DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
2022
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata Maternitas II yang diampu oleh Ibu Sri Sat Titi
Hamranani, S.Kep,Ns,M.Kep. Adapun makalah ini mengenai Hiperemesis Gravidarum.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan dari penyusun, maka kami dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Oleh sebab itu demi kesempurnaan dan perbaikan dalam
penyusunan makalah ini, kami menerima kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat dalam proses belajar dan mengajar.
Akhir kata, melalui kesempatan ini kami, penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN............................................................................................................................5
2.2 ETIOLOGI..................................................................................................................................6
2.3 KLASIFIKASI............................................................................................................................6
2.4 PATOFISIOLOGI.......................................................................................................................7
2.5 TANDA DAN GEJALA..............................................................................................................8
2.1 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK........................................................................................10
2.7 PENATALKSANAAN..............................................................................................................10
2.8 PATHWAY...............................................................................................................................12
BAB III................................................................................................................................................13
KONSEP KEPERAWATAN..............................................................................................................13
3.1 PENGKAJIAN..........................................................................................................................13
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN...............................................................................................15
3.3 INTERVENSI............................................................................................................................15
BAB IV...............................................................................................................................................23
PENUTUP...........................................................................................................................................23
4.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................23
4.2 SARAN.....................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya
menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Farrer, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan
2.2 ETIOLOGI
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, Beberapa faktor
predisposisi yang ditemukan :
a) Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b) Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi
yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
c) Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini (factor psikologi).
Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi
tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup.
d) Faktor endokrin lainnya seperti hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
2.3 KLASIFIKASI
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3
(tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun
dan merasa nyeri pada epigastrium. nadi meningkat sekitar 100 kali/menit
dan tekanan darah sistolik turun, turgor kulit mengurang, lidah mongering
dan mata cekung.
2. Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit
mengurang, lidah mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan menurun dan
mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi oliguria dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena pempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma, terdapat
ensefalopati werniche yang ditandai dengan : nistagmus, diplopia, gangguan
mental, kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil, tekanan darah menurun,
dan temperature meningkat, gastrointestinal ditandai dengan: ikterus makin
berat, terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin
tajam. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk
vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati
(Wiknjosastro, 2005).
2.4 PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi
dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis
gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah
ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang.
Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium
sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya
frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati. Selain dehidrasi
dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender
esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti
sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro,
2005).
2. Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan icterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton. Aseton dapat tercium dalam hawa
pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya
mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.
3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory Weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
Oliguria semakin parah dan menjadi anuria
f.
2.1 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) Dipstik urin: Ketonuria (Keton +1 atau lebih), keton berdampak buruk terhadap
perkembangan janin
b) Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi penyulis seperti anemia dan infeksi
c) Ureum dan Kreatinin, dilakukan bila dicurigai ada gangguan ginjal
d) Elektrolit, pada muntah yang hebat bisa terjadi electrolyte imbalance
e) Glukosa darah sewaktu (GDS), karena pasien yang mual-muntah umumnya sulit makan
sehingga bisa mengalami hipoglikemia
f) Fungsi tiroid (TSH, fT4)
g) Fungsi hati (SGOT,SGPT): perlu dibedakan antara peningkatan yang normal terjadi pada
hiperemesis gravidarum dan akibat penyakit pada hati seperti hepatitis B atau penyebab
lainnya
h) Amilase: menentukan ada tidaknya prostatitis
i) Kultur urin: infeksi saluran kemih dapat menyebabkan mual muntah
2.7 PENATALKSANAAN
1. Pencegahan
- Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
- Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
- Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
- Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin.
2. Obat – obatan
Sedativa : Phenobarbital
Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks
Anti histamine : dramamin, avomin
Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola
di rumah sakit
3. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah danperedaran udara
yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam. Kadang – kadang dengan
isolasi saja gejala – gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
4. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan
fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi
latar belakang penyakit ini.
5. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B
komplek, vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara
intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik
dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair. Dengan
penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan akan
bertambah baik.
6. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai koma,
terjadi gangguan jiwa.
b. Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina, kemunduran
penglihatan.
c. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah
menurun. (Wiknjosastro, 2005).
7. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam
semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi
kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium
2.8 PATHWAY
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
Dikutip dari doengoes, pengkajian keperawatan pada pasien dengan hyperemesis
gravidarum meliputi:
a. Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali
per menit)
b. Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.
d. Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah, Hb
dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah
kering.
e. Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran,
respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit,
system pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum di muntahkan,
apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badab
normal, turgor kulit, lidah kering, adanya aseton dalam urine.
3.3 INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
DX KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan Catat intake dan 1. menentukan
kurang dari tindakan output. hidrasi cairan dan
kebutuhan b.d keperawatan selama Anjurkan makan pengeluaran melalui
nausea dan vomitus 3x24 jam dalam porsi kecil tapi muntah.
yang menetap. diharapkan klien sering. 2. dapat mencukupi
dapat memenuhi Anjurkan untuk asupan nutrisi yang
kebutuhan nutrisi, menghindari dibutuhkan tubuh.
dengan kriteria hasil makanan yang 3.dapat merangsang
: berlemak mual dan muntah.
-Klien akan anjurkan untuk 4.makanan selingan
mengkonsumsi makan makanan dapat mengurangi
asupan oral diet selingan seperti atau menghindari
yang mengandung biskuit, roti dan teh rangsang mual
zat gizi yang (panas) hangat muntah yang
adequat. sebelum bagun tidur berlebih.
-Klien tidak pada siang hari dan 5.untuk
mengalami nausea sebelum tidur. mempertahankan
dan vomitus. Catat intake TPN, keseimbangan.
-Klien akan jika intake oral tidak nutrisi.
menoleransi diit dapat diberikan 6.untuk mengetahui
yang telah di dalam periode integritas inukosa
programkan. tertentu. mulut.
-Klien akan Inspeksi adanya 7.untuk
mengalami iritasi atau Iesi pada mempertahankan
peningkatan berat mulut. integritas mukosa
badan yang sesuai Kaji kebersihan oral mulut.
selama hamil. dan personal hygiene 8.mengidenfifikasi
serta penggunaan adanya anemi dan
cairan pembersih potensial penurunan
mulut sesering kapasitas pcmbawa
mungkin. oksigen ibu. Klien
Pantau kadar dengan kadar Hb <
Hemoglobin dan 12 gr/dl atau kadar
Hemotokrit. Ht < 37 %
Test urine terhadap dipertimbangkan
aseton, albumin dan anemi pada trimester
glukosa. I.
9.menetapkan data
dasar ; dilakukan
secara rutin untuk
mendeteksi situasi
potensial resiko
tinggi seperti
ketidakadekuatan
asupan karbohidrat,
Diabetik
kcloasedosis dan
Hipertensi (Doenges,
2001:57).
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Hiperemesis Gravidarum (HG) adalah suatu keadaan pada awal kehamilan
(sampai trisemester II) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah berlebihan dalam
waktu relatif lama bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan berat
badan berkurang. Penyebab Hiperemesis Gravidarum Belum Diketahui Secara Pasti.
Frekuensi Kejadian Adalah 2 Per 1000 Kehamilan. Hiperemesis Gravidarum Di
Klasifikasikan Menjadi 3 Stadium.
4.2 SARAN
a) Diharapkan mahasisiwi akper, kebidanan dan tenaga kesehatan lainnya dapat
mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat
melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum.
b) Untuk ibu yang menderita Hiperemesis Gravidarum agar leebih memperhatikan
pola makan dan keadaan fisik ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Ary Widayana, I Wayan Megadhana, dan Ketut Putera Kemara : DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM. Fakultas Kedokteran,
Universitas Udayana
Doenges, Marylinn E., dan Mary Frances Moorhouse. 2001. Rencana Keperawatan
Maternitas Bayi Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien.
Jakarta: EGC
Leveno, Kenneth J. 2016. Manula Williams Komplikasi Kehamilan Ed 23. Jakarta: EGC
Tiran, Denise. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Mual & Muntah Kehamilan Denise Tiren.
Jakarta: EGC