Anda di halaman 1dari 124

MAKALAH

PERKEMBANGAN METODE PENELITIAN JENIS-JENIS PENELITIAN


LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN DAN RUANG LINGKUP
PENELITIAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian

Dosen Pengampu:

Azhari Ikhwati, S.Si., M, Pd.

Disusun Oleh:

Fadhel Azfhar Altalarik (202121500026)

Zahra Saharani (202121500062)

Dina Shafira (202121500073)

Anisa Pratita Wardani (202121500075)

Isyana Dinda Nadifa (202121500453)

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Perkembangan Metode Penelitian, Jenis-jenis Penelitian,
Langkah-langkah Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian”.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Azhari Ikhwati, S.Si., M, Pd. selaku
dosen pengampu yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 19 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1

1.3 Tujuan Makalah 1

BAB II PEMBAHASAN 2

1.1 Perkembangan Metode Penelitian 2

2.1 Jenis-jenis Metode Penelitian............................................................ 2

2.2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi (Malhmud, 2011) 2


2.2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan 2
2.2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Metodenya 3
2.2 Langkah-langkah Penelitian 4

2.2.1 Identifikasi Masalah 5

2.2.2 Tentukan Metode Penelitian Masalah 6

2.3 Ruang Lingkup Penelitian 6

BAB III PENUTUP 8

3.1 Kesimpulan 8

DAFTAR PUSTAKA 9

5
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan penelitian. Menyelesaikan tugas secara
efisien dan efektif adalah penting. Tujuan adalah sesuatu yang ingin
direalisasikan oleh sesorang, tujuan merupakan objek atas suatu tindakan.
Realisasikan masing-masing tujuan tambahan sehingga membantu
pencapaian tujuan yang secara hierarki langsung lebih tinggi. Dengan
demikian, hal itu akan memberikan kerangka tujuan yang benar-benar
distukan dan selaras bagi semua individu yang terikat dalam organisasi.
Untuk mencapai tingkat efektivitas yang maksimum, tujuan harus memiliki
arti dan tepat pada waktunya bagi individu. Pada umumnya, tujuan untuk
penyelesaian pekerjaan pada hierarki bawah harus dinyatakan dalam kesatuan
yang dapat diukur. Sebelum melakukan penelitian alangkah lebih baik
mengetahui jenis-jenis dan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan.
Oleh karena itu, akan dibahas pada makalah ini.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan metode penelitian ?

2. Apa saja jenis-jenis metode penelitian ?

3. Apa saja langkah-langkah metode penelitian ?

4. Bagaimana ruang lingkup metode penelitian ?

I.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan metode penelitian

2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis metode penelitian

3. Untuk mengetahui apa saja langkah-langkah metode penelitian

4. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup metode penelitian

6
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Perkembangan Metode Penelitian

Ilmu pengetahuan memiliki sifat utama yaitu tersusun secara sistematik


dan runtut yang didapatkan dengan menggunakan metode ilmiah. Pada masa
lampau, tradisi memegang peranan penting, menentang atau melawan tradisi
adalah tabu. Tradisi dulu dipercaya sebagai sesuatu yang sudah pasti benar
sehingga tradisi menguasai cara berpikir manusia selama ratusan tahun. Pada
periode spekulasi dan argumentasi, masyarakat mulai membentuk kelompok-
kelompok spekulasi dan mulai berargumentasi tentang sesuatu untuk
memperoleh kebenaran Pada periode hipotesis dan eksperimen, orang mulai
menemukan metode untuk menerangkan suatu kejadian kta-fakta tersebut
selanjutnya dianalisis dan diolah yang akhirnya dapat ditarik suatu
kesimpulan. Penarikan kesimpulan telah didasarkan atas hasil analisis data dan
telah menjawab permasalahan yang diteliti.

II.1 Jenis-jenis Metode Penelitian

Jenis-jenis metode penelitian terbagi berdasarkan fungsi, pendekatan, dan


metode. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis metode penelitian.

II.1.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi (Malhmud, 2011)


1. Penelitian Dasar yaitu penelitian yang memiliki cakupan topik penelitian
tentang ilmu pengetahuan eksakta, perilaku, atau sosial.
2. Penelitian terapan yaitu penelitian yang topiknya mencakup bidang
terapan seperti kedokteran, teknologi, pendidikan, dan lainnya.
3. Penelitian evaluatif yaitu jenis penelitian yang meneliti pelaksanaan
berbagai kegiatan, produk, atau program pada suatu lembaga.
II.1.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan
1. Kuantitatif: Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
7
menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Metode
penelitian ini menerjemahkan data menjadi angka untuk menganalisis hasil
temuannya.

2. Kualitatif: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data


deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang serta perilaku yang
diamati.

II.1.3 Jenis Penelitian Berdasarkan Metodenya


1. Deskriptif: Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang
mendeskripsikan suatu yang sedang menjadi pusat peerhatian saat itu,
Variabel yang diteliti pada penelitian deskriptif bisa berupa variabel
tunggal atau lebih dari satu Dalam pelaksanaannya, penelitian deskriptif
memiliki langkah-langkah sebagai berikut. (a) Membuat rumusan masalah
(b)Menentukan jenis informasi yang diperlukan (c) Menentukan prosedur
pengumpulan data (d) Menentukan cara pengolahan data (e) Menarik
kesimpulan penelitian

2. Studi Kasus: Studi kasus adalah salah satu penelitian yang mempelajari
seorang individu atau kelompok secara intensif dalam kurun waktu yang
cukup lama. Teknik pengumpulan data pada metode ini sangatlah
komprehensif, seperti mengamati perilaku, wawancara, analisis
dokumenter, tes, dan lainnya.

3. Survei: Penelitian survei merupakan penelitian yang bertujuan untuk


mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok objek.
Penelitian survei dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sensus dan sampel.
kualifikasi? Jika berkaitan dengan pendidikan, survei biasanya akan
mencakup permasalahan tentang: (a)Berapa banyak siswa yang mendaftar
dan diterima? (b) Berapa rata-rata jumlah siswa dalam satu kelas? (c)
Berapa banyak guru yang telah memenuhi? (d) Dan sebagainya

4. Studi Korelasional: Studi korelasional adalah salah satu metode


penelitian yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hubungan antara variabel yang diteliti akan dinyatakan
dalam satuan indeks yang disebut koefisien korelasi.

8
5. Eksperimen: Penelitian eksperiman adalah salah satu metode yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini, peneliti harus
melakukan tiga persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu kegiatan
mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.

Langkah-langkah dalam proses penyusunan penelitian eksperimen kurang


lebih adalah sebagai berikut: (1) Melakukan kajian secara induktif tentang
permasalahan (2) Mengidentifikasi permasalahan (3) Melakukan studi
literature (4) Membuat rencana penelitian (5) Melakukan kegiatan
eksperimen (6) Mengumpulkan data hasil eksperimen (7)
Mengelompokkan dan mendeskripsikan data (8) Melakukan analisis data
(9) Membuat laporan penelitian (Maleong, 2008; Ahmad, 2009: Mahmud.
2011)

6. Research and Development: Penelitian dan Pengembangan atau Research


Development adalah metode penelitian yang melalui serangkaian proses
dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang sudah ada. Produk yang dimaksud bisa bermacam-macam
seperti buku, modul pembelajaran, program komputer, sistem manajamen,
dan lain-lain.

II.2 Langkah-langkah Penelitian


Penelitian merupakan suatu metode yang digunakan untuk membuktikan
terhadap suatu hipotesis atau pertanyaan penelitian. Penelitian dilakukan
melalui tahapan yang sistematis dan berurutan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Untuk itu diperlukan beberapa langkah untuk menjawab
pertanyaan yang penting dan terkini, secara ilmiah dan etis. Langkah-langkah
tersebut meliputi identifikasi masalah, perumusan tujuan penelitian, studi
pustaka, penyusunan hipotesis atau pertanyaan penelitian, pemilihan metode
atau desain penelitian, penyusunan instrument, penyusunan protokol
penelitian, penyusunan laporan, dan publikasi. Berikut adalah penjelasan
mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian
2.2.1 Identifikasi Masalah
Penelitian merupakan suatu metode pembuktian terhadap suatu hipotesis
atau pertanyaan penelitian. Penelitian dilakukan melalui tahapan yang
9
sitematis dan berurutan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Untuk itu
diperlukan beberapa langkah penelitian untuk menjawab pertanyaan yang
penting dan terkini, secara ilmiah dan etis. Secara umum penelitian dilakukan
untuk memecahkan suatu masalah yang sedang berkembang di masyarakat.
Penelitian dilakukan untuk memberikan manfaat yang setinggi-tingginya bagi
aspek ilmiah maupun sosial. Kita dapat mengidentifikasi berbagai masalah
untuk diselesaikan melalui penelitian, misalnya masalah ekonomi, kesehatan,
kesenjangan sosial, ketimpangan gender, kesejahteraan, pemberdayaan
masyarakat, pemberdayaan perempuan, layanan kesehatan, vaksinasi, akses
pangan, dan lain-lain. Masalah penelitian yang seperti ini memenuhi state of
the art suatu riset, yakni unsur kebaruan ide, produk maupun cara
memecahkan masalah. Pertanyaan penelitian, tujuan dan hipotesis adalah
bagian penelitian yang penting dan harus mempunyai benang merah.
Pertanyaan penelitian dapat dikembangkan dari kriteria FINER atau PICOT.
Pernyataan penelitian yang baik harus rinci meliputi populasi yang dituju,
menarik bagi komunitas ilmiah dan publik, memiliki relevansi dengan
kebutuhan. dan memberi manfaat untuk pengetahuan dan klinis, memenuhi
standar etik dan penelitian secara global, Pengembangan pertanyaan
penelitian merupakan langkah penting untuk memperoleh hasil yang relevan
secara klinis yang digunakan dengan berbasis bukti. Suatu pertanyaan
penelitian yang terdefinisi dengan baik dan spesifik merupakan pedoman
pemilihan metode riset dan pemilihan populasi yang sesuai. Scbaliknya jika
formulasi pertanyaan penelitian tidak jelas maka akan berdampak pada
pemilihan metode riset yang salah, sehingga menghasilkan data sampah, tidak
bisa dipublikasikan dan sia-sia. Pertanyaan penelitian akan dijawab sementara
melalui perumusan hipotesis.

2.2.2 Tentukan Metode Penelitian.


Bagian penting dari metode penelitian adalah desain penelitian.
Peneliti menentukan desain penelitian berdasarkan rumusan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan dan hipotesis. Pada penelitian tentang
kuantitas, kita dapat menggunakan desain penelitian cross sectional, case
control, cohort maupun eksperimental. Studi cross sectional, case kontrol
dan kohort merupakan tipe penelitian observasional. Sedangkan
eksperimental murni dan semu adalah tipe penelitian intervensi. Terdapat
beberapa macam penelitian kualitatif antara lain disclosure analisis,
grounded theory dan fenomenologi kombinasi kualitatif-kuantitatif atau
sebaliknya ini berguna untuk mendapatkan kesimpulan aspek yang diteliti

10
secara luas dan dalam. Hal ini terkadang sangat penting dalam publikasi
hasil penyusunan Instrumen.

Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data,


mengukur, menganalisis data. Instrumen dapat berupa survey, cek lis,
skala, kuesioner, atau pedoman wawancara. Pemilihan instrumen
tergatung dari apa yang akan kita ukur, tentu hal ini sangat berkaitan
dengan tujuan, pertanyaan, dan hipotesis penelitian.

2.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebuah metode untuk pembatasan


permasalahan dalam ilmu yang dikaji secara ilmiah. Artinya. Ruang lingkup
adalah Batasan subjek yang akan diteliti, dapat berupa batasan masalah
ataupun jumlah subjek yang akan diteliti, materi yang akan dibahas, maupun
variable yang diteliti. Ruang lingkup memberikan gambaran seperti apa
keseluruhan penelitian yang akan dilakukan dalam kajian ilmiah tersebut.
Dalam menentukan ruang lingkup terdapat cara yang baik dan benar untuk
menentukan ruang lingkup penelitian. Berikut adalah cara menentukan ruang
lingkup penelitian:

1. Batasan Masalah. Memberi batasan masalah yang akan dikaji menjadi


hal penting pertama yang harus dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan
agar pembahasan dalam kajian ilmiah tersebut lebih fokus dan spesifik.

2. Dengan Keberadaan Data Penelitian. Keberadaan data penelitian


sangat penting artinya dalam sebuah penelitian. Jadi, ruang lingkup bisa
disesuaikan dengan data yang ada, sehingga nantinya tak kesulitan atau
menemui jalan buntu jika tak ada data yang tersedia.

3. Memahami Penelitian. Untuk menentukan ruang lingkup, terlebih


dahulu harus mengerti dan memahami esensi penelitian tersebut secara
keseluruhan. Hal ini untuk menghindari adanya kesalahan ruang lingkup
yang justru akan bisa membatasi tujuan penelitian tersebut. Juga
menghindari ruang lingkup yang justru terlalu besar untuk kajian ilmiah

11
tersebut. Tanpa adanya pemahaman penelitian, bisa menimbulkan
distraksi bahkan kegagalan dalam memahami desain penelitian.

4. Masalah Yang Diambil Mempunyai Urgensi dan Daya Tarik. Ruang


lingkup akan membantu peneliti untuk bisa mengidentifikasi masalah
yang akan diteliti.

5. Fokus. Ruang lingkup membuat peneliti lebih fokus dengan apa yang
menjadi bahasan, tidak terpengaruh terhadap distraksi-distraksi dari data
yang diambil.

Contoh Ruang Lingkup Penelitian. Ruang lingkup bisa dibagi menjadi


beberapa jenis, dua di antaranya adalah ruang lingkup penelitian kuantitatif
dan ruang lingkup penelitian kualitatif.

Judul: Pengaruh Jam Tidur Siswa Terhadap Nilai Pelajaran Olahraga di


Sekolah

Penelitian ini mengambil data dengan subjek seluruh siswa kelas 1


sampai 3 di SD 2 Kalimulya, Depok. Data diambil dengan bantuan orang tua
mengisi formulir tentang jam tidur dan bangun anak setiap hari selama dua
bulan.

12
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi


antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh seorang peneliti,
menetapkan waktu penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data
tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis. Dalam pembahasan ini
dijelaskan terlebih dahulu tujuan penelitian, pengertian tentang metode sebuah
penelitian termasuk pengertian metode penelitian menurut para ahli atau pakar,
serta pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian. Pada
akhirnya Mahasiswa/i mendapatkan gambaran yang utuh mengenai prosedur
pelaksaan penelitian dengan menggunakan pendekatan Kualitatif maupun
Kuantitatif berdasarkan metode - metode ilmiah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Mila , Tri Siswati, Arico Ayani Suparto, Jonata, Ida Fitriana Ambarsari, Nur
Azizah, Wahyuningsih Safitri, Nur Hasanah, Agusti, EviGravitiani.
(2022).Metodologi Penelitian [E-book version].Retrieved from
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=SpZnEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=info:fmcUgxdrc
fAJ:scholar.google.com/
&ots=wx1b9a08Kv&sig=oKic6oRvxIBDG6bQ6mdoVHbnKJY&redir_es
c=y#v=onepage&q&f=false

Herlinda.S.(2010).Metodologi Penelitian [E-book version].Retrieved form


https://repository.unsri.ac.id/6838/1/Buku_Metodologi_Penelitian_Siti_He
rlinda.pdf

14
SESI TANYA JAWAB

1. Siti Aisyah -202121500017-


Pertanyaan : Pada jenis-jenis penelitian, terdapat jenis penelitian secara fungsi
terdapat 3 fungsi yaitu penelitian dasar, penelitian terapan dan penelitian
evaluatif, namun pada penjelasan hanya ada topik-topik apa saja yang di ambil
dari tiap fungsi, bisakah Anda jelaskan fungsi dari masing-masing. Sebagai
contoh mengapa topik perilaku atau sosial memiliki fungsi penelitian dasar ?
Jawaban Dari Zahra Saharani :
1. Penelitian dasar ini berfungsi untuk menguji teori, dalil, ataupun prinsip
dasar dari sebuah ilmu pengetahuan.
2. Penelitian terapan berfungsi untuk menguji kegunaan teori dalam suatu
bidang tertentu.
3. Penelitian evaluatif, berfungsi untuk mengukur manfaat, sumbangan, serta
kelayakan dari kegiatan, produk, atau
2. Nazwah Berliana Putri Saharani -202121500064-
Pertanyaan : Apa kelebihan dan kekurangan penelitian Studi Kasus?
Jawaban dari Dina Safira : Jenis penelitian studi kasus bisa mengungkap hal-
hal yang spesifik, detail, dan rinci. Selain itu, penelitian ini bisa dijelaskan
dengan penelitian lainnya. Penelitian studi kasus bisa menguak makna di balik
adanya permasalahan tertentu. Kelebihan lainnya dari studi kasus adalah bisa
memberikan laporan secara faktual. Penelitian ini juga bisa memberi suasana
dan pikiran yang bisa dikembangkan lebih jauh untuk bahan penelitian
berikutnya. Kekurangan metode Studi Kasus sering dipersoalkan segi
reliabilitas, validitas, dan generalisasinya. Selain itu, metode ini tidak selalu
cocok dengan tipe tujuan penelitian kuantitatif yang salah tujuannya adalah
bisa digunakan untuk menggeneralisasi.
3. Maya Kholinda -202121500037-
Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
metode penelitian ?
Jawaban Dari Zahra Saharani : Hal pertama yang dilakukan saat menentukan
metode penelitian harus meyakini metode yang tepat akan memunginkan untuk

15
mengukur variabel atau konsep yang ingin diteliti. Dari metode yang diteliti
dapat konsisten dan memberikan hasil yang dapat diandalkan jika diulang oleh
peneliti lain atau dalam situasi yang lain. Selanjutnya relevan, meteode yang
sesuai akan cocok dengan pertanyaan penelitian yang diteliti dan
memungkinkan untuk menjawabnya dengan baik. Efisien, menggunakan
metode yang tepat akan membantu untuk menghemat waktu, sumber daya, dan
usaha dalam penelitian.
4. Nabilah Khusnul Hotimah -202121500008-
Pertanyaan : Mengapa dalam sebuah penelitian perlu adanya ruang lingkup?
Jawaban Dari Anisa Pratita : Ruang lingkup akan membantu peneliti untuk bisa
mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Ada kemungkinan permasalahan
yang ada bisa dikembangkan atau memiliki kaita masalah lain yang juga
menarik untuk diteliti.
5. Lusyana Prameswari -202121500033-
Pertanyaan : Bagaimana menyusun masalah penelitian agar tidak
menimbulkan keraguan pembaca kepada peneliti ?
Jawaban Dari Isyana Dinda : Untuk menyusun masalah penelitian yang tidak
menimbulkan keraguan pembaca terhadap peneliti, Anda perlu memperhatikan
beberapa hal berikut:
1. Klarifikasi Tujuan Penelitian: Jelaskan dengan jelas tujuan dari penelitian
Anda. Pastikan pembaca memahami mengapa penelitian ini penting dan
apa yang ingin Anda capai.
2. Riset Awal yang Kuat: Pastikan Anda telah melakukan riset awal yang
cukup untuk mendukung kebutuhan penelitian Anda. Referensi dan
sumber daya yang kuat akan meningkatkan kredibilitas Anda.
3. Metode Penelitian yang Transparan: Jelaskan secara rinci metode
penelitian yang Anda gunakan. Pembaca harus tahu bagaimana data
dikumpulkan, dianalisis, dan diinterpretasi.
4. Kredibilitas Peneliti: Sertakan informasi tentang latar belakang,
kualifikasi, dan pengalaman Anda yang relevan dengan penelitian tersebut.
Ini akan memberikan kepercayaan kepada pembaca.

16
5. Penggunaan Literatur Terkini: Pastikan Anda merujuk pada literatur terkini
dan penelitian terkait dalam bidang Anda. Ini akan menunjukkan bahwa
Anda mengikuti perkembangan terbaru dalam topik tersebut.
6. Netralitas dan Etika: Jaga agar penelitian Anda netral dan etis. Hindari bias
yang tidak disengaja dan pastikan semua aspek etika penelitian dihormati.
7. Peer Review: Pertimbangkan untuk mengajukan penelitian Anda untuk
ditinjau oleh rekan sejawat atau pakar di bidang tersebut sebelum
diterbitkan. Ini akan membantu mengidentifikasi potensi masalah dan
meningkatkan kualitas penelitian Anda.
8. Keterbukaan Data: Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk
membagikan data penelitian Anda kepada masyarakat ilmiah. Ini akan
memungkinkan orang lain untuk memeriksa dan memvalidasi temuan
Anda.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, Anda dapat menyusun masalah


penelitian yang kuat dan transparan yang tidak menimbulkan keraguan
pembaca terhadap Anda sebagai peneliti.

6. Nurafaf firyal -2021500552-


Pertanyaan : Tunjukkan ciri khas penelitian kualitatif yang membedakan
dengan penelitian kuantitatif ?

Jawaban Dari Fadhel Azhar : Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri khas
yang membedakannya dari penelitian kuantitatif:

1. Pendekatan Metodologi:

Kualitatif: Menggunakan pendekatan deskriptif, berfokus pada pemahaman


mendalam, interpretasi, dan konteks.

Kuantitatif: Menggunakan pendekatan eksperimental atau survei dengan


pengukuran numerik dan statistik.

2. Jenis Data:

Kualitatif: Mengumpulkan data berupa teks, gambar, suara, atau video. Data ini
cenderung bersifat deskriptif dan tidak mudah diukur.

17
Kuantitatif: Mengumpulkan data dalam bentuk angka atau statistik yang dapat
diukur dengan jelas.

3. Sampel:

Kualitatif: Ukuran sampel cenderung kecil dan pemilihan sampel mungkin tidak
acak. Fokus pada pemilihan kasus yang relevan.

Kuantitatif: Menggunakan sampel besar yang sering kali dipilih secara acak untuk
mewakili populasi yang lebih besar.

4. Analisis Data:

Kualitatif: Menggunakan analisis teks, konsep, atau tema untuk mengeksplorasi


makna dan pola dalam data.

Kuantitatif: Menggunakan analisis statistik seperti regresi, uji hipotesis, dan


angka-angka untuk menguji hubungan antar variabel.

5. Tujuan:

Kualitatif: Lebih berorientasi pada pemahaman mendalam, pengembangan teori,


dan penjelasan kontekstual.

Kuantitatif: Lebih berorientasi pada pengukuran, generalisasi, dan pengujian


hipotesis.

6. Hasil:

Kualitatif: Menghasilkan deskripsi naratif, teori, atau pemahaman yang lebih


mendalam tentang fenomena yang diteliti.

Kuantitatif: Menghasilkan data yang dapat diukur dengan angka dan generalisasi
statistik.

Penting untuk diingat bahwa kedua jenis penelitian ini memiliki nilai dan
kegunaan mereka sendiri tergantung pada pertanyaan penelitian dan tujuan yang
ingin dicapai. Beberapa penelitian bahkan menggabungkan elemen kualitatif dan
kuantitatif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu
topik.

18
19
20
21
22
MAKALAH
“ Cara pengumpulan data, Cara Penyusunan Instrumen
Penelitian, Metode Observasi & Metode Kuesioner “

Dosen Pengampu : Azhari Ikhwati S.Si., M.Pd.


Disusun Oleh :
1. Yuana Era Jayanti 202121500006
2. Dinda Keysha Azzahra. S 202121500446
3. Nurul Izzha 202121500056
4. Maulida Aulia 202121500030
5. Nurafaffiryal 202121500552
6. Mochammad Septyan. D 202121500046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023

23
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULAN......................................................................................................................................
A. Latar belakang..........................................................................................................
22

B. Rumusan Masalah....................................................................................................
23

C. Tujuan.......................................................................................................................
23

D. Manfaat....................................................................................................................
23

BAB II...................................................................................................................................................
PEMBAHASAN......................................................................................................................................
A. Instrumen Penelitian................................................................................................
24

B. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................


26

BAB III..................................................................................................................................................
PENUTUP.............................................................................................................................................
A. KESIMPULAN............................................................................................................
34

B. SARAN......................................................................................................................
34

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................
HASIL DISKUSI......................................................................................................................................

24
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan sebuah makalah yang berjudul “CARA PENGUMPULAN DATA
(cara penyusunan instrumen penelitian metode observasi dan metode
kuesioner)”. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Metode Penelitian. Selain itu, untuk menambah wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang kami susun.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran demi
kesempurnaan penyusunan Makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua. Amin.

25
Jakarta, 20 September
2023
Penulis

BAB I

PENDAHULAN

A. Latar belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis
yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai
suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang
dikenal dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus
didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan


bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian
karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang
digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu
penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesahipotesa
tertentu.

Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang
baik. Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan,
dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidahkaidah
penyusunan instrumen.

26
Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi
karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang
diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam
prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang
lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang
dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian
terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat.

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang
abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan
teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.

Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka
kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian
itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran
suatu konsep tertentu.

Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan diuraikan
berbagai hal terkait dengan Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian teknik pengumpulan data dan instrument
penelitian?
2. Apa saja teknik pengumpulan data?
3. Bagaimana teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian teknik pengumpulan data dan instrument
penelitian.
2. Mengetahui teknik pengumpulan data.
3. Mengetahui teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian
27
D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai bahan
pengajaran di bidang pendidikan maupun di bidang penelitian-penelitian

BAB II

PEMBAHASAN

A. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah


penelitian. Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bagi seorang peneliti dalam
melakukan pengumpulan data penelitiannya. Penggunaan kualitas instrument
penelitian dan kualitas pengumpulan data yang tepat dapat mempengaruhi kualitas
hasil penelitian itu sendiri. Terdapat perbedaan pada penggunaan instrument
penelitian dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian
kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas, reliabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Sedangkan dalam penelitian kualitatif,
yang menjadi instrumen penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.

28
Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh
peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap


pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara
akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human instrument
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai


instrumen sekaligus pengumpil data. Instrumen selain manusia (seperti; angket,
pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan,
tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen
kunci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti adalah
mutlak, karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan
non manusia yang ada dalam kancah penelitian. Kehadirannya di lapangan
peneliti harus dijelaskan, apakah kehadirannya diketahui atau tidak diketahui oleh
subyek penelitian. Ini berkaitan dengan keterlibatan peneliti dalam kancah
penelitian, apakah terlibat aktif atau pasif (Murni, 2017).

Menurut Gulo, Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang


wawancara, atau pengamatan, atau daftar prtanyaan, yang dipersiapkan untuk
mendapatkan informasi. Instrumen itu disebut pedoman pengamatan atau
pedoman wawancara atau kuesioner atau pedoman dokumenter, sesuai dengan
metode yang dipergunakan (Gulo, 2000)

Menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono 2017: 224 mengemukakan


bahwa peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian. Artinya peneliti harus bersifat responsif terhadap lingkunga dan

29
terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan yang akan
ditelitinya tersebut.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Artinya
peneliti harus dapat melakukan beberapa tugas dan mengumpulkan data
sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Artinya tidak ada suatu instrument
berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali
manusia.
4. Suatu situasi melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata. Artinya untuk memahaminya, peneliti perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuannya.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk
menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul
seketika.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sabagai balikan untuk mempreoleh penegasan, perubahan,
perbaikan dan pelakan.
7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang
haru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang
bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat
pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam


penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

30
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data terbagi menjadi
dua macam data yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen, ataupun orang lain.

Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
tekik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),
interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan ke
empatnya. Yang akan kita bahas kali ini merupakan Teknik pengumpulan data
menggunakan metode observasi dan metode kuesioner.

a. Angket (Kuesioner)

Angket atau kuesioner adalah metode atau teknik pengumpulan data.


Instrument yang digunakan dalam metode ini disebut sesuai dengan mana
metodenya yaitu angket atau kuesioner. Kuesioner merupakan instrument
penelitian yang bersisi sebuah daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden atau.

Angket juga dapat berisi butir-butir pernyataan yang bisa dpilih oleh
responden. Kuesioner berbentuk daftar pertanyaan maupun pernyataan, akan
tergantung dengan kondisi atau kebutuhan yang ingin diketahui oleh peneliti.
Tidak ada benar atau salah dalam penentuan hasil angkat. Dengan menggunakan
kuesioner seorang peneliti data tentang hal-hal terkait dnegan responden.
Misalnya pengalamannya, keadaan pribadinya, keadaan emosionalnya,
pengetahuannya, dana lain-lain. Bentuk kuesioner sangta beragam dan
disesuaikan dengan kebutuhan peneltian. Misalnya:

1) Kuesioner terbuka

31
Dalam kuesioner ini, responden memiliki kebebasan dalam memberikan
respon atau jawaban dengan kalimat responden sendiri. Kuesioner isian sering
digunakan untuk menyebut jenis kuesioner ini.

2) Kuesioner tertutup

Dalam kuesioner tertutup responden hanya memilih pilihan jawaban yang sudah
disediakan dalam kuesioner, Kuesioner seperti ini merupakan kuesioner berbentuk
pilihan ganda .

3) Kuesioner langsung

Kuesioner langsung merupakan kuesioner dimana responden dimnta


menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan dirinya sendiri.

4) Kuesioner tidak langsung

Kuesioner tidak langsung merupakan kuesioner dimana responden diminta


menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak berhubungan dengan dirinya sendiri,
melainkan yang berkaitan dengan pihak atau orang lain, bukan menilai tentang
dirinya sendiri.

5) Check list.

Kuesioner berbentuk check list termasuk kedalam jenis kuesioner tertutup,


yaitu responden diminta memberi check list sebagai tanda pada kolom jawaban
yang sudah ada dalam angket.

6) Skala bertingkat.

Kuisioner dengan jenis skala bertingkat adalah kuesioner yang meminta


jawaban respoden dengan pernyataan bertingkat. Kuesioner ini sering
menggunakan skala sikap. Skala sikap yang digunakan mencakup rentang
tertentu, misalnya sangat setuju hingga atau angket yang menggunakan pilihan
tidak pernah hingga selalu.

Terdapat beberapa Langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam


pengembangan instrumen penelitian yaitu:

1) Menentukan tujuan angket atau kueisoner.


32
2) Menentukan jenis angket.
3) Membuat kisi-kisi angket dan mengembangakan
indikatornya.
4) Membuat angket dalam butir soal atau pernyataan.
5) Penilaian oleh validator atau ahli.
6) Uji coba instrumen.

Tampilan juga harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam


mengembangkan instrumen berbentuk angket atau kuesioner. Ada hal-hal yang
harus diperhatikan dalam mengembangkan angket. Hal-hal tersebut diantaranya
adalah format, keindahan, Bahasa, warna, gambar dan kemudahan dalam
penggunaannya.

Oleh karena itu dibutukan suatu kreativitas dalam pengembangan angket


agar tambilan angekt selain menarik, tidak menghilangkan tujuan utama dari
angket tersebut. Jika dperlukan, pengembangan angket juga dapat memperhatikan
pengelompokkan letak-letak pertanyaan atau pernyataannya termasuk peletakkan
tempat pengisian identitas responden.

Syarat-syarat yang seharusnya dipenuhi untuk dapat membuat atau


mengembangkan kuesioner yang baik adalah sebagai berikut :

1) Menggunakan landasan teori yang kuat. Khususnya jika angket terkait dengan
sikap atau afektif responden.

2) Angket memuat petunjuk pengisian yang jelas.

3) Pertanyaan atau pernyataan dibuat dengan menggunakan bahasa yang tidak


ambigu (multitafsir) dan jelas.

4) Pertanyaan atau pernyataan dalam angket berkaitan dengan permasalahan yang


hendak diselesaikan atau ditemukan solusinya melalui penelitian, dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami atau Bahasa yang baku. Tidak
memuat pertanyaan atau pernyataan yang tidak relevan.

33
5) Pengisian kuesioner menggunakan atau memilih waktu yang tepat. Waktu
dipilih agar tidak mengganggu responden atau membuat responden mengisi secara
tergesa-gesa.

Berikut adalah contoh angket yang siap digunakan dan dibagikan kepada
responden:

34
A. Identitas

Nama :

Usia :

Alamat :

B. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pernyataan-pernyataan dengan teliti dan cermat

2. Pilih salah satu dari alternative jawaban yang sesuai dengan keadaan

anda, kemudian ceklis (v) pada kolom yang sesuai

C. Keterangan

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RR : Ragu-ragu

TS : Tidak Setuju

STS: Sangat Tidak Setuju

D. Pernyataan

Jawaban/Tanggapan
NO. PERNYATAAN
SS S RR TS STS

Penggunaan Bahasa Indonesia

1 Belajar mata
Pelajaran Bahasa
Indonesia itu
gampang
2 Siswa sangat
senang
mempelajari
Bahasa Indonesia
3 Setiap siswa harus
mempunyai
pedoman tentang
Bahasa baku
4 Siswa harus
menggunakan
Bahasa Indonesia
35
sesuai KBBI
5 Setiap siswa harus
memiliki minat
baca
Penggunaan kuesioner sering dipilih dalam penelitian, karena mempunyai
beberapa keunggulan yaitu :

1) Peneliti dapat tidak hadir langsung ketika proses pengembilan data.

2) Angket dapat dibagikan secara bersama-sama kepada kelompok.

3) Waktunya penggambilan data fleksibel, responden dan peneliti dalam


menyesuaikan waktu.

4) Pengisian dapat dilakukan dengan penngunaan anonym, sehingga menjamin


rahasia identitas responden yang keberatan jika data dirinya diketahui.

5) Pertanyaan dapat dibuat dalam standar tertentu sehingga tidak bertele-tele.

Selain mempunyai kelebihan, penggunaan angket juga mempunyai


beberapa kekurangan, yaitu:

1) Seringkali pertanyaan dalam angket tidak diisi penuh oleh responden, karena
responden kurang teliti.

2) Responden kadangkala tidak jujur dalam pengisian angket dan mengarahkan


pada pilihan yang dianggap sempurna.

3) Kuesioner dalam penggunaannya sering tidak Kembali kepada peneliti.

4) Responden dengan jenjang pendidikan tertentu mungkin akan kesulitan dalam


mengisi kuesioner.

b. Observasi

Observasi adalah metode penilaian yang digunakan untuk mendapatkan


data dari suatu proses dan tindakan dalam sebuah peristiwa atau kegiatan yang
sedang diamati. Observasi dalam sebuah kegiatan penelitian melibatkan seluruh
indera untuk proses pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam tekni

36
atau metode observasi dapat berbentuk pedoman pengamatan atau disebut sebagai
lembar observasi.

Lembar observasi berisi daftar jenis hal-hal yang kemungkinan terjadi


dari kegiatan yang diamati. Lembar observasi akan sangat berperan dalam
kegiatan observasi, karen dalam instrumen ini hal-hal atau data yang diperoleh
dari proses pengamatan dapat tercatat dengan baik. Teknik pengumpulan data
dengan observasi terbagi menjadi tiga macam yang meliputi:

1. Observasi Partisipatif

Menurut Susan Stain Back (1988 dalam Sugiyono 2017: 227) menyatakan,
Dalam observasi pertisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpastisipasi dalam aktivitas
mereka. Artinya dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.

Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,
tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang
nampak. Contohnya: Guru mengajak siswa ikut membedah katak dalam rangka
percobaan penelitian organ dalam katak. Observasi partisipan ini dapat
digolongkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut:

a. Partipasi pasif (passive participation): Jadi dalam hal ini peneliti


datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut
terlibat dalam kegiatan tersebut.
b. Partisipasi moderat (moderate participation): Dalam observasi ini
terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan
orang luar. Peneliti dalam megumpulkan data ikut observasi
partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.
c. Partisipasi aktif (active participation): Dalam observasi ini peneliti
ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum
sepenuhnya lengkap.

37
d. Partisipasi lengkap (complete participation): Dalam melakukan
pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa
yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural,
peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan
keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan
yang diteliti.
2. Observasi Terus-terang atau Tersamar

Dalam observasi ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan


terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi
mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.
Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam
observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data
yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang,
maka peneliti tidak diijinkan untuk melakukan observasi. Contohnya: ketika
peneliti sedang mengobservasi para pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri
di daerah tempat tinggalnya. Pasien diberi tahu bahwa mereka merupakan subjek
penelitian dan berada dalam observasi peneliti. Di satu sisi, observasi juga
dilakukan secara tersamar, yaitu dengan cara peneliti tidak memberi tahu khalayak
umum bahwa pasien tersebut terjangkit Covid-19. Hal ini untuk menghindari
respon warga sekitar yang mungkin dapat menimbulkan stereotip negatif terhadap
pasien.

3. Observasi Tak Terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara


sistematis tentang apa yang akan di obsevasi. Hal ini dilakukan karena peneliti
tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi berupa
rambu-rambu pengamatan. obsrvasi ini dilakukan dengan tidak terstruktur, karena
fokus penelitian belum jelas.

Contohnya: Kita mengambil judul skripsi tapi tidak tau maksud dari judul
yang kita ambil yang membuat fokus penelitian nya belum jelas dan tidak
terstruktur
38
Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung.
Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitaif, maka
observasi dapat dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan pedoman
observasi. Dalam melakukan sebuah observasi, sangat penting untuk menentukan
objek observasi tersebut. Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang di
observasi menurut Spradley dinamakan situasi sosial, terdiri dari tiga komponen
yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities(aktivitas).

Seperti halnya instrumen lain, instrumen observasi juga memiliki beberapa


kelebihan yaitu :

1) Dapat mengetahui kejadian-kejadian yang bersifat penting secara langsung.

2) Merupakan metode yang mampu mendapatkan berbagai gejala, data secara


langsung dan menyeluruh.

3) Kegiatan observasi oleh observer tidak terlalu menunjut hal-hal yang terlalu
tinggi. Hanya mengalir dan mengamati apa hal-hal yang terjadi.

4) Beberapa gejala dalam dicatat secara bersama atau serempak karena sifat
observasi yang menyeluruh.

Sedangkan kelemahan dalam instrumen ini adalah,

1) Sering ada gangguan muncul dari luar tujuan pengamatan sehingga beberapa
kejadian tidak tercatat dengan baik.

2) Jika objek observasi mengetahui dirinya diamati kemungkinan dengan sengaja


ia akan menimbulkan kesan yang menyenangkan sehingga memperlihatkan
dirinya sempurna.

3) Tugas observer dapat terganggu karena observer membutuhkan konsentrasi


yang cukup tinggi.

4) Terbatas pada waktu atau durasi kegiatan berlangsung. Untuk meminimalisir


kelemahan yang muncul dalam metode observasi, dapat ditempuh dengan cara
menyembunyikan kegiatan observasi kepada objek penelitian. Dengan demikian
objek penelitian tidak mengetahui bahwa dirinya sedang dioservasi.

39
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Instrumen penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah
penelitian. Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bagi seorang peneliti dalam
melakukan pengumpulan data penelitiannya. .
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Bila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data terbagi menjadi dua macam data yaitu
sumber primer dan sumber sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi
dan gabungan ke empatnya. Yang akan kita bahas kali ini merupakan Teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi dan metode kuesioner.
Angket juga dapat berisi butir-butir pernyataan yang bisa dpilih oleh
responden. Kuesioner berbentuk daftar pertanyaan maupun pernyataan, akan
tergantung dengan kondisi atau kebutuhan yang ingin diketahui oleh peneliti.
Observasi adalah metode penilaian yang digunakan untuk mendapatkan data dari
suatu proses dan tindakan dalam sebuah peristiwa atau kegiatan yang sedang
diamati.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

40
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Edisi Revisi. Bandung : Alfabeta.


Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam
Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers
Hasanah, H. (2017). TEKNIK-TEKNIK OBSERVASI (Sebuah Alternative
Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21-
46.
Alhamid, Thalha. & Anufia, Budur. (2019) RESUME: INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,
Dan R & D. Bandung: Alfabeta
Mulyadi, M. (2011). Penelitian kuantitatif dan kualitatif serta pemikiran dasar
menggabungkannya. Jurnal studi komunikasi dan media, 15(1), 128-137.

41
HASIL DISKUSI

 Nabila khusnul khotimah 202121500008


Pertanyaannya: Bagaimana cara peneliti melakukan observasi jika fokus
penelitian nya belum jelas?
Jawaban: Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan di obsevasi. Hal ini dilakukan karena
peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi berupa
rambu-rambu pengamatan. Observasi ini dilakukan dengan tidak terstruktur,
karena fokus penelitian belum jelas.
Contohnya: : Kita mengambil judul skripsi tapi tidak tau maksud dari judul yang
kita ambil yang membuat fokus penelitian nya belum jelas dan tidak terstruktur.

 Sutihat alawiyah 202121500013


Pertanyaannya: Apa perbedaan teknik pengumpulan data dengan instrumen
penelitian?
Jawaban: Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Bila dilihat dari sumber datanya,
maka pengumpulan data terbagi menjadi dua macam data yaitu sumber primer dan
sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
dokumen, ataupun orang lain.

42
Instrumen penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah penelitian.
Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bagi seorang peneliti dalam
melakukan pengumpulan data penelitiannya. Penggunaan kualitas instrumen
penelitian dan kualitas pengumpulan data yang tepat dapat mempengaruhi kualitas
hasil penelitian itu sendiri. Terdapat perbedaan pada penggunaan instrumen
penelitian dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian
kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas, reliabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Sedangkan dalam penelitian kualitatif,
yang menjadi instrumen penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.
Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh
peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
 Siti aisyah 202121500017
Pertanyaannya: Dalam pembuatan kuisioner dalam kegiatan observasi memiliki
bebarapa kekurangan, apakah ada cara bagi peneliti agar pertanyaan yang dibuat
dijawab secara benar dan jujur oleh koresponden?
Jawaban: Sebenarnya agak susah suatu aturan yang berlaku umum dalam
mengungkapkan pertanyaan dalam rangka membuat kuisioner, namun ada
beberapa petunjuk penting dalam membuat pertanyaan pada kuisioner, yaitu
1. jangan gunakan perkataan-perkataan yang sulit
contoh : seperti tebak tebakan. harusnya pertayaan nya simple, jelas dan mudah
dipahami
2. jangan gunakan pertanyaan yang bersifat umum
contoh : kuisioner tentang minat baca pertanyaan berapa banyak buku yang
dibaca? Tidak secara eksplisit menjelaskan berapa banyak dalam rentang waktu
berapa lama, pertanyaan sebaiknya menanyakan secara eksplisit berapa banyak
buku yg dibaca dalam rentang waktu misal 1th terakhir atau 6bln terakhir
3. hindarkan pertanyaan yang mendua arti (ambigious)
contoh : “bagaimana penilaian anda tentang kualitas dan harga produk ini”.
Responden akan mengalami kebingungan karena pertanyaan mengandung dua
penilaian “kualitas” dan “harga”.
4. jangan gunakan kata yang samar samar
contoh: banyak sekali orang menggunakan kata kata samar dalam pertanyaan
seperti ejaan yang sulit di mengerti “jwbn” yaitu “Jawaban”. Kata samar samar
adalah sebuah ejaan kalimat pertanyaan.
5. hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
contoh : Banyak sekali orang yang sembuh karena minum obat ini, bagaimana
menurut anda?. Responden akan ke sugesti karena pertanyaan yang menjurus
43
6. hindarkan pertanyaan yang berdasarkan presumsi (dugaan)
contoh :. Misalnya, daripada bertanya “Mengapa Anda begitu malas dan tidak
produktif?”, yang menyiratkan penilaian negatif dan menyalahkan, Anda bisa
bertanya “Faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas Anda?”.

44
45
46
47
48
49
MAKALAH

POPULASI DAN SAMPEL

DEFINISI POPULASI DAN

SAMPEL TEKNIK SAMPLING

Disusun guna memenuhi


tugas kuliah Mata Kuliah
: Metode Penelitian
Dosen pembimbing : Ibu Azhari Ikhwati

50
Disusun Oleh :
202121500452 Agnes Shafitri
202121500224 Abdeel Junius D.S
202121500449 Dini Ayu Distira
202121500033 Lusyana Prameswari
202121500057 Naftalie Jasmine
Kelas :
R5A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kami


kemudahan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- nantikan
Syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan Syukur kepada ALLAH SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga
kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah “Metode Penelitian” dengan judul “Populasi dan Sampel,
Definisi populasi dan Sampling, Teknik sampling, Macam- macam cara
penentuan jumlah sampel”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

51
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi .
kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
terima kasih

Jakarta, 24 September 2023

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................

BAB 1..................................................................................................................................................

PENDAHULUAN...................................................................................................................................

A. Latar belakang.....................................................................................................................

B.Rumusan Masalah................................................................................................................

52
BAB II..................................................................................................................................................

PEMBAHASAN.....................................................................................................................................

2.1 Populasi..............................................................................................................................

2.2 Sampel................................................................................................................................
Definisi dan tujuan.....................................................................................................
.................................................................................................................................5

2.3 Teknik Sampling..................................................................................................................

2.4 Macam-macam penentuan jumlah sampel......................................................................

BAB III...............................................................................................................................................

PENUTUP..........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
\

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penentuan populasi dan sampel merupakan salah satu komponen yang


sangat penting dalam suatu penelitian sebab hasil penelitian pada umumnya
akan mengambil kesimpulan secara meluas. Bobot dan kualitas suatu
penelitian juga dinilai dari ketepatan serta keakuratan peneliti dalam
menentukan populasi dan sampel yang akan mereka gunakan di dalam
penelitian mereka. Selain itu, penentuan populasi terutama terhadap suatu
karya penelitian juga dapat memberikan validasi atau kebenaran pada
kesimpulan hasil penelitian yang didapat.
Oleh sebab itu, dalam mempersiapkan penelitiannya seorang peneliti harus
benar- benar mampu menentukan populasi dan sampel penelitian dengan
sebaik mungkin. Peneliti harus mengetahui bagaimana populasi penelitian
yang baik dan apa saja kriterianya, sebesar apa sampel yang harus dipilih
53
serta bagaimana cara memilih sampel yang mampu menjadi representasi
dalam penelitian, dan lain sebagainya.
Baik populasi dan saampel keduanya merupakan dua hal yang saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sederhananya sampel
penelitian dapat diartikan sebagai bagian dari populasi dan merupakan
wakil dari anggota populasi yang diteliti. Keduanya menjadi hal yang
sangat menentukan hasil penelitian karena dapat memberikan generalisasi
pada hasil penelitian yang didapat. Oleh karenanya,penting sekali untuk
kalian dapat bersikap cermat dan teliti dalam menentukan besaran populasi
dan sampel yang akan digunakan

A. RUMUSAN MASALAH

1) Apa definisi dari populasi dan sampel ?


2) Sebutkan dan jelaskan teknik – teknik sampel ?
3) Jelaskan macam – macam cara penelitian jumlah sampel ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Populasi

Menurut para ahli pengertian populasi


Menurut Netra, populasi adalah keseluruhan individu yang bersifat general atau
umum yang mempunyai karakteristik yang cenderung sama. Sehingga, saat
menjumpai individu dengan sifat umum atau sama satu sama lain, maka bisa
dijadikan populasi dalam sebuah penelitian. (Netra)
Populasi penelitian dapat dibedakan menjadi populasi “infinit” dan
54
populasi “infinit”. populasi innfinit adalah suatu populasi secara diketahui,
sedangkan populasi infinit adalah suatu populasi yang jumlah anggota populasi
tidak dapat diketahui secara pasti.
Teknik yang di pakai untuk pemilihan sebuah sampel, langkah pertama
yang harus dilakukan ialah menetapkan populasi. Populasi adalah suatu
kelompok subyek, kepada si peneliti ingin menggeneralisasikan hasil studinya.
Sebuah populasi mempunyai satu karakteristik yang membedakan dari
kelompok lain yang bukan populasi untuk menetapkan populasi. Makin besar
jumlah populasi yang anda dapatkan. Situasi begini akan lebih ideal, karena
anda dapat mengeneralisasikan hasil studi anda pada kelompok yang sangat
besar. Akan tetapi sebaran populasi yang sangat luas meminta biaya, waktu dan
usaha yang besar pula. Biasanya seorang peneliti punya tenaga, biaya dan
waktu yang terbatas. Sebaliknya, dengan menetapkan populasi yang lebih
sempit peneliti kehilangan besaran generalisasi (qeneralizability). Hasil
studinya hanya berlaku untuk subjek yang sangat terbatas.
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-
individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut
dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi,
benda-benda, dan sebagainya. Biasanya dalam statistika populasi diberi
lambang huruf kapital misalkan N. Untuk populasi yang terbatas atau relatif
kecil, penelitian atau observasi dapat dilakukan dengan meneliti keseluruhan
individu atau objek dari populasi yang juga biasa disebut sebagai sensus.

2.2 Sampel :
Definisi dan tujuan

Menurut para ahli pengertian sampel

Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang akan diteliti. Jika
penelitian yang dilakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan bahwa
penelitian tersebut adalah penelitian sampel. Sebab peneliti dijamin akan
mengambil beberapa populasi saja untuk diteliti secara mendalam. ( Arikunto)

Pemilihan sampel (sampling) adalah proses pengambilan sejumlah individu


sedemikian rupa sehingga mereka mewakili kelompok besar dari mana mereka
diambil. Mereka yang terpilih disebut sampel dan kelompok besar dari mana
mereka diambil disebut populasi.
Tujuan pengambilan sampel diantaranya yaitu:
1. Perolehan datanya lebih cepat karena hanya beberapa sampel yang
diteliti

55
2. Menghemat tenaga, waktu, dan biaya
3. Menghasilkan sampel yang representatif, mirip dengan populasi asalnya
4. Menentukan presisi atau ketepatan yang ditentukan oleh perbedaan
hasil yang diperoleh
5. Cara penggunaannya sederhana namun memberikan informasi yang
banyak.

Dalam bahasa Indonesia sampel diartikan sebagai contoh. Artinya jika suatu
populasi berisi elemen elemen, maka jika diambil suatu contoh/ sampel dari
populasi maka hanya akan diambil sebagian kecil dari elemen-elemen tersebut
untuk mewakili seluruh karakter elemen populasi.Ukuran sampel umumnya
dilambangkan dengan huruf kecil misalnya n dari N yang melambangkan
ukuran populasi.

2.3 Teknik Sampling

Cara menentukan sampel disebut dengan teknik sampling atau teknik


penyampelan. Langkah-langkah menentukan sampel sebagai berikut :
1. Menentukan ukuran sampel

Sebelum mengambil sampel, terlebih dahulu harus ditentukan berapa


ukuran sampel yang akan digunakan, yakni banyaknya siswa, sekolah,
dan lain-lain yang akan digunakan dalam suatu studi. Terkait dengan
hal ini, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
penentuan ukuran sampel, yaitu:
A. Tingkat keseragaman, semakin beragam data yang akan diambil
sampelnya, maka semakin banyak pula sampel yang harus
diambil
B. Rencana analisis, semakin detail rencana analisisnya maka
semakin banyak pula sampel yang harus diambil
C. Biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia.

2. Menentukan kriteria sampel

Suatu studi dengan menggunakan sampel yang mewakili populasi


(disebut representatif) akan memberikan hasil yang mempunyai
kemampuan untuk
digeneralisasikan atau diberlakukan secara umum kepada populasinya.
Kriteria sampel yang representative bergantung pada dua aspek yang
saling berkaitan, yaitu akurasi dan ketelitian sampel.
56
3. Teknik-teknik pengambilan sampling

Teknik sampling adalah suatu cara tau teknik yang dipergunakan untuk
menentukan penelitian. Teknik pengambilan sampel ini dalam beberapa
buku sering disebut dengan teknik sampling yang dipergunakan untuk
menentukan sampel penelitian. Teknik sampling yang dipergunskan.

1) Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini merupakan teknik
yang memungkinkan peneliti atau evaluator untuk membuat generalisasi
dari karakteristik sampel menjadi karakteristik populasi. Teknik ini
meliputi simple random sampling, proportionate stratified random
sampling, disproportionate stratified random sampling, dan sampling
area (cluster) sampling.
a. Pengambilan Sampel Acak sederhana ( simple random sampling )
Merupakan jenis teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara
acak dengan cara sederhana melalui pengundian atau pendekatan
bilangan acak. Kelebihan dari penggunaan model ini adalah dapat
mengurangi bias atau kecenderungan berpihak pada suatu anggota
populasi tertentu. Kelebihan lainnya yaitu dapat mengetahui secara
langsung adanya kesalahan baku (standarderror) dalam penelitian.
Meski begitu model ini memiliki kelemahan yaitu rendahnya
jaminan mengenai sampel yang terpilih apakah dapat bersifat
representatif.

Penyampelan acak sederhana, dimaksudkan bahwa sebanyak n


sampel diambil dari populasi N dan tiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk terambil.

Terdapat 3 (tiga) cara untuk menentukan sampel dengan


mengunakan teknik ini, yaitu
a) Cara undian;
b) Cara tabel bilangan random;

~ Contoh: Diketahui N = 1000, akan dipilih n = 20 dengan


menggunakan teknik simple random sampling.

~ Solusi: Misal ke-1000 data tersebut adalah


001,002,003,...,999,000 dengan 000 adalah data ke-1000. Pertama-
tama, tentukan aturan penggunaan tabel random,
57
stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi.
Namun, ketidakproporsionalan penentuan sample didasarkan pada
pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang
proporsional pembagiannya.

b. Cluster Sampling

Pada penyampelan jenis ini, populasi dibagi menjadi wilayah atau


klaster. Jika terpilih klasternya, seluruh anggota dalam klaster
tersebut yang menjadi sampel.

Langkah-langkah dalam pengambilan sample dengan cluster


sampling:
1. Menentukan cluster-clusternya;
2. Menentukan banyak cluster yang akan dijadikan sample, misal ;
3. Memilih secara acak cluster sebanyak cluster;
4. Semua anggota yang terdapat dalam klaster yang terpilih
merupakan sampel studi atau
penelitian atau evaluasi\

2) Teknik-teknik sampling non probabilitas


Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi yang dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel ini
diantaranya sampling incidental, sampling bertujuan, sampling bola
salju (snowball sampling), dan sampling kuota. Non probability
sampling ini tidak bisa digunakan untuk membuat generalisasi.

a. Sampling Insidental (Reliance Available Sampling)

Teknik sampling ini mengandalkan pada keberadaan subjek untuk


dijadikan sampel yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dan dipandang cocok sebagai sumber data maka subjek tersebut
dijadikakan sampel.

b. Sampling Purposive ( Purposive or Judgment Sampling )

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel berdasarkan


pertimbangan peneliti atau evaluator tentang sampel mana yang
paling bermanfaat dan representative (Babbie, 2004: 183).
Terkadang sampel yang akan diambil ditentukan berdasarkan
pengetahuan tentang suatu populasi, anggota-anggotanya dan tujuan
dari penelitian. Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk
58
studi penjajagan (studi awal untuk penelitian atau evaluasi), yang
kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil
secara acak (random).

c. Sampling Bola Salju (Snowball Sampling)

Sampling snowball dapat dilakukan jika keberadaan dari suatu populasi


sulit untuk ditemukan. Dengan kata lain, cara ini banyak dipakai ketika
peneliti atau evaluator tidak banyak tahu tentang populasi penelitian aau
evaluasinya. Pada sampling bola salju, peneliti mengumpulkan data dari
beberapa sampel yang dapat ditemukan oleh peneliti sendiri,
selanjutnya peneliti meminta individu yang telah dijadikan sampel
tersebut untuk memberitahukan keberadaan anggota yang lainnya yang
tidak dapat ditemukan oleh peneliti untuk dapat melengkapi data
(Babbie, 2004: 184).

Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel


purposive dan snowball peneliti mengumpulkan data dari beberapa
sampel yang dapat ditemukan oleh peneliti sendiri, selanjutnya peneliti
meminta individu yang telah dijadikan sampel tersebut untuk
memberitahukan keberadaan anggota yang lainnya yang tidak dapat
ditemukan oleh peneliti untuk dapat melengkapi data (Babbie, 2004:
184). Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive
dan snowball.

d. Sampling quota

Teknik sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi


yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Pada sampling kuota, dimulai dengan membuat tabel atau
matriks yang berisi penjabaran karakteristik dari populasi yang ingin
dicapai atau karakteristik populasi yang sesuai dengan tujuan dari
penelitian untuk selanjutnya ditentukan sampel yang memenuhi ciri-ciri
dari populasi tersebut.

Prosedur yang dalam sampling kuota:


a). Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan
seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dsb.
b). Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan
data eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke
tiap strata (kuota).
c). Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti
menggunakan expert judgement-nya

59
2.4 Macam-macam penentuan jumlah sampel

Berikut ini beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel diantaranya


ialah:
1. Ru
m
us
Slo
vin
Ke
ter
an
ga
n:
n
=
S
a
m
p
el
N
=
P
o
p
ul
a
si
d = Nilai presisi (95%) atau = 0,05

2. Formula
Jacob
Cohen
Keteranga
n:
N = Ukuran Sampel
f^2 = Effect Size
U = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi power dari u, diperoleh dari Tabel Power (p) = 0.95 dan
EffectSize () = 0.1
60
Contoh: Harga L table dengan t.s 1% power 0.95 dan u = 5 adalah
19.76,maka ukuran yang diperoleh dari formula tersebut adalah
= 203,6 atau dibulatkan menjadi 204

3. Rumus Berdasarkan Proporsi atau Tabel Isaac dan Michael

Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan


kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan
1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung
menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat
kesalahan yang dikehendaki.
61
BAB III
PENUTUP

62
Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti
untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian
dari populasi yang diteliti.

Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai


perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari
sampel dapat digeneralisasikan pada populasi.

DAFTAR PUSTAKA
63
Dr Jalius JamaED.M. (1990 24 JULI S/D 16 AGUSTUS). POPULASI DAN SAMPEL.
1.
RetnawatiHeri. (2017). Teknik Pengambilan Sampel. Penelitian Kuantitatif,
Teknik Sampling, Analisis Data dan Isu Plagiarisme, 2-5.
Supardi. (1993). Populasi dan sampel penelitian.

64
Daftar penanya, pertanyaan beserta jawaban dari hasil diskusi kelompok 3
dengan teman-teman R5A :

1. Penanya
Ulya Khafifah Dasikin
 Pertanyaan
Bagaimana cara mengambil sampel dari populasi ?
Jawaban : (Dijawab oleh Naftalie Jasmine)
Ada dua teknik pengambilan sampel yaitu non probability sampling dan
probability sampling. nah ini suatu prosedur pengambilan sampel yang tidak
memperhatikan kaidah-kaidag peluang (probability). Biasanya tergantung pada
kebijakan dan pengalaman serta subyektifitas dari si peneliti.
 Tambahan dari ibu Azhari :
“Diambil sampel, di makalah ada berbagai macam dan tekniknya, salah satunya
teknik cluster sampling.”

2. Penanya
Nabilah Khusnul Hotimah
 Pertanyaan
Bagaimana langkah langkah dalam menentukan stratified random sampling ?
Jawaban : (Dijawab oleh Agnes Shafitri)
• Menentukan data pendukung tentang populasi yang diambil berikut strata -
strata yang ada di dalamnya;
• Mengklasifikasikan populasi ke dalam grup atau strata yang saling lepas;
• Menentukan ukuran sample untuk tiap stratum;
• Memilih secara acak setiap stratum dengan menggunakan simple random
Sampling

3. Penanya
Sasti Auliana Putri

65
 Pertanyaan
Bagaimana sih langkah-langkah dalam pengambilan sample dengan cluster
sampling ?
Jawaban : (Naftalie Jasmine)
1. Menentukan cluster-clusternya;
2. Menentukan banyak cluster yang akan dijadikan sample, misal ;
3. Memilih secara acak cluster sebanyak cluster;
4. Semua anggota yang terdapat dalam klaster yang terpilih merupakan sampel
studi atau
penelitian atau evaluasi.

4. Penanya
Siti Aisyah
 Pertanyaan
Di makalah dijelaskan soal banyak sedikit populasi, intinya semakin banyak
semakin bagus tapi mengeluarkan biaya dll yang menyusahkan bagi peneliti.
Namun dijelasin lagi kalo sedikit nanti kehilangan besaran generalisasi. Nah jadi
buat populasi sebaiknya kita ambil yang gimana nih? Sedikit gak nyusahin atau
banyak tapi nyusahin? Atau ada penelitian yg memang populasinya harus banyak
ada yg bisa sedikit?

Jawaban

Belum terjawab

66
67
68
69
70
71
72
73
MAKALA
H

VARIABEL DALAM PENELITIAN IDENTIFIKASI,


KUALIFIKASI,

DAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

MENYUSUN JUDUL PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Metodologi Penelitian Dosen Pembimbing :
Azhari Ikhwati S.Si.,M.Pd

Disusun Oleh:
Haura Fathiyya Ashari (202121500024)
Tasya Ferdinanda Tiko (202121500074)
Jesika Kurnia Kartika Panus (202121500515)
Maya Kholinda (202121500037)
Yohanes Parulian Tua (202121500448)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

74
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kami
kesempatan untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah dari mata kuliah
Metodologi Penelitian yang diampu oleh Ibu Azhari Ikhwati S.Si.,M.Pd. dengan
tepat waktu.

Kami mengucapkan t erima kasih yang sebesar-besarnya kepada Azhari selaku


dosen pembimbing mata kuliah Meodologi Penelitian dan kepada segenap pihak
yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan masih
terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Kami memohon maaf apabila makalah ini terdapat
banyak kesalahan, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Terima kasih.

Jakarta, September 2023

Kelompok 4

75
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN .....................................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................................................
BAB II ISI........................................................................................................................................................
2.1 Pengertian Variabel.............................................................................................................................
2.2 Fungsi dan Ciri-Ciri Variabel..............................................................................................................
2.3 Macam-Macam Variabel dalam Penelitian.........................................................................................
2.4 Bentuk Hubungan Antar Variabel.......................................................................................................
2.5 Menyusun Judul Dalam Penelitian......................................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................

76
BAB
I
PEN
DA
HU
LAN

1.1 Latar Belakang

variabel dan judul penelitian termasuk ke dalam bagian penting dalam penelitian
ilmiah. Sangat tidak memungkinkan bagi seorang peneliti melakukan penelitian
tanpa variabel, Semua proyek penelitian didasarkan pada variabel untuk
Membangun Kerangka Konseptual, pedoman eksperimen, dan landasan
mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data. Sementara itu judul, adalah
hal pertama yang dibaca oleh pembaca, dan berfungsi sebagai bayangan atas apa
77
isi yang terdapat di dalam isi penelitian.

Sekarang ini, masih banyak orang yang ingin mulai meneliti, namun masih
kesulitan dalam memilih variabel dan judul untuk penelitian mereka, ada apa
saja variabel dalam penelitian? Dan bagaimana cara membuat judul penelitian
yang sesuai dengan isi penelitian kita? penting sekali untuk dapat memahami arti
variabel secara menyeluruh karena memengaruhi isi dari hasil penelitian.
Sementara, itu pemilihan judul yang tepat juga sangat penting dalam sebuah
penelitian, judul penelitian harus sesuai dengan keseluruhan isi penelitian,
termasuk tujuan dan alat analisisnya sehingga pembaca dapat memperoleh
informasi singkat mengenai penelitian tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Variabe?
2. Apa fungsi dan ciri-ciri variabel?
3. Apa saja variable dalam penelitian?
4. Bagaimana bentuk hubungan antar variabel?
5. Bagaimana menyusun judul dalam penelitian?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian Variabel
2. Mengetahui fungsi dan ciri variabel
3. Mengenal macam-macam variable daam penelitian
4. Mengetahui bentuk hubungan antar variabel
5. Dapat menyusun judul dalam penelitian

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Variabel


Variabel adalah suatu ciri, sifat, karakteristik atau keadaan yang melekat pada
78
beberapa subjek, baik orang, barang atau kasus yang dapat berbeda-beda
intensitasnya, banyaknya atau kategorinya. Bisa berupa Berat badan, warna,
jenis pekerjaan, usia, hasil belajar, metode belajar, tinggi tanaman, produksi
tanaman, volume penjualan, dan masih banyak lagi. Contohnya Ada 10 orang
yang ditanyai berapa usia mereka saat ini. Jawaban masing-masing orang
ternyata berbeda-beda maka ini disebut variabel. Contoh tersebut dikatakan
variabel karena memiliki variasi di dalam populasi penelitian dan nilainya juga
dapat berubah dari waktu ke waktu.
variabel penelitian adalah segala sesuatu yang mengacu kepada objek
pengamatan penelitian (Syahza, 2021). Selanjutnya Sugiyono (2013)
berpendapat bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel berperan penting pada sebagian besar penelitian, terutama dalam jenis
penelitian kuantitatif, oleh karena itu peneliti diharapkan memiliki kemampuan
memahami variable penelitiannya yang berguna untuk menentukan alat
pengumpul data (instrumen penelitian), dan menentuka metode/ teknik analisis
data untuk menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan penelitian.
2.2 Fungsi dan Ciri-Ciri Variabel
Fungsi variabel yakni untuk menyiapkan dengan baik alat dan metode yang
nantinya akan dipakai dalam mengumpulkan data, mencari metode tepat guna
menganalisis sebuah data dari penelitian. Selain itu, juga memiliki fungsi pada
saat dilakukan uji hipotesis.
Sementara itu, ciri-ciri dari variabel, yaitu:
- Mempunyai variasi nilai, sehingga dapat membedakan antara satu objek
dengan objek lain dalam satu populasi
- Membedakan satu objek dengan objek lain. Misalnya populasi mahasiswa,
mereka berbeda dalam usia, jenis kelamin, agama, motivasi belajar, prestasi
belajar, pekerjaan orang tua, kecerdasan, bakat dan lain-lain
- Harus dapat diukur. Variabel berbeda dengan konsep. Contoh: Belajar adalah
konsep, hasil belajar adalah variabel. Siswa adalah konsep, jumlah siswa adalah
variable.
2.3 Macam-Macam Variabel dalam Penelitian
a. Variabel berdasarkan klasifikasi pengkurannya
- Variabel kualitatif atau variabel kategori
variabel yang mencakup kualitas yang tidak bisa diukur dengan angka dari suatu
kelompok atau populasi. Variabel ini sering dihubungkan dengan atribut fisik
dari sekelompok individu. variabel kualitatif ini juga dikenal dengan variabel
semi-kuantitatif. Karena variabel ini diklasifikasikan menggunakan skala nilai,
79
meskipun mereka membicarakan atribut atau kualitas yang tidak mempunyai
nilai numerik.
Beberapa contoh variabel kualitatif adalah: Status perkawinan–lajang, menikah,
cerai, duda/janda Rasa takut, Rasa lapar, Keindahan, Rasa bahagia,
Ketidaktahuan, Kreativitas, Kualifikasi ujian dan masih banyak lagi.
- Variabel kuantitatif
merupakan variabel yang ditulis dengan menggunakan nilai numeric (angka).
Variabel ini membutuhkan operasi dan juga perhitungan matematis untuk
mengukurnya.
Beberapa contoh variabel kuantitatif adalah: Jumlah anggota keluarga, Jumlah
ayam di kandang, Nilai (harga) sebuah benda, Tinggi badan, Berat badan,
Jumlah putaran dalam kompetisi olahraga, Kecepatan kendaraan, Ukuran layar.
b. Variabel Berdasarkan Konteks Hubungan
- Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel ini disebut juga sebagai variabel prediktor, variabel stimulus, atau
variabel perlakuan, atau treatment. Dalam Structural Equation Modeling (SEM)
atau Pemodelan Persamaan Struktural, variabel Independen disebut sebagai
variabel eksogen. Variabel Independen atau variabel bebas ini nilainya dapat
mempengaruhi variabel yang lain atau variabel dependen/ terikat.
Contoh: ”Hubungan Pola Asuh Orangtua terhadap Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia”. Dalam hal ini sebagai variabel bebas/ Independen adalah Pola Asuh
Orangtua yang nilainya dapat berubah-ubah dan tentunya dapat mempengaruhi
prestasi belajar bahasa Indonesia anak.
- Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel ini disebut sebagai variabel terikat, variabel kriteria, variabel efek,
variabel terpengaruh, atau variabel tergantung. Dalam Structural Equation
Modeling (SEM) atau Pemodelan Persamaan Struktural, variabel dependen
disebut sebagai variabel Indogen. Variabel dependen/ terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang terkena akibat adanya variable independen/variabel
bebas. Jadi nilai dari varibel dependen ini bergantung kepada variable
independennya.
Contoh: ”Hubungan Pola Asuh Orangtua terhadap Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia”. dapat disebutkan bahwa prestasi belajar Bahasa indonesia disebut
sebagai variabel terikat karena nilainya ditentukan oleh variabel pola asuh
orangtua.
- Variabel Moderator (Moderating Variabel)
Variabel ini disebut juga variabel Independen kedua atau variabel kontingensi.
Variabel moderator merupakan variabel yang dapat memperkuat atau
80
memperlemah hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Variabel moderator merupakan tipe variabel
yang memiliki pengaruh terhadap arah atau sifat hubungan antar variabel. Arah
hubungan dapat bernilai positif atau negatif tergantung variabel moderatornya.
Contoh: ”Pengaruh model Problem Based Learning terhadap Kreativitas Berpikir
Siswa akan diperkuat atau diperlemah oleh minat belajar siswa”.
Pada contoh ini, sebagai variabel independen adalah model Problem Based
Learning, variable dependen adalah kreativitas berpikir siswa, dan variabel
moderatornya adalah minat belajar siswa. Jadi variabel moderator tersebut
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap variable independen dalam
mempengaruhi variabel dependen.
- Variabel Intervening (Variabel Antara)
Variabel ini disebut sebagai variabel antara atau penyelang diantara hubungan
variable independen dan variabel dependen. Tuckman (1988) menyatakan bahwa
”an intervening variable is that factor that theoretically affect the observed
phenomenon but cannot be seen, measure, or, manipulated”, artinya bahwa
variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi baik
memperkuat atau melemahkan hubungan antara variabel independen dengan
variabel independen yang tidak dapat diamati, diukur, atau dimanipulasi.
Variabel intervening ini biasanya diabaikan karena dianggap variabel
independen/bebas tidak secara langsung mempengaruhi variabel
dependen/terikat.
Contoh: ”Pengaruh Tingkat Penghasilan Orangtua terhadap Prestasi Belajar
Anak”. Dalam contoh ini, variabel antaranya adalah gaya belajar anak, atau
kebiasaan belajar anak. Meskipun gaya belajar atau kebiasaan belajar dapat
mempengaruhi prestasi belajar namun dalam hal ini diabaikan dan sebagai fokus
pengukuran atau variabel yang diamati adalah tingkat penghasilan orangtua
terhadap prestasi belajar.
- Variabel Kontrol
Variabel ini disebut sebagai variabel kendali. Variabel kontrol merupakan
variabel yang mengontrol pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Sugiyono (2013) berpendapat bahwa variabel kontrol adalah variabel
yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen
terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol sering digunakan peneliti, jika hendak melakukan penelitian
yang sifatnya membandingkan. Sebagai contoh: ”Efektivitas Metode
Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa”. Misalkan sebagai variabel kontrol adalah siswa yang diteliti
memiliki IQ yang normal, dan tingkatan kelas yang sama, dan sekolah yang
sama. Jadi dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka dapat diketahui lebih
pasti besarnya efektifitas metode pembelajaran terhadap kemampuan
81
pemahaman konsep matematis siswa.
2.4 Bentuk Hubungan Antar Variabel
1. Simetris/ Non kausalitas
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, namun tidak
menunjukkan hubungan kausalitas (sebab akibat), dan sulit ditentukan mana
yang menjadi variabel independen dan variabel dependen. Kesulitan ini
ditimbulkan karena keberadaan satu variabel tidak dipengaruhi oleh keberadaan
variabel yang lain. Dalam suatu situasi, dapat ditemukan suatu fenomena yang
berhubungan dengan fenomena lainnya, namun tidak menunjukkan adanya
hubungan kausalitas (sebab-akibat), dan fenomena muncul secara bersamaan.
Bentuk hubungan yang demikian dapat dinyatakan sebagai hubungan simetris.
Contoh: Bunyi burung hantu dengan kematian, kupu-kupu yang datang ke rumah
dengan kedatangan tamu, Hubungan antara bentuk wajah dengan keterampilan
matematis sesorang.
2. Asimetris/Kausalitas
hubungan antar variabel yang terjadi bersifat yang satu mempengaruhi dan
lainnya dipengaruhi (menimbulkan hubungan kausalitas). Hubungan Asimetris
ini terbagi atas 2 jenis, yaitu:
Hubungan Bivariat, Hubungan yang menggambarkan dua variabel yakni satu
variabel independen dan satu variable dependen disebut sebagai hubungan
bivariat. Contoh: Hubungan antara Keaktifan Menulis dengan Kenaikan
Pangkat/Golongan, Hubungan antara Pelatihan dengan Prestasi Kerja. Hubungan
antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar.
Hubungan Multivariat, Hubungan yang menggambarkan lebih dari dua variabel,
yakni beberapa variabel independen (bebas) dengan satu variabel dependen
(terikat) disebut sebagai hubungan yang multivariat. Contoh: Hubungan antara
Keaktifan Menulis dan Pelatihan dengan Kenaikan Pangkat/Golongan,
Hubungan antara Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Kecerdasan Spritual dengan Prestasi Kerja
3. Resiprok/timbal balik/kausalitas bolak-balik
Hubungan timbal balik atau yang disebut sebagai hubungan interaktif adalah
merupakan hubungan dimana dua variabel atau lebih saling mempengaruhi.
Dalam hubungan ini, variabel independen (bebas) dapat bertindak sebagai
variabel dependen (terikat) atau sebaliknya variabel dependen (terikat) dapat
bertindak sebagai variabel independen (bebas). Contoh: Hubungan antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar, Hubungan antara penanaman modal
dengan keuntungan.
2.5 Menyusun Judul Dalam Penelitian
Judul penelitian yang baik adalah yang menarik, memprediksi isi paper
82
penelitian, dn berisi kata kunci penting yang akan membuatnya lebih mudah
ditemukan selama pencarian kata kunci. judul penelitian harus sesuai dengan
keseluruhan isi penelitian, termasuk tujuan dan alat analisisnya sehingga
pembaca dapat memperoleh informasi singkat mengenai penelitian tersebut.
Ada beberapa acuan dalam menentukan sebuah judul penelitian, yakni:
a. menentukan permasalahan terlebih dahulu. Memilih judul bukanlah langkah
pertama dalam penyusunan penelitian. Modal utama untuk menemukan judul
penelitian yaitu harus mengetahui dan menguasai permasalahan yang ingin
dibahas. Judul bisa diambil dari permasalahan yang ada
di lingkungan sekitar, dalam mata kuliah, fenomena sehari-hari ditempat kerja,
dari hasil sharing seminar, pola pikir membuat judul dapat dilihat :
(1). Topik...(2).Masalah---> (3)Identifikasi masalah...> (4) Batasan masalah ...>
(5) Judul
Dari pola diatas maka judul penelitian itu sudah spesifik karena berangkat dari
batasan masalah. jadi variabel penelitian yang telah dibatasi itulah yang diangkat
menjadi judul penelitian. Masalah dapat dilihat dari asumsi dasar (dasar berpijak
masalah yang bisa dijadikan sebuah acuan judul) seperti : "Kesulitas mahasiswa
STBAJIA untuk menghilangkan logat daerah saat pengucapan bahasa jepang"
b. judul harus netral, judul penelitian harus netral, tidak dipengaruhi unsur-
unsur subyektif yang belum diketahui kebenarannya. judul penelitian harus
netral dan didasarkan pada bentuk-bentuk permasalahan.
c. Teks judul sederhana dan spesifik, Sebuah judul harus berisikan;
1). teks pengantar (analisa, hubungan dengan..., studi deskriptif..., studi
ekssploratif, dll); 2). variabel pokok yang merupakan objek yang akan
diteliti,
3). Subjek penelitian tempat diperolehnya data untuk
variabel yang diteliti, 4). lokasi tempat penelitian
dilaksanakan,
5). waktu data penelitian diambil atau waktu
penelitian dilaksanakan. Teks judul dapat ditulis
seperti berikut:
Peranan .... terhadap ....
Pengaruh .... terhadap ....
Contoh: PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP
HASIL BELAJAR DI SMP NEGERI 1 DEPOK
selain berbentuk hubungan sebab-akibat bisa juga bersifat komparatif
(membandingkan), maka judulnya:
Perbandingan .... antara ....
Perbandingan .... terhadap ....

83
Latihan soal Variabel

1. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Metode Penelitian


Mahasiswa Kelas R5A PBSI, Unindra Semester Gasal Tahun Ajaran
2023/2024
2. Hubungan Antara Penguasaan Materi Metode Penelitian Dengan
Kemampuan Menulis Skripsi Mahasiswa R5A PBSI Unindra
3. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Dengan Metode
Mind Mapping Mahasiswa R5A
4. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Pidato Presiden RI Pada Acara 17
Agustus 2023
5. Analisis Unsur Psikologis Pada Lirik Lagu Dunia Tipu-Tipu Karya Yura

Yunita

Jawaban
1. Yang merupakan variabel adalah Motivasi Belajar (Variabel Bebas) dan
Hasil Belajar (variabel Terikat)
2. Yang merupakan variabel adalah Penguasaan Materi Metode Penelitian
(Variabel Bebas) dan Kemampuan Menuis Skripsi (Variabel Terikat)
3. Kemampun Menulis Karya Ilmiah (Variabel Terikat) dan Metode Mind
Mapping (Variabel Bebas)
4. Yang merupakan variabel adalah Kesalahan Berbahasa (Variabel bebas)
5. Yang merupakan variabel adalah Unsur Psikologi

84
BA
B

I
I
I

PE
N
U
T
UP

3.1 Kesimpulan
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel berperan penting pada
sebagian besar penelitian berguna untuk menentukan alat pengumpul data
(instrumen penelitian), dan menentuka metode/ teknik analisis data untuk
menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan penelitian. variabel berdasarkan
klasifikasi pengukurannya, yaitu variabel kuantitatif dan variabel kualitatif,
Variabel berdasarkan konteks hubungan Antar variabel, yaitu variabel bebas,
variabel terikat, varibel moderator, variabel nitervening, dan variabel kontrol.

Judul penelitian yang baik adalah yang menarik, memprediksi isi paper
penelitian, dn berisi kata kunci penting yang akan membuatnya lebih mudah
ditemukan selama pencarian kata kunci. Judul penelitian harus sesuai dengan

85
keseluruhan isi penelitian, termasuk tujuan dan alat analisisnya sehingga
pembaca dapat memperoleh informasi singkat mengenai penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Sofiana, Marinda Sari dkk. (2022). Metodologi Penelitian Pendidikan. PT


Global Eksekutif Teknologi.

Ulfa, R. (2021). Variabel Penelitian Dalam Penelitian Pendidikan. Al-Fathonah,


1(1), 342-351.

Hapsari, Sri dan Rosalina Dewi Heryani. (2019). METODOLOGI


PENELITIAN Pendekata Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Indraprasta
PGRI.

Nirmala, D., & Hendro, E. P. (2020). Problema Dalam Memilih Judul Penelitian
Kebahasaan Bagi Pemula. Harmoni: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1),
15-19.

86
Suryana. (2010). Buku Ajar Perkuliahan METODOLOGI PENELITIAN
Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif [PDF]. Universitas
Pendidikan Indonesia.

87
88
\

89
90
91
92
93
94
MAKALAH METODE PENELITIAN
"Rumusan Kerangka Teoritis Penelitian, Rumusan Konsep Penelitian,
Perumusan Hipotesis, Penyusunan Kepustakaan"

Dosen Pengampu :
Azhari Ikhwati, S.Si., M.Pd.
95
Disusun Oleh :
1. Ari Aditian 202121500451
2. Salsa Berlianthi Ariyanto 202121500027
3. Nabilah Khusnul Hotimah 202121500008
4. Ulya Khafifah Dasikin 202121500072
5. Ridho Achmad S 202121500052
6. Inayatulloh 202121500525

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-nya, sehingga
kami diberi kesempatan untuk menyusun makalah yang berjudul "Rumusan
Kerangka Teoritis Penelitian, Rumusan Konsep Penelitian, Perumusan Hipotesis,
Penyusunan Kepustakaan" dengan tepat waktu.
Kami berharap makalah ini dapat membantu pembaca mengetahui seperti apa
Teoritis Penelitian, Rumusan Konsep Penelitian, Perumusan Hipotesis dan
Penyusunan Kepustakaan yang mungkin selama ini belum banyak yang
mengetahui. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari dosen kami yaitu Ibu Azhari Ikhwati, S.Si., M.Pd. pada mata kuliah
Metode Penelitian.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Azhari Ikhwati, S.Si. karena
telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan
membuat kami memahami lebih banyak lagi wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan wawasan baru bagi pembaca.
Meskipun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan bahasa, maupun penulisan memiliki beberapa kelemahan.

96
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa lebih baik di masa yang akan datang.
Terima kasih.

Jakarta, 24 September
2023

Kelompok 5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................
A.LATAR BELAKANG...................................................................................
1

B.RUMUSAN MASALAH..............................................................................
1

B. 1

BAB II........................................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................................

97
A.RUMUSAN KERANGKA TEORITIS PENELITIAN................................
2

1. Teori yang Deduktif......................................................................................


..................................................................................................................................2

2. Teori yang Induktif.......................................................................................


..................................................................................................................................2

3. Teori yang Fungsional..................................................................................


..................................................................................................................................2

1. Tujuan Teoritis Penelitian............................................................................


3

2. Kegunaan Teori Dalam Penelitian...............................................................


3

3. Deskripsi Teori............................................................................................
4

B.RUMUSAN KONSEP PENELITIAN..........................................................


5

Langkah-langkah menyusun kerangka berpikir...............................................


..................................................................................................................................6

C.PERUMUSAN HIPOTESIS.........................................................................
8

1. Hipotesis Deskriptif......................................................................................
..................................................................................................................................9

2. Hipotesis Komparatif....................................................................................
................................................................................................................................10

3. Hipotesis Asosiatif........................................................................................
................................................................................................................................11

D.PENYUSUNAN KEPUSTAKAAN.............................................................
12

BAB III.....................................................................................................................................

98
PENUTUP................................................................................................................................
KESIMPULAN................................................................................................
......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kerangka teoritis adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan sebagai landasan berfikir
untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan kata lain untuk mendiskripsikan
kerangka referensi atau teori yang digunakan untuk mengkaji permasalahan. Tentang hal
ini jujun S.Soerya Sumantri mengatakan:
Pada hakekatnya memecahkan masalah adalah dengan menggunakan pengetahuan ilmiah
sebagai dasar argumen dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang
dapat diandalkan. Dalam hal ini kita mempergunakan teori-teori ilmiah sebagai alat bantu
kita dalam memecahkan permasalahan.
Perumusan masalah penelitian sangat penting dalam mengawali suatu proses penelitian.
Seorang peneliti yang tidak mengetahui secara pasti apa masalah penelitian yang
dihadapi, sama halnya dengan orang yang tidak tahu tentang apa yang harus dia perbuat.
Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan) dengan
apa yang ada dalam kenyataan sekarang.
Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang hubungan logis antara dua variabel atau lebih
yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diuji kebenarannya. Hipotesis
sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, karena dalam rumusan
hipotesis dikandung jawaban atas masalah penelitian yang kemudian akan dibuktikan
kebenarannya melalui suatu prosedur keilmuan.
Penelitian kepustakaan adalah studi yang mempelajari berbagai buku referensi serta hasil
penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori
mengenai masalah yang akan diteliti (Sarwono: 2006).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Rumusan Kerangka Teoritis Penelitian?
2. Apa saja Tujuan Teoritis ?
3. Apa yang dimaksud Hipotesis ?

C. TUJUAN
1. Untuk memahami Penyusunan Kepustakaan
2. Untuk mengetahui Konsep Penelitian

99
BAB II

PEMBAHASAN

A. RUMUSAN KERANGKA TEORITIS PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian mengapa teori itu penting? Sebuah teori dalam
suatu penelitian penting agar penelitian mempunyai landasan yang kokoh, dan
bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teori
merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data. Kerlinger (dalam Sugiyono, 2016:52) mengatakan bahwa teori adalah
seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk
melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel
sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Wiersma (dalam Sugiyono, 2016:52) teori adalah generalisasi atau
kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai
fenomena secara sistematik. Sedangkan menurut Cooper and Schindler (dalam
Sugiyono, 201l6:52-53), teori adalah seperangkat konsep, definisi, proposisi yang
tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena. Adapun Mark (dalam Sugiyono, 2016:53), membedakan
teori menjadi tiga macam. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan
data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain :
1. Teori yang deduktif : memberi keterangan yang dimulai dari suatu
perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Teori yang induktif : cara menerangkan adalah dari data ke arah teori.
Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum
behaviorist.
3. Teori yang fungsional : disini nampak suatu interaksi pengaruh antara
data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapat disimpulkan bahwa teori dapat
dipandang sebagai berikut :
1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis.
Hukum ini biasanya bersifat hubungan yang deduktif. Suatu hukun
menunjukan suatu hubungan antara variabel-variabel empiris yang
bersifat ajeg dan danya

100
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai
diramalkan sebelumnya kelompok hukum yang diperoleh secara empiris
dalam suatu bidang tertentu disini orang mulai dari data yarng
diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang
teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
mengeneralisasi. Disini biasanya terdapat hubungan yang fungsional
antara data dan pendapat yang teoritis.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu teori adalah
suatu konseptualisasi yang umum. Konspetualisasi diperoleh melalui jalan yang
sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia
bukan suatu teori.
1. Tujuan Teoritis Penelitian

Pikirkan teori sebagai dasar konseptual untuk memahami, menganalisis, dan


merancang cara untuk menyelidiki hubungan dalam sistem sosial. Untuk itu,
peran berikut disajikan oleh teori dapat membantu memandu pengembangan
kerangka kerja.

a) Sarana dimana data penelitian baru dapat ditafsirkan dan dikodekan untuk
penggunaan masa depan,
b) Respon terhadap masalah baru yang belum teridentifikasi strategi solusi
sebelumnya,
c) Sarana untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah penelitian,
d) Sarana untuk meresepkan atau mengevaluasi solusi untuk masalah
penelitian,
e) Cara membedakan fakta-fakta tertentu di antara akumulasi pengetahuan
yang penting dan fakta mana yang tidak,
f) Sarana memberikan data lama interpretasi baru dan makna baru,
g) Sarana untuk mengidentifikasi masalah baru yang penting dan menentukan
pertanyaan penelitian paling kritis yang perlu dijawab untuk
memaksimalkan pemahaman masalah,
h) Sarana untuk menyediakan anggota disiplin profesional dengan bahasa
yang sama dan kerangka acuan untuk mendefinisikan batas-batas profesi
mereka, dan
i) Berarti untuk membimbing dan menginformasikan penelitian sehingga
dapat, pada gilirannya, memandu upaya penelitian dan meningkatkan
praktik profesional.

2. Kegunaan Teori Dalam Penelitian

101
Semua kegiatan penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu setiap penelitian harus
berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah
jelas. karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti,
sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun
instrument penelitian. Oleh sebab itu landasan teori dalam proposal penelitien
kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.

Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori antara lain :

1. Untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel


yang
akan diteliti.
2. Prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta yaitu untuk merumuskan
hipotesis
dan menyusun instrumen penelitian. karena pada dasarnya hipotesis itu
merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.
3. Sebagai kontrol, digunakan untuk membahas hasil penelitian sehingga
Selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan
masalah.

3. Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penclitian merupakan uraian sistematis tentang teori
(dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian
yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah teori yang perlu
dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis
tergantung pada banyaknya variabel yang diteliti. Bila suatu penelitian terdiri dari
dua variable independen dan satu variabel dependen, maka kelompok teori yang
perlu dideskripsikan ada tiga kelompok teori yaitu kelompok teori yang berkenaan
dengan dua variabel independen dan satu dependen.
Oleh karena iu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak
teori yang perlu dikemukakan. Deskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap
variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap
serta mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah. Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan
penelitian dapat digunakan sebagai indikator, apakah peneliti merguasai teori dan
konteks yang diteliti atau tidak.
Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari
segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti,
menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian. Untuk
menguasai teori, maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian. maka
peneliti harus rajin membaca. Membaca dan menelaah apa yang dibaca setuntas
102
mungkin agar dia dapat membuat landasan yang kokoh bagi langkah-langkah
selanjutnya. Untuk dapat membaca dengan baik, maka peneliti harus mengetahui
sumber-sumber bacaan.
Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi
relevan dengan penelitian yang masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis,
hasil apa yang akan diteliti dapat dilihat dari permasalahan yang diteliti, waktu
penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian. analisis, dan
simpulan.Misalnya peneliti yang terdahulu, melakukan penelitian tentang tingkat
kepuasan konsumen di PT. A, dan peneliti berikutnya meneliti di PT. B, jadi hanya
berbeda lokasi saja. Peneliti yang kedua dapat menggunakan referensi hasil
penelitian yang pertama.
Menurut Sugiyono (2016:59-60), langkah-langkah melakukan untuk
pendeskripsian teori sebagai berikut :
1. Menetapkan variabel yang akan diteliti, dan jumlah variabelnya.
2. Mencari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah.
laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi) sebanyak-banyaknya dan yang relevan
dengan setiap variabel yang akan diteliti.
3. Melihat daftar isi setiap sumber bacaan, pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang akan diteliti.
4. Mencari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi
yangsesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Membaca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang
isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Mendeskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri, sumber-sumber bacaan yang dikutip atau
yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus
dicantumkan.

B. RUMUSAN KONSEP PENELITIAN

Menurut Sekaran (dalam Sugiyono, 2016:60), kerangka berpikir atau rumusan


konsep penelitian merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan

103
hubungan antar variabel independen dengan dependen. Bila dalam penelitian ada
variabel moderator dan intevening, maka perlu dijelaskan mengapa variabel
tersebut ikut dilibatkan dalam penelitian. Kaitan antar variable tersebut
selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu
pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka
berpikir. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila
dalam penelitian tersebut terdapat dua variabel atau lebih. Apabila penelitian
hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan
peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing
variabel juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.
Menurut Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2016:60-62), seorang peneliti
harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam
Menyusun kerangka berpikir yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran
ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek
permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan
sesama ilmuan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu
kerangka berpikir yang membuahkan simpulan berupa hipotesis. Jadi kerangka
berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari
berbagai teori yang dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.
Langkah-langkah menyusun kerangka berpikir antara lain :
1. Menetapkan Variabel yang Diteliti

Untuk menentukan teori apa yang dikemukakan dalam menyusun kerangka


berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu
variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, nama setiap variabel
merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.
2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian

Setelah variabel ditentukan, angkah selanjutnya adalah membaca buku-buku dan


hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks,
ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah laporan
penelitian, jurnal ilmiah skripsi, tesis, dan disertasi.

3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian

Dari buku dan hasil penclitian yang dibaca akan dapat yang berkenaan dengan
variabel yang diteliti. Deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap masing-
masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel,
dan kedudukan antar variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian.

104
4. Analisis Kritis Terhadap Teori dan Hasil Penelitian

Pada tahap ini pencliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan
hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan
mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-
betul sesuai dengan objek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teort
yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian didalam negeri.

5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian

Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu


dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.
Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan
teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.

6. Sintesa simpulan

Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian
yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat
melakukan sintesa atau simpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variable
satu dengan yang lain akan menghasilkan kerangka berpikir yang selanjutnya
dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

7. Kerangka berpikir

Setelah sintesa atau simpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya


disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat berupa
kerangka berpikir asosiatif hubungan maupun komparatif/perbandingan.
Kerangka berpikir asosiatif dapat menggunakan kalimat : jika begini maka akan
begitu; “jika komitmen kerja tinggi, maka produktifitas lembaga akan tinggi
pula".

8. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Jika


kerangka berpikir bertbunyi: jika komitmen kerja tinggi maka produktifitas.

C. PERUMUSAN HIPOTESIS

105
Perumusan hipotesis merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
penelitian mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Tidak
semuampenelitian merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan
deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian kuantitatif.
Pada penelitian kualitatif tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan
dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti perlu membedakan antara
hipotesis penelitian dengan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian telah
dikemukakan diatas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada bila penelitian bekerja
dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada
hipotesis statistik.
Dalam suatu penelitian dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada
hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan
terdapat hipotesis penelitian tetap tidak akan ada hipotesis statistik. Hipotesis
berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang di uji ini
dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil).
Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan
hipotesis nol dirumuskan karena teori yang dilakukan masih diragukan
kehandalannya.
Untuk lebih memudahkan membedakan antara hipotesis penelitian dan
hipotetis statistik, berikut ini contoh hipotesis penelitian :
1. Kemampuan daya beli masyarakat (dalam populasi) itu rendah (hipotesis
deskriptif).
2. Tidak terdapat perbedaan keniampuan daya beli antara kelompok
Masyarakat petani dan nelayan (dalam populasi / hipotesis komparatif).
3. Ada hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli
masyarakat (dalam populasi / hipotesis asosiatif).
Pada penelitian sampel terdapat hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Hipotesis statistik diperlukan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang
hanya diuji dengan sampel itu dapat diberlakukan untuk populasi atau tidak.
Dalan pembuktian ini akan muncul istilah "signifikasi" atau taraf kesalahan aau
kepercayaan dari pengujian. Signifikan artinya hipotesis penelitian yang telah

106
terbukti pada sampel itu (baik deskriptif, komparatif, maupun asosiatif) dapat
diberlakukan ke populasi.
Berikut ini contoh hipotesis penelitian yang mengandung hipotesis statistik:
1. Ada perbedaan yang signifikan antara penghasilan rata-rata
masyarakat. (hipotesis deskriptif).
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani dengan
nelayan (hipotesis komparati)
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara curah hujan dengan
jumlah payung yang terjual (hipotesis asosiatif)
Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu, hipotesis kerja dan hipotesis nol.
Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan
dalam kalimat negatif. Dalam statistik juga terdapat dua macam hipotesis yaitu
hipotesis kerja dan hipotesis alternatif (hipotesis kerja tidak sama dengan hipotesis
alternatif). Dalam kegiatan penelitian, yang diuji terlebih dahulu adalah hipotesis
penelitian terutama pada hipotesis kerjanya. Bila penelitian akan membuktikan
apakah hasil pengujian hipotesis itu signifikan atau tidak, maka diperlukan
hipotesis statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis ini
adalah statistik inferensial. Statistik yang bekerja dengan data populasi adalah
statistik deskriptif.
Dalam hipotesis statistik yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang
menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel dan data populasi. Yang di uji
hipotesis nol karena peneliti tidak berharap ada perbedaan antara sampel dan
populasi atau statistik parameter. Parameter adalah ukuran-ukuran yang berkenaan
dengan populasi, dan statistik disini diartikan sebagai ukuran-ukuran yang
berkenaan dengan sampel.
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif
yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh:
a) Rumusan masalah deskriptif: Seberapa tinggi semangat kerja
karyawan di PT. X?
b) Hipotesis deskriptif
Hipotesis nol nya bisa berbentuk:
1) Semangat kerja di PT. X=75% dari kriteria ideal yang ditetapkan
2) Semangat kerja di PT. X paling sedikit 75o dari kriteria ideal yang
ditetapkan (paling sedikit itu berarti lebih besar atau sama dengan >)
3) Semangat kerja di PT. X paling banyak 75% dan kriteria ideal v
ditetapkan (paling banyak itu berarti lebih kecil atau sama dengan s).

107
Dalam kenyataannya hipotesis yang diajukan salah satu saja, dan hipotesis mana
yang dipilih tergantung pada teori dan pengamatan pendahuluan yang
diberlakukan pada objek.
Hipotesis alternatifinya bisa berbentuk :
1) Semangat kerja karyawan di PT X 75%
2) Semangat kerja karyawan di PT X> 75%
3) Semangat kerja karyawan di PTX< 75%
c) Hipotesis statistiknya (hanya ada bila penelitian menggunakan data
sampel) bisa berbentuk:
1) Ho : p = 75%
Ha : p ≠ 75%
2) Ho : p ≥ 75%
Ha : p < 759%
3) Ho : p ≤ 75%
Ha : p > 75%

2. Hipotesis Komparatif
Hipotesi komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif perbandingan. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populası atau
sampelnya berbeda, atau kejadian ini terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh:
a) Rumusan masalah komparatif : Bagaimanakah produktifitas kerja
karyawan PT. X bila dibandingkan dengan PT. Y?
b) Hipotesis Komparatif

Hipotesis nol nya bisa berbentuk:

1) Ho : Tidak terdapat perbedaan produktifitas kerja antara karyawan di


PT. X dan PT. Y; atau terdapat persamaan produktifitas kerja antara
karyawan PT. X dan PT. Y.
2) Ho : Produktifitas karyawan PT. X lebih besar atau sama dengan ( ≥)
PT.Y (lebih besar atau sama dengan" = paling sedikit)
3) Ho : Produktifitas karyawan PT. X lebih kecil atau sama dengan (≤)
PT.Y (lebih kecil atau sama dengan" = paling besar).

Hipotesis alternatifnya bisa berbentuk :

1) Ha : Produktifitas karyawan PT. X lebih besar (atau lebih kecil) dan


karyawan PT. Y.
2) Ha : Produktifitas karyawan PT. X lebih kecil dari pada (≤) PT. Y.
108
3) Ha: produktifitas karyawan PT. X lebih besar dari pada (≥) PT. Y.

3. Hipotesis statistik
1) Ho: u1 = u2
Ha : u1 ≠ u2
2) Ho : u1 ≥ u2
Ha : u1 < u2
3) Ha : u1 ≤ u2

Keterangan :

ul =rata-rata (populasi) produktifitas karyawan PT. X


2 =rata-rata (populasi) produktifitas karyawan PT.Y

3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh:
a)Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan yang signifikan antara tinggi
badan pelayan toko dengan barang yang terjual?
b)Hipotesis asosiatif : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi
badan pelayan toko dengan barang yang terjual.
c) Hipotesis statistik :
Ho : p= 0, 0 berarti tidak ada hubungan

D. PENYUSUNAN KEPUSTAKAAN
Penelitian kepustakaan adalah kegiatan penelitian dilakukan dengan cara
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang
ada di perpustakaan seperti buku referensi, hasil penelitian sebelumnya yang
sejenis, artikel, catatan, serta berbagai jurnal yang berkaitan dengan masalah yang
ingin dipecahkan. Kegiatan dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan,
mengolah, dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode/teknik tertentu
guna mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.
Ada empat langkah penelitian kepustakaan (Zed, 2008), yaitu:
1. Menyiapkan alat perlengkapan. Alat perlengkapan dalam penelitian
kepustakaan berupa pensil atau pulpen dan kertas catatan

109
2. Menyusun bibliografi kerja, bibliografi kerja ialah catatan mengenai bahan
sumber utama yang akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian.
3. Mengatur waktu, dalam hal mengatur waktu ini, tergantung personal yang
memanfaatkan waktu yang ada, bisa saja merencanakan berapa jam satu hari, satu
bulan, terserah bagi personal yang bersangkutan memanfaatkan waktunya.
4. Membaca dan membuat catatan penelitian, artinya apa yang dibutuh dalam
penelitian tersebut dapat dicatat, supaya tidak bingung dalam lautan buku yang
begitu banyak jenis dan bentuknya.
Jadi kegiatan penelitian kepustakaan adalah mengumpulkan, membaca dan
mencatat literatur / buku-buku. Disamping itu juga harus memperhatikan :
1. langkah-langkah dalam meneliti kepustakaan,
2. metode penelitian dalam rangka mengumpulkan data, membaca dan
mengolah bahan pustaka serta peralatan yang harus dipersiapkan dalam
penelitian tersebut,
3. Kegunaannya mempermudah peneliti dalam mendapatkan data.
Untuk instrumen penelitian Mirshad (2014) mengemukakan ada dua instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan data:
i. Pengumpulan data dalam bentuk verbal simbolik, yaitu
mengumpulkan naskah-naskah yang belum dianalisis.
Dalam pengumpulan data ini peneliti bisa menggunakan
alat rekam, seperti fotocopy dan lain sebagainya
ii. Kartu data yang berfungsi untuk mencatat hasil data
yang telah didapat untuk lebih memudahkan peneliti
dalam mengklarifikasi data yang telah didapatkan di
lapangan. Bentuk kartu data menurut Danandjaja,
Mirshad (2014) mengemukakan cara pencatatan data dalam kartu data bisa
dilakukan dengan beberapa cara:
a. Mencatat secara qoutasi, yaitu dengan mencatat kutipan langsung tanpa
merubah sedikitpun redaksi sumber data atau dari penulis karya tersebut. Ini
biasanya digunakan untuk mencatat terminologiterminologi kunci untuk
mengembangkan interpretasi yang lebih luas.
b. Mencatat secara paraphrase, dengan menangkap intisari dari data dengan
redaksi kata yang disusun oleh peneliti sendiri. Dengan proses ini data yang
berupa uraian panjang bisa menjadi kalimat singkat dan padat agar dengan mudah
terekam pada kartu data.
c. Mencatat secara sinoptik, yaitu mencatat lebih pada ringkasan, artinya setelah
membaca bagian atau sub bagian data kategori tertentu, kemudian peneliti

110
membuat ringkasan atau sinopsis yang harus benar-benar persis sama secara logis
dari data yang dibaca.
d. Mencatat secara presis. Ini merupakan kelanjutan dari mencatat secara sinoptik.
Seletah mencatat secara sinoptik, peneliti akan menghadapi hasil dari catatan
sinoptik yang banyak, maka perlu pengkategorian catatan. Peneliti lebih lanjut
membuat catatan yang lebih padat lagi berdasarkan pada catatan sinoptik yang
terkumpul.
e. Pengkodean. Tahap ini adalah tahap yang paling teknis dalam sebuah penelitian.
Tujuan kegiatan ini untuk mensistematiskan data yang tidak teratur atau yang
bertumpuk. Melalui kartu data, data dipilih sesuai dengan kategori data masing-
masing dan tokoh yang tercantum dalam data tersebut, termasuk penerbit dan
tempatnya. Memberikan kode pada nama tokoh, dengan singkatan namanya,
masing-masing ditulis di sisi kanan, tengah dari kiri atas kartu data, begitu
seterusnya dengan data lain.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kerangka teoritis adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan sebagai landasan


berfikir untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan kata lain untuk
mendiskripsikan kerangka referensi atau teori yang digunakan untuk mengkaji
permasalahan.
Deskripsi teori dalam suatu penclitian merupakan uraian sistematis tentang teori
(dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian
yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah teori yang perlu
dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis
tergantung pada banyaknya variabel yang diteliti. Bila suatu penelitian terdiri dari
dua variable independen dan satu variabel dependen, maka kelompok teori yang

111
perlu dideskripsikan ada tiga kelompok teori yaitu kelompok teori yang berkenaan
dengan dua variabel independen dan satu dependen.
Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu, hipotesis kerja dan hipotesis nol.
Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan
dalam kalimat negatif. Dalam statistik juga terdapat dua macam hipotesis yaitu
hipotesis kerja dan hipotesis alternatif (hipotesis kerja tidak sama dengan hipotesis
alternatif).

112
Penanya:
Nama: Siti Aisyah
NPM: 202121500017
Pertanyaan:
Dasar merumuskan hipotesis dibuat berdasarkan kerangka teoritis. Bagaimana
mengembangkan hipotesis berdasarkan kerangka teoritis yang telah dibangun?
Jawaban:
1. 202121500072 Ulya Khafifah Dasikin
Mengembangkan hipotesis berdasarkan kerangka teoritis melibatkan pemahaman
mendalam tentang teori yang telah Anda pelajari dan mengidentifikasi hubungan
antara variabel-variabel yang terlibat.

Berikut adalah langkah-langkah umumnya:

Pahami Kerangka Teoritis: Teliti dengan cermat kerangka teoritis yang telah Anda
buat. Pahami konsep-konsep kunci dan variabel-variabel yang terlibat.

Identifikasi Variabel: Tentukan variabel-variabel yang akan Anda teliti


berdasarkan kerangka teoritis. Pisahkan variabel independen (variabel yang
memengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).

Tentukan Hubungan: Pahami hubungan antara variabel-variabel tersebut. Apakah


Anda mengharapkan hubungan positif, negatif, atau tidak ada hubungan sama
sekali?

Bangun Hipotesis: Gunakan pengetahuan tentang kerangka teoritis dan


identifikasi variabel untuk merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah pernyataan
tentatif tentang hubungan antara variabel-variabel. Misalnya, "Variabel X
memiliki pengaruh positif terhadap variabel Y karena..."

113
Jadikan Hipotesis Spesifik: Pastikan hipotesis Anda spesifik dan dapat diuji.
Hindari pernyataan yang terlalu umum. Gunakan kata-kata yang dapat diukur dan
diobservasi.

Uji Kebermaknaan: Pastikan hipotesis Anda relevan dan memiliki signifikansi


dalam konteks penelitian Anda. Pertimbangkan apakah hipotesis Anda dapat diuji
secara empiris melalui data atau observasi.

Siap untuk Pengujian: Hipotesis harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
diuji melalui metodologi penelitian yang sesuai, seperti eksperimen, survei, atau
analisis data statistik.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan memahami kerangka teoritis dengan


baik, Anda dapat mengembangkan hipotesis yang kuat dan relevan untuk
penelitian Anda

2. 202121500027 Salsa Berlianthi Ariyanto


1) Cara mengembangkan hipotesis berdasarkan kerangka teoritis yaitu selanjutnya
melakukan eksperimen. Eksperimen berfungsi untuk membuktikan kebenaran dari
hipotesis yang sudah dibuat.
Eksperimen dilakukan oleh peneliti sebanyak yang dibutuhkan. Dalam proses ini,
mereka harus menemukan jawaban atas rumusan masalah yang sudah menjadi
hipotesis, sebelum akhirnya diolah dan dianalisis di langkah selanjutnya.

Contohnya: Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Metode Penelitian


Mahasiswa Kelas R5A PBSI Unindra Semester Gasal TA 2023/2024.
Eksperimen yang dilakukan yaitu dengan melihat motivasi atau semangat
Mahasiswa dalam belajar mata kuliah Metode Penelitian kemudian memantaunya
untuk mengetahui hasil nilai yang diperoleh Mahasiswa R5A PBSI Unindra
Semester Gasal TA 2023/2024.

2) Setelah melakukan eksperimen untuk mengembangkan hipotesis berdasarkan


kerangka teoritis selanjutnya yaitu Mengolah dan Menganalisa Data. Pada tahap
Mengolah dan Menganalisa Data, data yang diambil saat penelitian akan diolah

114
dan dianalisis. Keterkaitan antarvariabel akan dilihat dan dikelompokkan sesuai
sifat dan jenisnya. Setelahnya, data tersebut akan diolah dan disajikan dalam
berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, atau diagram.
Pada akhirnya, hasil akhir akan disesuaikan dengan hipotesis apakah sudah sesuai
dengan data eksperimen atau tidak.
Contohnya: Dari hasil eksperimen melakukan pengamatan untuk melihat Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Metode Penelitian Mahasiswa Kelas R5A PBSI
Unindra Semester Gasal TA 2023/2024 diketahui hanya 15 Mahasiswa yang
mendapatkan nilai bagus. Hal tersebut ternyata sesuai dengan data penelitian yang
diperoleh.

3.Cara mengembangkan hipotesis berdasarkan kerangka teoritis selanjutnya


adalah kesimpulan, setelah melakukan eksperimen, mengolah dan menganalisa
data maka langkah selanjutnya kesimpulan. Kesimpulan didapat dari data hasil
eksperimen yang sudah diolah dan dianalisis kembali. Ada dua kemungkinan
kesimpulan, yaitu hipotesis diterima atau hipotesis ditolak. Hipotesis diterima
jika hasil eksperimen sesuai dengan hipotesis, yaitu adanya keterkaitan
antarvariabel. Sementara hipotesis ditolak jika hasil eksperimen tidak sesuai
dengan hipotesis dan tidak ada keterkaitan antarvariabel.

Contohnya: Hasil dari data eksperimen yang sudah diolah dan dianalisis kembali
yaitu tentang pengamatan Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Metode Penelitian Mahasiswa Kelas R5A PBSI Unindra Semester Gasal TA
2023/2024.

Bagaimana antara fakta dan data yang diperoleh terdapat kesesuaian. Maka
hipotesis dapat diterima, begitu pula sebaliknya.

Cara mengembangkan hipotesis berdasarkan kerangka teoritis yang terakhir


adalah mempublikasi hasil.
Bagian ini akan menginformasikan kepada orang lain hasil eksperimen yang telah
dilakukan agar orang lain mengetahui atau dapat menguji coba kembali.

115
DAFTAR PUSTAKA

Sri Hapsari, Rosalina Dewi Heryani. 2019. Metodologi


Penelitian, Jakarta:Unindra Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Cetakan Keduabelas, Alfabeta
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
prenada media group.
Danandjaja, J. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan.
Antropologi Indonesia.

116
117
118
119
120
\

121
122
123
124

Anda mungkin juga menyukai