OLEH :
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “ Asuhan
Keperawatan Keluarga Gastritis ”
Penulis sangat berharap semoga tugas sederhana ini dapat berguna bagi
pengetahuan penulis sendiri maupun para pembaca.
PENULIS
DAFTAR ISI
ii
Halaman Judul.....................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................3
A. Definisi ......................................................................................3
B. Etiologi .......................................................................................3
C. Klasifikasi ...................................................................................6
D. Manifestasi klinis .......................................................................12
E. Patofisiologi ................................................................................12
F. Penatalaksanaan ..........................................................................13
G. Komplikasi ...............................................................................15
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TBC......................16
A. Pengkajian ...............................................................................16
B. Diagnosa Keperawatan..............................................................24
C. Intervensi keperawatan .............................................................24
D. Implementasi dan Evaluasi .......................................................26
BAB III PENUTUP ............................................................................29
A. Kesimpulan .............................................................................29
B. Saran ........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
badan mudah lelah, serta turunnya sisten imun dalam tubuh terhadap
infeksi sehingga tubuh mudah terserang suatu penyakit.
B. Tujuan penulisan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
B. Etiologi
3
menyebabkan peradangan pada dinding lambung yang
disebut gastritis (Aziz, 2011).
4
menurunkan kemampuan fungsi dinding lambung
(Suratum, 2010).
5
Hashimoto’s disease, Addison’s disease dan diabetes
tipe I. Autoimun gastritis juga berkaitan defisiensi B12
yang dapat membahayakan tubuh (Aziz, 2011).
C. Klasifikasi
a. Gastritis Akut
6
kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada
mukosa muskularis. Penyakit ini dijumpai di klinik,
sebagai akibat efek samping dari pemakaian obat,
sebagai penyulit penyakit-penyakit lain atau karena
sebab yang tidak diketahui. Perjalanan penyakit ini
biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang
dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni
perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita
gastritis akut erosif yang tidak mengalami
pendarahan sering diagnosisnya tidak tercapai.
Untuk menegakkan diagnosis diperlukan
pemeriksaan khusus yang sering dirasakan tidak
sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja.
Diagnosis gastritis akut erosif, ditegakkan dengan
pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa lambung
(Suyono, 2006). Penderita gastritis erosif yang
disebabkan oleh bahan toksik atau korosif dengan
etiologi yang dilakukan pada bahan kimia dan
bahan korosif antara lain HCL, H2SO4, HNO3,
Alkali, NaOH, KOH dan pemeriksaan klinis dapat
ditemukan antara lain mulut, lidah nampak edema,
dyspagia dan nyeri epigastrium, juga ditemukan
tanda yaitu mual, muntah, hipersalivasi,
hiperhidrosis dan diare sampai dehidrasi.
Penatalaksanaan secara umum perhatiakan tanda-
tanda vital, respirasi, turgor dan produksi urine serta
tentukan jenis racun untuk mencari anekdote
(Misnadiarly, 2009).
7
2. Gastritis Akut Hemoragik
b. Gastritis Kronik
8
tetapi hubungan sebab akibat antara keduanya belum
diketahui. Penyakit gastritis kronik menimpa kepada orang
yang mempunyai penyakit gastritis yang tidak
disembuhkan. Awalnya sudah mempunyai penyakit
gastritis dan tidak disembuhkan, maka penyakit gastritis
menjadi kronik dan susah untuk disembuhkan. Gastritis
kronik terjadi infiltrasi sel-sel radang pada lamina propria
dan daerah intra epiteil terutama terdiri dari sel-sel radang
kronik, yaitu limfosit dan sel plasma. Gastritis kronis
didefenisikan secara histologis sebagai peningkatan jumlah
limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung. Derajat
ringan pada gastritis kronis adalah gastritis superfisial
kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar
cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai
kelenjar-kelenjar pada mukosa yang lebih dalam, hal ini
biasanya berhubungan dengan atrofi kelenjar (gastritis
atrofi kronis) dan metaplasia intestinal.
9
Klasifikasi histologi yang sering digunakan pada gastritis
kronik yaitu:
10
kelanjar-kelenjar menurun dan adanya selsel
limfosit. Pemeriksaan klinis, penderita mengalami
epigastrik diskomfort, dyspepsia, lambung rasanya
penuh, nafsu makan menurun, mual, muntah,
anemia peniciosa, defisiensi Fe dan pellagra.
Pengobatan yang harus dijalani adalah istirahat
total, mengkonsumsi makan lunak dan
mengkonsumsi vitamin B12, Fe, dan liver ekstrak
(Misnadiarly, 2009).
11
dihati. Penyebabnya antara lain: infeksi
C.Pylori, gastropati reaktif, autoimun,
adanya tumor pada lambung dan faktor
stress.
D. Manifestasi Klinis
Dyspepsia
Anorreksia
E. Patofisiologi
12
maka terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl akan merusak
mukosa. Kehadiran HCl di mukosa lambung menstimulasi
perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merangsang
pelepasan histamine dari sel mast. Histamine akan
menyebabkan peningkatan pemeabilitas kapiler sehingga
terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke ekstrasel dan
menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul
perdarahan pada lambung. Lambung dapat melakukan
regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan tersebut
menghilang dengan sendirinya
F. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
13
b. Non farmakologi
14
Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral
saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada
lambung.
G. Komplikasi
15
BAB III
A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama : Ny. M
Usia : 34 Tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Katolik
Suku : Medan
Komposisi Keluarga:
Genogram
16
Keterangan:
Laki-laki
Perempuan
Cerai Hidup
Serumah
17
Ny.M mengatakan sering nyeri di bagian ulu hati, pusing dan
mual.
LINGKUNGAN
1. Karakteristik lingkungan
Keluarga Ny.M ada 4 orang yang terdiri dari suami, istri dan 2
orang anak dukungan dari anggota keluarga termasuk sistem
pendukung yang disertai dari fasilitas dari masyarakat
setempat.
STRUKTUR KELUARGA
18
1. Pola komunikasi keluarga
3. Struktur Peran
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosial
19
Keluarga mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam
masyarakat dan menaati norma yang berlaku di masyarakat.
3. Fungsi Reproduksi
4. Fungsi Ekonomi
20
Anggota keluarganya selalu bermusyawarah untuk
menyelesaikan masalah yang ada.
d. Harapan Keluarga
21
kacamata.
5 Ekstremitas atas dan Tn.S, Ny.M, An.D, An.I: Normal dan fungsi
bawah pergerakan baik.
1. Kurang/Tidak sehat
2. Ancaman Kesehatan
Analisa Data
22
Data Masalah Kesehatan Masalah Keperawatan
Keluarga
Subjektif/Objektif
DO:
HR:83x/i
RR:18x/i
T: 37,4 C
DO:
23
Saat ditanya keluarga tidak tahu
apa penyebab masalah
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
24
Ny. M Keluarga mengetahui pelayanan kesehatan. 3. Ajarkan
mengatakan bagaimana cara merawat keluarga
anggota keluarga yang bagaimana cara
sakit di bagian
sakit. Psikomotor: mengkaji skala
ulu hati dan
nyeri untuk
merasa seperti di Keluarga mampu
pencegahan dini.
tusuk-tusuk. merawat anggota
keluarga yang sakit. 4. ajarkan
mengompres
dengan air hangat
saat terasa nyeri.
5. Anjurkan klien
untuk meminum
obat.
6. Menganjurkan
klien untuk tidak
makan-makanan
yang pedas.
25
sering mula, Keluarga mampu 3. Ajarkan pola
sendawa, dan merawat anggota hidup sehat untuk
nafsu makan keluarga yang sakit penderita nyeri
berkurang. gastritis
26
membawa klien ke layanan
kesehatan.
berkurang. Saat
nyeri
terasa klien
melakukan
relaksasi nafas
dalam,
mengompres
dengan
obat.
27
O: Keluarga paham
bagaimana cara
mengkaji nyeri.
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi selesai
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
perdarahan. Bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi
akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh
jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi
atropi sel mukasa lambung.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Smeltzer 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol. 3 Jakarta. EGC
29