Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

SYSTEMIC LUPUS ERITEMATOSUS

DISUSUN OLEH

1. RUSMIATI NIM: P07220218029

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN
TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan kita
Nabi Muh SYSTEMIC LUPUS ERITEMATOSUS” untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik tulisan
maupun informasi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, kami berterima kasih
kepada pak Edi Purwanto,S.ST,M.Kep atas bimbingannya dalam menulis dan
menyusun Laporan Pendahuluan ini, sehingga penulis dapat membuat Laporan
Pendahuluan sesuai dengan kaidah dalam membuat karya tulis.
Walaupun Laporan Pendahuluan ini masih banyak terdapat banyak kekurangan,
kami sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan Laporan
Pendahuluan selanjutnya.

Semoga Laporan Pendahuluan ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas
kekurangan dalam Laporan Pendahuluan ini kami mohon maaf. Terakhir tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih.

Samarinda, 30 Januari 2021

Penulis
SYSTEMIC LUPUS ERITEMATOSUS

A. Devinisi

Adalah Penyakit yang terjadi karena kelainan dalam sistem pertahanan tubuh
( sistem imun ). Pada penderita SLE organ dan sel mengalami kerusakan yang
disebabkan oleh tissue-binding autoantibody dan kompleks imun,yang meninbulkan
peradangan dan bisa menyerang berbagai sistem organ namun sebabnya belum
diketahui secara pasti dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan
atau kronik,terdapat remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam
autoantibody dalam tubuh.
Sistem imun normalnya akan melindungi kita dari serangan penyakit yang
diakibatkan kuman,virus dan lain lain dari luar tubuh kita. Tetapi pada penderita
lupus,sistem imun menjadi berlebihan sehingga justru menyerang tubuh kita sendiri
oleh karena itu disebut penyakit autoimun. Penyakit ini akan menyebabkan
keradangan di berbagai organ tubuh kita, misalnya kulit akan berwarna
kemerahan,juga sendi,paru,ginjal,otak darah dll.
Oleh karena itu penyakit ini juga disebut sistemik karena mengenai hampir
seluruh bagian tubuh.
Gejala SLE adalah seperti ruam pada wajah,kepala dan anggota badan, ruam ini
tidak menimbulkan sakit atau gatal,bila sembuh akan menimbulkan parut,ulser di
dalam mulut,rambut menjadi rontok,demam berkepanjangan,dan penderita akan
sensitif terhadap pancaran sinar matahari.

B. Etiologi
1. Faktor genetik
a. Jenis kelamin, frekuensi wanita dewasa 9x lebih sering dibanding pria
b. Umur, biasanya lebih sering pada usia 20-40 thn
c. Ethnik, faktor keturunan dengan frekuensi 20x lebih sering dalam keluarga
2. Faktor resiko hormon
Hormon estrogen menambah resiko SLE, Sedangkan androgen mengurangi
resiko ini.
3. Sinar UV
Sinar UV mengurangi supresi imun sehingga terapi menjadi kurang efektif,
sehingga SLE kambuh dan bertambah berat. Hal ini disebabkan karena sel kulit
mengeluarkan sitokin dan prostaglandin sehingga terjadi inflamasi di tempat tersebut
maupun secara sistemik melalui peredaran pembuluh darah
4. Imunitas
Pada pasien SLE terdapat hiperaktivitas sel B atau intoleran terhadap sel T
5. Obat
Obat yang dapat menyebabkan lupus adalah
kloropromazin,metildopa,dilantin,penisilamin.
C. Klasifikasi
1. Discoid lupus
Lesi berbentuk lingkaran atau cakram dan ditandai oleh batas eritema yang
meninggi,skuama,sumbatan folikuler. Lesi ini timbul di kulit
kepala,telinga,wajah,lengan,punggung dan dada. Penyakit ini dapat menimbulkan
kecacatan karena lesi ini memperlihatkan atrofi dan jaringan parut
2. Systemic lupus erithematosus
3. Lupus yang diinduksi oleh obat
Lupus yang disebabkan oleh induksi obat tertentu khususnya pada asetilator
lambat yang mempunyai gen HLA DR-4 menyebabkan asetilasi obat menjadi lambat,
obat banyak terakumulasi di tubuh sehingga memberikan kesempatan obat untuk
berkaitan dengan protein tubuh
D. Patofisiologi
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan
peningkatan autoantibody yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditumbulkan
oleh kombinasi antara faktor genetik,hormonal dan lingkungan. Pada SLE
peningkatan produksi autoantibody diperkirakan terjadi akibat fungsi Sel T supresor
abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan.
Inflamasi akan menstimulasi antigen selanjutnya serangsang antibody tambahan dan
siklus tersebut berulang kembali.

E. Pathway
Obat obatan
p
Genetik Lingkungan ( cahaya matahari ) ( hidralazis,prokainamid,
isoniazid )

Sistem regulasi kekebalan tubuh


terganggu

Mengaktivasi sel T dan sel B

Fungsi sel T -supressor abnormal

Peningkatan produksi autoantibody

Penumpukan kompleks Kerusakan jaringan

SLE ( SISTEMIK LUPUS ERYTHEMATOSUS )


Muskuloskeletal Integumen Cardiac Respirasi vaskuler hemato Saraf Pasien tidak
familiar dengan
proses

Pembekakan sendi Adanya lesi akut Pleuritis


perikarditis Inflamasi pada Kegagalan Gangguan
pada kulit ( ruam arteriol terminalis Tulang spektrum pada
berbentuk kupu amembentuk sel
sel darah merah saraf meluas Pasien tidak
kupu ) pangkal Penumpukan
mengikuti perintah
- artlargia hidung dan pipi Penumpukan cairan pada pleura
cairan efusi pada Lesi
- artritis
perikardium papiler,eritemator
Nyeri tekan dan
us dan purpura
nyeri ketika Tubuh mengalami Proses neurologis
Pasien malu diujung kaki,tumit
bergerak kekurangan sel terganggu
dengan kondisinya Efusi pleura dan siku
darah merah Kurang
( parisitopenia )
pengetahuan
Penebalan kardium

Nyeri akut Gangguan citra Kerusakan Depresi


Ekspansi dada
tubuh integritas kulit anemia
tidak kuat
Kontraksi jantung

Ansietas
Keletihan

Pola nafas tidak


Penurunan curah adekuat
jantung
F. Manifestasi Klinis
1. Otot dan kerangka tubuh
Hampir semua penderita lupus akan mengalami nyeri persendian dan
kebanyakan akan menderita artritis. Persendian yang sering terkena adalah jari
tangan,tangan, pergelangan tangan dan lutut
2. Kulit
Pada 50% penderita ditemukan ruam kupu kupu pada tulang pipi dan
pangkal hidung. Ruam ini biasanya memburuk jika terkena sinar matahari.
3. Ginjal
Sebagian besar penderita menunjukan adanya penimbunan protein di
dalam sel sel ginjal, tetapi hanya 50% yang menderita nefritis lupus ( perdangan
ginjal yang menetap. Dan pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal sehingga
penderita perlu menjalani dialisa atau pencakokan ginjal
4. Sistem saraf
Kelainan saraf ditemukan sekitar 25% penderita lupus. Yang paling
sering ditemukan adalah disfungsi mental yang sifatnya ringan,tetapi kelainan
bisa terjadi pada bagian maupun dari otak, korda spinalis maupun sistem saraf,
kejang,psikosa,sindroma otak organik dan sakit kepala merupakan beberapa
kelainan sistem saraf yang bisa terjadi.
5. Darah
Kelainan darah bisa ditemukan pada 85% penderita lupus. Bisa terbentuk
bekuan darah di dalam vena maupun arteri, yang menyebabkan stroke dan emboli
paru.
6. Jantung
Peradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi seperti
perikarditis,endokarditis maupun miokarditis. Nyeri dada dan aritmia bisa terjadi
sebgai akibat dari keadaan tersebut.
7. Paru paru
Pada lupus bisa terjadi pleuritis ( peradangan selaput paru ) dan efusi
pleura ( penimbunan cairan paru dan pembungkusnya). akibat dari keadaan
tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak nafas.
G. Pemeriksaan Penunjang AMI
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah bisa menunjukan adanya antibodi antinuklear, yang
terdapat pada hampir semua penderita lupus pemeriksaan darah untuk
mengukur kadar komplemen ( protein yang berperan dalam sistem
kekebalan ).
2. Ruam kulit / lesi yang khas
3. Rontgen dadamenunjukan pleuritis dan perikarditis
4. Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukan adanya gesekan
pleura atau jantung
5. Analisa air kemih menunjukan adanya darah atau protein
6. Hitung jenis darah menunjukan adanya penurunan beberapa jenis sel darah
7. biopsi ginjal
8. Pemeriksaan saraf
H. Komplikasi
1. Serangan pada ginjal
a. Kelainan ginjal ringan ( infesi ginjal )
b. Kelainan ginjal berat ( gagal ginjal )
c. Kebocoran ginjal ( protein terbuang secara berelebihan melalui urin )
2. Pada jantung dan paru
a. Pleuritis
b. Pericarditis
c. Efusi pleura
d. Efusi pericard
e. Radang otot jantung atau miocarditis
f. Gagal jantung
g. Perdarahan paru ( batuk darah )
3. Serangan sistem saraf
a. Sistem saraf pusat
1) . cognitive dysfunction
2) Sakit kepala
3) Sindrom otak
4) Fibromyalgia
b. Sistem saraf tepi
Mati rasa atau kesemutan di lengan dan kaki
c. Sistem saraf otonom
Gangguan suplai darah keotak dapat menyebabkan kerusakan jaringan
otak dan dapat menyebabkan kematian sel sel otak dan kerusakan otak yang
sifatnya permanen ( stroke ).
4. Kulit
a. Lesi berbentuk seperti koin jika terkena sinar matahari
b. Lesi terdapat diwajah dengan pola kupu kupu
5. Sendi dan otot
a. Radang sendi
b. Radang otot
6. Darah
a. Anemia
b. Trombositopenia
c. Limfositopenia
I. Penatalaksanaan
1. Kelompok ringan
Gejala : panas,artritis, perikarditis ringan,efusi pleura,kelelahan dan sakit
kepala
Penatalaksanaan :
a. Penyakit ringan hanya memerlukan sedikit pengobatan
b. Untuk mengatasi artritis diberikan obat anti peradangan non steroid
c. Untuk mengatasi ruam kulit digunakan krim kortikosteroid
d. Jika berpergian sebaiknya menggunakan tabir surya
2. Kelompok berat
Gejala : efusi pleura perikard masif,penyakit ginjal,anemia
hematolik,trombositopenia,lupus serebral,vaskulitis
akut,miokarditis,perdarahan paru
Penatalaksanaan :
a. Penyakit yang berat atau membahayakan penderitanya ( anemia
hematolik,penyakit jantung atau paru yang meluas,penyakit ginjal perlu
ditangani oleh ahlinya.
b. Pemberian steroid sistemik merupakan pilihan pertama dengan dosis
sesuai kelianan organ yang terkena.
c. Untuk mengendalikan berbagai manifestasi dari penyakit yang berat
bisa di berikan obat penekan sistem kekebalan.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan
pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan
mudah lelah,lemah,nyeri,kaku,demam,anoreksia dan efek gejala terhadap
gaya hidup serta citra diri pasien
2. Kulit
Ruam eritematosus,plak eritematosus pada kulit kepala,muka dan leher
3. Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai perikarditis dan efusi pleuta
4. Sistem muskuloskletal
Pembengkakan sendi,nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak
5. Sistem integumen
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu kupu
6. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura
7. Sistem renal
Edema atau hematuria
8. Sistem saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis

B. Diagnosa
1. Nyeri akut
2. Gangguan citra tubuh
3. Penurunan curah jantung
4. Pola nafas tidak efektif
5. Gangguan integritas kulit
6. Keletihan
7. Ansietas
8. Kurang pengetahuan

C. Intervensi
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Rencana tindakan
hasil
1. Nyeri akut ( D.0077 ) L.08066 I.08238
Setelah dilakukan Observasi :
asuhan 1. Identifikasi
keperawatan lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,ku
selama 3 x24 jam alitas dan intensitas nyeri.
diharapkan tingkat 2. Identifikasi skala nyeri
nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Kriteria hasil : 4. Identifikasi faktor yang
1. Keluhan nyeri memperberat dan memperringan nyeri.
menurun 5. Monitor efek samping penggunaan
2. Meringis analgetik.
menurun Terapeutik :
3. Gelisah menurun 1. Berikan teknik non farmakologis
4. Kesulitan tidur untuk mengurangi nyeri.
menurun 2. Kontrol lingkungan yang
5. Frekuensi nadi memperberat rasa nyeri ( suhu
membaik ruangan, pencahayaan,kebisisngan).
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,periode, dan
pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan meminitori nyeri secara
mandiri
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik,jika
perlu
1. Ukur dan catat tanda vital tiap jam
2. Kaji adanya bunyi tambahan
auskultasi.
3. Auskultasi bunyi nafas
4. Pantau frekuensi dan irama jantung
dan catat adanya irama disritmia
melalui monitor
5. Ciptakan lingungan yang aman dan
nyaman

L.09067
2 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan I.09305
( D.0083 ) asuhan OBSEVASI :
keperawatan 1. Identifikasi harapan citra tubuh
selama 3 x 24 jam berdasarkan tahapan perkembangan.
diharapkan citra 2. Identifikasi perubahan citra tubuh
Tubuh meningkat yang mengakibatkan isolasi sosial.
Kriteria hasil : 3. Monitor frekuensi pernyataan kritik
1. Verbalisasi terhadap diri sendiri
perasaan negatif TERAPEUTIK :
menurun 1. Diskusi perubahan tubuh dan
2. Verbelasasi fungsinya
kekhawatiran pada 2. Diskusikan perbedaan penampilan
penolakan orang fisik terhadap harga diri
lain menurun 3. Diskusikan kondisi stress yang
3. Respon mempengaruhi citra tubuh
nonverbal pada Diskusikan persepsi pasien dan
perubahan tubuh keluarga tentang perubahan citra
membaik tubuh.
4. Hubungan sosial EDUKASI :
membaik. 1. Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
2. Anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra tubuh.
3. Anjurkan menggunakan alat bantu
( kosmetik )
4. Latih peningkatan penampilan diri

L.02008
3. Penurunan curah jantung Tujuan : I.02075
( D.0008 ) Setelah dilakukan OBSERVASI :
askep diharapan 1. Identifikasi tanda dan gejala
curah jantung penurunan curah jantung
meningkat. 2. Identifikasi tanda dan gejala seunder
Kriteria hasil : penurunan curah jantung
1. Kekuatan nadi 3. Monitor TD
perifer meningkat. 4. Monitor intake dan output cairan
2. Ejection fraction 5. Monitor BB
( EF )meningkat 6. Monitor saturasi oksigen
3. Palpitasi 7. Monitor keluhan nyeri dada
menurun 8. Monitor aritmia
4. Bradikardi 9. Monitor nilai lab jantung
menurun ( elektrolit,enzim jantung, BNP )
5. Takikardi TERAPEUTIK :
menurun 1. Posisikan pasien semi fowler
6. Gambaran EKG 2. Berikan diet jantung yang sesuai
aritmia menurun ( batasi asupan kafein,
7. Lelah menurun natrium,kolestrol dan mkanan tinggi
8. Edema menurun lemak )
9. Distensi vena 3. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
jugularis menurun memodifikasi gaya hidup sehat
10. Dispneu 4. Berikan terapi relaksasi untuk
menurun mengurangi stress
11. Batuk menurun 5. Berikan O2 untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 94%
EDUKASI :
1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
2. Anjurkan beraktivitas secara
bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
4. Ajarkan pasien dan keluarga untuk
menimbang BB harian
5. Ajarkan pasien dan keluarga
meghitung intake dan output cairan
harian
KOLABORASI :
1. Kolaborasi pemberian aritmia,jika
perlu
2. Rujuk ke program rehab jantung

L.01004
4. Pola nafas tidak efektif ( Setelah dilakukan I.01011
D.0005 ) askep selama 1x 24 OBSERVASI :
jam diharapkan 1. Monitor pola napas
pola napas ( frekuensi,kedalaman dan usaha napas
membaik )
Kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas tambahan
1. Dispneu 3. Monitor sputum
menurun TERAPEUTIK :
2. Penggunaan otot 1. Pertahankan kepatenan jalan napas
bantu napas dengan head tit dan chin lift
menurun 2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Frekuensi napas 3. Berikan minuman hangat
membaik 4. Lakukan fisioterapi dada,jika perlu
4. Kedalaman 5. Berikam oksigen jika perlu
napas membaik EDUKASI
1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari
2. Ajarkan teknik batuk efektif
KOLABORASI
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator

L.14125
5. Gangguan integritas Tujuan : I.11353
kulit ( D.0129 ) Setelah dilakukan OBSERVASI :
askep selama 3 x24 1. Identifikkasi penyebab gangguan
jam diharapkan integritas kulit ( mis, perubahan
integritas kulit dan sirkulasi,perubahan status
jaringan meningkat nutrisi,penrunan
Kriteria hasil : kelembapan,lingkungan
1. Kerisakan ekstrim,penurunan mobilitas ).
jaringan menurun TERAPEUTIK :
2. Kerusakan 1. Ubah posisi tiap 2 jam sekali
lapisan menurun 2. Gunakan produk berbahan minyak
3. Suhu kulit pada kulit kering
membaik 3. Hindari produk berbahan dasar
alkohol
EDUKASI :
1. Anjurkan menggunakan pelembap
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
5. Anjurkan menghindari suhu ekstrim
6. Anjurkan menggunakan tabir surya

L.05046
6. Keletihan (D.0057 ) Tujuan : I.12362
Setelah dilakukan OBSERVASI :
askep selama 3 x 24 1. Identifikasi kesiapam dan
jam diharapkan kemampuan menerima informasi
tingkat keletihan TERAPEUTIK :
menurun 1. Sediakan materi dan media
Kriteria hasil : pengaturan aktivitas dan istirahat
1. Verbalasasi 2. Jadwalkan pemberian penkes sesuai
kepulihan energi kesepakatan
meningkat 3. Berikan kesempatan kepada pasien
2. Tenaga dan keluarga untuk bertanya
meningkat EDUKASI :
3. Kemampuan 1. Jelaskan pentingnya melakukan
melakukan aktivitas aktivitas fisik/ olahraga secara rutin
rutin meningkat 2. Anjurkan terlibat dalam aktvitas
4. Verbalisasi lelah kelompok
menurun 3. Anjurkan menyusun jadwal
5. Lesu menurun aktivitas dan istirahat
4. Anjurkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat

L.09093
7. Ansietas ( D.0080 ) Tujuan : I.09314
Setelah dilakukan OBSERVASI :
askep selama 1x 24 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
jam diharapkan berubah ( mis,kondisi,waktu,stressor )
tingkat ansietas 2. Identifikasi kemampuan mengambil
menurun keputusan
Kriteria hasil : 3. Monitor tanda tanda ansietas
1. Verbalisasi TERAPEUTIK :
kebingungan 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menurun menumbuhkan kepercayaan
2. Verbalisasi 2. Temani pasien untuk mengurangi
khawatir akibat kecemasan
kondisi yang di 3. Pahami situasi yang membuat
hadapi menurun ansietas
3. Perilaku gelisah EDUKASI
menurun 1. Jelaskan prosedur termaksuk sensasi
4. Perilaku tegang yang mungkin dialami
menurun 2. Informasikan secara faktual
5. Konsentrasi mengenai diagnosis,pengobatan,dan
membaik prognosis
6. Pola tidur 3. Anjurkan mengungkapkan perasaan
membaik dan persepsi
7. Kontak mata 4. Latih teknik relaksasi
membaik KOLABORASI
8. Pola berekmih 1. Kolaborasi pemberian obat
membaik antiansietas,jika perlu
9. Orientasi
membaik

L.12111
8. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan I.12383
( D.0111 ) askpe selama 3 x24 OBSERVASI
jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan
tingkat kemampuan menerima informasi
pengetahuan 2. Identifikasi faktor faktor yang
meningkat meningkatkan dan menurunkan
Kriteria hasil : motivasi PHBS
1. Perilaku sesuai TERAPEUTIK
anjuran meningkat 1. Sediakan materi dan media penkes
2. Verbalisasi minat 2. Jadwalkan penkes sesuai
dalam belajar kesepakatan
meningkat 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Kemampuan EDUKASI
menjelaskan 1. Jelaskan faktor resiko yang dapat
pengetahuan mempengaruhi kesehatan
tentang topik 2. Ajarkan PHBS
meningkat 3. Ajarkan strategi yang dapat
4. Persepsi tentang digunakan untuk meningkatkan PHBS
masalah yang
dihadapi menurun
5. Persepsi yang
keliru terhadap
masalah menurun

Anda mungkin juga menyukai