Anda di halaman 1dari 18

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

MATA KULIAH KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

1. ASMA FHARA FADILLA NIM: P07220218004


2. DYAH AYU WIDYANINGSIH NIM: P07220218005
3. ENJELITA SIMALANGO NIM: P07220218006
4. TRIANA WULANDARI NIM: P07220218035
5. WAFIQ AURELIA NOVANY NIM: P07220218036
6. WILLY BUDIMAN MARBUN NIM: P07220218037

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah“Sistem Kesehatan Nasional” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kebijakan Kesehatan Nasional.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik tulisan
maupun informasi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, kami berterima kasih
kepada Ibu dr. Hilda, M.Kes atas bimbingannya dalam menulis dan menyusun
makalah ini, sehingga penulis dapat membuat makalah sesuai dengan kaidah
dalam membuat karya tulis.

Walaupun makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, kami


sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas
kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf. Terakhir tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih.

Samarinda, 10 Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Cover …………………………………………………. i

Halaman Judul …………………………………………………... ii

Kata Pengantar …………………………………………………... iii

Daftar Isi ………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………….. 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………… 3
D. Metode Penulisan ………………………………………... 3
E. Sistematika Penulisan ……………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Kesehatan Nasional……………………………….. 4


B. Perkembangan Sistem Kesehatan Nasional………………. 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………… 14
B. Saran …………………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan hak asasi manusia sekaligus investasi dalam


pembangunan bangsa. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilakukan secara
menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Kesehatan mempunyai peranan besar dalam
meningkatkan derajat hidup masyarakat, maka dari itu semua negara berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Pelayanan
kesehatan berarti setiap upaya yang sendiri atau bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok ataupun
masyarakat.
Di Indonesia sendiri pembangunan kesehatan secara berkesinambungan
telah dimulai sejak dicanangkannya Rencana Pembangunan Lima Tahun I pada
tahun 1969 yang secara nyata telah berhasil mengembangkan berbagai sumber
daya kesehatan, serta melaksanakan upaya kesehatan yang berdampak pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang
memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. Sistem Kesehatan adalah
suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang
menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara
dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia
maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem
kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya.
Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak tahun 1982
yaitu ketika Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen system kesehatan di
Indonesia yang disebut Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Penyusunan dokumen
tersebut didasarkan pada tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai dengan

1
Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka dibentuklah program pembangunan nasional secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari
pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan
upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah.
Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih
menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga
diperlukan pemantapan dan percepatan melalui SKN sebagai pengelolaan
kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, antara lain program
pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yang dapat diwujudkan melalui Jampersal.
Terjadinya perubahan lingkungan strategis seperti adanya regulasi
penyelenggaraan kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi perubahan
iklim serta dan upaya percepatan pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs), sehingga diperlukan penyempurnaan dalam pengelolaan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis ambil sebagai dasar dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut.

“Bagaimana kebijakan kesehatan Indonesia yang didasarkan pada Sistem


Kesehatan Nasional?”

2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui sistem kesehatan nasional yang berlaku di Indonesia.


2. Untuk memahami beberapa kebijakan kesehatan Indonesia yang
didasarkan pada sistem kesehatan nasional.

D. Metode Penulisan
Adapun metode yang penulis gunakan untuk menulis dan menyusun
makalah ini adalah metode studi pustaka yaitu sebuah metode penulisan karya
tulis dengan mencari informasi dari berbagai jenis referensi, mulai dari literatur
buku, internet, televisi, dan jenis referensi lainnya.

E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Makalah ini diawali dengan halaman judul, kata pengantar, dan
daftar isi.
2. BAB I yang merupakan pendahuluan dibagai menjadi beberapa sub-
bab seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
3. BAB II yang merupakan tinjauan pustaka dibagi menjadi beberapa
sub-bab seperti konsep dasar nutrisi dan anatomi fisiologi sistem
pencernaan.
4. BAB III yang merupakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dibagi menjadi beberapa
tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
dan evaluasi asuhan keperawatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Kesehatan Nasional

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan


dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Sistem Kesehatan Nasional
adalah Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen
bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya
bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945. Pengelolaan
kesehatan adalah proses atau cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan
melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan, manajemen, informasi dan regulasi kesehatan serta
pemberdayaan masyarakat. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis. SKN perlu dilaksanakan dalam konteks pembangunan kesehatan
secara keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, antara lain
kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi
kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan
tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. SKN disusun
dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar
(primary health care) yang meliputi cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan
merata, pemberian pelayanan kesehatan berkualitas yang berpihak kepada

4
kepentingan dan harapan rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk
meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat, kepemimpinan, serta
profesionalisme dalam pembangunan kesehatan.
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009
dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan kesehatan baik oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum,
badan usaha, dan lembaga swasta. Tersusunnya SKN ini mempertegas makna
pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia,
memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan
misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
(RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif,
melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu,
meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.
SKN ini merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
1. Asas Sistem Kesehatan Nasional
Sebagaimana dinyatakan dalam Bab I bahwa Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Dengan demikian untuk menjamin efektifitas SKN, maka
setiap pelaku pembangunan kesehatan harus taat pada asas yang menjadi
landasan bagi setiap program dan kegiatan pembangunan kesehatan.
2. Dasar Pembangunan Kesehatan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-
2025, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

5
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dalam Undang-
undang tersebut, dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan mendasarkan pada:
a. Perikemanusian
Pembangunan kesehatan harus berlandaskan pada prinsip
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga kesehatan perlu
berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, dan selalu menerapkan
prinsip perikemanusiaan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
b. Pemberdayaan dan Kemandirian
Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah berperan,
berkewajiban, dan bertanggung-jawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan
lingkungannya. Pembangunan kesehatan harus mampu membangkitkan
dan mendorong peran aktif masyarakat. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan
kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa dan semangat solidaritas sosial
serta gotong-royong.
c. Adil dan Merata
Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa
memandang suku, golongan, agama, dan status sosial ekonominya. Setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan kembang, serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
d. Pengutamaan dan Manfaat
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan perorangan atau golongan.
Upaya kesehatan yang bermutu diselenggarakan dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus lebih

6
mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
3. Dasar Sistem Kesehatan Nasional

Dalam penyelenggaraan, SKN perlu mengacu pada dasar-dasar


sebagai berikut:
a. Hak Asasi Manusia (HAM)
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945, yaitu untuk meningkatkan kecerdasan bangsa
dan kesejahteraan rakyat, maka setiap penyelenggaraan SKN berdasarkan
pada prinsip hak asasi manusia. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H
ayat 1 antara lain menggariskan bahwa setiap rakyat berhak atas pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya tanpa membedakan suku, golongan, agama, jenis
kelamin, dan status sosial ekonomi. Setiap anak dan perempuan berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
b. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai
tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan
Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun
dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN. Dengan tatanan ini, maka
sistem atau seluruh sektor terkait, seperti pembangunan prasarana,
keuangan dan pendidikan perlu berperan bersama dengan sektor kesehatan
untuk mencapai tujuan nasional.
c. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi,
dukungan, dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan
tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (good
governance). Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis,
berkepastian hukum, terbuka (transparan), rasional, profesional, serta
bertanggung-jawab dan bertanggung-gugat (akuntabel).

7
d. Dukungan Regulasi
Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan regulasi
berupa adanya berbagai peraturan perundangan yang mendukung
penyelenggaraan SKN dan penerapannya (law enforcement).
e. Antisipatif dan Pro Aktif
Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus mampu melakukan
antisipasi atas perubahan yang akan terjadi, yang di dasarkan pada
pengalaman masa lalu atau pengalaman yang terjadi di negara lain.
Dengan mengacu pada antisipasi tersebut, pelaku pembangunan kesehatan
perlu lebih proaktif terhadap perubahan lingkungan strategis baik yang
bersifat internal maupun eksternal.
f. Responsif Gender
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan rencana
kebijakan dan program serta dalam pelaksanaan program kesehatan harus
menerapkan kesetaraan dan keadilan gender. Kesetaraan gender dalam
pembangunan kesehatan adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai
manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan kesehatan serta kesamaan dalam memperoleh manfaat
pembangunan kesehatan. Keadilan gender adalah suatu proses untuk
menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan dalam pembangunan
kesehatan.
g. Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan
menggunakan potensi daerah yang secara positif dapat meningkatkan hasil
guna dan daya guna pembangunan kesehatan, yang dapat diukur secara
kuantitatif dari meningkatnya peran serta masyarakat dan secara kualitatif
dari meningkatnya kualitas hidup jasmani dan rohani. Dengan demikian
kebijakan pembangunan daerah di bidang kesehatan harus sejalan dengan
SKN, walaupun dalam prakteknya, dapat disesuaikan dengan potensi dan

8
kondisi serta kebutuhan masyarakat di daerah terutama dalam penyediaan
pelayanan kesehatan dasar bagi rakyat.
4. Landasan Sistem Kesehatan Nasional

a. Landasan idiil yaitu Pancasila.

b. Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945,

o Pasal 28A ”Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak


mempertahankan hidup dan kehidupannya”,
o Pasal 28B ayat (2) ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.”,
o Pasal 28C ayat (1) ”Setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia”,
o Pasal 28H ayat (1) ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”,
o Pasal 28H ayat (3) ”Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat”,
o Pasal 34 ayat (2) ”Negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”,
o Pasal 34 ayat (3) ”Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak”.

9
c. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan
pembangunan kesehatan.

5. Dasar Hukum Sistem Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional terus menerus mengalami perubahan


sesuai dengan dinamika yang terjadi di masyarakat. Seperti yang telah
kami jelaskan pada latar belakang di atas bahwa SKN ditetapkan pertama
kali pada tahun 1982. Lalu pada tahun 2004 terdapat SKN 2004 sebagai
pengganti SKN 1982. SKN 2004 ini kemudian diganti dengan SKN 2009
hingga akhirnya SKN 2009 ini dimutakhirkan menjadi SKN 2012.
Penyusunan SKN tersebut mengacu pada dasar-dasar hukum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain:

1. SKN 1982
Dasar hukum SKN Tahun 1982 adalah KEPMENKES Nomor
99a/MENKES/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.
2. SKN 2004
Dasar hukum SKN Tahun 2004 adalah KEPMENKES Nomor
131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional
3. SKN 2009
Dasar hukum SKN Tahun 2009 adalah KEPMENKES RI Nomor
374/MENKES/SK/V/2009, serta UU 36 tahun 2009 Pasal 167 (4)
tentang Kesehatan;
4. SKN 2012
Dasar hukum SKN Tahun 2012 adalah PERPRES Nomor 72 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) 2005-
2025. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan

10
Tahun 2005-2025 merupakan arah pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan ( RPJP-K)
2005-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun
2005-2025 dan SKN merupakan dokumen kebijakan pembangunan
kesehatan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.

B. Perkembangan Sistem Kesehatan Nasional


Pertama kali disusun pada tahun 1982 yangdisebut “Sistem Kesehatan
Nasional 1982 (disyahkan dengan KEPMENKES No.99a/Men.Kes/SK/III/1982).
SKN adalah suatu tatanan yang mencerminkanupaya bangsa indonesia
meningkatkan kemampuanmencapai derajat kesehatan optimal (SKN 1982)
Sesuai dengan tuntutan reformasidisempurnakan pada tahun 2004 disebut
Sistem Kesehatan Nasional 2004)(disyahkan dengan KEPMENKES RI
No.131/Men.Kes/SK/II/2004). SKN adalah suatu tatanan yang
menghimpunberbagai upaya bangsa Indonesia secara terpadudan saling
mendukung guna menjamin tercapainyaderajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umumseperti dimaksud
dalam Pembukaan UUD 1945(SKN, 2004)
Subsistem Upaya (Pelayanan) Kesehatan tahun 2004 diartikan sebagai
tatanan yg menghimpun berbagaiupaya (pelayanan) kesehatan masyarakat(UKM)
dan upaya (pelayanan) kesehatanperorangan (UKP) secara terpadu dansaling
mendukung guna menjamintercapainya derajat kesehatan yg setinggi-tingginya
(SKN, 2004)
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009 sebagai penyempurnaan dari
SKN sebelumnya merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah bersama seluruh elemen bangsa dalam
rangka untuk meningkatkan tercapainya pembangunan kesehatan dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sistim Kesehatan

11
Nasional (SKN) 2009 yang disempurnakan ini diharapkan mampu menjawab dan
merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan di masa kini maupun di
masa yang akan datang. Adanya SKN yang disempurnakan tersebut menjadi
sangat penting kedudukannya mengingat penyelenggaraan pembangunan
kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan kompleksitas
perkembangan demokrasi, desentralisasi, dan globalisasi serta tantangan lainnya
yang juga semakin berat, cepat berubah dan, sering tidak menentu.
1. Pelaku Penyelenggara Sistem Kesehatan Nasional
Pelaku penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah:
a. Individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi tokoh masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat, media massa, organisasi profesi,
akademisi, praktisi, serta masyarakat luas termasuk swasta, yang
berperan dalam advokasi, pengawasan sosial, dan penyelenggaraan
berbagai pelayanan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan
kemampuan masing-masing;
b. Pemerintah, baik Pemerintah maupun Pemerintah Daerah berperan
sebagai penanggungjawab, penggerak, pelaksana, dan pembina
pembangunan kesehatan dalam lingkup wilayah kerja dan kewenangan
masing-masing. Untuk Pemerintah, peranan tersebut ditambah dengan
menetapkan kebijakan, standar, prosedur, dan kriteria yang digunakan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
daerah;
c. Badan Legislatif, baik di pusat maupun di daerah, yang berperan
melakukan persetujuan anggaran dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, melalui penyusunan produk-
produk hukum dan mekanisme kemitraan antara eksekutif dan legislatif;
d. Badan Yudikatif, termasuk kepolisian, kejaksaan dan kehakiman
berperan menegakan pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang kesehatan;
e. Sektor swasta yang memiliki atau mengembangkan industri kesehatan
seperti industri farmasi, alat-alat kesehatan, jamu, makanan sehat,

12
asuransi kesehatan, dan industri pada umumnya. Industri pada
umumnya berperan besar dalam memungut iuran dari para pekerja dan
menambah iuran yang menjadi kewajibannya;
f. Lembaga pendidikan, baik pada tingkat sekolah dasar sampai tingkat
perguruan tinggi, baik milik publik maupun swasta. Sebagian besar
masalah kesehatan berhubungan dengan perilaku dan pemahaman.
Pendidikan memegang kunci untuk menyadarkan masyarakat akan
berbagai risiko kesehatan dan peran masyarakat dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya
bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945. Sistem Kesehatan
Nasional terus menerus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika yang
terjadi di masyarakat. Seperti yang telah kami jelaskan pada latar belakang di
atas bahwa SKN ditetapkan pertama kali pada tahun 1982. Lalu pada tahun 2004
terdapat SKN 2004 sebagai pengganti SKN 1982. SKN 2004 ini kemudian
diganti dengan SKN 2009 hingga akhirnya SKN 2009 ini dimutakhirkan
menjadi SKN 2012. Penyusunan SKN tersebut mengacu pada dasar-dasar
hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

B. Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, maka para pembaca maupun
penulis sendiri dapat lebih memahami mengenai sistem kesehatan nasional yang
berlaku di Indonesia dan dapat menerapkannya dalam pelaksanaan kebijakan
kesehatan di Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

Sistem Kesehatan Nasional diakses pada tanggal 10 Januari 2019 pada pukul
12.15 WITA
(https://www.google.co.id/search?q=sistem+kesehatan+nasional&oq=sistem+ke
sehatan&aqs=chrome.1.69i57j0l5.7124j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8)

Sistem Kesehatan Nasional diakses pada tanggal 10 Januari 2019 pada pukul
12.21 WITA (https://kebijakankesehatanindonesia.net/20-sistem-kesehatan/79-
Memahami-Sistem-Kesehatan)

Sistem Kesehatan Nasional diakses pada tanggal 10 Januari 2019 pada pukul
12.45 WITA (https://www.slideshare.net/erwinhandi/sistem-kesehatannasional)

15

Anda mungkin juga menyukai