Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

RABIES

DISUSUN OLEH:

SUWARATU AYU AZHIIM P07220218032

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022

[Type text]
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh
virus, bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat. Hewan berdarah panas dan
manusia. Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan
ke manusia dan menyebabkan kematian pada manusia dengan CFR (Case Fatality
Rate) 100%. Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang terinfeksi dan
disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan.
B. ETIOLOGI
Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk dalam familia Rhabdoviridae,
genus Lyssa. Virus berbentuk peluru atau silindris dengan salah satu ujungnya
berbentuk kerucut dan pada potongan melintang berbentuk bulat atau elip (lonjong).
Virus tersusun dari ribonukleokapsid dibagian tengah, memiliki membran
selubung (amplop) dibagian luarnya yang pada permukaannya terdapat tonjoloan
(spikes) yang jumlahnya lebih dari 500 buah. Pada membran selubung (amplop)
terdapat kandungan lemak yang tinggi.
Virus berukuran panjang 180 nm, diameter 75 nm, tonjolan berukuran 9 nm,
dan jarak antara spikes 4-5 nm. Virus peka terhadap sinar ultraviolet, zat pelarut
lemak, alkohol 70 %, yodium, fenol dan klorofrom. Virus dapat bertahan hidup
selama 1 tahun dalam larutan gliserin 50 %. Pada suhu 600 C virus mati dalam waktu
1 jam dan dalam penyimpanan kering beku (freezedried) atau pada suhu 40 C dapat
tahan selama bebarapa tahun.

C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis pada manusia dibagi
menjadi empat stadium:
1. Stadium Prodromal
Gejala awal yang terjadi sewaktu virus
menyerang susunan saraf pusat
adalah perasaan gelisah, demam, malaise, mual, sakit kepala, gatal, merasa
seperti terbakar, kedinginan, kondisi tubuh lemah dan rasa nyeri di
tenggorokan selama beberapa hari.

[Type text]
2. Stadium Sensoris
Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka
kemudian disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap
ransangan sensoris.
3. Stadium Eksitasi
Tonus otot-otot akan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala
berupa eksitasi atau ketakutan berlebihan, rasa haus, ketakutan terhadap
rangsangan cahaya, tiupan angin atau suara keras. Umumnya selalu merintih
sebelum kesadaran hilang. Penderita menjadi bingung, gelisah, rasa tidak
nyaman dan ketidak beraturan. Kebingungan menjadi semakin hebat dan
berkembang menjadi argresif, halusinasi, dan selalu ketakutan. Tubuh gemetar
atau kaku kejang.
4. Stadium Paralis
Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi.
Kadangkadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan
paresis otot-otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum
tulang belakang yang memperlihatkan gejala paresis otot-otot pernafasan.
D. PATOFISIOLOGI
Cara penularan melalui gigitan dan non gigitan (aerogen, transplantasi, kontak
dengan bahan mengandung virus rabies pada kulit lecet atau mukosa).2 Cakaran oleh
kuku hewan penular rabies adalah berbahaya karena binatang menjilati kuku-
kukunya. Saliva yang ditempatkan pada permukaan mukosa seperti konjungtiva
mungkin infeksius. Ekskreta kelelawar yang mengandung virus rabies cukup untuk
menimbulkan bahaya rabies pada mereka yang masuk gua yang terinfeksi dan
menghirup aerosol yang diciptakan oleh kelelawar. Penularan rabies melalui transplan
kornea dari penderita dengan ensefalitis rabies yang tidak didiagnosis pada
resipen/penerima sehat telah direkam dengan cukup sering. Penularan dari orang ke
orang secara teoritis mungkin tetapi kurang terdokumentasi dan jarang terjadi.
Luka gigitan biasanya merupakan tempat masuk virus melalui saliva, virus
tidak bisa masuk melalui kulit utuh. Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan,
maka selama 2 minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan didekatnya,
kemudian bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan
perubahan-perubahan fungsinya. Bagian otak yang terserang adalah medulla
oblongata dan annon’s hoorn.

[Type text]
Sesampainya di otak virus kemudian memperbanyak diri dan menyebar luas
dalam semua bagian neuron, terutama mempunyai predileksi khusus terhadap sel-sel
sistem limbik, hipotalamus dan batang otak. Setelah memperbanyak diri dalam
neuron-neuron sentral, virus kemudian ke arah perifer dalam serabut saraf eferen dan
pada saraf volunter maupun saraf otonom. Dengan demikian virus ini menyerang
hampir tiap organ dan jaringan didalam tubuh dan berkembang biak dalam
jaringanUniversitas Sumatera Utara jaringan seperti kelenjar ludah, ginjal dan
sebagainya. Gambaran yang paling menonjol dalam infeksi rabies adalah terdapatnya
badan negri yang khas yang terdapat dalam sitoplasma sel ganglion besar.
E. PATHWAYS

[Type text]
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Penyakit ini dalam waktu 3 – 5 hari dapat menyebabkan kematian sejak
timbulnya gejala, sehingga pemeriksaan serologis kadang-kadang belum sempat
dilakukan. Pada kasus dengan perjalanan penyakit yang agak lama, misalnya gejala
[Type text]
paralisis yang dominan dan mengaburkan diagnosis maka pemeriksaan laboratorium
sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Virus rabies dapat diisolasi dari air liur, konjungtiva, cairan serebrospinal dan
urin penderita. Walaupun demikian isolasi virus kadang-kadang tidak berhasil
didapatkan dari jaringan otak dan bahan tersebut setelah 1 – 4 hari sakit. Hal ini
berhubungan dengan adanya neutralizing antibodies.
Pemeriksaan Fluorescent Antibodies Test (FAT) dapat menunjukkan antigen
virus di jaringan otak, air liur, kerokan mukosa, cairan serebrospinal, urin, kulit dan
usap kornea. FAT ini juga bisa negatif, bila antibodi telah terbentuk. Dilakukan
pemeriksaan isolasi virus.
Serum neutralizing antibodies pada kasus yang tidak divaksinasi tidak akan
terbentuk sampai hari kesepuluh pengobatan, tetapi setelah itu titer akan meningkat
dengan cepat.
Walaupun secara klinis gejalanya patognomonik namun Negri Bodies dengan
pemeriksaan mikroskopis (Seller) dapat negatif pada 10 – 20 kasus, terutama pada
kasus-kasus yang sempat divaksinasi dan penderita yang dapat bertahan hidup setelah
lebih dari 2 minggu. Saat ini teknik pemeriksaan untuk rabies yang cukup sensitif dan
spesifik adalah teknik pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction).
G. PENATALAKSANAAN

[Type text]
H. KOMPLIKASI
Pada pasien yang dapat bertahan hidup dari rabies, komplikasi yang dapat ditemukan
lebih didominasi oleh gejala sisa neurologis akibat infeksi virus rabies. Komplikasi ini
mencakup distonia, balismus, koreoatetosis, gangguan motorik halus, gangguan pola

[Type text]
berjalan, gangguan komunikasi verbal dan nonverbal, dan perubahan kekuatan
motorik pada lengan dan tungkai.
I. Diagnosis keperawatan
1. D.0005 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan afiksia
2. D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan refleks menelan
3. D.0130 Hipertermia berhubungan dengan viremia
4. D.0080 Ansietas (keluarga) berhubungan kurang terpajan informasi
5. D.0136 Risiko cedera berhubungan dengan kejang dan kelemahan
6. D.0142 Risiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka

[Type text]
DAFTAR PUSTAKA

Zoonosis Division, World Health Organization. (2007). Rabies - General Aspects and
Laboratory Diagnostic Techniques. Delhi: New Concept Information Systems Pvt. Ltd.

World Health Organization. (July 2013). Rabies Fact Sheet, Updated July 2013. Retrieved
from www.who.int/mediacentre/ factsheets/fs099/en/

Depkes RI. (2008). Modul Pelatihan Penanggulangan Rabies. Jakarta: Subdit Zoonosis,
Depkes RI.

Yousaf, Z.Y., Qasim, M., Zia, S., Khan, M., Ashfaq, U.A., Khan, S. et al. (2012). Rabies
molecular virology, diagnosis, prevention and treatment.Virology Journal, 9 p. 50.
DOI:10.1186/1743-422X-9-50.

Akoso, B.T. (2007). Pencegahan dan Pengendalian Rabies, Penyakit Menular pada Hewan
dan Manusia. Yogyakarta: Kanisius

Depkes RI. (2010). Petunjuk Perencanaan dan Tatalaksana kasus Gigitan Hewan Tersangka/
Rabies di Indonesia. Jakarta: Subdit Zoonosis, Depkes RI

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai