METODOLOGI PENELITIAN
OLEH :
C2 METODOLOGI PENELITIAN
2020
DAFTAR ISI
Halaman judul
Daftar isi
Kata pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Bismillhirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Oleh
karena itu, sebelum pembahasan tentang hakikat penelitian perlu dijelaskan terlebih
dahulu hakikat metode ilmiah (scientific methods). Tujuan dari semua usaha ilmiah
adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, atau mengontrol fenomena. Tujuan ini
didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah beraturan dan
bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke arah
tujuan ini berhubungan dengan perolehan pengetahuan dan pengembagan serta
pengujian teori-teori. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang lain, seperti
pengalaman, otoritas, penalaran induktif, dan penalaran deduktif, penerapan metode
ilmiah tidak diragukan, paling efisien, dan paling terpercaya. Banyak masalah
diasosiasikan dengan pengalaman dan otoritas sebagai sumber pengetahuan yang
secara grafis diilustrasikan oleh sebuah cerita tentang Aristoteles. Menurut cerita,
suatu hari Aristoteles menangkap seekor lalat dan secara hati-hati menghitung dan
menghitung kembali kakinya. Tidak se-orang pun meragukan kata-kata Aristoteles.
Untuk beberapa tahun penemuannya diterima secara tidak kritis. Karena lalat yang
ditangkap Aristoteles telah mengalami kejadian kakinya hilang satu. Apakan anda
percaya atau tidak cerita tersebut, itu telah memberikan ilustrasi keterbatasan
bertumpu pada pengalaman seseorang dan otoritas sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Metode ilmiah merupakan suatu proses yang sangat beraturan yang memerlukan
sejumlah langkah yang berurutan: pengenalan dan pendefinisian masalah, perumusan
hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan pernyataan kesimpulan mengenai
diterima dan ditolaknya hipotesis. Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan secara
informal, seperti mengambil rute yang paling efisien dari rumah untuk bekerja atau ke
sekolah, atau waktu yang terbaik untuk pergi ke bank. Penerapan yang lebih formal
dari metode ilmiah untuk pemecahan berbagai masalah adalah semua yang dilakukan
oleh penelitian.
BAB II
ISI MATERI
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah semua asas, peraturan dan teknik-teknik yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan anlisis
*(Dolet Unaradjan pada halaman 1-2).
Definisi itu menimbulkan pertanyaan, apakah keterangannya benar-benar
memberikan penjelasan mengenai pengertian metode penelitian? Dengan kata lain,
apakah definisinya memberi pengetahuan kepada kita sebagai apa metode penelitian
itu? Untuk mengetahui metode penelitian terlebih dahalu, kita perlu mengetahui
bagaimana definisi ditemukan atau bagaimana konsep diperlukan serta mencoba
menelusuri bagaimana terjadinya konsep metode penelitian. Berdasarkan semua
pertanyaan itu berarti definisi metode penelitian terlalu luas sehingga tidak dapat
menjelaskan siapa yang patut menggunakan istilah metode penelitian? Definisi itu
bermanfaat karena definisi bukan merupakan sumber atau pangkal tolak pengetahuan,
melainkan definisi sebenarnya adalah perjanjian pemakaian konsep tentang sesuatu.
Jadi, dalam konteks, semua asas, peraturan dan tehnik-tehnik tertentu perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan analisis,
mengandung makna, dalam penggunaan konteks itu boleh dipakai istilah metode
penelitian.
Metode penelitian merupakan elemen utama ketiga yang terdapat dalam pendekatan
penelitian adalah metode spesifik pengumpulan dan analisis data dalam suatu studi.
Ada manfaatnya untuk memperhatikan posibilitas pengumpulan data dalam suatu
studi.
Peneliti mengumpulkan data menggunakan instrumen atau tes (seperti suatu
kuisioner) tentang sikap terhadap harga diri (self esteem) atau memperoleh informasi
menggunakan daftar cek perilaku (behavioral cheklist) (seperti, peneliti mengamati
seseorang pekerja yang sibuk menggunakan ketrampilan kompleks) . Di pihak lain
pada akhir kontinum, mungkin melibatkan kunjungan ke suatu tempat penelitian dan
pengamatan perilaku individunya tanpa pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnnya
atau melaksanakan suatu wawancara, di mana individu dipersilahkan berbicara secara
terbuka tentang suatu topik secara luas tanpa menggunakan pertanyaan khusus.
Pemilihan metode oleh seorang tergantung pada tujuannya, apakah untuk lebih
mengkhususkan jenis informasi yang akan dikumpulkan dalam melanjutkan studi.
Jenis data mungkin juga berupa informasi angka-angka/numerik yang dikumpulkan
melalui skala instrumen atau lebih dari itu berupa informasi teks, catatan, atau
laporan pendappat partisipan. Dalam banyak bentuk pengumpulan data, data
instrumen, baik kuantitatif maupun kualitatif dikumpulkan. Data instrumen dapat
dilengkapi dengan observasi terbuka (open ended), atau data sensus yang dapat
diikuti dengan wawancara eksploratori mendalam (in-depth exploratory interviews).
Variabel penelitian sosial selalu memiliki variasi. Jika pembaca sudah akrab dengan
istilah perubahan sosial, diferensiasi sosial, stratifikasi sosial, dinamika sosial, dan
teman-temannya, maka akan menemukan bahwa dunia sosial memang bervariasi.
Variasi variabel jenis kelamin misalnya yaitu, laki-laki dan perempuan. Variasi
variabel kebahagiaan misalnya, sangat bahagia, kurang bahagia, tidak bahagia.
Variabel penelitian dengan demikian merupakan konsep yang mengandung variasi.
Postingan blog kali ini akan didesikasikan kepada pembaca yang sedang mencari
referensi online tentang veriabel meliputi pengertian, jenis dan contohnya.
Sosiologis.com akan memaparkan secara ringkas tentang variabel penelitian
khususnya dalam riset sosial.
Apa itu variabel penelitian?
Pengertian singkatnya sudah disinggung di awal, yaitu konsep dalam penelitian yang
mengandung variasi.
Variabel penelitian dapat dikategorisasi ke dalam dua bentuk, yaitu variabel
kuantitatif dan kualitatif. Karakteristik penelitian kualitatif dan kuantitatif secara
mudah bisa diidentifikasi sebagai berikut: Kuantitatif menjolkan unsur numerik atau
angka. Kualitatif menonjolkan unsur deskripsi atau narasi tekstual.
Variabel penelitian kuantitatif, dengan demikian bisa dipahami sebagai variabel yang
memiliki nilai satuan yang dapat dinyatakan dengan angka, misalnya berat badan.
Sedangkan variabel kualitatif adalah variabel yang sulit atau tidak bisa dinyatakan
dengan angka, misalnya keindahan.
Sebenarnya dalam riset sosial, istilah variabel lebih banyak digunakan dalam
penelitian kuantitatif. Riset kualitatif lebih sering menggunakan istilah konsep
ketimbang variabel. Di sini kita akan sebutkan jenis variabel penelitian sebagaimana
digunakan dalam riset sosial, terutama riset kuantitatif.
1. Variabel penelitian kebijakan
Hubungan antar variabel atau sering di kenal hubungan antar dua variabel yaitu
variabel bebas (Independen/pengaruh) dengan variabel terikat
(Dependen/terpengaruh) dengan simbol X dan Y biasanya dikaitkan dengan analisis
hubungan kausal (hubungan sebab akibat). Tetapi menurut Narbuko dan Achmadi
(2005), hubungan antara variabel independend dengan variabel dependen tidak selalu
merupakan hubungan kausal. Lebih ditegaskan bahwa terdapat variabel yang saling
hubungan, tetapi variabel yang satu tidak mempengaruhi variabel yang lainnya.
Walaupun terdapat anggapan untuk mencampuradukan hubungan dengan pengaruh
namun kecenderungan lebih tercermin kepada variabel pengaruh dan variabel
terpengaruh dan bidang penelitiannya lebih mengarah ke sosial. Usaha untuk mencari
hubungan antar variabel sesungguhnya mempunyai tujuan akhir untuk melihat kaitan
pengaruh antar variabel-variabel tersebut (Narbuko, 2005). Sehingga apabila
hubungan variabel merupakan inti penelitian ilmiah, tentunya perlu untuk diketahui
jenis-jenis hubungan antar variabel tersebut. Berikut jenis-jenis hubungan antar
variabel menurut Narbuko dan Achmadi (2005), sebagai berikut ;
• Hubungan simetris
Hubungan simetri merupakan hubungan variabel tidak di pengaruhi atau disebabkan
oleh variabel yang lain. ada empat kategori yaitu:
a). Kedua variabel merupakan indikator dari konsep yang sama.
Misakan kalau “mengerjakan cepat selesai” sedang “hasilnya tepat”, maka kedua
variabel tersebut merupakan indikator dari seorang yang intelejen namun tidak bisa di
artikan bahwa “karena cepat lalu “hasilnya tepat”.
b). Kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama.
Misalkan “meningkatnya suatu pelayanan kesehatan dibarengi dengan bertambahnya
jumlah pesawat udara. Kedua variabel tersebut tidak saling mempengaruhi,namun
keduanya merupakan akibat dari peningkatan pendapatan.
c). Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional.
Misalkan “dimana satu berada yang lain pun pasti disana’’ atau dimana ada guru di
sana ada murid”.
d). Hubungan yang kebetulan semata-mata.
Misal “seorang bayi ditimbang dan esok hari dia meninggal”. Berdasarkan
kepercayaan kedua tersebut dianggap berkaitan namun di dalam penelitian empiris
tidak dapat disimpulkan bahwa bayi tersebut meninggal karena ditimbang.
• Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi sebab
dan akibat dari variabel lainnya (Narbuko dan Achmadi, 2005). Perlu diingat bahwa
hubungan timbal balik disini bukanlah hubungan dimana tidak dapat ditentukan
variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat. Tetapi yang dimaksud
disini ialah apabila pada sesuatu waktu, variabel X mempengaruhi variabel Y, sedang
pada waktu yang lain variabel Y mempengaruhi variabel X.
Misalkan : “penanaman modal mendatangkan keuntungan dan pada gilirannya
keuntungan akan memungkinkan penanaman modal”. Jelasnya “variabel terpengaruh
dapat menjadi variabel pengaruh”.
3.Hubungan A Simetris
Pada pokonnya didalam analisis-analisis sosial terdapat didalam hubungan a simetris
ini, dimana satu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya.
Dalam hubungan a simetris ini ada beberapa ketentuan hubungan sebagai berikut:
a). Hubungan antara stimulus dan respon
Hubungan yang demikian itulah merupakan sala satu hbungan kausal yang lazim
dipergunakan oleh para ahli.
b). Hubungan antara disposisi dan respon.
Hubungan ini menunjukkan kecenderungan untuk menunjukkan respon tertentu
dalam situasi tertentu. Contoh hubungan ini misal hubungan antara kepercayaan
seseorang dengan kecenderungan memakai obat tradisional, atau keinginan bekerja &
frekuensi mencari kerja.
c). Hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku.
Hubungan ini menunjukkan sifat individu yang relative tidak berubah dan tidak
dipengaruhi lingkungan. Misalakan seks, suku bangsa, kebangsaan, pendidikan dan
lain-lain.
d). Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
Misalkan pedagan kecil yang berkeinginan untuk memperrluas usahanya diperlukan
persyaratan pinjaman bank yang lunak, hubungan antara kerja keras dengan
keberhasilan jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh.
e). Hubungan yang imanen antar dua variabel.
Hubungan ini menunjukkan terdapat suatu jalinan yang erat antara variabel satu
dengan variabel yang lain. misalkan saja ketika suatu organisasi tersebut besar maka
peraturan yang diterapkan semakin ketat.
f). Hubungan antar tujuan (ends) dan cara (means)
Misalkan penelitian tentang hubungan antar kerja keras dan keberhasilan. Jumlah jam
belajar dengan nilai yang diperoleh pada waktu ujian.
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Deskriptif adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan
yang bersifat deskriptif atau persamasalahan yang berhubungan dengan variabel
tunggal.
Contoh Hipotesis Deskriptif yaitu: Misalnya ada seorang peneliti yang ingin
mengetahui bahwa, apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan
kimia berbahaya. Maka peneliti tersebut kemudian menyusun sebuah rumusan
masalah sebagai berikut: Apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung
bahan kimia berbahaya?
Didalam penelitian tersebut, variabel yang digunakan ialah variabel tunggal, yaitu
Jamu Merk A yang dijual pasaran. Maka oleh karena itu, hipotesa yang digunakan
dalam penelitian tersebut adalah Hipotesis Deskriptif.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan
konsep teori yang digunakannya, yaitu:
H0 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut mengandung bahan kimia berbahaya. Atau:
H1 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang sifatnya untuk menjawab pertanyaan perbandingan atau
komparasi antara 2 variabel.
Contoh Hipotesis Komparatif yaitu: Seorang peneliti ingin mengetahui adanya
perbedaan antara tingkat kematian kasus virus corona dan kasus virus flu burung.
Apakah keduanya mempunyai tingkat kematian yang sama atau berbeda.
Maka selanjutnya dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan variabel yang
bersifat jamak. Pada Variabel yang pertama digunakan untuk menilai tingkat
kematian akibat virus Corona, dan yang kedua adalah tingkat kematian akibat virus
flu burung.
Maka oleh karena itu, dalam permasalahan tersebut, hipotesis yang digunakan ialah
Hipotesis Komparatif atau perbandingan, sebab didalamnya berisi tentang
perbandingan antara dua variabel yaitu tingkat kematian akibat virus corona dan
tingkat kematian akibat virus flu burung.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut yang sesuai
dengan konsep keilmuannya, yaitu:
H0 : Tingkat kematian akibat virus corona tidak berbeda dengan tingkat kematian
akibat virus flu burung. Atau:
H1 : Tingkat kematian akibat virus corona berbeda dengan tingkat kematian akibat
virus flu burung.
c. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah sebuah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang didalamnya untuk menjawab pertanyaan adakah hubungan antara dua variabel
penelitian.
Contoh Hipotesis Asosiatif yaitu: Ada seorang peneliti yang akan meneliti apakah
tingkat keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin
penderita?
Sehingga peneliti tersebut akan membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah
tingkat keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin
penderita?
Maka dalam rumusan masalah tersebut, variabel yang digunakan dalam penelitian
adalah variabel jamak. Pada Variabel yang pertama adalah tingkat keparahan akibat
infeksi virus corona. Sedagkan variabel kedua adalah jenis kelamin penderita.
Maka oleh karena itu, dalam menjawab permasalahan tersebut, hipotesa penelitian
yang digunakan adalah Hipotesis Asosiatif, sebab didalamnya mengandung makna
untuk menilai adanya hubungan antara dua variabel penelitian.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan
konsep teori yang digunakannya, yaitu:
H0: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona tidak dipengaruhi oleh jenis
kelamin penderita. Atau
H1: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona dipengaruhi oleh jenis kelamin
penderita.
SUMBER
METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL
Oleh Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si, Dra. Sri Hartati, M.Si
https://www.statistikian.com/2012/10/hipotesis.html#Kesimpulan_Konsep_Hipotesis
https://id.wikipedia.org/wiki/Uji_hipotesis
https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis