Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KANKER SERVIK

NAMA KELOMPOK :

YESI LUKI 1830702017

M.RIDHO CHANDRA P 1830702033

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
kata pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kehendak tuhan yang maha esa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayanya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul” Asuhan keperawatan dengan Kanker Servik” adapun
tujuan penulisan makalah ini guna memenuhi tugas dalam mata kuliah
‘maternitas’ dan juga agar mahasiswa dapat mengetahui lebih jelas tentang
kanker servik.

Dalam makalah ini juga tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih


banyak kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam peroses
pengerjaan makalah ini yang penyusun tidak dapat penyusun menyebut nama
satu persatu.

Demikian makalah ini penyusun buat sebagai acuhan lebih lanjut dalam
peroses belajar mengajar dikampus dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semu terutama bagi mahasiswa-mahasiswa jurusan keperawatan.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurnah. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun semngat dari pembaca demi demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucaokan terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
2.1Rumusan Masalah
3.1Tujuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1Konsep Medis
2.1.1 Definisi
2.1.2 Klasifikasi/ Jenis
2.1.3 Etiologi
2.1.4 Manifestasi Klinik
2.1.5 Patofisiologi
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.8 Komplikasi
2.1.9 Pencegahan
2.1.10 Penyimpangan KDM/ Pathway
2.2 Konsep Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.3 Perencanaan Keperawatan
2.2.4 Evaluasi

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan reproduksi yang banyak dialami oleh wanita saat ini
yaitu kanker serviks.
Kanker serviks menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian
wanita diseluruh dunia setelah kanker payudara. Kanker serviks adalah
tumor ganas yang terjadi pada serviks atau leher rahim suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim dan
lingsenggama.
(Notodiharjo 2002 dalam Ria Riksani & Reimediaservis 2016).
Terjadinya kanker serviks diawali pada inveksi lapisan sel–sel serviks.
Sel ini tidak tiba–tiba berubah menjadi sel kanker, tetapi
berkembang secara bertahap karena pangaruh zat–zat yang bersifat
karsinogen (zat pemicu kanker).
Awalnya sel yang normal berubah menjadi sel prakanker, kemudian
menjadi sel kanker.
(Ria Riksani & Reimediaservis 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kanker servik

1.3 Tujuan
Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien kanker servik

BAB 2
TINJAWAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis

2.1.1 Definisi
Terjadinya kanker serviks diawali pada inveksi lapisan sel–sel serviks.
Sel ini tidak tiba–tiba berubah menjadi sel kanker, tetapi berkembang secara
bertahap karena pangaruh zat–zat yang bersifat karsinogen (zat pemicu kanker).
Awalnya sel yang normal berubah menjadi sel prakanker, kemudian menjadi sel
kanker.

(Ria Riksani & Reimediaservis 2016).efinisi

2.1.2 Klasifikasi

a.Tingkat Kriteria
1.Karsinoma Pra invasive
Stadium 0 : Karsinoma in situ atau karsinoma intra epitela.

Stadium I : Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri


tidak dinilai).
-Stadium I a : Karsinoma serviks preklinis hanya dapat didiagnostik
secara mikroskopis, lesi tidak lebih dari 3 mm atau secara
mikroskopik kedalamannya > 3-5 mm dari epitel basal dan
memanjang tidak lebih dari 7mm.

b.Stadium II : Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar


ke 2/3 bagian atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak
sampai dinding panggul.
-Stadium II a : Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas
dari infiltrat tumor.
c. Stadium III : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke
parametrium sampai dinding panggul.
-Stadium III a : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina namun tidak
sampai ke dinding panggul
d.Stadium IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan
melibatkan mukosa rektum dan atau vesika urinaria (dibuktikan secara
histologi) atau telah bermetastasis keluar panggul atau ketempat yang
jauh.
-Stadium IV a : Telah bermetastasis ke organ sekitar.

2.1.3 Etiologi
a.Infeksi Virus Human Papilloma (HVP)
Faktor resiko dari infeksi HPV adalah factor yang terpenting dalam
timbulnya penyakit kanker serviks ini.
Human Papilloma Virus adalah sekelompok lebih dari 100 virus yang
berhubungan yang dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit,
ditularkan melalui kontak kulit seperti vaginal, anal, atau oral seks.
Virus ini berasal dari familia Papovaridaedan genus Papilloma virus.
Hubungan seks yang tidak aman terutama pada usia muda atau
melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan, memungkinkan
terjadinya infeksi HPV.
Organ reproduksi wanita pada usia remaja (12-20 tahun) sedang aktif
berkembang.
Bila terjadi rangsangan oleh penis/sperma dapat memicu perubahan
sifat sel menjadi tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat
berhubungan seksual dan kemudian terjadi infeksi virus HPV.

b.Seksual yang Berganti-ganti


Dari berbagai penelitian yang dilakukan timbulnya penyakit
kanker serviks berkaitan erat dengan perilaku seksual seperti
mitra seks yang berganti-ganti.
Resiko kanker serviks lebih dari 10 kali bila berhubungan dengan 6
atau lebih mitraseks.
c.Usia Pertama Melakukan Hubungan Seks

Wanita yang melakukan hubungan seks pertama sekali pada umur


dibawah 17 tahun hampir selalu 3x ;lebih mungkin terkena kanker
serviks di usia tuanya. Semakin muda seorang wanita melakukan
hubungan seks maka semakin besar resiko terkena kanker serviks.

d.Merokok
Tembakau atau rokok mengandung bahan-bahan karsinogenik baik
yang dikunyah atau dihisap sebagai rokok atau sigaret.

e.Jumlah Anak
Wanita yang sering melahirkan mempunyai resiko 3-5 x lebih besar
terkena kanker leher rahim.

2.1.4 Manifestasi Klinis


Menurut Sukaca (2009), gejala penderita kanker serviks
diklasifikasikan menjadi dua yaitu gejala pra kanker serviks dan gejala
kanker serviks.

Gejala pra kanker serviks ditandai dengan gejala :


a.Keluar cairan encer dari vagina(keputihan)
b.Pendarahan setelah sanggama yang kemudian dapat berlanjut
menjadi pendarahan yang abnormal.
c.Pada fase invasive dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan,
berbau dan dapat bercampur dengan darah.

muncul gejala-gejala sebagai berikut

a.Pendarahan pada vagina yang tidak normal.


Ditandai dengan pendarahan diantara periode menstruasi yang
regular, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari
biasanya, pendarahan setelah hubungan seksual.
b.Rasa sakit saat berhubungan seksual

c.Bila kanker telah berkembang makin lanjut maka dapat timbul


gejala-gejala seperti penurunan berat badan, nyeri panggul, kelelehan,
berkurangnya nafsu makan, keluar tinja dari vagina

2.2.5 patofisiologi

Serviks mempunyai dua jenis sel epitel yang melapisi nektoserviks


dan endoserviks, yaitu sel epitel kolumner dan sel epitel
squamosa yang disatukan oleh Sambungan Squamosa Kolumner
(SSK).Proses metaplasia adalah proses pergantian epitel kolumner dan
squamosa. Epitel kolumner akan digantikan oleh squamosa baru
sehingga SSK akan berubah menjadi Sambunga SquamosaSquamosa
(SSS)/ squamosa berlapis.

Pada awalnya metaplasia berlangsung fisiologis Namun dengan


adanya mutagen dari agen yang ditularkan melalui hubungan seksual
seperti sperma, virus herpes simplek tipe II, maka yang semula
fisiologis berubah menjadi displasia. Displasia merupakan
karakteristik konstitusional sel seperti potensi untuk menjadi ganas
1.CIN I : Displasia ringan, terjadi di epitel basal lapisan ketiga,
perubahan sitoplasmik
terjadi di atas sel epitel kedua dan ketiga.
2.CIN II : Displasia sedang, perubahan ditemukan pada epitel yang
lebih rendah dan
pertengahan, perubahan sitoplasmik terjadi di atas sel epitel ketiga.
3.CIN III : Displasia berat, terjadi perubahan nucleus, termasuk pada
semua lapis sel
epitel, diferensiasi sel minimal dan karsinoma insitui

2.1.6 pemeriksaan penunjang

a.Sitologi
Pemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous ( tes PAP )
sangat bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini, tingkat
ketelitiannya
melebihi 90% bila dilakukan dengan baik. Sitologi adalah cara
Skriningsel - sel serviks yang tampak sehat dan tanpa gejala untuk
kemudiandiseleksi. Kanker hanya dapat didiagnosis secara histologik.

b.Kolposkopi

Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan


kolposkopi,suatu alat yang dapat disamakan dengan sebuah mikroskop
bertenagarendah dengan sumber cahaya didalamnya ( pembesaran 6 -
40 kali ).Kalau pemeriksaan sitologi menilai perubahan morfologi sel
- sel yangmengalami eksfoliasi, maka kolposkopi menilai perubahan
pola epiteldan vascular serviks yangmencerminkan perubahan
biokimia danperubahan metabolik yang terjadi di jaringan serviks.

c.BiopsiBiopsi
dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem saraf pusat )terlihat
seluruhnyadengan kolposkopi.Jika SSP tidak terlihatseluruhnya atau
hanya terlihatsebagian kelainan didalam kanalisserviskalis tidak dapat
dinilai, maka contoh jaringan diambil secarakonisasi

2.1.7 penatalaksanaan
1.Pembedahan
Histerektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang bertujuan
untuk mengangkat uterus dan serviks (total) ataupun salah satunya
(subtotal). Biasanya dilakukan pada stadium klinik IA sampai IIA
(klasifikasi FIGO)
2.Terapi penyinaran (radioterapi)
Terapi radiasi bertujuan untuk merusak sel tumor pada serviks serta
mematikan parametrial dan nodus limpa pada pelvik. Kanker serviks
stadium II B, III, IV sebaiknya diobati dengan radiasi.

2.1.8 komplikasi

 Vagina kering.
 menstruasi berhenti atau tidak teratur.
 Kehilangan selera seksual.
 Sensasi rasa panas dan berkeringat (hot flushes).
 Berkeringat berlebihan, meski di malam hari.
 Kehilangan kemampuan menahan urine, sehingga bisa
menyebabkan buang air kecil tanpa disengaja saat batuk atau bersin;
kondisi ini dikenal sebagai inkontinensia urine.
 Penipisan tulang yang bisa menyebabkan osteoporosis atau tulang
rapuh

2.1.9 pencegahan

 Berhubungan seks secara aman. Gunakan kondom dan hindari


berhubungan seksual dengan berganti pasangan.
 Menerima vaksin HPV. Vaksin HPV dapat diberikan pada wanita
usia 9-26 tahun. Vaksin ini akan lebih efektif bila diberikan sebelum
aktif secara seksual.
 Merokok Rutin menjalani pap smear. Menjalani pap smear secara
rutin berdasarkan usia membuat kondisi serviks selalu terpantau.
Sehingga bila terdapat kanker, akan lebih mudah ditangani sebelum
berkembang lebih lanjut.

2.1.10 pathway

ca servik
pisikologis infeksi pengobatan

eksternal radiasi

kurang keputihan

pengetahuan brelebih kulit merah kering

nyeri gangguan integritas kulit

cemas

perdarahan saat
berhubungan suami istri

pola seksual tidak efektif

2.1 konsep keperawatan


2.2.1 pengkajian
a. Biodata

1) Identitas Pasien
a) Nama : Ny. H
b) Umur : 37 Tahun
c) Pendidikan : SMA
d) Agama : Islam
e) Pekerjaan : Ibu rumah tangga
f) Alamat : Jl. Kelinci,Tipulu
g) Tanggal masuk : 30 Juni 2018
h) No RM : 53 – 19 – 88
i) Diagnosa medis : Kanker Serviks
j) Tanggal pengkajian : 02 Juli 2018

2) Penanggung jawab
a) Nama : Tn. S
b) Usia : 41 tahun
c) Pekerjaan : Wiraswasta
d) Hubungan dengan klien : Suami

b. Riwayat kesehatan
1) Alasan kunjungan ke rumah sakit :
Keluar darah dari jalan lahir sejak 3 Minggu yang lalu2) Keluhan utama
saat ini :
2) Keluhan utama saat ini :
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 02 Juli 2018 pasien
mengatakan perdarahan sudah mulai berkurang, sering merasa mual
dan ingin muntah, tidak nafsu makan , kurang minum, tubuh terasa
lemah dan mudah lelah. Keluarga mengatakan setiap makan pasien
tidak menghabiskan setengah porsi dari satu porsi makanan yang
diberikan Pasien mengatakan berat badan sebelum sakit 47 Kg.
3) Riwayat perjalanan penyakit
Pasien masuk Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Kota Kendari
pada hari Sabtu Sabtu 30 Juni 2018 pukul 19.45 melalui IGD dengan
keluahan keluar darah dari jalan lahir yang dialami sejak tiga minggu
yang lalu. Sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan keluar
darah dari jalan lahir yang terjadi secara terus menerus selama tiga
minggu. Sebelum terjadi perdarahan tersebut pasien mengalami
keputihan yang tidak biasa dialami yaitu terasa gatal dan berbau
busuk.

4) Riwayat kesehatan lalu


Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah sakit,
dan tidak ada alergi terhadap obat – oatan dan makanan tertentu
5) Riwayat obstetric
a) Riwayat menstruasi
(1) Menarche : 14 Tahun
(2) Banyaknya : Tidak menentu
(3) Siklus : Tidak teratur
(4) Lamanya : 4 – 5 hari

Keadaan kesehatan umum


1) Keadaan umum : lemah
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 100 / 80 b)
Suhu : 36,5℃ c)
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20 x/ menit
Tinggi badan dan berat badan
a) Tinggi badan : 156 Cm
b) Berat badan : 42 Kg
c) IMT : BB(kg)/TB(m)2 = 42/(2,43)2 = 17,28 ( Kurus )
Lingkar pergelangan tangan
a) Lingkar lengan atas : 20 cm
b) Lipat kulit trisep : 15 cm

Pemeriksaan fisik

1) Kepala Pada saat pengkajian nampak tidak ada benjolan, distribusi


rambut mudah rontok, kulit kepala kotor, dan tidak ada nyeri tekan

2) Mata Berdasarkan pengkajian nampak kelopk mata normal, sclera


tidak ikterik, konjungtiva anemis, reaksi pupil isokor, tidak ada
gangguan penglihatan.

3) Telinga Berdasarkan pengkajian kemampuan pendengaran pasien


baik, tidak memakai alat bantu, tidak ada tanda – tanda infeksi.

4) Hidung dan sinus Berdasarkan pengkajian bentuk hidung simetris,


fungsi penciuman baik, tidak ada dan tidak perdarahan

5) Mulut dan tenggorokan Berdasarkan pengkajian Nampak mukosa


bibir kering, pucat,Nampak gigi berkaries, Nampak gusi berdarah,
pasien mengatakan kadang merasa sakit saat mengunyah dan menelan.

6) Leher Berdasarkan pengkajian pengkajian Nampak tidak ada


massa,dan tidak ada pembesaran limfe,tidak ada tekanan vena
jugularis.
7) Payudara Berdasarkan pengkajian Nampak keadaan aroela mamae
normal, tidak ada nyeri tekan

8) Dada dan paru – paru Berdasarkan pengkajian bentuk dada normal


simetris antara kiri dan kanan, pengembangan dada normal.

9) Abdomen Berdasarkan pengakajian bentuk abdomen normal,


terdapat nyeri tekan pada region delapan hipogastrium, peristaltic usus

10) Ekstremitas

a) Ekstremitas atas : tonus otot lemah

b) Ekstremitas bawah

0) Ekstremitas

a) Ekstremitas atas : tonus otot lemah

b) Ekstremitas

2.2.2 diagnosa keperawatan

1.nyeri akut b.d agen pencederah fisiologis

2. pola seksual tidak efektif b.d

2. kecemasa b.d kurang pengetahuan tentang prosedur pengobatan

2.2.3 rencana keperawatan

Diagnosa Kriteria hasil intervensi


1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1.identifikasi lokasi nyeri
agen pencedera tindakan keperawatan 2. identifkasi skala nyeri
fisiologis 1X24 jam diharapkan 3. berikan teknik non
nyeri dapat teratasi farmakologi
dengan kritria hasil: 4. fasilitasi istirahat dan
keluhan nyeri berkurang tidur

2. Pola seksual tidak Setelah dilakukan 1. Identifikasi


efektif b.d tindakan keperawatan kesiapan dan
hambatan selama 1X24 jam kemampuan
hubungan dengan diharapakan masalah menerima
pasangan pola seksual tidak efektif informasi
dapat teratasi dengan 2. Sedikan materi
kriteria hasul: dan mendia
1. Menunjukan pendidikan
pendirian seksual kesehatan
yang jelas 3. Jelaskan
perkembangan
seksualitas

3. Kecemasan b.d Setelah dilakukan 1. Dorong pasien


kurang tindakan keperawatan untuk
pengetahuan selama 1X24 jam mengungkapakan
tentang prosedur diharapakan kecemasan pikiran dan
pengobatan dapata teratasi dengan perasaannnya
kriteria hasil: 2. Beri lingkungan
1. Pasien terbuka dimana
mengangatakan psien merasa
perasaan nyaman
cemasnya hilang 3. Oertahankan
unutuk sering
bicara dengan
pasien

2.2.4 Evaluasi
Evaluasi tindakan yang diberikan. Jika keadaan klien mulai membaik,
hentikan tindakan. Sebaiknya, jika keadaan klien mulai memburuk
intervensi harus mengalami perubahan

BAB 3
KESIMPULAN

1. Kesimpulan
kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal atau
prolifelasi sel-sel yang tidak dapat diatur. Kanker servik adalah
tumor yang tumbuh didalam leher Rahim yang menempel pada
puncak vagina. Kanker servik terjadi jika sel-sel servik terus
membela maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut
tumor yang bersifat jinak atau ganas

2. Saran
Disarankan pada para pembaca khususnya untuk para wanita agar
selalu menjaga kebersihan daerah kewanitaannya selain menjaga
para wanita juga bisa mencegah kanker.

Anda mungkin juga menyukai