DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah“Sistem Kesehatan Nasional” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kebijakan Kesehatan Nasional.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik tulisan
maupun informasi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, kami berterima kasih
kepada Ibu dr. Hilda, M.Kes atas bimbingannya dalam menulis dan menyusun
makalah ini, sehingga penulis dapat membuat makalah sesuai dengan kaidah
dalam membuat karya tulis.
Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas
kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf. Terakhir tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……………………………………………… 14
B. Saran …………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka dibentuklah program pembangunan nasional secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari
pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan
upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah.
Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih
menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga
diperlukan pemantapan dan percepatan melalui SKN sebagai pengelolaan
kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, antara lain program
pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yang dapat diwujudkan melalui Jampersal.
Terjadinya perubahan lingkungan strategis seperti adanya regulasi
penyelenggaraan kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi perubahan
iklim serta dan upaya percepatan pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs), sehingga diperlukan penyempurnaan dalam pengelolaan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis ambil sebagai dasar dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut.
2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
D. Metode Penulisan
Adapun metode yang penulis gunakan untuk menulis dan menyusun
makalah ini adalah metode studi pustaka yaitu sebuah metode penulisan karya
tulis dengan mencari informasi dari berbagai jenis referensi, mulai dari literatur
buku, internet, televisi, dan jenis referensi lainnya.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Makalah ini diawali dengan halaman judul, kata pengantar, dan
daftar isi.
2. BAB I yang merupakan pendahuluan dibagai menjadi beberapa sub-
bab seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
3. BAB II yang merupakan tinjauan pustaka dibagi menjadi beberapa
sub-bab seperti konsep dasar nutrisi dan anatomi fisiologi sistem
pencernaan.
4. BAB III yang merupakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dibagi menjadi beberapa
tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
dan evaluasi asuhan keperawatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Kesehatan Nasional
4
kepentingan dan harapan rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk
meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat, kepemimpinan, serta
profesionalisme dalam pembangunan kesehatan.
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009
dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan kesehatan baik oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum,
badan usaha, dan lembaga swasta. Tersusunnya SKN ini mempertegas makna
pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia,
memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan
misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
(RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif,
melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu,
meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.
SKN ini merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
1. Asas Sistem Kesehatan Nasional
Sebagaimana dinyatakan dalam Bab I bahwa Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Dengan demikian untuk menjamin efektifitas SKN, maka
setiap pelaku pembangunan kesehatan harus taat pada asas yang menjadi
landasan bagi setiap program dan kegiatan pembangunan kesehatan.
2. Dasar Pembangunan Kesehatan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-
2025, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
5
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dalam Undang-
undang tersebut, dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan mendasarkan pada:
a. Perikemanusian
Pembangunan kesehatan harus berlandaskan pada prinsip
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga kesehatan perlu
berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, dan selalu menerapkan
prinsip perikemanusiaan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
b. Pemberdayaan dan Kemandirian
Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah berperan,
berkewajiban, dan bertanggung-jawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan
lingkungannya. Pembangunan kesehatan harus mampu membangkitkan
dan mendorong peran aktif masyarakat. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan
kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa dan semangat solidaritas sosial
serta gotong-royong.
c. Adil dan Merata
Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa
memandang suku, golongan, agama, dan status sosial ekonominya. Setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan kembang, serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
d. Pengutamaan dan Manfaat
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan perorangan atau golongan.
Upaya kesehatan yang bermutu diselenggarakan dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus lebih
6
mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
3. Dasar Sistem Kesehatan Nasional
7
d. Dukungan Regulasi
Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan regulasi
berupa adanya berbagai peraturan perundangan yang mendukung
penyelenggaraan SKN dan penerapannya (law enforcement).
e. Antisipatif dan Pro Aktif
Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus mampu melakukan
antisipasi atas perubahan yang akan terjadi, yang di dasarkan pada
pengalaman masa lalu atau pengalaman yang terjadi di negara lain.
Dengan mengacu pada antisipasi tersebut, pelaku pembangunan kesehatan
perlu lebih proaktif terhadap perubahan lingkungan strategis baik yang
bersifat internal maupun eksternal.
f. Responsif Gender
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan rencana
kebijakan dan program serta dalam pelaksanaan program kesehatan harus
menerapkan kesetaraan dan keadilan gender. Kesetaraan gender dalam
pembangunan kesehatan adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai
manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan kesehatan serta kesamaan dalam memperoleh manfaat
pembangunan kesehatan. Keadilan gender adalah suatu proses untuk
menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan dalam pembangunan
kesehatan.
g. Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan
menggunakan potensi daerah yang secara positif dapat meningkatkan hasil
guna dan daya guna pembangunan kesehatan, yang dapat diukur secara
kuantitatif dari meningkatnya peran serta masyarakat dan secara kualitatif
dari meningkatnya kualitas hidup jasmani dan rohani. Dengan demikian
kebijakan pembangunan daerah di bidang kesehatan harus sejalan dengan
SKN, walaupun dalam prakteknya, dapat disesuaikan dengan potensi dan
8
kondisi serta kebutuhan masyarakat di daerah terutama dalam penyediaan
pelayanan kesehatan dasar bagi rakyat.
4. Landasan Sistem Kesehatan Nasional
9
c. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan
pembangunan kesehatan.
1. SKN 1982
Dasar hukum SKN Tahun 1982 adalah KEPMENKES Nomor
99a/MENKES/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.
2. SKN 2004
Dasar hukum SKN Tahun 2004 adalah KEPMENKES Nomor
131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional
3. SKN 2009
Dasar hukum SKN Tahun 2009 adalah KEPMENKES RI Nomor
374/MENKES/SK/V/2009, serta UU 36 tahun 2009 Pasal 167 (4)
tentang Kesehatan;
4. SKN 2012
Dasar hukum SKN Tahun 2012 adalah PERPRES Nomor 72 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) 2005-
2025. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
10
Tahun 2005-2025 merupakan arah pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan ( RPJP-K)
2005-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun
2005-2025 dan SKN merupakan dokumen kebijakan pembangunan
kesehatan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
11
Nasional (SKN) 2009 yang disempurnakan ini diharapkan mampu menjawab dan
merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan di masa kini maupun di
masa yang akan datang. Adanya SKN yang disempurnakan tersebut menjadi
sangat penting kedudukannya mengingat penyelenggaraan pembangunan
kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan kompleksitas
perkembangan demokrasi, desentralisasi, dan globalisasi serta tantangan lainnya
yang juga semakin berat, cepat berubah dan, sering tidak menentu.
1. Pelaku Penyelenggara Sistem Kesehatan Nasional
Pelaku penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah:
a. Individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi tokoh masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat, media massa, organisasi profesi,
akademisi, praktisi, serta masyarakat luas termasuk swasta, yang
berperan dalam advokasi, pengawasan sosial, dan penyelenggaraan
berbagai pelayanan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan
kemampuan masing-masing;
b. Pemerintah, baik Pemerintah maupun Pemerintah Daerah berperan
sebagai penanggungjawab, penggerak, pelaksana, dan pembina
pembangunan kesehatan dalam lingkup wilayah kerja dan kewenangan
masing-masing. Untuk Pemerintah, peranan tersebut ditambah dengan
menetapkan kebijakan, standar, prosedur, dan kriteria yang digunakan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
daerah;
c. Badan Legislatif, baik di pusat maupun di daerah, yang berperan
melakukan persetujuan anggaran dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, melalui penyusunan produk-
produk hukum dan mekanisme kemitraan antara eksekutif dan legislatif;
d. Badan Yudikatif, termasuk kepolisian, kejaksaan dan kehakiman
berperan menegakan pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang kesehatan;
e. Sektor swasta yang memiliki atau mengembangkan industri kesehatan
seperti industri farmasi, alat-alat kesehatan, jamu, makanan sehat,
12
asuransi kesehatan, dan industri pada umumnya. Industri pada
umumnya berperan besar dalam memungut iuran dari para pekerja dan
menambah iuran yang menjadi kewajibannya;
f. Lembaga pendidikan, baik pada tingkat sekolah dasar sampai tingkat
perguruan tinggi, baik milik publik maupun swasta. Sebagian besar
masalah kesehatan berhubungan dengan perilaku dan pemahaman.
Pendidikan memegang kunci untuk menyadarkan masyarakat akan
berbagai risiko kesehatan dan peran masyarakat dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya
bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945. Sistem Kesehatan
Nasional terus menerus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika yang
terjadi di masyarakat. Seperti yang telah kami jelaskan pada latar belakang di
atas bahwa SKN ditetapkan pertama kali pada tahun 1982. Lalu pada tahun 2004
terdapat SKN 2004 sebagai pengganti SKN 1982. SKN 2004 ini kemudian
diganti dengan SKN 2009 hingga akhirnya SKN 2009 ini dimutakhirkan
menjadi SKN 2012. Penyusunan SKN tersebut mengacu pada dasar-dasar
hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
B. Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, maka para pembaca maupun
penulis sendiri dapat lebih memahami mengenai sistem kesehatan nasional yang
berlaku di Indonesia dan dapat menerapkannya dalam pelaksanaan kebijakan
kesehatan di Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Kesehatan Nasional diakses pada tanggal 10 Januari 2019 pada pukul
12.15 WITA
(https://www.google.co.id/search?q=sistem+kesehatan+nasional&oq=sistem+ke
sehatan&aqs=chrome.1.69i57j0l5.7124j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8)
Sistem Kesehatan Nasional diakses pada tanggal 10 Januari 2019 pada pukul
12.21 WITA (https://kebijakankesehatanindonesia.net/20-sistem-kesehatan/79-
Memahami-Sistem-Kesehatan)
Sistem Kesehatan Nasional diakses pada tanggal 10 Januari 2019 pada pukul
12.45 WITA (https://www.slideshare.net/erwinhandi/sistem-kesehatannasional)
15