Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN KASUS

PADA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

DISUSUN OLEH

MERY KUMALA SITOMPUL P07220218014

NUR AMALIA P07220218024

NUR MUSDALIFAH P07220218025

PRISKA P07220218026

WILLY BUDIMAN P07220218037

WULAN SIH RAHAYU P07220218038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt, karena berkat Rahmat dan atas izin-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Manajemen Kasus Pada Gangguan
Sistem Pencernaan” sebagai makalah mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Makalah ini saya susun berdasarkan referensi dari beberapa buku, media internet dan
berbagai sumber yang kami dapatkan dan saya mencoba menyusun data-data itu
hingga menjadi sebuah makalah yang sederhana ini. Di dalam penyusunan makalah
ini, terdapat sedikit masalah yang kami hadapi. Tetapi berkat bantuan teman teman,
dosen dan internet, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Terima kasih tak terhingga kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan saran dan petunjuk dalam pengerjaan tugas ini. Sehingga kami
mendapatkan suatu pelajaran baik dalam penulisan makalah serta mendapatkan ilmu
pengetahuan tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau pun
untuk teman-teman yang akan melakukan dengan tema yang sama. Kami menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh
dari kata sempurna, karena pengetahuan kami yang kurang luas, oleh karena itu
dengan rendah hati dan tangan terbuka kami mohon segala kritik dan saran sangat
kami harapkan agar dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Sekian dan
terima kasih.

Samarinda, 17 Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1-2
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................................2-3
D. Manfaat...............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................................4
A. Konsep Dasar...................................................................................................4-10
B. Asuhan Keperawatan Gastristis.....................................................................11-18
BAB II PENUTUP.........................................................................................................19
A. Kesimpulan..........................................................................................................19
B. Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan
mahasiswa. Disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola
makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan)
sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan
malas untuk makan.(Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)
dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis
bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi
dan Chron’s Disease.
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter
pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung.
Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan
penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia
terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah
sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi
Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI)
tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia
telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksiHelicobacter
pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa
daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman
pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu
aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau
sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau
lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat
pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups)

1
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan
akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan
tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009).
Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008
mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan
komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic
ulcer.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ?


2. Bagaimana penyebab dari gastritis ?
3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?
4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?
5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?
6. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif?

1.3 TUJUAN

1.3.1 TUJUAN UMUM

Sebagai pedoman mahasiswa untuk mempelajari gangguan system pencernaan


pada tubuh manusia dan pemberihian asuhan keperawatan yang benear mengenai
penyakit Gastritis

1.3.2 TUJUAN KHUSUS

1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis

2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)

3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis

4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik

2
5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita
gastritis

6. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut.

1.4 MANFAAT

1. Mahasiswa mampu memahami gangguan pada system pencernaan


2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tanda dan gejala gangguan
system pencernaan
3. Mahasiswa mampu memberikan Asuhan keperawatan terhadap
penyakit Gastritis dengan benar

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR

2.1.1. ANATOMI FISIOLOGIS

Gaster

Gaster merupakan saluran makanan yang paling dapat mengembang lebih


besar terutama pada epigastrium

Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :

a. Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam


lambung
b. Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah
kiri osteum kardiak biasanya terisi gas
c. Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak
lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
d. Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak
sampai pilorus
e. Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus
ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus inferior
f. Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung
mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus

Fungsi gaster antara lain :

a. Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan


makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung
b. Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua
makan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.
c. Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
d. Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.

4
2.1.2 Definis gastritis

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta


Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749) Gastritis merupakan
keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).

Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada


lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang
di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138).

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh


adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa
perih dan mulas.

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:

1. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung


yang akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit,
mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu
banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk
alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa


lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak
maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni
pada tempat dengan asam lambung yang pekat.

2.1.3 Etiologi

5
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut:

1. Gastritis Akut

 Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti: Obat-obatan


seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat
yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
 Minuman beralkohol
 Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
 Infeksi virus oleh sitomegalovirus
 Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
 Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
 Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah
satu penyebab iritasi mukosa lambung.

2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik,
yaitu:
 infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
Gastritis infeksi Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa
lambung dan memberikan manifestasi peradangan kronik.
Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.
a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu
merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson,
2007).
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin,
2006)
c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
d) Infeksi virus (Wehbi, 2008).
 Gastritis non-infeksi

6
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks
garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin
(Mukherjee, 2009).

2.1.4 Patofisiologi

1. Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.
Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di
lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan
HCI dan NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan
asam lambung . Jika asam lambung meningkat maka akan
meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi
cairan & elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan
terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa
lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini
terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga
terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi
kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel
pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi
intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
perdarahan serta formasi ulser.

7
2.1.5 Manifestasi Klinik
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,
perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia
2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

2.1.6 Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
 Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan
medis terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga
dapat menyebabkan kematian.
 Ulkus, jika prosesnya hebat
 Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum
pylorus.

8
2.1.7 WOC

9
2.1.8 Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik gastritis terbagi menjadi yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik (Mansjoer, 2001):
1. Gastritis akut
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,
merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula
perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian
disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika
dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-
obatan atau bahan kimia tertentu.
2. Gastritis kronik
Bagi sebagian orang gastritis kronis tidak menyebabkan gejala apapun
(Jackson, 2006). Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia,
nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan. Gastritis
kronis yang berkembang secara bertahap biasanya menimbulkan gejala
seperti sakit yang tumpul atau ringan (dull pain) pada perut bagian atas
dan terasa penuh atau kehilangan selera setelah makan beberapa gigitan.

2.1.9 Potensial Komplikasi


terjadinya pendarahan
syok
perforasi
peradangan selaput perut
kanker lambung

2.1.10 Penatalaksanaan
Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi
Berikan terapi antasida dan antibiotik
Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
Berikan analgesik jenis cair topikal

10
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

2.2.1 PENGKAJIAN.

Anamnese meliputi :

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis kelamin :

4. Jenis pekerjaan :

5. Alamat :

6. Suku/bangsa :

7. Agama :

8. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim


mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap
remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit
perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta
memperparah penyakit ini.

9. Riwayat sakit dan kesehatan

a) Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.

b) Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari


gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak
atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah
tersebut.

c) Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan


dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat
pemakaian obat.

10. Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)

11
Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat
nyeri tekan di kwadran epigastrik.

1. B1(breath) : takhipnea

2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,


pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.

3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat


terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.

4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.

5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak


toleran terhadap makanan pedas.

6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

Fokus Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)

2. Sirkulasi

Gejala : kelemahan, berkeringat

Tanda : - hipotensi (termasuk postural)

- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)

- nadi perifer lemah

- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)

- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)

- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status


syok, nyeri akut, respons psikologik)

12
3. Integritas ego

Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),


perasaan tak berdaya.

Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian


menyempit, gemetar, suara gemetar.

4. Eliminasi

Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena


perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan
GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area
gaster.

Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.

Tanda :

- nyeri tekan abdomen, distensi

- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah


perdarahan.

- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-


kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat
terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).

- haluaran urine : menurun, pekat.

5. Makanan / Cairan

Gejala :

- anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi


pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).

- masalah menelan : cegukan

- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah

13
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau
tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).

6. Neurosensi

Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.

Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung


tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada
volume sirkulasi / oksigenasi).

7. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,


perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa
ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan
hilang dengan makan (gastritis akut).

- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung


terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).

- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi


kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang
dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).

- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).

- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan


tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.

Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,


berkeringat, perhatian menyempit.

8. Keamanan

Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA

Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar


(menunjukkan sirosis / hipertensi portal)

14
9. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung


ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan
saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak
berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah
berat.

Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis,


gangguan makan (Mustaqin A., Gangguan Gastrointestinal)

2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.

2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia

4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik

5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit

2.2.3 Intervensi Keperawatan


NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
.

1. Nyeri (akut) berhubungan 1. Puasakan pasien di 1. Mengurangi inflamasi


dengan inflamasi mukosa 6jam pertama, pada mukosa lambung,
lambung. 2. Berikan makanan 2. Dilatasi gaster dapat
lunak sedikit demi terjadi bila pemberian
Tujuan: sedikit dan berikan makanan setelah puasa
Setelah dilakukan minuman hangat, terlalu cepat,
Tindakan keperawatan 3. Atur posisi yang 3. Posisi yang tepat dan
selama 1 x 24 jam nyaman bagi klien. dirasa nyaman oleh klien

15
- Nyeri klien berkurang 4. Ajarkan teknik dapat mengurangi resiko
atau hilang. distraksi dan klien terhadap nyeri.
reklasasi. 4. Dapat membuat klien
- Skala nyeri 0.
5. Kolaborasi dalam jadi lebih baik dan
- Klien dapat relaks. pemberian analgetik. melupakan nyeri.
5. Analgetik dapat
- Keadaan umum klien
memblok reseptor nyeri
baik.
pada susunan saraf pusat.
2. Volume cairan kurang 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan yang
dari kebutuhan tubuh individual. Anjurkan adekuat akan mengurangi
berhubungan dengan klien untuk minum resiko dehidrasi pasien
intake yang tidak adekuat (dewasa : 40-60 2. menunjukkan status
dan output cair yang cc/kg/jam). dehidrasi atau
berlebih (mual dan 2.Awasi tanda-tanda kemungkinan peningkatan
muntah) vital, evaluasi turgor Kebutuhan penggantian
kulit, pengisian cairan.
Tujuan : kapiler dan membran 3. Aktivitas/muntah
Setelah dilakukan mukosa meningkatkan tekanan
tindakan keperawatan 3. Pertahankan tirah intra abdominal dan dapat
1x24jam, masalah baring, mencegah Mencetuskan perdarahan
kekurangan volume muntah dan tegangan lanjut.
cairan pasien dapat pada defekasi 4.Mengganti kehilangan
teratasi. 4. Berikan terapi IV cairan yang hilang dan
line sesuai indikasi Memperbaiki
Kriteria Hasil : 5.Kolaborasi keseimbanngan cairan
Mempertahankan volume pemberian cimetidine segera.
cairan adekuat dengan dan ranitidine 5. Cimetidine dan
dibuktikan oleh mukosa ranitidine berfungsi untuk
bibir lembab, turgor kulit menghambat sekresi asam
baik, pengisian kapiler lambung
berwarna merah muda,
input dan output
seimbang.
3. Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien 1. Menjaga nutrisi tetap

16
kebutuhan tubuh b/d untuk makan sedikit terpenuhi dan mencegah
anorexia demi sedikit dengan terjadinya mual dan
porsi kecil namun muntah yang berlanjut.
Tujuan : sering. 2. Untuk mempermudah
Setelah dilakukan 2. Berikan makanan pasien dalam mengunyah
tindakan keperawatan yang lunak dan makanan.
3x24 jam kebutuhan makanan yang di 3. kebersihan mulut akan
nutrisi pasien dapat sukai pasien/di merangsang nafsu makan
terpenuhi gemari. pasien.
3. lakukan oral higyne 4. Mengetahui status
Kriteria hasil : 2x nutrisi pasien.
- Keadaan umum cukup sehari 5. Mempercepat
-Turgor kulit baik 4. timbang BB pasien pemenuhan kebutuhan
- BB meningkat setiap nutrisi dengan pemberian
- Kesulitan menelan hari dan pantau turgor menu yang tepat sasaran.
berkurang kulit,mukosa bibir dll
5. Konsultasi dengan
tim
ahli gizi dalam
pemberian
menu.

4. Intoleransi aktifitas b/d 1. Observasi sejauh 1. Mengetahui aktivitas


kelemahan fisik mana klien dapat yang dapat dilakukan
melakukan aktivitas. klien.
Tujuan : Klien dapat 2. Berikan lingkungan 2. Menigkatkan istirahat
beraktivitas. yang tenang. klien.
3. Berikan bantuan 3. Membantu bila perlu,
Kriteria hasil : dalam aktivitas. harga diri ditingkatkan
- Klien dapat beraktivitas 4.Jelaskan pentingnya bila klien melakukan
tanpa bantuan, beraktivitas bagi sesuatu sendiri.
- Skala aktivitas 0-1 klien. 4. Klien tahu pentingnya
5. Tingkatkan tirah beraktivitas.
baring atau duduk dan 5.Tirah baring dapat

17
berikan obat sesuai meningkatkan stamina
dengan indikasi tubuh pasien sehinggga
pasien
dapat beraktivitas
kembali.
5. Ansietas b/d perubahan 1. Awasi respon 1. Dapat menjadi
status kesehatan,ancaman fisiologi misalnya: indikator derajat takut
kematian dan nyeri. takipnea, palpitasi, yang dialami pasien,
pusing, sakit kepala, tetapi dapat juga
Tujuan : sensasi kesemutan. berhubungan dengan
Setelah dilakukan 2.Dorong pernyataan kondisi fisik atau status
tindakan keperawatan takut dan ansietas, syok.
1x24jam pasien berikan umpan balik. 2.Membuat hubungan
3. Berikan informasi terapeutik
Kriteria hasil : yang akurat. 3.Melibatkan pasien
-Mengungkapkan 4.Berikan lingkungan dalam rencana asuhan dan
perasaan dan pikirannya yang tenang untuk menurunkan ansietas yang
secara terbuka istirahat. tak perlu tentang
-Melaporkan 5. Dorong orang ketidaktahuan.
berkurangnya terdekat untuk tinggal 4.Memindahkan pasien
dengan pasien. dari stresorluar,
6. Tunjukan teknik meningkatkan relaksasi,
relaksasi. dapat meningkatkan
keterampilan koping.
5.Membantu menurunkan
takut melalui pengalaman
menakutkan menjadi
seorang diri.
6.Belajar cara untuk rileks
dapat membantu
menurunkan takutdan
ansietas
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

18
3.1 SIMPULAN

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang pada daerah tersebut.

Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa


kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya,
peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan
bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi
factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa
obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi
yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara
satu dengan yang lainnya.

3.2 SARAN

Guna penyempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik dan serta
saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.

19
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika

Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta

:EGC
Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :


Gosyen Publising.

Jurnal
Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa nyaman nyeri di
RSUD jombang

Hubungan pola makanan dengan timbulnya gastritis pada pasien di universitas


muhammadiyah malang center (UMC)

Jurnal nyeri gastritis versi wayan supetran

20

Anda mungkin juga menyukai