Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN

OLEH :

SAKIAH FEBRIANI RAHMAN 022 2017 0031

A . AMANDA RIZKASARI R 022 2017 0063

NURSYAMSUDUHA 022 2017 0069

C2 METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2020
DAFTAR ISI

Halaman judul

Daftar isi

Kata pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 ISI MATERI

2.1 Konsep Penelitian

2.2 Variabel Penelitian Sosial

2.2.1 Variabel Penelitian Kebijakan

2.2.2 Hubungan-Hubungan Variabel

2.3 Hipotesis Penelitian Sosial

2.3.1 Pengertian Hipotesis Penelitian

2.3.2 Hal-hal yang perlu dihadirkan dalam rancangan hipotesis

2.3.3 Berbagai bentuk Hipotesis

2.3.4 Pengujian Hipotesis Penelitian

2.3.5 Penggunaan Hipotesis dalam Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Bismillhirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konsep, Variabel, dan Hipotesis Penelitian”
Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Metodologi Penelitian Universitas Muslim Indonesia Makassar yang
telah  membimbing kami dalam pembuatan  makalah ini, kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami melalui makalah ini mampu memberikan ilmu pengetahuan
mengenai pengertian dan elemen elemen yang terdapat dalam penelitian kepada
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu
kritik dan saran pembaca kami harapkan guna pembuatan makalah yang lebih baik
diwaktu yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 29 Juni 2020


BAB 1
PENDAHULUAN

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Oleh
karena itu, sebelum pembahasan tentang hakikat penelitian perlu dijelaskan terlebih
dahulu hakikat metode ilmiah (scientific methods). Tujuan dari semua usaha ilmiah
adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, atau mengontrol fenomena. Tujuan ini
didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah beraturan dan
bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke arah
tujuan ini berhubungan dengan perolehan pengetahuan dan pengembagan serta
pengujian teori-teori. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang lain, seperti
pengalaman, otoritas, penalaran induktif, dan penalaran deduktif, penerapan metode
ilmiah tidak diragukan, paling efisien, dan paling terpercaya. Banyak masalah
diasosiasikan dengan pengalaman dan otoritas sebagai sumber pengetahuan yang
secara grafis diilustrasikan oleh sebuah cerita tentang Aristoteles. Menurut cerita,
suatu hari Aristoteles menangkap seekor lalat dan secara hati-hati menghitung dan
menghitung kembali kakinya. Tidak se-orang pun meragukan kata-kata Aristoteles.
Untuk beberapa tahun penemuannya diterima secara tidak kritis. Karena lalat yang
ditangkap Aristoteles telah mengalami kejadian kakinya hilang satu. Apakan anda
percaya atau tidak cerita tersebut, itu telah memberikan ilustrasi keterbatasan
bertumpu pada pengalaman seseorang dan otoritas sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Metode ilmiah merupakan suatu proses yang sangat beraturan yang memerlukan
sejumlah langkah yang berurutan: pengenalan dan pendefinisian masalah, perumusan
hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan pernyataan kesimpulan mengenai
diterima dan ditolaknya hipotesis. Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan secara
informal, seperti mengambil rute yang paling efisien dari rumah untuk bekerja atau ke
sekolah, atau waktu yang terbaik untuk pergi ke bank. Penerapan yang lebih formal
dari metode ilmiah untuk pemecahan berbagai masalah adalah semua yang dilakukan
oleh penelitian.
BAB II
ISI MATERI

METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah semua asas, peraturan dan teknik-teknik yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan anlisis
*(Dolet Unaradjan pada halaman 1-2).
Definisi itu menimbulkan pertanyaan, apakah keterangannya benar-benar
memberikan penjelasan mengenai pengertian metode penelitian? Dengan kata lain,
apakah definisinya memberi pengetahuan kepada kita sebagai apa metode penelitian
itu? Untuk mengetahui metode penelitian terlebih dahalu, kita perlu mengetahui
bagaimana definisi ditemukan atau bagaimana konsep diperlukan serta mencoba
menelusuri bagaimana terjadinya konsep metode penelitian. Berdasarkan semua
pertanyaan itu berarti definisi metode penelitian terlalu luas sehingga tidak dapat
menjelaskan siapa yang patut menggunakan istilah metode penelitian? Definisi itu
bermanfaat karena definisi bukan merupakan sumber atau pangkal tolak pengetahuan,
melainkan definisi sebenarnya adalah perjanjian pemakaian konsep tentang sesuatu.
Jadi, dalam konteks, semua asas, peraturan dan tehnik-tehnik tertentu perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan analisis,
mengandung makna, dalam penggunaan konteks itu boleh dipakai istilah metode
penelitian.
Metode penelitian merupakan elemen utama ketiga yang terdapat dalam pendekatan
penelitian adalah metode spesifik pengumpulan dan analisis data dalam suatu studi.
Ada manfaatnya untuk memperhatikan posibilitas pengumpulan data dalam suatu
studi.
Peneliti mengumpulkan data menggunakan instrumen atau tes (seperti suatu
kuisioner) tentang sikap terhadap harga diri (self esteem) atau memperoleh informasi
menggunakan daftar cek perilaku (behavioral cheklist) (seperti, peneliti mengamati
seseorang pekerja yang sibuk menggunakan ketrampilan kompleks) . Di pihak lain
pada akhir kontinum, mungkin melibatkan kunjungan ke suatu tempat penelitian dan
pengamatan perilaku individunya tanpa pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnnya
atau melaksanakan suatu wawancara, di mana individu dipersilahkan berbicara secara
terbuka tentang suatu topik secara luas tanpa menggunakan pertanyaan khusus.
Pemilihan metode oleh seorang tergantung pada tujuannya, apakah untuk lebih
mengkhususkan jenis informasi yang akan dikumpulkan dalam melanjutkan studi.
Jenis data mungkin juga berupa informasi angka-angka/numerik yang dikumpulkan
melalui skala instrumen atau lebih dari itu berupa informasi teks, catatan, atau
laporan pendappat partisipan. Dalam banyak bentuk pengumpulan data, data
instrumen, baik kuantitatif maupun kualitatif dikumpulkan. Data instrumen dapat
dilengkapi dengan observasi terbuka (open ended), atau data sensus yang dapat
diikuti dengan wawancara eksploratori mendalam (in-depth exploratory interviews).

B. Variabel penelitian sosial

Variabel penelitian sosial selalu memiliki variasi. Jika pembaca sudah akrab dengan
istilah perubahan sosial, diferensiasi sosial, stratifikasi sosial, dinamika sosial, dan
teman-temannya, maka akan menemukan bahwa dunia sosial memang bervariasi.
Variasi variabel jenis kelamin misalnya yaitu, laki-laki dan perempuan. Variasi
variabel kebahagiaan misalnya, sangat bahagia, kurang bahagia, tidak bahagia.
Variabel penelitian dengan demikian merupakan konsep yang mengandung variasi.
Postingan blog kali ini akan didesikasikan kepada pembaca yang sedang mencari
referensi online tentang veriabel meliputi pengertian, jenis dan contohnya.
Sosiologis.com akan memaparkan secara ringkas tentang variabel penelitian
khususnya dalam riset sosial.
Apa itu variabel penelitian?
Pengertian singkatnya sudah disinggung di awal, yaitu konsep dalam penelitian yang
mengandung variasi.
Variabel penelitian dapat dikategorisasi ke dalam dua bentuk, yaitu variabel
kuantitatif dan kualitatif. Karakteristik penelitian kualitatif dan kuantitatif secara
mudah bisa diidentifikasi sebagai berikut: Kuantitatif menjolkan unsur numerik atau
angka. Kualitatif menonjolkan unsur deskripsi atau narasi tekstual.
Variabel penelitian kuantitatif, dengan demikian bisa dipahami sebagai variabel yang
memiliki nilai satuan yang dapat dinyatakan dengan angka, misalnya berat badan.
Sedangkan variabel kualitatif adalah variabel yang sulit atau tidak bisa dinyatakan
dengan angka, misalnya keindahan.
Sebenarnya dalam riset sosial, istilah variabel lebih banyak digunakan dalam
penelitian kuantitatif. Riset kualitatif lebih sering menggunakan istilah konsep
ketimbang variabel. Di sini kita akan sebutkan jenis variabel penelitian sebagaimana
digunakan dalam riset sosial, terutama riset kuantitatif.
1. Variabel penelitian kebijakan

PENELITIAN DAN KEBIJAKAN


Penelitian dan kebijakan pada prinsipnya berbeda, baik tujuannya, terminologi yang
umum
dipakai, kriteria keberhasilan dan proses kerjanya. Penelitian berkembang dengan
mensyaratkan
sumber daya manusia, alat dan bahan, situasi dan proses kerjanya yang khas.
Kegiatan penelitian
berkembang pesat di kelembagaan penelitian yang dinaungi oleh Perguruan Tinggi,
departemen,
organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dengan menggunakan setting
laboratorium, kelas, alam terbuka atau lapangan.
Pekerja penelitian (researcher) umumnya terdiri dari kaum akademisi atau pakar yang
piawai
dalam bidang metodologi penelitian. Kebijakan dengan segala tatanan perilakunya,
disebut
kebijaksanaan sebagai padanan kata policy dalam bahasa Inggris, ada di dunia
birokrasi
pemerintahan yang pelakunya umumnya adalah para birokrat atau politisi sebagai
pembuat
kebijakan sekaligus sebagai pelaksana kebijakan itu. Penelitian dipersepsikan sebagai
milik
peneliti, sedangkan membuat kebijakan merupakan garapan para birokrat atau
politisi.
Perkembangan kehidupan modern (modern life order) memungkinkan konsep
penelitian dan
kebijakan itu berakomodasi dalam suasana serasi. Kini, penelitian dan kebijakan telah
menjelma
sebagai field of study yang disebut dengan ‘Penelitian Kebijakan’.
Proses kerja penelitian
kebijakan me-refer pada proses kerja penelitian pada umumnya, namun dilihat dari
hasil akhir
yang diinginkan penelitian kebijakan dapat dikatakan berbeda dengan penelitian
tradisional
(ilmiah).

2. Hubungan hubungan variabel

Hubungan antar variabel atau sering di kenal hubungan antar dua variabel yaitu
variabel bebas (Independen/pengaruh) dengan variabel terikat
(Dependen/terpengaruh) dengan simbol X dan Y biasanya dikaitkan dengan analisis
hubungan kausal (hubungan sebab akibat). Tetapi menurut Narbuko dan Achmadi
(2005), hubungan antara variabel independend dengan variabel dependen tidak selalu
merupakan hubungan kausal. Lebih ditegaskan bahwa terdapat variabel yang saling
hubungan, tetapi variabel yang satu tidak mempengaruhi variabel yang lainnya.
Walaupun terdapat anggapan untuk mencampuradukan hubungan dengan pengaruh
namun kecenderungan lebih tercermin kepada variabel pengaruh dan variabel
terpengaruh dan bidang penelitiannya lebih mengarah ke sosial. Usaha untuk mencari
hubungan antar variabel sesungguhnya mempunyai tujuan akhir untuk melihat kaitan
pengaruh antar variabel-variabel tersebut (Narbuko, 2005). Sehingga apabila
hubungan variabel merupakan inti penelitian ilmiah, tentunya perlu untuk diketahui
jenis-jenis hubungan antar variabel tersebut. Berikut jenis-jenis hubungan antar
variabel menurut Narbuko dan Achmadi (2005), sebagai berikut ;
• Hubungan simetris
Hubungan simetri merupakan hubungan variabel tidak di pengaruhi atau disebabkan
oleh variabel yang lain. ada empat kategori yaitu:
a). Kedua variabel merupakan indikator dari konsep yang sama.
Misakan kalau “mengerjakan cepat selesai” sedang “hasilnya tepat”, maka kedua
variabel tersebut merupakan indikator dari seorang yang intelejen namun tidak bisa di
artikan bahwa “karena cepat lalu “hasilnya tepat”.
b). Kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama.
Misalkan “meningkatnya suatu pelayanan kesehatan dibarengi dengan bertambahnya
jumlah pesawat udara. Kedua variabel tersebut tidak saling mempengaruhi,namun
keduanya merupakan akibat dari peningkatan pendapatan.
c). Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional.
Misalkan “dimana satu berada yang lain pun pasti disana’’ atau dimana ada guru di
sana ada murid”.
d). Hubungan yang kebetulan semata-mata.
Misal “seorang bayi ditimbang dan esok hari dia meninggal”. Berdasarkan
kepercayaan kedua tersebut dianggap berkaitan namun di dalam penelitian empiris
tidak dapat disimpulkan bahwa bayi tersebut meninggal karena ditimbang.
• Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi sebab
dan akibat dari variabel lainnya (Narbuko dan Achmadi, 2005). Perlu diingat bahwa
hubungan timbal balik disini bukanlah hubungan dimana tidak dapat ditentukan
variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat. Tetapi yang dimaksud
disini ialah apabila pada sesuatu waktu, variabel X mempengaruhi variabel Y, sedang
pada waktu yang lain variabel Y mempengaruhi variabel X.
Misalkan : “penanaman modal mendatangkan keuntungan dan pada gilirannya
keuntungan akan memungkinkan penanaman modal”. Jelasnya “variabel terpengaruh
dapat menjadi variabel pengaruh”.

3.Hubungan A Simetris
Pada pokonnya didalam analisis-analisis sosial terdapat didalam hubungan a simetris
ini, dimana satu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya.
Dalam hubungan a simetris ini ada beberapa ketentuan hubungan sebagai berikut:
a). Hubungan antara stimulus dan respon
Hubungan yang demikian itulah merupakan sala satu hbungan kausal yang lazim
dipergunakan oleh para ahli.
b). Hubungan antara disposisi dan respon.
Hubungan ini menunjukkan kecenderungan untuk menunjukkan respon tertentu
dalam situasi tertentu. Contoh hubungan ini misal hubungan antara kepercayaan
seseorang dengan kecenderungan memakai obat tradisional, atau keinginan bekerja &
frekuensi mencari kerja.
c). Hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku.
Hubungan ini menunjukkan sifat individu yang relative tidak berubah dan tidak
dipengaruhi lingkungan. Misalakan seks, suku bangsa, kebangsaan, pendidikan dan
lain-lain.
d). Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
Misalkan pedagan kecil yang berkeinginan untuk memperrluas usahanya diperlukan
persyaratan pinjaman bank yang lunak, hubungan antara kerja keras dengan
keberhasilan jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh.
e). Hubungan yang imanen antar dua variabel.
Hubungan ini menunjukkan terdapat suatu jalinan yang erat antara variabel satu
dengan variabel yang lain. misalkan saja ketika suatu organisasi tersebut besar maka
peraturan yang diterapkan semakin ketat.
f). Hubungan antar tujuan (ends) dan cara (means)
Misalkan penelitian tentang hubungan antar kerja keras dan keberhasilan. Jumlah jam
belajar dengan nilai yang diperoleh pada waktu ujian.

C. HIPOTESIS PENELITIAN SOSIAL


1. PENGERTIAN HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Hipotesis dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, misalnya secara
etimologis, teknis, statistik, dan lain sebagainya. Umumnya pengertian yang banyak
digunakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara penelitian.
Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli
Berikut beberapa pengertian hipotesa berdasarkan para ahli atau pakar:
a. Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang dari”
dan thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau
kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994 : 13).
b. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan
suatu masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala (Donald Ary, 1992 : 120).
c. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182).
d. Secara teknis, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi
Suryabrata, 1991 : 49).
e. Secara statistik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang
akan diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000 : 69).
f. Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis adalah
pernyataan tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan
antara dua variabel atau lebih).
g. Ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis adalah deduksi dari
teori ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil
observasi untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).
Kesimpulan Tentang Definisi Hipotesis Adalah:
Secara umum, definisi atau pengertian Hipotesis secara epistemologis adalah sebuah
kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu berasalah dari kata “hypo” yang artinya
adalah di bawah serta kata “thesis” yang artinya adalah pendirian, pendapat atau
kepastian.
Dari pengertian secara epistemologis tersebut, kita dapat membuat sebuah gambaran
bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang
sifatnya masih praduga atau menduga-duga, sebab masih harus dibuktikan terlebih
dahulu kebenarannya kemudian melalui sebuah riset atau penelitian.

2. HAL-HAL YANG PERLU DIHADARKAN DALAM RANCANGAN


HIPOTESIS
hal-hal yang perlu dihadirkan dalam rancangan hipotesis antara lain :
1. Hipotesis haruss muncul dan ada hubungannya dengan teori serta masalah
yang diteliti
2. Setap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang
diteliti
3. Hipotesis harus dapat diuji atau terukur tersendiri untuk menetapkan
hipotesis paling besar kemungkinannya di dukung oleh data empiric. Biasanya
menggunakan data statistik.
4. Hipotesis harus menyatakan hubungan antar variabel, ini berarti
mengandung dua atau lebih variabel yang dapat di ukur atau secara potensial dapat di
ukur.
5. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan menerangkan fakta. artinya terang
kandungan konsep dan variabel jelas, dapat dimengerti, dan tidak mengandung hal-
hal metafisis.
6. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan
ilmu pengetahuan.
7. Hipotesis harus sederhana dan terbatas untuk mengurangi timbul
kesalahpahaman dalam pengertian.
8. Sebuah hipotesis disajikan dalam formulasi konsistensi logis.
9. Hipotesis harus dirumuskan sehemat mungkin yang disesuaikan dengan
kebutuhan pengujian, kemunculan hal-hal yang tidak diperlukan dalam formula
hipotesis akan menjadi uncur yang dapat mengacaukan.
10. Hipotesis harus dapat di uji
11. Hipotesis harus di uji secara empiric serta dapat menjabarkan ramalan
yang dapat di uji kebenarannya.
12. Acuan empiris yang ditentukan secara tegas. penulis harus dengan
seksama menegaskan kembali makna dari kumpulan gejala empiris yang
bersangkutan dengan pemantulan kembali makna-makna teori yang digunakan oleh
konsep dalam penelitian ini.

3. BERBAGAI BENTUK HIPOTESIS


Macam Macam Hipotesis Berdasarkan Bentuknya
Hipotesis terdapat tiga macam atau jenis atau lebih tepatnya disebut dengan “istilah
bentuk hipotesis.”

a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Deskriptif adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan
yang bersifat deskriptif atau persamasalahan yang berhubungan dengan variabel
tunggal.
Contoh Hipotesis Deskriptif yaitu: Misalnya ada seorang peneliti yang ingin
mengetahui bahwa, apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan
kimia berbahaya. Maka peneliti tersebut kemudian menyusun sebuah rumusan
masalah sebagai berikut: Apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung
bahan kimia berbahaya?
Didalam penelitian tersebut, variabel yang digunakan ialah variabel tunggal, yaitu
Jamu Merk A yang dijual pasaran. Maka oleh karena itu, hipotesa yang digunakan
dalam penelitian tersebut adalah Hipotesis Deskriptif.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan
konsep teori yang digunakannya, yaitu:
H0 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut mengandung bahan kimia berbahaya. Atau:
H1 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap
rumusan masalah yang sifatnya untuk menjawab pertanyaan perbandingan atau
komparasi antara 2 variabel.
Contoh Hipotesis Komparatif yaitu: Seorang peneliti ingin mengetahui adanya
perbedaan antara tingkat kematian kasus virus corona dan kasus virus flu burung.
Apakah keduanya mempunyai tingkat kematian yang sama atau berbeda.
Maka selanjutnya dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan variabel yang
bersifat jamak. Pada Variabel yang pertama digunakan untuk menilai tingkat
kematian akibat virus Corona, dan yang kedua adalah tingkat kematian akibat virus
flu burung.
Maka oleh karena itu, dalam permasalahan tersebut, hipotesis yang digunakan ialah
Hipotesis Komparatif atau perbandingan, sebab didalamnya berisi tentang
perbandingan antara dua variabel yaitu tingkat kematian akibat virus corona dan
tingkat kematian akibat virus flu burung.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut yang sesuai
dengan konsep keilmuannya, yaitu:
H0 : Tingkat kematian akibat virus corona tidak berbeda dengan tingkat kematian
akibat virus flu burung. Atau:
H1 : Tingkat kematian akibat virus corona berbeda dengan tingkat kematian akibat
virus flu burung.

c. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah sebuah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang didalamnya untuk menjawab pertanyaan adakah hubungan antara dua variabel
penelitian.
Contoh Hipotesis Asosiatif yaitu: Ada seorang peneliti yang akan meneliti apakah
tingkat keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin
penderita?
Sehingga peneliti tersebut akan membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah
tingkat keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin
penderita?
Maka dalam rumusan masalah tersebut, variabel yang digunakan dalam penelitian
adalah variabel jamak. Pada Variabel yang pertama adalah tingkat keparahan akibat
infeksi virus corona. Sedagkan variabel kedua adalah jenis kelamin penderita.
Maka oleh karena itu, dalam menjawab permasalahan tersebut, hipotesa penelitian
yang digunakan adalah Hipotesis Asosiatif, sebab didalamnya mengandung makna
untuk menilai adanya hubungan antara dua variabel penelitian.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan
konsep teori yang digunakannya, yaitu:
H0: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona tidak dipengaruhi oleh jenis
kelamin penderita. Atau
H1: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona dipengaruhi oleh jenis kelamin
penderita.

4. PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN


Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis
data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol).
Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian
tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan
batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisis data". Keputusan dari uji
hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah
pengujian untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah
benar.
Daerah kritis (bahasa Inggris: critical region) dari uji hipotesis adalah serangkaian
hasil yang bisa menolak hipotesis nol, untuk menerima hipotesis alternatif. Daerah
kritis ini biasanya disimbolkan dengan huruf C.
Hipotesis statistic Sebuah pernyataan tentang parameter yang menjelaskan sebuah
populasi (bukan sampel).
Statistik Angka yang dihitung dari sekumpulan sampel.
Hipotesis nol (H0) Sebuah hipotesis yang berlawanan dengan teori yang akan
dibuktikan.
Hipotesis alternatif (H1) atau hipotesis kerja (Ha) Sebuah hipotesis (kadang
gabungan) yang berhubungan dengan teori yang akan dibuktikan.
Tes Statistik Sebuah prosedur yang masukannya adalah sampel dan hasilnya adalah
hipotesis.
Daerah penerimaan Nilai dari tes statistik yang menggagalkan untuk penolakan
hipotesis nol.
Daerah penolakan Nilai dari tes statistik untuk penolakan hipotesis nol.
Kekuatan Statistik (1 − β) Probabilitas kebenaran pada saat menolak hipotesis nol.
Tingkat signifikan test (α) Probabilitas kesalahan pada saat menolak hipotesis nol.
Nilai p (P-value) Probabilitas, mengasumsikan hipotesis nol benar.
Prosedur uji hipotesis
1. Tentukan parameter yang akan diuji
2. Tentukan Hipotesis nol (H0)
3. Tentukan Hipotesis alternatif (H1)
4. Tentukan (α)
5. Pilih statistik yang tepat
6. Tentukan daerah penolakan
7. Hitung statistik uji
8. Putuskan apakah Hipotesis nol (H0) ditolak atau tidak

5. PENGGUNAAN HIPOTESIS DALAM PENELITIAN


Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak
semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu
penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan
penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya
yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan
sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama
dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis
sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang
diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan
hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan
hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
1. Untuk menguji teori,
2. Mendorong munculnya teori,
3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

SUMBER
METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL
Oleh Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si, Dra. Sri Hartati, M.Si
https://www.statistikian.com/2012/10/hipotesis.html#Kesimpulan_Konsep_Hipotesis
https://id.wikipedia.org/wiki/Uji_hipotesis
https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis

Anda mungkin juga menyukai