Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan kerja keras penulis makalah yang berjudul “ Teknik Komunikasi
Pada Lansia ” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
tugas untuk menempuh mata kuliah Keperawatan Gerontik. Penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terselesaikan jika tidak ada bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis
menyampaikan ungkapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini diantaranya:

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D selaku rektor Institut


Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan kesempatan penulis
untuk menempuh pendidikan di Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.

2. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS (IKN) selaku dosen


pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan.

3. Teman-teman kelompok 8 atas ide dan kerjasamanya dalam penyelesaian


makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna atau masih
perlu perbaikan. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritik serta saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki penyusunan
makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Denpasar, 21 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan ..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................2

Bab II Pembahasan ...................................................................................................3

2.1 Pengertian Komunikasi Pada Lansia ..............................................................3

2.2 Teknik Komunikasi Pada Lansia ...................................................................3

2.3 Hambatan Komunikasi Pada Lansia ..............................................................7

Bab III Penutup ........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................9

3.2 Saran ...............................................................................................................9

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 10

ii
2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan oran lain
karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa
komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks
yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan
orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus
berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki
interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi
kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk
menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan dalam
mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat
dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu (Bruner & Suddart, 2001 :
188). Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non
verbal dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada
perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan ( Potter-Perry, 301 ).
Komunikasi pada lansia membutuhkan peratian khusus. Perawat harus waspada
terhadap perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang memperngaruhi pola komunikasi.
Perubahan yang berhubungan dengan umur dalam sistem auditoris dapat mengakibatkan
kerusakan pada pendengaran. Perubahan pada telinga bagian dalam dan telinga mengalangi
proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran teradap suara. Berdasarkan hal – hal
tersebut kami menulis makalah ini yang berjudul “ komunikasi pada lansia.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Komunikasi pada lansia?
b. Apa saja teknik komunikasi dengan lansia?
c. Apa saja hambatan berkomunikasi dengan lansia?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian komunikasi pada lansia.
b. Untuk mengetahui apa saja teknik komunikasi pada lansia.
c. Untuk mengetahui apa saja hambatan berkomunikasi pada lansia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI PADA LANSIA

Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatankegiatan yang berkaitan


dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta
dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. (Widjaja,
1986 : 13)

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan


seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain.
(Potter & Perry, 2005 : 301) komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas
tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang
terapeutik.

a. Dalam komunikasi dengan lansia harus diperhatikan faktor fisik, psikologi, (lingkungan
dalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan komunikasi yang tepat.
disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta memperhatikan waktu yang tepat.
Ketrampilan komunikasi
Listening/Pendengaran yang baik yaitu :
1) Mendengarkan dengan perhatian telinga kita.
2) Memahami dengan sepenuh hati, keikhlasan dengan hati yang jernih.
3) Memikirkan secara menyeluruh dengan pikiran jernih kita.

2.2 TEKNIK KOMUNIKASI DENGAN LANSIA


a. Teknik komunikasi dengan penggunaan bahasa yang baik
Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan pada topik
pembicaraan dan kebutuhan lansia,berbicara dengan lansia yang dimensia dengan
pelan.tetapi berbicara dengan lansia demensia yang kurang mendengar dengan lebih keras
hati-hati karena tekanan suara yang tidak tepat akan merubah arti pembicaraan,pertanyaan
yang tepat kurang pertanyaan yang lansia menjawab ya atau tidak.

3
Berikan kesempatan orang lan untuk berbicara hindari untuk mendominasi
,pembicara sebaiknya mendorontg lansia untuk berperan aktif ,Merubah topik
pembicaaraan dengan jitu menggunakan objek sekitar untuk topik pembicaraan bila lansia
tidak interest lagi.
Contoh : siapa yang membelikan pakaian bapak/ibu yang bagus ini?. Gunakan kata-kata
yang sederhana dan konkrit gunakan makan satu buah setelah makan dari pada
menggunakan makanan yang berserat. Gunakan kalimat yang simple dan pendek satu
pesan untuk satu kalimat.
b. Teknik nonverbal komunikasi
1) Perilaku : ramah tamah, sopan dan menghormati, cegah supaya tidak acuh tak acuh,
perbedaan.
2) Kontak mata : jaga tetap kontak mata
3) Expresi wajah : mereflexsikan peraaan yang sebenarnya.
4) Postur dan tubuh : mengangguk, gerakan tubuh yang tepat, meletakan kursi dengan
tepat. Sentuhan : memegang tangan, menjbat tangan.
c. Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia
1) Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan berjabat tangan.
2) Bila hanya menyentuh tangannya hanya untuk mengucapaka pesan-pesan verbal dan
merupak metode primer yang non verbal.
3) Jelaskan tujuan dari wawancara dan hubungan dengan intervensi keperawatan yang
akan diberikan.
4) Muali pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam.
5) Gunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengar yang efektif.
6) Secara periodic mengklarifikasi pesan.
7) Mempertahankan kontak mata dan mendengar yang baik dan mendorong untuk
berfokus pada informasi.
8) Jangan berespon yang menonjolkan rasa simpati.
9) Bertanya tentang keadaan mental merupakan pertanyaan yang mengancam dan akan
mengakiri interview.
10) Minta ijin bila ingin bertanya secara formal
d. Lingkungan wawancara

4
1) Posisi duduk berhadapan
2) Jaga privasi
3) Penerangan yang cukup dan cegah latar belakang yang silam
4) Kurangi keramaian dan berisik
5) Komunikasi dengan lansia kita mencoba untuk mengerti dan menjaga kita
mengekspresikan diri kita sendiri efek dari kmunikasi adalah pengaruh timbal balik
seperti cermin.
e. Tehnik Asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan
menunjukkan sikap peduli, sabar mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan
bicara agar maksud komunikasi atau pembicaraan dapat dimengerti. Asertif merupakan
pelaksanaan etika berkomunikasi. Sikap ini akan sangat membantu petugas kesehatan
untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia.
f. Responsif
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien merupakan
bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat mengetahui adanya perubahan
sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya segera menanyakan atau klarifikasi
tentang perubahan tersebut, misalnya dengan mengajukan pertanyaan, "Apa yang sedang
Bapak/Ibu pikirkan saat ini ? Apa yang bisa saya bantu ?". Berespon berarti bersikap aktif,
tidak menunggu bantuan dari klien. Sikap aktif dari petugas kesehatan ini akan
menciptakan perasaan tenang bagi klien.
g. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang diinginkan. Ketika klien mengungkapkan pernyataan-pernyataan diluar
materi yang diinginkan, maka perawat hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan.
Upaya ini perlu diperhatikan karena umumnya klien lansia senang menceritakan yang
mungkin tidak relevan untuk kepentingan petugas kesehatan

5
h. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia baik pada aspek fisik maupun psikis secara
bertahap menyebabkan emosi klien relatif menjadi labil. Perubahan ini perlu disikapi
dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan mengiyakan, senyum dan
menganggung kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan
menghargai sesama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien
lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan demikian
diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuannya. Selama
memberi dukungan baik secara moril maupun materil, petugas kesehatan jangan sampai
terkesan menggurui atau mengajari klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien
kepada perawat atau petugas kesehatan lainnya. Ungkapan-ungkapan yang bisa memberi
motivasi, meningkatkan kepercayaan diri klien tanpa terkesan menggurui atau mengajari
misalnya : "Saya yakin Bapak/Ibu lebih berpengalaman dari saya, untuk itu kami yakin
Bapak/Ibu mampu melaksanakan....dan bila diperlukan kami siap membantu".
i. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi dengan lansia, sering proses komunikasi
tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan ulang
dan memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu dilakukan oleh perawat agar maksud
pembicaraan kita dapat diterima dan dipersepsikan sama oleh klien. "Bapak/Ibu bisa
menerima apa yang saya sampaikan tadi ? bisa minta tolong Bapak/Ibu untuk menjelaskan
kembali apa yang saya sampaikan tadi?"
j. Sabar dan Ikhlas
Seperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia umunya mengalami perubahan-
perubahan yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan. Perubahan ini bila tidak
disikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat
sehingga komunikasi yang dilakukan tidak terpeutik, solutif, namun dapat berakibat
komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien
dengan petugas kesehatan.

6
2.3 HAMBATAN BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA
Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan terganggu
apabila ada sikap agresif dan sikap non asertif
A. Agresif
Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya ditandai dengan perilaku-perilaku dibawah
ini :
1. Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan bicara)
2. Meremehkan orang lain
3. Mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
4. Menonjolkan diri sendiri
5. Mempermalukan orang lain di depan umum, baik dengan perkataan maupun tindakan
B. Non Asertif
Tanda-tanda dari sikap non asertif ini adalah :
1. Menarik diri bila diajak berbicara
2. Merasa tidak sebaik orang lain atau rendah diri
3. Merasa tidak berdaya
4. Tidak berani mengungkapkan keyakinan
5. Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
6. Tampil diam atau pasif
7. Mengikuti kehendak orang lain
8. Mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga ghubungan baik dengan orang lain
Adanya hambatan komunikasi kepada lansia merupakan hal yang wajar seiring
dengan menurunnya fungsi fisik dan psikologis klien. Namun sebagai tenaga profesional
kesehatan, perawat dituntut mampu mengatasi keadaan tersebut, untuk itu perlu adanya tehnik
atai tips-tips tertentu yang perlu diperhatikan agar komunikasi dapat berlangsung efektif,
antara lain :
1. selalu mulai komunikasi dengan mengecek fungsi pendengaran klien
2. keraskan suara anda jika perlu
3. dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia sehingga dia dapat
melihat mulut anda

7
4. atur lingkungan sehingga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik. Kurangi
gangguan visual dan auditori. Pastikan adanya pencahayaan yang cukup.
5. ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat kelemahannya. Jangan
menganggap kemacetan komunikasi merupakan hasil bahwa klien tidak kooperatif.
6. jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang yang tidak
mengalami gangguan. Sebaliknya bertindaklah sebagai partner yang tugasnya
memfasilitasi klien untuk mengungkapkan perasaan dan pemahamannya.
7. berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya, gunakan kalimat pendek
dengan bahasa yang sederhana.
8. bantulah kata-kata anda dengan isyarat visual
9. serasikan bahasa tubuh anda dengan pembicaraan anda, misalnya ketika melaporkan
hasil tes yang diingingkan, pesan yang menyatakan bahwa berita tersebut adalah bagus
seharusnya dibuktikan dengan ekspresi, postur dan nada suara anda yang
menggembirakan ( misalnya dengan senyum, ceria atau tertawa secukupnya )
10. ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan tersebut
11. berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan anda.
12. biarkan dia membuat kesalahan, jangan menegurnya secara langsung, tahan keinginan
anda untuk menyelesaikan kalimat
13. jadilah pendengar yang baik walaupun keinginan sulit mendengarkannya
14. arahkan kesuatu topik pada suatu saat
15. jika mungkin ikutkan keluarga atau yang merawat dalam ruangan bersama anda.
Orang ini biasanya paling akrab dengan pola komunikasi klien dan dapat membantu
proses komunikasi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertaankan dan meningkatkan kontrak dengan oran lain
karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa
komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks
yang melibatkan tingka laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi denan
orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus
berlangsung secara dinamis yan maknanya dipacu dan ditransmisikan.

3.2 SARAN
Komunikasi pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya mudah dalam
pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang sensitive dalam perasaannya oleh sebab
itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ida, Utari. “ Komunikasi Pada Klien lansia “. Dalam


(https://www.academia.edu/29284699/KOMUNIKASI_PADA_KLIEN_LANSIA?auto=do
wnload ) diakses pada tanggal 21 Oktober 2019.
Yuliawati, Putu Indah. “ Komunikasi Lansia “. Dalam
(https://www.academia.edu/6871081/komunikasi_lansia ) diakses pada tanggal 21 Oktober
2019.

10

Anda mungkin juga menyukai