Anda di halaman 1dari 58

MASALAH PENELITIAN,

KERANGKA TEORI, KERANGKA


KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN

NS. YOHANA HEPILITA, M.KEP


PENGANTAR
Metode ilmiah atau disebut juga metode penelitian
adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam
mendapatkan pengetahuan. Langkah-langkah sistematis
tersebut meliputi:

 Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah,


 Menyusun kerangka Pemikiran ,

 Merumuskan Hipotesis ,

 Menguji hipotesis , dan

 Menarik kesimpulan .
HUBUNGAN PENELITIAN DAN FILSAFAT
ILMU
 Filsafat ilmu merupakan pengetahuan tentang hakikat kebenaran
suatu ilmu. Filsafat mempelajari akal budi manusia, yang salah
satu cirinya adalah selalu ingin tahu terhadap berbagai hal dan
persoalan yang belum diketahui dan difahaminya. Karena
dorongan ingin tahu itulah, maka manusia selalu mengajukan
berbagai pertanyaan-pertanyaan, seperti apa (what), mengapa
(why), dan bagaimana (how).
 Penelitian keperawatan merupakan suatu kegiatan berulang atau
mencari kembali tentang keperawatan yang didasarkan pada
kebenaran. Sehingga dengan riset, ilmu keperawatan berkembang
terus berdasarkan kebenaran yang ada berbasis fakta (evidence
based).
Syarat ilmu pengetahuan adalah memiliki objek dan metode
ilmiah, atau memiliki dimensi/aspek seperti halnya
mempelajari filsafat ilmu termasuk ilmu keperawatan, yaitu
sbb:

1. Aspek Ontologis, yaitu berkenaan dengan apa yang dipelajari


ilmu atau berkenaan dengan objek studi. Aspek ontologis
berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang
dipikirkan atau yang menjadi masalah. Contoh : Aspek
ontologis dalam ilmu ekonomi adalah perilaku manusia yang
dihadapkan pada persoalan sumber daya manusia yang
terbatas, dengan kebutuhan yang tidak terbatas.
2. Aspek Epistimologis, berkenaan dengan bagaimana ilmu
mempelajari objek studinya dengan menggunakan metode
tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah yang
didukung oleh sarana berfikir ilmiah.

Metode ilmiah pada dasarnya merupakan gabungan antara


pola berpikir induktif (dari hal-hal yang khusus, dianalisis
menjadi hal-hal yang umum) dan pola berpikir deduktif . (dari
hal-hal yang umum kepda hal-hal yang khusus).

Pola berpikir induktif dan deduktif disebut juga proses “


Logico-hypotetico-verifikatif atau “deducto-hypotetico-
verifikatif”, yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Merumuskan masalah, (2) Menyusun kerangka berfikir (3)
Merumuskan hipotesis, (4) Menguji hipotesis, dan (5)
Menarik kesimpulan
3. Aspek aksiologis , berkenaan dengan aspek gunalaksana atau
manfaat ilmu. Nilai guna ilmu bisa dilihat secara positif dan
normatif.

Secara positif nilai guna ilmu adalah untuk mendeskripsikan,


menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai
dengan objek studi yang dipelajari.

Sedangkan secara normatif, nilai guna ilmu adalah untuk


mengendalikan berbagai fenomena kearah yang dinginkan.
Secara normatif aspek aksiologis ilmu erat kaitannya dengan
pertimbangan nilai, etika dan moral. Dalam penelitian aspek
aksilogis digambarkan dalam saran-saraan atau rekomendasi
hasil penelitian.
Secara filsafat ilmu proses berpikir ilmiah seorang perawat
dalam riset keperawatan yaitu LOGICO – HYPOTHETICO –
VERIFICATIVE yang artinya buktikan secara logis, tarik
hipotesis, dan ajukan bukti empiris.
Penjelasannya yaitu:
 LOGICO.

Merupakan suatu proses berpikir logis yang dibedakan menjadi


berpikir induktif dan berpikir deduktif. Saat berpikir logis
seorang perawat harus memiliki fakta yang akurat berasal dari
praktik keperawatan dan kesenjangan teori yang diterapkan
dalam praktik keperawatan. Berdasar fakta dan kesenjangan
selanjutnya dianalisis dan ditarik suatu simpulan.
 HYPOTHETICO.
Simpulan yang dirumuskan berasal dari proses berpikir logis
(logico) berbasis fakta dan teori. Simpulan tersebut
merupakan simpulan sementara atau hipotesis atau
hypothetico setelah menganalisis suatu teori dan fakta.
Hipotesis sendiri berasal dari dua kata yaitu hipo berarti
lemah dan tesis berarti pernyataan. Secara harfiah, hipotesis
adalah suatu pernyataan yang lemah dan perlu dibuktikan
kebenarannya. Untuk membuktikan kebenaran suatu
hipotesis diperlukan kegiatan verifikasi atau pembuktian.
 VERIFICATIVE.
Suatu kegiatan perawat yang harus dilakukan untuk
membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan.
Pembuktian yang dilakukan haruslah diperoleh informasi
atau data yang sesuai dengan hipotesis pada tempat yang
dimana obyek yang tersebut dalam hipotesis berada.
Pada kegiatan verifikasi ini, keadaan harus ditentukan
oleh perawat.
PERAN PERAWAT DALAM RISET/PENELITIAN

Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan masyarakat.


Peran perawat yang utama (Loknas Keperawatan tahun 1983) yaitu (1) care
giver, (2) manager, (3) educator, dan (4) researcher.

Peran yang keempat menunjukkan bahwa perawat harus menjadi periset


unggul dalam rangka pengembangan ilmu keperawatan untuk
meningkatkan manfaat dan mutu pelayanan keperawatan.

 Peran perawat sebagai periset keperawatan sangat penting untuk


pengembangan ilmu keperawatan. Peran perawat dalam riset yaitu:
 Menyadari nilai dan relevansi riset keperawatan.
 Membantu mengidentifikasi area masalah riset keperawatan.
 Membantu pelaksanaan pengumpulan data dalam riset keperawatan.
 Menerapkan hasil penemuan riset dalam praktik klinik keperawatan.
KETERKAITAN TEORI, PRAKTIK, DAN RISET
KEPERAWATAN
 Teori keperawatan yang telah dipelajari, (1) secara aksiologi akan
bermanfaat bagi kemaslahatan umat apabila mempunyai tempat praktik
keperawatan untuk penerapan dan (2) harus diyakini setiap teori
keperawatan memiliki keterbatasan sehingga keterbatasan yang telah
diidentifikasi harus dilakukan riset agar dapat menyelesaikan masalah.
 Praktik keperawatan sebagai tempat pelayanan kepada pasien atau klien,
(1) selama pelayanan asuhan akan ditemukan hambatan atau kendala atau
masalah baru, sehingga akan memberi kontribusi langsung kepada teori
untuk dikembangkan dan (2) merupakan tempat pelaksanaan riset dan
pengumpulan data sesuai perencanaan yang telah dibuat.
 Riset keperawatan merupakan suatu kegiatan, (1) menghasilkan teori
baru untuk memperkaya khasana teori keperawatan yang akhirnya dapat
dikembangkan ilmu keperawatan yang baru dan (2) hasil riset yang ada
harus diterapkan pada praktik keperawatan untuk menilai efektifitas atau
memungkinkan menemukan masalah baru untuk dicarikan alternatif
penyelesaian masalah
KLASIFIKASI PENELITIAN SECARA UMUM

 Berdasarkan hasil pengumpulan data riset keperawatan, dapat


dikelompokkan menjadi dua macam riset keperawatan yaitu:
 Riset/Penelitian kuantitatif
Riset kuantitatif adalah riset yang menekankan hasil pengumpulan
data variabel riset berbentuk nilai yang dapat dianalisis dengan
operasional matematika yaitu tambah (+), kurang (-), perkalian (x),
dan pembagian (:).

Variabel yang dapat dikuantitatif adalah variabel yang diukur


menggunakan alat ukur dan memiliki satuan, misalnya tekanan
darah, saturasi oksigen dalam pembuluh darah perifer, jumlah nadi,
jumlah pernafasan, dan sebagainya. Sehingga hasil pengumpulan
data dapat diringkas menjadi sederhana.
 
 Riset/Penelitian kualitatif

Riset kualitatif adalah riset yang menekankan hasil


pengumpulan data variabel riset berbentuk informasi suatu
fenomena atau keadaan, biasanya digunakan untuk
melakukan riset tentang budaya atau kebiasaan masyarakat.
Hasil pengumpulan data variabel tidak memiliki satuan,
sehingga harus diuraikan dan kesimpulan yang disusun
berdasarkan kemampuan logika berpikir perawat yang
melakukan riset.  
MASALAH PENELITIAN
 Kegiatan penelitian dimulai dari adanya masalah, dan
penelitian itu sendiri merupakan salah satu upaya
menemukan jawaban atau pemecahan masalah dengan
menggunakan metode ilmiah.

 Masalah riset atau masalah penelitian adalah


kesenjangan (gap) antara apa yang terjadi (kenyataan)
dengan apa yang diinginkan (teori).
 Dalam pengertian umum, masalah adalah segala bentuk
pertanyaan yang perlu dicari jawabannya. Pertanyaan itu bisa
muncul karena:
1) keingintahuan terhadap sesuatu,
2) adanya kesenjangan antara kenyataan dan apa yang
seharusnya, atau
3) adanya hambatan, rintangan, atau kesulitan yang muncul
dalam suatu sistem.
Sumber masalah riset dapat diperoleh dari bacaan,
pertemuan ilmiah, pengalaman, pengamatan, pemegang
otoritas, dan intuisi.
Penulisan hasil identifikasi masalah, pada riset keperawatan
biasanya didasarkan pada hasil studi pendahuluan terkini pada
situasi yang hendak diteliti.
KRITERIA PEMILIHAN MASALAH
 Topiknya menarik: topik harus menarik selama periode
yg lama
 Dapat diteliti: masalah dapat diselidiki melalui
pengumpulan dan analisa data yg real
 Dapat dipraktikkan: memastikan ketersediaan
instrumen pengumpulan data, ketersediaan subyek
penelitian dan adanya kerjasama dr pihak terkait serta
lama waktu dan biaya yg dibutuhkan selama penelitian
 Signifikan: penting atau tidaknya topik/masalah ini utk
diteliti
 Etis untuk dilakukan: memperhatikan etika penelitian
VARIABEL PENELITIAN

Definisi
 Variabel adalah sebuah konsep yang dioperasionalkan
 Variabel adalah sesuatu atau bagian yang dapat diukur
(meausureable)
 Variabel adalah sesuatu yang bervariasi
 Variabel merupakan objek penelitian/ titik perhatian
suatu penelitian
Jenis-jenis Variabel

 Variabel kuantitatif vs.var.kualitatif


 Var.kuantitatif: luasnya kota, umur, BB, dll
 Var.kualitatif kemakmuran, kemampuan, kepandaian, dll.

 Var.terikat vs Var.bebas
 Var.terikat: variabel yang nilainya dipengaruhi atau tergantung
oleh satu atau lebih variabel bebas. Nama lain: efek,
terpengaruh/ dependen/ regressed/ outcome 
 Var.bebas: variabel yang nilainya dapat mempengaruhi variabel
lain. Nama lain: Independen/ pengaruh/ perlakuan/
kausa/ penyebab/ regressor/ treatment
 Variabel Confounding
Merupakan variabel yang mendapat menganggu hubungan di
antara 2 variabel baik independen maupun dependen.
 Variabel control

Merupakan variabel yang berfungsi untuk mengontrol variabel


penganggu
 Variabel intermediate atau intervening

Merupakan variabel yang memediasi pengaruh/efek variabel


independen terhadap variabel dependen
CONTOH HUBUNGAN ANTARA TIAP
VARIABEL
PENETAPAN JUDUL PENELITIAN

 Judul penelitian/judul riset bersumber pada penetapan


masalah riset, sehingga judul memiliki kecenderungan
identik dengan masalah riset.
 Sifat Judul Penelitian:

 Menjelaskan diri (menjelaskan keseluruhan penelitian itu


sendiri)
 Membuat orang lain tertarik

 Dapat menggambarkan masalah yang diteliti

 Dapat memberikan gambaran arah, tujuan, dan ruang


lingkup
 Syarat judul penelitian yang baik yaitu:
 informatif (padat makna),
 jumlah kata dalam bahasa Indonesia maksimal 12 kata,
 jumlah kata dalam bahasa Inggris maksimal 10 kata,
 bila terpaksa tulis anak judul, hindari singkatan, dan
 awal setiap kata pada judul ditulis dengan huruf kapital
kecuali preposisi.
PENYUSUNAN LATAR BELAKANG
PENELITIAN

 Latar Belakang masalah penelitian adalah informasi


yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena
dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti.
 Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan
mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti,
pentingnya permasalahan dan pendekatan yang
digunakan untukan untuk menyelesaikan masalah
tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.
 Pada dasarnya tehnik menulis latar belakang harus
memenuhi syarat-syarat di bawah ini :
 Hal-hal yang ideal/normative/harapan
 Actual-fenomena yang teramati
 Adakah kesenjangan
 Masalah utama
 Konsekuensi apa yang muncul bila masalah tersebut
dibiarkan
 Dimana hal itu terjadi
 Intervensi apa yang relevan
PENETAPAN RUMUSAN MASALAH

Penulisan rumusan masalah riset keperawatan hendaknya:


(1) berbentuk kalimat tanya,
(2) padat makna,
(3) sinkron dengan judul riset, dan
(4) sebagai petunjuk pengumpulan data
 Contoh Judul Penelitian:
Pengaruh Senam Kaki terhadap Sirkulasi Darah Kaki Penderita
Diabetes Mellitus (Studi Kasus di Posyandu Abimanyu Kota S)
 Rumusan masalah yang dapat disusun berdasar judul penelitian
di atas adalah:
 Apakah senam kaki berpengaruh terhadap sirkulasi darah kaki
penderita Diabetes Mellitus?, atau
 Bagaimanakah pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki
penderita Diabetes Mellitus?, atau
 Adakah pengaruh senam kaki terhadap sirkulasi darah kaki penderita
Diabetes Mellitus?.
PENETAPAN TUJUAN PENELITIAN
 Tujuan pada dasarnya merupakan pernyataan tentang apa
yang menjadi harapan, atau sesuatu yang ingin diketahui.
 Pernyataan tersebut merupakan hal-hal yg ingin dilakukan
peneliti dalam penelitiannya.
 Perumusan Tujuan penelitian, dibuat dengan mengacu pada
masalah/pertanyaan penelitian. Dengan demikian, antara
tujuan dan masalah peneltitian saling terkait.
 Teknik penulisannya, Tujuan penelitian dirumuskan dengan
kalimat pasif, karena tujuan merupakan pernyataan kondisi
yang akan dicapai.
 Rumusan tujuan yang disusun harus sinkron dengan judul dan
rumusan masalah riset. Tujuan riset dapat dibedakan menjadi
tujuan umum dan khusus.

 Tujuan umum menggambarkan tujuan yang tertinggi dari


riset.
 Tujuan khusus menggambarkan rincian dari setiap variabel
dan tujuan tertinggi riset.

Jika masalah (variabel) riset hanya satu, tidak perlu dituliskan


tujuan umum dan khusus tetapi hanya tujuan saja.
KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan penelitian berkenaan dengan manfaat ilmiah dan
praktis dari hasil penelitian
 Kegunaan Ilmiah, yaitu untuk memberi sumbangsih
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang ada relevansinya
dengan bidang ilmu yang sedang dipelajari.
Misalnya;
Untuk memberikan sumbangan pemikiran atau menambah informasi
bagi perkembangan ilmu manajemen pendidikan tentang factor-
faktor yang mempengaruhi kinerja guru.
 Kegunaan Praktis, yaitu kegunaan penelitian bagi dunia
praktis dilapangan.
Misalnya: untuk mengatasi persoalan menurunya kinerja
seklah dan perbaikan sistem pendidikan, dsb.
KAJIAN PUSTAKA/LITERATUR REVIEW

 Tinjauan pustaka dalam bahasa Inggris disebut literature


review yang berarti suatu kegiatan menjelaskan dan
mendiskusikan topik riset dengan informasi atau tulisan
yang telah dipublikasikan melalui buku, artikel, atau
jurnal tanpa memperhatikan periodisasi tahun.

 Tinjauan pustaka dapat membantu periset untuk


mengidentifikasi pertanyaan riset, memfokuskan topik
yang dicari (inquiry), mengembangkan bagian dari
pertanyaan riset, memahami akar suatu ide, dan menulis
kerangka konseptual.
Penulisan tinjauan pustaka merupakan kombinasi
kegiatan summarydansynthesis.
 Summary atau meringkas adalah suatu kegiatan mencari
informasi penting dari berbagai sumber.
 Synthesis atau mensintesa adalah kegiatan menyusun
kembali informasi yang dikumpulkan.

* Menulis tinjauan pustaka bukan memasukkan


sebanyak mungkin informasi yang berhubungan dengan
topik riset, tetapi harus dipilih yang setuju atau tidak
setuju dengan topik riset.
TUJUAN TINJAUAN PUSTAKA
 
 Mengakses informasi (artikel) yang berhubungan, berarti,
penting, dan valid (benar) sesuai dengan topik riset.
 Mempertahankan kemampuan melakukan riset yang excellent
untuk mengevaluasi, membandingkan, dan menyimpulkan
sesuai dengan area (ketertarikan) riset.
 Mencegah duplikasi dengan riset yang pernah dilakukan orang
lain.
 Memberikan petunjuk atau merekomendasikan fokus
riset yang perlu dilakukan.
 Mengidentifikasi inkonsistensi, kesenjangan, dan
kontradiksi dalam literatur sebagai sumber masalah riset.
 Memberikan analisis konstruktif dari metodologi dan
pendekatan yang digunakan periset terdahulu.
FUNGSI TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Castetter dan Heisler (1984), tinjauan pustaka


berfungsi untuk:

 mempelajari sejarah masalah riset (sehingga dapat


ditunjukkan bahwa masalah tersebut belum pernah
diteliti atau bila sudah pernah temuannya perlu
disempurnakan),
 memilih metode riset (dengan belajar dari pengalaman
sebelumnya),
 memahami kerangka atau latar belakang teori dari
masalah yang di (hasil pemahaman tersebut dituliskan
tersendiri sebagai “Landasan Teori”),
 memahami kelebihan atau kekurangan studi (riset)
terdahulu (tidak semua menghasilkan temuan yang
mantap),
 menghindarkan duplikasi yang tidak perlu (hasil akhir
ini dituliskan sebagai “Keaslian ”), dan
 memberi penalaran atau alasan pemilihan masalah riset
(hasil ini dituliskan sebagai “latar belakang”).
SYARAT DAN KETENTUAN MENYUSUN KAJIAN
PUSTAKA/LITERATUR REVIEW

 Mulailah literature review dengan menyampaikan topik


penelitian
 Identifikasi topik yang akan direview/didiskusikan

 Jelaskan pentingnya penelitian yang dilakukan

 Jangan mendiskusikan semua hal

 Gunakan penelitian yang paling dekat dengan topik riset yang


akan dilakukan
 Penelitian yang dibahas dalam literature review merupakan
‘evidence ‘ bagi pentingnya penelitian ini dilakukan
 Penting sekali untuk memasukan semua penelitian
sebelumnya yang terkait dengan semua variabel yang diteliti
 Penelitian yang sangat terkait menjadi prioritas utama
yang disampaikan dalam literature review
 Struktur penulisan harus direncanakan
MERENCANAKAN KAJIAN
PUSTAKA/LITERATURE REVIEW

 Berdasarkan Topik— disusun berdasarkan topik yang


dikaitkan dengan masalah
 Berdasarkan urutan kronologis – berdasarkan urutan
mulai dari masalah sampai pada solusi
 General-spesifik---disebut juga dengan pendekatan
Funnel. Membahas penelitian yang laing umum
kemudian membahas hasil-hasil riset yang spesifik
 Spesifik – General

Dibahas riset-riset spesifik kemudian diambil


kesimpulan
 Buat kesimpulan: apa yang dilakukan, apa yang sudah
dilakukan dan apa yang perlu dilakukan

 Semua sumber yang disitasi harus masuk tercantum dalam


daftar pustaka
PENULISAN TINJAUAN
PUSTAKA
Penulisan tinjauan pustaka tidak mirip menulis daftar pustaka.

Misal: “Menurut A (2010) dalam Yz (2011) keperawatan


adalah ……. Sedangkan menurut ICN (2010) dalam And
(2012) keperawatan adalah ……”.

Penulisan seperti ini tidak menyebutkan apa yang dijelaskan


oleh masing– masing pustaka secara rinci (hanya menyebutkan
siapa penulis dan kapan ditulis). Dikarenakan penyebutan judul
buku, yang seringkali diulang, tidak efisien, dan dapat
menyaingi tugas daftar pustaka.
 
 Pengacuan pustaka dalam tinjauan pustaka dapat dilakukan
dengan cara bermacam- macam, antara lain: penulisan nama
pengarang dan tahun saja dan penulisan catatan kaki.

 Setiap cara mempunyai kelebihan dan kekurangan, tetapi


peninjauan tentang kelebihan dan kekurangan tersebut di
luar lingkup tulisan ini. Dalam tulisan ini hanya akan
dibahas pemakaian cara penulisan nama akhir pengarang
dan tahun penerbitan (dan sering ditambah dengan nomor
halaman).
SUMBER PUSTAKA
 Sumber pustaka yang dapat digunakan untuk penulisan tinjauan pustaka
berasal dari buku referensi, (2) karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi,
jurnal), dan (3) internet (laman, e- book, e-journal).

 Pedoman penulisan nama dalam pengacuan tinjauan pustaka dan daftar


pustaka yang sering digunakan oleh pendidikan tinggi di Indonesia adalah
menggunakan sistem (gaya) Harvard (Harvard system). Secara lengkap
sistem penulisan dapat diakses pada
http://libweb.anglia.ac.uk/referencing/harvard.htm.

 Penulisan daftar pustaka dapat menggunakan salah satu misalnya


Vancouver style, APA style, Chicago style, dan sebagainya. Terpenting
dalam penulisan adalah periset konsisten dengan pilihan penulisan yang
akan digunakan sejak awal sampai akhir.
Sumber Cara penulisan
Buku yang ditulis satu atau dua orang Suprajitno. 2003. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam
Praktik. Jakarta: EGC.
Cox, D. R. & Oakes, D. 1984. Analysis of Survival Data, First
Edition. Cambridge: Great Britain by the University Press.

Buku yang ditulis lebih dari dua orang Lemeshow, S., et. all. 1997. Besar Sampel Dalam Kesehatan.
Penerjemah: Dibyo Pramono. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, jurnal, artikel) Suprajitno. 2012. Pengembangan Indeks Remunerasi Rumah Sakit
Ngudi Waluyo Wlingi. Disertasi. Surabaya: Unair.
Adam, D.J., 2003. Stakeholder Analysis Today. Royal Journal of
Management, 42(7), pp.34-66.
Perry, C., 2001. What health care assistants know about clean
hands. Nursing Times, 25 May,97(22),p. 63-64.

Internet (laman) Business forum, 2011. Getting the facts on Stakeholder Analysis.
[online]. Dari: www.businessforum_123/london. Diakses 12 Juli 2011.

Buku elektronik (e-book) Brown, G., et. all. 1984. Modern management. [e-book] London:
Redfern Press. Melalui: Anglia Ruskin University Library
http://libweb.anglia.ac.uk. Diakses 9 Juli 2011.

Jurnal / artikel elektronik (e-journal) Cass, K., 2003. Management theories. Management Quarterly,[e-
journal] 78(9), Melalui: Anglia Ruskin University Library
http://libweb.anglia.ac.uk. Diakses 23 Juli 2011.
KERANGKA TEORI

 Kerangka pemikiran merupakan uraian tentang bagaimana peneliti


mengalirkan jalan pikiran secara logis dalam rangka mecahkan masalah yang
telah dirumuskan.
 Dalam kerangka pemikiran diuraikan polapikir peneliti, dalil- dalil hukum
hukum, kaidah-kaidah, dan ketentuan-ketentuan dari kepustakaan, dan
generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian terdahulu, kemudian tarik benang
merahnya menurut jalan pikiran peneliti, sehingga membentuk
model alur berpikir. Sebaiknya, dalam kerangka pemikiran ini ada suatu grand
theory yang membantu menjawab permasalahan. Sumber bacaan dan hasil
penelitian yang dipilih harus yang mutakhir dan relevan.
 Tariklah benang merah dari terori-teori tersebut untuk dibuat suatu model/
bagan penelitian yang menggambarkan hubungan antara konsep yang ada
dalam teori, sehingga membentuk alur hubungan antar klonsep yang
merupakan benang merah dari teori-teori .
KERANGKA
TEORI

 Hubungan/bagan/model alur peneltiian ini untuk memudahkan


menyusun hipotesis.
 Pendekatan masalah (dalam peneltian deskriptif) adalah berupa
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.
 Kerangka konseptual atau conceptual framework adalah
suatu kegiatan menvisualisasi konsep (variabel) dan
keterkaitan antar konsep agar dapat dilakukan riset.
 Penyusunan kerangka konseptual sebagai visualisasi
harus dapat menggambarkan kedudukan variabel
riset sebagai variabel masukan (input, bebas,
independen), proses, keluaran (output, tergantung,
dependen), dan dampak (outcome).
HIPOTESIS
DEFINISI

 Hipotesis terdiri dari dua kata yaitu hypo artinya lemah dan
thesis artinya pernyataan, sehingga dapat diartikan pernyataan
yang lemah.
 hipotesis adalah suatu pembuatan kesimpulan berdasarkan
teori yang ada karena merupakan pernyataan atau kesimpulan
yang lemah sehingga perlu dilakukan pembuktian (verifikasi).
 penjelasan sementara yang diajukan tentang hubungan antara
dua atau lebih fenomena terukur/ variabel untuk pembuktian
secara empirik
CIRI-CIRI HIPOTESIS

 CIRI-CIRI POKOK
 Kalimat deklaratif

 Korelasi/ hubungan antara dua/ lebih variabel

 Merupakan jawaban sementara

 Berkaitan dengan teori yang ada

 Dapat dibuktikan secara empiris


JENIS HIPOTESIS

 Hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis riset


dan hipotesis statistik.
 Penulisan hipotesis riset hanya menggunakan kalimat
sedangkan penulisan hipotesis statistik menggunakan
simbol H0 dan H1 atau Ha. Hipotesis riset adalah
hipotesis yang disusun setelah periset menyusun
kerangka konseptual.
 Hipotesis statistik adalah hipotesis yang disusun setelah
periset mengumpulkan data.
No. Karakteristik Hipotesis riset Hipotesis statistik

1 Syarat penulisan Diperlukan logika berpikir Diperlukan hasil uji statistik

2 Waktu penulisan Setelah menyusun Setelah melakukan


kerangka konseptual pengumpulan data

3 Cara penulisan Hipotesis ini adalah ……. H0: ………


H1: ……… atau
Ha: ………

4 Pengujian Tidak perlu, karena Perlu, karena diperoleh dari


sampel sehingga harus
berasal dari teori dikembalikan ke populasi

5 Hasil uji Tidak ada Harus ada untuk menjawab


hipotesis statistik (H0) diterima
atau ditolak
HIPOTESIS NUL DAN HIPOTESIS KERJA

 HIPOTESIS NUL : menyatakan tidak adanya perbedaan dua


variabel
Rumusan:
 Tidak ada perbedaan antara

………dengan………
 Tidak ada pengaruh ………..terhadap ………..

 HIPOTESIS KERJA

Hipotesis kerja ada 2 jenis : satu arah dan dua arah


 Satu arah: sudah menunjukkan arah

Contoh: A lebih tinggi dari B


 Dua arah : belum menunjukkan arah

Contoh : A berbeda dengan B


KEGUNAAN HIPOTESIS

 Tuntunan arah penelitian


 hubungan dua fenomena atau lebih dari dua
 Identifikasi variabel yang dipakai

status gizi: BB, dll


  Menentukan desain penelitian

Analitik vs Deskriptif
Potong Lintang vs Eksperimental
  Petunjuk jenis analisis statistik yang diperlukan

Satu ekor vs dua ekor


REFERENSI
 Brockopp, Dorothy Young. 2000. Dasar-dasar Riset Keperawatan.Jakarta:
EGC
 Dempsey, Patricia Ann. 2002. Riset Keperawatan: Buku Ajar dan Latihan,
Ed 4. Jakarta: EGC
 Gunawan, Joko. 2017. Buku Saku Metodologi Penelitian Kesehatan.
Kendari: CV Violet Indah Sejahtera
 Suprajitno. 2016. Pengantar Riset Keperawatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
 Suryana. 2010. Buku Ajar Perkuliahan: METODOLOGIPENELITIAN:
Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: UPI
 Swarjana, I Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
ANDI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai