Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI TERAUPETIK

KEPADA KELUARGA

Dosen pembimbing

Ns. Dwiyanti Purbasari, M.Kep

Disusun Oleh:

KELOMPOK 6

Abdul Rouf ( 219C0029)


Neni Rohaeni ( 219C0035)
Novia Dwi Kusuma ( 219C0041 )
Panji Asmara ( 219C0053)
Nosa Amelinda W ( 219C0018 )
Nurkholis ( 219C0013 )
Puridah ( 219C0016 )
Hayati Mukti Selaras (220C1079)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA
CIREBON
2020

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikumwr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “KOMUNIKASI
TERAUPETIK KEPADA KELUARGA” tak lupa pula kami panjatkan sholawat serta salam
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,para sahabatnya serta kami semua umatnya
hingga akhir zaman. Laporan ini untuk memenuhi tugas tutorial program studi ilmu keperawatan
stikes Mahardika Cirebon.

Dan kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ns.Dwiyanti


Purbasari S.Kep.,M.Kep yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam menyusun
laporan ini, terimakasih juga kepada teman-teman kelompok kami yang telah memberikan
berbagai bantuan berupa saran dan petunjuk yang berharga dalam mengatasi hambatan yang
ditemukan hingga mampu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk perbaikan penyusunan makalah
selanjutnya.Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Aamiin.

Waalaikumsalam wr.wb

Cirebon, 26 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................5
1.2Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1 Pengertian Komunikasi Teraupetik........................................................................................6
2.2 Pengertian Keluarga...........................................................................................................7
2.3 Ciri –ciri keluarga...........................................................................................................8
2.4 Tipe Keluarga..............................................................................................................9
2.5 Komunikasi Teraupetik dalam Keluarga...............................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................................................11
Daftar pustaka................................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidakakan pernah lepas dari kegiatan komunikasi
bahkan hamper seluruh waktu yang kita habiskan adalah untuk berkomunikasi dengan orang
lain. Manusia sebagai pribadi maupun makhluk social yang saling berkomunikasi dan saling
mempengaruhi satu sama lain dalam hubungan yang beraneka ragam, dengan gaya dan cara
yang berbeda pula. Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi antara
manusia.Interaksi anatar manusia baik perorangan, kelompok maupun organisasi tidak
mungkin terjadi tanpa komunikasi.
Begitupun dalam interaksi antara keluarga, baik antar pribadi anggota keluarga, orang tua
dengan anak maupun dengan keluarga yang lain sebagai perorangan, kelompok maupun
sebagai keluarga itu sendiri. Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memnungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontrak
dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang sering kali
slaah berpikir bahwa komunikasi adalah suatu hal yang mudah. Namun, sebenarnya
merupakan suatu hal yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta
memungkinkan individu bersosilalisai dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Hal ini
merupakan peristiwa hal terus berlangsung secara dinamis yang makna nya dipacu dan
ditransmisikan.Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak
terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan distraksi.Kalimat yang jelas dan mudah
dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa
atau ada kesulitan dan mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran.Interaksi yang berurutan
dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu.
(Bruner & Sudart, 2001 : 188) komunikasi adalah proses intrapsersonal yang melibatkan
perubahan verbal dan non verbal dari informasi dan ide. Komunikasi tidak hanya mengacu
pada is tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan
(Potter-Perry, 301).
Komunikasi amat berperan penting dalam menjelaskan segala sesuatunya, banyak orang
yang salah memahami makna pesan yang disampaikan akibat pola komunikasi yang
salah.Keluarga adalah lingkunga terkecil dan terdekat individu.Melalui keluarga seseorang
mulai belajar, bersosialisasi, membentuk karaktek, dan mengembangkan nilai-nilai yang
telah ditanamkan padanya melalui suatu pola tertentu. Komunikasi keluarga adalah
komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga, yang merupakan cara seseorang anggota
keluarga untuk berinteraksi dengan anggota lainnya, segaligus sebabai wadah dalam
membentuk dan mengembangkan nilai-nilai yang dibutuhkan sebagai pegangan hidup. Agar
anak dapat menjalani hidupnya ketika berada dalam lingkungan masyarakat, apa yang terjadi

4
pada sebuah pola komuniaksi keluarga tidak terjadi secara harmonis tentu akan
mempengaruhi perkembangan anak.

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Apa yang dimaksud komunikasi teraupetik ?
1.1.2 Apa yang dimaksud keluarga ?
1.1.3 Bagaimana ciri-ciri keluarga ?
1.1.4 Apa itu tipe keluaraga ?
1.1.5 Bagaimana komunikasi teraupetik dalam keluarga ?

1.3 Tujuan
1.1.6 Mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi teraupetik
1.1.7 Mengetahui apa yang di maksud dengan keluarga
1.1.8 Mengetahui bagaimana ciri-ciri keluarga
1.1.9 Mengetahui apa saja tipe dalam keluarga
1.1.10 Mengetahui bagaimana komunikasi teraupetik dalam keluarga

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Teraupetik


Komunikasi menurut Dr.Phill Astrid Susanto adalah penyampaian dari seseorang
kepada orang lain dengan menyertakan kode atau lambing. Penyampian itu sendiri
melalui suatu proses terapeutik menurut AS Hornby Stuart & Sundeen adalah kata
sifat : dihubungkan dengan seni diri penyembuhan. Segala sesuatu yang mampu
memfasilitasi proses penyembuhan. Pengertian komunikasi terapeutik, teraupetik berarti
pengobatan (Echoles & Shadily, 1997) dan pengertian komunikasi adalah proses
penyampaian informasi. Komunikasi teraupetik berarti adalah pengiriman pesan antara
pengirim dan penerima pesan dengan interaksi antara keduanya yang bertujuan untuk
memberikan “pengobatan” atau “penyembuhan”. Dalam konteks pelayanan kesehatan
secara keseluruhan komunikasi teraupetik adalah komunikasi yan terjalin dengan baik,
komunikatif dan menyembuhkan atau paling tidak melegakan serta membuat pengguna
merasa nyaman dan akhirnya puas. Tujuan komunikasi adalah dapat memahami orang
lain, menggali prilaku, memahami perlunya memberi pujian, memperoleh informasi
tentang situasi atau sikap tertentu, untuk menentukan suatu kesanggupan, untuk meneliti
pola kesehatan, mendorong untuk bertindak, memberikan nasihat.
Menurut AS Homby (1974), yang dikutip oleh Nurjannah, I (2001) bahwa teraupetik
merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan. Ini
menggambarkan bahwa perawat melakukan kegiatan dari mulai pengkajian,
menentukan masalah keperawatan, menetukan rencana keperawatan, melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah direncanakan sampai pada evaluasi
yang semuanya itu bisa dicapai dengan maksimal ketika terjadi proses komunikasi yang
efektif dan intensif. Komunikasi teraupetik merupakan hubungan perawat dan pasien
yang dirancang untuk memfasilitasi tujuan terapi dalam pencapaian tingkatan
kesembuhan yang optimal dan efektif.Terjadinya hubungan teraupetik adalah apabila
didahului hubunga saling percaya antara perawat dan pasien. Menurut Stuart G.W
(1998), bahwa komunikasi terauprtik merupakan hubungan interpersonal antara perawat
dan pasien, dalam hubungan ini perawat dan pasien memperoleh pengalaman belajar
bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien.

6
2.2 Pengertian Keluarga
Dibawah ini terdapat beberapa pendapat tentang keluarga :
a. Duval (1972) Dival menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, serta emosional serta social indovidu yang ada didalamnya, dilihat dari
interaksi yang regular yang ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan
untuk mencapai tujuan umum.
b. Departemen Kesehatan RI (1988). Menurut Departemen Kesehatan RI keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
bergantung.
c. Bailon dan Maglaya (1989). Bailon dan Maglaya mengatakan keluarga adalah dua
atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,perkawinan, dan adopsi
dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan
meciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
d. Burgess dan kawan-kawan (1963). Burgess dkk menyebutkan bahwa 1) keluarga
terdiri dari rang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan
adopsi,2) para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah
tangga atau jika hidup terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka 3) anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
dengan lainnya dalam peran social. Keluraga seperti suami dan istri, ayah dan ibu,
anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari 4) keluaga sama-sama
menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan
beberapa ciri unik tersendiri.

7
2.3 Ciri –ciri keluarga
Robert Maclver dan Charles Morton Page menjelakan ciri-ciri keluarga sebagai berikut :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan
yang sengaja dibentuk atau dipelihara
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (nomeclatur), termasuk perhitungan
garis keturunan
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota yang
berkaitan dengan keammpuan untuk mempunayi keturunan dan membesarkan anak
e. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga
Ciri-ciri keluarga disetiap Negara berbeda-beda bergantung pada kebudayaan, falsafah
hidup, dan ideology negaranya. Keluarga di Indonesia :
a) Mempunyai ikatan keluarga yang erat yang dilandasi oleh semangat
kegotongroyongan
b) Memrupakan satu kesatuan utuh yamg dijiwai oleh nilai budaya nilai ketimuran yang
kental yang mempunyai tanggung jawab besar
c) Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang dominan dalam
mengambil keputusan walaupun proses nya memalui musyawarah dan mufakat
d) Sedikit berbeda antara yang ditinggal dipedesaan dan perkotaan. Keluarga yang
pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling menghormati, satu sama lain dan
sedikit sulit menerima inovasi baru
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga :
1. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
2. Terdiri dari 2 orang tua atau lebih dalam satu atap yang mempunyai hubungan yang
intim, pertalian darah/perkawinan
3. Terorganisasi dibawah asuhan kepala rumah tangga (biasnya bapak atau ibu atau
keluarga lain yang lebih dominan) yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
saling tegantung antara anggota keluarga
4. Setiap angggota keluarg amempunyai peran dan fungsi masing-masing yang
dikoordinasikan oelh kepala keluarga
5. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup yan didasari system
kebudayaan
6. Mempunyai hak otonom dalam mengatur kelurganya

8
2.4 Tipe Keluarga
Fredman (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut ini :

1. Nuclear family (keluarga inti). Terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungjawabnya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga
lainnya.
2. Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menjunjung satu sama lain.
3. Single parent family. Keluarga yangd dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup
bersama anak-anak yang masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
5. Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6. Three generation family. Keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu, kakek,
nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone. Bentuk kelaurga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa
yang hidup dalam rumahnya.
8. Middle age atau elderly couple. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh
baya.
Marlin M. Friedman (1998) membagi tipe keluarga menjadi keluarga inti (konjugal),
keluarga yang menikah.Sebagai orang tua dan pemberi nafkah.Keluarg ainti terdiri dari
suami, istri, dan anak (anak kandung, anak adopsi).Keluarga orientasi (keluarga asal).Unit
keluarga seseorang dilahirkan.Dan terakhir keluarga besar. Keluarg ainti dan orang lain yang
ada hubungan darah.

9
2.5 Komunikasi Teraupetik dalam Keluarga
Kelvin dan Brommel (1986) memberikan makna komunikasi (komunikasi keluarga)
sebagai suatu proses simbolik, transaksional untuk menciptakan dan mengungkapkan pengertian
dalam keluarga.
Pengertian keluarga secara struktural didasarkan pada kehadiran atau ketidakhadiran
anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada
siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini, dijelaskan bahwa keluarga sebagai
wahana melahirkan keturunan (familiesofprocreation), sebaga asal usul (familiesoforigin), dan
keluarga batih (extendedfamily). Pengertian keluarga secara fungsional menekankan pada
terpenuhinya tugas- tugas dan fungsi-fungsi psikososial meliputi perawatan, sosialisasi pada
anak, dukungan emosi dan materi, serta pemenuhan peran-peran tertentu.
Pengertian keluarga secara transaksional menekankan bahwa keluarga sebagai kelompok
yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa identitas
sebagai keluarga (familyidentity), berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita
masa depan.
Pengertian kelompok, menurut De Vito (1997), adalah sekumpulan individu yang cukup
kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling berhubungan satu
sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur di
antara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma atau peraturan yang mengidentifikasi
apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.

Fungsi Komunikasi dalam Keluarga dan Kelompok

Berdasarkan pengertian dan karakteristik keluarga dan kelompok, merujuk dari DeVeto
(1997), dapat dijelaskan fungsi komunikasi dalam keluarga/kelompok sebagai berikut:

a. pengembangan diri anggota dan kelompok,

b. penyelesaian masalah,

c. pengambilan keputusan,

d. pencapaian tujuan keluarga/kelompok,

e. sarana belajar.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga, yang merupakan
cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi dengan anggota lainnya, sekaligus sebagai
wadah dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai yang dibutuhkan sebagai pegangan
hidup. Agar anak dapat menjalani hidupnya ketika berada dalam lingkungan masyarakat, apa
yang terjadi jika sebuah pola komunikasi keluarga tidak terjadi secara harmonis tentu akan
mempengaruhi perkembangan anak.

3.2 Saran

Komunikasi terpeutik harus di terapkan oleh seorang perawat, karena komunikasi merupakan
elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan,
mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan
oleh seseorang

11
Daftar pustaka

12

Anda mungkin juga menyukai