Dosen Pembimbing:
Ns. Marini Agustin , S.Kep , M.Kep , M.Pd
Disusun oleh :
Yustiana Agustin ( 2720237180 )
Tahun 2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb, Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini InsyaAllah dengan
penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Hiperemesis Gravidarum ” yang penulis
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Islam AS-Syafi’iyah.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen
kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…..............................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................3
A. KONSEPPENYAKIT….................................................................................3
1. PENGERTIAN.............................................................................................3
2. ETIOLOGI…..............................................................................................3
3. PATOFISIOLOGI / PATHWAY................................................................4
4. TANDA DAN GEJALA.............................................................................6
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................7
6. PENATALAKSANAAN............................................................................7
7. KOMPLIKASI............................................................................................9
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................9
1. PENGKAJIAN...........................................................................................9
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN...............................................................13
3. INTERVENSI............................................................................................13
4. IMPLEMENTASI.....................................................................................22
5. EVALUASI..............................................................................................23
BAB III PENUTUP.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan sesutu yang wajar terjadi pada wanita usia
produktif , tetapi kurangnya pengetahuan berkaitan dengan reprodukasi
menimbulkan kecemasan tersendiri ( Handayani , 2017 ) . Dalam kehamilan
mual muntah adalah gejala yang normal dan sering terjadi pada trimester
pertama ( setyawati et al , 2014 ) . Namun , apabila berlebihan dapat
mengganggu pekerjaan sehari - hari dan keadaan umum menjadi buruk
sehingga ibu kekurangan energi dan juga zat gizi yang disebut hiperemesis
gravidarum ( Rofi’ah et al, 2019 ) . Hiperemesis gravidarum adalah suatu
keadaan pada masa kehamilan dimana terjadi mual dan muntah berlebihan ,
kehilangan berat badan
, serta terjadinya gangguan keseimbangan elektrolit. Hiperemesis gravidarum
tidak dapat dicegah namun ibu hamil dapat menjadi lebih nyaman jika
mengetahui manajemen perawatan hiperemesis gravidarum tersebut.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai
pada kehamilan muda. Kurang lebih 66 % Wanita hamil trimester pertama
mengalami mual dan 44 % mengalami muntah. Mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat bahkan pada malam hari.
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG ( Human Chorionic Gonadrotropin ) dalam serum ,
pengaruh Fisilogis kenaikan hormon ini belum diketahui secara jelas. Mual
sering dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan
pada awal kehamilan serta faktor psikologis.
Hiperemesis gravidarum terjadi diseluruh dunia dengan angka
kejadin beragam mulai dari 0,3 % di Swedia , 0,5 % di California , 0,8 % di
Canada, 10,8 % di China , 0,9 % di Norwegia , 2,2 % di Pakistan , 1,9 & di
Turki , 0,5
% - 2 % di Amerika Serikat ( Oktavia , 2016 ) . Sedangkan di Indonesia
menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) komplikasi
kehamilan dengan hiperemesis gravidarum terjadi sekitar 3 % ( SDKI ,
2017 ) . Diseluruh dunia diperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan .
Dari jumlah ini 20 juta Wanita mengalami kesakitan akibat kehamilan .
Sekitar 8 juta mengalmi
1
2
komplikasi yang mengancam jiwa dan lebih dari 500.000 meninggal , insiden
kasus terjadinya hiperemesis gravidarum sebesar 0,8 sampai 3,2 % dari
seluruh kehamilan atau sekitar 8 sampai 32 kasus per 1.000 kehamilan didunia
, hampir 50 % terjadi di negara negara Asia Selatan dan Tenggara , termasuk
Indonesia ( Sumarni , 2017 ) . Sementara itu, Prevalensi hiperemesis
gravidarum yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2017 angka kejadian hiperemesis gravidarum adalah mulai dari 1 %
sampai 3 % dari seluruh kehamilan . Ibu hamil di Indonesia berjumlah
5.212.568 orang , dari jumlah tersebut 14,8 % ibu hamil mengalami
hiperemesis gravidarum ( Depkes RI , 2017 ).
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibtakan dehidrasi sehingga
nutrisi yang terserap akan berkurang , metabolisme menurun , dan gangguan
sistem hemodinamik ( Apriani & Nurjannah , 2020 ). Hal ini juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga membutuhan
perawatan dan penanganan pada ibu hamil hiperemesis gravidarum . Jika tidak
dilakukan pengobatan , maka kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil
tidak terpenuhi sehingga dapat mengganggu kesehatan , aktifitas ibu hamil dan
berpengaruh terhadap pertumbuhan janin . Pengobatan dilakukan dengan
memberikan asuhan keperawatan ( Willy , 2019 ) .
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etilogi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisilogi/ pathway hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui penatalksanaan hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan hiperemesis gravidarum
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang
terjadi kira-kira sampai usia kehamilan 20 minggu . Ketika umur
kehamilan 14 minggu ( trimester pertama ) , mual dan muntah yang
dialami ibu begitu hebat . Semua yang dimakan dan diminum ibu
dimuntahkan ibu sehingga mempengaruhi keadaan umum dan perkerjaan
ibu sehari-hari ( Hutahean , 2013 ) .
Hiperemesis gravidaraum adalah Vomitus yang berlebihan atau
tidak terkendali selama masa kehamilan , yang menyebabkan dehidrasi ,
ketidakseimbangan elektrolit , atau defisiensi nutrisi , dan kehilangan berat
badan ( Lowdermilk 2004 dalam Fithriana 2017 )
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat
lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan , penurunan berat badan , atau gangguan elektrolit ,
sehingga menggangu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam
kandungan ( kadir et al, 2019 ) .
2. ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti .
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik , juga
tidak ditemukan kelainan biokimia . Perubahan -perubahan anatomik pada
otak , jantung , hati , dan susunan saraf , disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi . Menurut ( Khayati , 2013 )
terdapat beberapa faktor predisposisi dan factor lain , yaitu :
a. Faktor Predisposisi : primigravida , overdistensi rahim ( hidromnion,
kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi , mola hidatidosa )
b. Faktor Organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal ,
perubahan metabolik akibat hamil , resistensi yang menurun dari pihak
ibu dan alergi .
3
4
3. PATOFISILOGI / PATHWAY
a. Patofisilogi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik . Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi . Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunya asam aseton-asetik , asam hidroksi butirik dan
aseton dalam darah . Kekurangan volume cairan yang diminum dan
kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang . Natrium dan khlorida air kemih
turun . Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga
aliran darah berkurang . Kekurangan kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah lebih banyak , dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang
sulit dipatahkan . Selain dehidrasi dan tergangguanya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan
lambung ( Sindrom Mallory Weiss ) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal ( Khayati, 2013 ) .
5
b. Pathway
6
b. Tingkat II :
1.) Ibu tampak lemah dan apatis
2.) Berat badan turun
3.) Tensi turun , nadi kecil dan cepat
4.) Suhu kadang- kadang naik
5.) Mata sedikit ikterik dan cekung
6.) Turgor kulit lebih mengurang
7.) Lidah mengering dan tampak kotor
8.) Hemokonsentrasi , oliguria , konstipasi
9.) Aseton tercium dalam hawa pernapasan , karena mempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing
c. Tingkat III :
1.) Keadaan umum lebih parah
2.) Muntah berhenti
3.) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4.) Nadi kecil dan cepat
5.) Suhu meningkat
6.) Tensi menurun
7.) Mulut kering dan kotor , pernapasan bau aseton
7
8.) Mata cekung dan timbulnya ikterus menunjukkan adnya payah hati
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik / penunjang pada hiperemesis gravidarum
menurut ( Nurarif & Kusuma , 2016 ) ;
a. USG ( dengan menggunakan waktu yang tepat ) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multiple , mendeteksi abnormalitas janin ,
melokalisasi plasenta.
b. Urinalisis : Kultur , mendeteksi bakteri , BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : ADT, ALT, LDH
6. PENATALKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum
menurut ( Khayati , 2013 ) yaitu dengan cara :
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatau proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan .
c. Menganjurkan mengubahn makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering .
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur , terlebih dahlu makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat .
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknay dihindari .
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin .
g. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting ,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula .
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang , makan
diperlukan seperti :
a. Obat-obatan
1.) Sedativa : Phenobarbital
2.) Vitamin : vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3.) Anti histamine : dramamin , avomin .
8
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang , tetapi cerah
dan peredaran udara yang baik , catat cairan yang keluar masuk , hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke kamar penderita sampai
muntah berhenti pada penderita mau makan . Tidak diberikan makanan
atau minuman dan selama 24 jam .
c. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan , hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan , kurang
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
d. Cairan Parenteral
Cairan yang cukup elektrolit , karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 % dalam cairan fisiologis ( 2-3 liter/ hari ) , dapat ditambah
kalium dan Vitamin ( Vitamin B komplek, Vitamin C ) , bila
kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena, bila
dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik
dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair .
e. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium , takikardi ,
ikterus , anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandungan diantarnya :
1.) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium , apatis , somnolen
sampai koma , terjadinya gangguan jiwa .
9
7. KOMPLIKASI
Komplikasi hiperemesis gravidarum menurut ( Hutahean , 2013 ) adalah :
a. Dehidrasi berat
b. Ikterik
c. Takikardia
d. Suhu meningkat
e. Alkalosis
f. Kelaparan
g. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan
h. Menarik diri
i. Depresi
(a). Hamil muda : ibu pusing , mual dan muntah , serta tidak nafsu
makan
(b). Hamil tua : Pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai berat
badan , tekanan darah , dan tingkat kesadaran.
10.) Paritas
Paritas banyak ( lebih dari 4 ) mempunyai resiko tinggi
terjadinya hiperemesis gravidarum ( Annisa, 2012 ) .
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan Diagnosis keperawatan Indonesia ( PPNI, 2017 ) diagnosis
yang muncul sebagai berikut :
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi ,
kecemasan . ( D.0005 )
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ( mis,
iskemia) . ( D.0077 )
c. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan
intake cairan . ( D.0023 )
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan ,
peningkatan kebutuhan metabolisme , faktor psikologis ( mis, stress,
keengganan untuk makan ). ( D.0019 )
e. Gangguan integritas kulit / jaringan berhubungan dengan perubahan
status nutrisi ( kelebihan atau kekurangan ). Kekurangan / kelebihan
volume cairan , perubahan hormonal. ( D.0129 )
f. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit ,
gangguan adaptasi kehamilan . ( D.0074 )
g. Konstipasi berhubungan dengan fisiologis ( penurunan motilitas
gastrointestinal , ketidakcukupan asupan serat , ketidakcukupan asupan
cairan) , psikologis ( depresi ) . ( D.0049 )
h. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi, peningkatan laju
metabolisme. ( D.0130 )
i. Intolernasi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara sulpai
dan kebutuhan oksigen ,kelemahan. . ( D.0056 )
3. INTERVENSI
Intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatanan Indonesia ( Tim Pokja SIKI DPP PPNI , 2018 ) dengan
kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia ( Tim
pokja SLKI DPP PPNI , 2019 ) :
14
Tujuan :
2. Nyeri akut b.d
Setelah dilakukan Manajemen nyeri ( I.08238
agen pencedra
Tindakan keperawatan )
fisilogis ( mis,
diharapkan tinkat nyeri Observasi
iskemia,) .
menurun ( l.08066 ) 1.) Identifikasi lokasi,
( D.0077 )
Kriteria hasil : karkteristik , durasi ,
1.) Keluhan nyeri frekuensi , kulaitas ,
menurun intensitas nyeri
2.) Meringis menurun 2.) Identifikasi skala nyeri
3.) Sikap protektif 3.) Identifikasi respon nyeri
menurun non verbal
4.) Gelisah menurun 4.) Identifikasi faktor yang
5.) Frekuensi nadi memperberat dan
membaik memperingan nyeri
6.) Pola napas membaik
15
Intervensi :
Manajemen nutrisi (
4. Defisit Nutrisi b.d Tujuan :
I.03119 )
Kurangnya asupan Setelah dilakukan
Observasi
makanan , peningkatan tindakan keperawatan
1.) Identifikasi status nutrisi
kebutuhan diharapan status nutrisi
2.) Identifikasi alergi dan
metabolisme , faktor membaik ( L.04030 )
intolernasi makanan
pisikologis ( mis, Kriteria hasil :
3.) Identifikasi makanan
stress , keengganan 1.) Serum albumin
yang disukai
untuk makan ) . meningkat
4.) Identifikasi kebutuhan
(D.0019 ) 2.) Verbalisasi keinginan
kalori dan jenis nutrient
untuk meningkatkan
nutrisi meningkat
17
4.Gangguan integritas
kulit / jaringan b.d Tujuan : Intervensi :
perubahan status Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit (
nutrisi ( kelebihan atau Tindakan keperawatan I.11353 )
18
Tujuan : Intervensi :
9. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen energi (
b.d ketidakseimbangan tindakan keperawatan I.05178 )
antar sulpai dan diharapkan intolernasi Observasi
kebutuhan oksigen, aktivitas meningkat ( 1.) Identifikasi gangguan
kelemahan L.05047 ) fungsi tubuh yang
( D.0056 ) mengakibatkan kelelahan
22
4. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah fase Ketika perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan . Implementasi merupakan langkah keempat dari
proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk
dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah , mengurangi ,
dan menghilangkan dampak atau respon yang ditimbulkan oleh masalah
keperawatan dan kesehatan (Ali, 2014 ) .
23
5. EVALUASI
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan , proses yang
continue yang penting untuk menjamin kulaitas dan ketetapan perawatan
yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon [asien untuk
menentukan keaktifan rencana perawatan dan memenuhi kebutuhan pasien
( Haryanto & Rini , 215 ) . Beberapa tehnik penulisan dokumentasi asuhan
keperawatan dengan SOAP pada pasien hiperemesis gravidarum antara
lain:
a. Mengumpukan data
Subjeaktif 1.) Menanyakan
Biodata
2.) Menanyakan Riwayat penyakit pasien sebelumnya seperti catatan
tekanan darah, pemeriksaan laboratorium dan laporan pemeriksaan
tambahan .
3.) Menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien .
b. Mengumpukan data objektif
Mengumpukan data observasi melalui pemeriksaan fisik pada pasien
seperti TTV dan lainnya .
c. Analisis dan Interpretasi
Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan meliputi
diagnosa, antisipasi atau masalah potensial , serta perlu tidaknya
dilakukan tundakan segera.
d. Perencanaan
Membuat rencana Tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan
mandiri , kolaborasi , diagnosis atau laboratorium serta konseling untuk
tindak lanjut.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih
dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan , penurunan berat badan , atau gangguan elektrolit ,
sehingga menggangu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam
kandungan ( kadir et al, 2019 ) .
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi sehingga
nutrisi yang terserap akan berkurang , metabolisme menurun , dan gangguan
sistem hemodinamik ( Apriani & Nurjannah , 2020 ). Hal ini juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga membutuhan
perawatan dan penanganan pada ibu hamil hiperemesis gravidarum . Jika tidak
dilakukan pengobatan , maka kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil
tidak terpenuhi sehingga dapat mengganggu kesehatan , aktifitas ibu hamil dan
berpengaruh terhadap pertumbuhan janin . Pengobatan dilakukan dengan
memberikan asuhan keperawatan ( Willy , 2019 ) .
B. Saran
Tanda dan gejala hiperemesis gravidarum sebaiknya ditangani sejak dini
sehingga tidak mengakibatkan komplikasi . Kesehatan ibu hamil dan janin
selalu dimonitor dengan melakukan pemeriksaan rutin secara berkala.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Putri . ( 2022 ) . Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu
hamil dengan hyperemesis gravidarum . Bengkulu :
http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/2442/1/1b.%20KTI- Lampiran%20FIX
%20TTD.pdf
25