Anda di halaman 1dari 51

TUGAS AKHIR UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH METODELOGI PENELITIAN BISNIS

Dosen pengampu : Hj. Maslichah SE.,M.Si,Ak.

OLEH :

KELOMPOK 08

Elmia ikhmawati ( 21701082038 )

Faizatul mursyadah ( 21701082169 )

Baiturrahman ( 21721082227 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2019
BAB I

1.1. Penelitian selalu dimulai dengan adanya dorongan, baik yang berasal dari
dalam diri maupun di luar diri si peneliti. Motivasi itu tidak lain keinginan
seseorang atau sekelompok (tim) untuk mengetahui sesuatu melalui proses
ilmiah. Jadi, keinginan seseorang atau sekelompok orang untuk
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan dasar dorongan
untuk mengadakan penelitian. Kegiatan penelitian itu dimulai ketika
seseorang atau sekelompok orang menaruh perhatian pada sesuatu yang
ada (fakta) di sekitar lingkungan di mana manusia berada.
1.2. Pengertian penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang dilakukan
secara aktif, tekun, dan sistematis, dimana tujuannya untuk menemukan,
menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.
1. Tujuan Eksploratif
Dalam hal ini, penelitian dengan tujuan eksploratif adalah untuk
menemukan pengetahuan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Misalnya, penelitian tentang manfaat ekstrak kayu manis untuk masalah
diabetes dalam tubuh manusia.
2. Tujuan Verifikatif
Penelitian dengan tujuan verifikatif adalah untuk membuktikan atau
menguji kembali kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang telah ada
sebelumnya. Misalnya, membuktikan manfaat ekstrak belimbing wuluh
sebagai anti bakteri.
3. Tujuan Pengembangan
Penelitian dengan tujuan pengembangan adalah untuk menggali lebih
dalam atau mengembangkan suatu penelitian atau pengetahuan yang telah
ada. Misalnya, penelitian mengenai manfaat ekstrak kulit manggis untuk
masalah diabetes yang sudah ada sebelumnya.
1.3. Ilmu pengetahuan mempunyai hubungan yang erat dengan penelitian atau
kajian, ilmu pengetahuan dapat maju dan berkembang karena adanya
penelitian, sedangkan cara – cara penelitian dapat berkembang karena
adanya pengembangan dalam ilmu pengetahuan. Keduanya yakni ilmu dan
penelitian itu mempunyai tugas akhir yang sama, yaitu menunjukkan
kebenaran yang disbut kebenara ilmiah, kebenaran yang diperoleh
berdasarkan data empiris serta dilakukan berdasarkan atau menurut
caraatau prosedur ilmiah.
1.4. Metode ilmiah adalah suatu metode yg tersusun atas langkah-langkah yg
sistematis utk memecahkan masalah. -Metode ilmiah dapat dilakukan
dengan cara : Merumuskan masalah,Mengumpulkan keterangan atau
data,Menyusun hipotesis ( Hipotesis adalah jawaban sementara atas
rumusan masalah yg diperoleh berdasarkan teori/data yg ada ),Melakukan
percobaan (eksperimen),Percobaan yg dilakukan utk menguji kebenaran
hipotesis, Menarik kesimpulan, Kesimpulan merupakan ringkasan hasil
kerja eksperimen dan pernyataan mengenai hubungan antara hasil
eksperimen dan hipotesis, Menguji kesimpulan
1.5. Karakteristik Ilmu
Menurut Randall dan Buchker (1942) beberapa ciri umum ilmu
diantaranya :
 Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
 Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan
karena yang menyelidiki adalah manusia.
 Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan
metode ilmu tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak
tergantung pada pemahaman secara pribadi.
Ernest van den Haag (Harsojo, 1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu, yaitu :
 Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan
menggunakan akal (rasio).
 Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman
oleh panca indera.
 Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa
terkecuali.
 Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan
objek penelitian selanjutnya.
1.6. Peran penelitian dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Penelitian atau Rresearch berasal dari kata “Re” dan “To” search “, yang
berarti mencari kembali.
Penelitian tidak lain adalah “art and science guna mencari jawaban
terhadap suatu permasalahan” (Yoseph dan Yoseph, 1979:23). Karena seni
dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang yang akan
mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengna
penelitian.
Penelitian ialah “proses penemuan yang mempunyai karakteristik
sistematis, terkontrol, empiris dan mendasarkan pada teori dan hipotesis
atau jawaban sementara” (Karlinger 1986:23).
Tujuan penelitian.
 Memperoleh informasi.
 Mengembangkan dan menjelaskan data penelitian.
 Menerangkan, memperediksi, dan mengontrol suatu ubahan.
Fungsi penelitian.
 Menemukan sesuatu yang baru.
 Mengembangkan ilmu pengetahuan.
 Melakukan validitas
 Menemukan permasalahan penelitian.
 Menambah khazanah pengayaan ilmiah
Berdasarkan fungsi penelitian diatas mengembangkan ilmu pengetahuan
dapat dikatakan bahwa penelitian dapat berperan sebagai pengembangan
ilmu pengetahuan.
1.7. Tahap- Tahap Proses Penelitian
Mengidentifikasi Masalah
Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti melakukan
tahap pertama dalam melakukan penelitian, yaitu merumuskan masalah
yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam
penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan
masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan
kehilangan arah dalam melakukan penelitian.
Membuat Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti.
Perumusan hipotesa biasanya dibagai menjadi tiga tahapan: pertama,
tentukan hipotesa penelitian yang didasari oleh asumsi penulis terhadap
hubungan variable yang sedang diteliti. Kedua, tentukan hipotesa
operasional yang terdiri dari Hipotesa 0 (H0) dan Hipotesa 1 (H1). H0
bersifat netral dan H1 bersifat tidak netral. Perlu diketahui bahwa tidak
semua penelitian memerlukan hipotesa, seperti misalnya penelitian
deskriptif. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai masalah ini akan
dibahas pada BAB V.
Studi Literature
Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian
pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk
mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori
merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti
dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.
Mengidentifikasi dan Menamai Variabel
Melakukan identifikasi dan menamai variable merupakan salah satu
tahapan yang penting karena hanya dengan mengenal variabel yang sedang
diteliti seorang peneliti dapat memahami hubungan dan makna variable-
variabel yang sedang diteliti.
Membuat Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variable-variabel
yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan
proses pengukuran variable-variabel tersebut. Definisi operasional
memungkinan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang
operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran.
Memanipulasi dan Mengontrol Variabel
Yang dimaksud dengan memanipulasi variable ialah memberikan suatu
perlakuan pada variable bebas dengan tujuan peneliti dapat melihat efeknya
bagi variable tergantung atau variable yang dipengaruhinya. Sedang yang
dimaksud dengan mengontrol variable ialah melakukan kontrol terhadap
variable tertentu dalam penelitian agar variable tersebut tidak mengganggu
hubungan antara variable bebas dan variable tergantung.
Menyusun Desain Penelitian
Apa yang dimaksud dengan menyusun desain penelitian? Desain penelitian
khususnya dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif
merupakan alat dalam penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam
menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan.
Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan
proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sample, koleksi
data dan analisanya. Tanpa desain yang baik maka penelitian yang
dilakukan akan tidak mempunyai validitas yang tinggi.
Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran
Yang dimaksud pada bagian ini ialah tahap dimana seorang peneliti harus
melakukan identifikasi alat apa yang sesuai untuk mengambil data dalam
hubungannya dengan tujuan penelitannya. Pada penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif biasanya peneliti menggunakan
kuesioner, khususnya dalam penelitian-penelitian jenis Ex Post Facto.
Membuat Kuesioner dan Jadwal Interview
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, kuesioner
merupakan salah satu alat yang penting untuk pengambilan data; oleh
karena itu, peneliti harus dapat membuat kuesioner dengan baik. Cara
membuat kuesioner dapat dibagi dua, yaitu dari sisi format pertanyaan dan
model jawaban. Disamping kuesioner, alat pengambilan data juga dapat
dilakukan dengan interview. Cara-cara melakukan interview diatur secara
sistematis agar dapat memperoleh informasi dan/atau data yang berkualitas
dan sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti.
Melakukan Analisa Statistik
Salah satu cirri yang menonjol dalam penelitian yang menggunanakan
pendekatan kuantitatif ialah adanya analisa statistik. Analisa statistik
digunakan untuk membantu peneliti mengetahui makna hubungan antar
variable. Sampai saat ini, analisa statistik merupakan satu-satunya alat
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk menghitung
besarnya hubungan antar variable, untuk memprediksi pengaruh variable
bebas terhadap variable tergantung, untuk melihat besarnya pesentase atau
rata-rata besarnya suatu variable yang kita ukur.
Menggunakan Komputer untuk Analisa Data
Dengan berkembangnya teknologi komputer yang semakin canggih dan
dituntutnya melakukan penelitian secara lebih cepat serta kemungkinan
besarnya jumlah data, maka seorang peneliti memerlukan bantuan
komputer untuk melakukan analisa data. Banyak perangkat lunak yang
telah dikembangkan untuk membantu peneliti dalam melakukan analisa
data, baik yang bersifat pengelohan data maupun analisanya. Salah satu
program yang popular ialah program SPSS.
Menulis Laporan Hasil Penelitian
Tahap terakhir dalam penelitian ialah membuat laporan mengenai hasil
penelitian secara tertulis. Laporan secara tertulis perlu dibuat agar peneliti
dapat mengkomunkasikan hasil penelitiannya kepada para pembaca atau
penyandang dana.
1.8. Penelitian ilmiah merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengkaji
dan memecahkan suatu masalah menggunakan prosedur sistematis
berlandaskan data empirik. Berdasarkan proses tersebut di atas, mulai dari
langkah kajian teori sampai pada perumusan hipotesis termasuk berpikir
rasional atau berpikir deduktif. Sedangkan dari verifikasi data sampai pada
generalisasi merupakan proses berpikir induktif. Proses tersebut adalah
wujud dari proses berpikir ilmiah. Itulah sebabnya penelitian dikatakan
sebagai operasionalisasi metode ilmiah.
 Merumuskan masalah; mengajukan pertanyaan untuk dicari
jawabannya. Tanpa adanya masalah tidak akan terjadi penelitian,
karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah. Rumusan
masalah penelitian pada umumnya diajukan dalam bentuk pertanyaan..
 Mengajukan hipotesis; mengemukakan jawaban sementara (masih
bersifat dugaan) atas pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Hipotesis
penelitian dapat diperoleh dengan mengkaji berbagai teori berkaitan
dengan bidang ilmu yang dijadikan dasar dalam perumusan masalah.
Peneliti menelusuri berbagai konsep, prinsip, generalisasi dari
sejumlah literatur, jurnal dan sumber lain berkaitan dengan masalah
yang diteliti. Kajian terhadap teori merupakan dasar dalam
merumuskan kerangka berpikir sehingga dapat diajukan hipotesis
sebagai alternatif jawaban atas masalah.
 Verifikasi data; mengumpulkan data secara empiris kemudian
mengolah dan menganalisis data untuk menguji kebenaran hipotesis.
Jenis data yang diperlukan diarahkan oleh makna yang tersirat dalam
rumusan hipotesis. Data empiris yang diperlukan adalah data yang
dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Dalam hal ini, peneliti harus
menentukan jenis data, dari mana data diperoleh, serta teknik untuk
memperoleh data. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan
cara-cara tertentu yang memenuhi kesahihan dan keterandalan sebagai
bahan untuk menguji hipotesis.
 Menarik kesimpulan; menentukan jawaban-jawaban definitif atas
setiap pertanyaan yang diajukan (menerima atau menolak hipotesis).
Hasil uji hipotesis adalah temuan penelitian atau hasil penelitian.
Temuan penelitian dibahas dan disintesiskan kemudian disimpulkan.
Kesimpulan merupakan adalah jawaban atas rumusan masalah
penelitian yang disusun dalam bentuk proposisi atau pernyataan yang
telah teruji kebenarannya.
1.9. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit dan
krusial, karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang akan
diterapkan dalam pemecahan penelitian. Tahap penemuan masalah
penelitian meliputi: 1. Identifikasi bidang masalah,
2. Penentuan atau pemilihan pokok masalah (topik), dan
3. Perumusan atau formulasi masalah.
Dalam sebuah penelitian, menentukan masalah penelitian merupakan suatu
hal yang penting, karena sebuah penelitian akan dilakukan apabila sudah
diketahui masalahnya. Artinyaa, masalah menuntun peneliti melakukan
penelitian.
1.10. Paradigma Kuantitatif
 Cenderung menggunakan metode kuantitatif, dalam pengumpulan
dan analisa data, termasuk dalam penarikan sampel.
 Lebih menenkankan pada proses berpikir positivisme-logis, yaitu
suatu cara berpikir yang ingin menemukan fakta atau sebab dari
sesuatu kejadian dengan mengesampingkan keadaan subyektif dari
individu di dalamnya.
 Peneliti cenderung ingin menegakkan obyektifitas yang tinggi,
sehingga dalam pendekatannya menggunakan pengaturan-
pengaturan secara ketat (obstrusive) dan berusaha mengendalikan
stuasi (controlled).
 Peneliti berusaha menjaga jarak dari situasi yang diteliti, sehingga
peneliti tetap berposisi sebagai orang “luar” dari obyek
penelitiannya.
 Bertujuan untuk menguji suatu teori/pendapat untuk mendapatkan
kesimpulan umum (generasilisasi) dari sampel yang ditetapkan.
 Berorientasi pada hasil, yang berarti juga kegiatan pengumpulan
data lebih dipercayakan pada intrumen (termasuk pengumpul data
lapangan).
 Keriteria data/informasi lebih ditekankan pada segi realibilitas dan
biasanya cenderung mengambil data konkrit (hard fact).
 Walaupun data diambil dari wakil populasi (sampel), namun selalu
ditekankan pada pembuatan generalisasi.
 Fokus yang diteliti sangat spesifik (particularistik) berupa variabel-
variabel tertentu saja. Jadi tidak bersifat holistik.
Paradigma Kualitatif
 Cenderung menggunakan metode kualitatif, baik dalam
pengumpulan maupun dalam proses analisisnya.
 Lebih mementingkan penghayat-an dan pengertian dalam
menangkap gejala (fenomenologis).
 Pendekatannya wajar, dengan menggunakan pengamatan yang
bebas (tanpa pengaturan yang ketat).
 Lebih mendekatkan diri pada situasi dan kondisi yang ada pada
sumber data, dengan berusaha menempatkan diri serta berpikir dari
sudut pandang “orang dalam”.
 Bertujuan untuk menemukan teori dari lapangan secara deskriptif
dengan menggunakan metode berpikir induktif. Jadi bukan untuk
menguji teori atau hipotesis.
 Berorientasi pada proses, dengan mengandalkan diri peneliti
sebagai instrumen utama. Hal ini dinilai cukup penting karena
dalam proses itu sendiri dapat sekaligus terjadi kegiatan analisis,
dan pengambilan keputusan.
 Keriteria data/informasi lebih menekankan pada segi validitasnya,
yang tidak saja mencakup fakta konkrit saja melainkan juga
informasi simbolik atau abstrak.
 Ruang lingkup penelitian lebih dibatasi pada kasus-kasus singular,
sehingga tekannya bukan pada segi generalisasinya melainkan pada
segi otensitasnya.
 Fokus penelitian bersifat holistik,meliputi aspek yang cukup luas
(tidak dibatasi pada variabel tertentu).
1.11. Penelitian yang baik adalah penelitian yang menggunakan metode
ilmiah yang memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Masalah dan tujuan harus secara jelas didefinisikan dan secara
tajam diuraikan
2. Prosedur penelitian yang digunakan harus dideskripsikan secara
cukup rinci agar dapat diulangi oleh peneliti yang lain.
3. Desain penelitian harus secara hati-hati direncanakan untuk
memperoleh hasil yang seobyektif mungkin.
4. Peneliti harus melaporkan secara terus terang kekurangan-
kekurangan dalam prosedur dan rancangan dan memperkirakan
dampaknya atas hasil yang diperoleh.
5. Metode analisis yang digunakan harus tepat dan analisis data harus
memadai untuk menampilkan hasil secara nyata.
6. Kesimpulan harus menyakinkan, yang dijustifikasi/didasarkan pada
data penelitian dan terbatas pada data yang tersedia.
7. Peneliti mempunyai pengalaman, reputasi yang baik dalam
penelitian, dan suatu integritas yang diakui.
8. Menjunjung tinggi kode etik dalam penelitian
BAB II

2.1. Penelitian Bisnis adalah penelitian yang umumnya dilakukan oleh


akademisi yang mengkaji keilmuan Bisnis seperti bisnis umum,
manajemen Bisnis, perilaku organisasi, sistem informasi manajemen,
dan manajemen operasional. Penelitian Bisnis tergolong kepada
penelitian bisnis.
Tujuan Penelitian Bisnis
 Untuk menyelidiki suatu masalah yang muncul dalam dunia
kerja yang memerlukan solusi.
 Untuk investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis
mengenai suatu fenomena yang menjadi perhatian pengambil
keputusan manajerial (Davis & Cosensa, 1993:9).
 Untuk membuat penjelasan, menyusun prediksi, serta
mengendalikan fenomena yang terjadi di dalam suatu batasan
yang ditentukan di sebuah bisnis.
2.2. Penelitian bisnis mengalami perkembangan pesat sejalan dengan
perkembangan lingkungan bisnis. Kemajuan teknologi komputer,
komunikasi, transportasi dan permanufakturan merupakan faktor utama
yang menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan
mengarah pada kompetisi bisnis yang ketat dalam skala global.
2.3. Bidang Manajemen Keuangan
Topik :
 Anggaran·
 Sumber-sumber Pembiayaan·
 Modal Kerja·
 Tingkat Bunga dan Resiko Kredit·
 Investasi · Biaya Modal·
 Portofolio·
 Penilaian Saham dan Obligasi·
 Analisis Biaya ·
 Hasil Resiko·
 Rasio-Rasio Keuangan·
 Lembaga Keuangan·
 Implikasi Pajak ·
 Merger dan Akuisisi,
2.4. Akuntansi Keuangan
Teori akuntansi, standar akuntansi keuangan, kebijakan dan metode
akuntansi, pengukuran dan pengakuan akuntansi, sistem pelaporan, pos-
pos laporan keuangan, rasio-rasio keuangan, pengaruh informasi
akuntansi, akuntansi keuangan internasional.
Perpajakan
Perencanaan pajak, sistem dan tata cara perpajakan, fungsi pajak,
dampak pajak, peraturan perpajakan, pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai, pajak penjualan barang mewah, pajak bumi dan
bangunan, bea materai, sanksi-sanksi perpajakan, akuntansi pajak,
pemeriksaan pajak, perilaku wajib pajak.
Sistem informasi akuntansi
Desain dan seleksi sistem, penerapan dan evaluasi sistem, pengujian
pengendalian internal, sistem data base expert sistem,electronics data
interchange.
2.5. Penelitian dasar (basic, pure, fundamental research), yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengembangkan teori, termasuk pengembangan
dan evaluasi terhadap konsep-konsep teoretis. Penelitian dasar
selanjutnya dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan yang
digunakan dalam pengembangan teori, yaitu:
 Penelitian Deduktif adalah tipe penelitian yang bertujuan untuk
menguji (testing) hipotesis melalui validitas teori atau pengujian
aplikasi teori pada keadaan tertentu.
 Penelitian Induktif merupakan tipe penelitian yang mempunyai
tujuan untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotsis
melalui pengungkapan fakta (fact finding). Tipe penelitian ini
menekankan pada kebenaran dan realitas fakta untuk menghindari
adanya teori-teori atau opini-opini yang membingungkan.

Penelitian terapan (applied research), yaitu tipe penelitian yang


menekankan pada pemecahan masalah-masalah praktis. Penelitian ini
diarahkan untuk menjawab pertanyaan spesifik dalam rangka penetuan
kebijakan, tindakan, atau kinerja tertentu. Penelitian terapan lebih lanjut
dapat diklasifkasikan menjadi:
 Penelitian evaluasi (evaluation research), yang digunakan untuk
mendukung pemilihan terhadap beberapa alternatif tindakan dalam
proses pembuatan keputusan bisnis.
 Penelitian pengembangan (research and development), yang
dimaksudkan untuk mengembangkan produk baru atau
penegmbangan proses untuk menghasilkan produk.
 Penelitian aksi (action research), yang bertujun untuk
mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan
memecahkan masalah tertentu.
2.6. Metode induktif Merupakan Metode berpikir induktif adalah metode
yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke
umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku
bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk
dari metode berpikir induktif sedangkan Metode deduktif Merupakan
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-
hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
2.7. Terdapat tiga tipe penelitian terapan, yaitu:
 Penelitian evaluasi adalah penelitian yang bertujuan untuk
melakukan penilaian terhadap setiap tahapan yang dilakukan dalam
penelitian, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga hasil
penelitian.
 Penelitian aksi adalah penelitian yang fokusnya pada tindakan
sosial. Tujuannya ialah untuk mengembangkan kehidupan dan
kondisi dari para subjek penelitian.
 Penelitian mengenai penilaian akan dampak sosial, yang membahas
mengenai konsekuensi apa yang kira-kira akan muncul dari
pembuatan rencana dan pilihan dari beberapa alternatif kebijakan.
2.8. Sumber data Primer vs Sekunder.
Seperti pada semua penelitian, penting untuk membedakan antara
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber
yang disiapkan seorang saksi atau partisipan langsung kejadian di masa
lalu. Laporan saksi tentang pembukaan sekolah baru bisa menjadi suatu
contoh.
Contoh sumber primer lainnya adalah :
 Laporan guru abad 19 mengenai bagaimana rasanya hidup dengan
keluarga perbatasan
 Transkrip wawancara lisan dengan pimpinan sekolah tingkat atas di
kota besar berkaitan dengan masalah yang dihadapi distriknya
 Tulisan essay siswa dalam menjawab, “Apa yang paling kalian suka
dan tidak suka dari sekolah?”
 Lagu yang dibuat oleh anggota paduan suara sekolah tingkat atas
 Detik-detik pertemuan dewan sekolah yang dicatat oleh sekretaris
dewan
 Evaluasi yang ditulis oleh konsultan dari kurikulum Prancis yang
baru
 Foto lulusan kelas 8 tahun 1930
 Surat yang ditulis antara siswa Amerika dan siswa Jepang
menjelaskan pengalaman sekolah mereka
Sumber sekunder, sebaliknya, adalah dokumen yang disiapkan oleh
individu yang tidak langsung mengalami peristiwa, tapi yang
memperoleh penjelasan kejadian dari seseorang. Contohnya editorial
suratkabar yang baru-baru ini mengomentari unjuk rasa guru.
Contoh lain dari sumber sekunder adalah sebagai berikut :
 Ensikopledia menjelaskan beragam jenis penelitian pendidikan yang
dilakukan selama periode 10 tahun
 Artikel majalah meringkas pandangan Aristoteles tentang pendidikan
 Tanggapan suratkabar terhadap pertemuan dewan sekolah
berdasarkan wawancara lisan dengan anggota dewan sekolah
 Buku yang menjelaskan pendidikan di sekolah pada masa koloni
Inggris Baru selama tahun 1700an
 Penjelasan orangtua mengenai percakapan anaknya dengan gurunya
(orang tua tersebut tidak hadir saat percakapan terjadi)
 Laporan siswa pada walikelasnya tentang alasan dia dikeluarkan oleh
gurunya dari sekolah
 Buku teks tentang penelitian pendidikan
2.9. Penelitian historis merupakan penelitian mengenai pengumpulan dan
evaluasi data secara sistematis berkaitan dengan dengan kejadian masa
lampau untuk menguji kebenaran hipotesis yang berkaitan dengan sebab
akibat atau kecendrungan kejadian-kejadian yang dapat membantu
menggambarkan atau menerangkan kejadian masa kini dan
mengantisipasi kejadian dimasa yang akan datang. Sedangkan
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan objek atau subjek yang sesuai dengan apa adanya,
dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik
objek yang diteliti secara tepat.
2.10. Penelitian korelasional
merupakan suatu penelitian yang melibatkan kegiatan pengumpulan data
untuk menentukan, adakah hubungan dan tingkat hubungan antara 2
variabel atau lebih.
Tiga karakteristik tersebut, diantaranya yaitu:
 Penelitian korelasi tepat bila variabel kompleks dan peneliti tidak
memungkinkan untuk melakukan manipulasi dan mengontrol
variabel seperti pada penelitian eksperimen,
 Memungkinkan variabel dilakukan pengukuran secara intensif dalam
setting atau lingkungan nyata, dan
 Memungkinkan peneliti memperoleh derajat asosiasi yang signifikan.
Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung
(lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent
variable”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa
lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
Penelitian eksperimen
merupakan metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat
Karakteristik penelitian eksperimen
 Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara
tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol,
memanipulasi langsung, maupun random (acak).
 Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk
dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
 Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk
memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis
penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang
mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi
tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan
variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu,
sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek
dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
 Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada
rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah
manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang
benar-benar menimbulkan perbedaan.
 Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan
bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula
dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
 Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel
perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan
bervariasi.
2.11. Menurut jenis data dan analisisnya, penelitian dibedakan menjadi:
1. Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang datanya adalah data
kualitatif sehingga analisisnya juga analisis kualitatif (deskriptif).
Data kualitatif adalah data dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar.
Data kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif dengan jalan
diskoring. Contoh data kualitatif adalah manis, pahit, rusak, gagal,
baik sekali, balk, kurang balk, tidak balk, atau sangat setuju,
setujuh, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju, selalu, sering,
kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah.
2. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya adalah data
kuantitatif sehingga analisis datanya menggunakan analisis
kuantitatif (inferensi). Data kuantitatif adalah dalam bentuk angka,
atau data kualitatif yang diangkakan seperti 1, 2, 3, 4, … dst, atau
skor 5 = selalu, skor 4 = sering, skor 3 = kadang-kadang, skor 2 =
jarang, dan skor 1 = tidak pernah. Data kuantitatif dibedakan
menjadi data diskrit atau nominal dan data kontinum. Data nominal
adalah data dalam bentuk kategori atau diskrit.
3. Penelitian gabungan kualitatif dan kuantitatif adalah penelitian yang
datanya terdiri clan data kualitatif dan data kuantitatif sehingga
analisis datanya pun menggunakan analisis data kualitatif dan
analisis data kuantitatif.
2.12. Survei merupakan suatu aktivitas atau kegiatan penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan suatu kepastian informasi (seperti :
jumlah orang, persepsi atau pesan-pesan tertentu), dengan cara
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Jenis survei secara ilmu penelitian, yaitu:
1. Penelitian Exploratif (Penjajagan): Terbuka, mencari-cari,
pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti masih terbatas.
Pertanyaan dalam studi penjajagan ini misalnya : Apakah yang
paling mencemaskan anda dalam hal infrastruktur di daerah Kalbar
dalam lima tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara
perawatan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik?
2. Penelitian Deskriptif : Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata
cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap,
pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu
fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam
masyarakat. Peneliti menegmbangkan konsep, menghimpun fakta,
tapi tidak menguji hipotesis;
3. Penelitian Evaluasi : mencari jawaban tentang pencapaian
tujuan yang digariskan sebelumnya. Evaluasi disini mencakup
formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan program), Sumatif
(dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian
tujuan);
4. Penelitian Eksplanasi (Penjelasan) : menggunakan data yang sama,
menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian
hipotesis;
5. Penelitian Prediksi : Meramalkan fenomena atau keadaan
tertentu;
6. Penelitian Pengembangan Sosial : Dikembangkan berdasarkan
survei yang dilakukan secara berkala: Misal : Jumlah dan
Persentase Penduduk Miskin di Kalbar, 1998-2003;
Tujuan dan Kegunaan Survei, antara lain:
Tujuan dari survey adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan
menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran
informasi itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survei.
Kegunaan dari survei antara lain:
 Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;
 Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb;
 Melakukan evaluasi serta perbandinagn terhadap hal yang telah
dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa;
 Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus
maupun secara sampel; dan
 Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;
2.13. Jenis Penelitian Kualitatif
Jenis-Jenis penelitian kualitatif yang biasa digunakan dalam penelitian
ilmu sosial, termasuk ilmu komunikasi:
A. Fenomenologi
Jenis Metode Penelitian Kualitatif yang pertama adalah fenomenologi.
Kata fenomenologi Berasal kata dari bahasa Yunani, phainomenon yang
berarti penampakan diri dan logos yang berarti akal, studi fenomenologi
merupakan penelitian yang mengkhususkan pada fenomena dan realitas
yang tampak untuk mengkaji penjelasan di dalamnya. Fenomenologi
sendiri memiliki dua makna yaitu sebagai filsafat sains dan juga metode
penelitian, yang bertujuan mencari arti atau makna dari pengalaman
yang ada dalam kehidupan.
B. Etnografi
Berangkat dari dasar ilmu antropologi atau kajian budaya, etnografi
merupakan metode penelitian yang melihat kajian bahasa dalam
perilaku sosial dan komunikasi masyarakat dan bagaimana bahasa
tersebut diterapkan berdasarkan konsep budaya yang terkait. Kajian
etnografi memiliki dua dasar konsep yang menjadi landasan penelitian,
yaitu aspek budaya (antropologi) dan bahasa (linguistik), dimana bahasa
dipandang sebagai sistem penting yang berada dalam budaya
masyarakat. (Baca juga: Etnografi Komunikasi)
C. Studi Kasus
Sesuai dengan namanya, metode penelitian studi kasus meneliti suatu
kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam masyarakat yang
dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar belakang, keadaan,
dan interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada suatu kesatuan
sistem yang bisa berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi tertentu.
Karena khusus meneliti suatu hal atau sistem tertentu, penelitian studi
kasus bukanlah dilakukan untuk menarik kesimpulan terhadap
fenomena dari suatu populasi atau kumpulan tertentu melainkan khusus
untuk kejadian atau fenomena yang diteliti saja. (Baca juga:
Konvergensi Media)
D. Metode Historis
Penelitian selanjutnya adalah metode historis, yaitu penelitian yang
memiliki fokus penelitian berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu
dan melakukan rekonstruksi masa lalu denga sumber data atau saksi
sejarah yang masih ada hingga saat ini. Sumber data tersebut bisa
diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artifak, laporan verbal, maupun
saksi hidup yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran
persaksiannya. Karena mengkaji peristiwa yang sudah berlalu, ciri khas
dari penelitian historis adalah waktu; dimana fenomena dilihat
perkembangan atau perubahannya berdasarkan pergeseran waktu. (Baca
juga: Nilai Berita)
BAB III

3.1. Memilih dan merumuskan masalah penelitian merupakan langkah awal


yang paling utama untuk memulai proses penelitian, menurut john
dewey langkah awal dalam memulai metode ilmiah adalah pengakuan
akan adanya kesulitan, hambatan atau masalah yang membingungkan
peneliti.
masalah adalah suatu yang paling penting dalam melakukan proses
penelitian. proses penelitian yang akan dilakukan haruslah berangkat
dari masalah. seperti yang dinyatakan oleh sugiyono (2005), apapun
bentuk penelitian, baik penelitian murni maupun terapan, semuanya
berangkat dari masalah untuk menemukan solusi yang dapat digunakan
sebagai keputusan. oleh sebab itu, madrie dalam sudjarwo (2001:1)
menyatakan bahwa hakikat masalah itu adalah kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. pada hakikatnya masalah penelitian merupakan
suatu pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk
hambatan, kesulitan atau rintangan yang muncul dalam suatu bidang
yang diteliti yang perlu dihindari dan disingkirkan untuk dicari solusi
atau jawabannya. keberadaan suatu masalah merupakan syarat mutlak
yang tidak bisa ditawar-tawarkan dalam melakukan penelitian.
penelitian muncul selalu berawal dari adanya suatu masalah yang timbul
dilapangan maupuan suatu yang masih menjadi pertanyaan bagi peneliti
dan masyarakat. masalah merupakan tempat awal berpijak untuk
melakukan penelitian, untuk selanjutnya dipecahkan melalui langkah-
langkah yang sistematis seperti yang ada dalam sebuah penelitian
ilmiah. masalah yang akan diteliti hendaklah jelas, konkrit yang
memerlukan solusi penyelesaian sehingga mendapat keputusan atau
hasil penelitian.
3.2. Terdapat tiga tipe penelitian terapan, yaitu:
Penelitian evaluasi adalah penelitian yang bertujuan untuk melakukan
penilaian terhadap setiap tahapan yang dilakukan dalam penelitian,
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga hasil penelitian.[2]
Penelitian aksi adalah penelitian yang fokusnya pada tindakan sosial.
tujuannya ialah untuk mengembangkan kehidupan dan kondisi dari para
subjek penelitian.
Penelitian mengenai penilaian akan dampak sosial, yang membahas
mengenai konsekuensi apa yang kira-kira akan muncul dari pembuatan
rencana dan pilihan dari beberapa alternatif kebijakan
3.3 Penelitian dasar (basic research) atau bisa disebut penelitian murni
merupakan penelitian yang diperuntukkan bagi pengembangan suatu
ilmu pengetahuan serta diarahkan pada pengembangan teori-teori yang
ada atau menemukan teori baru.
Sukmadinata (2009) menambahkan tujuan dari penelitian dasar adalah :
 untuk menambah pengetahuan dengan prinsip-prinsip dasar dan hukum-
hukum ilmiah, dan
 untuk meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah.
contoh penelitian dasar, antara lain sebagai berikut: kajian tentang
keberadaan rumah singgah untuk meningkatkan kesadaran hukum anak
jalanan, perilaku wanita pedesaan dalam mengembangkan sentra
industri kecil, perikalu masyarakat pemulung ditinjau dari aspek
sosiologi, identifikasi karakter protein rrm virus dengue-3 isolat, dan
lain sebagainya.
3.4. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih masalah
penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah
terletak pada peneliti itu sendiri. sebelum memilih masalah, terlebih
dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian.
untuk menentukan topik penelitian narbuko dan achmadi (2002)
menyampaikan bahwa sebelum menentukan topik penelitian, seorang
peneliti harus terlebih dahulu menanyakan pada diri sendiri tentang
beberapa pertanyaan berikut :
“apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble
topic)?”
“apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable
data)?”
“apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?”
“apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested
topic)?”
setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah
penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. pertimbangan dalam
memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan
untuk diteliti diungkapkan oleh notoatmodjo (2002), meliputi :
1. masalah masih baru. “baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut
belum pernah diungkap atau diteliti oleh orang lain dan topik masih
hangat di masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan,
sebelum menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari
jurnal-jurnal penelitian maupun media elektronik tentang penelitian
terkini.
2.aktual. aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi
di masyarakat. sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan
meneliti tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah
mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut
harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut,
meskipun tidak pada semua pasien.
3. praktis. masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai
praktis, artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan
praktis, bukan suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa
manfaat praktis yang bermakna.
4. memadai. masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak
terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. masalah yang terlalu luas
akan memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber
daya, sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan
memberikan hasil yang kurang berbobot.
5. sesuai dengan kemampuan peneliti. seseorang yang akan melakukan
penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan di
bidang yang akan diteliti, jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis
6. sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. masalah-masalah yang
bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang ataupun
adat istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan banyak menemukan
hambatan dalam pelaksanaan penelitiannya nanti.
7. ada yang mendukung, setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga
sejak awal sudah dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan
diperoleh. tidak jarang masalah-masalah penelitian yang menarik akan
mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah
maupun swasta.
3.5. banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali
membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling
layak diantara beberapa masalah tersebut. hal yang penting dijadikan
pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa
keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu
sendiri.
sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan
topik penelitian.
untuk menentukan topik penelitian narbuko dan achmadi (2002)
menyampaikan bahwa sebelum menentukan topik penelitian, seorang
peneliti harus terlebih dahulu menanyakan pada diri sendiri tentang
beberapa pertanyaan berikut:
“apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble
topic)?”
“apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable
data)?”
“apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?”
“apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested
topic)?”
setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah
penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. pertimbangan dalam
memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan
untuk diteliti diungkapkan oleh notoatmodjo (2002), meliputi:
masalah masih baru.
“baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap
atau diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di masyarakat,
sehingga agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum menentukan
masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian
maupun media elektronik tentang penelitian terkini.
aktual.
aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di
masyarakat. sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan
meneliti tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah
mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut
harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut,
meskipun tidak pada semua pasien.
praktis.
masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya
hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu
pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis
yang bermakna.
memadai.
masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas,
tetapi juga tidak terlalu sempit. masalah yang terlalu luas akan
memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber daya,
sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan memberikan
hasil yang kurang berbobot.
3.6. masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. tidak
semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. masalah
penelitian terjadi jika ada kesenjangan (gap) antara yang seharusnya
dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang
tersedia antara harapan dan kenyataan.
1. kriteria masalah penelitian
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.
a. memiliki nilai penelitian
masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang
positif.
b. memiliki fisibilitas
fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab.
faktoryang perlu diperhatikan, antara lain:
1. adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut,
2. batas-batas masalah yang jelas,
3. adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya,
4. adanya biaya yang diperlukan, dan
5. tidak bertentangan dengan hukum.
c. sesuai dengan kualitas peneliti
sesuai dengan kualitas peneliti artinya tingkat kesulitan masalah
disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.
2. rumusan masalah penelitian yang baik
rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
a. bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang
meneliti masalah tersebut.
b. dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap
masyarakat.
c. dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d. jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah
tersebut.
e. dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
f. bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat
istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
3. sumber masalah penelitian
sumber masalah penelitian, antara lain:
a. buku bacaan atau laporan hasil penelitian.
b. pengamatan sepintas.
c. pernyataan pemegang otoritas.
d. perasaan intuisi.
e. diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.
3.7. sumber utama masalah penelitian berasal dari pengalaman dan literatur.
literatur sumber masalah penelitian berasal dari :
literatur yang dipublikasikan, antara lain dalam bentuk : buku teks,
jurnal, atau text-databases.
literatur yang tidak dipublikasikan, antara lain berupa : skripsi, thesis,
disertasi, paper atau makalah-makalah seminar.
buku teks merupakan salah satu jenis literatur yang dipublikasikan yang
berisi banyak informasi sebagai sumber penemuan masalah penelitian.
dari buku teks, peneliti dapat menggunakan daftar referensi untuk
memilih artikel asli atau buku¬-buku yang relevan dengan masalah
penelitian.
jurnal merupakan jenis literatur yang dipublikasikan yang berisi artikel-
artikel yang menelaah berbagai macam konsep-konsep teoritis. artikel
yang dimuat dalam jurnal akademik atau jurnal profesional dapat berupa
artikel teoritis atau hasil penelitian empiris. jurnal yang memuat artikel
akuntansi dan manajemen, sebagian diantaranya adalah :
academy of management journal;
academy of management review, administra¬tive science quarterly;
california management review, harvard busi¬ness review, management
science;
organizational behavior and hu¬man performance;
the accounting review;
accounting;
di indonesia diantaranya adalah jurnal riset akuntansi indonesia.
text-databases merupakan jenis literatur yang dipublikasikan yang
berisi kompilasi daftar buku, jurnal, majalah atau literatur lainnya yang
dipublikasikan secara periodik. text-databases dapat berupa cetakan
dalam bentuk buku, disket, pita magnetik, laser disk, compact disk (cd
roms), atau dipublikasikan melalui web site dalam jaringan internet.
3.9. Permasalahan penelitian
ada dua metode untuk menemukan masalah
penelitian:
1. pendekatan formal
a. metode analog (analog method)
metode ini menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari hasil
penelitian pada bidang tertentu untuk menemukan masalah penelitian
pada bidang lain yang terkait.
b. metode renovasi (renovation method)
masalah penelitian ditentukan dengan cara memperbaiki atau mengganti
komponen teori atau metode yang kurang relevan dengan komponen
teori atau metode lain yang lebih efektif .
c. metode dialektis (dialectic method)
metode ini menemukan masalah dengan mengajukan usulan
pengembangan terhadap teori atau metode yang telah ada.
d. metode morfologi (morphology method)
metode untuk menemukan masalah dengan menganalisis berbagai
kemungkinan kombinasi bidang masalah penelitian yang saling
berhubungan dalam bentuk matrik.
e. metode dekomposisi (decomposition method)
menemukan masalah dengan cara membagi masalah ke dalam elemen-
elemen yang lebih spesifik.
f. metode agregasi (aggregation method)
menemukan masalah dengan menggunakan hasil penelitian atau teori
dari berbagai bidang penelitian yang berbeda.
2. pendekatan informal
a. metode perkiraan (conjecture method)
masalah penelitian berdasarkan intuisi pembuat keputusan mengenai
situasi tertentu yang diperkirakan mempunyai potensi masalah
b. metode fenomenologi (phenomenology method)
menemukan masalah berdasarkan hasil observasi terhadap fakta atau
kejadian
c. metode konsensus (consensus method)
masalah penelitian berdasarkan adanya konsensus atau konvensi dalam
praktik bisnis
d. metode pengalaman (experiences method)
masalah penelitian berdasarkan pengalaman perusahaan atau orang-
orang dalam perusahaan
penelitian ilmiah dpt dibedakan menjadi:
1. penelitian kualitatif
adalah penelitian yang berguna untuk memperoleh penemuan-penemuan
yang tidak terduga sebelumnya dan membangun kerangka teoritis baru.
penelitian kualitatif biasanya mengejar data verbal yang lebih mewakili
fenomena dan bukan angka-angka yang penuh prosentaase dan merata
yang kurang mewakili keseluruhan fenomena. dari penelaitian kualitatif
tersebut, data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur
dan relative banyak, sehingga memungkinkan peneliti untuk menata,
mengkritis, dan mengklasifikasikan yanglebih menarik melalui
penelitian kualitatif.
2. penelitian kuantitatif
dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan
(knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu
pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada pengalaman
(experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah
oleh nalar (reason).
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah
1. masalah harus dirumuskan dengan jelas dan tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda
2. rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara
dua variabel atau lebih.
3. rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat Tanya
3.10. MATRIK PENELITIAN

1. Judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan Pramuniaga dan Jumlah Pengunjung Toko Terhadap Jumlah Pembeli.

2. Rumusan Masalah : a. Adakah pengaruh antara kualitas pelayanan pramuniaga terhadap jumlah pembeli?

b. Adakah pengaruh antara jumlah pengunjung toko terhadap jumlah pembeli?

c. Adakah pengaruh antara kualitas pelayanan pramuniaga dan jumlah pengunjung toko terhadap jumlah pembeli?

3. Tujuan Penelitian : a. Mengetahui pengaruh kualiatas pelayanan pramuniaga terhadap jumlah pembeli.

b. Mengetahui pengaruh jumlah pengunjung toko terhadap jumlah pembeli.

c. Mengetahui pengaruh kualitas pelayanan pramuniaga dan jumlah pengunjung toko terhadap jumlah pembeli.

4. Hipotesis (jika ada) : a. Kualitas pelayanan pramuniaga berpengaruh terhadap jumlah pembeli.

b. Jumlah pengunjung toko berpengaruh terhadap jumlah pembeli.

c. Kualitas pelayanan pramuniaga dan jumlah pangunjung toko berpengaruh terhadap jumlah pembeli.
5. Dua Buku Referensi

a. Gulo W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo

b. Sudjana. 2002. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito.

6. Populasi : 45 toko

Sampel : 40 toko diambil dari populasi

Sampling : 40 toko dengan random sampling (pemilihan acak)

7. Matrik

Teknik Pengumpulan
No Variabel Indikator Data yang Digali Teknik Analisis Data
Data

1. a. Kualitas a. Bentuk pelayanan a. Data kualitas pelayanan a. Kusioner Regresi berganda


pelayanan yang menarik dari pramuniaga
b. Pengamatan y = a + b1.x1 + b2.x2
pramuniaga ( x1 ) pramuniaga untuk
b. Data jumlah pengunjung
menarik pembeli. c. Angket a : konstanta
b. Jumlah toko
pengunjung toko b. Jumlah pengunjung b1 , b2 : koefisien
( x2 ) yang datang ke toko c. Data jumlah pembeli regresi
baik untuk membeli
c. Jumlah pembeli
maupun tidak.
(y)
c. Jumlah transaksi
keuangan yang terjadi
(yang merupakan data
penjualan oleh toko).
BAB IV

4.1. Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan
yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antarvariabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis”
yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-
variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang
berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori
merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada
sekumpulan fakta-fakta .[2] Selain itu, berbeda dengan teorema, pernyataan teori
umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir
yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan
yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada
4.2. Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dari generalisasi “particulars” Berat (weight)
adalah konsep karena berat merupakan ekspresi sejumlah observasi dari segala sesuatu
yang berkisar dari ringan hingga berat. Energi, daya, berat jenis, tahanan listrik adalah
konsep-konsep yang biasa dipakai oleh peneliti fisika. Konsep-konsep tersebut lebih
abstrak dibanding ketinggian, berat dan panjang. Konsep yang mudah dikenal dalam
penelitian sosial adalah prestasi. Prestasi adalah abstraksi yang dibentuk dari pengamatan
perilaku tertentu dari seorang semisal adalah siswa. Perilaku itu dikaitkan dengan
pemahaman atau kompetensi dalam mengerjakan tugas-tugas guru dalam pelajaran
Matematika, Bahasa, Fisika, dan lain-lain. Contoh lain dari konsep misalnya kecerdasan,
agretifitas, kejujuran, kepuasan, kerja, kesetiaan (loyalitas), dan sebagainya. Konsep
merupakan bahan baku ilmu pengetahuan. Dari konsep dibentuk proposisi, dan proposisi
itu membentuk teori.
Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang
lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu. Konsep dihasilkan
oleh ilmuwan secara sadar untuk kepentingan ilmiah. Konstruk dapat diartikan sebagai
konsep yang telah dibatasi pengetiannya (unsur, ciri, dan sifatnya) sehingga dapat diamati
dan diukur.
Contoh:
Konsep tidak bisa lepas dari konstruk. Ibarat dua mata uang yang berbeda, namun masih
tetap satu bagian. Konsep diartikan sebagai istilah pokok yang akan dilanjutkan dengan
kalimat penjelasnya yakni konstruk. Dikarenakan konsep masih bersifat sangat general,
maka dijelaskan melalui konsturk yang berfungsi untuk mengukur suatu konsep. Bisa
jadi, konsep adalah istilah pokoknya dan konstruk merupakan istilah penjelas dari
konsep. Sehingga keduanya saling berkaitan.
Konsep sendiri dibedakan menjadi dua macam. Pertama, konsep yang bersifat abstrak.
Konsep ini merupakan konsep yang masih fiktif, tidak bisa dinilai dengan kemampuan
inderawi manusia, dan masih bersifat maya. Semisal adalah kecerdasan, kesejahteraan,
dan kemanusiaan. Untuk mengukur sepeti apakah gambaran konsep tersebut
membutuhkan konstruk sebagai alat ukurnya. Kedua, konsep yang bersifat fakta atau
kongkret. Konsep ini bisa diidentifikasi secara kemampuan inderawi manusia. Konsep ini
biasnya masih terlihat bentuk, teksturnya, dan kondisinya. Semisal adalah meja, kursi,
dan sungai. Bentuk dari sungai masih terlihat. Memang masih menggunakan alat untuk
mengukur panjang sungai.
Selain konsep, untuk memperjelas suatu penelitian maka membutuhkan konstruk.
Konstruk ini adalah alat bantu untuk memperjelas suatu konsep. Jika konsep masih
bersifat general maka konstruk bersifat khusus. Ada kejelasan di dalam suatu konstruk.
Semisal adalah kemiskinan. Istilah kemiskinan ini tidak tampak. Namun, jika diperjelas
dengan indikator penghasilan sesorang dalam satu bulan Rp 300.000. ini akan lebih jelas
alat pengukuranya dibanding dengan kemiskinan yang masih general

4.3.

Sumber: Metodologi Penelitian Bisnis, 2002


Skema diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: sebuah fenomena alam yang sesuai kajian
teori akan didapakan sebuah construct atau dikhususkan menjadi lebih sederhana dalam
bentuk konsep/konstruct yang nantinya untuk membentuk sebuah variabel. Dari variabel
inilah akan terbentuk model penelitian yang nantinya memudahkan peneliti untuk
menentukan subyek/obyek penelitian.
Skema hubungan teori-construct-variabel-fenomena digunakan untuk mempermudah bagi
peneliti pemula menentukan subyek atau obyek penelitian yang akan diteliti dan memberi
pemahaman bahwa semua fenomena alam baik yang abstrak maupun non abstrak dapat
dijadikan sebagai subyek atau obyek penelitian serta memperdalam pemahaman tentang
desain penelitian yang akan digunakan.
4.4.
A. Tipe-Tipe Varibel Penelitian Fungsi Variable
Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan;
variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang
satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut
tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu
di bawahnya di beri angka 3 dan seterusnya. (ranking)
Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam
pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh:
variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan
dalam skor, penghasilan dan sebagainya.
Variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. (Drs.
Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. hal. 26-27)
B. Tipe-Tipe Varibel Penelitian Skala Nilai Variable
Tipe Skala Pengukuran
Menurut Ridwan (2015) Selain keempat jenis skala pengukuran tersebut, ternyata skala
interval yang sering digunakan untuk mengukur gejala dalam penelitian sosial. Para ahli
sosiologi membedakan dua tipe skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur,
yaitu :
1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian, diantaranya, yaitu :
skala sikap (skala likert, skala Guttman, skala Simantict Defferensial, Rating Scale, Skala
Thurstone), skala moral, test karakter, skala partisipasi sosial.
2. Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial,
diantaranya, yaitu : skala mengukur status sosial ekonomi, lembaga-lembaga swadaya
masyarakat (sosial), kemasyarakatan, kondisi rumah tangga, dan lain sebagainya.
C. Perlakuan terhadap variabel
Setelah kerangka konsep dibentuk berdasarkan telaah pustaka peneliti harus memutuskan
perlakuan apa yang akan diberikan pada setiap variabel dari masing-masing konstruk
yang tertera pada kerangka konsep. Biasanya ada empat jenis konstruk (= konsep yang
terstruktur) pada suatu kerangka konsep, yaitu Intervensi (I) (atau prediktor jika unit
analisis terpapar intervensi yang dilakukan pihak lain/alam), Outcome (O) dari intervensi
(atau kriterion dari prediktor), Moderator (situasi atau kondisi dari unit analisis yang
bukan bagian dari intervensi/prediktor) dan Mediator (teori atau konsep yang
menjelaskan hubungan antara I dan O. Kepada setiap variabel dari masing-masing
konstruk dapat diberikan salah satu dari empat pilihan perlakuan berikut – mengabaikan,
mengamati, mengendalikan atau memanipulasi. Pada jenis perlakuan yang pertama
peneliti mengabaikan variabel yang bersangkutan dan tidak melibatkannya dalam analisis
hubungan I-O. Pada jenis yang kedua peneliti merekam variasi data dari variabel yang
diamati dan menggunakannya dalam analisis hubungan I-O. Pada pengendalian variabel
peneliti meniadakan variasi data dari variabel tersebut (dan dengan demikian
menghilangkan pengaruh dari variabel tersebut kepada kekuatan hubungan I-O) melalui
salah satu cara berikut – inklusi/exklusi unit-unit analisis (e.g., hanya manula yang
berusia 60 tahun atau lebih), menyepadankan (matching) unit-unit analisis (e.g.,
menyamakan proporsi manula perempuan di kelompok intervensi dan kelompok kontrol),
stratifikasi unit-unit analisis dan menghitung kekuatan hubungan I-O pada masing-
masing stratum (e.g., menempatkan manula di subkelompok-subkelompok tingkat
pendidikan dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol) atau menempatkan secara
acak unit-unit analisis (e.g., menempatkan secara acak manula di kelompok intervensi
dan kelompok kontrol). Pada perlakuan berbentuk manipulasi peneliti menentukan variasi
nilai dari variabel I, dengan pengharapan terjadi penyepadanan nilai dari variabel-
variabel moderator (e.g., penempatan secara acak manula ke kelompok-kelompok latihan
kombinasi kognitif dan fisik, hanya latihan kognitif, hanya latihan fisik dan tanpa
latihan).
Supaya kekuatan hubungan I-O dapat dihitung variabel-variabel I dapat dimanipulasi
(pada penelitian experimental) atau diamati (pada penelitian observasi) dan O harus
diamati. Misalnya, untuk menghitung effect size hubungan intervensi pencegahan
demensia dan outcome ketangkasan kognitif dan fisik pada manula peneliti dapat
melakukan intervensi dan mengamati outcomenya atau mengamati intervensi dan
outcome dari pelaku lain. Untuk menjelaskan mengapa atau bagaimana I dan O
berhubungan penelti perlu mengamati variabel-variabel mediator (i.e., landasan teori dari
hubungan I-O). Sedangkan untuk menentukan Validitas Dalam (VD, yaitu, sampai
seberapa jauh hubungan I-O tidak disalahtafsirkan dengan hubungan antara variabel si-
kon lain dan O) dan Validitas Luar (VL, yaitu, sampai seberapa jauh kekuatan hubungan
I-O dapat digeneralisasi untuk populasi sasaran) peneliti dapat memilih salahsatu dari
keempat jenis perlakuan terhadap variabel-variabel moderator: diabaikan (e.g., si-kon
manula yang menurut penelitian-penelitian sebelumnya tidak berpengaruh terhadap
kekuatan hubungan I-O), diamati (i.e., analisis multivariat hubungan I-O), dikendalikan
(i.e., dengan cara-cara yang disebutkan di atas) atau dimanipulasi (e.g., semua manula
peserta experimen pencegahan dementia diberi imbalan).
4.5.
A.

Hubungan langsung antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen


kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah satu diantaranya adalah
variabel moderating, yaitu tipe variabel-variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel
moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah
hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antar variabel-variabel independen
dengan variabel-variabel dependen kamungkinan positif atau negatif dalam hal ini
tergantung pada variabel moderating. Oleh karena itu, variabel moderating dinamakan
pula dengan variabel contingency.
B.

Variabel lainnya adalah variabel intervening adalah tipe variabel-variabel yang


mempengaruhi hubungan aantara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening merupakan
variabel yang terletak diantara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi
variabel dependen.
4.6. Pengertian Definisi Operasional – Menjelaskan definisi operasional variabel dalam
penelitian merupakan hal yang sangat penting guna menghindari penyimpangan atau
kesalah pahaman pada saat pengumpulan data. Penyimpangan muncul dalam bentuk
"bias". Penyimpangan dapat disebabkan oleh pemilihan/penggunaan instrumen (alat
pengumpul data) yang kurang tepat atau susunan pertanyaan yang tidak konsisten.
Namun, bukan berarti bahwa semua variabel perlu diberikan definisi operasional
Variabel yang sudah jelas, mempunyai pengertian dan interpretasi yang sama, misalnya
jenis kelamin (sex"), tidak perlu diberikan definisi operasional.
Semua orang tidak akan membuat kesalahan untuk menentukan apakah seseorang itu
laki-laki atau wanita. Sebaliknya PEKERJAAN POKOK misalnya, justru sangat perlu
diberikan definisi operasional, sebab PEKERJAAN POKOK dapat diartikan pekeraan
yang paling banyak menghasilkan uang ataupun pekerjaan yang paling banyak menyita
waktu dalam satu kurun waktu tertentu.
Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau alat ukur, maka variabel
harus diberi batasan atau definisi yang operasional atau “Definisi Operasianal Variabel”.
Definisi Operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau
pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data (responden) yang satu
dengan responden yang lain. Disamping variabel harus di definisi operasionalkan yang
juga perlu dijelaskan cara atau metode pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta
skala pengukuran yang digunakan
4.7. a. Posisi teori dalam kuantitatif adalah menjadi faktor yang sangat penting dalam proses
penelitian itu sendiri, teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah,
menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi dan
menemukan alat analisis data. Selain itu, teori juga digunakan untuk mengidentifikasi
hubungan antar variabel.
b. Posisi teori dalam kualitatif adalah mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai alat
(means) dan sebagai tujuan (ends). Fungsi pertama, teori sebagai alat pada umumnya
digunakan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian melalui usaha penelitian dalam
melengkapi dan menyediakan keterangan terhadap suatu fenomena khusus, sehingga
memungkinkan si peneliti mengetahui sesuatu secara maksimal. Fungsi kedua, teori
sebagai tujuan karena merupakan teori yang menghasilkan petunjuk dan kisi-kisi kerja
yang harus diperhatikan oleh para peneliti. Teori itu bahkan dikembangkan berdasarkan
data yang dikumpulkan. Fungsi lain dari teori dalam penelitian kualitatif adalah untuk
menjelaskan dan meramalkan perilaku, menemukan teori lainnya, digunakan untuk
aplikasi praktis, memberikan perspektif bagi usaha penjaringan data, membimbing dan
menyajikan gaya penelitian.

c. Kritik mereka dalam penelitian kuantitatif bahwa penelitian kualitatif telah digunakan
untuk mengisolasi sebab akibat….mengoperasikan hubungan secara teoritis dan
…mengukur…menghitung fenomena…menggeneralisasi penemuan. Peneliti kuantitatif
meneliti dunia secara abstrak dan jarang mempelajarinya secara langsung. Mereka
mencari nomotetik dan sains etik yang berdasarkan pada kemungkinan yang disimpulkan
dari pembelajaran dari beberapa kasus yang diambil secara acak. Para penenliti
kuantitatif jarang dapat menangkap sudut pandang objek penelitian karena jarak yang
tercipta antara peneliti dan obyek.
d. Kritik mereka dalam penelitian kualitatif bahwa materi empiris yang dihasilkan dari
metode interpretasi adalah tidak dapat dipercaya, tidak mengesankan dan tidak obyektif.
4.8. Proposisi merupakan sebuah ungkapan atau pernyataan yang dapat disangsikan,
disangkal, atau diyakini, serta dapat dibuktikan benar atau tidaknya. Proporsi sendiri
terbentuk atas tiga unsur, yaitu subjek oredikat dan kopula. (melansir dari
id.wikipedia.org). Subjek merupakan pelaku atau pihak yang melakukan perkara.
Sementara itu, predikat adalah perkara yang dikenakan kepada subjek. Adapun definisi
kopula adalah penghubung antara subjek dan predikat. Agar lebih paham, perhatikanlah
contoh di bawah ini!
Manusia adalah makhluk hidup.
Pada kalimat di atas, kata manusia berperan sebagai subjek, sedangkan makhluk hidup
adalah predikatnya. Adapun kopula pada kalimat di atas ialah kata adalah.
Sedangkan Pengertian Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu
masalah yang sifatnya praduga dan harus dibuktikan kebenarannya melalui suatu
penelitian.
Pendapat lain mengatakan arti hipotesis adalah suatu pendapat yang kebenarannya masih
diragukan dan harus diuji untuk membuktikan kebenarannya melalui percobaan atau
penelitian. Jika sebuah hipotesis telah melalui proses penelitian dan terbukti
kebenarannya, maka hipotesis tersebut akan disebut sebagai teori.
4.9. Tujuan Telaah Literatur
Telaah literaturmemiliki tujuan dalam penelitian. Pengetahuan dari literatur dapat
digunakan dalam menyatakan pentingnya masalah, mengembangkan desain penelitian
berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya.Adapun tujuan telaah literaturmenurut
Mcmillan dalam buku “Research in Education” adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan dan membatasi masalah.
Dalam penyusunan karya tulis atau penelitian, pembatasan masalah sangat penting agar
masalah yang diteliti tidak terlalu luas. Membatasi masalah memiliki implikasi pada
penyempitan teori dan variabel yang akan diteliti. Pembatasan masalah juga sangat
membantu peneliti dalam merumuskan instrumen penelitian.Agar penelitian mengarah
pada inti masalah yang sesungguhnya maka peneliti perlu membatasi masalah dengan
memperhatikan hal yang paling bermanfaat jika diteliti.Supaya pilihan masalah didasari
dengan pertimbangan yang matang maka sebaiknya memilih topik yang sesuai dengan
bidang pekerjaan dan latar belakang pendidikan serta kompetensi yang dimiliki.
2. Menempatkan penelitian dalam perspektif sejarah
Penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan
dilaksanakan secara sistematis. Dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas
mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan.
Penelitian sejarah di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat penting atas
dasar beberapa alasan. Penelitian sejarah bermaksud membuat rekontruksi masa latihan
secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
mengverifikasikan serta menghubungkan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk
mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan yang
benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan
tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.
3. Menghindari duplikasi atau plagiat
Plagiatisme, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai tindakan atau
perbuatan yang mengambil, menyalin, menduplikasi karya orang lain dan menjadikannya
karya sendiri tanpa sepengatahuan atau izin sang pemiliknya. Untuk itu tindakan ini
digolongkan sebagai tindakan pidana, yaitu pencurian terhadap hasil karya/ kekayaan
intelektual milik orang lain.Untuk itulah perlunya melakukan telaah literature agar dapat
mengetahui apa saja yang telah di teliti pada penelitian sebelumnya.Sehingga suatu
masalah penelitian yang ingin kita teliti dan sudah diteliti pada penelitian sebelumnya,
walaupun peneliti itu tidak tahu hal tersebut masih disebut plagiat.
4. Memilih metode dan langkah-langkah yang tepat
Metode ilmiah adalah suatu prosedur yang berupa langkah-langkah kerja yang disusun
secara sistematis dengan menggunakan logika yang digunakan untuk mencari jawaban
tentang suatu kebenaran ilmiah.Sehingga dengan melakukan telaah literaturmaka peneliti
akan dengan mudah menentukan metode dan langkah-langkah yang tepat dalam
melakukan penelitiannya.
5. Menghubungkan hasil penelitian sebelumnya
Penelitian yang akan diteliti dianjurkan memiliki hubungan dengan penelitian
sebelumnya, hai ini bertujuan untuk membandingkan hasil penelitian yang diteliti dengan
hasil penelitian sebelumnya, serta untuk mencari dukungan hasil temuan penelitian yang
diteliti.
6. Mengembangkan hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara dalam rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan dan
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris.Sehingga perlumnya dilakukan
pengembangan dari hipotesis penelitian dan dari penelitian yang dilakukan ada hasil
penelitian.Hasil penelitian tersebut boleh tidak sesuai dengan dugaan hipotesis.
Cresswell (1994) dalam Indriantoro & Supomo (1999) mengusulkan model sbg
parameter dlm menelaah literatur yg terdiri atas 5 komponen :
1. Bg. Pendahuluan
2. Telah Literatur mengenai variabel2 independen
3. Telah literatur berkaitan dgn variabel2 dependen
4. Telah literatur berkaitan dgn hubungan antar variabel
5. Bagian akhir dr telaah literatur berupa rangkuman yg memberikan penjelasan
mengenai pokok bahasan yg penting dlm telaah literature
4.10. Kerangka teoritis adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian itu
ditujukan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis
diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah
diidentifikasi melalui wawancara, observasi, dan survei literature. Hubungan antar survei
literature dan kerangka teoritis adalah survei literature meletakkan pondasi yang kuat
untuk membangun kerangka teoritis. Ada lima hal yang harus dipenuhi dalam
membangun kerangka teoritis:
 Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan dan disebutkan dalam diskusi.
 Diskusi haruslah dapat mewujudkan bagaimana dua atau lebih variabel itu
berhubungan satu sama lain.
 Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara teori berdasarkan atas
penelitian sbelumnya, maka harus ada indikasi pada diskusi apakah hubungan tadi
bersifat positip atau negative.
 Harus ada penjelasan secara jelas kenapa kita akan mengharapkan hubungan tersebut
terus bertahan.
 Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoritis harus dapat diperlihatkan
sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah dan memahami bagaimana
hubungan antar variabel secara teoritis.
4.11. Lima ciri hipotesis yang baik, sebagai berikut:
Merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih
Salah satu tanda hipotesis yang baik adalah harus dapat dengan mudah membedakan
antara variabel yang bebas, variabel terikat, variabel antara, dan variabel penekan.
Disusun dengan jelas menggunakan kalimat deklaratif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat deklaratif adalah kalimat yang ditandai
intonasi turun dan pada umumnya mengandung makna yang menyatakan atau
memberitahukan sesuatu, dalam ragam tulis, biasanya diberi tanda titik pada bagian
akhirnya.
Contohnya:
apabila …, maka …
karena …, maka …
Menyatakan sesuatu yang mungkin terjadi
Karena akan digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan tertentu, maka hipotesis
harus berisi sesuatu atau langkah-langkah yang bisa dijalankan.
Mampu menjelaskan kenyataan yang menjadi masalah utama
Hipotesis harus menjadi jalan untuk memecahkan masalah atau persoalan melalui hal-hal
yang menjadi pokok masalahnya.
Harus dapat diuji dengan data yang ada
Hipotesis harus dapat dijalankan dengan data-data yang tersedia.
4.12. Hipotesis Kerja, atau disebut denagn hipotesis alyernatif, disingkat Ha. Hipotesis keraj
menyatakan adanya hubunagn antara variable X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok
Rumusan hipotesis kerja :
 Jika………..maka…………..
Contoh :jika orang banyak makan, maka berat badannya naik
 Ada perbedan antara…………..dan……….
Contoh : Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara
berpakaian.
 Ada pengaruh ………….terhadap………….
Contoh: Ada pengaruh makanan terhadap berat badan

Hipotesis Nol (null hypotesis) disingkat ho


Sering disebut juga hipotesis statistic, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang
bersifat statistic, yaitu diuji dengan perhitungan statistic. Hipotesis nol menyatakan
perbedaan antara dua variable, atau tidak adnya pengaruh variable x terhadap variable y.
Rumusan hipotesis nol:
 Tidak ada perbedaan antara………….dengan……………
 Tidak ada pengaruh ………………….terhdap………..
BAB 5
Desain Penelitian
JAWABAN :
5.2. a.Penelitian eksploratif adalah salah satu jenis penelitian sosial yang
tujuannya untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai
konsep atau pola yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti belum memiliki gambaran akan definisi atau konsep penelitian.
b.Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya
untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena
atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel
yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena
yang diuji.
5.3. a. Korelasi Pearson menghitung korelasi dengan menggunakan variasi data.
Keragaman data tersebut dapat menunjukkan korelasinya. Korelasi ini
menghitung data apa adanya, tidak membuat ranking atas data yang
digunakan seperti pada korelasi Rank Spearman. Ketika kita memiliki data
numerik seperti nilai tukar rupiah, data rasio keuangan, tingkat
pertumbuhan ekonomi, data berat badan dan contoh data numerik lainnya,
maka Korelasi Pearson Product Moment cocok digunakan.
b. Koefisien Korelasi Rank Spearman digunakan untuk data diskrit dan
kontinu namun untuk statistik nonparametrik. Koefisien korelasi Rank
Spearman lebih cocok untuk digunakan pada statistik nonparametrik.
Statistik nonparametrik adalah statistik yang digunakan ketika data tidak
memiliki informasi parameter, data tidak berdistribusi normal atau data
diukur dalam bentuk ranking. Berbeda dengan Korelasi Pearson, korelasi
ini tidak memerlukan asumsi normalitas, maka korelasi Rank Spearman
cocok juga digunakan untuk data dengan sampel kecil.
5.4. a. Eksperimen laboratorium adalah desain eksperimen yang di atur dalam
suatu lingkungan tiruan di mana kontrol dan manipulasi di berikan untuk
membuktikan hubungan sebab akibat di antara variabel yang di minati
peneliti.
b.sedangkan eksperimen lapangan adalah eksperimen yang di lakukan
untuk mendeteksi hubungan sebab akibat dalam lingkungan alami di mana
peristiwa terjadi secara normal.
5.5. a. Analisis Berupa Manusia
Unit analisis yang berupa manusia dapat berarti manusia sebagai individu,
keluarga, kelompok/oraginasasi, komunitas dan masyarakat. Misalnya
penelitian Pradjarta Dirjosanjoto tentang Memelihara Umat : Peranan Kyai
dalam usaha pembangunan dan mempertahankan identitas lokal di daerah
Muriah. Dalam penelitian ini unit analisisnya adalah Kyai sebagai individu
maupun lembaga (lembaga ke-kyai-an).
b.Unit Analisis Berupa Organisasi
Unit analisis berupa organisasi dapat berupa organisasi dalam skala atau
level kecil atau terbatas seperti sekolah, pesantren, organisasi mahasiswa
jurusan dan lain sebagainya, maupun dalam skala besar, seperti ormas
besar, perusahaan, perserikatan dan negara. Contohnya penelitian Victor
Tanja Himpunan Mahasiswa Islam : Sejarah dan Kedudukannya di
Tengah Gerakan-gerakan Muslim pembaharu di Indonesia. Dalam
penelitian ini unit analisisnya adalah HMI sebagai organisasi.
c.Unit Analisis Berupa Benda
Unit analisis yang berupa benda dapat berupa buku, kitab suci,
pikiran/gagasan, naskah, undang-undang, kebijakan-kebijakan. Cerita-
cerita rakyat, adat, dan sebagainya. Contohnya penelitian Zukarni yahya
yang berjudul Metode Pemikiran Abu Hamid al-Gazali dalam Teologi
Islam, yang diterbitkan menjadi Teologi al-Gazali , di sini yang menjadi
unit analisis adalah pikiran-pikiran al-Gazali.
d.Unit Analisis Berupa Wilayah
Unit analisis berupa wilayah bisa berupa wilayah administratif tertentu,
wilayah ekologis tertentu atau wilayah sosial tertentu. Contonya,
penelitian Abu Hamid yang berjudul System pendidikan medrasah dan
pesantren di Sulawesi Selatan.
e.Unit Analisis Berupa Waktu
Unit analisis yang berupa waktu adalah dimensi waktu yang relevan
dengan persoalan yang diangkat. Misalnya, penelitiannya Delia Noer yang
mengkaji Gerakan Modern Islam di Indonesia pada tahun 1900. Waktu
antara tahun 1900 sampai tahun 1942 tersebut ditentukan berdasarkan
perbedaan pola gerakan sebelumnya (tahun 1900) yang bersifat mekanik,
perorangan, sporadis; sedangkan setelah tahun 1900 telah terorganisir dan
terencana. Batas tahun 1942 ditetapkan berdasarkan kehadiran bala tentara
Jepang menguasai Indonesia.
5.6. a. Penelitian Cross Sectional adalah studi yang mempelajari dinamika
hubungan atau korelasi antara faktor-faktor risiko dengan dampak,
pendekatan yang dilakukan adalah dengan observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada kondisi waktu tertentu (point time approach).
b. Penelitian time series merupakan salah satu bentuk penelitian
Longitudinal yang pada umumnya dilakukan untuk mengukur perubahan
pendapat dan sikap masyarakat tentang hal-hal yang sedang hangat,
misalnya siapa calon pemimpin daerah yang akan dipilih oleh para
pemilih.
c. Penelitian Longitudinal merupakan jenis penelitian dibidang sosial
dengan cara membandingkan perubahan subjek penelitian dalam rentang
waktu tertentu. Termasuk dalam jenis penelitian jangka panjang karena
memakan waktu pengamatan yang lama.
5.7. a.Skala Nominal adalah skala pengukuran nominal digunakan untuk
mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok. Sebagai contoh
pengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis.
Dalam mengidentifikasi hal-hal diatas digunakan angka-angka sebagai
symbol. Contohnya : jenis kelamin rsponden, laki-laki = 1, dan wanita = 2
b. Skala Ordinal adalah skala pengukuran ordinal memberikan informasi
tentang jumlah relatif karakteristik yang berbeda yang dimiliki oleh obyek
atau indvidu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala
nominal ditambah dengan sarana peringkat relative tertentu yang
memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang
lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangannya atau
kelebihannya. Skala pengukuran yang meyatakan kategori sekaligus
melakukan rangking terhadap kategori. Contoh : kita ingin mengukur
preferensi responden terhadap empat merek produk air mineral.
Merek Air Mineral Ranking
AQua 1
Ades 2
Frozen 3
Enternal Plus 4
c. Skala Interval adalah skala interval mempunyai karakteristik seperti
yang dimiliki oleh skala nominal dan skala ordinal dengan ditambah
karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan
demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karakteristik antara
satu individu atau obyek dengan lainnya.
e. Skala Ratio adalah skala pengukuran ratio mempunyai semua
karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal, dan interval
dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai
absolut nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik
yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk
perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.

5.8. a. Skala Nominal Dalam mengidentifikasi hal-hal yang mengenai


angka-angka sebagai symbol suatu obyek.
b. Skala Ordinal memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki
karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak
kekurangannya atau kelebihannya.
c. Skala Interval fokusnya pada peneliti yang dapat melihat besarnya
perbedaan karakteristik antara satu individu atau obyek dengan lainnya.
d. Skala Ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh
skala nominal, ordinal, dan interval. Skala ratio yang mengontrol
semuanya untuk melakukan pengembangan tersebut.
5.9. a. Skala Nominal contohnya : Sebuah gedung bioskop, para penonton
diberikan no kursi duduk yang berbeda agar tidak terjadi perebutan kursi.
b. Skala Ordinal contohnya : Dalam suatu survei bahwa pelajar di
jawa barat 67% mengaku mengalami seks pranikah, sedangkan pelajar di
jawa timur hampir 84% mengalami seks pranikah, dalam hal ini jawatimur
memegang angka tertinggi dalam survei ini.
c. Skala Interval contohnya : Kecepatan masing – masing orang dalam
berkendara di jalan raya, Olle Gondrong jika berkendaraan dengan
kecepatan 20 – 40 km/jam masuk keukuran pelan, untuk Hamsi dalam
berkendaraan memiliki kecepatan 50 – 60 km/jam maka masuk ke dalam
ukuran sedang dan yang terakhir Valentino Rossi dalam berkendaraannya
selalu berkecepatan 70 – 80 km/jam maka masuk ke ukuran cepat.
d. Skala Rasio contohnya : Dalam sebuah bank, seseorang mempunyai
tabungan dengan saldo 10.000.000 rupiah. Angka tersebut menunjukkan
bahwa orang tersebut benar-benar mempunyai saldo sebesar 10.000.000
rupiah. Jika seseorang mempunyai saldo -1.000.000 rupiah berarti orang
tersebut mempunyai hutang sebesar 1.000.000 rupiah. Sedangkan jika
seseorang mempunyai saldo 0 rupiah berarti orang tersebut tidak
mempunyai tabungan maupun hutang.
5.10. 1.Metode Rating Scale atau Metode dengan menggunakan Skala
Penilaian adalah metode penilaian yang paling sederhana dan paling
umum digunakan. Metode Rating Scale ini menggunakan skala untuk
menilai kinerja karyawannya. Misalnya dari skala, memuaskan hingga
Tidak memuaskan ataupun dari skala, sangat Baik hingga, sangat Buruk.
2. Metode Checklist atau Metode Daftar Periksa adalah metode
penilaian kinerja yang terdiri dari serangkaian standar kerja yang
berbentuk pernyataan dengan pertanyaan dan jawaban “ya” atau “tidak”.
3. Metode Critical Incidents atau metode insiden kritis adalah
metode penilaian yang memusatkan perhatiannya pada perilaku kritis atau
insiden kritis baik perilaku/insiden yang positif maupun perilaku/insiden
yang negatif.
4. Metode Essay adalah metode penilaian yang paling sederhana
diantara berbagai metode penilaian yang ada. Dalam metode Essay
(metode esai) ini, penilai menulis uraian tentang kekuatan, kelemahan,
kecerdasan, kehadiran, sikap, efisiensi kerja, perilaku, karakter dan potensi
bawahannya.
5. Metode Ranking adalah metode penilaian yang membandingkan
satu karyawan dengan karyawan lainnya kemudian diurutkan berdasarkan
peringkatnya.
5.11. a. Skala Sederhana/Skala interval adalah skala yang memenuhi skala
nominal dan ordinal dan memiliki interval jarak tertentu.Untuk
membedakan apakah data termasuk ke dalam skala diskrit/kategorik atau
kontinu/numerik, maka peneliti dapat melakukan operasi matematis
sederhana.
Skala kategori di mana masing-masing kategori diberi bobot nilai yang
berbeda. Dalam statistika, secara umum terdapat 4 jenis skala yakni skala
nominal, ordinal, interval, dan rasio.
b. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum
digunakan dalam angket dan merupakan skala yang paling banyak
digunakan dalam riset berupa survei.
Skala kategori di mana masing-masing kategori diberi bobot nilai
yang berbeda. Dalam statistika, secara umum terdapat 4 jenis skala yakni
skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.
c. Skala Semantik digunakan untuk memberikan penilaian terhadap
suatu konsep atau objek tertentu, misalnya kinerja pegawai, gaya
kepemipinan, penilaian suatu pelajaran dan sebagainya.
Skala numerik atau angka adalah skala peta yang menggunakan
angka atau bilangan pecahan sebagai pembanding jarak. Skala ini dapat
berupa perbandingan cm maupun inchi berbanding mil.
5.12. a. Skala sederhana Contoh jam 00.00 bukan berarti waktunya kosong
atau tidak ada nilainya, karena jam 00.00 sendiri masih menunjukkan
waktu dimana jam 00.00 sama dengan jam 12 malam.
b. Skala kategori Contoh misalnya menjelaskan agama, ada Islam,
Kristen, Hindu, Budha, Katolik. Ini hanya bersifat membedakan saja.
c. Skala perbedaan semantis Contoh Pengunaan Skala Diferensial
Semantik mengenai gaya kepemimpinan Ketua BEM suatu universitas
Cerdas 7 6 5 4 3 2 1 Bodoh
Demokrasi 7 6 5 4 3 2 1 Otoriter
Tidak Ramah 7 6 5 4 3 2 1 Ramah
d. Skala likert Contoh merupakan metode skala bipolar yang
mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu
pernyataan.
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Ragu-ragu (RG)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setu (STS)
e. Skala numeris Contoh
f. Skala grafis Contoh
BAB 6
Pemilihan Data (Sampel) Penelitian
JAWABAN :
6.1. a. Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek (satuan-satuan atau individu-
individu) yang karakteristiknya hendak diduga. Satuan-satuan atau
individu-individu ini disebut unit analisa.
b. Elemen adalah adalah prosedur numeris yang dapat dipakai untuk
menyelsaikan masalah-masalah dalam bidang rekayasa (engineering), seperti
analisa tegangan pada struktur, frekuensi pribadi dan mode shape-nya,
perpindahaan panas, elektromagnetis, dan aliran fluida (Moaveni).
c. Sampel adalah merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu
penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya,
tetapi bukan populasi itu sendiri. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu
baik tidaknya sampel yang diambil.
d. Subyek adalah bagian klausa yang menandai apa yang dibicarakan oleh
pembicara. Bagian klausa yang lain selain subjek adalah predikat. Subjek tidak
selalu sama dengan pelaku atau aktor, terutama dalam kalimat pasif.
e. Populasi Target adalah populasi yang menjadi sasaran akhir penerapan hasil
penelitian.
f. Kerangka Sampel adalah Keseluruhan unit sampel membentuk kerangka
sampel dan dari sinilah anggota sampel dipilih. Kerangka sampel mungkin
merupakan daftar dari kumpulan orang atau satuan perumahan, catatan dalam
sebuah file, set dari kartu punch, atau mungkin sebuah peta di mana telah
digambar unitnya secara jelas.
g. Unit Sampel adalah mungkin sama dengan unit analisa, tetapi mungkin juga
tidak. Sebagai contoh misalnnya untuk mengumpulkan informasi tentang orang,
dapat menggunakan daftar yang lengkap dari sensus dan mengambil sampel
langsung dari daftar tersebut.
6.2. 1. Peneliti memilih sampel tanpa prosedur khusus atau tanpa mengontrol
dalam pemilihan sampel misal: menanyakan sukarelawan untuk berpartisipasi
dalam pendidikan.
2.Varians strata lebih besar
3.Biaya lebih murah pada strata yang bersangkutan
4. cara pengambilan sampel dan teknik estimasi parameternya sederhana
5. Jumlah populasi di strata tersebut lebih besar
6.Cara ini mudah, murah, dan berguna hanya untukbentuk yang kesannya umum
atau secara garis besarsaja.
7.Hasilnya bias dan tidak dapat menduga nila ipopulasi.
6.3. a. Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau
individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut
dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda.
dst. (Djawranto, 1994 : 420).
b. Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti (Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan
pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan
karakteristik populasi.
6.4. a. Suatu sampel yang baik harus memenuhi jumlah yang memadai sehingga dapat
menjaga kestabilan ciri-ciri populasi. Berapa besar sampel yang memadai bergantung
kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Penentuan jumlah sampel bergantung pada
faktor variabilitas populasi. Semakin homogen karakteristik populasi, semakin sedikit
ukuran sampel yang dibutuhkan, dan sebaliknya.
b. Penelitian yang baik adalah penelitian yang hasilnya sangat akurat. Dengan hasil yang
akurat dapat dirumuskan simpulan yang akurat pula. Sehingga terdapat hubungan,
semakin besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan kekeliruan dalam penarikan
kesimpulan tentang populasi.
c. Kepadanan tenaga, kecukupan waktu, sarana teknis penunjang, serta kecukupan
logistik penunjang. Keterbatasan keadaan tersebut dapat mempengaruhi besarnya sampel
yang digunakan.
Akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan "bias" (kekeliruan) dalam sampel.
Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat
sampel tersebut. Tolok ukur adanya "bias" atau tematic variance" yang maksudnya adalah
tidak ada keragaman pengukuran yang disebabkan karena pengaruh yang diketahui atau
tidak diketahui, yang menyobabkan skor cenderung mengarah pada satu titik tertentu.
Sebagai contoh, jika ingin mengetahui rata-rata luas tanah suatu perumahan, laiu yang
dijadikan sampel adalah rumah yang terletak di setiap sudut jalan, maka hasil atau skor
yang diperoleh akan bias. Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada sampel yang diambil
secara sistematis.
Presisi, yakni.terkait dengan persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik
populasi. Contoh : Dari populasi sebanyak 100 sopir taxi yang diinterview diperoleh rata-
rata penghasilan mereka perhari Rp. 300.000. Kemudian diambil sampel secara acak
sebanyak 30 orang (30% dari populasi) dan diperoleh rata-rata penghasilan mereka
perhari Rp. 295.000 rupiah. Hal ini mengindikasikan bahwa ada selisih antara rata-rata
populasi dengan rata-rata sampel sebesar Rp.5,000. Selisih tersebut dapat dikatakan
relatif kecil. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata
sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut.
6.5. a. Mengidentifikasi populasi target.
b. Memilih kerangka pemilihan sampel
c. Menentukan metode pemilihan sampel
d. Merencanakan prosedur penentuan unit sampel
f. Menentukan ukuran sampel
g. Menentukan unit sampel
6.6. a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian
b. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya),
ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
c. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
d. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai
dengan 20
6.7. a. Kerangka sampel adalah suatu daftar berisikan unit-unit sampling.
b. Unit Sampel adalah kumpulan dari elemen-elemen yang tidak saling tumpang
tindih dari suatu populasi. Jika masing-masing unit sampling memuat tepat satu dan
hanya satu elemen dari populasi, maka satu unit sampling dan satu elemen adalah identik.
6.8. 1. Sampel Acak Sederhana
Metode sampel acak sederhana merupakan suatu prosedur yang memungkinkan setiap
elemen dalam populasi akan memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

2. Sampel Berstrata
Metode penarikan sampel berstrata merupakan suatu prosedr penarikan sampel berstrata
yang dalam hal ini suatu subsampel –subsampel acak sederhana ditarik dari setiap strata
yang kurang lebih sama dalam beberapa karakteristik. Ada dua macam penarikan sampel
berstrata yaitu, proporsional dan Non-Proporsional.
3. Sampel Berkelompok
Metod penarikan data sampel berkelompok merupakan suatu prosedur penarikan sampel
probabilitas yang memilih sub-populasi yang disebut cluster, kemudian setiap elemen
didalam kelompok dipilih sebagai anggota sampel
4. Sampel Sistematik
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke “K” dari titik awal yangdipilih secara
random, dimana:
1. K= N/n
2. N adalah jumlah anggota populasi
3. n adalah jumlah anggota sampel
4. Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil
sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
5. Cara ini dipergunakan bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
6.9. a. Metode Pemilihan Sampel Acak Sederhana
Kelebihan : Prosedur estimasi mudah dan sederhana
Kelemahan : 1. Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.
2.Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya
transportasi besar.
b. Metode Pemilihan Sampel Sistematis
Kelebihan : 1. Perencanan dan penggunaanya mudah.
2. Sampel tersebar di daerah populasi.
Kelemahan : Membutuhkan daftar populasi
6.10. a. Metode Pemilihan Sampel Berdasarkan Strata adalah mengambil sampel berdasar
tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat
atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil
dari masing-masing kelompok tersebut.
b. Metode Pemilihan Sampel Berdasarkan Kelompok adalah Pengambilan sampel
jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan metode Cluster Random
Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda
di dalam suatu instansi.
Perbedaan : A.
1. Tiap unit atau individu populasi mempunyai kesempatan atau probabilitas yang sama
untuk menjadi sampel. jadi nilai probabilitas tiap unit populasi untuk terpilih sebagai unit
sampel adalah sama, tidak = 0 dan atau tidak = 1.
2.Random sampling merupakan salah satu asumsi pemakaian statistik inferensial.
3.Jika menggunakan teknik random sampling dapat dilakukan generalisasi dengan tingkat
validitas generalisasi sangat baik. Dengan kata lain, jika tujuan penelitian adalah untuk
melakukan generalisasi, maka teknik sampling yang terbaik adalah random sampling.
B.
1. Kesempatan atau probabilitas setiap unit atau individual populasi untuk menjadi
sampel tidak sama. Dengan demikian, ada unit populasi yang nilai probabilitasnya untuk
terpilih menjadi unit sampel adalah = 0 atau = 1.
2. Jika pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonrandom, maka penggunaan
statistika inferensial parametrik dipertanyakan keabsahannya.
3. Jika menggunakan teknik nonrandom sampling, dan dilakukan generalisasi terhadap
populasinya, maka tingkat validitas generalisasinya kurang baik. Dengan kata lain,
generalisasi hanya berlaku untuk sampel yang digunakan saja.
6.11. Area Sampling adalah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil
wakil dari setiap wilayah geografis yang ada. Cluster Samples disebut juga sampel
kelompok dan bukan individu.
6.12. a. Tidak mengukur sejauh mana karakteristik sampel mendekati parapemeter
populasi induknya, sehingga dalam kenyatannya peneliti pada umumnya tidak dapat
mengidentifikasikan populasi induk sama sekali.
b. NPS adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.

6.13. a. Kemudahan : Mendapatkan setiap kasus dengan cara yang telah disepakati.
b. Pertimbangan : Mendapatkan kasus menggunakan rujukan dari satu atau
beberapa kasus, dan kemudian rujukan dari kasus tersebut, dan seterusnya.
c. Kuota : Mendapatkan nomor yang telah ditetapkan pada kasus dalam beberapa
kategori yang telah ditentukan yang akan mencerminkan keragaman populasi,
menggunakan metode haphazard.
6.14. Faktor-faktor yang menentukan ukuran sampel :
1. Derajat keragaman dari populasi
Makin besar derajat keragaman, maka ukuran sampel yang diperlukan akan lebih besar.
2. Presisi yang ditentukan peneliti
Presisi yang lebih tinggi mengharuskan kita memperbesar peluang bahwa statistik sesuai
dengan parameter sebenarnya (true value).
3. Rancangan analisis
Ukuran sampel yang kita gunakan, sebesar tertentu, biasa kita yakini telah memenuhi
aspek keterwakilan dan kecukupan terhadap populasi.
3. Tenaga, biaya, dan waktu
Hal yang tak kalah penting dalam penentuan ukuran sampel adalah tenaga, biaya, dan
waktu. Bila secara teknik sampling kita sudah baik, namun ukuran sampel tertentu tidak
bisa diterapkan begitu saja dalam penelitian.
Contoh Perhitungan Ukuran Sampel :
Berdasarkan notasi rumus besar sampel penelitian minimal oleh Slovin diatas, maka
apabila kita punya 1.000 orang dalam sebuah populasi, kita bisa tentukan minimal sampel
yang akan diteliti. Margin of error yang ditetapkan adalah 5% atau 0,05.
Perhitungannya adalah:
n = N / (1 + (N x e²))
Sehingga: n = 1000 / (1 + (1000 x 0,05²))
n = 1000 / (1 + (1000 x 0,0025))
n = 1000 / (1 + 2,5)
n = 1000 / 3,5
n = 285,7143
Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 1000 populasi pada margin of error
5% adalah sebesar 286.
6.15. a.
1. Variasi Acak (Random Variation)
2. Kesalahan spesifikasi (mis-specification of sample subject)
3. Kesalahan penentuan responden
4. Kesalah karena ketidaklengkan cakupan daftar populasi (coverage error).
5. Kesalahan karena ketidaklengkapan respon (Non response error)
6. Kesalahan penarikan sampel (sampling error)
7. Kesalahan pengukuran (Measurement error)
b.
1. Kesalahan karena pengaruh lingkungan (environmental influence): setiap alat-
ukur listrik tipe kumparan putar (Permanent Magnet Moving Coil) sudah dirancang untuk
memiliki kesalahan batas sesuai ketelitiannya.
2. Kesalahan instrumental (instrumental error): yakni kekurangan-kekurangan dari
alat-ukur itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai