Anda di halaman 1dari 37

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN


HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Dosen Pembimbing : Ns. Ledia Respita, M.Kep

Disusun oleh :
Nama : Dwi alyarizah Novendra
NIM : 2214201197

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES ALIFAH PADANG
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr.wb.
Segala puji dan rasa syukur tak lupa kami panjatkan kepada Allah swt. Karena nikmat
yang diberikan, terutama nikmat sehat jasmani dan rohani serta nikmat iman dan kesehatan..
Karena nikmat-Nya itulah kami bisa menyelesaikan tugas yang berjudul “Hiperemesis
Gravidarum”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas individu yang di berikan beliau
kepada kami sebagai materi kuliah Maternitas I yang harus di pahami dan di mengerti
maksudnya.
Kami menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik secara materi
maupun dalam penggunaan kata bahasanya. Oleh sebab itu demi kesempurnaan dan perbaikan
dalam penyusunan makalah ini, kami menerima kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah
ini bermanfaat dalam proses belajar dan mengajar
Wassalamu’alaikum wr.wb

Padang, Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
1.2.1. Tujuan Umum...................................................................................................................2
1.2.2. Tujuan Khusus..................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS.....................................................................................................3
2.1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum....................................................................................3
2.2. Etiologi Hipermesis Gravidarum..........................................................................................3
2.3. Tanda & Gejala Hiperemesis Gravidarum...........................................................................3
2.4. Klasifikasi/Stadium Hiperemesis Gravidarum.....................................................................5
2.5. Patofisiologi Hiperemesis Gravidrum..................................................................................5
2.6. Pelaksanaan : Medik dan Perawatan....................................................................................6
2.7. Pathways...............................................................................................................................8
BAB III KONSEP KEPERAWATAN...........................................................................................9
3.1. Pengkajian Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hiperemesis Gravidarum..............9
3.2. Diagnosa Keperawatan.......................................................................................................10
3.3. Perencanaan........................................................................................................................10
BAB IV TINJAUAN KASUS.......................................................................................................16

BAB V PENUTUP.......................................................................................................................31
5.1. Kesimpulan.........................................................................................................................31
5.2. Saran...................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................32

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
pertumbuhan janin. Dampaknnya adalah berat badan lahir, status nutrisi dari ibu yang sedang
hamil juga mempengaruhi angka kematian prenatal, keadaan kesehatan neonatal, dan
pertumbuhan bayi setelah lahir. Selama kehamilan kebutuhan nutrisi harian wanita meningkat
hingga lebih dari dua kali lipat, seperti contohnya kebutuhan asam folat yang meningkat
hingga 400 ug/hari, dimana pada keadaan normal hannya 180 ug/hari. Usia kehamilan yang
terus bertambah, makan bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil, khususnya
ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua.
Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai
pertumbuhan otak dan susunan syarafnya. Indikator kecukupan gizi juga terlihat pada
kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan. Kenaikan berat badan tersebut bervariasi
dari bulan ke bulan sesuai dengan fase kehamilan.
Sistem hormon pada kehamilan manusia melibatkan perubahan baik endokrin maupun
metabolik yang terjadi antara ibu dan janin. Pengaturan neuro endokrin di dalam plasenta,
pada janin dan ibu sangat penting dalam mengarahkan pertumbuhan janin dan
perkembangannya. Adaptasi ibu hamil terhadap perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan secara langsung menggambarkan perkembangan plasenta dan janin.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan
muda. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual dan 44%
mengalami muntah Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat
dan malam hari. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum, pengaruh Fisiologi
kenaikan hormon ini belum diketahui secara jelas. Mual sering pula dihubungkan dengan
perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan serta faktor psikologis.
Mual dan muntah menyebabkan asupan nutrisi pada ibu hamil kurang sehingga berat
badan menurun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri. Hal ini juga
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga membutuhkan
perawatan atau penangan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.

1
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar penulis dan pembaca mengetahui tentang hyperemesis gravidarum.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mempelajari asuhan keperawatan hyperemesis gravidarum diharapkan
penulis dan pembaca dapat :
a. Mengetahui pengertian hyperemesis gravidarum
b. Mengetahui etiologi hyperemesis gravidarum
c. Mengetahui tanda & gejala hyperemesis gravidarum
d. Mengetahui klasifikasi/stadium hyperemesis gravidarum
e. Mengetahui bagaimana patofisiologi hyperemesis gravidarum
f. Mengetahui penatalaksanaan hyperemesis gravidarum
g. Mengetahui pathways hyperemesis gravidarum
h. Mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan hyperemesis
gravidarum
i. Mengetahui diagnose keperawatan pada pasien dengan hyperemesis gravidarum
j. Mengetahui perencanaan keperawatan pada pasien dengan hyperemesis
gravidarum?

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi (Mochtar, 1998).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan
(Farrer, 1999). Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum (HG) adalah
suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai trisemester II) yang ditandai dengan rasa mual dan
muntah berlebihan dalam waktu relatif lama bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan berat badan berkurang.

2.2. Etiologi Hipermesis Gravidarum


Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar,
1998).
 Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG
 Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon
dari jaringan ibu terhadap janin.
 Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan
sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup.
 Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

2.3. Tanda & Gejala Hiperemesis Gravidarum


1. Tingkat I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :

3
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke
esophagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas

2. Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan icterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa
lambung pada sindrom mallory weiss.
3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory Weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
1) Nistagmus
2) Diplopia

4
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

2.4. Klasifikasi/Stadium Hiperemesis Gravidarum


Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap
sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat
dibagi dalam 3 tingkatan:
1. Tingkatan I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. nadi meningkat sekitar 100 kali/menit dan tekanan darah sistolik turun, turgor
kulit mengurang, lidah mongering dan mata cekung.
2. Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata
sedikit ikterik. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan,
karena pempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran makin menurun
hingga mencapai somnollen atau koma, terdapat ensefalopati werniche yang ditandai
dengan : nistagmus, diplopia, gangguan mental, kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil,
tekanan darah menurun, dan temperature meningkat, gastrointestinal ditandai dengan:
ikterus makin berat, terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin
tajam. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B
kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati (Wiknjosastro, 2005).

2.5. Patofisiologi Hiperemesis Gravidrum


Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak imbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
5
dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam darah.
Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun.
Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri,
jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).

2.6. Pelaksanaan : Medik dan Perawatan


1. Pencegahan
- Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi
lebih sering.
- Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan
roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
- Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
- Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
2. Obat – obatan
Sedativa : Phenobarbital
Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks
Anti histamine : dramamin, avomin
Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.
Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit
3. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah danperedaran udara yang
baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam
kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan
makanan atau minuman dan selama 24 jam. Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala –
gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
6
4. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik.
Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan
dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit
ini.
5. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan
fisiologis (2 – 3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin
C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila dalam 24
jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan
lambat laun makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala –
gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
6. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa.
b. Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina, kemunduran penglihatan.
c. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,
jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun.
(Wiknjosastro, 2005).
7. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi,
kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali
vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan
ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium

7
2.7 Pathways

8
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hiperemesis Gravidarum


Dikutip dari doengoes, pengkajian keperawatan pada pasien dengan hyperemesis
gravidarum meliputi:
a. Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali per
menit)
b. Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.
d. Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht
rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung
yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum di muntahkan, apalagi
kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badab normal, turgor
kulit, lidah kering, adanya aseton dalam urine.

1. Pengkajian Data Subjektif


a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan, nyeri
epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c. Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan
antenatal, dan komplikasi

9
d. Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah, kaji
warna volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg memperberat dan
memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah dilakukan.
e. Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi,
kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan abdomen lainnya
f. Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar dengan
lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab, pekerjaan, dll
g. Riwayat diet: khususnya intake cairan
h. Riwayat pembedahan: khususnya pada abdomen
i. Integritas Ego: seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, dll
j. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB
dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
2. Pengkajian Data Objektif
a. TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat, adanya nafas
bau aseton
b. Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
c. Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi
d. Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria
e. Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi, adanya
hepatosplenomegali, tanda Murpy.
f. Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik
g. Status Eliminasi: Perubahan konsistensi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi
berkemih
h. Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan
usia kehamilan)

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d nausea dan vomitus yang menetap.
2. Defisit volume cairan b.d kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan cairan yang tidak
adequat.
3. Ketakutan b.d efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) b.d muntah yang berlebihan, peningkatan asam
lambung.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan b.d keterbatasan informasi.
6. Resiko perubahan integritas kulit b.d penurunan darah dan nutrisi kejaringan-jaringan
sekunder akibat dehidrasi

10
3.3. Perencanaan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d nausea dan vomitus yang menetap.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi yang adequat.
2) Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
3) Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.
4) Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama hamil.
Intervensi :
1) Catat intake dan output.
Rasional: menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melalui muntah.
2) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional: dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
3) Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
Rasional : dapat merangsang mual dan muntah.
4) anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan teh (panas) hangat
sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.
Rasional: makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah
yang berlebih
5) Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
Rasional: untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
6) Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
Rasional: untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
7) Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut
sesering mungkin.
Rasional: untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
8) Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
Rasional: mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa
oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan
anemi pada trimester I.
9) Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
Rasional: menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi
potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik
kcloasedosis dan Hipertensi (Doenges, 2001:57).

2. Defisit volume cairan b.d kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan cairan yang tidak
adequat.
11
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang terbukti
dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab, berat badan stabil, tanda-tanda
vital dalam batas normal; elektrolit, serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin
akan berada dalam batas normal.
2) Klien tidak akan muntah lagi
3) Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlag yang adequat.
Intervensi :
1) Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar
hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada kehamilan.
2) Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum,
gastritis.
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah
khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
3) Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis
urine. Timbang BB klien setiap hari.
Rasional: Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan
hidrasi.
4) Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan
jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman
lambung. (Doenges, 2001:61)

3. Ketakutan b.d efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.


Tujuan : ketakutan klien teratasi
Kriteria hasil : klien memverbalisasi perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan
janin.
Intervensi :
1) Memperlihatkan sikap menerima rasa takut klien
Rasional: Sikap yang menerima takut klien akan memungkinkan komunikasi terbuka
tentang sumber ketakutan.
2) Mendorong untuk mengungkapakn perasaan dan kekhawatirannya.
Rasional: Pengetahuan tentang risiko potensial pada janin dapat membantunya
menghilangkan rasa takut.
12
3) Memberi informasi yang berhubungan dengan risiko potensial yang dapat terjadi pada
janinnya.
Rasional : Strategi koping yang efektif dibutuhkan untuk memampukan klien mengatasi
penyakit yang dideritanya dan efek-efek penyakit tersebut (bobak,2004: 273).

4. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) b.d muntah yang berlebihan, peningkatan asam
lambung.
Tujuan : nyeri hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
1) Klien mengungkapkan secara verbal.
2) Nyeri hilang atau berkurang
3) pasien dapat beristirahat dengan tenang
Intervensi :
1) kaji skala nyeri, karakteristik, kualitas, frekuensi dan lokasi nyeri.
Rasional : menentukan perubahan dalam tingkat nyeri dan mengevaluasi nilai skala
nyeri. Mengidentifikasi sumber sumber multiple dan jenis nyeri.
2) Anjurkan penggunaan tekhnik relaksasi dan distraksi
Rasional: menggunakan strategi ini sejalan dengan pemberian analgesic untuk
mengurangi atau mengalihkan respon terhadap nyeri.
3) Yakinkan pada klien bahwa perawat mengetahui nyeri yang dirasakannya dan akan
berusaha membantu untuk mengurangi nyeri tersebut.
Rasional: ketakutan bahwa nyari akan tidak dapat diterima seperti peningkatan
ketegangan dan ansietas yang nyata dan menurunkan toleransi nyeri.
4) Berikan kembali skala pengkajian nyeri
Rasional: memungkinkan pengkajian terhadap keefektifan analgesic dan
mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindak lanjut bila tidak efektif.
5) Catat keparahan nyeri pasien dengan bagan.
Rasional: membantu dalam menunjukkan kebutuhan analgesic tambahan atau
pendekatan alternative terhadap penatalaksanaan nyeri.
6) Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
Rasional: analgesic lebih efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri. (Smeltzer. 2001)

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan b.d keterbatasan informasi.


Tujuan : klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis yang normal dan tanda-
tanda bahaya kehamilan.
Kriteria hasil :

13
1) Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan pskologis normal berkaitan dengan
kehamilan trimester pertama
2) Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkan kesehatan.
3) Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.
Intervensi :
1) Jelaskan tentang Hiperemesis Grvidarum dan kaji pengetahuan pasien.
Rasional: untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan pasien tentang penyakitnya
dan tentang penatalaksanaannya di rumah.
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum.
Rasional: untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang hiperemesis gravidarum.
3) Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.
Rasional: peran penyuluh atau konselor dapat memberikan bimbingan antisipasi dan
meningkatkan tanggunmg jawab individu terhadap kesehatan.
4) Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan dengan perubahan
fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta keyakinan tentang aktivitas,
perawatan diri dan sebagainya.
Rasional: memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan dan membuat rencana keperawatan.
5) Klarifikasi kesalahpahaman.
Rasional: ketakutan biasanya timbul dari kesalahan informasi dan dapat mengganggu
pembelajaran selanjutnya.
6) Tentukan derajad motivasi untuk belajar.
Rasional: klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar kecuali kebutuhan untuk belajar
tersebut jelas.
7) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.
Rasional: penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan.
8) Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan bayi.
Rasional: memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk membuat pilihan.
9) Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram, nyeri abdomen akut, sakit
punggung, edema, gangguan penglihatan, sakit kepala dan tekanan pelvis.
Rasional: membantu klien membedakan yang normal dan abnormal sehngga
membantunya dalam mencari perawatan kesehatan pada waktu yang tepat.
(Doenges,2001:67)

6. Resiko perubahan integritas kulit b.d penurunan darah dan nutrisi kejaringan-jaringan
sekunder akibat dehidrasi
Tujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.
14
Kriteria hasil : mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk mempertahankan kulit
halus, kenyal, utuh.
Intervensi :
1) Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi.
Rasional: area ini meningkat risikonya untuk kerusakan dan memerlukan pengobatan
lebih intensif.
2) Dorong mandi tiap 2 hari 1x, pengganti mandi tiap hari.
Rasional:sering mandi membuat kekeringan kulit.
3) Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.
Rasional: melicinkan kulit dan mengurangi gatal.
4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk mempertahankan aktivitas.
Rasional: meningkatkan sirkulasidan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama pada
jaringan.
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.
Rasional: perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kuulit.
(Doenges,1999:433-434).

7. Intoleransi aktivitas b.d ketidakadekuatan sumber energi sekunder.


Tujuan : Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.
Kriteria hasil :
1) Pasien dapat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang lebih tinggi.
2) Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas.
Intervensi :
1) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang tenang; batasi pengunjung
sesuai keperluan.
Rasional: meningkatkan istirahat dan ketenangan.
2) Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
Rasional: meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada area
tertentu untuk menurunkan risiko kekurangan jaringan.
3) Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi
pasif/aktif.
Rasional: tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
4) Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress. Contoh relaksasi progresif, visualisasi,
bimbingan imajinasi.
Rasional: meningkatkan relaksasi dan penghematan energy, memusatkan kembali
perhatian dan dapat meningkatkan koping.
15
5) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: sedatif, agen antiansietas, contoh diazepam
(valium); lorazepam(ativan).
Rasional: membantu dalam manajemen kebutuhan tidur. (Doenges, 1999:536-537).

16
BAB IV
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DI RSIA KASIH IBU

Tanggal pengkajian : 08-11-2023 pukul 09.00 WIB

Tempat : RSIA KASIH IBU

Oleh : Dwi Alyarizah Novendra

(1) Data Subyektif


1. Identitas
Nama ibu : Ny. S Nama suami : Tn. D
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Minang Suku : Minang
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gunung Pangilun Alamat : Gunung
Pangilun

2. Keluhan utama : Klien mengatakan mual, muntah sejak 1 m i n g g u y a n g l a l u s e t i a p


pagi hari.
3. Riwayat-riwayat
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Alasan mencari pertolongan : mual sejak 1 minggu yang lalu
Keluhan yang dirasakan : mual, muntah
Persepsi terhadap kesehatan : klien bila sakit pergi ke bidan
terdekat
Upaya yang sudah dilakukan : mencari pertolongan ke bidan

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Penyakit masa kecil : Demam Tipoid
Imunisasi : imunisasi Dasar Lengkap
Riwayat MRS : demam tipoid
Kapan : kelas 5 SD

17
Penyebab : makanan
Lama : 7 hari
Pengobatan : periksa ke puskesmas
Upaya yang dilakukan jika sakit : menari pertolongan kepada bidan

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Penyakit keluarga yang mempengaruhi kehamilan : tidak ada
Penyakit kardiovaskuler : tidak ada
Penyakit ginjal : tidak ada
Kelainan darah : tidak ada
Gangguan mental : tidak ada
Penyakit Endokrin : tidak ada
Kelainan kongenital : tidak ada
TBC : tidak ada
Preeklamsi/eklamsi : tidak ada
Penyebab meninggalnya anggota keluarga : tidak ada
Keturunan hamil kembar : tidak ada

d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat obstetrik yang lalu
Jumlah anak : satu
Jenis kelamin anak : perempuan
Tempat persalinan : bidan
Persalinan : normal/spontan
Tanggal persalinan : 28 Maret 2020
Kehamilan direncanakan/tidak : direncanakan
Komplikasi selama kehamilan : mual, muntah
Komplikasi selama persalinan : tidak ada
Nifas : tidak ada kelainan
2) Riwayat kehamilan sekarang
Kehamilan keberapa : ke dua
Keluhan : mual, muntah, tidak ada nafsu makan
Kehamilan direncanakan/tidak : direncanakan
Test kehamilan : positif
Keluhan lain selama kehamilan : pusing

e. Riwayat Ginekologi

18
1) Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak teratur : teratur
Lama : 5-7 hari
Banyaknya : 2-3x mengganti pembalut
Keluhan saat menstruasi : tidak ada
HPHT : 01-09-2023
2) Riwayat seksual
Hubungan kasih sayang diantara anggota keluarga : harmonis
Pola hubungan sexsual : 1-2 x seminggu, satu pasangan (suami)
Kepuasan selama melakukan hubungan seksual : puas
Ketidaknyamanan selama hubungan seksual : tidak ada
Alat dan obat yang digunakan dalam melakukan hubungan seksual: tidak ada
Penyakit yang muncul akibat hubungan seksual : tidak ada
3) Riwayat kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang digunakan : suntik 3 bulan
Lama menggunakan : 3 tahun
Masalah yang timbul karena kontrasepsi : tidak ada
Waktu terakhir menggunakan kontrasepsi : Maret 2023
Alasan berhenti menggunakan kontrasepsi : ingin punya anak
Jumlah anak yang diharapkan : 2 orang
4) Riwayat penyakit kandungan
Infeksi saluran reproduksi yang pernah dialami : tidak ada
Pembedahan payudara dan saluran reproduksi yang pernah dialami : tidak ada
Pemeriksaan pap smear terakhir : tidak ada

4. Pengkajian Gaya Hidup


a. Nutrisi
- Frekuensi makan : sebelum sakit 3-4 kali sehari
: saat sakit : 1 kali sehari ½ porsi
- Komposisi/jenis makanan : nasi, lauk, sayur
- Jumlah makanan : satu piring
- Alergi makanan : tidak ada
- Budaya makakan/pantangan : tidak ada
- Minum : 250cc
b. Merokok : tidak ada
19
c. Konsumsi kaffein : tidak ada
d. Aktivitas/istirahat
- Kegiatan fisik dalam sehari : melakukan pekerjaan rumah
- Jumlah waktu istirahat/tidur : 8 jam perhari
- Masalah yang timbul saat melakukan aktivitas/tidur : tidak ada
e. Eliminasi
- Kebiasaan BAB/BAK : BAB 1 kali sehari
- BAK : 7-8 kali sehari (0500cc)
- Keluhan yang berhubungan dengan eliminassi : tidak ada Oliguria : tidak ada
- Konstipansi/diare : tidak ada
- Nyeri waktu BAK : tidak ada
5. Pengkajian Psikososial Kultural dan Spiritual
a. Status psikologi dan perkembangan
- Perasaan terhadap kehamilan ini : klien merasa gembira
- Upaya mengatasi stress : bila klien mengalami masalah selalu berbicara kepada ibu
dan suami
b. Social ekonomi
- Support system : suami dan keluarga
- Peran masing-masing anggota keluarga yang mempengaruhi kehamilan : suami, ibu
- Kebutuhan tentang pendidikan kesehatan selama kehamilan : nutrisi saat kehamilan,
teknik relaksasi saat melahirkan, perawatan payudara
- Sumber penghasilan keluarga : dari pekerjaan suami
- Pengeluaran ekonomi selama sebulan : sebanding dengan penghasilan suami
- Kondisi tempat tinggal : baik, bersih, layak huni
- Adanya paparan zat kimia yang mempengaruhi kehamilan : tidak ada
- Sarana transportasi dan komunikasi yang digunakan : sepeda motor, handphone
c. Budaya
- Nilai budaya yang diyakini berkaitan dengan kehamilan : tidak ada
- Budaya penggunaan fasilitas kesehatan : selalu menggunakan fasilitas kesehatan
d. Spiritual
- Harapan terhadap kehamilan : ingin melahirkan spontan
- Praktek keagamaan yang dilakukan : sholat 5 waktu
- Larangan agama yang berkaitan dengan kehamilan : tidak ada
6. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
- Keasaan Umum : sedang
- TB/BB, IMT : 169cm/ BB sebelum sakit : 52 kg saat sakit 50,5 kg
20
- Penggunaan alat bantu : tidak
- Status emosional : stabil
- Kesadaran : compos mentis
- Tekanan darah : 90/70 mmHg
- Nadi : 72x/mnt
- Pernapasan : 24x/mnt
- Suhu : 360c
b. Kulit dan kuku
- Kebersihan kulit : bersih
- Warna kulit : kuning langsat
- Tekstur kulit : kenyal
- Elastisitas kulit : baik
- Warna kuku : bening
c. Kepala dan muka
- Kebersihan kulit kepala : bersih
- Warna rambut : hitam
- Tekstur rambut : kuat dan lembut
- Jumlah dan distribusi rambut : rata
- Kekuatan akar rambut : kuat
- Warna kulit muka : kuning langsat
- Lesi/acne : tidak ada
- Cloasma gravidarum : tidak ada
d. Telinga
- Warna daun telinga : kuning langsat
- Kebersihan : bersih tidak ada serumen
- Lesi/Bengkak/Serumen : tidak ada
- Nyeri tekan : tidak ada
- Tinnitus : tidak ada
- Perubahan pendengaran selama kehamilan : tidak ada
e. Mata Alis mata
- Bentuk dan distribusinya : rata
- Bentuk bola mata : bulat
- Double vision : tidak ada
- Adanya ptosis : tidak
- Warna : tidak ada
- Konjungtiva : tidak pucat
- Sclera : putih
21
- Edema pada palpebra : tidak ada
f. Hidung dan sinus
- Kemerahan pada membrane mukosa hidung : tidak ada
- Perubahan sensasi penciuman : tidak ada
- Nyeri tekan pada sinus : tidak ada
- Tenderness : tidak ada
g. Mulut, gigi dan tenggorokan
- Mukosa bibir : kering
- Eritema dan lesi pada bibir : tidak ada
- Gusi : tidak berdarah
- Kesulitan menelan : tidak ada
- Kebersihan gigi : bersih
- Karies gigi : tidak ada
h. Leher
- Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
- Distensi vena jugularis : tidak ada
i. Kelenjar lymfe
- Pembesaran kelenjar lymfe : tidak ada pembesaran kelenjar lymfe
j. Payudara
- Kebersihan : bersih
- Bentuk payudara : simetris kiri dan kanan
- Penonjolan puting susu : menonjol
- Areola mamae : coklat
- Adanya masa : tidak ada
- Pengeluaran kolostrum : belum keluar
k. Jantung
- Denyut jantung : normal
- Suara jantung : S1-S2 tunggal
l. Paru
- Irama : reguler
- Pergerakan diafragma dan pengembangan paru : simetris
- Suara paru : vesikuler
m. Punggung
- Bentuk tulang belakang (scoliosis, lordosis, kiposis) : tidak ada kelainan
- Nyeri tulang belakang/pinggang : tidak ada
n. Abdomen
1) Inspeksi
22
- Adanya striae gravidarum : ada
- Linea alba/linea nigra : ada
- Jaringan parut/bekas operasi : tidak ada
2) Palpasi
- Leopoid I : TFU : belum teraba
- Leopoid II : bagian atas fundus belum teraba
- Leopoid III : bagian samping uterus belum teraba
- Leopoid IV : tidak dilakukan
- Merasakan gerakan janin : tidak ada
- His : tidak ada
- Adanya braxton hiks : tidak ada
3) Auskultasi
- DJJ : belum terdengar
- Peristaltik usus : baik
o. Perineum dan vagina
- Pengeluaran pervaginam : tidak ada
- Varises, edema, lesi : tidak ada
p. Rectum
- Hemorrohoid : tidak ada
q. Ekstermitas
- Warna kulit : kuning langsat
- Edema : tidak ada
- Lesi : tidak ada
- Varises : tidak ada
- Refleks patella : spontan
- Pergerakan/gangguan pergerakan : tidak ada
7. Pemeriksaan Panggul : tidak dilakukan
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
- Test kehamilan : planotes positif
- Golongan darah : A
- HbsAg : non reaktif
- Darah lengkap :
Hb : 10,5 gr% ; hematokrit : 34,0% ; eritrosit : 4,4 juta/ml ; leukosit : 9000/mk ;
trombosit : 320.000/ml ; gula darah : 100/gr dl
- urinalisa : protien urin negatif ; reduksi negatif ; benda keton negatif

23
b. Cardiotocografi : tidak dilakukan
c. USG : janin hidup tunggal intrauterin, usia kehamilan 9-10 minggu

ANALISA DATA

TGL / JAM PENGELOMPOKAN MASALAH KEMUNGKINAN


DATA PENYEBAB
08-11-2023/ DS : klien mengatakan Ketidakseimbangan Mual, muntah
mual, muntah nutrisi kurang dari
20.00 WIB
DO : TD : 90/70 mmHg kebutuhan tubuh
N : 72x/mnt, S : 360c
RR : 24x/mnt
Makan : ½ porsi sehari.
BB : 50 kg
BB ideal : 57.8 kg
08-11-2023/ DS : klien mengatakan Kekurangan Intake yang kurang
mual, muntah
20.10 WIB volume cairan
DO : TD : 90/70 mmHg,
N : 72x/mnt, S : 360c, RR
: 24x/mnt
Intake : infus 1000cc
Minum : 250cc
Makan 50cc
Out put : muntah : 50cc,
BAK : 1000cc, IWL :
120cc, BAB : 100cc,
Balance cairan : intake-
out put cairan : 1000cc-
1270cc = -70cc
Mukosa bibir kering
08-11-2023/ DS : klien mengatakan Kelemahan Intake nutrisi yang
mual, muntah kurang
20.15 WIB DO : TD : 90/70 mmHg,
N : 72x/mnt, S : 360c, RR
: 24x/mnt
Makan : ½ porsi.
Klien terlihat berbaring di
tempat tidur

24
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN / MASALAH KOLABORATIF
BERDASARKAN URUTAN PRIORITAS

NO TGL / DIAGNOSA KEPERAWATAN / MASALAH PARAF


KOLABORATIF
JAM

1 08-11-2023/ Kekurangan volume cairan bd intake yang kurang

20.00 WIB

2 08-11-2023/ Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh bd mual, muntah
20.10 WIB

3 08-11-2023/ Kelemahan bd Intake nutrisi yang kurang

20.15 WIB

25
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

TGL NO DX KEPERAWATAN TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


DX KRITERIA HASIL
08-11-2023/ 1 Ketidakseimbangan nutrisi Nutrisi klien terpenuhi setelah 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Alergi dapat
kurang dari kebutuhan tubuh dilakukan tindakan 3x24 jam 2. Berikan informasi kebutuhan nutrisi ibu disebabkan oleh
20.00 WIB
bd mual, muntah Kriteria hasil : hamil makanan
1. Berat badan ideal : 57.8 kg 3. Anjurkan makan sedikit tapi sering 2.Informasi penting bagi
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk klien dan keluarga
pemberian makan tinggi karbohidrat 3. makanan lembek
tinggi protein mudah dicerna
08-11-2023/ 2 Kekurangan volume cairan bd Balnce cairan seimbang setelah 1. Kaji tanda dehidrasi 1.Dehidrasi dapat
intake yang kurang dilakukan tindakan 3x24 jam 2. Observasi tanda-tanda vital dipantau melalui inteke
20.10 WIB
Kriteria Hasil : 3. Observasi penurunan turgor kulit dan output cairan
1. Mukosa bibir lembab 4.Anjurkan klien minum minuman yang 2.Banyak minum dapat
2. Turgor kulit kembali dalam waktu manis meminimalisir dehidrasi
< 2 detik 5.Kolaborasi dengan dokter untuk 3. Infus dapat mengganti
mempertahankan intake cairan tubuh
3.

08-11-2023/ 3 Kelemahan bd intake Kebutuhan energi terpenuhi setelah 1. Tentukan siklus tidur yang normal 1. Membantu menyusun
prioritas yang realistik
20.15 WIB nutrisiyang kurang dilakukan tindakan keperawatan 2. Anjurkan klien tidur siang 1 sampai
2. Istirahat untuk
3x24 jam 2 jam setiap hari, 8 jam untuk tidur

26
Kriteria Hasil : malam pemenuhan kebutuhan
1. Klien dapat 3. Anjurkan klien melakukan pekerjaan metabolik berkenaan

mengerjakan kebutuhan yang ringan dengan pertumbuhan janin

sehari-harinya

27
PELAKSANAAN

MASALAH TGL/JAM TINDAKAN PARAF


KEPERAWATAN
2 08-11-2023 1. Mengkaji adanya alergi makanan
20.00 wib R : tidak ada alergi makanan
2. Memberikan informasi kebutuhan nutrisi
R : klien mendengarkan penjelasan perawat
3. Menganjurkan klien makan sedikit tapi
sering dari porsi yang disediakan
R : klien makan sedikit tapi sering
4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untuk
pemberian makanan tinggi karbohidrat tinggi
protein
R : tersedia bubur kasar

1, 3 08-11-2023 1. Mengkaji tanda dehidrasi


20.10WIB R. Klien dehidrasi ringan
2.Menganjurkan klien minum minumanyang
manis
R. Klien mau minum sedikit minuman manis
3.Mengkolaborasikan dengan dokter untuk
mempertahankan cairan perenteral
R. Infus terpasang Dextrose 10%
4.Menganjurkan klien untuk istirahat dan
mengatur pola tidur

1,3 09-11-2023 1. Mengganti cairan infus


20.00 WIB R. terpasang infus RL
2. Memonitoring input output cairan
R. intake infus 500 cc, minum 200 cc
Output urine 700 cc
3. Menganjurkan klien minum minuman yang
manis
R. Klien minum 100 cc

28
2 09-11-2023 1. Mengkaji adanya alergi makanan
20.15 WIB R. Tidak ada alergi makanan
2. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untuk
pemberian makanan tinggi kalori tinggi protein
dan menyediakan makanan kesukaan klien
R. Tersedia makanan TKTP dan makanan
kesukaan klien
3. Menganjurkan klien makan dengan porsi sedikit
tapi sering
R. klien makan dengan porsi sedikit tapi sering

29
EVALUASI

MASALAH TGL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


KEPERAWATAN
Kekurangan volume 10-11-2023 S : klien mengatakan mual, muntah
cairan bd mual, 09.00 WIB O : TD : 90/70 mmHg N: 72x/mnt S: 35.80C
muntah RR: 20x/mnt
Intake : infus : 500cc
Out putBAK :500cc
BAB : 100cc
Muntah50cc
Balance cairan : -50cc
Mukosa bibir kering
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2

Ketidakseimbangan 10-11-2023 S : klien mengatakan mual muntah


nutrisi kurang dari
09.10WIB O : TD : 90/70 mmHg N: 72x/mnt S: 35.80C
kebutuhan bd
mual,muntah RR: 20x/mnt BB: 50kg, Makan 1 x sehari
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 2,3,4

Kelemahan bd intake 10-11-2023 S : klien mengatakan mual, muntah


yang kurang 09.20 WIB O : TD : 90/70 mmHg, N : 72x/mnt, S : 360c,
RR : 24x/mnt, Makan : ½ porsi. Klien terlihat
berbaring di tempat tidur.
A. Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan interevensi 2,3

Kekurangan volume 11-11-2023 S : klien mengatakan mual, muntah sudah


cairan bd mual 09.00 WIB berkurang
muntah O : TD : 100/70 mmHg N: 72x/mnt S: 36.80C
RR: 20 x/mnt
Intake : infus : 500cc
Minum : 250cc

30
Out put : BAK : 500cc
BAB : 100cc
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1,2

Kelemahan bd 11-11-2023 S : klien mengatakan mual, muntah berkurang


Intake nutrisi yang 09.30 WIB O : TD : 90/70 mmHg, N : 72x/mnt, S : 360c,
kurang RR : 24x/mnt, Makan : ½ porsi.
Klien terlihat berjalan jalan di sekitar
tempat tidur
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan interevensi 2,3

31
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hiperemesis Gravidarum (HG) adalah suatu keadaan pada awal
kehamilan (sampai trisemester II) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah
berlebihan dalam waktu relatif lama bila terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan berat badan berkurang. Penyebab Hiperemesis
Gravidarum Belum Diketahui Secara Pasti. Frekuensi Kejadian Adalah 2 Per
1000 Kehamilan. Hiperemesis Gravidarum Di Klasifikasikan Menjadi 3
Stadium.

5.2 Saran
- Diharapkan mahasisiwi akper, kebidanan dan tenaga kesehatan lainnya
dapat mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga
dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum.
- Saran untuk ibu yang menderita Hiperemesis Gravidarum agar leebih
memperhatikan pola makan dan keadaan fisik ibu
-

32
DAFTAR PUSTAKA

Ary Widayana, I Wayan Megadhana, dan Ketut Putera Kemara : DIAGNOSIS


DAN PENATALAKSANAAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM. Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana
Doenges, Marylinn E., dan Mary Frances Moorhouse. 2001. Rencana
Keperawatan Maternitas Bayi Pedoman untuk Perencanaan dan
Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta: EGC
Leveno, Kenneth J. 2016. Manula Williams Komplikasi Kehamilan Ed 23.
Jakarta: EGC
Tiran, Denise. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Mual & Muntah Kehamilan Denise
Tiren. Jakarta: EGC

33

Anda mungkin juga menyukai