Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PROSES PENELITIAN

“Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Metodologi Penelitian Multiparadigma”

Oleh:
Kelompok 1:
Nining Asniar Ridzal (NIM. A023231004)
Sri Wahyuni Nur (NIM. A023231007)

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU AKUNTANSI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang
jelas dan dapat ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang
diinginkan seorang yang sedang meneliti sesuatu harus mengetahui proses
proses itu dengan jelas. Dalam ilmu tehnik, proses adalah urutan pelaksaan
atau kejadian yang saling terkait yeng bersama-sama mengubah masukan
menjadi keluaran. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh manusia, alam,
atau mesin dengan menggunakan berbagai sumber daya. Jadi, menurut
ilmu tekhnik itu proses adalah suatu urutan pelaksanaan suatu kejadian
atau pelaksanaan yang saling terkait satu dengan yang lainya, satu dengan
yang lainya itu saling berhubungan, dan pelaksanaan penelitian itu dapat
dilakukan oleh manusia, alam, mesin atau dengan menggunakan sumber
daya yang lain (Widoretno dan Arianto, 2019).
Manusia menggunakan proses penelitian itu untuk mendapatkan
hasil penelitian yang memuaskan, karena jika seseorang itu melakukan
penelitian tapi tidak mengurutkan suatu kejadian itu dengan benar, maka
hasil penelitianya itu akan tidak sesuai dengan yang diharapkan, karena
seseorang yang melakukan penelitian itu tidak melaksanakan penelitian
dengan benar, dia tidak bisa mengurutkan kejadian kajadianya apa saja
yang dia amati, oleh karena itu perlu proses penelitian dalam suatu
penelitian.
Dalam suatu penelitian teori itu memiliki peran, dan peran teori itu
sendiri adalah untuk membantu untuk mengumpulkan suatu pengalaman.
Didalam teori itu sendidri terdapat preposisi yang pereposisi itu sangat
berperan penting dalam mengikhtisarkan informal sehingga dapat
penafsiran, penilaian, dan suatu pernyataan itu dapat terlaksana dengan
mudah. Dalam suatu penelitian itu harus ada teorinya. Karena teori itu
sangatlah berperan penting dalam suatu teori itu (Wahyono, 2019).

1
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

Proses penelitian itu memerlukan suatu metode penelitian yang


penelitian itu bisa menemukan dan mengamati perilaku secara menyeluruh
pada situasi yang alami (Pramesti, 2019). Jadi, apabila melakukan suatu
peneltitian itu maka kita harus memiliki suatu metode penelitian. Misalnya
saja dengan menggunakan metode kualitatif, karena dengan metode
kualitatif itu bisa meyelidiki penelitian yang akan kita teliti. Penelitian
kualitatif dalam proses pembelajaran menulis seseorang itu tidak dapat
dipisahkan dengan suatu kejadian atau proses pembelajaran dalam
menulis yang kejadian itu benar benar berlangsung di sebuah kelas
(Budiyono, 2013).
Apabila seseorang itu ingin melakukan penelitian, seseorang itu
harus berangkat dari suatu masalah dulu, tetapi masalah yang dibawa
seorang peneliti itu kuantitatif ataupun kualitatif, antara keduanya itu
berbeda. Apabila seseorang itu melakukan penelitian secara kuantitaif,
maka masalah yang dibawa oleh seorang peneliti itu ialah harus sudah
jelas. Jadi, apabila seseorang itu ingin melakukan suatu penelitian secara
kuantitatif itu masalah yang dia kerjakan harus sudah jelas, karena apaila
seseorang itu ingin melakukan suatu penelitian itu harus jelas. Sedangkan
suatu masalah yang dilakukan oleh seorang peneliti, itu masih bersifat
sementara dan itu akan selalu berkembang sesudah seorang peneliti itu
memasuki lapangan. Perpustakaan itu penting bagi seorang peneliti,
karena dengan adanya kepustakaan itu seorang peneliti kan bisa
menambah ilmu dan itu akan bagus untuk penelitianya.

B. Tujuan
Pada dasarnya makalah ini disusun untuk memberikan pemahaman
mengenai proses penelitian yang mencakup desain penelitian, metode
penelitian kuantitatif, dan metode penelitian kualitatif.

2
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

BAB II
PEMBAHASAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian meliputi serangkaian pilihan pengambilan
keputusan rasional, seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Desain penelitian

3
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

Gambar 2.2 Desain Penelitian


Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 dimana tiap komponen
desain penelitian memberikan beberapa poin pilihan yang penting. Tingkat
keketatan ilmiah dalam sebuah studi penelitian bergantung pada
bagaimana ketelitian manajer/peneliti memilih alternatif desain yang tepat,
mempertimbangkan tujuan khususnya.

B. Tujuan Studi: Eksploratif, Deskriptif, Eksplanatori


Studi mungkin bersifat eksploratif atau deskriptif, atau dilakukan
untuk menguji hipotesis. Studi kasus merupakan penyelidikan studi yang
dilakukan dalam situasi organisasi lain yang mirip, yang juga merupakan
metode pemecahan masalah, atau untuk memahami fenomena yang
diminati dan menghasilkan pengetahuan lebih lanjut dalam bidang tersebut.
Sifat studi baik eksploratif, deskriptif, atau pengujian hipotesis bergantung
pada tahap peningkatan pengetahuan mengenai topik yang diteliti.
Keputusan desain menjadi semakin ketat saat kita berlanjut dari tahap
eksploratif, dimana kita bisa mengeksplorasi bidang penelitian organisasi
yang baru ke tahap deskriptif, kita mencoba menjelaskan karakteristik

4
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

tertentu dari fenomena yang menjadi pusat perhatian ke tahap pengujian


hipotesis, menguji apakah hubungan yang diperkirakan memang terbukti
dan jawaban atas pertanyaan penelitian telah diperoleh.
1. Studi Eksploratif
Studi eksploratif (exploratory study) dilakukan jika tidak banyak
yang diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada
informasi yang tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu
penelitian yang mirip diselesaikan di masa lalu (Sekaran, 2016).
Penelitian eksploratif dilakukan untuk mencari ide-ide atau
hubungan-hubungan baru dari fenomena-fenomena tertentu. Peneliti
berusaha mencari hubungan gejala-gejala yang hendak diteliti dan
mencoba mengetahui bentuk dari hubungan tersebut. Dalam hal ini
belum ada suatu perencanaan formal untuk melakukan penelitian.
Biasanya pelaksanaan penelitian tergantung pada daya imaginasi dan
kemauan penelitinya. Mereka belum dibekali pengetahuan mengenai
masalah atau situasi yang diselidiki. Disamping itu belum dibekali teori-
teori yang mungkin dapat membimbing mereka mengadakan penelitian
dimaksud. Dalam hal ini peneliti dapat mempelajari fenomena dari
berbagai apsek yang diselidiki. Ada juga kemungkinan seorang peneliti
mungkin sudah memiliki gagasan atau dibekali dengan teoriteori, akan
tetapi bagian mana dari teori mana yang dapat dipakai, masih harus
dipelajari. Demikian juga dengan bagian-bagian teori tersebut yang
dapat digunakan dan digabung untuk memberikan suatu dasar teori
yang lebih lengkap atau memuaskan, masih harus dipikirkan.
Dalam penelitian eksploratif, apa yang menjadi masalah belum
dirumuskan. Singkatnya, masalah yang diteliti masih terbuka.
Pengetahuan mereka tentang gejala atau peristiwa yang hendak diteliti
masih sedikit sekali. Akibatnya, peneliti tidak mungkin memusatkan
perhatian pada aspek-aspek yang spesifik dari situasi sosial.
Seseorang dapat tertarik terhadap semua hal yang mungkin diperoleh
dalam penelitian tersebut. Untuk menjaring data atau informasi

5
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

biasanya digunakan suatu daftar pertanyaan terbuka sehingga


informasi yang dapat dikumpulkan banyak. Penelitian ini sangat
fleksibel karena tidak dibatasi hipotesis dan masalah. Tujuan akhir
penelitian eksploratif adalah untuk merumuskan hipotesis yang
berguna bagi penelitian lanjutan, atau paling sedikit untuk memberikan
dasar menentukan dan merumuskan lebih teliti masalah penelitian.
Hasil akhir penelitian eksploratif adalah suatu hipotesis, awal dari suatu
teori baru.
Oleh karena permasalahan belum dirumuskan dan hipotesis
belum ada, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian
eksploratif tidak terlalu penting. Kerefresentatifan sampel, dalam arti
jumlah, tidak perlu dipersoalkan. Biasanya yang hendak dicari adalah
hubungan antara beberapa gejala tertentu saja. Dalam penelitian ini
data mengenai semua aspek dari gejala yang diteliti harus dapat
dikumpulkan, karena dengan cara itulah gejala dapat diidentifikasi.
Penelitian eksploratif, yang seringkali berupa studi kasus, dapat
dianggap sebagai langkah awal untuk penelitian deskriptif dan
penelitian eksplanatori. Inilah salah satu kegunaan utama penelitian
eksploratif. Data yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat
digunakan untuk merumuskan persoalan. Pada akhirnya kemudian,
pemecahan permasalahan dapat dilakukan dengan menggunakan
jenis penelitian yang lain.
2. Studi Deskriptif
Sesuai dengan namanya, penelitian deskriptif adalah suatu jenis
penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran (deskripsi) dari
suatu fenomena tertentu secara obyektif. Studistudi deskriptif
menyajikan pada peneliti sejumlah informasi mengenai berbagai
keadaan sosial, misalnya untuk menggambarkan ciri-ciri tertentu dari
suatu sampel atau populasi penelitian. Berbeda dengan penelitian
deskriptif, dalam penelitian ini masalah penelitian sudah terang, tetapi
perlu penegasan terhadap konsep-konsep yang akan digunakan.

6
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

Sesuai dengan namanya, penelitian dirumuskan pula dengan metode


deskriptif, yang juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data
yang dikumpulkan.
Dalam penelitian deskriptif, kadang-kadang hipotesis telah
dirumuskan. Ada tidaknya hipotesis dalam penelitian ini tergantung
dari, antara lain sedikit banyaknya pengetahuan peneliti mengenai
masalah yang hendak diteliti. Apabila peneliti sudah mengetahui latar
belakang permasalahan yang hendak diteliti, biasanya dapat
dirumuskan satu atau beberapa hipotesis yang dapat mengarahkan dia
untuk menyelesaikan penelitiannya. Demikian juga dengan meode atau
teknik analisis sudah ditentukan terlebih dahulu. Oleh karena masalah
sudah dirumuskan dan hipotesis sudah ada (tidak mutlak ada), maka
penelitian ini kurang fleksibel dibandingkan dengan penelitian
eksploratif. Apabila sumber informasi berasal dari populasi, untuk
mendapatkan data, kerepresentatifan sampel harus terjamin.
Pengolahan data pada umumnya agak mudah, biasanya dengan
memakai teknik-teknik analisis yang sederhana, seperti penentuan
rata-rata, pembentukan prosentase atau menggunakan teknik-teknik
statistika yang sederhana lainnya.
Menurut Surachmad (1972) metode deskriptif dapat
menghasilkan berbagai kajian yang bersifat:
a. Teknik survey
Teknik survei merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah
unit atau individu dalam suatu waktu atau jangka waktu yang
bersamaan. Contoh: survei pasar, survei sosial ekonomi, dan
sebagainya.
b. Studi kasus
Studi kasus adalah studi yang memusatkan perhatian pada suatu
kasus. Biasanya penelitian kasus dilakukan secara intensif dan
mendalam. Subyek yang diteliti terdiri dari satu unit atau satu
kesatuan unit yang dipandang sebagai kasus, misalnya satu

7
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

orang, satu keluarga, satu lembaga, satu desa dan sebagainya.


Segala aspek kasus, misalnya mulai dari peristiwa terjadinya,
perkembangannya dan perubahan perubahannya mendapat
perhatian yang seksama dari peneliti.
c. Studi perbandingan
Ini merupakan penyelidikan untuk mencari pemecahan melalui
analisis terhadap hubungan sebab-akibat, yakni dengan meneliti
faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi fenomena
yang diselidiki dengan membandingkan satu faktor dengan faktor
yang lain.
3. Penelitian Eksplanatori
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara beberapa
variabel yang diselidiki, yaitu antara variabel bebas (dan variabel
lainnya) dengan variabel terikat. Dibandingkan dengan dua jenis
penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih maju, Peneliti sudah dibekali
dasar teoritis. Atas dasar ini hipotesis dirumuskan dan akhirnya diuji
secara empiris. Beberapa penelitian empiris, yang menguji beberapa
hipotesis tertentu dapat menghasilkan suatu generalisasi empiris yang
dapat melahirkan suatu disiplin ilmu. Dengan pendekatan pengujian
hipotesis, peneliti telah mampu untuk menghubungkan situasi khas
yang harus diteliti dengan penemuan, penerangan dan teori-teori yang
berdasarkan atas situasi-situasi yang berlainan. Penelitian ini bertugas
untuk menjawab pertanyaan “mengapa …..?”.
Peranan hipotesis dalam suatu penelitian ini sangat penting
sehingga penelitian ini dinamakan juga dengan penelitian pengujian
hipotsesis. Hipotesis ini sering merupakan hasil dari penelitian
pendahuluan (penelitian eksploratif atau deskriptif). Dalam penelitian ini
hipotesis harus dirumuskan sebelum tahap pengumpulan data dimulai.
Hipotesis dirumuskan dengan tegas dan jelas yang didasarkan atas
beberapa teori yang dianggap mendukung penelitian. Seluruh proses
penelitian, mulai dari perumusan masalah, perumusan hipotesis,

8
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data telah
ditetapkan terlebih dahulu. Hal tersebut menyebabkan penelitian ini
sama sekali tidak fleksibel lagi. Langkah-langkah yang telah ditetapkan
lebih dahulu menyebabkan ketidakfleksibelan tersebut. Syarat
kerefresentatifan sampel (teknik sampling) pun harus dipenuhi.
Berdasarkan pengujian hipotesis ada dua kemungkinan yang
terjadi dengan teori dasarnya, yakni teori diperkuat atau diperlemah.
Teori dasarnya diperkuat apabila kesimpulan penelitian mendukung
teori dasar dan diperlemah apabila kesimpulan yang dihasilkan
bertentangan dengan teori dasarnya. Apabila hasil penelitian
membuktikan bahwa penemuan-penemuan tidak cocok dengan teori
maka hal tersebut memberi peluang untuk mengadakan reformulasi
atau memperluas teori yang sudah ada. Dan penolakan terhadap suatu
teori dapat terjadi apabila fakta-fakta (dengan kondisi pengamatan yang
sesuai) yang diperoleh menunjukkan bahwa teori tidak sesuai dengan
fakta-fakta tersebut.
Dalam praktek sering terdapat tumpang tindih antara penelitian
eksploratif dengan penelitian deskriptif atau antara penelitian deskriptif
dengan penelitian pengujian hipotesis. Hal ini antara lain terjadi karena
peneliti belum matang untuk membedakan penelitian tersebut, dilihat
dari status metodologis penelitiannya.

C. Penelitian Kuantitatif
Metode kuantitatif adalah sebuah metode penelitian yang di
dalamnya menggunakan banyak angka. Mulai dari proses pengumpulan
data hingga penafsirannya. Sedangkan Metode penelitian adalah studi
mendalam dan penuh dengan kehati-hatian dari segala fakta. Adapun
Langkah-langkah dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :

9
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

Gambar 2.3 Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif


1. Merumuskan Masalah
Langkah metode ilmiah yang pertama adalah merumuskan
masalah. Dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk
dicari jawabannya. Tanpa masalah, penelitian tidak akan terjadi.
Sebab, penelitian dirancang untuk menyelesaikan atau menuntaskan
masalah. Umumnya rumusan masalah ini diajukan dalam bentuk
pertanyaan.
1) Masalah dan Sumber-Sumbernya
Salah satu alasan untuk mengadakan penelitian adalah untuk
memecahkan suatu persoalan atau masalah. Pemahaman yang
mendalam mengenai permasalahan merupakan dasar keberhasilan
penelitian.
Barangkali akan muncul pertanyaan, apakah yang dimaksud
dengan masalah tersebut?. Untuk menjawab pertanyaan ini
perhatikanlah contoh sederhana berikut. Suatu keluarga yang terdiri
dari suami dan isteri sudah berumahtangga selama 30 tahun akan

10
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

tetapi belum pernah mempunyai seorang anak. Apakah hal tersebut


masalah? Jawabannya boleh ya atau tidak, tergantung dari sudut mana
seseorang menanggapinya. Jika ditinjau dari tujuan pernikahan, yaitu
untuk meneruskan keturunan, maka hal tersebut adalah masalah. Akan
tetapi jika mereka berdua tidak menginginkannya, maka hal tersebut
bukanlah masalah. Contoh lain, suatu keluarga mempunyai 17 orang
putra dan 16 orang putri. Apakah hal tersebut masalah? Jawabannya
tidak, jika ditinjau dari tujuan pernikahan dan ya (mungkin) jika ditinjau
dari segi bagaimana memenuhi kebutuhan keluarga besar tersebut.
Dengan contoh sederhana di atas, jelaslah bahwa masalah selalu ada
di sekitar kita, tergantung dari sudut mana kita meninjaunya. Selalu
terdapat konstelasi yang merupakan latar belakang dari suatu masalah
tertentu, misalnya dilihat dari latar belakang ekonomi, sosial, budaya,
politik, pendidikan, dan lainlain.
Dalam penelitian, adanya masalah ditunjukkan oleh adanya
perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa adanya (apa yang
sebenarnya), antara rencana dengan realisasi, antara “das sollen”
dengan “das sein”, antara “what ought to be” dengan “what is”.
Dalam kehidupan pribadi, rumah tangga, masyarakat, organisasi,
perekonomian negara, dan lain-lain terdapat masalah. Singkatnya di
sekeliling kita selalu ada masalah. Pengangguran dan inflasi, misalnya,
dapat menjadi masalah dalam perekonomian suatu negara. Dalam
proses produksi suatu perusahaan, misalnya, kesulitan memperoleh
bahan baku dapat menimbulkan masalah. Demikian juga pemogokan
tenaga kerja dapat menciptakan masalah. Permasalahan tersebut
dapat timbul dari dalam atau dari luar atau kombinasi kedua-duanya.
Oleh karena permasalahan tersebut merupakan pengganggu, maka
harus dihindari dengan cara mencari pemecahannya melalui penelitian.
Ada beberapa sumber utama masalah penelitian, diantaranya:
a) Pengalaman pribadi
b) Pengalaman orang lain

11
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

c) Sumber bacaan
2) Memilih Masalah
Tidak semua permasalahan yang sudah diketahui cocok diteliti.
Dari sejumlah masalah yang telah diidentifikasi perlu dipilih mana yang
akan diteliti. Memilih masalah berarti menetapkan topik apa yang akan
diteliti. Dalam ilmu-ilmu sosial terdapat berbagai masalah. Ada masalah
ketenagakerjaan, agama, perceraian, politik kenegaraan, dan lain-lain.
Memilih bidang mana yang hendak diteliti, merupakan langkah
pertama operasional suatu penelitian. Memilih masalah penelitian
dipengaruhi berbagai pertimbangan berikut, antara lain:
a) Minat atau kepentingan peneliti
b) Tidak menyalahi kepentingan umum/masyarakat
c) Berguna
d) Dapat ditelaah secara ilmiah
e) Sesuai dengan kelayakan metodelogi
f) Dapat menghasilkan sesuatu yang baru
3) Pembatasan dan Perumusan Masalah
Sebelum merumuskan masalah, sebaiknya masalah penelitian
dibatasi. Membatasi masalah berarti menetapkan batasanbatasan dari
masalah penelitian yaitu dengan menetapkan faktor apa saja yang
termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian. Pembatasan
masalah penelitian ditentukan oleh penelitinya sendiri, pembimbing
atau konsultan penelitian dan sponsor penelitian. Dalam penulisan
skripsi, tesis atau disertasi, misalnya, pembimbing atau konsultan turut
menentukan batasan masalah penelitiannya. Sponsor biasanya
menentukan ruang lingkup masalah penelitian yang membutuhkan
sponsor. Setelah memilih dan membatasi masalah, langkah
selanjutnya adalah merumuskan masalah. Perumusan masalah tidak
lain dari merumuskan secara tepat dan tegas masalah penelitian yang
telah dipilih. Perumusan masalah biasanya lebih mudah dilakukan
setelah peneliti mengetahui latar belakang penelitian. Studi

12
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

pendahuluan (apabila telah dilakukan) sangat membantu untuk


merumuskan masalah penelitian dengan tepat dan tegas.
Perumusan masalah merupakan titik tolak perumusan hipotesis.
Untuk merumuskan masalah dengan baik maka:
a) Sebaiknya masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
b) Dirumuskan dengan jelas dan padat. Ini menghindari masalah yang
kabur dan membingungkan
c) Data untuk masalah yang dirumuskan harus dapat dikumpul
d) Masalah yang diajukan harus memungkinkan perumusan hipotesis
e) Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
Ada beberapa dasar pertimbangan untuk membatasi masalah
penelitian, yaitu:
a) Pertimbangan waktu, dana dan kualifikasi peneliti
b) Pertimbangan desain penelitian
c) Pertimbangan data pendukung
4) Pokok dan Sub Masalah
Satu masalah dapat dipecah menjadi beberapa sub masalah.
Pembagian permasalahan pokok menjadi beberapa sub permasalahan
berguna untuk memudahkan peneliti memecahkan permasalahan
tersebut. Contoh: Pokok Masalah: “Faktor-faktor apakah yang menjadi
penentu kejahatan di Sumatera Utara sejak 1990 sampai 1995?”
Pokok masalah tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa sub
masalah, seperti:
a) Apakah faktor-faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap
kejahatan di Sumatera Utara?
b) Apakah faktor ekonomi turut berpengaruh terhadap kejahatan di
Sumatera Utara?
c) Apakah faktor-faktor lain, seperti masa hukuman, jenis hukuman,
rekor kejahatan mempunyai pengaruh terhadap kejahatan di
Sumatera Utara?

13
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

Dengan menyelesaikan sub-sub permasalahan, maka dengan


sendirinya permasalahan pokok telah dipecahkan. Dalam contoh di
atas, pemecahan sub masalah a, b, dan c berarti telah memecahkan
pokok masalah tersebut.
Pada umumnya permasalahan yang terlalu luas lebih sulit atau
bahkan tidak dapat dipecahkan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pembatasan terhadap permasalahan yang akan diteliti. Alasan
mengadakan pembatasan harus diberitahukan dalam tulisan peneliti
yang bersangkutan. Pembatasan tersebut antara lain tergantung pada
maksud dan perhatian peneliti, data-data yang dapat dikumpulkan
untuk mendukung penelitian, dan hal-hal praktis seperti dana, waktu
dan tenaga yang tersedia bagi peneliti.
5) Judul Penelitian
Memilih/merumuskan judul suatu penelitian harus dilakukan
secara hati-hati. Dalam perumusan judul perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut:
a) Judul harus spesifik untuk bidang penelitian
b) Judul harus menunjukkan topik penelitian
2. Penyusunan Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah konstruksi berfikir yang bersifat logis
dengan argumentasi yang konsisten dengan pengetahuan sebelumnya
yang telah berhasil disusun. Menurut Rusidi (2003) kerangka berfikir
berarti menduduk-perkarakan masalah dalam kerangka teoritis atau
disebut juga proses deduktif.
3. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan yang masih harus dibuktikan
kebenarannya. Untuk ini data pendukung harus dikumpulkan dan
metode analisisnya harus cocok dengan data tersebut. Pernyataan
yang terkandung dalam suatu hipotesis harus dapat diuji apakah valid
atau tidak.

14
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hipotesis


antara lain (Purba dan Simanjuntak, 2012):
a) Hipotesis sebaiknya dirumuskan dengan singkat dan jelas
b) Hipotesis menyatakan adanya hubungan kausal
c) Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang relevan
Ada beberapa kriteria hipotesis yang baik, yaitu (Purba dan
Simanjuntak, 2012):
a) Hipotesis yang dirumuskan sesuai dengan tujuan penelitian
b) Hipotesis harus dapat diuji
4. Menguji Hipotesis
Untuk menguji sebuah hipotesis diperlukan data-data sebagai
berikut (Purba dan Simanjuntak, 2012) :
a) Data yang dikumpulkan menunjukkan hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat
b) Data yang menunjukkan timbulnya variabel terikat sebagai akibat
adanya variabel bebas
c) Data yang menunjukkan tidak adanya sebab-sebab lain selain dari
pegnaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
d) Data yang menunjukkan adanya kemungkinan bagi faktorfaktor
kebetulan atau untuk kesalahan-kesalahan penarikan sampel untuk
memberikan pengaruh tertentu yang nampak dari hasil penelitian.
Dalam analisis regresi, misalnya, terdapat apa yang dinamakan
variabel rambang, yaitu mencakup faktor-faktor lain yang belum
dipertimbangkan dalam model penelitian.
Seorang peneliti harus dapat bersikap dua hal mengenai hipotesis
penelitiannya. Pertama, dia harus dapat menerima keputusan seperti
apa adanya seandainya hipotesis yang dirumuskan tidak terbukti pada
akhir penelitian. Ini tidak berarti bahwa dia tidak bekerja secara
sungguh-sungguh mengelola penelitiannya. Di lain pihak, penolakan
hipotesis dapat merupakan penemuan yang positip. Jika peneliti dapat
menjelaskan mengenai hipotesisnya tidak valid, sehingga dapat

15
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

diketahui oleh orang lain, maka harga dirinya dapat naik. Peneliti harus
dapat menerangkan bahwa ada sesuatu yang belum diketahui, yang
sifatnya universal. Disamping itu penolakan tersebut memungkinkan
perumusan hipotesis yang lebih baik. Kedua, mengganti hipotesis yang
telah dirumuskan seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang
dikumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis. Penggantian hipotesis
dimaksud dilakukan pada saat penelitian masih berlangsung. Apabila
hal yang kedua dilakukan maka dalam laporan penelitian harus
dituliskan proses penggantian tersebut.
5. Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan adalah proses penentuan jawaban deskriptif
atas tiap pertanyaan yang diajukan, baik itu yang akan diterima atau
ditolak. Hipotesis yang diterima akan dianggap menjadi bagian dari
pengetahuan ilmiah. Karena memenuhi persyaratan keilmuan yang
memiliki kerangka kejelasan dan konsisten. Adapun hasil uji hipotesis
ini, berupa temuan atau hasil penelitian. Temuan ini kemudian
disimpulkan dan disusun dalam pertanyaan yang telah teruji
kebenarannya.
6. Menyusun Laporan Hasil dan Publikasi
Untuk menyebarluaskan hasil-hasilnya, laporan penelitian yang
telah dikerjakan perlu ditulis. Laporan tersebut dapat menjadi bahan
yang berguna bagi perorangan, instansi terkait atau masyarakat. Oleh
karena konsumennya berbeda, maka format laporan penelitian dapat
berbeda satu sama lain.

D. Penelitian Kualitatif
Metode kualitatif dinamakan metode baru karena popularitasnya
belum lama. Disebut juga metode postpositivistik karena berlandaskan
pada filsafat postpositivisme. Metode kualitatif digunakan untuk meneliti
pada kondisi objektif yang alamiah. Dalam metode kualitatif, instrumennya
adalah orang, yaitu peneliti itu sendiri. Peneliti adalah sebagai instrument

16
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

kunci, untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti harus memiliki


wawasan dan bekal teori yang luas sehingga mampu bertanya,
menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial, yang diteliti
menjadi lebih jelas dan bermakna.
Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowball. Teknik pengumpulan data bersifat triangulasi (gabungan) yaitu
menggunakan berbagai Teknik pengimpulan data secara
gabungan/simultan. Analisis data bersifat induktif/kualitatif berdasarkan
fakta-fakta yang ditemukan di lapangan kemudian dikonstruksikan menjadi
hipotesis atau teori. Hasil penelitian kualitatif lebih bersifat makna daripada
generalisasi. Dengan kata lain, penelitian kualitatif tidak menekankan pada
generalisasi tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam
penelitian kualitatif dinamakan transferability.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam dan mengandung makna, yaitu data yang sebenarnya dan data
pasti. Metode kualitatif digunakan bila masalah masih remang-remang,
sehingga peneliti melakukan eksplorasi terhadap suatu objek. Untuk
memahami makna dibalik data yang tampak. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian kualitatif digunakan Teknik wawancara secara mendalam,
observasi, dan dokumentasi.
Proses penelitian kualitatif terdiri dari :
1. Tahap Orientasi/Deskripsi
Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat,
didengar, dirasakan, dan ditanyakan. Peneliti biasanya baru mengenal
sepintas informasi yang diperolehnya. Dalam tahap deskripsi data yang
diperoleh cukup banyak, bervariasi dan belum tersusun secara jelas.
2. Tahap Reduksi/Fokus
Peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada
tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu. Memilih
data mana yang menarik, penting dan berguna, serta baru. Kemudian

17
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

data tersebut dikelompokkan dalam kategori yang ditetapkan sebagai


focus penelitian.
3. Tahap Selection
Pada tahap ini peneliti menguraikan focus yang telah ditetapkan
menjadi lebih rinci.

18
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan
pendekatan, metode dan Teknik tertentu untuk menjawab suatu
permasalahan. Desain penelitian sangat penting dalam proses penelitian
Pendekatan penelitian terdiri dari penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Adapun Langkah-langkah dalam proses penelitian, terdiri dari:
merumuskan masalah, Menyusun kerangka penelitian, merumuskan
hipotesis, menguji hipotesis, menarik kesimpulan, Menyusun laporan hasil
dan publikasi.

19
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN MULTIPARADIGMA

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, Herman. 2013. Penelitian Kualitatif Proses Pembelajaran


Menulis: Pengumpulan dan Analisis Datanya.

Pramesti, Wulan. 2019. Pengertian, Proses, dan Arti Penting dalam


Organisasi.

Purba, Elvis, Simanjuntak Parulian. 2012. Metode Penelitian. Universitas


HKBP Nommensen Medan.

Rusidi. 2003. Metodologi Penelitian. UNPAD.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Jakarta : Salemba


Empat.

Suryana. 2010. Metodologi Penelitian (Model Praktis Penelitian Kuantitatif


dan Kualitatif.

Wahyono. 2019. Makna dan Fungsi Teori dalam Proses Berfikir Ilmiah dan
Proses Penelitian Bahasa.

Widoretno, Sri, Ariyanto, Joko. 2019. Peningkatan Kualitas Proses Belajar


Melalui Penggunaan Suplemen Hasil Penelitian.

20

Anda mungkin juga menyukai