Telah disetujui
Oleh
(........................) (...............)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang
telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan judul “ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM
DI PMB HALIMATUSSAKDIAH GAMPONG MATANG MANE
KECAMATAN TANAH LUAS KABUPATEN ACEH UTARA”
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktik Klinik Asuhan Kebidanan. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan
wawasan kepada rekan-rekan khususnya mahasiswa prodi DIII Kebidanan Aceh
Utara Poltekkes Kemenkes Aceh.
Kemudian ucapan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pembimbing di
institusi dan juga kepada Ibu selaku pembimbing di lahan PMB Halimatussakdiah,
Gampong Matang Mane Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara. Penulis
menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan laporan
untuk kedepannya
penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang
terjadi selama masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan
dari mual dan muntah normal yang umum dialami wanita hamil
karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung
selama trimester pertama kehamilan. Muntah yang berlebihan dan
tidak terkendali selama masa kehamilan dapat menyebabkan
kehilangan berat badan 5% dari berat badan awal sebelum hamil,
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi nutrisi, serta
ketonuria (Lowdermilk, 2012).
Masalah terbesar yang terjadi di Indonesia adalah angka kematian
dan kesakitan pada wanita hamil. Diperkirakan 15% kehamilan dapat
mengalami resiko tinggi dan komplikasi obstetri apabila tidak segera
ditangani maka dapat membahayakan ibu maupun janinnya (Kemenkes
RI, 2014). Penyebab kematian dan kesakitan wanita hamil diantaranya
adalah infeksi, aborsi tidak aman, kehamilan ektopik, mola hidatidosa dan
anemia (Sumarni, 2017).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan
ibu serta tumbuh kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-
80% wanita mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami
muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual. Apabila semua
makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria. Hiperemesis
juga berdampak negatif, seperti anemia. Sedangkan anemia sendiri dapat
mengakibatkan syok disebabkan kekurangan asupan gizi yang dimakan
dan diminum dimuntahkan semua (Morgan et al, 2010).
Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi
angka kejadiannya masih cukup tinggi. Kejadian hiperemesis
gravidarum adalah 4 per 1000 kehamilan. Menurut WHO hiperemesis
gravidarum terjadi diseluruh dunia dengan angka kejadian mencapai
12.5 % dari seluruh kehamilan. Angka kejadian hiperemesis gravidarum
yang terjadi di dunia sangat beragam yaitu 10.8% di China, 2.2% di
Pakistan, 1-3% di Indonesia, 1.9% di Turki, 0.9% di Norwegia, 0.8%
di Canada, 0.5% di California, 0,5%-2% di Amerika, 0.3% di
Swedia (Zhang Y, 2011).
Angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia 1-3% dari
seluruh kehamilan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menjelaskan bahwa lebih dari 80% ibu hamil di Indonesia
mengalami mual dan muntah yang berlebihan, yang dapat
menyebabkan ibu hamil menghindari jenis makanan tertentu dan akan
dapat menyebabkan risiko bagi dirinya maupun janin yang sedang
dikandungnya (Oktavia, 2016). Hasil pengumpulan data tingkat pusat,
Subdirektorat Kebidanan dan Kandungan, Subdirektorat Kesehatan
Keluarga tahun 2011 dari 325 Kabupaten/Kota menujukkan bahwa
sebesar 20.44% ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum berat
dirujuk dan harus mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut (SDKI,
2012).
B. Tujuan Laporan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan
Hiperemiss Gravidarum di PMB Halimatussakdiah Gampong
Matang Mane Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil dengan
Hiperemisis Gravidarum
b. Mampu menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi
diangnosa atau masalah pada ibu hamil dengan Hiperemisis
Gravidarum
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil
dengan Hiperemisis Gravidarum
d. Mampu menerapkan antisipasi terhadap Hiperemisis
Gravidarum
e. Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan
tindakan segera terhadap Hiperemisis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan rencana tindakan yang menyeluruh
pada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum
g. Mampu mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum
C. Manfaat
1. Bagi Pendidikan
Diharapkan mampu menambah referensi dan bahan informasi
mengenai keluhan kehamilan untuk mengatasi masalah hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil.
2. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan ibu hamil patologi dengan Hiperemisis
Gravidarum
3. Bagi BPM
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan
kebidanan khususnya dalam kasus ibu hamil dengan Hiperemisis
Gravidarum
4. Bagi pasien
Dapat mendeteksi dini apabila terjadi Hiperemisis Gravidarum pada
masa kehamilan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hiperemisis Gravidarum
1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah
hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau
gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu
serta tumbuh kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-
80% wanita mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami
muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual. Apabila semua
makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria
(Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita
jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50% dari wanita
yang hamil, terutama diketemukan pada primigravida, kehamilan ganda
dan mola hydatidosa. Tetapi kalau seorang ibu memuntahkan segala apa
yang dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor
kulit, diuresis kurang dan timbul acetos dalam air kencing, maka
keadaan ini disebut hyperemesis gravidarum. (Armini, Ni Ketut Ali.
2016).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
sehingga pekerjaan sehari – hari terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling
sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6
minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80%
primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual dan muntah,
namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari kehamilan.
(Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
2. Etiologi
Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secra pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan – perubahan anatomic
pada otak, jantung hati dan susunan saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat– zat lain akibat inanisi. (Armini, Ni
Ketut Ali. 2016).
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan – perubahan
yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan di dalam
badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan mual dan muntah ialah
masuknya bagian – bagian villus ke dalam peredaran darah ibu,
perubahan endokin misalnya hypofungsi cortex glandula
suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan
lambung.
Namun meskipun hyperemesis gravidarum belum diketahui
penyebabnya secara pasti.
a. faktor predisposisi dan faktor lain yang mempengaruhi yaitu :
1). Faktor predisposisi yang sering ditemukan adalah
primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosadan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormone
memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormone khorionik gonadotropin dibentuk
berlebihan.
2). Faktor organic yaitu masuknya villi khorialis dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan
ini merupakan faktor organic. Selain itu faktor organic yang
lain yaitu alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu
terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor
organic.
3). Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai
ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup. (Armini, Ni Ketut
Ali. 2016).
3. Manifestasi Klinis
Tidak ada batasan yang jelas antara mual yang bersifat fisiologis
dengan hiperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum ibu hamil
terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi
kedalam tiga tingkatan sebagai berikut : (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
a. Tingkat I.
1 ) . Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
2 ). Menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak ada
3 ) . Berat badan turun
4). Nyeri epigastrium
5). Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100 kali per menit
6). Tekanan darah sistolik turun
7). Turgor kulit berkurang
8). Lidah kering
9). Mata cekung. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
b. Tingkat II.
1 ) . pasien tampak lemah dan apatis
2). lidah kotor nadi kecil dan cepat
3). suhu kadang naik
4). Mata sedikit ikterik
5). Berat badan pasien turun
6). timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi, dan napas
berbau aseton. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
c. Tingkat III.
1). Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma
2). Muntah berhenti
3). Nadi kecil dan cepat
4). Suhu meningkat
5). Tekanan darah semakin turun. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Diagnosis pada hyperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Dari
anamnesis didapatkan adanya amenore, tanda kehamilan muda, dan
muntah terus–menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun
harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis,
ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala
muntah. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis
sampai koma, nadi meningkat sampai 100 kali per menit, suhu meningkat,
tekanan darah turun, atau tanda deehidrasi lain. Pada pemeriksaan
elektrolit daarh ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada
pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton.
4. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat meningkatnya kadar estrogen, oleh
karena keluhan ini terjadi pada trimester I. Pengaruh fisiologik hormone
estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat atau
akibat berkuangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada
kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat
berlangsung berbulan – bulan. Mual dan muntah terus – menerus
dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan
klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi
perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
(Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Belum jelas mengapa gejala – gejala ini hanya terjadi pada
sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, di
samping pengaruh hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum
kehamilan sudah menderita lambung spastic dengan gejala tidak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
Hyperemesis gravidarum mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak
yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton
asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan
yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler ke plasma berkurang. Natrium
dan khlorida darah menurun, demikian pula khlorida air kemih. selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik. Hipokalemia
akibat muntah dan ekskresi berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan meruska hepar. Selaput lendir esophagus dan
lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi
pedarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan
perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfuse atau
tindakan operatif. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
6. Komplikasi
Komplikasi yang biasa terjadi yaitu Ensefalopati Wernieke dengan
gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental serta payah hati dengan
gejala tumbuhnya ikterus. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Didalam terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi
akibat adanya Hiperemesis Gravidarum pada kehamilan
diantaranya: Manuaba (2010).
a. Komplikasi Ringan
1). Kehilangan Berat Badan
Diakibatkan ibu hamil yang mengalami
Hiperemesis gravidarum memuntahkan semua makanan
yang telah dimakan dan diminum yang dapat
menyebabkan ibu tersebut kehilangan pemenuhan nutrisi
kehamilan sehingga mampu menyebabkan BB ibu turun
drastis. Manuaba (2010).
a). Dehidrasi
Akibat rasa mual dan muntah berulang maka
cairan yang seharusnya diserap oleh tubuh ikut keluar
bersama makanan yang dimuntahkan, sehingga tubuh
tidak memiliki banyak cairan untuk menjalankan
fungsi normalnya
b). Asidosis dari kekurangan gizi
Disebabkan karena rasa mual yang berlebihan
meyebabkan kondisi lambung tidak adekuat dalam
memproses nutrisi makanan sehingga terjadi
peningkatan asam pada tubuh. Sehingga tubuh
mencerna asam atau zat yang dapat diubah menjadi
asam. Manuaba (2010).
c). Alkalosis hipokalemia
Diakibatkan karena rasa mual dan muntah
berlebih sehingga kadar cairan dalam tubuh berkurang
(hilangnya Na dan K) yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan pH dalam tubuh.
d). Kelemahan otot
Diakibatkan karena nutrisi makanan banyak
yang terbuang dalam proses muntah sehingga proses
pembentukan energi terganggu dan akibatnya sel-sel
otot tidak menerima asupan nutrisi dengan baik.
e). Kelainan elektrokardiografik
Diakibatkan oleh makanan yang tidak
termetabolisme dengan baik atau dimuntahkannya
makanan yang dapat menyebabkan perfusi jaringan
tidak adekuat menerima nutrisi dan mendistribusikan
bahan- bahan makanan dari pengambilan sisa-sisa
metabolisme.
f). Gangguan psikologi
Diakibatkan oleh rasa mual dan muntah yang
diderita terjadi berkali- kali dalam kurun waktu 24
jam mampu memicu terjadinya stress dalam
menangani hal tersebut, gelisah, tegang, dan
ketakutan. Manuaba (2010).
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan
a. Ruptur oesophageal
Hal ini berkaitan dengan muntah berat, jika terlalu
sering muntah maka secara tidak langsung memberikan
tekanan pada esopagus untuk mengeluarkan kembali
makanan yang telah dimakan. Sehingga mampu
menimbulkan nyeri pada esopagus dan menimbulkan
jejas yang dapat menyebakan dinding esopagus ruptus
secara bertahap. Manuaba (2010).
b. Encephalophaty wernike’s mielinolisis pusat pontine
Dapat diakibatkan kehilangan cairan yang berlebih
dari proses muntah. Sehingga, terjadi kerusakan ginjal
yang memicu terjadinya. Manuaba (2010).
7. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tak
terjadi hiperemesis. Pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya adalah
sebagai berikut :
a. Penerangan bahwa kehamilan dan kehamilan merupakan proses
fisiologis.
b. Makan sedikit – sedikit tetapi sering. Berikan makanan selingan
seperti biscuit, roti kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan
sebelum tidur, hindari makan makanan berminyak dan berbau.
Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin.
c. Defekasi teratur. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
DATA OBJEKTIF :
a. keadaan umum : lemah
b. TTV : TD : 80/60 mmHg Nadi : 85/menit
Respirasi : 22/Menit Suhu : 37,9°C
Tidak Ada
7. Evaluasi
Pada tanggal : 15 November 2021 Pukul : 19 : 19 WIB
a) Sudah dilakukanya observasi keadaan umum ibu dan tanda – tanda
vital, hasilnya : keadaan umum : lemah dan TTV : TD:80/60mmHg,
Nadi:85/menit Respirasi : 22/Menit Suhu: 37,9°C
b) Sudah memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu. Hasilnya : ibu
mengerti
c) Menganjurkan istirahat yang cukup pada ibu. Hasilnya : ibu mengerti
d) Memberikan dukungan psikologis pada ibu : ibu mengerti
e) Memberitahukan kepada ibu tentang makanan yang tidak merangsang
mual muntah : ibu mengerti
f) Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dalam porsi sedikit :
ibu mengerti
g) Memberikan Therapy obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam
Folat Dan Antasida : ibu mengerti
B. Pendokumentasian SOAP
Pada tanggal : 15 November 2021 Pukul : 19:19 WIB
Subjektif :
1. Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga dan belum pernah keguguran
2. Ibu mengatakan hphtnya tanggal 15 September 2021
3. Ibu mengatakan merasa lemas, badanya terasa panas mual-muntah dan
nyeri di ulu hati.
Objektif :
1. Keadaan Umum : lemah
2. TTV : TD : 120/80 mmHg Nadi :85/menit
Respirasi :22/Menit Suhu: 37,9°C
Assasment :
G3 P2 A0 umur 34 tahun hamil 8 minggu 5 Hari dengan Hiperemisis
Gravidarum.
Planning :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu : TTV : TD:80/60,
Nadi:100/menit, respirasi :22, suhu: 37,9°C.
2. Menganjurkan Ibu istirahat yang cukup yaitu tidur siang 2 jam malam 8
jam.
3. Memberikan ibu dukungan psikologis
4. Memberitahukan kepada ibu tentang makanan yang tidak merangsang
mual muntah seperti biskuit, buah apel, buah pisang, kacang-kacangan
dan lani-lain.
5. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dalam porsi sedikit.
6. Memberikan Therapy obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam
Folat Dan Antasida dengan 3 x sehari.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8 minggu
dengan Hiperemisis Gravidarum dilakukan dengan pengumpulan data
subjektif yaitu ibu mengatakan ibu mengatakan merasa lemas, badanya
terasa panas mual-muntah dan nyeri di ulu hati. Data objektif yaitu
keadaan umum : lemah, TTV : TD:80/60, Nadi:100/menit, respirasi :22,
suhu: 37,9°C.
2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan
akurat sehingga didapat diagnosa kebidanan Ny. Y umur 34 tahun
G3P2A0 hamil 8 minggu dengan Hiperemisis Gravidarum. Masalah yang
dialami oleh Ny.Y adalah cemas akan kehamilannya karena merasa
lemas, badanya terasa panas mual-muntah dan nyeri di ulu hati sehingga
membutuhkan informasi tentang keadaannya dan dukungan dari keluarga
maupun tenaga kesehatan.
3. Diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8
minggu dengan Hiperemisis gravidarum akan terjadi terjadi dapat
membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Mual dan
muntah yang berlebihan akan menyebabkan ibu hamil kehilangan banyak
cairan, sehingga berisiko mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit
4. Antisipasi pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8 minggu
dengan Hiperemisis gravidarum yang dilakukan adalah memberikan terapi
obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam Folat Dan Antasida.
5. Rencana tindakan pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8
minggu dengan Hiperemisis Gravidarum adalah observasi keadaan umum
ibu dan tanda-tanda vital, dan Pemeriksaan fisik.
6. Pelaksanaan pada kasus Ny.Y dengan Hiperemisis Gravidarum dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
7. Pada kasus Ny. Y dengan Hiperemisis gravidarum penulis mampu
mengidentifikasi bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Tetapi ada perbedaan dalam tindakan asuhan tetapi asuhan yang diberikan
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan ibu.
B. Saran
2. Bagi BPM