Anda di halaman 1dari 26

REVISI

MAKALAH

KELOMPOK 4
KEPERAWATAN ANAK DHF
ANGGOTA KELOMPOK :
Andika Puji A

Ilyati Syarfa

Anggita

Rizka Nazriyah

Puspita

Delianti
Dina Setya Rahma
K

Suci

Rahma

Wardani
Susi Erawati

Diza Liane S

Rizal Khoerul H

Permata Hidayat A

Hanik Fadillah

Lailatul

Nadhia

Muthoharoh
Syahir Noer M

7/2013
Student of nursing

Silviani

Elsa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah DHF (Dengue haemoragic fever) untuk
memenuhi tugas Keperawatan Anak Semester Lima.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Maulina Handayani yang

telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan pihak-pihak lain yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.

Dalam pembuatan makalah ini tentunya kami menemui beberapa kendala

diantaranya keterbatasan referensi, sulitnya menyatukan waktu anggota untuk pengerjaan


makalah ini, dan keterbatasan kami dalam manajemen waktu.

Namun kendala-kendala tersebut tidak mengurangi semangat kami dalam

menyelesaikan makalah ini, dan akan kami jadikan pelajaran menjadi lebih baik.

Tim penulis tentunya memiliki kekurangan dalam pembuatan makalah ini,

untuk itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun.

Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3

PENDAHULUAN

A.
B.
C.
D.

PENGANTAR
..........................................................................................................................2

LATAR BELAKANG..... 6
RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 6
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS........................................................ 6
RUANG LINGKUP..................................... .......................................................... 6

BAB
II
PEMBAHASAN.........................................................................................................................7

I. KONSEP TEORI PENYAKIT............................................................................... 7


I.A PENGERTIAN DHF... 7
I.B ETIOLOGI DHF................................................. 7
I.C TANDA DAN GEJALA......................................................................................... 8
I.E FAKTOR RESIKO................................................................................................. 8
I.F PEMERIKSAAN PENUNJANG.......................................................................... 10

BAB

III

KASUS...................................................................................................................... 11

III.A

KONSEP

TUMBUH

KEMBANG..................................................................... 11

III.B

ASUHAN

KEPERAWATAN............................................................................ 12

BAB

IV

KESIMPULAN......................................................................................................... 2

DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................. 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan
subtropis diseluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan terhadap
penyebaran

kasus DBD didaerah urban dan semi urban, sehingga hal tersebut

menjadi perhatian utama

kesehatan masyarakat internasional (World Health

Organization, 2012).

Angka terjadinya kasus DBD mengalami peningkatan secara drastis diseluruh dunia
dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari 2,5 milyar penduduk didunia, lebih dari
40%nya beresiko mengalami DBD. Saat ini, diperkirakan 50-100 juta orang di
seluruh dunia terinfeksi demam berdarah dengue setiap tahunnya. (WHO, 2012)

Sebelum tahun 1970, hanya sembilan negara yang dilaporkan mengalami epidemi
demam berdarah yang cukup parah, akan tetapi untuk saat ini penyakit demam
berdarah menjadi endemik di berbagai negara di kawasan Afrika, Amerika,
Mediterania Timur, Asia tenggara dan Pasifik Barat yang merupakan daerah paling
serius terkena dampak dari penyakit tersebut. Kasus demam berdarah di Amerika,
Asia tenggara dan Pasifik Barat melebihi 1,2 juta kasus pada tahun 2008 dan lebih
dari 2,3 juta pada tahun 2010. (WHO, 2012)

Indonesia sebagai salah satu negara tropis di dunia dengan kelembaban udara yang
cukup tinggi menjadi pemicu berkembang biaknya nyamuk seperti Aedes aegypti
5

yang merupakan salah satu vektor DBD, sehingga DBD mudah ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Hal tersebut menyebabkan masalah kesehatan karena
terdapat banyak daerah endemik sehingga jumlah penderita semakin meningkat dan
penyebaran pun semakin meluas ke wilayah lain dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk. (Widoyono, 2008).

Departemen Kesehatan RI (2009) menyatakan seiring dengan meluasnya daerah


endemik DBD, angka terjadinya kasus demam berdarah di Indonesia meningkat yaitu
terhitung dari Januari Oktober 2009, Demam Berdarah Dengue (DBD) telah
menelan 1.013 korban jiwa dari total penderita sebanyak 121.423 orang (CFR: 0,83).
Jumlah ini meningkat dibandingkan periode tahun 2008 yaitu 953 orang meninggal
dari 117.830 kasus (CFR: 0,81). Dari kasus yang dilaporkan selama tahun 2009,
tercatat 10 provinsi yang menunjukkan kasus terbanyak, yaitu Jawa Barat (29.334
kasus 244 meninggal), DKI Jakarta (26.326 kasus 33 meninggal), Jawa Timur (15.362
kasus 147 meninggal), Jawa Tengah (15.328 kasus, 202 meninggal), Kalimantan
Barat (5.619 kasus, 114 meninggal), Bali (5.334 kasus, 8 meninggal), Banten (3.527
kasus, 50 meninggal), Kalimantan Timur (2.758 kasus, 34 meninggal), Sumatera
Utara (2.299 kasus, 31 meninggal), dan Sulawesi Selatan (2.296 kasus, 20
meninggal). Dan terdapat Beberapa provinsi yang mengalami peningkatan kasus
dibandingkan tahun 2008 adalah Jambi, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat dan Papua.

Dampak peningkatan serta meluasnya penyebaran DBD dapat berpengaruh terhadap


perekonomian, dikarenakan kehilangan waktu kerja, waktu pendidikan maupun biaya
selama perawatan penderita DBD selama sakit, selain itu jika tidak ditangani secara
serius maka akan berdampak terhadap tingginya angka kesakitan dan meningkatkan
resiko terjadinya kematian penderita DBD jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
(Depkes RI, 2011)

Namun demikian wabah DBD bukan dimulai di Indonesia, melainkan di Yunani,


Amerika Serikat, Australia, danJepang, yang terjadi pada sekitar tahun 1920. Di
Indonesia sendiri, selain di Iran, Malaysia, Singapura, dan Vietnam, penyakit dengue
atau serangan virus penyebab DBD untuk yang pertama kali, hanya bersifat endemik.
Sampai sekarang DBD senantiasa hadir di Indonesia dari musim kemusim.Tahun
2007 di bulan April wabah atau KLB (Kejadian Luar Biasa) DBD dinyatakan melanda
6

DKI Jakarta.Padatahun 2009 jumlah kasus DBD di Indonesia sebanyak 158.912 (AI >
55 kasus/100.000 penduduk dengan CFR di atas 1%) (Depkes, 2009).

Penyakit yang sekarang dikenal sebagai DHF pertama kali dikenali di Filipina pada
tahun 1953.Sindromnya secara etiologis berhubungan dengan virus dengue ketika
serotipe 2,3, dan 4 diisolasi dari pasien di Filipina pada tahun 1956. Dua tahun
kemudian virus dengue dari berbagai tipe diisolasi dari pasien selama epidemik di
Bangkok, Thailand. Selama tiga decade berikutnya, DHF ditemukan di Kamboja,
Cina, India, Indonesia, Malaysia, Masyarakat Republik Demokratis Lao, Maldives,
Myanmar, Singapura, Sri Lanka, Vietnam, dan beberapa kelompok kepulauanPasifik.

Selama tahun 1960-andan 1970-an, DHF secara progresif meningkat sebagai masalah
kesehatan, menyebar dari lokasi primernya di kota-kota besar yang lebih kecil dan
kota-kota di Negara endemik. Penyakit ini mempunyai epidemic berdasarkan
musiman dan siklus, dengan wabah besar terjadi pada interval 2-3 tahun.Selama
periode ini, 1.070207 kasus dan 42808 kematian dilaporkan, sebagian besar anakanak.Selama hampir sepanjang tahun 1980-an, pada negara-negara endemic Cina,
Indonesia, Malaysia, Mianmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam, DHF menyebar
secara perifer, yang menyerang daerah pedesaan.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi DHF
2. Etiologi DHF
3. Tanda dan Gejala
4. Patofisiologi
5. Komplikasi
6. Asuhan Keperawatan

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Tujuan Umum:
Memberikan informasi berkaitan tentang DHF (Dengue haemoragic fever).

Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa mampu memahami pola penyebaran DHF.
2. Mahasiswa keperawatan mampu berperan dalam pencegahan dan pengendalian
DHF.
3. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi
pasien DHF.

D. Ruang Lingkup
Pembahasan makalah ini berkaitan tentang definisi DHF, etiologi DHF, tanda dan
gejala, patofisiologi, komplikasi dan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kasus yang
diberikan.

BAB II PEMBAHASAN

KONSEP TEORI

I. KONSEP TEORI PENYAKIT

I.A PENGERTIAN DHF

Demam dengue/ DF dan demam berdarah dengue/ DBD (dengue haemorrhagic fever/
DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan
nyamuk Aedes yang terinfeksi dengan salah satu dari empat virus dengue. Virus
tersebut dapat menyerang bayi, anak-anak dan orang dewasa. (WHO, 2013)

Berdasarkan gejala DHF dikelompokkan menjadi 4 tingkatan, yaitu :

1. Derajat 1 : demam diikuti gejala tidak spesifik. Satu- satunya manifestasi perdarahan
adalah dengan melakukan tes torniquet positif.
2. Derajat 2 : gejala yang ada pada tingkat 1 disertai dengan perdarahan spontan ,
perdarahan dapat terjadi di kulit maupun perdarahan lain.
3. Derajat 3 : kegagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan lemah,
hipotensi, hipotermi dan pasien biasanya menjadi gelisah.
4. Derajat 4 : syok berat yang ditandai dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah
tidak dapat diperiksa. Fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.
(WHO, 2005).

I.B ETIOLOGI
8

DHF Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropod-borne viruses) artinya virus
yang ditularkan melalui gigitan artropoda misalnya nyamuk aedes aegypti(betina).
Arthropoda akan menjadi sumber infeksi selama hidupnya Sehingga selain menjadi vector
virus dia juga menjadi hospes reservoar virus tersebut yang paling sering bertindak
menjadi

vector

adalah

berturut-

turut

nyamuk.

(Sumarmo

Sunaryo

Poerwo

Soedarmo,1983).

I.C TANDA DAN GEJALA

1.

Demam dengue
Demam yang timbul secara mendadak, suhu dapat mencapai

39-40o, disertai dengan menggigil hanya berlangsung 5-7 hari. Pada saat
demamnya berakhir, seringkali turun secara mendadak disertai dengan
berkeringat banyak, penderita tampak agak loyo. Dikenal dengan istilah
demam biphasic, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari
sempat turun di tengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru
turun lagi saat penderita sembuh.

2. Demam berdarah dengue

Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas berlangsung


terus menerus selama 1-7 hari disertai sakit kepala berat, sakit pada
sendi

otot (myalgia dan athalgia) dan ruam merah terang, ptekie,

biasanya muncul lebih dulu pada bagian bawah badan menyebar hingga
seluruh tubuh. Radang perut dapat muncul dengan kombinasi sakit di
perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batukbatuk.

I.D FAKTOR RESIKO

Salah satu faktor risiko penularan DBD adalah pertumbuhan penduduk perkotaan
yang cepat, mobilisasi penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana
transportasi dan

terganggu atau melemahnya pengendalian populasi sehingga

memungkin terjadinya KLB.

Faktor risiko lainnya adalah kemiskinan yang mengakibatkan orang tidak mempunyai
kemampuan untuk menyediakan rumah yang layak dan sehat, pasokan air minum
dan pembuangan sampah yang benar. Tetapi di lain pihak, DBD juga bisa menyerang
penduduk yang lebih makmur terutama yang biasa bepergian.

I.E PATOFISIOLOGI

10

Sumber : PPNI Klaten

I.F PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Hemoglobin (Hb)
Pemeriksaan Hb menunjukkan peningkatan sesuai dengan meningkatnya hematrokit (
PVC) sampai penderita jatuh shock yang bukan disebabkan oleh pendarahan. Pada sh
ock yang disebabkan oleh pendarahan, baik Hb maupun PCV akan berkurang.

2. Hemokonsentrasi

Bisa dilihat dari peningkatan nilai hematrokit selama observasi yaitu sebesar 20%, seh
ingga perlu pemeriksaan PCV berulang kali.

3. Trombosit

Trombositopenia biasanya didapatkan pada kasus DHF, hanya saja penurunan trombo
sit bervariasi, bisa ringan sampai berat, yang sudah dimulai dari ke 3, kemudian menja
di normal pada ke 8-10.

4. Lekosit

Pada permulaan penyakit akan didapatkan lekopeni (jumlah lekosit < 5.000/ml), seda
ngkan dalam keadaan shock akan didapatkan lekositosis.

5. Faktor pembekuan

Pada kasus-kasus yang berat dengan shock, menunjukkan berkurangnya factor II, V,
VII, IX dan XII.

6. Virology

Diagnosis yang paling tepat untuk menentukkan adanya infeksi virus dengue pada ana
k adalah dengan mengisolasi virus dengue dari tubuh penderita, terutama pada masa v
iremia

7. Serologis

Pada infeksi primer, titer antibody HI pada masa akut < 1:20 dan titer akan naik. 4X at
au
lebihpada masa konvalesen, namun tidak melebihi 1:2560. Padainfeksi sekunder, titer
antibody HI menjadi >= 4 kali.
11

BAB III KASUS

Anak Y perempuan berusia 8 tahun dirawat di ruang rawat anak RS Y dengan


keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu. Saat ini demam 38 oC, mual +, muntah
3x, nyeri epigastrik +. Pada pemeriksaan terdapat petechie di tangan dan kaki, mulut
kering, tidak nafsu makan. Hasil lab: tromnbosit 10.000, lemas dan terbaring bed rest.
Anak menangis saat malam, takut di rumah sakit, BB 15 kg dan TB 120 cm. Terapi
IVFD KaEn 3B 10 ml/kg/jam; vometa 3x5 Cth; PCT jika panas.

III.A KONSEP TUMBUH KEMBANG

Berdasarkan kasus diatas telihat anak Y memiliki berat bedan yang kurang, dimana
berat badan 15 kg dan TB 120 cm. Perlu dikaji lagi berat anak Y apakah memang
memiliki berat badan yang kurang atau anak Y mengalami penurunan berat badan
yang drastis. Menurut Soetjiningsih (1995) anak perempuan mengalami pertumbuhan
yang cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur
sekitar 10 tahun.

Tabel perkiraan berat badan dalam kilogram:

1.

Lahir

2.

3 - 12 bulan

3.

1 - 6 tahun

3,25 kg

umur ( bulan ) +9
2

Umur (tahun)x2 +8

12

4.

6-12 tahun

umur ( tah un ) x 75
2

Soetjiningsih, (1995)

Sedangkan untuk tinggi badan anak Y 120 cm adalah tinggi badan yang sesuai dengan
umurnya. Menurut Soetjiningrat (1995) dalam tabel perkiraan tinggi badan dalam
sentimeter.

Lahir

50 cm

Umur 1 tahun

75 cm

2-12 tahun

Umur (tahun)x6+77

Dan usia anak Y (8 tahun), menurut Freud anak Y berada dalam fase laten. Dimana
anak Y menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media untuk
mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktifitas fisik maupun
sosial. Karena sedang dirawat di ruang rawat rumah sakit, sehingga anak Y tidak bisa
aktif bergerak, bermain dengan teman-teman perempuan lainnya. Anak Y akan merasa
bosan dan sedih. Sedangkan menurut Erikoson, usia 8 tahun mengalami masa-masa
perkembangan yang dikenal dengan Industri versus inferioriti, dimana terjadi
perubahan fisik, emosi, dan sosial. Anak Y sangat tidak nyaman karena tidak bisa
berinteraksi dengan teman dan orang-orang terdekatnya karena rasa kelelahan yang
dirasakan. Keadaan yang mengharuskan anak Y untuk selalu bed rest di tempat tidur.
anak Y juga tidak bisa ke sekolah, menyelesaikan tugas sekolahnya dan tidak bisa
menylesaikan/ memecahkan masalah bersama teman-temannya (menurut Piaget).

III.B ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
13

Identitas

Nama Pasien : An. Y

Umur

DATA SUBJEKTIF
Demam tinggi sejak 3 hari yang lalu
Mual +
Muntah 3x
Nyeri epigastrik +
Tidak nafsu makan
Lemas
Menangis saat malam karena takut di

: 8 th

DATA OBJEKTIF
Demam tinggi (380C)
Petechie di tangan dan kaki
Mulut kering
Hasil lab: trombosit 10000
BB: 15 kg
TB: 120 cm

rumah sakit

Diag

nosa

Interve

nsi

Outco
me

Impleme

ntasi

Evalua

si

u
a

Hiper

Regulas

Termor

O:

minimal

mengata

dua

kan

penin

pantau

gkata

suhu

n laju

minimal

thermal

meta

setiap

comfort

n
DO :

pasie

pasien

suhu

a b.d

me

egulasi

Memantau

i suhu ;

termi

bolis

n
M

dua jam,
sesuai
dengan
kebutuha
n
Pantau

Reporte

...
Radial
pulse
rate ...
Respira
tory

jam,

sesuai

demam

kebutuhan
Memantau
warna
kulit

dan

TTV,

jika

perlu
Melepaska
n pakaian

sudah
menurun

O :pasien
terlihat
suhu
tubuhny
a berada
14

terlih

warna

at :

kulit dan

Terja
di

penin

gkata

kisaran

TTV, jika

dan

normal

perlu

change

menutupi

s ...

(36

pasien

-37,5 C )

T:

suhu

tubu

berlebiha

diata

kisar

ki

an

norm

selimut

al

saja

38 C

lakukan

kompres

DS

pasie
n
men
geluh
:

pakaian
yang

tutupi

o
r

asupan

cairan

oral

am

ajarkan
orang

tua

sejak

untuk

tidak

hari

memberi

yang

kan

lalu

aspirin
untuk
demam
pada

measur
ement :

saja
Melakukan

severe :

kompres

substan
modera

none

untuk
tidak

(scale

memberik

several

an aspirin

untuk

compro

demam

mised

pada anak

to

di

mised)

P
i

dihentika

bawah

usia

18

tahun
Berkolabo
rasi
dengan
dokter
dalam
menentuk
an

intervens

compro

normal

tua pasien

not

kisaran

cairan oral
Mengajark

mild : 4

dalam

orang

A : suhu
turun

an asupan

hangat
Memberik

an

E:

tingg

selimut

te : 3

dem

scale of

tial : 2

pasien
dengan

dengan

dan

hangat
Berikan

dalam

berlebihan

lepaskan

yang

color

rate ...
Skin

jenis

obat yang
diberikan
Berkonsult
asi
15

anak

di

dengan

bawah
usia

dokter jika
18

terjadi

tahun

komplikasi

C:

kolabora
sikan
dengan
dokter
dalam
menentu
kan jenis
obat
yang
diberika
n
Konsulta
sikan
dengan
dokter
jika
terjadi
komplika
si
(seperti,

Ketid

kejang )
Manaje

Nutriti

Mengetah

aksei

men

onal

ui

pasien

mba

nutrisi ;

status

makanan

mengata

ngan

O:

food

kesukaan

kan mual

nutri

ketaui

& fluid

pasien
Menentuk

si

makanan

intake

kura

kesukaan

ng

dari

pasien
Tentukan
kemamp

Oral
food

an
kemampu
an pasien

muntah
berkuran
g

dan

nafsu
makan

untuk
16

kebu

uan

tuha

pasien

untuk

tubu

h b.d
ketid

n
n

akma
mpu

u
tr

an
untu
k
menc
erna

memenu
hi

intake ..

kebutuha
n nutrisi
Pantau

s
e

kalori

pada

di

penu

runa

berat

bada

DS

yang

:pasi
en
men
gatak

tepat
Berikan
makanan
dalam
porsi
sedikit,
tetapi
sering
dengan
makanan

r
a

slight

modera
te : 3

interval
yang

none
1

T:

pada

at

pasien

ement :

pasien

meningk

nutrisi

terja

badan

nutrisi
Menimban

timbang

berat

catatan

interval

dan

measur

bih segar

pada

intake ..

O :pasien
terlihatle

nutrisi

catatan

terlih

kandunga

pada

at

scale of

kebutuhan

dan kalori

fluid

dan

meningk

nouse

nan

at

.
Intrave

an nutrisi

memenuhi
nutrisi
Memantau

fluid

is

pasie

.
Oral

kandung

maka

DO :

intake ..

A
asupan
nutrisi

tepat
Memberik

terpenuh

an

makanan

kebutuha

dalam

n tubuh,

porsi

mual

sesuai

sedikit,

substan

muntah

tetapi

tial : 4

teratasi

sering

total : 5

dengan

(scale

makanan

not
adequa
te

to

bervariasi
Mengajark
an

orang

totally

tua

dan

adequa

anak

te)

tentang

a memilih

kudapan

intervens
i
dihentika
n

pentingny

bervarias

yang
E:

sehat
Mengajark
17

an

ajarkan

an

orang

tidak

orang

tua

nafsu

tua

mengenai

maka

anak

nutrisi

tentang

yang

Mual

pentingn

diperlukan

dan

ya

pada

munt

memilih

masing

ah

kudapan

masing

yang

tahap

sehat
Ajarkan

dan

perkemba
ngan
Berkolabo

orang

tua

rasi

mengena

dengan

dokter,

yang

ahli

diperluka

dan

pasien

masing

untuk

masing

merencan

tahap

akan

perkemb

tujuan

angan

asupan

nutrisi

pada

dan berat

gizi,

C:

kolabora
si
dengan
dokter,
ahli

gizi

dan
pasien
untuk
merenca
nakan

badan
Berkonsult
asi
dengan
ahli

gizi

untuk
menentuk
an asupan
kalori
harian
yang
dibutuhka
18

tujuan

untuk

asupan

mencapai

dan

berat

berat

badan

badan
Konsulta

target

sikan
dengan
ahli

gizi

untuk
menentu
kan
asupan
kalori
harian
yang
dibutuhk
an untuk
mencapa
i

berat

badan

Ketak

target
Pengura

takut

mengata

Crying .

subjektif

kan rasa

..
Dread .

dan

takut

objektif

berkuran

ngan

level

b.d

ansieta

child ;

berpi

s;

sah

O:

dari

kaji

siste

respon

takut

ukun
g
dala

i
r
a

..

scale of

secara

dan

measur

verbal dan

objektif

ement:

non verbal

severe :

tanda

pasien
Kaji

situa

secara

si

verbal

pasien
Mengkaji

subjektif

pasien

respon

utan

pend

Mengkaji

Fear

substan

tanda
ansietas
Memberik

pasien
terlihat
tidak
menangi
s

tial : 2
19

di

yang

dan non

berp

verbal

otens

tanda

tanda

meni

ansietas

mbul

kan

stres

sebisa

s
(mis,
rawa
t
inap ,
prose
dur
ruma
h

p
a
si
e
n
a
g
a
r

anak
dengan
orang
yang

saluran

terlih

keluar

at :

yang

Mulut

sehat

kerin

untuk

menyalu

rkan

ngis
saat
mala
m
hari

a
d
a
d
i

none

dengan

5
(scale
to none
)

perasaan
Dukung
orang
tua
untuk
mengha
biskan
malam di

:rasa

orang

ketakuta

yang

sama
Melakukan

teratasi
dan

terapi

pasien

bermain

keluar

pasie

pada

sebagai

Mena

pada anak

saluran

DO :

mild : 4

ah

perawata

bermain

Munt

hari

perawatan

berikan

te : 3

mungkin,

Mual

malam

severe

terapi

an

T:

modera

sama
Lakukan

sakit)

mulai

sebagai

merasa
nyaman
dengan

yang

keberada

sehat

an nya di

untuk
menyalurk
an
perasaan
Mendukun
g

orang

RS

intervens
i

tua untuk

dihentika

menghabi

skan
malam

di

rumah
sakit
bersama
anaknya
Mengajark
an pasien
dan
keluarga
bagaiman
a
mengguna
kan
20

rumah

imajinasi

sakit

terbimbin

pasie

bersama

anaknya

mereka

men

gatak

an

ajarkan

takut

ki

pasien

diraw

dan

at di

keluarga

RS

bagaima

na

menggu

nakan

imajinasi

antara

terbimbi

ri

pasien

ng ketika

dan

mereka

dokter

merasa

tentang

takut
Ajarkan

DS

ketika

merasa
E:

beberap

untuk

mengen

dalikan

rasa

takut

takut
Mengajark
an
beberapa
cara untuk
mengenda
likan rasa
takut
Mendoron
diskusi

ketakutan
pasien

cara

dorong

diskusi

antara

pasien

ki

dan

dokter

C:

21

tentang

ketakuta

n pasien

d
i
b
e
ri
k
a

n
M

Kontrol

perd

tanda

arah

dan

an

gejala

b.d

trom

Resik

Pembe

Mengontr

darah:

dan gejala

pada

perdaraha

kulit

1.

pasien

perdarah

Prothro

(mengece

sudah

an

mbin

mulai

bosit

(mengec

Time

yang

rend

ek darah

(PT

ah

yang

tampak

maupun

yang

tidak

tampak
Kontrol

DS:

DO:
pasie
n
terlih
at:
Petec
hie
kaki
dan
tang
an

a
r

produksi

tr

darah

(contoh :

platelet)

hindari

si

pasien

dari

T:

Petechie

darah

hilang

tampak

(3=sed

maupun

ang)

yang tidak

Trombosi

tampak

2.

Mengontr

A:
sudah

kembali

Partial

ol

pada

Thromb

produksi

kisaran

oplastin

darah

normal

Time

(contoh

(PTT)

platelet)

(3=sed
ang)

tanda

O:

ol

O:

kuan

3.
Hemato
krit

Menghind
ari pasien
dari
trauma,ya
ng

(150.000

dapat

450.000)

P:
Intervens
i
dihentika
22

trom

trauma,y

(3=sed

menyebab

bosit

ang

ang)

kan

10.0

dapat

00

menyeba

bkan

Jumlah

perdarah

trombo

an
instruksi

n
o

kan

pasien

untuk

mengkon

sumsi

tinggi
vitamin K
instruksi

4.

uksikan
pasien
untuk

ang)

mengkons

umsi
5.

makanan

Purpura

yang

(5=tida

tinggi

k ada)

vitamin K

6.

Menginstr

Ekimosi

uksikan

kan

pasien

pasien

(5=tida

untuk

untuk

k ada)

menghind

menghin

darkan

arkan
Skala

pengguna

penggun

penguk

an aspirin

aan

uran :

atau

antikoagul

aspirin

atau
= parah

antikoag
ulan

Menginstr

(3=sed

makanan
yang

perdaraha

sit

C:

ajarkan
pasien

keluarga
i
tindakan

an

Mengajark
an pasien

= besar

atau

keluarga
mengenai

atau
mengena

tindakan

sedang

yang

tepat
(contoh

:
23

yang

memanggi

tepat

l perawat)

(contoh :

ringan

ketika

terjadi

memang

gil
perawat)

= tidak

ketika

ada

terjadi
perdarah
an

perdaraha

E:

Anjurkan
pasien
makan
sayuran
yang
mengan
dung
Vitamin
K
Anjurkan

Menganjur
kan
pasien
makan
sayuran
yang
mengandu
ng
Vitamin K

Menganjur
kan
pasien
meminima

pasien

lisir

meminim

kegiatan

alisir

yang

kegiatan

dapat

yang

menyebab

dapat

kan

menyeba

trauma

bkan

(perdarah

trauma

an)

(perdara
han)

24

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang didapat WHO, virus DBD/DHF ini merupakan penyakit yang
sebabkan oleh gigitan nyamuk. Manifestasi yang cukup buruk bagi penyakit ini
menjadi tanda bahwa peran seorang perawat haruslah mumpuni dalam melakukan
tindakan baik emergensi maupun non emergensi.

Terutama pada anak-anak, penyakit ini merupakan masalah besar mengingat bahwa
anak kecil dilihat dari segi imunitas dan segi psikologi perkembangan teramat sangat
rentan walaupun kondisi tubuhnya masih dalam tahap pertumbuhan. Kembali lagi
para penulis menekankan bagi para perawat dan mahasiswa calon perawat haruslah
pintar dalam bekerja tentu banyak dasar yang harus dimiliki, semua kepentingan
tersebut tidak lain untuk memperlihatkan bahwa profesi keperawatan adalah
pekerjaan yang merupakan profesi yang bekerja dengan professional dibawah
naungan berbagai bidang ilmu dan menjadi satu yaitu bidang Ilmu keperawatan.

25

DAFTAR PUSTAKA

WHO. Demam Berdarah Dengue Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan

Pengendalian Edisi 2. Jakarta: EGC


http://ppniklaten.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=78:dhf&catid=38:ppni-akcategory&Itemid=66. Diakses pada, 21 November 2013

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21504/4/Chapter%20II.pdf. Diakses 2
november 2013

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008-sofiyatunn-214-2-

bab2.pdf
journal.litbang.depkes.go.id/index.php/.../2136 ; Demam Berdarah Dengue:
Epidemiologi, Patogenesis, dan faktor Risiko Penularan (Aryu Candra)

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika

Buletchek, Gloria M, Et al. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC) Fifth

Edition. USA : Mosby Elsievier.


Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-

2014. Jakarta: EGC .


Smeltzer, Suzanne C. 2001.Buku ajar keperawatan medika-bedah bruner dan
suddarth Ed. 8.

Jakarta : EGC

26

Anda mungkin juga menyukai