Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN GERONTIK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

Dosen Pengampuh : I Made Rantiasa, S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok II

1. Dwi Areski Setyawan ( 1901080 )


2. Sri Delviana Daud ( 1901048 )
3. Indria Putri Utina ( 1901055 )
4. Defitrianti Tampilang ( 1901057 )
5. Saida A. Kasim ( 1901053 )
6. Putri Pangemanan ( 1901093 )

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas kelompok mengenai
makalah komunikasi terapeutik pada lansia.
Makalah kelompok ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah mendukung didalam
penyusunan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami
bisa melakukan perbaikan sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga penyusunan tugas kelompok mengenai makalah
komunikasi terapeutik pada lansia memberi manfaat maupun inspirasi pada pembaca.

Manado, November 2022


Penyusun

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Pengertian Komunikasi Pada Lansia...............................................................................5
B. Keterampilan Komunikasi..............................................................................................5
C. Tekhnik Komunikasi.......................................................................................................6
D. Lingkungan wawancara..................................................................................................7
E. Kendala-kendala dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia............................7
F. Prinsip-Prinsip Etik Pelayanan Kesehatan Pada Lansia..................................................8
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan oran
lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah
berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses
yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan
individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu
merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan
ditransmisikan. Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus
tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan
mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali
telah lupa atau ada kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran.
Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan
sering sangat membantu. (Bruner & Suddart, 2001 : 188)
Komunikasi pada lansia membutuhkan peratian khusus. Perawat harus waspada
terhadap perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang memperngaruhi pola
komunikasi. Perubahan yang berhubungan dengan umur dalam sistem auditoris dapat
mengakibatkan kerusakan pada pendengaran. Perubahan pada telinga bagian dalam dan
telinga mengalangi proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran teradap suara.
Berdasarkan hal – hal tersebut kami menulis makalah ini yang berjudul “ komunikasi
pada lansia.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana tata cara berkomunikasi pada lansia ?
2) Apa itu komunikasi terapeutik pada lansia ?
3) Bagaimana proses keperawatan pada lansia ?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui tata cara berkomunikasi pada lansia.
2) Dapat memberikan komunikasi terapeutik pada lansia.
3) Dapat membantu proses keperawatan pada lansia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Pada Lansia


Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatankegiatan yang berkaitan
dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat
serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok.
(Widjaja, 1986 : 13) Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan
kontak dengan orang lain. (Potter & Perry, 2005 : 301) komunikasi yang biasa dilakukan
pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan
pengalaman dan hubungan intim yang terapeutik.
Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran
dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun
dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut
lanjut usia.Kelompok lanjut usia ( LANSIA ) adalah kelompok penduduk yang berusia 60
tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena
itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural
disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan
episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes
dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :
1. Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki
lansia.
2. Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
3. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
B. Keterampilan Komunikasi
   Listening/Pendengaran yang baik yaitu :
1. Mendengarkan dengan perhatian telinga kita.
2. Memahami dengan sepenuh hati, keikhlasan dengan hati yang jernih.
3. Memikirkan secara menyeluruh dengan pikiran jernih kita.
C. Tekhnik Komunikasi
1) Tekhnik komunikasi dengan penggunaan bahasa yang baik.
Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan pada topik
pembicaraan dan kebutuhan lansia,berbicara dengan lansia yang dimensia dengan
pelan.tetapi berbicara dengan lansia demensia yang kurang mendengar dengan lebih
keras hati-hati karena tekanan suara yang tidak tepat akan merubah arti
pembicaraan,pertanyaan yang tepat kurang pertanyaan yang lansia menjawab ya atau
tidak..
Berikan kesempatan orang lan untuk berbicara hindari untuk mendominasi ,pembicara
sebaiknya mendorontg lansia untuk berperan aktif ,Merubah topik pembicaaraan
dengan jitu menggunakan objek sekitar untuk topik pembicaraan bila lansia tidak
interest lagi
Contoh : siapa yang membelikan pakaian bapak/ibu yang bagus ini?
Gunakan kata-kata yang sederhana dan konkrit gunakan makan satu buah setelah
makan dari pada menggunakan makanan yang berserat
Gunakan kalimat yang simple dan pendek satu pesan untuk satu kalimat.
2) Teknik nonverbal komunikasi
a) Perilaku : ramah tamah, sopan dan menghormati, cegah supaya tidak acuh tak
acuh, perbedaan.
b) Kontak mata : jaga tetap kontak mata.
c) Expresi wajah : mereflexsikan peraaan yang sebenarnya.
d) Postur dan tubuh : mengangguk, gerakan tubuh yang tepat, meletakan kursi dengan
tepat.
e) Sentuhan : memegang tangan, menjbat tangan.
3) Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia.
a) Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan berjabat tangan.
b) 2Bila hanya menyentuh tangannya hanya untuk mengucapaka pesan-pesan verbal
dan merupak metode primer yang non verbal.
c) Jelaskan tujuan dari wawancara dan hubungan dengan intervensi keperawatan yang
akan diberikan.
d) Muali pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam.
e) Gunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengar yang efektif.
f) Secara periodic mengklarifikasi pesan.
g) Mempertahankan kontak mata dan mendengar yang baik dan mendorong untuk
berfokus pada informasi.
h) Jangan berespon yang menonjolkan rasa simpati.
i) Bertanya tentang keadaan mental merupakan pertanyaan yang mengancam dan
akan mengakiri interview.
j) Minta ijin bila ingin bertanya secara formal.
D. Lingkungan wawancara.
1) Posisi duduk berhadapan
2) Jaga privasi.
3) Penerangan yang cukup dan cegah latar belakang yang silam
4) Kurangi keramaian dan berisik
5) Komunikasi dengan lansia kita mencoba untuk mengerti dan menjaga kita
mengekspresikan diri kita sendiri efek dari kmunikasi adalah pengaruh timbal balik
seperti cermin.
E. Kendala-kendala dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia
1) Gangguan neurology serring menyebabkan gangguan bicara dan berkomunikasi dapat
juga karena pengobatan medis, mulut yang kering dan lain-lain.
2) Penurunan daya pikir sering menyebabkan gangguan dalam mendengarkan,
mengingat dan respon pada pertanyaan seseorang.
3) Perawat sering memanggil dengan “nenek”, “sayang”, dan lain-lain. Hal tersebut
membuat tersinggung harga dirinya dianjurkan memanggil nama panggilannya.
4) Dianjurkan menegur dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
5) Perbedaan budaya hambatan komunikasi, dan sulit menjalin hubungan saling percaya.
Gangguan sensoris dalam pendengarannya
6) Gangguan penglihatan sehingga sulit menginterprestasikan pesan-pesan non-verbal.
7) “Overload” dari sensoris : terlalu banyak informasi dalam satu waktu atau banyak
orang berkomunikasi dalam yang sama sehingga kognitif berkurang.
8) Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan misalnya focus
pada rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih penuh, udara yang tidak enak, dan
lain-lain.
9) Hambatan pada pribadi : penurunan sensoris, ketidaknyamanan fisik, efek
pengobatan dan kondisi patologi, gangguan fungsi psikososial, karena depresi atau
dimensia, gangguan kontak dengan realita.
F. Prinsip-Prinsip Etik Pelayanan Kesehatan Pada Lansia
Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada derita usia
lanjut adalah:
1) Empati :istilah empati menyangkut pengertian:“simpati atas dasar pengertian yang
mendalam”.Dalam istilah ini diharapkan upaya pelayanan geriatric harus memandang
seorang lansia yang sakit dengan pengertian,kasih sayang dan memahami rasa
penderitaan yang dialami oleh penderita tersebut.Tindakan empati harus dilaksanakan
dengan wajar,tidak berlebihan, sehingga tidak memberi kesan over-protective dan
belas kasihan.Oleh karena itu semua petugas geriatric harus memahami proses
fisiologi dan patologik dari penderita lansia.
2) Yang harus dan “jangan”: prinsip ini sering dikemukakan sebagai non-malefecience
dan beneficence,pelayanan geriatric selalu didasarkan pada keharusan untuk
mengerjakan yang baik untuk penderita dan harus menghindari tindakan yang
menambah penderitaan (harm) bagi penderita. Terdapat adagium primum non nocere
(“yang terpenting jangan membuat seseorang menderita“).Dalam pengertian ini,
upaya pemberian posisi baring yang tepat untuk menghindari ras nyeri,pemberian
analgesic (kalau perlu dengan devirat morfin) yang cukup,pengucapan kata-kata
hiburan merupakan contoh berbagai hal yang mungfkin mudah dan praktis untuk
dikerjakan.
3) Otonomi :yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu mempunyai hak untuk
menentukan nasibnya, dan mengemukakan keinginanya sendiri.
4) Keadilan : yaitu prinsip pelayanan geriatric harus memberikan perlakuan yang sama
bagi semua penderita. Kewajiban untuk memperlakukan seorang penderita secara
wajar dan tidak mengadakan perbedaan atas dasar karakteristik yang tidak relevan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertaankan dan meningkatkan kontrak dengan oran
lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah
berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses
yang kompleks yang melibatkan tingka laku dan hubungan serta memungkinkan individu
berasosiasi denan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan
peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yan maknanya dipacu dan
ditransmisikan.
Komunikasi pada lansia tidaklah begitu sulit dibutuhkan teknik-teknik tersendiri
untuk melakukan komunikasi pada lansia banyak hal-hal yang harus diperhatikan
diantaranya :
1) Teknik komunikasi dengan penggunaan bahasa yang baik.
2) Tehknik untuk wawancara.
3) Kendala dan hambatan dalam komunikasi.
4) Mood dan privasi
5) Aspek-aspek yang harus diperhatikan.
B. Saran
Komunikasi pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya mudah dalam
pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang sensitive dalam perasaannya oleh
sebab itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin mohammad Arif da putri Kumala Sari 2011. Maklah komunikasi terapeutik
pada lansia. Jakarta: Salemba Medika
Nahas, Meguid El & Adeera Levin .2010.Chronic Kidney Disease: A Practical Guide
to Understanding and Management . USA: Oxford University Press.
http//komunikasi pada lansia.com
http//konsep komunikasi .co.id

Anda mungkin juga menyukai