Anda di halaman 1dari 15

Dosen Pengampuh:

Prof. Dr. H. Syahrul, M.Pd

RESUME PERKULIAHAN PERTEMUAN 1


Jenis- Jenis Penelitian “Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”

Oleh:
Afdaliah Alif
NIM. 220020301002

PTK Kelas A

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif adalah cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau
memcahkan masalah secara hati-hati dan sistematis, dan data-data yang dikumpulkan berupa
rangkaian atau kumpulan angka-angka. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data dapat
dikatakan sebagai cara untuk mengumpulkan data dalam melakukan penelitian ini. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuisioner atau angket dan atau tes atau
uji coba, sebagai upaya untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas sebuah koesioner
tersebut. Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data berupa daftar pertanyaan
yang diajukan kepada sumber data (responden), baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan sumber data. Metode penelitian kuantitatif dapat memberikan gambaran tentang
populasi secara umum. dalam penelitian kuantitatif, yang disoroti adalah hubungan antar
variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Walaupun
uriannya juga mengandung narasi atau bersifat deskriftif, sebagai penelitian korelasional
(hubungan), fokusnya terletak pada pejelasan hubungan-hubungan antar variabel

Karakteristik penelitian kuantitatif

Masing-masing metodologi penelitian mempunyai karakteristiknya sendiri-sendiri. Begitu


pula dengan penelitian kuantitatif juga punya karakteristiknya sendiri.

 Paradigma Penelitian Kuantitatif

Dalam paradigma kuantitatif gagasan positivisme dianggap sebagai akar paradigma


tersebut. Paradigma tersebut adalah tradisi pemikiran yang berkembang di Prancis dan
Inggris, yang diilhami oleh pemikiran David Hume, John Locke, dan Berkeley yang
menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan
memiliki kesamaan hubungan dengan pandangan aliran filsafat yang kita kenal
dengan positivisme, serta seringkali pula disebut dengan label lain seperti: empirisme,
behaviorisme, naturalisme, sainsisme Tradisi ini berkembang sebagai akibat terobsesi
dan dipengaruhi oleh ilmu-ilmu alam yang tergolong Aristotelian, yang bertumpu
pada pandangan bahwa realitas itu pada hakikatnya bersifat materi dan alamiah.
Dalam perkembangan berikutnya positivisme ini mendominasi wacana ilmu
pengetahuan mulai pada awal abad ke 20 sampai saat ini, dengan menetapkan kriteria-
kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmuilmu tentang manusia maupun alam untuk
disebut sebagai ilmu pengetahuan yang benar, berdasarkan kriteria-kriteria
eksplanatoris dan prediktif, untuk terpenuhinya kriteria tersebut maka semua ilmu
harus memiliki pandangan positivistik sebagai berikut:

 Objektif, maksudnya teori-teori bebas nilai.


 Fenomenalisme, maksudnya ilmu pengetahuan hanya bicara tentang
semesta alam yang teramati. Metafisis yang diandaikan ada
dibelakang gejala-gejala penampakan disingkirkan.
 Reduksionisme, alam semesta direduksi menjadi fakta-fakta yang
dapat diamati.
 Naturalisme, maksudnya alam semesta itu bergerak secara mekanis
seperti bekerjanya jarum jam
 Ruang lingkup Penelitian Kuantitatif
Ruang lingkup penelitian kuantitatif sama dengan ruang lingkup ilmu sosial yang
meliputi; sosiologi, politik, ekonomi, hukum, administrasi, komunikasi,
antropologi, dan lain-lain, obyek yang diamati oleh ilmu-ilmu sosial memiliki

variasi gejala majemuk, dan ini pula yang menjadikan fenomena unik bagi ilmu-
ilmu sosial serta diakui sebagai karakteristik yang mempunyai keunggulan lebih
dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam yang lebih banyak menyajikan peristiwa-
peristiwa monoton dan bersifat rutin. Konsekuensinya maka ilmu-ilmu sosial
memiliki kompleksitas dalam metodologi melebihi ilmu-ilmu alam, terutama
dalam menentukan konsep, reliabilitas, maupun validitas. Oleh karena itu kajian
terhadap obyek-obyek perilaku sosial memiliki keunikan tersendiri yang tidak
didapatkan pada ilmu-ilmu alam pada umumnya, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa perilaku yang mempunyai gejala yang tampak, dapat diamati,
dapat dikonsepkan, dan dapat diukur sebagai variabel-variabel yang muncul
dimasyarakat merupakan wilayah penelitian kuantitatif. Dengan demikian besaran
ruang lingkup penelitian kuantitatif sebagaimana juga ruang lingkup ilmu-ilmu
sosial dapat digambarkan sebagai berikut:
Jika ditelusuri lebih lanjut tentang pembahasan ruang lingkup ini akan semakin rinci,
jika ruang lingkup itu dilihat dari masing-masing aktivitas kegiatan dalam kehidupan
dimasyarakat
yang bisa dimasuki dengan kegiatan penelitian seperti misalnya: bisnis,
manajemen, komunikasi, sosiologi, antropologi dan lain-lain.
 Ruang lingkup penelitian Bisnis, Penelitian bisnis dapat diartikan sebagai
usaha yang bertujuan untuk memperoleh informasi guna memecahkan masalah
bisnis atau mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan bisnis dengan
menggunakan metode ilmiah, logis, runtut, dan dapat direplikasi
 Ruang lingkup penelitian manajemen strategic Contoh topik penelitian
manajemen strategik antara lain Persaingan industri : Kasus Perbankan.
 Ruang lingkup penelitian komunikasi, contohnya seperti Pengaruh Budaya
organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan
Kehumasan di sebuah perusahaan

 Format Penelitian Kuantitatif

Format penelitian kuantitatif dalam ilmu-ilmu sosial tergantung pada permasalahan


dan tujuan penelitiannya. Berdasarkan paradigma yang sering mendominasi
penggunaan metodologi penelitian kuantitatif ada dua format yang merupakan arus
utama dalam praktik penelitian kuantitatif, yaitu format deskriptif, dan format
eksplanatif, kedua format tersebut dapat divisualisasikan seperti gambar berikut ini:
 Penggolongan dan jenis penelitian kuantitatif

Penggolongan dan jenis penelitian kuantitatif Penggolongan dan jenis


penelitian kuantitatif oleh para ahli dilakukan sedemikian rupa dengan maksud
menghindari terjadinya tumpang tindih dari satu jenis penelitian kuantitatif dengan
penelitian kuantitatif yang lain
 Penelitian Pengembangan
Penelitian Pengembangan adalah penelitian yang ditujukan untuk
mengkaji atau mengembangkan temuan-temuan penelitian sebelumnya atau
teori-teori penelitian yang sudah ada, baik untuk keperluan ilmu pengethuan
murni, maupun untuk keperluan ilmu pengetahuan terapan.
 Penelitian Verifikasi
Penelitian verifikasi dalam penelitian kuantitatif adalah penelitian untuk
memverifikasi (mengecek) kebenaran hasil suatu penelitian terdahulu apakah
hasil penelitian itu benar atau keliru.
 Penelitian Longitudinal
Penelitian Longitudinal adalah penelitian yang meneliti sebuah gejala
yang terus berlangsung, penelitian ini memerlukan keaktifan peneliti mencatat
secara rutin kemajuan yang didapat oleh obyek penelitian. Penelitian ini
memerlukan waktu yang lama, tenaga dan biaya yang banyak, sehingga
kebanyakan peneliti menganggapnya kurang efisien.
 Penelitian Cross Sectional
Penelitian Cross Sectional adalah penelitian yang tidak menggunakan obyek
penelitian yang sama tetapi dalam waktu yang bersamaan.
Jenis-jenis penelitian kuantitatif

1. Klasifikasi penelitian berdasarkan manfaat penelitian


 Penelitian murni, merupakan penelitian yang manfaatnya dirasakan untuk
waktu yang lama. Lamanya manfaat ini lebih karna peneliti ini biasanya
dilakukan karna kebutuhan dari peneliti itu sendiri. Penelitian-penelitian
yang dilakukan dalam kerangka akademis.
 Penelitian terapan, mafaat dari penelitian inidapat segera dirasakan oleh
berbagai kalangan. Penelitian ini biasa dilakukan untuk memecahkan
masalah yang ada sehingga hasil penelitian harus segera diaplikasikan.
2. Klasifikasi penelitian bersadarkan tujuan penelitian
 Penelitian eksploratif, penelitian ini dilakukan untuk menggali segala
yang relative baru. Dapat dikalatan bahwa ada suatu fenomena atau
gejala yang selama ini belum pernah diketahui atau dirasakan.
 Penelitian deskriptif, penelitian ini dilakukan untuk memberikan
gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil
akhir dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola mengenai
fenomena yang sedang dibahas
 Penelitian eksplanatif, penelitian ini digunakan untuk menemukan
penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir
dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab –akibat.
Penelitian ini sering kali diidentikan dengan penelitian yang
menggunakan pertanyaan “ mengapa” dalam mengembangkan informasi
yang ada
3. Klasifikasi penelitian berdasarkan dimensi
 Penelitian cross-sectional, adalah penelitian yang dilakukan dalam satu
waktu tertentu. Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu tertentu, dan
tidak akan dilakukan penelitian lain diwaktu yang berbeda untuk
diperbandingkan
 Penelitian Longitudinal, adalah penelitian yang dlakykan antar waktu,
dengan begitu akan terdapat dua kali penelitian dengan topic atau gejala
yang sama tetapi dilakukan dalam waktu yang berbeda.
4. Klasifikasi penelitian berdasarkan teknik pengumpulan data
 Penelitian survey, adalah penelitian yang menggunakan kuesioner
sebagai instrument penelitian. Kuesioner merupakan lembara yang berisi
beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku. Dalam pelaksaan
survey, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
 Penelitian ekperimen, penelitian ini dilakukan dalam alam terbuka dan
juga di ruang tertutup. Dalam penelitian ini kondisi yang ada
dimanipulasi oleh peneliti sesuai denga kebutuhan peneliti
 Analilsis isi, penelitian ini dilakukan bukan kepada orang tetapi lebih
kepada symbol, gambar, film, dan sebagainya. Pada material yang
dianalisis misalnya surat kabar, digitung beberapa kali tulisan tetang
topic tertentu muncul, lalu dengan alat bantu statistic hitung.
 Penelitian lapangan, peneleitian ini bisa dimulai dengan perumusan
permasalahan yang tidak terlalu baku, instrument yang digunakan juga
hanya berisi tentang pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini dapat
dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan.
 Penelitian wacana, penelitian ini serupa dengan analisis wacana, hanya
saja bukan frekwesi tampilan dari topic tertentu, tetapi lebih jauh
mengaitkan topic tersebut pada setting atau kondisi yang muncul
bersamaan atau melatarbelakangi topic tersebut.
 Perbandingan sejarah, penelitian ini bertujuan mengumpulkan data dan
menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial dimasa lalu. Penelitian ini
sebaiknya difokuskan pada suatu priode bersejarah, beberapa kebudayaan
yang berbeda atau juga kombinasi antara priode seharah dan kebudayaan
yang berbeda.

Penelitian Kuantitatif

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian pendidikan di mana peneliti bergantung pada
pandangan partisipan atau informan, peneliti bertanya panjang lebar, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan umum, pengumpulan data sebagian besar terdiri dari kata-kata (atau teks) dari
peserta, menggambarkan dan menganalisis teks tersebut menjadi tema-tema, dan melakukan
permintaan secara subyektif dan secara bias (memancing pertanyaan lainnya). Bongdan dan
Taylor menyatakan bahwa metodologi penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif, baik berupa kata-kata lisan maupun tertulis dari orang-orang
atau perilaku yang diamati.

Karakter penelitian kualitatif

Miles dan Huberman mengemukakan karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut:

1. Penelitian kualitatif bersifat intensif. Penelitian kualitatif tidak seharusnya


dilakukan dengan setengah hati. Melain- kan harus dilakukan melalui hubungan
intensif dengan yang diteliti. Yaitu melaksanakan penelitian dengan sungguh-
sungguh di lapangan (lokasi penelitian), guna memperoleh hasil yang maksimal.
Hal tersebut dilakukan dengan menjaga harmonisasi hubungan dengan yang
diteliti ataupun dengan para partisipan dan informan sebagai sumber data.
2. Penelitian kualitatif bersifat holistik. Peneliti dituntut untuk sedapat mungkin
memperoleh data secara holistik atau menyeluruh. Peneliti tidak memandang data
yang ia peroleh sebagai sesuatu yang terpisah melainkan sebagai sesuatu yang
memiliki kesatuan antara data yang satu dengan lainnya.
3. Penelitian kualitatif bersifat verifikatif. Artinya data yang telah diperoleh harus
senantiasa diulas dan dirundingkan dengan para informan untuk diverifikasi atau
dicek. Menurut Moleong hal ini disebabkan oleh beberapa hal pertama, susunan
dari merekalah (informan) yang akan diangkat oleh peneliti. Kedua, hasil
penelitian ber- gantunng pada hakikat dan kualitas hubungan antara pencari
(peneliti) dengan yang dicari (yang diteliti). Ketiga, konfirmasi hipotesis kerja
akan menjadi lebih baik verifikasinya apabila diketahui dan dikonfirmasikan oleh
orang-orang yang ada kaitannya dengan yang diteliti.
4. Penelitian kualitatif memiliki fokus utama yaitu memahami tindakan seseorang
dan pertanggungjawabannya atas tindakan itu. Dalam penelitiannya, peneliti tidak
sekedar mengamati perilaku objek semata. Melainkan ia dituntut untuk memahami
perilaku tersebut, dengan meminta infor- masi pertanggungjawaban atau alasan
terhadap perilaku tersebut. Jadi seorang peneliti kualitatif tidak sekadar me- minta
informasi lalu membenarkannya langsung, namun lebih dari itu peneliti harus
mengetahui dan memahami motif di balik perilaku subjek atau jawaban
pertanyaan dari informan. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data yang
berkualitas.
Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif

1. Mengonstruksi realitas sosial, makna budaya (Construct social reality, cultural


meaning).
Apabila penelitian kuantitatif berusaha mengukur fakta yang objektif atau
dengan kata lain mendeskripsikan suatu fenomena atau realitas, maka penelitian
kualitatif ingin mendapatkan pemahaman yang mendalam. Untuk itu harus
mencari nomenon atau makna di balik fenomena. Atau dapat dikatakan penelitian
kuantitatif berusaha mendeskripsikan fenomena secara akurat sedangkan
penelitian kualitatif ingin mendapatkan makna di balik fenomena, untuk itu perlu
mendapatkan pemahaman yang mendalam dari suatu fenomena.
2. Berfokus pada proses interpretasi dan peristiwa-peristiwa (Focus on interactive
processes, events)
Penelitian kuantitatif berfokus pada variabel-variabel, bahkan sebelum
penelitian dilakukan telah ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel yang akan
diteliti. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, fokus perhatiannya pada proses
interaksi dan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadiannya itu sendiri, bukan
pada variabel-variabel. Bahkan fokus penelitian dapat berubah pada waktu di
lapangan setelah melihat kenyataan yang ada di lapangan. Dalam penelitian
kualitatif di antara teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi.
Observasi tidak cukup apabila hanya diarahkan pada setting saja, tetapi justru
yang pokok adalah proses terjadinya peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian itu
sendiri. Demikian pula observasi tidak cukup dilakukan bersamaan dengan
wawancara, tetapi observasi sebaiknya dilakukan tidak bersamaan dengan
wawancara. Apabila observasi dilakukan bersamaan dengan wawancara, maka
tidak dapat terfokus pada hal-hal yang akan diobservasi. Walaupun memang ada
perilaku yang dapat diobservasi pada waktu diadakan wawancara, namun
mengenai perilaku tersebut belum dapat ditarik kesimpulan. Agar dapat ditarik
kesimpulan maka hasil wawancara harus dilengkapi dan dicek dengan hasil
observasi yang dilakukan secara khusus. Dengan observasi akan dapat diketahui
tentang proses interaksi atau kejadian-kejadiannya sendiri. Atau dengan kata lain,
dengan observasi terutama observasi langsung tidak hanya akan dapat menjawab
pertanyaan tentang apa, tetapi juga bagaimana dan mengapa. Dengan diketahuinya
tentang apa, bagaimana, dan mengapa, maka masalah akan dapat dipahami secara
mendalam.
secara mendalam.
3. Keaslian merupakan kunci (Authenticity is key)
Dalam penelitian kuantitatif, reliabilitas merupakan kunci, jadi analisis
statistik mempunyai fungsi yang sangat strategis. Dalam penelitian kualitatif
keaslian merupakan kunci, sehingga penelitian kualitatif ini juga dikatakan
sebagai penelitian alamiah (naturalist inquiry). Dalam penelitian kualitatif tidak
ada usaha untuk memanipulasi situasi maupun setting. Sebaliknya penelitian
kuantitatif justru sering melakukan manipulasi situasi maupun setting penelitian.
Misalnya dalam metoda eksperimen, situasi dapat dimanipulasi dengan subjek
diatur sehingga homogen dengan dipilih sesuai kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu, dengan ditiadakannya pengaruh dari variabel kontrol, adanya
treatment (perlakuan khusus) misalnya diberikan terapi khusus atau diberikan
pelatihan khusus, dan lainlain. Sebaliknya penelitian kualitatif melakukan studi
terhadap fenomena dalam situasi dan setting sebagaimana adanya. Guba seperti
yang dikutip Patton mendefinisikan studi dalam situasi alamiah sebagai studi
yang berorientasi pada penemuan (discovery-oriented). Penelitian demikian secara
sengaja membiarkan kondisi yang diteliti berada dalam keadaan sesungguhnya,
dan menunggu apa yang akan muncul atau ditemukan.
4. Nilai hadir dan nyata / tidak bebas nilai (Values are present and explicit)
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti berusaha untuk tidak memperhatikan
atau tidak memperhitungkan nilai (bebas nilai), sebaliknya dalam penelitian
kualitatif nilai sangat diperhatikan atau diperhitungkan. Penelitian kuantitatif
memegang teguh prinsip menghindari pernyataan-pernyataan yang berkaitan
dengan nilai-nilai dalam laporan penelitian (juga dalam skripsi, tesis, disertasi)
dengan jalan menggunakan bahasa yang impersonal (misalnya tidak menggunakan
kata: kita, kami, saya, kita semua), membuat laporan penelitian, mengajukan
argumentasi berdasarkan faktafakta yang diperoleh dalam penelitian. Sedang
penelitian kualitatif menggunakan bahasa yang personal (dapat menggunakan
kata: kita, kami, saya, kita semua). Menurut Neuman (1997 dalam Salim,
2001:36) dalam penelitian kualitatif para peneliti mengetahui adanya sifat value-
laden (sarat nilai-nilai subjektif si peneliti) dalam penelitian, dan si peneliti pun
secara aktif melaporkan nilai-nilai dan bias-biasnya, serta nilai-nilai dari informasi
yang dikumpulkan di lapangan.
5. Terikat pada situasi / terikat pada konteks (Situationally constrained)
Telah dijelaskan bahwa suatu fenomena terikat pada situasi yang
mengelilinginya, atau dengan kata lain selalu terikat pada konteks. Telah
dijelaskan pula di depan bahwa dalam penelitian kuantitatif karena ingin
menghasilkan data yang berlaku umum (universal), maka peneliti harus menjaga
jarak dan bebas dari pengaruh yang diteliti. Peneliti selalu berusaha mengontrol
bias, memilih percontohan yang sistematis dan berusaha objektif dalam meneliti
suatu fenomena. Sebaliknya penelitian kualitatif tidak menjaga jarak dan tidak
bebas dari yang diteliti karena ingin mengetahui persepsinya, atau dengan kata
lain ingin mengetahui persepsi subjektif dari yang diteliti. Persepsi subjektif dari
yang diteliti selalu terikat pada situasi atau terikat pada konteks. Individu yang
sedang mengalami kesedihan dapat berubah menjadi senang atau gembira pada
saat memasuki pesta ulang tahun anaknya atau teman karibnya. Dengan adanya
data yang bersifat subjektif, apa ini berarti penelitian kualitatif tetap bersifat
ilmiah? Walaupun datanya bersifat subjektif, penelitian kualitatif tetap ilmiah,
karena apabila data tersebut dimiliki beberapa atau banyak individu atau dengan
kata lain beberapa atau banyak individu memiliki data yang sama dengan subjek
yang diteliti, maka hasil penelitian seperti ini disebut bersifat intersubjektif atau
objektif.
6. Terdiri atas beberapa kasus atau subjek (Few cases subjects)
Dalam penelitian kualitatif karena tidak bertujuan menggeneralisasikan hasil
penelitiannya, maka penelitian kualitatif tidak perlu meneliti banyak kasus atau
subjek. Dalam studi kasus subjek yang diteliti dapat satu tetapi dapat juga banyak,
bahkan mungkin penduduk suatu negara. Karena dalam studi kasus yang sangat
penting adalah sifatnya yang sangat spesifik. Contoh penelitian tentang
‚Perkembangan Demokrasi pada Negara-negara Sosialis.‛ Negara-negara yang
menganut paham Sosialis menentang paham Demokrasi. Jadi penelitian
perkembangan demokrasi di negara-negara sosialis bersifat spesifik. Sebagai
contoh tidak seperti dalam penelitian kuantitatif yang mematok jumlah subjek
minimal sebanyak 30 (tiga puluh) individu agar dapat dianalisis dengan statistik
parametrik, maka dalam penelitian kualitatif tidak mematok jumlah subjek yang
diteliti.
7. Bersifat analisis tematik (Thematic analysis)
Dalam penelitian kualitatif karena tidak bertujuan menggeneralisasikan hasil
penelitiannya, maka yang diteliti adalah hal-hal yang bersifat khusus atau spesifik,
dan analisisnya bersifat tematik. Misalnya tindak kekerasan terhadap perempuan,
masalah-masalah jender: perjuangan perempuan mendapatkan perlakuan yang adil
dalam lapangan pekerjaan, kasus-kasus perilaku menyimpang, masalah kesulitan
belajar bagi anak-anak yang tidak normal (learning-disabilities), dan lain-lain.
8. Peneliti terlibat (Researcher is involved)
Berbeda dengan penelitian kuantitatif di mana peneliti mengambil jarak
dengan yang diteliti agar dapat menjaga objektivitas atau menghindari
subjektivitas dari yang diteliti, maka sebaliknya penelitian kualitatif peneliti tidak
mengambil jarak, agar peneliti benar-benar memahami persepsi subjek yang
diteliti terhadap suatu fenomena. Untuk itu peneliti dapat melakukan misalnya
observasi terlibat (participant observation). Dengan observasi terlibat pemahaman
terhadap subjek dapat mendalam.

Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif

Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand)


fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitikberatkan pada gambaran yang
lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi
variabelvariabel yang saling terkait. Hal ini dilakukan agar diperoleh pemahaman
yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori.
Setidaknya ada lima jenis penelitian kualitatif, yakni Biografi (Biography),
fenomenologi (phenomenology), grounded theory, etnografi (ethnography), dan studi
kasus (case studies).
1. Biografi
Secara bahasa, biografi berasal dari kata ‚bio‛ (hidup) dan ‚grafi‛ (penulisan).
Sehingga dirangkai menjadi ‚Tulisan Kehidupan‛. Secara istilah menurut Denzin
& Lincolin yaitu, ‚sejarah tertulis tentang kehidupan seseorang‛, mengkaji sebuah
penelitian yang melandaskan dari catatan atau pengalaman hidup seseorang untuk
dijadikan sebagai bahan penelitian. Menulis kehidupan mengandung konotasi
yang jauh dari sekedar sedikit melampaui makna biografis itu sendiri. Hal ini
berarti bahwa penyampain yang bersifat mendalam tentang pengalaman hidup
seseorang dan mengilustrasikannya melalui tulisan sehingga orang lain bisa
menilai dan mengambil positif dari isi penyampain tersebut. Dalam menulis
biografi seseorang, diperbolehkan menuliskan cerita hidup seseorang yang masih
hidup dan orang yang sudah meninggal. , dengan catatan memiliki data yang
relevan. Denzin & Lincolin menjelaskan, cerita tentang kehidupan seseorang
ditulis oleh orang lai, bukan seseorang yang bersangkutan berdasarkan pada
dokumen, rekaman kejadian, dan lain-lain sebagai sumber data.
2. Fenomenologi
Fenomenologi merupakan salah satu jenis metode penelitian kualitatif yang
diaplikasikan untuk menggali dan mengungkap kesamaan makna dari sebuah
konsep atau fenomena yang menjadi pengalaman hidup sekelompok individu.
Sebagai metode untuk mengungkap esensi makna sekumpulan individu,
fenomenologi menjadi metode riset yang dekat dengan filsafat dan psikologi, serta
penerapannya syarat upaya-upaya filosofis dan psikologis. Fenomenologi sebagai
sebuah metode riset sering dikatakan memiliki kemiripan dengan studi naratif dan
etnografis. Bedanya, fenomenologi berupaya mengungkap esensi universal dari
fenomena yang dialami secara personal oleh sekelompok individu. Fenomena
yang dialami oleh sekelompok individu tentunya begitu beragam. Salah satu poin
penting yang menjadi kelebihan studi fenomenologis adalah pengalaman yang
tersembunyi di dalam aspek filosofis dan psikologis individu dapat terungkap
melalui narasi sehingga peneliti dan pembaca seolah dapat mengerti pengalaman
hidup yang dialami oleh subjek penelitian. Tujuan dari penelitian fenomenologis
adalah mereduksi pengalaman individual terhadap suatu fenomena ke dalam
deskripsi yang menjelaskan tentang esensi universal dari fenomena tersebut.
Fenomenolog berupaya ‛memahami esensi dari suatu fenomena‛.
3. Grounded theory
Penelitian Grounded theory adalah suatu model dalam penelitian kualitatif dan
yang bersifat konseptual atau teori sebagai hasil pemikiran induktif, bukan hasil
pengembangan teori yang telah ada. Grounded theory dikhususkan untuk
menemukan atau menghasilkan teori dari suatu fenomena yang berkaitan dengan
situasi tertentu. Situasi yang dimaksud adalah suatu keadaan ketika individu
(subjek penelitian) berinteraksi langsung, mengambil bagian dan melebur
berproses menjadi sau terhadap suatu fenomena.
4. Etnografi
Etnografi merupakan suatu penelitian yang difokuskan pada penjelasan
deskriptif dan interpretasi terhadap budaya dan sistem sosial suatu kelompok atau
suatu masyarakat tertentu melalui pengamatan dan penghayatan langsung terhadap
kelompok aatau masyarakat yang diteliti. Peneliti memfokuskan penelitiannya
pada kelompok atau suatu masyarakat tertentu melalui pengamatan dan penelitian
secara langsung terhadap kelompok yang bersangkutan. Etnografi adalah sebuah
proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan
pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam
pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau
melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti
mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam
kelompok.
5. Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan
terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber
informasi. Penelitian ini merupakan suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang
individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun waktu tertentu. Secara mendalam studi
kasus merupakan suatu model yang bersifat komprehansif, intens, terperinci dan mendalam
serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena-
fenomena yang bersifat kontemporer

Anda mungkin juga menyukai