HOME CARE
”GASTRITIS”
Disusun oleh :
Nama : Nurul Fatimah
Nim : 182432021
Tingkat : 2B
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan GASTRITIS. Laporan
Pendahuluan ini disusun untuk memenuhi tugas Home Care
Laporan Pendahuluan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan
Pendahuluan ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
penyusun
DAFTAR ISI
PENGANTAR.........................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Tujuan...........................................................................................................................
C. Manfaat.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
DaftarPustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai
maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dirasakan sebagai nyeri ulu
hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya sering mual, muntah, rasa penuh, dan
rasa tidak nyaman. Biasanya keluhan yang diajukan penderita tersebut ringan dan dapat
diatasi dengan mengatur makanan, tetapi kadang-kadang dirasakan berat, sehingga ia
terpaksa meminta pertolongan dokter bahkan sampai terpaksa diberi perawatan khusus
(Wardaniati, 2016).
Menurut WHO di Indonesia pada tahun 2012 angka kejadian gastritis mencapai
40,8% pada beberapa daerah dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa
pendududuk. Selain itu pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan kelima
dengan jumlah penderita 218.872 dan kasus kematian 899 orang (Suryono, 2016).
Tingginya angka kejadian gastritis dipengaruhi oleh beberapa faktor secara garis
besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi
dan infeksi.
Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami kekambuhan sehingga
menyebabkan pasien harus berulang kali untuk berobat. Salah satu penyebab
kekambuhan gastritis adalah karena minimnya pengetahuan pasien dalam mencegah
kekambuhan gastritis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut rumusan
masalah makalah:
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi lambung?
2. Apa yang dimaksud gastritis?
3. Bagaimana epidemiologi gastritis?
4. Bagaimana etiologi gastritis?
5. Bagaimana patofisiologi gastritis?
6. Bagaimana gejala gastritis?
7. Apakah terdapat komplikasi gastritis?
C. Manfaat
Mahasiwa mampu memahami penjelasan dari penyakit gastritis juga mampu
memahami asuhan keperawatan yang dilakukan di rumah pasien
BAB II
PEMBAHASAN
3. Etiologi
a. Gastritis Akut
a. Obat analgetik anti inflamasi (aspirin)
b. Bahan kimia (lysol)
c. Merokok
d. Alkohol
e. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma pembedahan, dll
f. Refluks usus lambung
g. Endotoksin
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat,
yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Pembentukan
jaringan parut dapat terjadi, yang mengakibatkan obstruksi pilorus. Gastritis juga
merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.
Faktor yang dapat menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah :
a. Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meningkat
b. Perfusi mukosa lambung terganggu
c. Jumlah asam lambung meningkat
Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan
perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul daerah-daerah infark kecil.
Disamping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Pada gastritis refluks, gastritis karena
bahan kimia, obat, mucosal barier rusak menyebabkan difusi balik ion H + meningkat.
Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat mucosal barier
oleh cairan usus.
b. Gastritis Kronik
a. Pada umumnya belum diketahui
b. Sering dijumpai bersama dengan penyakit lain (anemia penyakit adisson dan
gondok)
c. ulkus lambung kronik atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory)
d. Beberapa peneliti menghubungkan dengan proses imunologi
4. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang
mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang
akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang
berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat
kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner,
mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna.
diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang
mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan
mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat
dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental
dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan
fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta
mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta
formasi ulser.
muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan
iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa
yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga
berkurang.
karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya
menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa
b. Gastritis Kronik
a. Sebagian asimtomatik
b. Nyeri ulu hati
c. Anoreksia
d. Nausea
e. Nyeri seperti ulkus peptik
f. Anemia
g. Nyeri tekan epigastrium
h. Cairan lambung terganggu
i. Aklorhidria
6. Penatalaksanaan
a. Gastritis Akut
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alkohol dan makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik sampai gejala
berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila
perdarahan terjadi, maka penatalaksanaannya serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
a. Untuk menetralisir asam digunakan antasida (mis, aluminium hidroksida) ; untuk
menetral alkali digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
b. Bila korosi luas atau berat, emetic dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative, antasida serta
cairan intravena. Endoskopi fiber-optik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat
mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi.
Gastrojejenostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi
obstruksi pylorus.
b. Gastritis Kronik
Gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan
istirahat, mengurasi stress dan memulai farmakoterapi. H. pylory dapat diatasi
dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut (pepto-
bismol). Pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B 12
yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor intrinsik.
7. Komplikasi
a. Gastritis Akut
a) Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena, dapat
berakhir
b) sebagai syok hemoragik.
c) Terjadi ulkus --> hebat
d) Jarang terjadi perforasi
b. Gastritis Kronik
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas
b. Ulkus
c. Perforasi
d. Anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12
e. Penyempitan daerah antrum pilorus
f. Dihubungkan dengan ca lambung
B. Konsep Keperawatan Penyakit Gastritis
I. Asal Rujukan
Praktik Dokter
RS
Puskesmas
Datang sendiri
Lain-lain
II. Bio Data
a. Nama Pasien : Ny. I
b. Umur : 45 th
c. Pekerjaan : wiraswasta
d. Pendidikan : SLTA sederajat
e. Alamat : jln. Pemuda km 3
f. Tgl masuk :-
g. Tgl keluar :-
h. Kunjungan ke :1
i. Tipe :-
III. Tanda-tanda Vital
1. BP:
Berbaring : mandiri
Duduk :mandiri
Berdiri :mandiri
2. HR: 79x/menit RR: 22x/menit T: 36,8°C TD: 100/80 mmHg
IV. Pemeriksaan Fisik
a. Status Mental
Tingkat kesadaran :
Allert Apatis Somnolent Sopor Koma
Orientasi : klien dan keluarga klien memahami tentang waktu dan
tempat yang telah disepakati dan ditentukan dan
meningkatkan komunikasi dengan baik
e. Cardiopulmonal :
Aritmia : tidak ada
Chest pain : tidak ada
Istirahat aktivitas
Distensi vena jugularis :
Crepitasi : tidak ada
Rales/ronchi : tidak ada
Wheezing : tidak ada
Batuk : tidak ada
Sputum : tidak ada
02 : tidak menggunakan oksigen
edema : tidak ada
f. Gastro intestinal
Nafsu makan : normal
Intake cairan : 4-5 gelas/hari ( ± 1200 cc)
Status nutrisi : baik buruk
Mual/muntah : tidak ada
Nyeri pendarahan : tidak ada
Flatus : normal
Distensi abdomen : tidak ada
Ostomy : stoma keadaan kulit : baik
Diare : tidak ada
Konstipasi :tidak ada
Bising usus : tidak ada
Enteral nutrisi :
NGT
Oral
Jumlah : 1 porsi
Frekuensi : 3x sehari
g. Genitor urinaria
Dysuria/hematuria: tidak ada
Frekuensi : 5 kali sehari
Retensi urine : tidak ada
Inkontinensia urine: tidak ada
Karakteristik urine: urine berwarna kuning dan berbau amoniak
Menggunakan kateter: tidak
Warna : kuning
Bau : amoniak
Jumlah: 1200-1500 cc/hari
Pengeluuaran pada vagina/ penis: normal
h. THT
Dyspagia : tidak ada
Kehilangan pendengaran: tidak ada
Kanan : normal
Kiri : normal
Drainase : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Lai-lain : tidak ada
V. Nyeri
Lokasi : abdomen sebelah kanan
Tingkat nyeri (skala 1-10) : 3
Sebelum makan obat
Sesudah makan obat
P : nyeri terasa saat beraktivitas
Q : nyeri terasa seperti tertusuk
R : nyeri hanya dibagian perut sebelah kanan
S:3
T : nyeri hilang timbul dengan rasa nyeri yang sama
Nyeri akut
Nyeri dan kenyamanan Ds : pasien mengeluh
nyeri dibagian
abdomen sebelah
kanan
Do : - tampak meringis
- Bersikap protektif
- gelisah
DIAGNOSA
Do : - tampak meringis
- Bersikap protektif
- gelisah
PERENCANAAN/INTERVENSI
P : lanjutkan intervensi
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Gastritis adalah peradangan lambung baik lokal atau menyebar pada mukosa
lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan
bakteri atau bahan iritan lain. Umumnya gastritis dibedakan menjadi dua yaitu
gastritis akut dan gastritis kronik.
1.2 Saran
1. Salah satu cara yang baik untuk terhindar atau mencegah terjadinya penyakit
gastrtitis baik yang kronis maupun akut yakni dimulai dari cara hidup sehat dan
selalu memperhatikan konsumsi makanan dan minum kita sehari-hari dan yang
tidak kalah pentingnya selalu memperhatikan kondisi psikologi agar tidak terlalu
banyak fikiran (stres).
2. Apabila telah memiliki riwayat penyakit gastritis baik akut maupun kronis dan telah
terbiasa mengonsumsi obat, hendaknya konsumsi obat juga diperhatikan agar tidak
terjadi peningkatan penyakit dan kembali lagi selalu memperhatikan asupan makan
serta minuman sehari-hari.
3. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hirlan. 2009. Gastritis dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta: InternaPublishing.
Crowin EJ, Schmitz G, Hans L. 2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Fauci AS, Kasper D, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL.
Suryono dan Ratna Dwi Meilani. 2016. Pengetahuan Pasien Dengan Gastritis Tentang
Pencegahan Kekambuhan Gastritis. Kediri: Akademi Keperawatan Pamenang Pare.
Jurnal AKP vol. 7 no. 2.
Tjay, H. T. & Rahardja, K. 2015. Obat-obat Penting; Khasiat, Penggunaan, dan Efek
Sampingnya, Edisi VI, Cetakan Pertama, Elex Media Komputindo, Jakarta.
SDKI. (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia. Jakarta selatan: