MAKALAH
KELOMPOK 4
KEPERAWATAN ANAK DHF
ANGGOTA KELOMPOK :
Andika Puji A
Ilyati Syarfa
Anggita
Rizka Nazriyah
Puspita
Delianti
Dina Setya Rahma
K
Suci
Rahma
Wardani
Susi Erawati
Diza Liane S
Rizal Khoerul H
Permata Hidayat A
Hanik Fadillah
Lailatul
Nadhia
Muthoharoh
Syahir Noer M
7/2013
Student of nursing
Silviani
Elsa
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah DHF (Dengue haemoragic fever) untuk
memenuhi tugas Keperawatan Anak Semester Lima.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Maulina Handayani yang
telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan pihak-pihak lain yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.
menyelesaikan makalah ini, dan akan kami jadikan pelajaran menjadi lebih baik.
untuk itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
PENGANTAR
..........................................................................................................................2
LATAR BELAKANG..... 6
RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 6
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS........................................................ 6
RUANG LINGKUP..................................... .......................................................... 6
BAB
II
PEMBAHASAN.........................................................................................................................7
BAB
III
KASUS...................................................................................................................... 11
III.A
KONSEP
TUMBUH
KEMBANG..................................................................... 11
III.B
ASUHAN
KEPERAWATAN............................................................................ 12
BAB
IV
KESIMPULAN......................................................................................................... 2
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................. 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan
subtropis diseluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan terhadap
penyebaran
kasus DBD didaerah urban dan semi urban, sehingga hal tersebut
Organization, 2012).
Angka terjadinya kasus DBD mengalami peningkatan secara drastis diseluruh dunia
dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari 2,5 milyar penduduk didunia, lebih dari
40%nya beresiko mengalami DBD. Saat ini, diperkirakan 50-100 juta orang di
seluruh dunia terinfeksi demam berdarah dengue setiap tahunnya. (WHO, 2012)
Sebelum tahun 1970, hanya sembilan negara yang dilaporkan mengalami epidemi
demam berdarah yang cukup parah, akan tetapi untuk saat ini penyakit demam
berdarah menjadi endemik di berbagai negara di kawasan Afrika, Amerika,
Mediterania Timur, Asia tenggara dan Pasifik Barat yang merupakan daerah paling
serius terkena dampak dari penyakit tersebut. Kasus demam berdarah di Amerika,
Asia tenggara dan Pasifik Barat melebihi 1,2 juta kasus pada tahun 2008 dan lebih
dari 2,3 juta pada tahun 2010. (WHO, 2012)
Indonesia sebagai salah satu negara tropis di dunia dengan kelembaban udara yang
cukup tinggi menjadi pemicu berkembang biaknya nyamuk seperti Aedes aegypti
5
yang merupakan salah satu vektor DBD, sehingga DBD mudah ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Hal tersebut menyebabkan masalah kesehatan karena
terdapat banyak daerah endemik sehingga jumlah penderita semakin meningkat dan
penyebaran pun semakin meluas ke wilayah lain dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk. (Widoyono, 2008).
DKI Jakarta.Padatahun 2009 jumlah kasus DBD di Indonesia sebanyak 158.912 (AI >
55 kasus/100.000 penduduk dengan CFR di atas 1%) (Depkes, 2009).
Penyakit yang sekarang dikenal sebagai DHF pertama kali dikenali di Filipina pada
tahun 1953.Sindromnya secara etiologis berhubungan dengan virus dengue ketika
serotipe 2,3, dan 4 diisolasi dari pasien di Filipina pada tahun 1956. Dua tahun
kemudian virus dengue dari berbagai tipe diisolasi dari pasien selama epidemik di
Bangkok, Thailand. Selama tiga decade berikutnya, DHF ditemukan di Kamboja,
Cina, India, Indonesia, Malaysia, Masyarakat Republik Demokratis Lao, Maldives,
Myanmar, Singapura, Sri Lanka, Vietnam, dan beberapa kelompok kepulauanPasifik.
Selama tahun 1960-andan 1970-an, DHF secara progresif meningkat sebagai masalah
kesehatan, menyebar dari lokasi primernya di kota-kota besar yang lebih kecil dan
kota-kota di Negara endemik. Penyakit ini mempunyai epidemic berdasarkan
musiman dan siklus, dengan wabah besar terjadi pada interval 2-3 tahun.Selama
periode ini, 1.070207 kasus dan 42808 kematian dilaporkan, sebagian besar anakanak.Selama hampir sepanjang tahun 1980-an, pada negara-negara endemic Cina,
Indonesia, Malaysia, Mianmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam, DHF menyebar
secara perifer, yang menyerang daerah pedesaan.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi DHF
2. Etiologi DHF
3. Tanda dan Gejala
4. Patofisiologi
5. Komplikasi
6. Asuhan Keperawatan
Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa mampu memahami pola penyebaran DHF.
2. Mahasiswa keperawatan mampu berperan dalam pencegahan dan pengendalian
DHF.
3. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi
pasien DHF.
D. Ruang Lingkup
Pembahasan makalah ini berkaitan tentang definisi DHF, etiologi DHF, tanda dan
gejala, patofisiologi, komplikasi dan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kasus yang
diberikan.
BAB II PEMBAHASAN
KONSEP TEORI
Demam dengue/ DF dan demam berdarah dengue/ DBD (dengue haemorrhagic fever/
DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan
nyamuk Aedes yang terinfeksi dengan salah satu dari empat virus dengue. Virus
tersebut dapat menyerang bayi, anak-anak dan orang dewasa. (WHO, 2013)
1. Derajat 1 : demam diikuti gejala tidak spesifik. Satu- satunya manifestasi perdarahan
adalah dengan melakukan tes torniquet positif.
2. Derajat 2 : gejala yang ada pada tingkat 1 disertai dengan perdarahan spontan ,
perdarahan dapat terjadi di kulit maupun perdarahan lain.
3. Derajat 3 : kegagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan lemah,
hipotensi, hipotermi dan pasien biasanya menjadi gelisah.
4. Derajat 4 : syok berat yang ditandai dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah
tidak dapat diperiksa. Fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.
(WHO, 2005).
I.B ETIOLOGI
8
DHF Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropod-borne viruses) artinya virus
yang ditularkan melalui gigitan artropoda misalnya nyamuk aedes aegypti(betina).
Arthropoda akan menjadi sumber infeksi selama hidupnya Sehingga selain menjadi vector
virus dia juga menjadi hospes reservoar virus tersebut yang paling sering bertindak
menjadi
vector
adalah
berturut-
turut
nyamuk.
(Sumarmo
Sunaryo
Poerwo
Soedarmo,1983).
1.
Demam dengue
Demam yang timbul secara mendadak, suhu dapat mencapai
39-40o, disertai dengan menggigil hanya berlangsung 5-7 hari. Pada saat
demamnya berakhir, seringkali turun secara mendadak disertai dengan
berkeringat banyak, penderita tampak agak loyo. Dikenal dengan istilah
demam biphasic, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari
sempat turun di tengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru
turun lagi saat penderita sembuh.
biasanya muncul lebih dulu pada bagian bawah badan menyebar hingga
seluruh tubuh. Radang perut dapat muncul dengan kombinasi sakit di
perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batukbatuk.
Salah satu faktor risiko penularan DBD adalah pertumbuhan penduduk perkotaan
yang cepat, mobilisasi penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana
transportasi dan
Faktor risiko lainnya adalah kemiskinan yang mengakibatkan orang tidak mempunyai
kemampuan untuk menyediakan rumah yang layak dan sehat, pasokan air minum
dan pembuangan sampah yang benar. Tetapi di lain pihak, DBD juga bisa menyerang
penduduk yang lebih makmur terutama yang biasa bepergian.
I.E PATOFISIOLOGI
10
2. Hemokonsentrasi
Bisa dilihat dari peningkatan nilai hematrokit selama observasi yaitu sebesar 20%, seh
ingga perlu pemeriksaan PCV berulang kali.
3. Trombosit
Trombositopenia biasanya didapatkan pada kasus DHF, hanya saja penurunan trombo
sit bervariasi, bisa ringan sampai berat, yang sudah dimulai dari ke 3, kemudian menja
di normal pada ke 8-10.
4. Lekosit
Pada permulaan penyakit akan didapatkan lekopeni (jumlah lekosit < 5.000/ml), seda
ngkan dalam keadaan shock akan didapatkan lekositosis.
5. Faktor pembekuan
Pada kasus-kasus yang berat dengan shock, menunjukkan berkurangnya factor II, V,
VII, IX dan XII.
6. Virology
Diagnosis yang paling tepat untuk menentukkan adanya infeksi virus dengue pada ana
k adalah dengan mengisolasi virus dengue dari tubuh penderita, terutama pada masa v
iremia
7. Serologis
Pada infeksi primer, titer antibody HI pada masa akut < 1:20 dan titer akan naik. 4X at
au
lebihpada masa konvalesen, namun tidak melebihi 1:2560. Padainfeksi sekunder, titer
antibody HI menjadi >= 4 kali.
11
Berdasarkan kasus diatas telihat anak Y memiliki berat bedan yang kurang, dimana
berat badan 15 kg dan TB 120 cm. Perlu dikaji lagi berat anak Y apakah memang
memiliki berat badan yang kurang atau anak Y mengalami penurunan berat badan
yang drastis. Menurut Soetjiningsih (1995) anak perempuan mengalami pertumbuhan
yang cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur
sekitar 10 tahun.
1.
Lahir
2.
3 - 12 bulan
3.
1 - 6 tahun
3,25 kg
umur ( bulan ) +9
2
Umur (tahun)x2 +8
12
4.
6-12 tahun
umur ( tah un ) x 75
2
Soetjiningsih, (1995)
Sedangkan untuk tinggi badan anak Y 120 cm adalah tinggi badan yang sesuai dengan
umurnya. Menurut Soetjiningrat (1995) dalam tabel perkiraan tinggi badan dalam
sentimeter.
Lahir
50 cm
Umur 1 tahun
75 cm
2-12 tahun
Umur (tahun)x6+77
Dan usia anak Y (8 tahun), menurut Freud anak Y berada dalam fase laten. Dimana
anak Y menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media untuk
mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktifitas fisik maupun
sosial. Karena sedang dirawat di ruang rawat rumah sakit, sehingga anak Y tidak bisa
aktif bergerak, bermain dengan teman-teman perempuan lainnya. Anak Y akan merasa
bosan dan sedih. Sedangkan menurut Erikoson, usia 8 tahun mengalami masa-masa
perkembangan yang dikenal dengan Industri versus inferioriti, dimana terjadi
perubahan fisik, emosi, dan sosial. Anak Y sangat tidak nyaman karena tidak bisa
berinteraksi dengan teman dan orang-orang terdekatnya karena rasa kelelahan yang
dirasakan. Keadaan yang mengharuskan anak Y untuk selalu bed rest di tempat tidur.
anak Y juga tidak bisa ke sekolah, menyelesaikan tugas sekolahnya dan tidak bisa
menylesaikan/ memecahkan masalah bersama teman-temannya (menurut Piaget).
PENGKAJIAN
13
Identitas
Umur
DATA SUBJEKTIF
Demam tinggi sejak 3 hari yang lalu
Mual +
Muntah 3x
Nyeri epigastrik +
Tidak nafsu makan
Lemas
Menangis saat malam karena takut di
: 8 th
DATA OBJEKTIF
Demam tinggi (380C)
Petechie di tangan dan kaki
Mulut kering
Hasil lab: trombosit 10000
BB: 15 kg
TB: 120 cm
rumah sakit
Diag
nosa
Interve
nsi
Outco
me
Impleme
ntasi
Evalua
si
u
a
Hiper
Regulas
Termor
O:
minimal
mengata
dua
kan
penin
pantau
gkata
suhu
n laju
minimal
thermal
meta
setiap
comfort
n
DO :
pasie
pasien
suhu
a b.d
me
egulasi
Memantau
i suhu ;
termi
bolis
n
M
dua jam,
sesuai
dengan
kebutuha
n
Pantau
Reporte
...
Radial
pulse
rate ...
Respira
tory
jam,
sesuai
demam
kebutuhan
Memantau
warna
kulit
dan
TTV,
jika
perlu
Melepaska
n pakaian
sudah
menurun
O :pasien
terlihat
suhu
tubuhny
a berada
14
terlih
warna
at :
kulit dan
Terja
di
penin
gkata
kisaran
TTV, jika
dan
normal
perlu
change
menutupi
s ...
(36
pasien
-37,5 C )
T:
suhu
tubu
berlebiha
diata
kisar
ki
an
norm
selimut
al
saja
38 C
lakukan
kompres
DS
pasie
n
men
geluh
:
pakaian
yang
tutupi
o
r
asupan
cairan
oral
am
ajarkan
orang
tua
sejak
untuk
tidak
hari
memberi
yang
kan
lalu
aspirin
untuk
demam
pada
measur
ement :
saja
Melakukan
severe :
kompres
substan
modera
none
untuk
tidak
(scale
memberik
several
an aspirin
untuk
compro
demam
mised
pada anak
to
di
mised)
P
i
dihentika
bawah
usia
18
tahun
Berkolabo
rasi
dengan
dokter
dalam
menentuk
an
intervens
compro
normal
tua pasien
not
kisaran
cairan oral
Mengajark
mild : 4
dalam
orang
A : suhu
turun
an asupan
hangat
Memberik
an
E:
tingg
selimut
te : 3
dem
scale of
tial : 2
pasien
dengan
dengan
dan
hangat
Berikan
dalam
berlebihan
lepaskan
yang
color
rate ...
Skin
jenis
obat yang
diberikan
Berkonsult
asi
15
anak
di
dengan
bawah
usia
dokter jika
18
terjadi
tahun
komplikasi
C:
kolabora
sikan
dengan
dokter
dalam
menentu
kan jenis
obat
yang
diberika
n
Konsulta
sikan
dengan
dokter
jika
terjadi
komplika
si
(seperti,
Ketid
kejang )
Manaje
Nutriti
Mengetah
aksei
men
onal
ui
pasien
mba
nutrisi ;
status
makanan
mengata
ngan
O:
food
kesukaan
kan mual
nutri
ketaui
& fluid
pasien
Menentuk
si
makanan
intake
kura
kesukaan
ng
dari
pasien
Tentukan
kemamp
Oral
food
an
kemampu
an pasien
muntah
berkuran
g
dan
nafsu
makan
untuk
16
kebu
uan
tuha
pasien
untuk
tubu
h b.d
ketid
n
n
akma
mpu
u
tr
an
untu
k
menc
erna
memenu
hi
intake ..
kebutuha
n nutrisi
Pantau
s
e
kalori
pada
di
penu
runa
berat
bada
DS
yang
:pasi
en
men
gatak
tepat
Berikan
makanan
dalam
porsi
sedikit,
tetapi
sering
dengan
makanan
r
a
slight
modera
te : 3
interval
yang
none
1
T:
pada
at
pasien
ement :
pasien
meningk
nutrisi
terja
badan
nutrisi
Menimban
timbang
berat
catatan
interval
dan
measur
bih segar
pada
intake ..
O :pasien
terlihatle
nutrisi
catatan
terlih
kandunga
pada
at
scale of
kebutuhan
dan kalori
fluid
dan
meningk
nouse
nan
at
.
Intrave
an nutrisi
memenuhi
nutrisi
Memantau
fluid
is
pasie
.
Oral
kandung
maka
DO :
intake ..
A
asupan
nutrisi
tepat
Memberik
terpenuh
an
makanan
kebutuha
dalam
n tubuh,
porsi
mual
sesuai
sedikit,
substan
muntah
tetapi
tial : 4
teratasi
sering
total : 5
dengan
(scale
makanan
not
adequa
te
to
bervariasi
Mengajark
an
orang
totally
tua
dan
adequa
anak
te)
tentang
a memilih
kudapan
intervens
i
dihentika
n
pentingny
bervarias
yang
E:
sehat
Mengajark
17
an
ajarkan
an
orang
tidak
orang
tua
nafsu
tua
mengenai
maka
anak
nutrisi
tentang
yang
Mual
pentingn
diperlukan
dan
ya
pada
munt
memilih
masing
ah
kudapan
masing
yang
tahap
sehat
Ajarkan
dan
perkemba
ngan
Berkolabo
orang
tua
rasi
mengena
dengan
dokter,
yang
ahli
diperluka
dan
pasien
masing
untuk
masing
merencan
tahap
akan
perkemb
tujuan
angan
asupan
nutrisi
pada
dan berat
gizi,
C:
kolabora
si
dengan
dokter,
ahli
gizi
dan
pasien
untuk
merenca
nakan
badan
Berkonsult
asi
dengan
ahli
gizi
untuk
menentuk
an asupan
kalori
harian
yang
dibutuhka
18
tujuan
untuk
asupan
mencapai
dan
berat
berat
badan
badan
Konsulta
target
sikan
dengan
ahli
gizi
untuk
menentu
kan
asupan
kalori
harian
yang
dibutuhk
an untuk
mencapa
i
berat
badan
Ketak
target
Pengura
takut
mengata
Crying .
subjektif
kan rasa
..
Dread .
dan
takut
objektif
berkuran
ngan
level
b.d
ansieta
child ;
berpi
s;
sah
O:
dari
kaji
siste
respon
takut
ukun
g
dala
i
r
a
..
scale of
secara
dan
measur
verbal dan
objektif
ement:
non verbal
severe :
tanda
pasien
Kaji
situa
secara
si
verbal
pasien
Mengkaji
subjektif
pasien
respon
utan
pend
Mengkaji
Fear
substan
tanda
ansietas
Memberik
pasien
terlihat
tidak
menangi
s
tial : 2
19
di
yang
dan non
berp
verbal
otens
tanda
tanda
meni
ansietas
mbul
kan
stres
sebisa
s
(mis,
rawa
t
inap ,
prose
dur
ruma
h
p
a
si
e
n
a
g
a
r
anak
dengan
orang
yang
saluran
terlih
keluar
at :
yang
Mulut
sehat
kerin
untuk
menyalu
rkan
ngis
saat
mala
m
hari
a
d
a
d
i
none
dengan
5
(scale
to none
)
perasaan
Dukung
orang
tua
untuk
mengha
biskan
malam di
:rasa
orang
ketakuta
yang
sama
Melakukan
teratasi
dan
terapi
pasien
bermain
keluar
pasie
pada
sebagai
Mena
pada anak
saluran
DO :
mild : 4
ah
perawata
bermain
Munt
hari
perawatan
berikan
te : 3
mungkin,
Mual
malam
severe
terapi
an
T:
modera
sama
Lakukan
sakit)
mulai
sebagai
merasa
nyaman
dengan
yang
keberada
sehat
an nya di
untuk
menyalurk
an
perasaan
Mendukun
g
orang
RS
intervens
i
tua untuk
dihentika
menghabi
skan
malam
di
rumah
sakit
bersama
anaknya
Mengajark
an pasien
dan
keluarga
bagaiman
a
mengguna
kan
20
rumah
imajinasi
sakit
terbimbin
pasie
bersama
anaknya
mereka
men
gatak
an
ajarkan
takut
ki
pasien
diraw
dan
at di
keluarga
RS
bagaima
na
menggu
nakan
imajinasi
antara
terbimbi
ri
pasien
ng ketika
dan
mereka
dokter
merasa
tentang
takut
Ajarkan
DS
ketika
merasa
E:
beberap
untuk
mengen
dalikan
rasa
takut
takut
Mengajark
an
beberapa
cara untuk
mengenda
likan rasa
takut
Mendoron
diskusi
ketakutan
pasien
cara
dorong
diskusi
antara
pasien
ki
dan
dokter
C:
21
tentang
ketakuta
n pasien
d
i
b
e
ri
k
a
n
M
Kontrol
perd
tanda
arah
dan
an
gejala
b.d
trom
Resik
Pembe
Mengontr
darah:
dan gejala
pada
perdaraha
kulit
1.
pasien
perdarah
Prothro
(mengece
sudah
an
mbin
mulai
bosit
(mengec
Time
yang
rend
ek darah
(PT
ah
yang
tampak
maupun
yang
tidak
tampak
Kontrol
DS:
DO:
pasie
n
terlih
at:
Petec
hie
kaki
dan
tang
an
a
r
produksi
tr
darah
(contoh :
platelet)
hindari
si
pasien
dari
T:
Petechie
darah
hilang
tampak
(3=sed
maupun
ang)
yang tidak
Trombosi
tampak
2.
Mengontr
A:
sudah
kembali
Partial
ol
pada
Thromb
produksi
kisaran
oplastin
darah
normal
Time
(contoh
(PTT)
platelet)
(3=sed
ang)
tanda
O:
ol
O:
kuan
3.
Hemato
krit
Menghind
ari pasien
dari
trauma,ya
ng
(150.000
dapat
450.000)
P:
Intervens
i
dihentika
22
trom
trauma,y
(3=sed
menyebab
bosit
ang
ang)
kan
10.0
dapat
00
menyeba
bkan
Jumlah
perdarah
trombo
an
instruksi
n
o
kan
pasien
untuk
mengkon
sumsi
tinggi
vitamin K
instruksi
4.
uksikan
pasien
untuk
ang)
mengkons
umsi
5.
makanan
Purpura
yang
(5=tida
tinggi
k ada)
vitamin K
6.
Menginstr
Ekimosi
uksikan
kan
pasien
pasien
(5=tida
untuk
untuk
k ada)
menghind
menghin
darkan
arkan
Skala
pengguna
penggun
penguk
an aspirin
aan
uran :
atau
antikoagul
aspirin
atau
= parah
antikoag
ulan
Menginstr
(3=sed
makanan
yang
perdaraha
sit
C:
ajarkan
pasien
keluarga
i
tindakan
an
Mengajark
an pasien
= besar
atau
keluarga
mengenai
atau
mengena
tindakan
sedang
yang
tepat
(contoh
:
23
yang
memanggi
tepat
l perawat)
(contoh :
ringan
ketika
terjadi
memang
gil
perawat)
= tidak
ketika
ada
terjadi
perdarah
an
perdaraha
E:
Anjurkan
pasien
makan
sayuran
yang
mengan
dung
Vitamin
K
Anjurkan
Menganjur
kan
pasien
makan
sayuran
yang
mengandu
ng
Vitamin K
Menganjur
kan
pasien
meminima
pasien
lisir
meminim
kegiatan
alisir
yang
kegiatan
dapat
yang
menyebab
dapat
kan
menyeba
trauma
bkan
(perdarah
trauma
an)
(perdara
han)
24
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang didapat WHO, virus DBD/DHF ini merupakan penyakit yang
sebabkan oleh gigitan nyamuk. Manifestasi yang cukup buruk bagi penyakit ini
menjadi tanda bahwa peran seorang perawat haruslah mumpuni dalam melakukan
tindakan baik emergensi maupun non emergensi.
Terutama pada anak-anak, penyakit ini merupakan masalah besar mengingat bahwa
anak kecil dilihat dari segi imunitas dan segi psikologi perkembangan teramat sangat
rentan walaupun kondisi tubuhnya masih dalam tahap pertumbuhan. Kembali lagi
para penulis menekankan bagi para perawat dan mahasiswa calon perawat haruslah
pintar dalam bekerja tentu banyak dasar yang harus dimiliki, semua kepentingan
tersebut tidak lain untuk memperlihatkan bahwa profesi keperawatan adalah
pekerjaan yang merupakan profesi yang bekerja dengan professional dibawah
naungan berbagai bidang ilmu dan menjadi satu yaitu bidang Ilmu keperawatan.
25
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21504/4/Chapter%20II.pdf. Diakses 2
november 2013
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008-sofiyatunn-214-2-
bab2.pdf
journal.litbang.depkes.go.id/index.php/.../2136 ; Demam Berdarah Dengue:
Epidemiologi, Patogenesis, dan faktor Risiko Penularan (Aryu Candra)
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Jakarta : EGC
26