Segala puji dan syukur kepada Allah Swt. yang berkat petunjuk dan hidayah-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul Jenis-Jenis Penelitian disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
Penyusunan makalah ini tidak sedikit menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat
dorongan serta doa restu dari berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu
Namun, diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya. Amin
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data
dengan tujuan penelitian. Menyelesaikan tugas secara efisien dan efektif adalah penting. Akan
ttapi yang lebih penting yaitu mengetahui tentang hal-hal yang harus dilakukan dan memastikan
bahwa tugas yang diselesaikan bergerak ke arah tujuan. Apa yang harus dicapai oleh seorang
manajer dan mengapa ia berusaha untuk mencapainya selalu merupakan pertanyaan yang baik
untuk diajukan dalam manajemen.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin direalisasikan oleh sesorang, tujuan merupakan objek
atas suatu tindakan. Realisasikan masing-masing tujuan tambahan sehingga membantu
pencapaian tujuan yang secara hierarki langsung lebih tinggi. Dengan demikian, hal itu akan
memberikan kerangka tujuan yang benar-benar distukan dan selaras bagi semua individu yang
terikat dalam organisasi. Untuk mencapai tingkat efektivitas yang maksimum, tujuan harus
memiliki arti dan tepat pada waktunya bagi individu. Pada umumnya, tujuan untuk penyelesaian
pekerjaan pada hierarki bawah harus dinyatakan dalam kesatuan yang dapat diukur. Sebelum
melakukan penelitian alangkah lebih baik mengetahui jeni-jenis penelitian yang akn dilakukan.
Oleh karena itu, akan dibahas pada makalah ini tentang jenis-jenis penelitian.
B. Rumusan Masalah
C. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Penelitian
Secara umum ruang lingkup pendekatan penelitian atau sering juga disebut paradigma
penelitian yang cukup dominan adalah paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Dari segi peristilahan para ahli nampak menggunakan istilah atau penamaan yang berbeda-beda
meskipun mengacu pada hal yang sama.
Wacana metodologi penelitian umumnya diakui terdapat dua paradigma utama dalam
metodologi penelitian yakni paradigma positivist (penelitian kuantitatif) dan paradigma
naturalistik (penelitian kualitatif), ada ahli yang memposisikannya secara diametral, namun ada
juga yang mencoba menggabungkannya baik dalam makna integratif maupun bersifat
komplementer, namun apapun kontroversi yang terjadi kedua jenis penelitian tersebut memiliki
perbedaan-perbedaan baik dalam tataran filosofis/teoritis maupun dalam tataran praktis
pelaksanaan penelitian, dan justru dengan perbedaan tersebut akan nampak kelebihan dan
kekurangan masing-masing, sehingga seorang peneliti akan dapat lebih mudah memilih metode
yang akan diterapkan apakah metode kuantitatif atau metode kualitatif dengan memperhatikan
obyek penelitian/masalah yang akan diteliti serta mengacu pada tujuan penelitian yang telah
ditetapkan.
Meskipun dalam tataran praktis perbedaan antara keduanya seperti nampak sederhana
dan hanya bersifat teknis, namun secara esensial keduanya mempunyai landasan
epistemologis/filosofis yang sangat berbeda. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan
penelitian yang mewakili paham positivisme, sementara itu penelitian kualitatif merupakan
pendekatan penelitian yang mewakili paham naturalistik (fenomenologis).
1. Penelitian Deskriptif
Menurut (Ali, 1985), metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi dewasa ini baik dengan
megadakan penelaahan terhadap masalah yang mencakup aspek banyak, menelaah suatu
kasus tunggal, mengadakan perbandingan antara suatu hal dengan hal lain, ataupun untuk
melihat hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain.
Menurut (Mardalis, 2003) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang vbe memaparkan
atau menggambarakan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan,
dan lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dalam penelitian ini
peneliti hanya memotret yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian
memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas seperti apa
adanya.
Menurut Best dalam (Prof. Dr. Hamid Darmadi, 2014) penelitian deskriptif merupakan
metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan
apa adanya.
Dari beberapa pengertian di atas menurut para ahli, penulis menyimpulkan bahwa
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena
atau kejadian yang berlaku saat ini dan atau mencarikan solusi untuk memecahkan masalah
dengan cara menggali informasi atau fakta-fakta, menganalisis, membandingkan, atau
mencari hubungan korelasi dari suatu gejala, kemudian memaparkannya dalam bentuk
laporan.
1. Survey
Survey merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah besar unit atau individu dalam
waktu atau jangka waktu yang bersamaan, dengan tujuan untuk membuat penilaian
terhadap suatu praktek penyelenggaraan dan menyusun perencanaan pengembangan
suatu bidang. Contoh : survey sekolah, survey analisis jabatan, survey masyarakat, survey
pendapat umum.
2. Studi kasus
Studi kasus adalah menganalisis terhadap kasus tunggal sebagai sample yang dilakukan
secara mendalam untuk mendapatkan generalisasi berupa pola kasus yang bersifat typist.
3. Studi perbandingan
Studi perbandingan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membandingkan
perbedaan dan persamaan berbagai gejala untuk mencari faktor penyebabab timbulnya
gejala tersebut.
4. Studi korelasi
Studi korelasi adalah yaitu penelaahan hubungan antara dua variabel dalam satu atau
sekelompok subyek.
5. Studi prediksi
Studi prediksi adalah penelitian yang dilakukan untuk membuat perkiraan (prediksi)
tentang kemungkinan munculnya suatu gejala berdasarkan gejala lain yang sudah
muncul sebelumnya.
6. Studi pertumbuhan
Studi pertumbuhan adalah penelitian tentang pertumbuhan suatu hal.
7. Studi Kecenderungan
Penelitian kecenderungan munculnya suatu gejala berdasarkan hasil survey atau suatu
teori.
Sedangkan menurut (Prof. Dr. Hamid Darmadi, 2014) dilihat dari aspek bagaimana
proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam penelitian deskriptif minimal dapat
dibedakan menjadi:
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut penulis
jenis-jenis penelitian descriptive, adalah sebagai berikut:
a. Suvey
Survey merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah besar unit atau individu dalam
jangka waktu yang bersamaan, dengan tujuan untuk membuat penilaian terhadap suatu praktek
penyelenggaraan dan menyusun perencanaan pengembangan suatu bidang.
b. Penelitian Studi Kasus
Penelitian yang bertujuan menelaah suatu kasus tunggal sebagai sample secara mendalam
untuk generalisasi dan menemukan manfaat dari penelitian tersebut.
c. Penelitian Perkembangan/Pertumbuhan
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan, pertumbuhan, kelanjutan
dari sesuatu yang diteliti.
d. Penelitian Korelasi
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dua variabel, yaitu variabel x dan
y yang saling mempengaruhi.
e. Penelitian Komparasi
Penelitain yang bertujuan untuk membandingkan suatu gejala dengan gejala lain dan
menemukan alternative pemecahan masalah yang lebih baik.
f. Penelitian Prediksi
Penelitian yang bermaksud menganalisis gejala-gejala yang ada untuk meramalkan
sesuatu yang akan terjadi di masa depan.
g. Penelitian Sosiometri
Penelusuran kesukaan dan ketidaksukaan dari setiap individu terhadap suatu hal di dalam
sebuah komunitas atau populasi untuk mengambil suatu keputusan.
2. Penelitian Eksprimen
a. Pengertian penelitian eksprimen
Menurut (Arikunto, 2013) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab
akibat (hubungan kausal) antara dua factor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan factor-faktor lain yang mengganggu.
Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.
Menurut (Prof. Dr. Hamid Darmadi, 2014) penelitian eksperimen merupakan satu-
satunya metdoe penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis hubungan sebab akibat.
Suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan: “Jika penyelidikan
dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang akan terjadi?” di
sini, peneliti memanipulasi variabel bebas (sesuatu stimuli, treatment, atau kondisi-kondisi
eksperimental), kemudian mengobservasi pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh
manipulasi yang dilakukan. Penelitian eksperimen memiliki karakteristik sebagai berikut:
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa menurut penulis,
langkah-langkah penelitian eksperimen adalah sebagai berikut:
L.R. Gay dalam Sevilla dalam Rosleny (2013), mengemukakan komparasi yang sederhana untuk
mempertimbangkan penggunaan suatu desai eksperimen yaitu sebagai berikut:
Dari pilihan desain eksperimen semu dan desain eksperimen murni hendaknya peneliti
memilih desain eksperimen murni
Dari pilihan desain eksperimen semu dan desain praeksperimen peneliti hendaknya
memilih desain eksperimen semu
Dari pilihan desain praeksperimen dan tidak melakukan studi sama sekali, peneliti
hendaknya memilih untuk tidak melakukan sama sekali
Pendapat diatas menegaskan bahwa desain praeksperimental bukanlah desain yang tepat
untuk dilakukan, bahkan tidak dilakukan sama sekali. Akan tetapi, tetap ada beberapa peneliti
sosial yang menggunakan desai ini. Tujuan dari pemaparan desain ini hanya untuk memberikan
pemahaman pada peneliti untuk berhati-hati menentukan desain karena bisa jadi desain yang
dipilih masih merupakan desain pra eksperimen.
2) Quasy Eksprimen
Disebut juga eksperimen semu. Dalam desain ini, desain ini ming enggunakan kelompok
pembanding untuk mengetahui efek perlakuan. Desain ini direkomendasikan untuk penelitian
pada manusia dan sering dipilih dalam penelitian psikologi.
Adapun macam- macam Quasy Eksprimen yaitu :
Desain Eksperimen Ulang Non-Random (non random pretest posttest control group
design)
Desain Eksperimen Seri (equivalent time samples design)
Desain eksperimen seri ganda
Desain bergilir
Desain eksperimen sampel seri
3) True Eksprimen
Kedua efek tersebut merupakan efek sampingan yang disebabkan anggota kelompok kontrol
menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra dari mereka untuk menyamai hasil kelompok
eksperimen.
Menurut Creswell (2012) desain penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu;
3. Penelitian Eksplanatory
Menuru (Dr. Uber SIlalahi, 2012) penelitian eksplanatory atau eksplanasi bertujuan untuk
menjelaskan hubungan antara dua atau lebih gejala atau variabel. Penelitian ini digunakan untuk
menjelaskan sebab terjadinya suatu peristiwa yang memerlukan identifikasi berbagai variabel di
luar masalah untuk mengkonfirmasi sebab terjadinya suatu masalah tersebut.
Menurut (Dr. Uber SIlalahi, 2012) ada dua tipe utama penelitian eksplanasi, yaitu
penelitian asosiasi (association research) dan penelitian kausal (causal research).
1. Penelitian Asosiasi
Penelitian asosiasi juga biasa disebut penelitian korelasional atau penelitian kovariasional,
mempelajari apakah perubahan nilai dalam suatu variabel ada hubungannya dengan
perubahan nilai dalam variabel lain. Penelitian asosiasi bukan menjelaskan sebab akibat,
melainkan ada tidaknya hubungan tersebut dihitung berdasarkan koefisien korelasi.
2. Penelitian Kausal
Penelitian kausal meneliti hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian
ini menjelaskan pengaruh perubahan variasi nilai dalam suatu variabel terhadap perubahan
variasi nilai dalam satu atau lebih variabel lain.
Selain itu, penelitian eksplanasi juga menjelaskan mengenai hubungan sebab akibat
berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya atau dengan kata lain menguji
hipotesis dari sebuah teori. Contoh, seorang pengusaha beranggapan bahwa yang membuat
permintaan menurun adalah bukan hanya harga barang yang tinggi, kemudian ingin
menelaah kembali mengenai hukum permintaan barang, yaitu “apabila harga rendah, maka
permintaan meningkat, sedangkan apabila harga tinggi, maka permintaan atas barang
menurun”.
Disini yang menjadi sebab (variabel bebas) adalah harga barang, sedangkan yang
menjadi akibat (variabel terikat) adalah permintaan masyarakat terhadap barang. Dari hasil
penelitian dan analisis seorang peneliti tersebut, ditemukan beberapa penyebab menurunnya
permintaan masyarakat yaitu seperti inflasi, pendapatan, perubahan selera masyarakat,
adanya barang subtitutif yang lebih murah, pelayanan (service), dll. Penelitian eksplanatory
digunakan untuk meneliti ilmu-ilmu non eksak atau ilmu yang bersifat dinamis seperti ilmu
sosial, ilmu agama, ilmu bahasa, dll.