Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DAN KOMUNIKASI KELOMPOK

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan

Disusun Oleh :

Nama Kelompok 2

1. Khairul Ummah P00824520007


2. Liza Fonna P00824520009
3. Qurratul A’yuni P00082452020
4. Putri Ramadhani P00824520019
5. Cut ulayya uzrina Muly P00824520003
6. Nurul Hasni P00824520016
7. Miftahul Husna P00824520010
8. Muhibbah P00824520019
9. Rahmatillah P00824520021
10. Suryani P00824520026
11. Putri Anurul P00824520018
12. Nurfazillah P00824520014

POLTEKKES KEMENKES ACEH

PRODI D III KEBIDANAN ACEH UTARA

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada teman-teman, kerabat, dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan,
dan bantuannya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan.

Adapun tujuan utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan.

Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun, demi
terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Lhokseumawe, Februari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4

B. Rumusan masalah ...... ..................................................................................................4

C. Tujuan ..........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASA

A. Pengertian Komunikasi Intrapersonal ...............................................................5


B. Tahapan Proses Komunikasi Intrapersonal ......................................................6
C. Teori-teori Komunikasi Intrapersonal ..............................................................8
D. Komunikasi Kelompok ........................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... ......................... 14


B. Saran ................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Komunikasi adalah proses dimana seseorang mengirimkan


pesan.Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu
dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus
penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang
berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang
lainnya.
Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang
perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh
melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang
mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Karakteristik ini dapat bersifat fisik (laki-laiki, perempuan, tinggi, rendah, cantik,
tampan, gemuk, dsb) atau dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu (pandai, pendiam,
cakap, dungu, terpelajar, dsb). Konsep diri sangat erat kaitannya dengan pengetahuan.
Apabila pengetahuan seseorang itu baik atau tinggi maka, konsep diri seseorang itu baik pula.
Sebaliknya, apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka konsep diri seseorang itu tidak
baik pula.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi intrapersonal?
2. Bagaimana memahami tahapan proses komunikasi intrapersonal?
3. Bagaimana teori-teori komunikasi intrapersonal?
4. Apa yang dimaksud dengan komunikasi kelompok ?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui dimaksud dengan komunikasi intrapersonal?
2. Dapat mengetahui tahapan proses komunikasi intrapersonal?
3. Dapat mengetahui teori-teori komunikasi intrapersonal?
4. Dapat mengetahui dimaksud dengan komunikasi kelompok ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di


dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan
keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan.
Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi
dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat
menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.

Dalam buku Trans–Per Understanding Human Communication, 1975, disebutkan


bahwa komunikasi intrapersonal adalah proses di mana individu menciptakan pengertian. Di
lain pihak Ronald L. Applbaum dalam buku Fundamental Concept in Human
Communication mendefinisikan komunikasi intrapersonal sebagai: Komunikasi yang
berlangsung dalam diri kira, ia meliputi kegiatan berbicara kepada diri sendiri dan kegiatan-
kegiatan mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan
kita (Uchayana 1993).

( Gambar Komunikasi Intrapersonal )

Dari berbagai definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi


intrapersonal dalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seorang. Orang ini berperan
baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan, dia berbicara pada dirinya sendiri,
berdialog dengan dirinya sendiri, dia bertanya kepada dirinya sendiri, an dijawab oleh dirinya
sendiri.

5
B. Tahapan Proses Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal menguraikan bagaimana seorang individu menerima


informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali, yang melalui tahap-
tahap proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori, dan berfikir.

1. Sensasi

Merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata
”sense” yang artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Proses sensasi terjadi bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi
impuls-impuls saraf dengan ”bahasa” yang difahami oleh otak. Melalui alat indera, manusia
dapat memahami kualitas fisik lingkungannya.apa saja yang menyenth alat indera-dari dalam
atau dari luar disebut stimuli.

Syarat-syarat terjadinya sensasi sebagai berikut :

a) Adanya objek yang diamati atau kekuatan stimulus


Objek menimbulkan stimulus yang mengenai indera (reseptor) sehingga terjadi
sensasi. Untuk bisa diterima oleh indera diperlukankekuatan stimulus yang
disebut sebagai ambang mutlak (absolutethreshold).
b) Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik
sebagai penerus kepada pusat otak (kesadaran) untuk menghasilkan respon.

2. Asosiasi

Merupakan proses kedua setelah sensasi terjadi. Asosiasi dapat diartikan sebagai
proses menyamakan makna-makna stimulus yang datang di sensasi dengan pengalaman masa
lalu. Asosiasi sangat berguna untuk memberikan penyempurnaan persepsi. Dengan
pengalaman-pengalaman tiap individu yang berbeda, maka asosiasi tiap orang seringkali
memiliki perbedaan walaupun sensasi yang datang sama.

3. Persepsi

Merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang


diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah
memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan
persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi demikian juga dengan asosiasi yang
turut memberikan kontribusi dalam proses persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna
informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga ada atensi (perhatian)
ekspektasi (pengharapan), motivasi, dan memori.

6
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi :

1. Faktor fungsional yaitu yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu,
kerangka acuan seseorang yang semuanya merupakan factor personal.
2. Faktor structural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek fisiologis pada individu.
3. Schlessinger dan Groves dalam bukunya Psychology: A Dynamic Science,
mendefinisikan memori sebagai tahapan proses selanjunya dalam komunikasi
intrapersonal. Memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik
persepsi (dengan menyiapkan kerangka rujukan) maupun berfikir. Memori
merupakan sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup
merekam fakta tenang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk
membimbing perilakunya.

Jenis memori:

a) Recall (pengingatan):proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan


informasi tanpa struktur yang jelas. Misalnya menyebutkan jenis-jenis benda.
b) Recognition (pengenalan):mengenal kembali sejumlah fakta. Contoh seperti pada
pengenalan kembali nama dari foto wajah, pilihan berganda pada tes obyektif.
c) Relearning:menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah diperoleh.
d) Redintegrasi: merekonstruksi seluruh materi dengan petunjuk memori kecil.

4. Berpikir

Merupakan proses penafsiran kita terhadap simuli setelah kita melalu tahapan sensasi,
asosiasi, persepsi, memori. Secara garis besar, ada dua macam berpiir, yaitu berpikir autistik
yang sering dibahsakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai melamun. Dan yang kedua,
yaitu berpikir realistik yang dibagi lagi dalam tiga jenis, yaitu berpikir dedukif, berpikir
induktif, dan berpikir evaluative. Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan
(Decision Making), memecahkan persoalan (Problem Solving), berpikir kreatif (Creative
Thinking).

Fungsi berpikir :

 Menetapkan Keputusan (Decision Making)


Tanda-tanda umumnya:
 Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual
 keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternative
 keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaanya
boleh ditangguhkan atau dilupakan.

 Memecahkan persoalan (Problem Solving)


Proses memecahkan persoalan berlangsung melalui lima tahap :

7
 Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat Karena sebab-sebab
tertentu
 Anda mencoba menggali memori anda untuk mengatahui cara apa saja
yang efektif pada masa lalu
 pada tahap ini, anda mencoba seluruh kemungkinan pemecahan yang
pernah anda ingat atau yang dapat anda pikirkan.
 Anda mulai menggunakan lambing-lambang vergal atau grafis untuk
mengatasi masalah
 Tiba-tiba terlintas dalam pikiran anda suatu pemecahan. Pemecahan
masalah ini biasa disebut Aha-Erlebnis (Pengalaman Aha), atau lebih
lazim disebut insight solution.

C. Teori-teori Komunikasi Intrapersonal

1. Psikologi Sosial

Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku
individu-individu dalma hubungan denagn situasi social. Latar belakang timbulnya
psikologisosial berasal dari beberapa pandapat, misalnya Gabriel Tarde mengatakan, pokok-
pokok teori psikologisosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi
social antar manusia.

Gustave Le Bon berpendapat bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu
jiwa individu dan jiwamassa yang masing-masing berlainan sifatnya. Sigmund Freud
berbeda dengan Le Bon, ia berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan
tercakup oleh jiwa individu, hanya saja tidakdisadari oleh manusia itu sendiri karena
memang dalam keadaan terpendam.

2. Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)

Teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage
(gudang inderawi), kemudian masuk short-term-memory (STM) lalu dilupakan atau dikoding
untuk dimasukkan ke dalam long-term- memory (LTM). Otak manusia dianalogikan dengan
komputer.

Terdapat dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara
visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran).
Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai seperempat
detik.

8
3. Teori Aus

Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori
kita baru kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering mengingat,
makin jelek kemampuan mengingat. Dimana tidak selamanya waktu dapat mengauskan
memori.

D. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan
sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005)
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga
diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik
pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di
atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan
rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Dalam pembahasan, bentuk komunikasi kelompok dapat disebutkan dalam dua hal,
yaitu komunikasi kelompok deskriptif dan preskriptif.

A. Komunikasi Kelompok Deskriptif


Terdapat tiga kategori besar dalam bentuk komunikasi ini yaitu:
1. Kelompok tugas, yang diilhami dari model Aubrey Fisher. Menurut Fisher kelompok
melewati empat tahap:
a. Tahap orientasi, yaitu pengenalan antar anggota, saling memahami/menangkap
perasaan satu sama lain.
b. Tahap konflik, adanya peningkatan perbedaan antar anggota. Saling
mempertahankan posisi.
c. Tahap pemunculan, dalam tahap ini ada sebuah anti-klimaks setelah adanya
konflik.
d. Tahap peneguhan, yaitu mulai terjadinya peneguhan konsensus kelompok.
Pernyataan umumnya bersifat positif dan melepaskan ketegangan.

9
2. Kelompok pertemuan, yang diambil dari model Bennis dan Shepherd. Kelompok
pertemuan bukan saja membantu pertumbuhan diri, tetapi juga mempercepat
penghancuran diri, akibat sebuah kepemimpinan yang merusak. Ada dua tahap:
Kebergantungan pada otoritas, yaitu:
a. Terbentuknya koalisi (Persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, di
mana dalam kerja samanya memiliki kepentingan sendiri-sendiri) dalam satu
kelompok akibat pemimpin yang dinilai kurang siap/memberikan pengarahan
yang cukup. Akhirnya, karena kebergantungan pada pemimpin tersebut, pihak
koalisi tersebut mulai memberontak dan akhirnya muncul pemahaman dalam
dirinya bahwa mereka lebih berpengalaman serta membentuk struktur mereka
sendiri.

b. Tahap selanjutnya, kebergantungan satu sama lain. Masih pada cerita diatas.
Setelah pihak koalisi menyadari bahwa mereka mandiri, akhirnya kelompok
keseluruhan menjadi goyah akibat ulah koalisi tersebut. Akhirnya kelompok
terpecah menjadi dua. Dan masing-masing bergantung satu sama lain pada
kelompok pecahan mereka sendiri-sendiri. Disinilah periode kehidupan
kelompok pertemuan mengalami pertumbuhan diri, namun disini juga emosi
dikuras habis, dan dalam beberapa hal menimbulkan kerusakan emosional
pada individu. Perlu diketahui, emosi mempunyai pengaruh besar terhadap
tingkah laku dan kepribadian seseorang.

3. Kelompok penyadar yang dirumuskan oleh James Chesebro, John Cragan, dan
Patricia McCullogh pada tahun 1970 yang hasilnya sebagai berikut:
a. Tahap pertama, yaitu kesadaran diri akan identitas baru. Maksudnya para
anggota kelompok harus terdiri dari orang-orang yang mempunyai
karakteristik yang menjadi dasar kelompok.

b. Tahap kedua adalah identitas kelompok melalui polarisasi (Pembagian dua


kelompok yang berlawanan). Disini para anggota kelompok mulai membeda-
bedakan kelompoknya dengan kelompok lain atau dengan kata lain, mulai
membicarakan tabiat kelompok lain sebagai “musuh”nya.

10
c. Tahap ketiga, adanya penegakan nilai-nilai baru bagi kelompok. Pada tahap
ini kelompok mulai teguh dengan nilai-nilai kelompok mereka dengan
kelompok yang bertentangan.

d. Tahap keempat yaitu menghubungkan diri dengan kelompok revolusioner


(perubahan yang bersifat cepat dan strategis). Maksudnya kelompok ini
biasanya merumuskan suatu tindakan nyata dan terkadang tidak terbayangkan
oleh kelompok lain, untuk mempertahankan keyakinan kelompok mereka.
Hal itu biasanya terilhami dari kelompok lain yang sepaham dengan
keyakinan kelompok mereka.

B. Komunikasi Kelompok Preskriptif


1. Format Diskusi
Menurut formatnya komunikasi kelompok ini dapat diklasifikasikan pada dua
kelompok besar, privat dan publik. Craghan dan Wright (1980) menjelaskan tentang
format diskusi, yang terdiri dari:
a. Diskusi meja bundar, yang biasanya digunakan untuk diskusi yang sifatnya
terbatas dan informal. Dalam format seperti ini memungkinkan individu
berbicara kapan saja tanpa ada agenda yang tetap.

b. Simposium, dalam symposium biasanya menyajikan informasi untuk dijadikan


sumber rujukan khalayak dalam mengambil keputusan. Pembicaranya juga
dihadirkan dalam dua pihak yang berbeda sudut pandang (pro dan kontra)

c. Diskusi Panel: adalah format khusus yang anggota-anggotanya berinteraksi,


baik berhadap-hadapan, maupun melalui seorang mediator. Diskusi panel
biasanya digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang harus ditelaah,
memberi pengertian pada khalayak tentang bagian-bagian permasalahan,
membangkitkan minat pada khalayak pada masalah tertentu, dsb.

d. Forum, dalam format seperti ini pertanyaan atau tanggapan dari khalayak
menjadi pokok utama atau yang dinanti.

11
e. Kolokium, adalah diskusi yang memberikan kesempatan kepada wakil-wakil
khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada
seorang atau beberapa ahli. Sifatnya formal dan dpimpin oleh seorang
moderator.
f. Prosedur parlementer, adalah format diskusi yang jumlah pesertanya besar
pada periode waktu tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat. Ada tata
tertib diskusi yang harus ditaati oleh pesertanya.

2. Sistem Agenda Pemecahan Masalah


Dalam pembahasan komunikasi kelompok preskriptif ada sebuah urutan
pemecahan masalah yang diilhami oleh proses berpikir reflektif dari John Dewey.
Ada tiga pola pemecahan masalah yang telah dimodifikasi oleh para ahli: urutan
pemecahan masalah kreatif, urutan berpikir reflektif, dan urutan solusi ideal. Maksud
dari pembahasan ini adalah mencoba menelusuri cara pemecahan masalah yang
sistematika didalamnya berbeda, dari yang detil sampai simple atau sederhana.
a. Urutan pemecahan masalah kreatif, sistem ini termasuk sistem pemecahan
masalah yang lengkap dan sangat tepat untuk melahirkan gagasan baru.
Urutannya mengutip dari Brilhart (1979: 144-145) yaitu:
 Memahami permasalahan secara rinci. Dari topik permasalahan,
perencanaan hasil akhir, dampak, mengumpulkan referensi, penyebab
masalah, dan membicarakan tentang hambatan.
 Mengumpulkan saran untuk mencari langkah awal dalam penyelesaian
masalah.
 Menentukan standar relatif yang digunakan serta memikirkan
kelebihan dan kekurangan standar tersebut.
 Keputusan bagaimana penyelesaiannya
 Adanya tindak lanjut dan pemeriksaan.

b. Urutan berpikir reflektif, dalam urutan pemecahan masalah ini dianjurkan


adanya kritik sebelum menentukan pemecahan masalah. Urutannya adalah,
memahami masalah, mengumpulkan solusi dan alternatif untuk kriteria
pemecahan, menentukan salah satu solusi, kemudian dilakukan tindakan.

12
c. Pola solusi ideal pola ini dilakukan untuk mengatasi masalah yang
mempengaruhi berbagai macam kelompok yang mempunyai kepentingan yang
berlainan atau dengan kata lain, keputusannya mempengaruhi orang banyak.
 Pertama sama dengan sebelumnya yaitu memahami permasalahan.
 Menentukan pemecahan masalah ideal ditinjau dari berbagai
kepentingan kelompok atau individu.
 Memikirkan hasil dari solusi yang akan dilakukan.
 Bagaimana menyelesaikan solusi tersebut.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di


dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal
merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari
pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan
umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi
intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.

Komunikasi kelompok yaitu komunikasi antar tiga orang atau lebih yang
bertujuan memperoleh maksud yang dikehendaki seperti berbagai informasi dan
pemecahan masalah yang diingankan oleh semua anggota kelompok.

Komunikasi kelompok dibagi menjadi dua yaitu :

2. Komunikasi kelompok kecil yang dimaksud kelompok kecil yaitu sekumpulan orang
yang memiliki tujauan yang sama , berinteraksi satu sama laiin untuk mencapai tujuan
bersama yang bersifat homogen.
Contoh: keluarga,tetangga dan kelompok diskusi.

3. Komunikasi kelompok besar merupakan komunikasi antara seorang pembicara dengan


sejumlah besar orang yang tidak bisa dikenali satu persatu.
Contoh: Sidang DPPR dan sambutan pimpinan upacara bendera .

B. Saran

Sebaiknya komunikasi intrapersonal dipadukan dengan komunikasi interpersonal


agar diperoleh hasil pembelajaran yang efektif.

14
DAFTAR PUSTAKA

Deetz, Stanley (ed), Communication Year Book 15, Sage Publications, Inc, 1992.

E. Myears, Gail & Myears, Michele Tolela, The Dinamics Of Human Communication
Laboratory Approach, Mc. Graw-Hill, Inc, United States Of America, 1992.

Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Remaja Karya, Bandung, 1986.

Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Trans-Per-Understanding Human Communication, Houghton Mifflin Company, USA


1975.

Uchyana, Onong, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993.

Mazdalifah. 2004. Komunikasi Intrapersonal Ditinjau Dari Pandang Psikologi


Komunikasi. Medan: FISIP USU

Erwina, Susy. 2004. Sistem Komunikasi Intrapersonal Sebagai Proses Pengolahan


Informasi Dalam Diri Individu. Bandung: Universitas Langlangbuana.

Allport, F.H. 1924 . “Social Psychology” , Boston : Houghton Mifflin .

Aronson , E. 1972. “ The Social Animal “ , San Francisco. W.H.freemanand Company.

Asante, M.K., E.Newmark, and C.Blake. 1979. “ Handbook ofIntercultural


Communicatioan”, Beverly Hills. Sage Publication .

Dewey, R. and W.J.Humber . 1967. “ An Introduction to SoscialPsychology” .London :


Collier-Macmillan. Frederiksen, N. 1972 .” Toward A Taxonomy of Situations
“ , AmericanPsychologist , 27 : 114 -123.

15

Anda mungkin juga menyukai