Disusun Oleh :
Nama Kelompok 2
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada teman-teman, kerabat, dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan,
dan bantuannya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan.
Adapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan.
Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun, demi
terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi intrapersonal?
2. Bagaimana memahami tahapan proses komunikasi intrapersonal?
3. Bagaimana teori-teori komunikasi intrapersonal?
4. Apa yang dimaksud dengan komunikasi kelompok ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui dimaksud dengan komunikasi intrapersonal?
2. Dapat mengetahui tahapan proses komunikasi intrapersonal?
3. Dapat mengetahui teori-teori komunikasi intrapersonal?
4. Dapat mengetahui dimaksud dengan komunikasi kelompok ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. Tahapan Proses Komunikasi Intrapersonal
1. Sensasi
Merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata
”sense” yang artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Proses sensasi terjadi bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi
impuls-impuls saraf dengan ”bahasa” yang difahami oleh otak. Melalui alat indera, manusia
dapat memahami kualitas fisik lingkungannya.apa saja yang menyenth alat indera-dari dalam
atau dari luar disebut stimuli.
2. Asosiasi
Merupakan proses kedua setelah sensasi terjadi. Asosiasi dapat diartikan sebagai
proses menyamakan makna-makna stimulus yang datang di sensasi dengan pengalaman masa
lalu. Asosiasi sangat berguna untuk memberikan penyempurnaan persepsi. Dengan
pengalaman-pengalaman tiap individu yang berbeda, maka asosiasi tiap orang seringkali
memiliki perbedaan walaupun sensasi yang datang sama.
3. Persepsi
6
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi :
1. Faktor fungsional yaitu yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu,
kerangka acuan seseorang yang semuanya merupakan factor personal.
2. Faktor structural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek fisiologis pada individu.
3. Schlessinger dan Groves dalam bukunya Psychology: A Dynamic Science,
mendefinisikan memori sebagai tahapan proses selanjunya dalam komunikasi
intrapersonal. Memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik
persepsi (dengan menyiapkan kerangka rujukan) maupun berfikir. Memori
merupakan sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup
merekam fakta tenang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk
membimbing perilakunya.
Jenis memori:
4. Berpikir
Merupakan proses penafsiran kita terhadap simuli setelah kita melalu tahapan sensasi,
asosiasi, persepsi, memori. Secara garis besar, ada dua macam berpiir, yaitu berpikir autistik
yang sering dibahsakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai melamun. Dan yang kedua,
yaitu berpikir realistik yang dibagi lagi dalam tiga jenis, yaitu berpikir dedukif, berpikir
induktif, dan berpikir evaluative. Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan
(Decision Making), memecahkan persoalan (Problem Solving), berpikir kreatif (Creative
Thinking).
Fungsi berpikir :
7
Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat Karena sebab-sebab
tertentu
Anda mencoba menggali memori anda untuk mengatahui cara apa saja
yang efektif pada masa lalu
pada tahap ini, anda mencoba seluruh kemungkinan pemecahan yang
pernah anda ingat atau yang dapat anda pikirkan.
Anda mulai menggunakan lambing-lambang vergal atau grafis untuk
mengatasi masalah
Tiba-tiba terlintas dalam pikiran anda suatu pemecahan. Pemecahan
masalah ini biasa disebut Aha-Erlebnis (Pengalaman Aha), atau lebih
lazim disebut insight solution.
1. Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku
individu-individu dalma hubungan denagn situasi social. Latar belakang timbulnya
psikologisosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-
pokok teori psikologisosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi
social antar manusia.
Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu
jiwa individu dan jiwamassa yang masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund Freud
berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan
tercakup oleh jiwa individu, hanya saja tidakdisadari oleh manusia itu sendiri karena
memang dalam keadaan terpendam.
Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage
(gudang inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding
untuk dimasukkan ke dalam long-term- memory (LTM). Otak manusia dianalogikan dengan
komputer.
Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara
visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran).
Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai seperempat
detik.
8
3. Teori Aus
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori
kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat,
makin jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengauskan
memori.
D. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan
sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005)
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga
diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik
pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di
atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan
rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Dalam pembahasan, bentuk komunikasi kelompok dapat disebutkan dalam dua hal,
yaitu komunikasi kelompok deskriptif dan preskriptif.
9
2. Kelompok pertemuan, yang diambil dari model Bennis dan Shepherd. Kelompok
pertemuan bukan saja membantu pertumbuhan diri, tetapi juga mempercepat
penghancuran diri, akibat sebuah kepemimpinan yang merusak. Ada dua tahap:
Kebergantungan pada otoritas, yaitu:
a. Terbentuknya koalisi (Persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, di
mana dalam kerja samanya memiliki kepentingan sendiri-sendiri) dalam satu
kelompok akibat pemimpin yang dinilai kurang siap/memberikan pengarahan
yang cukup. Akhirnya, karena kebergantungan pada pemimpin tersebut, pihak
koalisi tersebut mulai memberontak dan akhirnya muncul pemahaman dalam
dirinya bahwa mereka lebih berpengalaman serta membentuk struktur mereka
sendiri.
b. Tahap selanjutnya, kebergantungan satu sama lain. Masih pada cerita diatas.
Setelah pihak koalisi menyadari bahwa mereka mandiri, akhirnya kelompok
keseluruhan menjadi goyah akibat ulah koalisi tersebut. Akhirnya kelompok
terpecah menjadi dua. Dan masing-masing bergantung satu sama lain pada
kelompok pecahan mereka sendiri-sendiri. Disinilah periode kehidupan
kelompok pertemuan mengalami pertumbuhan diri, namun disini juga emosi
dikuras habis, dan dalam beberapa hal menimbulkan kerusakan emosional
pada individu. Perlu diketahui, emosi mempunyai pengaruh besar terhadap
tingkah laku dan kepribadian seseorang.
3. Kelompok penyadar yang dirumuskan oleh James Chesebro, John Cragan, dan
Patricia McCullogh pada tahun 1970 yang hasilnya sebagai berikut:
a. Tahap pertama, yaitu kesadaran diri akan identitas baru. Maksudnya para
anggota kelompok harus terdiri dari orang-orang yang mempunyai
karakteristik yang menjadi dasar kelompok.
10
c. Tahap ketiga, adanya penegakan nilai-nilai baru bagi kelompok. Pada tahap
ini kelompok mulai teguh dengan nilai-nilai kelompok mereka dengan
kelompok yang bertentangan.
d. Forum, dalam format seperti ini pertanyaan atau tanggapan dari khalayak
menjadi pokok utama atau yang dinanti.
11
e. Kolokium, adalah diskusi yang memberikan kesempatan kepada wakil-wakil
khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada
seorang atau beberapa ahli. Sifatnya formal dan dpimpin oleh seorang
moderator.
f. Prosedur parlementer, adalah format diskusi yang jumlah pesertanya besar
pada periode waktu tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat. Ada tata
tertib diskusi yang harus ditaati oleh pesertanya.
12
c. Pola solusi ideal pola ini dilakukan untuk mengatasi masalah yang
mempengaruhi berbagai macam kelompok yang mempunyai kepentingan yang
berlainan atau dengan kata lain, keputusannya mempengaruhi orang banyak.
Pertama sama dengan sebelumnya yaitu memahami permasalahan.
Menentukan pemecahan masalah ideal ditinjau dari berbagai
kepentingan kelompok atau individu.
Memikirkan hasil dari solusi yang akan dilakukan.
Bagaimana menyelesaikan solusi tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi kelompok yaitu komunikasi antar tiga orang atau lebih yang
bertujuan memperoleh maksud yang dikehendaki seperti berbagai informasi dan
pemecahan masalah yang diingankan oleh semua anggota kelompok.
2. Komunikasi kelompok kecil yang dimaksud kelompok kecil yaitu sekumpulan orang
yang memiliki tujauan yang sama , berinteraksi satu sama laiin untuk mencapai tujuan
bersama yang bersifat homogen.
Contoh: keluarga,tetangga dan kelompok diskusi.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Deetz, Stanley (ed), Communication Year Book 15, Sage Publications, Inc, 1992.
E. Myears, Gail & Myears, Michele Tolela, The Dinamics Of Human Communication
Laboratory Approach, Mc. Graw-Hill, Inc, United States Of America, 1992.
Uchyana, Onong, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993.
15