“GASTRITIS”
OLEH :
FITRAHYANI AHMAD
INDRA AS
KELAS : 2B
KESEHATAN MAKASSAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan Makalah ini, tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
tugas mata kuliah Dietetik Penyakit Infeksi.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Lydia Fanny, DCN,
M.Si selaku dosen mata kuliah Dietetik Penyakit Infeksi. Dan saya juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang
akan datang lebih baik lagi.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
SAMPUL
Kata
Pengantar.....................................................................................................................i
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian ...................................................................................................3
B. ......................................................................................................3
C. ..........................................................................................................3
D.
E.
F.
G.
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gastritis umumnya dikenal dengan istilah sakit “maag” atau nyeri ulu
hati terjadi akibat peradangan pada mukosa lambung yang dapat
mengakibatkan pembengkakan pada mukosa lambung hingga terlepasnya
epitel mukosa supersial yang dapat menjadi penyebab utama pada gangguan
saluran cerna. Pelepasan epitel dapat merangsang untuk timbulnya proses
inflamasi pada lambung ditandai dengan rasa mual dan muntah, nyeri,
perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau sakit kepala. (Sukarmin,
2012)
Sebagian besar masyarakat masih menganggap gastritis sebagai
penyakit yang ringan dan memiliki gejala yang sering banyak orang rasakan,
namun hanya menganggap hal tersebut sebagai hal yang biasa bahkan tidak
melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui pasien terdiagnosis
gastritis atau tidak. Gastritis yang dibiarkan akan bertambah parah dan
menyebabkan asam lambung meningkat kemudian membuat luka atau ulkus
yang sering dikenal sebagai tukak lambung bahkan bisa disertai dengan
muntah darah. Hal ini dapat mengakibatkan fungsi lambung rusak dan dapat
meningkatkan resiko untuk terkena kanker lambung. (Sulastri, dkk 2012)
Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur meliputi
frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan. (Fithra, 2014).
Pola makan yang tidak teratur disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisik dan faktor psikologis. Sedangkan
faktor eksternal meliputi ekonomi, sosial budaya, lingkungan sosial,
pengetahuan, media atau periklanan. (Putri, 2013)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud gastritis?
2. Bahaimana Patologi
3. Patogenesa
4. Gejala
5. Hasil lab
6. Hasil fisik
7. Terapi Digit
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Secara umum, gastritis dibagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan
kronis. Dikatakan gastritis akut ketika peradangan pada lapisan lambung terjadi
secara tiba-tiba. Gastritis akut akan menyebabkan nyeri ulu hati yang hebat, namun
hanya bersifat sementara.
B. Patologi
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling
banyak terutama didaerah epigaster, dan sebagian di sebelah kiri daerah
hipokondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri
berhubungan dengan osofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diapragma
di depan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri. Secara
anatomis lambung terdiri dari :
1. Fundus Fentrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum
kardium dan biasanya penuh berisi gas.
2. Korpus Ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah kurvantura minor.
3. Antrum Pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang
tebal membentuk spinter pilorus.
4. Kurvatura Minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum
lkardiak sampai ke pilorus.
5. Kurvatura Mayor, lebih panjang dari pada kurvantura minor terbentang dari
sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus fentrikuli menuju ke kanan sampai
ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas
kurvatura mayor sampai ke limpa.
6. Osteum Kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomen
masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik(Setiadi,2007).
1) Lapisan longitudinal, yang paling luar terbentang dari esofagus ke bawah dan
terutama melewati kurvatura minor dan mayor.
2) Lapisan otot sirkuler, yang ditengah merupakan lapisan yang paling tebal dan
terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter dan berada dibawah lapisan
pertama.
3) Lapisan oblik, lapisan yang paling dalam merupakan lanjutan lapisan otot sirkuler
esofagus dan paling tebal pada daerah fundus dan terbentang sampai pilorus.
c. Lapisan submukosa
Terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan mukosa dan
lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa bergerak bersama gerakan
peristaltik. Lapisan ini mengandung pleksus saraf dan saluran limfe.
d. Lapisan mukosa
1) Kelenjar kardia, berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini mensekresikan mukus.
2) Kelenjar fundus atau gastrik, terletak di fundus dan pada hampir seluruh korpus
lambung. Kelenjar gastrik memiliki tiga tipe utama sel yaitu :
C. Patogenesa
D. Gejala
Sering bersendawa
Cepat merasa kenyang saat makan
Kehilangan nafsu makan
Perut kembung
Berat badan berkurang
Mual dan muntah
Nyeri ulu hati
Sedangkan pada kasus yang berat, peradangan yang terjadi pada lambung bisa
mengikis lapisan lambung dan menyebabkan luka atau perdarahan pada organ ini.
Jika hal ini terjadi, beberapa gejala yang dapat muncul adalah:
Muntah darah
Tinja berwarna hitam
Pusing
Kram perut
Sesak napas
E. Hasil Lab
F. Hasil Fisik
Umumnya, pemeriksaan fisik pada gastritis adalah normal pada kasus yang
ringan. Pada inspeksi feses penderita gastritis erosif hemoragik akut akan
didapatkan melena. Kadang kala terdapat nyeri tekan ringan daerah epigastrik,
terutama pada keadaan akut.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Helicobacter pylori
Pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi adanya Helicobacter
pylori dapat dilakukan dengan atau tanpa endoskopi. Apabila menggunakan
endoskopi, Helicobacter pylori dapat diidentifikasi melalui tes rapid urease, kultur,
dan deteksi histologis menggunakan sampel biopsi. Sedangkan apabila dilakukan
tanpa endoskopi, identifikasi Helicobacter pylori dapat dilakukan melalui tes
antigen Helicobacter pylori pada feses, urea breath test, dan serum
antibodi terhadap kuman apabila pasien tidak pernah diobati sebelumnya.
2. Pemeriksaan Gastroskopi
Apabila dilakukan pemeriksaan endoskopi melalui gastroskopi akan tampak
lipatan-lipatan gaster yang erosi, kemerahan, dengan penebalan, dan edema.
Apabila terjadi edema yang berat dapat menyebabkan obstruksi jalan keluar gaster
ke duodenum. Bila gastritis sudah berlanjut dan memburuk, ulkus dan perdarahan
dapat terlihat.
3. Pemeriksaan CT Scan, atau MRI
Pada CT Scan atau MRI terdapat 4 tanda radiologis gastritis akut tanpa
menimbang etiologi, yaitu :
a. Lipatan yang tebal: ukuran diameter >5 mm, bila lipatan tebal terdapat pada
pasien yang simptomatik, umumnya ada keterlibatan Helicobacter pylori
b. Nodul-nodul inflamasi pada lapisan mukosa
Hal ini merupakan ciri khas gastritis, yang sering terlihat pada gaster bagian
distal, berbentuk kecil, dengan tepi tak rata, tampak berbaris pada lipatan-
lipatan antrum gaster, dan menghilang ke dalam mukosa sekitarnya
c. Permukaan gaster tampak kasar
d. Permukaan gaster tampak erosi
Gambaran ini merupakan salah satu tanda spesifik gastritis. Erosi dapat
tampak linier atau bergelombang, dapat diiringi edema, terlihat pada atau
dekat dengan kurvatura mayor. Erosi ini dapat tampak jelas terlihat dengan
pemberian zat kontras
G. Terapi digit
Tujuan Diet
Syarat Diet
1. Energi diberikan sesuai kebutuhan, diberikan diet tinggi kalori protein apabila
dalam kondisi status gizi kurang, diet rendah kalori pada kondisi status gizi
obesitas.
2. Protein normal, dapat diberikan tinggi protein dalam status kondisi gizi
kurang atau bergantung pada status katabolik pasien.
3. Lemak diberikan rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
ditingkatkan bertahap sesuai kebutuhan.
4. Rendah serat terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan sesuai
bertahap
5. Cairan cukup terutama jika ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan makanan yang berbumbu tajam baik secara
termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah jika ada gejala intoleransi laktosa.
8. Hindari peppermint dan spearmint.
9. Hindari kondisi serta bahan makanan yang merangsang sama lambug
seperti merokok, alkohol, cokelat, kopi, dan kafein.
10. Kurangi makanan yang menyebabkan tidak nyaman, seperti buah dan jus
asam, produk tomat, makanan berkarbonasi, makanan dengan bumbu yang
terlalu tajam, makanan terlalu tinggi lemak
11. Pada fase akut dapat diberikan nutrisi parenteral selama 24-48 jam untuk
mengistirahatkan lambung.
12. Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan. Diberikan secara
bertahap dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental. makanan saring,
kemudian makanan lunak (kondisi disfagia).
13. mempertahankan selama dan setelah makan, hindari berpakaian terlalu
ketat, hindari tidur setelah makan (makan minimal 2 jam sebelum tidur)
meninggikan posisi kepada sebesar 6 inci jika tidur
14. makan secara perlahan, porsi kecil dengan frekuensi sering.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/2526/2/BAB%20I.pdf
https://www.alodokter.com/gastritis
https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/gastritis
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-hadiharton-6743-2-babii.pdf
https://www.slideshare.net/ameeraffanya/gastritis-dan-gastroeteritis
https://www.alodokter.com/gastritis
dr. Riawati. 2017. Gastritis. Alomedika. Akses 21 April 2021.
https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/gastritis/diagnosis
Persatuan Ahli Gizi Indonesia & asosiasi Dietisien Indonesia. 2019. Penuntun Diet
dan terapi Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG