Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Dosen Pegampu: FATHUYASIK,M.Pd.

Disusun Oleh

Baka Sagiri

CecepAbdulMu’ti

Dewi Rahmah M (21130106)

Arini Mayang Fauni (21130036)

Fahmi Suhaebi (21130002)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

INDONESIA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikankami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata
kuliah Metodelogi penelitian yang berjudul “ Metodelogi penelitian ilmiah kuantitatif "
” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini
tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil
dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Fathu Yasik Selaku dosen mata kuliah Metodelogi penelitian Universitas
Nahdlatul Ulama Indonesia Jakarta

2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan

3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar


makalah ini dapat di selesaikan dengan baik.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini di susun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Metodelogi. Makalah ini membahas
tentang metodologi Ilmiah.

Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah
selanjutnya.

Jakarta , 27 Oktober 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penelitian pada dasar umumnya adalah suatu kegiatan atau dalam proses
sistematis untuk memecahkan sebuah masalah yang dilakukan dengan menerapkan
sistem metode ilmiah.
dengan Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan,
dan/atau mengontrol fenomena. sehingga Tujuan ini yang didasarkan pada asumsi
bahwa semua perilaku dan kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat
mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke arah tujuan ini berhubungan
dengan pemerolehan pengetahuan dan pengembangan serta pengujian sebuah teori-teori.
Eksistensi dari suatu teori yang dapat hidup sangat mempermudah kemajuan ilmu
pengetahuan yang secara simultan menjelaskan banyak fenomena. Yang dapat
Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang lain, seperti pengalaman, otoritas,
penalaran induktif, dan penalaran deduktif, penerapan metode ilmiah tidak dapat
diragukan,sehingga paling efisien dan paling terpercaya.
Banyak masalah yang dapat diasosiasikan dengan pengalaman dan otoritas
sebagai sumber pengetahuan yang secara grafis dapat di terapkan oleh sebuah cerita
tentang Aristoteles. sehingga Menurut cerita, pada suatu hari Aristoles menangkap
seekor lalat dan secara hati-hati menghitung dan menghitung kembali kakinya.
Kemudian ia mengumumkan bahwa lalat mempunyai lima kaki. Tidak seorangpun
meragukan kata-kata Aristoteles. Untuk beberapa tahun penemuannya diterima secara
tidak kritis. Karena lalat yang ditangkap Aristoteles telah mengalami kejadian kakinya
hilang satu. Apakah Anda percaya atau tidak cerita tersebut, itu telah memberikan
ilustrasi keterbatasan bertumpu pada pengalaman seseorang dan otoritas sebagai sumber
ilmu pengetahuan.
Pada kajian ini akan dideskripsikan tentang teknik pelaksanaan penelitian
kuantitatif sebagai suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan
paradigma - paradigma postpositivis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti,
pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel - variabel, hipotesis - hipotesis,
dan pertanyaan - pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, dan
pengujian teori), menggunakan strategi - strategi penelitian seperti eksperimen dan
survei yang memerlukan data statistik.

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Dari deskripsi yang dikemukakan diatas pada latar belakang, dikemukakan beberapa
permasalahan pokok sebagai berikut:

a. Bagaimana perumusan masalah dalam penelitian kuantitaif?


b. Apa saja varibel yang digunakan pada penelitian kuantitaif?
c. Apa saja macam-macam pertanyaan dalam penelitian kuantitaif?
d. Apa tujuan penelitian kuantitatif?
e. Bagaimana hipotesis dalam penelitian kuantitatif?
C. TUJUAN PENELITIAN

a. Dapat mengetahui bagaimana rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif itu


terjadi
b. Dapat mengetahui variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian kuantitaif
c. Dapat mengetahui macam-macam pertanyaan dalam penelitian kuantitatif
d. Dapat mengetahi tujuan dalam penelitian kuantitaif
e. Dapat mengetahui hipotesis dalam penelitian kuantitaif

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Teori

1. Merumuskan Masalah Penelitian Kuantitatif

Menurut Arikunto (1992; 22), dalam bukunya Prosedur Penelitian: Suatu


Pendekatan Praktik, dikatakan bahwa masalah itu mesti merupakan bagian dari
“kebutuhan” seseorang untuk dipecahkan. Penyebab orang ingin mengadakan penelitian
adalah karena ia ingin mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapi. Sementara itu
Sedarmayanti dan Hidayat (2011), dalam bukunya Metodologi Penelitian,
mengatakanbahwa masalah adalah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita
sehari-hari.
Sedangkan apa yang disebut dengan permasalahan penelitian adalah suatu
pembatasan fokus perhatian pada ruang lingkupnya sampai menimbulkan
pertanyaan dalam diri orang-orang yang mencari permasalahan. Berdasarkan hal
tersebut, masalah adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari yang menimbulkan pertanyaan dalam setiap individu manusia, serta secara
otomatis membutuhkan upaya untuk mencari suatu jawaban atas masalah yang dihadapi
tersebut.
Masalah merupakan titik tolak terpenting dalam melakukan penelitian.
Karena tanpa adanya masalah maka penelitian tidak dapat terlaksana atau berjalan tanpa
adanya masalah. Oleh karena itu, langkah pertama dalam melakukan penelitian adalah
menemukan atau memilih suatu masalah untuk diselidiki. Baik penelitian kualitatif
maupun kuantitatif sepakat bahwa hal pertama yang dilakukan dalam penelitian adalah
mengidentifikasi masalah.

Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam


kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan
bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari
penelitian itu sendiri. Penentuan perumusan masalah sangat penting dan berfungsi dalam
menetapkan:
a. Langkah awal yaitu untuk:
- Mengembangkan Kerangka Konsep.
- Konseptualisasi dan Operasionalisasi.
- Desain Penelitian.
b. Prediksi keberhasilan penelitian.
c. Memilih judul dan menuliskan tujuan penelitian.
d. Menilai Orisinalitas studi vs. Plagiarisme.

Bagaimana seorang peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah perlu suatu


contoh praktis.
Contoh yang amat sederhana berikut, utamanya penting diketahui oleh para peneliti
pemula. Misalkan, situasi problematik yang dihadapi ialah: “Lemahnya kemampuan
meneliti para dosen di bidang ilmu Sosial”.
Ada empat langkah yang perlu dilalui, yaitu langkah-langkah: persiapan, konfirmasi
awal, konfirmasi akhir, dan formulasi akhir.
Pada langkah persiapan, hal-hal yang perlu dikerjakan adalah sebagai berikut.

a. Formulasikan situasi problematik yang dihadapi (lihat kasus).


b. Identifiksikan kesenjangan yang ada, misalnya: mereka sudah mendapat pelajaran
metodologi penelitian, tetapi kenyataannya kemampuan meneliti mereka masih rendah.
c. Pelajari kepustakaan dan sumber informasi lain berkaitan dengan kenyataan
problematik di atas, kemudian jelaskan secara rinci dan luas situasi kajiannya, sehingga
semua hal yang mempengaruhi rendahnya kemampuan meneliti seseorang dapat
teramati.
d. Dari butir 3, pilihlah inti permasalahan apa yang paling utama atau yang
mempengaruhi sub masalah yang lain, kemudian dipertajam dan diformulasikan dalam
rumusan permasalahan penelitian, Misalnya: “Apakah rendahnya kemampuan meneliti
dosen bidang ilmu sosial disebabkan oleh pemahaman dan penguasaan tentang
‘Metodologi Penelitian’ yang kurang memadai?” Kalimat rumusan masalah ini dapat
juga dikembangkan sesuai dengan pemilihan metode penelitian dan jenis data yang
sesuai, seperti:
1) Identifikasi penguasaan metode penelitian dan kemampuan meneliti dosen. (untuk
pendekatan penelitian dengan metode deskriptif)
2) Hubungan antara penguasaan metode penelitian dengan kemampuan meneliti. (untuk
pendekatan penelitian dengan metode Asosiatif/ korelasional)
3) Bandingkan penguasaan metode penelitian dengan kemampuan penelitian dosen.
(untuk pendekatan penelitian dengan metode komparatif)

Pemilihan rumusan masalah disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin


dicapai dan tentunya juga dengan jenis data yang diperoleh. Merumuskan
permasalahan yang teridentifikasi pada penelitian tidaklah mudah. Ketika rumusan
masalah tidak jelas, penelitian menjadi membingungkan. Selain itu, masalah penelitian
sering kali dibingungkan oleh kesalahan dalam rumusan masalah dan pertanyaan yang
harus dijawab peneliti untuk memahami atau menjelaskan masalah. Belum lagi
kompleksitas tersebut ditambah dengan kewajiban peneliti untuk merangsang minat dan
kemauan khalayak untuk membaca lebih lanjut dan melihat manfaat atau pentingnya
penelitian tersebut.

2. Variabel Penelitian Kuantitatif

A. Pengertian Variabel Penelitian


Variabel penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, karena variabel
bertujuan sebagai landasan mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data, dan
sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya, sebuah variabel harus dapat diamati dan
dapat diukur. Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Arikunto menyebutkan bahwa variabel penelitian adalah objek penelitian, atau


apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ibnu Hajar mengartikan variabel
adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti. Sementara itu, Sutrisno Hadi
menyatakan bahwa variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau
tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. M. Nazir menyebutkan bahwa
variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.

B. Macam-macam Variabel Kuantitatif


1, Variabel Bebas ( Variabel Independent)
Variabel bebas adalah suatu variabel yang apabila dalam suatu waktu berada
bersamaan dengan variabel lain, maka (diduga) akan dapat berubah dalam
keragamannya. Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan
yang terjadi pada variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada suatu variabel
dianggap disebabkan oleh variabel bebas ini. Variabel jenis ini juga biasa disebut
dengan istilah variabel stimulus, predictor, antecedent atau variabel X.
Contohnya penelitian dengan judul “pengaruh minat baca terhadap prestasi
belajar siswa” variabel bebasnya adalah minat baca, karena variabel tersebut berdiri
sendiri dan dianggap mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel lainnya yaitu
prestasi belajar siswa.

2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)


Berkebalikan dengan variabel bebas, variabel terikat berarti variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel ini keberadaannya dianggap merupakan
suatu akibat dari adanya variabel bebas.Variabel terikat dapat juga disebut sebagai
variabel outcome, criterion, effect, dan response. Variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2018). Pengertian lain juga menjelaskan bahwa variabel terikat bergantung pada variabel
bebas (Creswell, 2019).
Contohnya penelitian dengan judul “pengaruh minat baca terhadap prestasi belajar
siswa” berarti variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa, karena hasil prestasi
siswa dianggap dipengaruhi oleh minat baca siswanya. Dalam menjelaskan hubungan
antar variabel bebas dan terikat terdapat tiga istilah yang dikenal yaitu hubungan
simetris, timbal balik, dan asimetris.

Hubungan yang simetris artinya suatu variabel tidak mempunyai hubungan untuk
mempengaruhi/dipengaruhi oleh variabel lain. Dua variabel dalam hubungan simetris
cenderung mempunyai arah yang sama. Misalnya, ada penelitian bertajuk “pengaruh
pola makan terhadap tinggi dan berat badan anak”. Hubungan simetris variabel dalam
penelitian ini adalah tinggi badan dan berat badan. Keduanya terkait tetapi tidak saling
mempengaruhi.

Hubungan timbal balik artinya suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat
bagi variabel yang lain. Misalnya, kualitas pendidikan dan tingkat perekonomian
nasional yang berbeda-beda. Kedua variabel ini saling mempengaruhi. Semakin tinggi
kualitas pendidikan maka semakin baik perekonomian suatu negara. Hal sebaliknya juga
berlaku: jika perekonomian suatu negara kuat, maka kualitas pendidikannya juga akan
kuat.

Hubungan asimetris merupakan kebalikan dari hubungan simetris, artinya satu


variabel mempengaruhi variabel lainnya. Misalnya seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya tentang preferensi membaca siswa yang berbeda-beda dan tingkat belajar
yang berbeda-beda.

3. Variabel Aktif dan Variabel Atribut


Variabel aktif merupakan variabel bebas yang dimanipulasi atau dapat diubah.
Sedangkan variabel atribut tidak dapat dimanipulasi, dimana variabel sudah melekat dan
merupakan ciri dari subjek penelitian. Adapun contoh dari variabel aktif adalah kita
dapat mengendalikan temperature ruangan, tingkat hukuman yang diberikan
guru kepada murid, jumlah frekuensi kekerasan dalam acara televise, serta
jumlah insentif dalam kampanye keluarga berencana. Sedangkan contoh dari
variabel atribut ialah umur sesorang, tingkat kecerdasan seseorang, status sosial
masyarakat, serta jenis kelamin

4. Variabel Kontinyu dan Variabel Kategoris/Diskret


Variabel kontinyu mempunyai nilai yang bergerak tidak terbatas antara 2 nilai dan
bergantung pada kecermatan pengukuran. Sebagai contoh tinggi seseorang boleh jadi
1,5 m, 1,53 m, 1,534 m, dan seterusnya. Sedangkan pada variabel diskret hanya
mempunyai satu nilai tertentu dan tidak ada nilai pecahan. Seperti jumlah anak yang
dimiliki adalah variabel diskret yang mempunyai nilai 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.

3. Pertanyaan Dalam Penelitian Kuantitatif


pertanyaan penelitian dalam studi kuantitatif bersifat atau “tepat”, artinya wajib
dirumuskan dengan saksama dan tidak dapat direvisi di tengah penelitian berlangsung.
Ini disebabkan hakikat metodologi kuantitatif yang bertujuan melakukan pengukuran.
Dengan kata lain, ketepatan rumusan pertanyaan kuantitatif tidak dapat dinegosiasi.
Pertanyaan penelitian kuantitatif yang baik akan menyebutkan populasi serta variabel
dependen dan independen yang hendak diukur. Kata yang lazim digunakan dalam
pertanyaan penelitian kuantitatif meliputi: “pengaruh”, “tingkat”, “perbandingan”, dan
“hubungan”.

Jenis pertanyaan penelitian kuantitatif antara lain:


- Pertanyaan penelitian deskriptif: Pertanyaan-pertanyaan ini mengumpulkan data
yang dapat diukur tentang karakteristik dan atribut subjek penelitian. Pertanyaan
penelitian deskriptif sering kali dimulai dengan “apa”.
- Pertanyaan penelitian hubungan: Peneliti merancang pertanyaan-pertanyaan ini
untuk menentukan tren dan interaksi antara dua variabel atau lebih. Mereka sering
kali memasukkan variabel dependen dan independen dan menggunakan kata-kata
seperti tren atau asosiasi.
- Pertanyaan penelitian komparatif: Pertanyaan-pertanyaan ini bertujuan untuk
menemukan perbedaan antara berbagai subjek penelitian pada variabel yang
berbeda. Survei riset pasar sering kali menggunakan pertanyaan-pertanyaan ini untuk
memberikan wawasan tentang bagaimana suatu produk atau layanan cocok dengan
pesaingnya.

4. Tujuan Dalam Penelitian Kuantitatif

a. Definisi Tujuan Penelitian Kuantitaif


Secara umum, tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan
adanya suatu hasil atau bagaimana sesuatu akan diperoleh setelah penelitian selesai
dilakukan. Tujuan penelitian tersebut akan mampu dicapai pada suatu penelitian dan
sebelumnya akan ditulis dalam proposal penelitian serta laporan penelitian.
Oleh sebab itu, tujuan penelitian harus ditulis dengan jelas, singkat, namun
mengidentifikasi mengenai apa saja yang ingin dicapai. Selain itu, tujuan penelitian
juga harus relevan dengan identitas masalah yang dihadapi di dalam penelitian, dan
bergantung pada bagaimana rumusan masalah hingga proses penelitian tersebut
disusun.

Tentu saja tujuan penelitian pada setiap penelitian berbeda-beda, mengingat


dalam satu penelitian dan penelitian lainnya memiliki konteks yang berbeda,
memiliki masalah yang berbeda, memiliki proses yang berbeda, memiliki rumusan
masalah yang berbeda, dan lain sebagainya. Sehingga tujuan penelitian yang satu
dan lainnya tentu berbeda.

b. Tujuan-tujuan penelitian kuantitatif

1. Menggunakan kata-kata seperti tujuan, maksud, dan sasaran untuk menandakan


tujuan penelitian yang ditulis. Biasanya tujuan penelitian ditulis dengan kalimat
atau paragraf yang terpisah dan menggunakan berbagai bahasa penelitian,
misalnya “tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk….”.
2. Menunjukkan teori, model, atau kerangka konseptual yang digunakan.
3. Menunjukkan variabel bebas dan variabel terikat, serta berbagai variabel lain
yang digunakan di dalam penelitian.
4. Menggunakan kata-kata yang menghubungkan variabel bebas dan terikat untuk
menunjukkan kedua jenis variabel ini digunakan.
5. Menyusun berbagai variabel dari kiri ke kanan dengan variabel bebas di bagian
kiri dan diikuti variabel terikat di bagian kanan.
6. Menyebutkan jenis strategi penelitian, misalnya riset atau survei dalam
penelitian.
7. Menunjukkan dengan jelas partisipan dan lokasi penelitian.
8. Mendefinisikan secara umum masing-masing variabel kunci dengan
menggunakan definisi yang sudah diterima secara umum.

c. Contoh Tujuan dalam Penelitian Kuantitatif


 Mengetahui perbandingan dari hasil belajar antara siswa yang berada di SMA
negeri dan juga SMA swasta.
 Mengetahui motivasi belajar siswa di SMA negeri dan SMA swasta.

5. Hipotesis Penelitian Kuantitatif


1. Definisi Hipotesis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
Kami kelompok 3 mengetahui bahwa banyak kekurangan yang kami miliki, kami juga
mengharapkan saran dari pembaca dan kawan-kawan seperjuangan, kuhususnya bapak dosen
pengampun mata kuliah ini.
Dan kami juga meminta di bukakan pintu maaf selebar-lebarnya apabila dari tulisan dan
kekurangan yang kami miliki, kami sangat menyadari bahwa kami masih banyak
kekurangan,oleh karena itu kami mengharapkan saran, terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Cholid Narbuko, dkk. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.


Hartono. 2011. Metodologi Penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishing.
Bachtiar H.A., Achmad H.E.K., Hartiyanti Y. 2000. Metodologi Penelitian Kesehatan. Depok:
Paket Mata Ajaran Program Pasca Sarjana. Universitas Indonesia.
W. 2009. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. California: Sage
Publications.
Riyanto, Y. 2001. Melodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC
Sugiyono.(2016). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
John Creswell. (2015). Educational Research, Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitave and Qualitative. Person Educational, In
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai