Anda di halaman 1dari 30

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Yang Berjudul

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMISIS


GRAVIDARUM DI PMB HALIMATUSSAKDIAH GAMPONG MATANG
MANE KECAMATAN TANAH LUAS KABUPATEN ACEH UTARA

Telah disetujui

Oleh

Pembimbing Institusi Preceptor / CI

(........................) (...............)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih dan penyayang yang
telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan judul “ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM
DI PMB HALIMATUSSAKDIAH GAMPONG MATANG MANE
KECAMATAN TANAH LUAS KABUPATEN ACEH UTARA”
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktik Klinik Asuhan Kebidanan. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan
wawasan kepada rekan-rekan khususnya mahasiswa prodi DIII Kebidanan Aceh
Utara Poltekkes Kemenkes Aceh.
Kemudian ucapan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pembimbing di
institusi dan juga kepada Ibu selaku pembimbing di lahan PMB Halimatussakdiah,
Gampong Matang Mane Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara. Penulis
menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan laporan
untuk kedepannya

Aceh Utara, 16 November 2021

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Tujuan ..................................................................................................
C. Manfaat ................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

A. Hiperemisis Gravidarum .....................................................................


B. Teoritis Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney ..................
BAB III LAPORAN KASUS .........................................................................

A. Manajemen Asuhan Kebidanan ...........................................................


1. Pengkajian ......................................................................................
2. Interpretasi Data Dasar...................................................................
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial ................................
4. Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Tindakan Segera ........
5. Rencana Asuhan Kebidanan ..........................................................
6. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ....................................................
7. Evaluasi ..........................................................................................
B. Pendokumentasian SOAP ....................................................................
BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................................
BAB V PENUTUP ..........................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang
terjadi selama masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan
dari mual dan muntah normal yang umum dialami wanita hamil
karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung
selama trimester pertama kehamilan. Muntah yang berlebihan dan
tidak terkendali selama masa kehamilan dapat menyebabkan
kehilangan berat badan 5% dari berat badan awal sebelum hamil,
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi nutrisi, serta
ketonuria (Lowdermilk, 2012).
Masalah terbesar yang terjadi di Indonesia adalah angka kematian
dan kesakitan pada wanita hamil. Diperkirakan 15% kehamilan dapat
mengalami resiko tinggi dan komplikasi obstetri apabila tidak segera
ditangani maka dapat membahayakan ibu maupun janinnya (Kemenkes
RI, 2014). Penyebab kematian dan kesakitan wanita hamil diantaranya
adalah infeksi, aborsi tidak aman, kehamilan ektopik, mola hidatidosa dan
anemia (Sumarni, 2017).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan
ibu serta tumbuh kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-
80% wanita mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami
muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual. Apabila semua
makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria. Hiperemesis
juga berdampak negatif, seperti anemia. Sedangkan anemia sendiri dapat
mengakibatkan syok disebabkan kekurangan asupan gizi yang dimakan
dan diminum dimuntahkan semua (Morgan et al, 2010).
Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi
angka kejadiannya masih cukup tinggi. Kejadian hiperemesis
gravidarum adalah 4 per 1000 kehamilan. Menurut WHO hiperemesis
gravidarum terjadi diseluruh dunia dengan angka kejadian mencapai
12.5 % dari seluruh kehamilan. Angka kejadian hiperemesis gravidarum
yang terjadi di dunia sangat beragam yaitu 10.8% di China, 2.2% di
Pakistan, 1-3% di Indonesia, 1.9% di Turki, 0.9% di Norwegia, 0.8%
di Canada, 0.5% di California, 0,5%-2% di Amerika, 0.3% di
Swedia (Zhang Y, 2011).
Angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia 1-3% dari
seluruh kehamilan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menjelaskan bahwa lebih dari 80% ibu hamil di Indonesia
mengalami mual dan muntah yang berlebihan, yang dapat
menyebabkan ibu hamil menghindari jenis makanan tertentu dan akan
dapat menyebabkan risiko bagi dirinya maupun janin yang sedang
dikandungnya (Oktavia, 2016). Hasil pengumpulan data tingkat pusat,
Subdirektorat Kebidanan dan Kandungan, Subdirektorat Kesehatan
Keluarga tahun 2011 dari 325 Kabupaten/Kota menujukkan bahwa
sebesar 20.44% ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum berat
dirujuk dan harus mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut (SDKI,
2012).

B. Tujuan Laporan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan
Hiperemiss Gravidarum di PMB Halimatussakdiah Gampong
Matang Mane Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil dengan
Hiperemisis Gravidarum
b. Mampu menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi
diangnosa atau masalah pada ibu hamil dengan Hiperemisis
Gravidarum
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil
dengan Hiperemisis Gravidarum
d. Mampu menerapkan antisipasi terhadap Hiperemisis
Gravidarum
e. Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan
tindakan segera terhadap Hiperemisis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan rencana tindakan yang menyeluruh
pada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum
g. Mampu mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum

C. Manfaat
1. Bagi Pendidikan
Diharapkan mampu menambah referensi dan bahan informasi
mengenai keluhan kehamilan untuk mengatasi masalah hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil.
2. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan ibu hamil patologi dengan Hiperemisis
Gravidarum
3. Bagi BPM
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan
kebidanan khususnya dalam kasus ibu hamil dengan Hiperemisis
Gravidarum
4. Bagi pasien
Dapat mendeteksi dini apabila terjadi Hiperemisis Gravidarum pada
masa kehamilan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hiperemisis Gravidarum
1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah
hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau
gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu
serta tumbuh kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-
80% wanita mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami
muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual. Apabila semua
makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria
(Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita
jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50% dari wanita
yang hamil, terutama diketemukan pada primigravida, kehamilan ganda
dan mola hydatidosa. Tetapi kalau seorang ibu memuntahkan segala apa
yang dimakan dan diminum hingga berat badan sangat turun, turgor
kulit, diuresis kurang dan timbul acetos dalam air kencing, maka
keadaan ini disebut hyperemesis gravidarum. (Armini, Ni Ketut Ali.
2016).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
sehingga pekerjaan sehari – hari terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling
sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6
minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80%
primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual dan muntah,
namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari kehamilan.
(Armini, Ni Ketut Ali. 2016).

2. Etiologi
Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secra pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan – perubahan anatomic
pada otak, jantung hati dan susunan saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat– zat lain akibat inanisi. (Armini, Ni
Ketut Ali. 2016).
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan – perubahan
yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan di dalam
badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan mual dan muntah ialah
masuknya bagian – bagian villus ke dalam peredaran darah ibu,
perubahan endokin misalnya hypofungsi cortex glandula
suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan
lambung.
Namun meskipun hyperemesis gravidarum belum diketahui
penyebabnya secara pasti.
a. faktor predisposisi dan faktor lain yang mempengaruhi yaitu :
1). Faktor predisposisi yang sering ditemukan adalah
primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosadan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormone
memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormone khorionik gonadotropin dibentuk
berlebihan.
2). Faktor organic yaitu masuknya villi khorialis dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan
ini merupakan faktor organic. Selain itu faktor organic yang
lain yaitu alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu
terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor
organic.
3). Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai
ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup. (Armini, Ni Ketut
Ali. 2016).

3. Manifestasi Klinis
Tidak ada batasan yang jelas antara mual yang bersifat fisiologis
dengan hiperemesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum ibu hamil
terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi
kedalam tiga tingkatan sebagai berikut : (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
a. Tingkat I.
1 ) . Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
2 ). Menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak ada
3 ) . Berat badan turun
4). Nyeri epigastrium
5). Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100 kali per menit
6). Tekanan darah sistolik turun
7). Turgor kulit berkurang
8). Lidah kering
9). Mata cekung. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
b. Tingkat II.
1 ) . pasien tampak lemah dan apatis
2). lidah kotor nadi kecil dan cepat
3). suhu kadang naik
4). Mata sedikit ikterik
5). Berat badan pasien turun
6). timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi, dan napas
berbau aseton. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
c. Tingkat III.
1). Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma
2). Muntah berhenti
3). Nadi kecil dan cepat
4). Suhu meningkat
5). Tekanan darah semakin turun. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Diagnosis pada hyperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Dari
anamnesis didapatkan adanya amenore, tanda kehamilan muda, dan
muntah terus–menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun
harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis,
ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala
muntah. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis
sampai koma, nadi meningkat sampai 100 kali per menit, suhu meningkat,
tekanan darah turun, atau tanda deehidrasi lain. Pada pemeriksaan
elektrolit daarh ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada
pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton.

4. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat meningkatnya kadar estrogen, oleh
karena keluhan ini terjadi pada trimester I. Pengaruh fisiologik hormone
estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat atau
akibat berkuangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada
kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat
berlangsung berbulan – bulan. Mual dan muntah terus – menerus
dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan
klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi
perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
(Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Belum jelas mengapa gejala – gejala ini hanya terjadi pada
sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, di
samping pengaruh hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum
kehamilan sudah menderita lambung spastic dengan gejala tidak suka
makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
Hyperemesis gravidarum mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak
yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton
asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan
yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler ke plasma berkurang. Natrium
dan khlorida darah menurun, demikian pula khlorida air kemih. selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik. Hipokalemia
akibat muntah dan ekskresi berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan meruska hepar. Selaput lendir esophagus dan
lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi
pedarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan
perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfuse atau
tindakan operatif. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).

5. Penatalaksanaan dan Pengobatan


a. Penanganan farmakologi
Beberapa jenis obat, baik secara tunggal maupun kombinasi,
digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan.
Obat yang lazim digunakan untuk mengatasi mual dan muntah
pada kehamilan, antara lain vitamin, antihistamin,
antikolinergik, antagonis dopamin, fenotiazin, butirofenon,
antagonis serotonin, dan kortikosteroid. Semua obat yang di gunakan
harus dipastikan keamanan dan keefektifannya sebelum
direkomendasikan dalam praktik klinis. (Pratama,2016)
1) Antihistamin
Antihistamin merupakan obat yang paling banyak
digunakan pada lini pertama terapi ibu yang mengalami mual dan
muntah pada kehamilan. Frekuensi mual selama kehamilan secara
signifikan lebih tinggi pada ibu yang mengalami morning
sickness. Antihistamin bertindak sebagai penghalang reseptor
histamin pada sistem vestibular (reseptor histamin HI). Agen
ini terdapat dalam diphenhydramine dan doxylamine yang
dapat diperoleh tanpa resep dokter. Terdapat lebih dari 20 uji
terkontrol yang dilakukan terkait Antihistamin. Ibu yang
mengkonsumsi Antihistamin selama trimester I kehamialan
memiliki risiko sedikit lebih rendah terhadap malformasi minor
dibandingkan dengan ibu yang tidak mengkonsumsi Antihistamin
selama kehamilan. Data yang terkumpul dari tujuh uji
terkontrol acak yang dilakukan untuk menilai efektivitas
Antihistamin menemukan bahwa Antihistamin dapat
digunakan untuk mengurangi muntah secara signifikan. Akan
tetapi, percobaan tersebut dilakukan menggunakan dosis
Antihistamin yang berbeda. Antihistamin terbukti aman dan
berkhasiat untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan.
Akan tetapi, penggunaannya dibatasi oleh efek samping yang
dapat ditimbulkan, seperti rasa kantuk. Efek samaping tersebut
menyebabkan banyak ibu tidak bersedia mengkonsumsi obat ini
sepanjang hari. Hingga saat ini belum ada studi yang dilakukan
untuk menilai keamanan atau efektivitas Antihistamin non-sedasi,
seperti loratadin, cetirizin atau feksofenadin untuk mengatsi mual
dan muntah pada kehamilan. Selain obat yang telah dijelaskan
sebelumnya, antikolinergik, bendektin, antagonis dopamin,
metoklopramida, droperidol, antagonis serotonin, kortikosteroid
juga diyakini mampu mengurangi mual dan muntah pada
kehamilan.(Pratama, 2016)

2). Penanganan non farmakologi

a). Akupresur dan Akupuntur

Sistem pengobatan tradisional Asia menggunakan


akupuntur sebagai terapi anti-emetik. Titik P6 atau Neiguan
diyakini menjadi titik utama untuk menghilangkan mual dan
muntah. Titik ini terletak pada aspek volar lengan bawah,
yaitu sekitar 3 cm di atas lipatan pergelangan tangan dan di
antara dua tendon. Titik ini dapat dirangsang dengan
menyisipkan jarum akupuntur tipis, kemudian memberikan
stimulasi listrik transkutan pada perangkat saraf atau tekanan
pada lokasi. Tekanan dapat diberikan secara manual
menggunakan jari dengan perangkat gelang yang mendapat
tekanan stabil dari tombol kecil pada posisi yang diinginkan.
Tidak terdapat kekhawatiran terkait keamanan jika akupresur
dan akupuntur diterapkan dengan benar. Titik yang digunakan
untuk menginduksi persalinan berbeda dengan titik yang
lazim digunajan untuk mengatasi mual.(Pratama, 2016).

6. Komplikasi
Komplikasi yang biasa terjadi yaitu Ensefalopati Wernieke dengan
gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental serta payah hati dengan
gejala tumbuhnya ikterus. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).
Didalam terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi
akibat adanya Hiperemesis Gravidarum pada kehamilan
diantaranya: Manuaba (2010).
a. Komplikasi Ringan
1). Kehilangan Berat Badan
Diakibatkan ibu hamil yang mengalami
Hiperemesis gravidarum memuntahkan semua makanan
yang telah dimakan dan diminum yang dapat
menyebabkan ibu tersebut kehilangan pemenuhan nutrisi
kehamilan sehingga mampu menyebabkan BB ibu turun
drastis. Manuaba (2010).
a). Dehidrasi
Akibat rasa mual dan muntah berulang maka
cairan yang seharusnya diserap oleh tubuh ikut keluar
bersama makanan yang dimuntahkan, sehingga tubuh
tidak memiliki banyak cairan untuk menjalankan
fungsi normalnya
b). Asidosis dari kekurangan gizi
Disebabkan karena rasa mual yang berlebihan
meyebabkan kondisi lambung tidak adekuat dalam
memproses nutrisi makanan sehingga terjadi
peningkatan asam pada tubuh. Sehingga tubuh
mencerna asam atau zat yang dapat diubah menjadi
asam. Manuaba (2010).
c). Alkalosis hipokalemia
Diakibatkan karena rasa mual dan muntah
berlebih sehingga kadar cairan dalam tubuh berkurang
(hilangnya Na dan K) yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan pH dalam tubuh.
d). Kelemahan otot
Diakibatkan karena nutrisi makanan banyak
yang terbuang dalam proses muntah sehingga proses
pembentukan energi terganggu dan akibatnya sel-sel
otot tidak menerima asupan nutrisi dengan baik.
e). Kelainan elektrokardiografik
Diakibatkan oleh makanan yang tidak
termetabolisme dengan baik atau dimuntahkannya
makanan yang dapat menyebabkan perfusi jaringan
tidak adekuat menerima nutrisi dan mendistribusikan
bahan- bahan makanan dari pengambilan sisa-sisa
metabolisme.
f). Gangguan psikologi
Diakibatkan oleh rasa mual dan muntah yang
diderita terjadi berkali- kali dalam kurun waktu 24
jam mampu memicu terjadinya stress dalam
menangani hal tersebut, gelisah, tegang, dan
ketakutan. Manuaba (2010).
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan
a. Ruptur oesophageal
Hal ini berkaitan dengan muntah berat, jika terlalu
sering muntah maka secara tidak langsung memberikan
tekanan pada esopagus untuk mengeluarkan kembali
makanan yang telah dimakan. Sehingga mampu
menimbulkan nyeri pada esopagus dan menimbulkan
jejas yang dapat menyebakan dinding esopagus ruptus
secara bertahap. Manuaba (2010).
b. Encephalophaty wernike’s mielinolisis pusat pontine
Dapat diakibatkan kehilangan cairan yang berlebih
dari proses muntah. Sehingga, terjadi kerusakan ginjal
yang memicu terjadinya. Manuaba (2010).

7. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tak
terjadi hiperemesis. Pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya adalah
sebagai berikut :
a. Penerangan bahwa kehamilan dan kehamilan merupakan proses
fisiologis.
b. Makan sedikit – sedikit tetapi sering. Berikan makanan selingan
seperti biscuit, roti kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan
sebelum tidur, hindari makan makanan berminyak dan berbau.
Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin.
c. Defekasi teratur. (Armini, Ni Ketut Ali. 2016).

B. Teoritis Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney


1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan
dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu
keputusan yang berfokus pada klien (Maryunani, 2016).

2. Langkah Manajemen Kebidanan


Terdapat 7 langkah manajemen kebidanan menurut Varney
yang meliputi langkah I pengumpuan data dasar, langkah II interpretasi
data dasar, langkah III mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial, langkah IV identifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera, langkah V merencanakan asuhan yang menyeluruh,
langkah VI melaksanakan perencanaan, dan langkah VII evaluasi.
a. Langkah I : Pengumpulan data dasar
Dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang
diperlukan untuk megevaluasi keadaan klien secara lengkap.
Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien.
b. Langkah II: Interpretasi data dasar
Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah klien atau kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan. Kata “masalah dan
diagnose” keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak
dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan
penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan kebidanan
terhadap klien. Masalah bisa menyertai diagnose. Kebutuhan adalah
suatu bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien, baik klien
tahu ataupun tidak tahu.
c. Langkah III: mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan
pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan yang aman.
d. Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultaikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
e. Langkah V: rencana asuhan kebidanan
Merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yg menyeluruh
meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari klien dan dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya.
f. Langkah VI: pelaksanaan asuhan kebidanan
Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima secara
efisien dan aman. Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya.
g. Langkah Vll : evaluasi
Pada langkah ini di lakukan evaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi
sesuai diagnosis dan masalah.
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pengkajian
a. Identitas / Biodata
Nama ibu : Ny.Y Nama Suami : Tn. I
Umur : 34 Tahun Umur : 39 tahun
Suku : Aceh Suku/bangsa : Aceh
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Petani
Alamat : Keutapang Alamat : Keutapang

b. Anamnesa (Data Subjektif)


Pada tanggal : 15 November 2021 Pukul : 19:19 WIB
1. Alasan kunjungan : Ingin memeriksa kehamilan
2. Keluhan utama : Ibu merasa lemas, badanya terasa panas mual-
muntah dan nyeri di ulu hati.
3. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 13 Tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Banyaknya : 2 – 3 x perhari
d. Dismenorhe : Tidak pernah nyeri haid sampai mengganggu
aktivitasnya
e. Teratur/tidak : haidnya teratur
f. Lamanya : haidnya 5 hari
g. Konsistensi darah : encer
4. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu : G:3 P:2 A : 0
a. Pernah keguguran : Tidak Ada
b. Pernah kuret : Tidak Ada
c. Pernah imunisasi TT : 1 kali
d. Komplikasi pada waktu hamil : Tidak Ada
e. Persalinan yang lalu dibantu oleh : bidan
f. Tempat persalinan : PMB
g. Jenis persalinan :pervaginam
h. Komplikasi persalinan pada waktu yang lalu :-
5. Riwayat persalinan sekarang
a. HPHT : 15 September 2021
b. TP : 22 Juni 2022
Keluh – keluhanan pada
c. Trimester l : mual dan muntah dan merasa lemas
d. Trimester ll: Tidak ADa
e. Trimester lll: Tidak Ada
f. Kontrasepsi yang digunakan : pernah menggunakan Suntik KB
3 bulan.
g. Riwayat kehamilan kembar : tidak ada riwayat keturunan
kembar

Keluhan – keluhan yang dirasakan

a. Rasa lelah : Ada


b. Mual dan muntah : Ada
c. Nyeri perut : Ada
d. Sakit kepala berat : Tidak Ada
e. Penglihatan kabur : Tidak Ada
f. Panas : Ada
g. Nyeri BAK : Tidak Ada
h. Rasa gatal pada vulva : Tidak Ada
i. Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak Ada
j. Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak Ada
k. Oedema : Tidak Ada
l. Komposisi makanan : protein, karbohidrat, vitamin dan Lemak
m. Perubahan makanan yang dialami (termasuk nginam, nafsu
makan) : sebelum hamil makan 3x sehari , selama hamil makan
3 – 4 kali sehari
n. Pola eliminasi : sebelum hamil BAK 5 – 6 kali sehari, BAB 1 –
2 kali sehari sedangkan selama hamil BAK 7 – 8 kali sehari,
BAB 1 kali sehari
o. Aktifitas sehari – hari : sebelum hamil ibu bekerja sebagai
Guru dan ketika hamil masih bekerja sebagai Guru.
p. Pola istirahat dan tidur : sebelum hamil ibu mengatakan tidur
siang 2 jam malam 7 jam, sedangkan selama hamil jarang tidur
siang dan tidur malam 6 jam.
6. Riwayat penyakit sistematik yang pernah diderita
a. Jantung : Tidak Ada
b. Ginjal : Tidak Ada
c. Asma/TBC paru: Tidak Ada
d. Hepatitis B: Tidak Ada
e. DM: Tidak Ada
f. Hipertensi: Tidak Ada
g. Epilepsy: Tidak Ada
h. HIV/AIDS: Tidak Ada
i. Lain – lain
7. Riwayat penyakit keluarga
a. Jantung : Tidak Ada
b. Hipertensi: Tidak Ada
c. DM: Tidak Ada
d. Asma: Tidak Ada
e. Lain – lain
8. Riwayat social
Status perkawinan : Sah kawin 1 kali
Kehamilan ini : Diinginkan
Rencana pengasuhan anak : Sendiri
c. Pemeriksaan Fisik (Objektif)
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. Pemeriksaan fisik umum : BB sekarang : 54,5 kg Tb : 158 cm
Lila: 30 cm BB sebelum hamil : 51 kg
4. Tanda vital : TD : 80/60 mmHg Nadi : 100/Menit
R : 22/Menit Suhu : 37°C
5. Kepala:

Kulit kepala : Bersih

Distribusi rambut : Tidak Mudah Rontok

6. Wajah : Tidak Ada Oedema


7. Mata :
Oedema palpebral : Tidak Ada Oedema
Conjungtiva palpebral inferior : Anemis
Sclera : Tidak Ikterik
8. Hidung
Folip : Tidak Ada
Pengeluaran cairan: Tidak Ada
9. Mulut
a. Bibir : Pucat
b. Lidah : Bersih
c. Stomatis: Tidak ada
d. Gigi : Bersih
e. Epulis pada gusi: Tidak ada
f. Tonsil: Tidak ada bengkak
g. Pharynx: Tidak ada nyeri
10. Telinga
a. Serumen : Tidak Ada
b. Pengeluaran cairan : Tidak Ada
11. Leher
a. Luka operasi : Tidak Ada
b. Kelenjar tiroid: Tidak Ada Pembesaran
c. Kelenjar limfe: Tidak Ada Pembesaran
12. Dada
a. Mammae : Normal
b. Areole mammae : Tidak Ada
c. Papilla mammae : Menonjol
d. Benjolan / tumor : Tidak Ada
e. Pengeluaran dari putting susu : Belum Keluar
13. Axsila
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
14. Posisi punggung : lordosis
15. Abdomen
a. Pembesaran : normal
b. Linea / striase : Tidak Ada
c. Bekas luka operasi : Tidak Ada
d. Pergerakan janin : Tidak Ada
e. Perkusi abdomen : Tidak Ada

Pemeriksaan khusus kebidanan

1) Kontraksi : Tidak Ada


2) Palpasi supra public kandung kemih : Tidak Ada
a) Leopold 1 : 2 Jari diatas Simpisis
b) Leopold ll: Belum teraba
c) Leopold lll : Belum teraba
d) Leopold lV: Belum teraba
e) Auskultasi djj: Belum terdengar
f) Ano – genetalia (insfeksi)
Vulva : tidak ada varises, tidak ada luka, tidak ada nyeri
Perineum : Tidak Ada Bekas Luka
g) Ekstremitas
a. Oedema pada tangan dan kaki : Tidak Ada
b. Oedema pada ekstremitas bawah : Tidak Ada
c. Varises tungkai : Tidak Ada
d. Kemerahan : Tidak Ada
e. Reflex patella kanan dan kiri : +/+
f. Kekakuan sendi : Tidak Ada
d. Pemeriksaan penunjang : Tidak Ada

2. Iterpretasi Data Dasar


Diagnosa : G3 P2 A0 umur 34 tahun hamil 8 minggu 5 Hari dengan
Hiperemisis Gravidarum.
Masalah : Mual Muntah dan Lemas
Kebutuhan : Konseling tentang keadaan lemas dan dukungan keluarga

DATA OBJEKTIF :
a. keadaan umum : lemah
b. TTV : TD : 80/60 mmHg Nadi : 85/menit
Respirasi : 22/Menit Suhu : 37,9°C

3. Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Tidak Ada

4. Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera


Tidak Ada

5. Rencana Asuhan Kebidanan


Pada tanggal : 15 November 2021 Pukul : 19 : 19 WIB
a. Observasi keadaan ibu
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu
c. Menganjurkan istirahat yang cukup
d. Memberikan dukungan psikologis pada ibu
e. Memberitahukan kepada ibu tentang makanan yang tidak merangsang
mual muntah.
f. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dalam porsi sedikit.
g. Memberikan Therapy obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam
Folat Dan Antasida.
6. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Pada tanggal : 15 November 2021 Pukul : 19:19 WIB
a. Observasi keadaan ibu
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu
c. Menganjurkan Ibu istirahat yang cukup
d. Memberikan ibu dukungan psikologis
e. Memberitahukan kepada ibu tentang makanan yang tidak merangsang
mual muntah.
f. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dalam porsi sedikit.
g. Memberikan Therapy obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam
Folat Dan Antasida.

7. Evaluasi
Pada tanggal : 15 November 2021 Pukul : 19 : 19 WIB
a) Sudah dilakukanya observasi keadaan umum ibu dan tanda – tanda
vital, hasilnya : keadaan umum : lemah dan TTV : TD:80/60mmHg,
Nadi:85/menit Respirasi : 22/Menit Suhu: 37,9°C
b) Sudah memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu. Hasilnya : ibu
mengerti
c) Menganjurkan istirahat yang cukup pada ibu. Hasilnya : ibu mengerti
d) Memberikan dukungan psikologis pada ibu : ibu mengerti
e) Memberitahukan kepada ibu tentang makanan yang tidak merangsang
mual muntah : ibu mengerti
f) Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dalam porsi sedikit :
ibu mengerti
g) Memberikan Therapy obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam
Folat Dan Antasida : ibu mengerti
B. Pendokumentasian SOAP
Pada tanggal : 15 November 2021 Pukul : 19:19 WIB
Subjektif :
1. Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga dan belum pernah keguguran
2. Ibu mengatakan hphtnya tanggal 15 September 2021
3. Ibu mengatakan merasa lemas, badanya terasa panas mual-muntah dan
nyeri di ulu hati.

Objektif :
1. Keadaan Umum : lemah
2. TTV : TD : 120/80 mmHg Nadi :85/menit
Respirasi :22/Menit Suhu: 37,9°C
Assasment :
G3 P2 A0 umur 34 tahun hamil 8 minggu 5 Hari dengan Hiperemisis
Gravidarum.

Planning :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu : TTV : TD:80/60,
Nadi:100/menit, respirasi :22, suhu: 37,9°C.
2. Menganjurkan Ibu istirahat yang cukup yaitu tidur siang 2 jam malam 8
jam.
3. Memberikan ibu dukungan psikologis
4. Memberitahukan kepada ibu tentang makanan yang tidak merangsang
mual muntah seperti biskuit, buah apel, buah pisang, kacang-kacangan
dan lani-lain.
5. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dalam porsi sedikit.
6. Memberikan Therapy obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam
Folat Dan Antasida dengan 3 x sehari.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membandingkan tentang kesenjangan


antara teori dan hasil tinjauan kasus pelaksanaan asuhan kebidanan pada
Ny “Y” dengan Hiperemisis gravidarum di BPM Halimatussakdiah
Gampong Matang Mane Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara.

Dalam hal ini, penulis akan membahas berdasarkan pendekatan


asuhan kebidanan dengan tujuh langkah varney yaitu : pengumpulan data
dasar, merumuskan diagnosis atau masalah aktual, merumuskan diagnosis
atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi,
merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan asuhan
kebidanan, dan mengevaluasi asuhan kebidanan.

Dengan demikian setelah mempelajari teori dan pengalaman


langsung di lahan praktek melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum dapat disimpulkan bahwa
secara garis besar dapat dilihat bahwa tidak ada kesenjangan antara
tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun


G3P2A0 hamil 8 minggu dengan Hiperemisis Gravidarum dengan
menggunakan manajemen 7 langkah varney dapat disimpulkan :

1. Pengkajian pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8 minggu
dengan Hiperemisis Gravidarum dilakukan dengan pengumpulan data
subjektif yaitu ibu mengatakan ibu mengatakan merasa lemas, badanya
terasa panas mual-muntah dan nyeri di ulu hati. Data objektif yaitu
keadaan umum : lemah, TTV : TD:80/60, Nadi:100/menit, respirasi :22,
suhu: 37,9°C.
2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan
akurat sehingga didapat diagnosa kebidanan Ny. Y umur 34 tahun
G3P2A0 hamil 8 minggu dengan Hiperemisis Gravidarum. Masalah yang
dialami oleh Ny.Y adalah cemas akan kehamilannya karena merasa
lemas, badanya terasa panas mual-muntah dan nyeri di ulu hati sehingga
membutuhkan informasi tentang keadaannya dan dukungan dari keluarga
maupun tenaga kesehatan.
3. Diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8
minggu dengan Hiperemisis gravidarum akan terjadi terjadi dapat
membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Mual dan
muntah yang berlebihan akan menyebabkan ibu hamil kehilangan banyak
cairan, sehingga berisiko mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit
4. Antisipasi pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8 minggu
dengan Hiperemisis gravidarum yang dilakukan adalah memberikan terapi
obat Paracetamol, Domperidone Maleate, Asam Folat Dan Antasida.
5. Rencana tindakan pada ibu hamil Ny. Y umur 34 tahun G3P2A0 hamil 8
minggu dengan Hiperemisis Gravidarum adalah observasi keadaan umum
ibu dan tanda-tanda vital, dan Pemeriksaan fisik.
6. Pelaksanaan pada kasus Ny.Y dengan Hiperemisis Gravidarum dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
7. Pada kasus Ny. Y dengan Hiperemisis gravidarum penulis mampu
mengidentifikasi bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Tetapi ada perbedaan dalam tindakan asuhan tetapi asuhan yang diberikan
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan ibu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas perlu adanya peningkatan pelayanan


yang lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi bidan / profesi

Diharapkan bidan dapat lebih meningkatkan wawasan bagi profesi


atau tenaga kesehatan lainnya dalam menangani kasus atau melaksanakan
asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan Hiperemisis
gravidarum.

2. Bagi BPM

Pelayanan yang diberikan sudah baik, sebaiknya tetap menjaga dan


meningkatkan mutu pelayanan untuk memperkecil kemungkinan terburuk,
termasuk penanganan yang intensif pada Ibu hamil dengan Hiperemisis
Gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA

Armini, Ni Ketut Ali. (2016). Buku ajar Keperawatan Maternitas 2. Fakultas


keperawatan Universitas Airlangga dan kampus C Mulyorejo Surabaya
60115.
Pratama,evi. (2016). evidence-based dalam kebidanan.jakarta:penerbit buku
kedokteran EGC
Bobak, Lowdermik, Jense. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
EGC
Maryunani, Anik. (2016). Kehamilan Dan Persalinan Patologis (Resiko Tinggi
Dan Komplikasi) Dalam Kebidanan. Jakarta: CV Trans Info Media.
Manuba, IAC, I Bagus, dan IB Gde. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi Kedua. Jakarta: EGC.
Saifuddin.

Anda mungkin juga menyukai