Anda di halaman 1dari 19

PENYAKIT

TINEA UNGUIUM

DENDI PUTRI RATNA


RAVI VABRIKA
KURNIAWAN SARI
Tinea unguium
DEFINISI
Tinea unguium adalah dermatofitosis pada kuku.
Penyakit ini biasanya menyertai tinea pedis atau
tiinea manus. Keluhan penderita adalah kuku menjadi
rusak dan warnanya menjadi suram. Bergantung
penyebabnya, destruksi kuku dapat dimulai dari
distal, lateral ataupun keseluruhan. Bila disertai
paronikia, sekitar kuku akan terasa nyeri dan gatal.
Pada umumnya tinea unguium akan berlangsung kronik
dan sukar penyembuhannya
Tinea unguium dibagi dalam
3 bentuk klinis

Bentuk subungual distalis

Bentuk leukonikia trikofita

Bentuk subungual proksimal


PATOFISOLOGI
Didukung dengan faktor predisposisi infeksi jamur,
seperti bertambahnya usia dengan mobilitas yang
terbatas, imunosupresi, defisit neurologis, dan
kondisi iatrogenik disertai penyakit lain yang
mendasari. Jalur infeksi yang diduga sebagai tempat
dermatofit untuk menginfeksi pejamu ialah melalui
kulit yang terluka misalnya : luka gores atau luka
bakar
PEMERIKSA
PENUNJANG

KOH
LAMPU
(potassium
WOOD
hidroksida)
PENCEGAHAN
Cuci Tangan dan Kaki secara Teratur

Gunting Kuku secara Teratur

Mejaga Kuku untuk Tidak Lembab

Menjaga Kebersihan Pakaian

Memastikan Kebersihan Alat Manicure dan Pedicure


PENGOBATAN
NONFARMAKO
Menjaga kuku agar tetap pendek dan menipiskan
bagian kuku yang menebal

Menggunakan gunting kuku yang berbeda untuk


memotong kuku yang terinfeksi

Menjaga kuku agar tidak terluka atau cedera


dengan menggunakan sarung tangan

Jika infeksi jamur terjadi pada kuku kaki, maka perlu


menggunakan sepatu yang pas pada kaki dan menjaga kaki
agar tetap kering dan bersih.
PENGOBATAN
FARMAKO
Mengkonsumsi obat golongan anti jamur yang
diresepkan oleh dokter

Menggunakan obat anti jamur yang berbentu seperti cat


kuku atau kutex pada kuku yang terinfeksi

Menggunakan krim yang megandung obat


golongan anti jamur.
KOMPLIKASI
Infeksi berulang

Kehilangan kuku yang terkena infeksi (secara permanen )

Perubahan warna kuku yang terinfeksi

Penyebaran infeksi ke area lain dari tubuh dan mungkin saja infeksi ini menyebar melalui
peredaran darah

Perkembangan infeksi bakteri pada kulit yang disebut selulitis


PENYIMPANGAN KDM
KONSEP KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
1. Aktivits /Istirahat
Tanda : penurunan kekuatan,tahanan. Keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit . gangguan masaa otot, perubahan tonus.
2. Sirkulasi
Tanda : Hipotensi (syok), penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera, vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan
nadi, kulit putih dan dingin. Takikardia, disritmia, pembentukan edema jaringan.
3. Integritas Ego
Gajala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda : Ansietas, menagis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
4. Eliminasi
Tanda :Haluaran urine menurun/tidak ada selama fase darurat. Warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin,
mengindikasikan kerusakan otot dalam. Diuresis, penurunan bising usus.
5. Makanan/Cairan
Tanda : Edema jaringan umumanoreksia, mual muntah.
6. Neurosensori
Gejala : Area kebas, kesemutan.
Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku, penurunan refleks tendo dalam pada cedera ekstremitas. Aktivitas kejang ( syok
listrik). Laserasi kornel, kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan. Ruptur membran timpani dan paralisis.

7. Pernapasan
Gejala : Terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama.
Tanda : Serak,batuk mengi, partikel karbon dalam sputum, ketidakmampuan menelan sekresi oral, dan sianosis, indikasi
cedera inhalasi. Jalan napas atas stridor/mengi. Bunyi napas : gemericik (edema paru), stridor (edema laringeal), sekret jalan
napas napas dalam (ronki).

8. Keamanan
Tanda : Kulit : umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trombus
mikrovaskuler pada beberapa luka.

9. Penyuluhan/pembelajaran
Pertimbanga DRG menunjukan rerata lama dirawat : tergantung pada beratnya dan terlibatnya sistem organ Rencana
Pemulangan : memerlukan bantuan untuk pengobatan, perawatan luka/bahan, aktivitas perawatan diri, tugas pemeliharaan
rumah, transportasi , keuangan, konsul kejuruan, perubahan susunan rumah atau fasilitas tempat tinggal selain itu rehabilitasi
lama.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik (mis. Abses)
2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan kelembaban1
3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

2.2.3 Perencanaan
1. Diagnosa 1
Tujuan dan kriteria hasil

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1.klien dapat mengontrol nyeri
2. klien dapat respon terhadap pengobatan
3. nyeri klien berkurang
 Intervensi
Observasi
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
• Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
• Identifikasi pengaruh nyeri pada kualits hidup

Terapeutik
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi berman)
• Fasilitas istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan stategi meredakan nyeri

Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
• Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Diagnosa 2

Tujuan dan kriteria hasil:


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapakan gangguan integritas kulit/jaringan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1. Integritas kulit /jaringanyang baik bisa dipertahankan (sensai,elastisitas,temperatur)
2. klien tidak ada luka /lesi pada kulit
3. klien menunjukan pemahaman dalam mencegah terjadinya cedera berulang
4. mampu melindungi kulit/jaringan dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
 Intervensi
Observasi
• Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit/jaringan (mis. Penurunan kelembaban,suhu lingkungan ekstrem)

Terapeutik
• Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
• Lakukan pemijatan pada area penojolan tulang,jika perlu
• Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
• Gunakan produk berbahan petroium atau minyak pada kulit kering
• Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
• Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
• Anjurkan menggunkan pelembab (mis. Lotion, seum)
• Anjurkan minum air yang cukup
• Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
• Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
• Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
• Anjurkan menggunakan tabir surya SPF mininal 30 saat berada di luar rumah
• Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
3. Diangnosa 3
Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan defisit
pengetahuan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1.klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit,kondisi,prognosis dan program pengobatan
2. klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
3. pasie dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
 Intervensi
Kolaborasi
• Indentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
• Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup
bersih dan sehat

Terapeutik
• Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
• Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
• Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
• Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
• Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
• Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
Sekian
Dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai