien (Ina dan
Wahyu, 2010).
5
b. Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan
kata-kata. Cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan
kepada orang lain adalah dengan melakukan komunikasi verbal dan non-
verbal secara bersamaan Komunikasi nonverbal teramati pada:
1) Metakomunikasi.
2) Penampilan personal.
3) Intonasi (nada suara).
4) Ekspresi wajah.
5) Sikap tubuh dan langkah.
6) Sentuhan.
6
menanyakan kabar pasien sebelum operasi, menunjukkan sikap siap
membantu dan tidak memaksa pasien untuk bercerita keadaannya pada
perawat
c. Kerja.
Pada fase kerja perawat menggunakan komunikasi dua arah, menanggapi
keluhan pasien dengan serius, bersikap jujur kepada pasien, menepati janji
yang telah diberikan, menciptakan suasana lingkungan yang nyaman
sehingga mendukung terjadinya komunikasi yang efektif, mengulang
pertanyaan dengan lebih jelas jika pasien belum mengerti tentang
pertanyaan yang disampaikan perawat, jangan mendesak pasien untuk
segera menjawab pertanyaan yang diajukan, jangan memotong di tengah-
tengah pembicaraan pasien, dan jangan membandingkan dengan pasien
lain
d. Fase terminasi.
Perawat dapat mengucapkan salam perpisahan, membuat kontrak untuk
pertemuan berikutnya, memberikan pendidikan kesehatan post operasi,
mengevaluasi respon pasien terhadap komunikasi yang telah disampaikan
dan meninggalakan petunjuk cara menghubungi pasien.
7
terhadap lansia sekecil apapun hendaknya mengklarifikasi tentang
perubahan tersebut.
c. Fokus
Sikap ini merupakan upaya untuk tetap konsisten terhadap komunikasi
yang diinginkan. Hal ini perlu diperhatikan karena umumnya lansia senang
menceritakan hal yang tidak relevan.
d. Suportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik aspek fisik maupun psikis secara
bertahap menyebabkan emosi lansia menjadi labil. Perubahan ini dapat
disikapi dengan menjaga kestabilan emosi lansia, misalnya dengan
mengiyakan, senyum, dan mengaggukkan kepala ketika lansia berbicara.
e. Klarifikasi
Perubahan yang terjadi pada lansia menyebabkan proses komunikasi tidak
berjalan dengan lancar. Klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan
ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu dilakukan agar
maksud pembicaraan dapat dimengerti.
f. Sabar dan Ikhlas
Perubahan pada lansia yang terkadang merepotkan dan kekanakkanakan.
Apabila tidak disikapi dengan sabar dan ikhlas akan menimbulkan
perasaan jengkel sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik. Hal
tersebut menimbulkan kerusakan hubungan komunikasi.
8
c. Komunikasi nonverbal yang meliputi perilaku, kontak mata, ekspresi
wajah, postur dan tubuh, dan sentuhan
d. Meningkatkan komunikasi dengan lansia yaitu dengan memulai kontak
e. Suasana komunikasi harus diciptakan senyaman mungkin saat
berkomunikasi dengan lansia, misalnya posisi duduk berhadapan, jaga
privasi, penerangan yang cukup, dan kurangi kebisingan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lansia adalah seseorang yang telah berusia diatas 60 tahun, mengalami
penurunan kemampuan beradaptasi, dan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari seorang diri.
Komunikasi terapeutik merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam
komunikasi yang dilakukan secara terencana dan dilakukan untuk membantu
proses penyembuhan pasien.
Fase komunikasi terapeutik terbagi menjadi fase preinteraksi, orientasi,
kerja, dan fase terminasi.
Berkomunikasi dengan lansia diperlukan teknik khusus yang terdiri dari
teknik asertif, responsif, fokus, suportif, klarifikasi, sabar dan ikhlas. Jika terdapat
sikat agresif dan non asertif ketika berkomunikasi dengan lansia maka akan timbul
hambatan-hambatan yang tidak diinginkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R. Y. 2014. Buku ajar asuhan keperawatan gerontik Jilid 2. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Khalifah, Siti Nur. 2016. Modul bahan ajar cetak keperawatan: keperawatan
gerontik. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Mubarak, W.I., Sajidin, M., Muhith, A., & Nasir, A.. (2009). Komunikasi dalam
Keperawatan dan Aplikasi. Jakarta: Salmba Medika.
Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan keperawatan gerontik. Penerbit Andi.
Yap, A. F., Thirumoorthy, T., & Kwan, Y. H. (2016). Medication adherence in the
elderly. Journal of Clinical Gerontology and Geriatrics.