الر ِحيم
الرحْ َم ِن ه
َّللاِ ه
س ِم ه
ْ ِب
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayah-Nya kepada seluruh umat
manusia untuk dijadikan pedoman dan acuan dalam meraih keselamatan dunia dan akhirat.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW sebagai
pembawa rahmat dan hidayah-Nya,tidak lupa kepada keluarganya, kepada para sahabatnya,
dan sampai kepada kita selaku umatnya yang senantiasa meneruskan perjuangannya demi
tegaknya islam di muka bumi ini.
Ini memang bukan karya yang sempurna karena penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan ini, baik dalam isi, sistematika, dan teknik penulisannya.
Namun dengan bimbingan dari yang terhormat bapak Ns.Rohmi S.Kep, Mkes sebagai dosen
pembimbing hingga makalah program studi PROMKES dengan program SAP(Satuan
Acara Penyuluhan) dengan pencegahan dan penanganan diare pada anak ini dapat di
selesaikan sesuai waktu yang di tentukan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari teman-teman
sekalian akan penulis terima dengan senang hati, guna penyempurnaan tugas makalah ini di
kemudian hari. Selanjutnya, Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan
bagi masyarakat yang menjadi sasaran penyuluhan ini.
PENULIS
NURHASNAH
i
ii
BAB I
Pertemuan : Pertemuan I
A. LATAR BELAKANG
Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita, khususnya di
Negara berkembang seperti Indonesia (Segeren, 2005). Diare adalah penyakit yang ditandai
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau lendir (Suraatmaja, 2007).
Apabila pada diare pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit cairan
tubuh, maka akan terjadi dehidrasi. Berdasarkan derajat dehidrasi maka diare dapat dibagi
menjadi diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan sedang dan diare dehidrasi berat.
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang
berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar
oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembangunan tinja yang tidak higienis),
kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan makanan kurang matang dan
penyimpanan makanan masak pada suhu kamar yang tidak semestinya (Sander, 2005).
Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi pendorong
terjadinya diare yaitu faktor agen, penjamu, lingkungan dan perilaku. Faktor lingkungan
merupakan faktor yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan
tinja, kedua faktor berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor
1
lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta terakumulasi dengan perilaku
manusia yang tidak sehat, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Zubir, 2006).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa lebih dari sepertiga kematian
anak secara global disebabkan karena diare sebanyak 35%. United Nations International
Children’s Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa secara global diare
menyebabkan kematian satu anak setiap 30 detik dan menyebabkan kematian sekitar 3 juta
penduduk setiap tahun.
Secara umum kematian akibat diare pada anak di dunia mencapai 42.000 kasus per
minggu, 6000 kasus per hari, 4 kasus setiap menit dan 1 kematian setiap 14 detik. Dari
jumlah tersebut, total episode diare pada bayi kurang dari 11 bulan sebanyak 475 juta kali
dan usia 1-4 tahun sekitar 945 juta per tahun. (PressRelease, WHO, 2002).
Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008,
penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian akibat diare
adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7% dengan jumlah
penderita diare adalah 3.661 orang. Untuk tahun 2006, penderita diare di Indonesia adalah
10.280 orang dengan angka kematian 2.5%.
Survey Morbiditas Diare tahun 2010 yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI,
didapatkan pada tahun 2000 angka kematian balita akibat diare di Indonesia adalah 1.278
per 1000 turun menjadi 1.100 per 1000 pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2006
kemudian turun pada tahun 2010.
Kasus diare terjadi sebanyak 1,7 juta kasus setiap tahunnya dan penyebab kedua
tertinggi kematian anak dibawah usia lima tahun di seluruh dunia. Menurut data dari WHO
(World Healt Organization ) tahun 2006, setiap 1 dari 5 kematian anak di bawah usia lima
tahun di seluruh dunia meninggal karena diare dengan jumlah kematian sekitar 760.000
kasus setiap tahun.
2
Angka prevalensi diare di provinsi Riau berada di atas prevalensi nasional yakni 5,4%
dan berdasarkan urutan angka prevalensi tertinggi hingga terendah, Riau menempati urutan
ke 18 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, angka
insiden diare terbanyak berdasarkan kelompok umur terjadi pada balita yakni sebesar 6,7%,
provinsi tertinggi angka insiden diare balita adalah Aceh (10,2%) dan Papua (9,6%).
Provinsi Riau memiliki angka insiden diare balita sebesar 5,2%. Menurut data dari
Dinas Kesehatan Provinsi Riau, diare merupakan penyebab kedua terbanyak kematian balita
sebesar 17,2% setelah masalah neonatal (asfiksia, BBLR, infeksi) sebesar 36%. Menurut
data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Angka kejadian diare pada balita
di Puskesmas Rawat Inap Kota Pekanbaru pada tahun 2013 adalah sebanyak 756 kasus, dan
Yang paling terbanyak adalah di Puskesmas Rawat Inap Simpang Tiga sebanyak 238 kasus
atau sebesar 31,48%.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2006, menunjukkan bahwa berbagai
intervensi perilaku melalui modifikasi lingkungan dapat mengurangi angka kejadian diare
sampai dengan 94% melalui pengolahan air yang aman dan penyimpanan di tingkat rumah
tangga dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar 32%, meningkatkan penyediaan air
bersih dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 25% dan melakukan praktek
mencuci tangan yang efektif dapat menurunkan kejadian diare sebesar 45%.
B. TUJUAN UMUM
Tujuan Instruksional Umum (TIU), setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih
45 menit diharapkan sasaran dapat memahami cara penanggulangan diare.
3
D. SASARAN
Adapun sasaran dari penyuluhan ini adalah pasien dan orang tua atau keluarga
pasien yang di rawat di ruangan rawat inap anak Rs Islam Ibnusina Pekanbaru
E. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Tanda dan Gejala Diare
4. Cara Pencegahan Diare
5. Cara Penanganan Diare
6. Demonstrasi Mengenai Pembuatan Larutan Gula Garam
F. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
G. MEDIA/ALAT
1. Media
a. Flip Chart
b. Leaflet
c. Alat Peraga Pembuatan Larutan Garam dan Oralite
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat atau media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini isinya tepat dan alatnya dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Saat ceramah dan diskusi media yang digunakan
adalah flip chat, sound system, leaflet dan alat peraga dalam pembuatan larutan
garam dan oralite
b. Persiapan Materi
4
c. Persiapan undangan/ peserta penyuluh
Dalam penyuluhan tentang cara Pencegahan Diare Pada Anak ini kami
mengundang :
5
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya pencegahan dan
penangan diare pada anak sedini mungkin.
6
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
tentang materi yang kurang
dipahami
J. SETTING TEMPAT
Leader
Co Leader
Audien Audien
Obeserver Dokumentassi
Obeserver
7
BAB II
A. PENGERTIAN DIARE
Sedangkan menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-
tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair
dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih banyak
daripada biasanya (Daldiyono, 1990).
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan >3 kali dalam sehari dan biasanya
berlangsung selama dua hari atau lebih, sering juga disertai kejang perut. Orang yang
mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi. Hal ini
membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa,
khususnya pada anak dan orang lanjut usia.
Diare jarang membahayakan, namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri
kejang pada bagian perut. Meskipun tidak membutuhkan perawatan khusus, penyakit diare
perlu mendapatkan perhatian serius, karena dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan
cairan tubuh). Dehidrasi dapat ditengarai dengan gejala fisik seperti bibir terasa kering, kulit
menjadi keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta menyebabkan syok. Untuk
mencegah dehidrasi dengan meminum larutan oralit. Karena itu, penderita diare harus
banyak minum air dan diberi obat anti diare.
B. PERMASALAHAN MITRA
8
sendiri,karena tanpa mereka menyadari bahwa lingkungan yang tidak bersih, merupakan
salah satu penyebab terjadinya diare pada anak.
1. Faktor infeksi
Keterangan:
9
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus.
Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga
air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair
pada diare.
2. Faktor malabsorbsi
4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar).
Diare selain disebabkan oleh beberapa infeksi virus dan juga akibat dari racun
bakteria, juga bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Lingkungan yang kumuh dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri (E.coli), virus dan
parasit (jamur, cacing, protozoa), dan juga lalat yang turut berperan dalam membantu
penyebaran kuman penyakit diare.
Diare juga bisa muncul akibat tangan kotor dan dapat pula karena tertular dari
binatang peliharaan, dan kontak langsung dengan feses atau marterial yang menyebabkan
10
diare. Namun demikian, disamping beberapa faktor yang menjadi penyebab diare diatas,
sebenarnya ada beberapa hal lagi yang menjadi faktor utama dari terjadinya diare, yaitu:
1. Gizi yang buruk, Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita sehingga
timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah.
2. Ketidakmampuan alat pencernaan seorang bayi untuk memproses susu dapat
menyebabkan ia mengalami diare.
3. Seorang bayi yang tidak mampu mencerna makanan yang baru dan belum
dikenali.
4. Akibat alergi pada makanan tertentu.
5. Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh
akan menyebabkan penyakit sampingan berupa diare.
6. Infeksi dalam perut yang disebabkan virus, cacing, atau bakteri
7. Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak
8. Keracunan makanan
Kesemua pendapat tadi tidak benar. Mencret bukan merupakan pertanda bahwa anak
akan bertambah besar atau bertambah pintar, dan bukan merupakan pertanda pertumbuhan
anak. Yang jelas adalah bahwa mencret merupakan suatu masalah kesehatan yang harus
diatasi dengan segera. Bila tidak, bisa timbul gangguan kesehatan yang serius, bahkan bisa
berakibat kematian.
11
Jangan anggap enteng diare atau mencret walaupun hanya sekali berak cair !!!!!
a. BAB encer lebih dari 3x atau anak sering buang air besar dengan konsistensi
tinja cair atau encer(Vade, 2003: 34).
b. Muntah (Vade, 2003: 34).
c. Demam (Vade, 2003: 34).
d. Nyeri abdomen (Vade, 2003: 34).
e. Badan terasa lemah.
f. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
g. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
h. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan tinja
menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
i. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan bibir keringserta penurunan
berat badan.
j. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
E. PENCEGAHAN DIARE
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang air besar, sebelum
& sesudah menyiapkan makanan atau minuman.
b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus sampai mendidih ± 10-15 menit.
c. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.
d. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air mengalir.
e. Mencuci botol susu dan tempat makan anak dengan cara mencuci di bawah air
mengalir lalu rendam dengan air panas ± 5 menit baru digunakan lagi.
12
f. Menjaga kebersihan diri.
g. Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air, pengelolaan sampah yang
baik yaitu sampah dibuang pada tempatnya dan tempat sampah selalu ditutup agar
makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain),
membuang tinja termasuk tinja bayi pada jamban/WC.
F. PENANGANAN DIARE
a. Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah dengan oralit. Cairan
oralit diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok, dengan frekuensi sesering
mungkin. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit sehingga dapat mengganti
elektrolit yang ikut hilang bersama cairan.
b. Berikan zinc selama 10-14 hari. Zinc berfungsi untuk memperbaiki epitel usus
supaya tidak sering diare. Caranya zinc dilarutkan dalam 1 sendok air. Pemberian
zinc untuk anak <6 bulan ½ tablet dan >6 bulan 1 tablet.
c. Pemberian ASI ataupun makanan pendamping ASI tetap diberikan agar anak tidak
kekurangan gizi( OTC DIGEST, 2011:27). Pemberian susuformula yang
mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya Bebelac FL,
Nutrilon FL, LLM, almiron atau sejenis lainnya.
d. Segera ke fasilitas kesehatan, jika kondisi tidak membaik dalam 3 hari atau buang
air besar cair bertambah sering, muntah berulang-ulang, makan atau minum sedikit,
demam dan tinja berdarah, sehingga bisa mendaptkan obat antibiotic selektif dari
dokter (OTC DIGEST, 2011:27).
e. Nasihat yang meliputi makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta cara
menjaga kebersihan perseorangan. Sebaiknya makanlah makanan setengah padat
(bubur) atau makanan padat (nasi tim), makanan rendah serat (tanpa buah, tanpa
sayur) dan rendah lemak.
f. Pemberian obat antidiare sebaiknya jangan karena dapat beresiko dapat
menimbulkan efek sampingyang cukup berbahaya seperti mual, muntah bahkan
yang cukup berat timbul illeus paralitik (OTC DIGEST, 2011:27).
g. Pemberian obat herbal/alami dari tanaman yang ada di sekitar tempat tinggal kita
juga bisa menjadi salah satu alternatif yang digunakan untuk penanganan diare,ada
yangi kenal dengan tanaman obat keluarga atau yang disebut ” TOGA”.
Ada beberapa contoh TOGA yang ada di sekitar kita yang bisa kita gunakan untuk
penanganan diare diantaranya:
13
1. Buah dan daun jambu biji
Tanaman jambu biji sudah terkenal ampuh dan manjur untuk menyembuhkan
diare secara alami dan cepat. Anda bisa memakan secara langsung buah jambu biji
yang masih muda atau mengkonsumsi pucuk daun jambu biji bersama dengan garam
dapur. Obat tradisional ini akan bekerja secara langsung untuk menghentikan rasa
sakit di perut.
2. Daun kapuk.
Khasiat daun randu (daun kapuk) untuk mengatasi masalah diare akut
memang belum banyak diketahui. Kandungan hidrat arang, zat penyamak dan damar
di dalamnya bisa menjadi ramuan tradisional ampuh. Cara membuatnya adalah
menumbuk daun sampai halus lalu peras airnya kemudian campurkan dengan air
matang ½ gelas dan garam secukupnya. Minum secara teratur 3 kali sehari sampai
diare sembuh.
14
3. Daun singkong
Daun singkong yang masih mudah bisa anda temukan dengan mudah di
sekitar rumah anda. Selain untuk dimasak, daun ini juga berguna untuk mengobati
diare secara alami. Siapkan satu ikat daun singkong muda lalu rebus dengan 4 gelas
air. Setelah air tersisa 2 gelas, angkat dinginkan. Minum ramuan alami obat diare
tersebut 2 kali sehari pagi dan malam.
4. Buah sirsak.
Salah satu khasiat buah sirsak untuk kesehatan adalah menyembuhkan sakit
diare pada anak. Rasa buah yang tidak pahit tentu sangat membantu saat anda
memberikan obat diare alami dari buah sirsak. Siapkan buah yang sudah matang
kemudian peras airnya, minumkan 2 – 3 sendok makan pada bayi yang mengalami
diare.
Selain tanaman diatas juga ada beberapa jenis buah yang sangat di saran kan
untuk di kosumsi saat mengalami mencret atau diare,diantaranya:
15
5. Apel
Apel merupakan buah yang berserat padat, namun untuk mengkonsumsinya
pada saat diare, harus mengolahnya menjadi saus apel, guna memperoleh kandungan
pactin, glukosa serta zat lain yang bisa mengurangi diare. Usus sangat lemah pada
saat terkena diare, untuk menyerap kandungan zat yang ada dalam apel, perlu
menghaluskan terlebih dahulu buah apel tersebut. Kandungan yang ada dalam apel
seperti antioksidan juga mampu mengusir partikel dan bakteri jahat yang ada
didalam tubuh. Maka dari itu, manfaat apel untuk obat diare sangat efektif.
6. Blueberry
Blueberry memiliki manfaat untuk mengatasi gejala diare. Dengan
mengkonsumsi blueberry pada saat diare, beberapa kandungan yang ada didalamnya
akan dapat meredakan diare. Untuk memperoleh manfaat blueberry sebaiknya diolah
dalam keadaan kering. Kandungan yang ada didalam buah blueberry yaitu tannins
yang berfungsi sebagai astringent yang mampu membuat jaringan mengalami
kontraksi, meminimalisir peradangan, dan membantu proses keluarnya cairan dan
lendir yang bersifat toksit terhadap tubuh. Anthocyanosides merupakan salah satu
sumber antioksidan berfungsi sebagai anti bakteri. Pectin atau serat soluble yang
membantu proses terserapnya cairan didalam usus
7. Jambu biji.
Buah yang satu ini memang memiliki manfaat guna mengobati penyakit
diare. Jambu biji yang kaya akan kandungan yang dapat mencegah dan mengobati
diare, bukan hanya buahnya saja, namun daun jambu biji juga memiliki sifat anti
diare, terutama yang disebabkan oleh infeksi. Maka dari itu, mengkonsumsi buah
jambu biji atau daunnya akan dapat mengobati penyakit diare.
8. Salak
Kandungan zat tannin dalam buah salak mampu mengobati diare, maka dari
itu mengkonsumsi salak pada saat diare akan membantu mengobati diare karena
kandungan zat tanninnya. Zat tannin pada salak berperan sebagai anti bakteri,
sehingga bakteri penyebab penyakit diare mampu diatasi. Untuk mengkonsumsi
salak pada saat diare agar mendapatkan manfaatnya, maka mengkonsumsi sekalian
dengan kulit ari buah salaknya. Karena kulit ari buah salak berperan membantu
melancarkan sistem pencernaan.
16
9. Pisang
Pisang merupakan jenis buah-buahan yang lembut dan lunak ketika dikonsumsi serta
dapat membantu menenangkan sistem saluran pencernaan yang terganggu ketika
proses pembentukan feses. Berikut beberapa kandungan yang terdapat didalam
pisang :
Potasium : Kadar potasium yang tinggi dapat mengganti cairan elektrolit
yang keluar bersama feses ketika diare.
Pectin atau Serat Soluble : berfungsi untuk membantu terserapnya cairan
didalam usus dan merangsang gerak isi perut (stool)
Inulin : yakni merupakan zat prebiotic yang dapat membantu
berkembangnya bakteri baik pada usus.
G. DEMONSTRASI
1. Membuat Larutan Gula Garam
1. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 sdm gula
2) ¼ sdm garam
3) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)
c. Cara Membuat:
a. Alat:
17
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 bungkus oralit
2) Segelas air masak (200 ml)
c. Cara membuat:
1) Cuci tangan sampai bersih
2) Tuang air masak satu gelas
3) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
4) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok
18
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang
berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar
oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembangunan tinja yang tidak higienis),
kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan makanan kurang matang dan
penyimpanan makanan masak pada suhu kamar yang tidak semestinya (Sander, 2005).
1. FAKTOR PENYEBAB DIARE
Faktor penyebab terjadinya diare, adalah sebagai berikut:
a. Faktor infeksi
b. Faktor malabsorbsi
c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar).
e. Diare juga bisa muncul akibat tangan kotor dan dapat pula karena tertular dari
binatang peliharaan, dan kontak langsung dengan feses atau marterial yang
menyebabkan diare
2. TANDA DAN GEJALA DIARE
a. BAB encer lebih dari 3x atau anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja
cair atau encer(Vade, 2003: 34).
b. Muntah(Vade, 2003: 34).
c. Demam(Vade, 2003: 34).
d. Nyeri abdomen(Vade, 2003: 34).
e. Badan terasa lemah.
f. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
g. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
h. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan tinja
menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
i. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan bibir keringserta penurunan
berat badan.
19
j. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
3. PENCEGAHAN DIARE
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang air besar, sebelum
& sesudah menyiapkan makanan atau minuman.
b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus sampai mendidih ± 10-15 menit.
c. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.
d. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air mengalir.
e. Mencuci botol susu dan tempat makan anak dengan cara mencuci di bawah air
mengalir lalu rendam dengan air panas ± 5 menit baru digunakan lagi.
f. Menjaga kebersihan diri.
g. Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air, pengelolaan sampah yang
baik yaitu sampah dibuang pada tempatnya dan tempat sampah selalu ditutup agar
makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain),
membuang tinja termasuk tinja bayi pada jamban/WC.
4. PENANGANAN DIARE
a. Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah dengan oralit. Cairan
oralit diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok, dengan frekuensi sesering
mungkin. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit sehingga dapat mengganti
elektrolit yang ikut hilang bersama cairan.
b. Berikan zinc selama 10-14 hari. Zinc berfungsi untuk memperbaiki epitel usus
supaya tidak sering diare. Caranya zinc dilarutkan dalam 1 sendok air. Pemberian
zinc untuk anak <6 bulan ½ tablet dan >6 bulan 1 tablet.
c. Pemberian ASI ataupun makanan pendamping ASI tetap diberikan agar anak tidak
kekurangan gizi( OTC DIGEST, 2011:27). Pemberian susuformula yang
mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya Bebelac FL,
Nutrilon FL, LLM, almiron atau sejenis lainnya.
d. Segera ke fasilitas kesehatan, jika kondisi tidak membaik dalam 3 hari atau buang air
besar cair bertambah sering, muntah berulang-ulang, makan atau minum sedikit,
demam dan tinja berdarah, sehingga bisa mendaptkan obat antibiotic selektif dari
dokter (OTC DIGEST, 2011:27).
20
e. Nasihat yang meliputi makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta cara
menjaga kebersihan perseorangan. Sebaiknya makanlah makanan setengah padat
(bubur) atau makanan padat (nasi tim), makanan rendah serat (tanpa buah, tanpa
sayur) dan rendah lemak.
f. Pemberian obat antidiare sebaiknya jangan karena dapat beresiko dapat
menimbulkan efek sampingyang cukup berbahaya seperti mual, muntah bahkan yang
cukup berat timbul illeus paralitik (OTC DIGEST, 2011:27).
21
DAFTAR PUSTAKA
OTC DIGEST. 2011. Diare dan Obatnya edisi 61 halaman 27. Jakarta: PT Triprakarsa
Media Utama
22