Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

METODE PENELITIAN
MENGEMBANGKAN FOKUS MASALAH DAN
MERUMUSKAN PERTANYAAN PENELITIAN DALAM BIDANG
PENDIDIKAN SERTA JENIS-JENIS PENELITIAN KUALITATIF

OLEH:
KELOMPOK 1

ESTER JUNIATI LAOLI


ISRA HIDAYATI
RIRIN EVIYANTI

DOSEN PENGAMPU:
Dra. Armiati, M.Pd.

PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan karena berkat limpahan karunia-Nya, kami dari
kelompok 1 dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Makalah yang berjudul “Mengembangkan Fokus Masalah dan


Merumuskan Pertanyaan Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Serta Jenis-jenis
Penelitian Kualitatif” ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metode
Penelitian di semester I. Pada makalah ini, akan diuraikan tentang bagaimana
konsep dasar, mengembangkan fokus masalah dan merumuskan pertanyaan
penelitian dalam bidang pendidikan serta jenis-jenis penelitian kualitatif.

Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada


semua pihak yang telah membantu dalam menyukseskan penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini, oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Akhir dari pengantar ini, semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 29 Oktober 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif ...................................................... 3
1. Pengertian Penelitian Kualitatif ................................................... 3
2. Penggunaan Metode Penelitian Kualitatif..................................... 5
3. Karakteristik Penelitian Kualitatif ............................................... 5
4. Desain Riset Penelitian Kualitatif ................................................. 6
5. Mengapa Diperlukan Penelitian Kualitatif ?................................. 6
6. Keilmiahan Penelitian Kualitatif................................................... 8
7. Proses Penelitian Kualitatif ........................................................... 9
B. Mengembangkan Fokus Masalah dan Merumuskan Pertanyaan Penelitian
dalam Bidang Pendidikan..................................................................... 14
1. Masalah dalam Penelitian Kualitatif ............................................. 14
2. Fokus Penelitian ............................................................................ 10
3. Merumuskan Masalah Penelitian Kualitatif.................................. 12
C. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif ............................................................ 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan ragam penelitian kian hari semakin
berkembang dan banyak hal-hal yang baru perlu diteliti dan dikaji lebih lanjut
lagi. Budaya yang beragam, perkembangan informasi dan teknologi turut andil
besar dalam kemajuan zaman seperti sekarang ini. Dahulu manusia tidak
mengenal alat komunikasi seperti telepon atau handphone dan internet. Namun,
seiring berjalannya waktu, dengan adanya riset dan penelitian oleh para ahli
teknologi lahirlah telpon genggam, internet, laptop, tablet, dan perangkat
canggih lainnya. Semua hal ini tak lepas dari yang namanya penelitian.
Oleh karena itu para cendekiawan melakukan berbagai cara untuk
dapat mengolah suatu pengetahuan yang baru agar dapat dimanfaatkan oleh
banyak orang dalam berbagai aspek kehidupan di dunia. Peneliti memiliki
banyak teknik atau cara untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baru
dalam metode penelitian yang dapat digunakan. Metode penilitian adalah suatu
ilmu tentang bagaiman cara atau langkah-langkah melakukan pengamatan atau
suatu penelitian atau penyelidikan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu
melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun
serta menganalisis dan menyimpulkan data-data sehingga dapat dipergunakan
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan yang baru diperoleh.
Ragam penelitian ada banyak dan dapat ditinjau dari beberapa aspek,
namun dalam kajian ini dideskripsikan tentang penelitian kualitatif. Tulisan ini
secara khusus mengkaji mulai dari konsep dasar, mengembangkan fokus
masalah dan merumuskan pertanyaan penelitian dalam bidang pendidikan serta
jenis-jenis penelitian kualitatif. Kajian ini cukup penting dikemukakan sebagai
landasan awal bagi para peneliti untuk menghasilkan penelitian yang sesuai
dengan kaidah yang sistematik dengan penelitian kualitatif kepada peneliti

1
yang akan melakukan penelitian atau menyusun karya tulis ilmiah dalam
bentuk penelitian kualitatif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah konsep dasar dalam penelitian kualitatif?
2. Bagaimana cara mengembangkan fokus dalam penelitian kualitatif pada
bidang pendidikan?
3. Bagaimana merumuskan masalah penelitian kuantitatif khususnya dalam
bidang pendidikan?
4. Apa jenis-jenis penelitian kualitatif?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dasar dalam penelitian kualitatif,
mengembangkan fokus masalah dan merumuskan pertanyaan penelitian dalam
bidang pendidikan serta jenis-jenis penelitian kualitatif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif


1. Pengertian Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru,
karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik
karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga
sebagai metode artistik, karena proses penelitian ini lebih bersifat seni
(kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil
penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang
ditemukan di lapangan.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada
awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode kualitatif
dipengaruhi oleh paradigma naturalistik-interpretatif. 1Pengertian penelitian
kualitatif merupakan “Qualitative research is an umbrella term covering
an array of interpretive techniques which seek to describe, decode,
translate, and otherwise come to terms with the meaning, not the frequency
of certain more or less naturally occurring phenomena in the social
world”. Dengan terjemahan bebas dapat diartikan bahwa penelitian
kualitatif adalah sebuah istilah ‘payung’ yang meliputi berbagai
teknik interpretasi yang berusaha untuk mendeskripsikan, ‘membaca’
kode, menerjemahkan, dan di samping itu bisa memahami makna, bukan
frekuensi, dari berbagai feomena yang secara alamiah ada di dunia sosial. 1

1
Merriam. Sharan B, Qualitative Research : A Guide to Design and Implementation, (San
Francisco : John Wiley & Sons, Inc, 2009), h.97.

3
“Gaya” penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan
memahami maknanya. Sehingga, penelitian kualitatif biasanya sangat
memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas. Memang dalam penelitian
kualitatif kehadiran nilai peneliti bersifat eksplisit dalam situasi yang
terbatas, melibatkan subjek dengan jumlah relatif sedikit. Dengan
demikian, hal yang umum dilakukan ia berkutat dengan analisa tematik.
Peneliti kualitatif biasanya terlibat dalam interaksi dengan realitas yang
ditelitinya. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, metode penelitian
mempunyai pula asumsi paradigmatik. John W. Cresswell meniliki
beberapa dimensi asumsi paradigmatik yang membedakan penelitian
kuantitatif dengan kualitatif. Dimensi-dimensi tersebut mencakup
ontologis, epistemologis, axiologis, retorik, serta pendekatan metodologis.
Secara ontologis, peneliti kuantitatif memandang realitas sebagai
“objektif” dan dalam kacamata “out there”, serta independen dari
dirinya. Sementara itu, peneiliti kualitatif memandang realitas merupakan
hasil rekonstruksi oleh individu yang terlibat dalam situasi sosial. Secara
epistemologis, peneliti kuantitatif bersikap independen dan menjaga jarak
(detachment) dengan realitas yang diteliti. Sementara peneliti kualitatif,
menjalin interaksi secara intens dengan realitas yang ditelitinya.
Secara retoris atau penggunaan bahasa, penelitian kuantitatif biasanya
menggunakan bahasa-bahasa penelitian yang bersifat formal dan
impersonal melalui angka atau data-data statistik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagi instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

4
2. Penggunaan Metode Penelitian Kualitatif
Peneliti dapat menggunakan penelitian pendekatan kualitatif jika
yang bersangkutan ingin melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Memahami makna yang melandasi tingkah tingkah laku partisipan
2. Mendeskripsikan latar dan interaksi partisan
3. Melakukan ekplorasi untuk mengidentifikasi informasi baru
4. Memahami keadaan yang terbatas dan ingin mengetahui secara
mendalam dan rinci
5. Mendeskripsikan fenomena untuk menciptakan teori baru2

3. Karakteristik Penelitian Kualitatif


Ada beberapa krakteristik (ciri pokok) dari semua bentuk penelitian
kualitatif :
a. Fokus pada pencarian makna (meaning) dan pemahaman
(understanding)
b. Peneliti merupakan instrumen utama
c. Menggunakan proses induktif dalam analisis data
d. Hasil penelitian dinyatakan (disajikan) dengan deskripsi yang ‘kaya’
(rich description), dalam bentuk kata-kata (uraian) dan kadang-kadang
disertai gambar daripada dalam bentuk bilangan-bilangan
e. Desain penelitian bersifat emergent dan flexible, responsif terhadap
perubahan situasi dari penelitian yang sedang berjalan
f. Pemilihan subjek bersifat nonrandom (purposif), dan jumlah subjek
biasanya sedikit
g. Peneliti menggunakan waktu yang cukup banyak untuk terlibat dalam
kegiatan penelitian itu bersama subjeknya dalam situasi (setting) yang
alamiah.3

Sehingga karakteristik penelitian kualitatif adalah :


2
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2006), h.194.
3
Merriam. Sharan B, Op.Cit.,

5
(1) Latar alamiah,
(2) manusia sebagai alat (instrumen),
(3) metode kualitatif,
(4) analisis data secara induktif,
(5) teori dari dasar (grounded theory),
(6) deskriptif,
(7) lebih mementingkan proses daripada hasil,
(8) adanya batas yang ditentukan oleh fokus,
(9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data,
(10) desain yang bersifat sementara,
(11) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati

4. Model Desain Riset Penelitian Kualitatif


Model desain riset pendekatan kualitatif sebagai berikut :
a. Pernyataan masalah
b. Desain riset yang meliputi : teknik sampling, sampel, jenis data,
instrument pengambilan data, metode pengambilan data dan teknik
analisis data.
Menentukan Menentukan
Menentukan
Menentukan Teknik Menentukan Instrumen Metode
Teknik
Masalah Sampling Jenis Data Pengambilan Pengambilan
Analisis Data
Data Data

5. Mengapa Diperlukan Penelitian Kualitatif ?


Penelitian kualitatif diperlukan karena ada banyak masalah penting
dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang tidak bisa diselesaikan
atau dijawab dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif hanya
bisa menjawab masalah-masalah yang menyangkut hal-hal yang bisa
diukur secara kuantitatif, yang biasanya menyangkut karakteristik yang
mudah diamati dari luar, atau karakteristik yang ada di dalam diri siswa
yang dikuantifikasikan, dari suatu kelompok tertentu yang biasanya
kelompok yang besar, dan hubungan antar berbagai variabel tersebut yang

6
bisa diukur secara kuantitatif, misalnya : Berapakah indeks prestasi
kumulatif (IPK) rata-rata para lulusan yang diwisuda tahun ini ?
Berapakah IPK terendah, dan berapakah IPK tertinggi ? Berapakah rata-
rata waktu yang dibutuhkan oleh para lulusan itu untu menempuh studinya
di jenjang S1 ? Adakah perbedaan yang signifikan dalam rata- rata IPK
antara para lulusan perempuan dan para lulusan laki-laki ? Adakah korelasi
yang signifikan antara lama studi dan IPK yang diraih ? Bagaimanakah
hubungan antara minat, motivasi, dan sikap dengan prestasi belajar ?
Berbagai pertanyaan (masalah) semacam ini memang bisa dijawab dengan
penelitian kuantitatif. Akan tetapi, masih ada banyak masalah lain yang
tidak kalah pentingnya, atau bahkan lebih penting, yang tidak bisa
dijawab dengan penelitian kuantitatif. Misalnya : Untuk lulusan yang
berhasil menyelesaikan studinya dengan relatif cepat dan dengan IPK yang
tinggi, bagaimanakah cara menempuh studi yang ia lakukan ?
Bagaimanakah cara dia mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian ?
Bagaimanakah cara dia menghadapi sesuatu soal matematika yang ia
rasakan sulit ? Bagaimanakah proses berpikir yang ia gunakan ketika
berusaha menyelesaikan soal semacam itu ? Lalu, untuk mahasiswa yang
prestasinya tidak begitu bagus, bagaimanakah cara menempuh studi yang
ia lakukan ? Bagaimanakah cara dia mempersiapkan diri untuk
menghadapi ujian ? Bagaimana cara dia mengatasi kesulitan-kesulitan
belajar yang ia hadapi ? Bagaimana cara dia menghadapi soal
matematika dalam ujian yang ia rasakan sulit ? Bagaimanakah situasi
yang dihadapi oleh seorang guru baru ketika baru saja masuk ke sesuatu
lingkungan sekolah yang baru ? Kesulitan-kesulitan apakah yang ia
hadapi ? Bagaimanakah cara dia mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
? Bagaimanakah budaya yang ada di sesuatu kelas yang dipegang
oleh seorang guru yang dikenal bisa mememotivasi siswa-siswanya ?
Bagaimana seorang guru yang sudah berpengalaman lama dalam mengajar
menyikapi dan menghadapi tugas-tugas profesional dia sebagai seorang
guru ? Bagaimana pula dengan guru yang belum berpengalaman lama

7
dalam mengajar ? Adakah kesamaan-kesamaan dan perbedaan-
perbedaannya ? Bagaimanakah proses perjalanan suatu sekolah sehingga
sekolah itu bisa dikenal sebagai suatu sekolah favorit ? Di dalam konteks
masyarakat yang lebih luas, bagaimanakah pengalaman yang dilalui oleh
sesuatu masyarakat di suatu kampung ketika kampung tersebut mengalami
musibah, misalnya gempa bumi (seperti di DIY tahun 2006) ? Bagaimana
pula pengalaman para warga masyarakat tersebut ketika mereka berusaha
bangkit dari musibah tersebut ? Bagaimana proses perjalanan yang dilalui
oleh seorang pengusaha, yang mula-mula masih dalam kelas pedagang kaki
lima, tetapi kini sudah menjadi pengusaha besar ?
Pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah seperti ini jelas
sangat penting untuk dicari jawabannya, tetapi jawaban itu tidak bisa dicari
dengan penelitian kuantitatif, karena apa yang ditanyakan dalam
pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah tersebut menyangkut kualitas,
menyangkut proses, menyangkut pengalaman, dan segala sesuatu yang
lain yang tidak begitu mudah atau bahkan tidak bisa dikuantifikasikan.
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu hanya bisa dijawab dengan penelitian
kualitatif.

6. Keilmiahan Penelitian Kualitatif


Penelitian dikatakan ilmiah sepanjang penelitian itu dilakukan
secara “rigorous”, yaitu berpegang teguh pada aturan-aturan tertentu yang
ketat. Penelitian kualitatif perlu dilakukan dengan cara-cara atau aturan-
aturan tertentu agar penelitian tersebut kredibel (dapat
dipertanggungjawabkan nilai kebenarannya) dan legitimate (sah sebagai
sarana untuk mendapatkan pengetahuan yang baru). Cara-cara tersebut
antara lain sebagai berikut :
a. Menjaga netralitas (neutrality)
b. Keterlibatan yang memadai di lokasi pengumpulan data (adequate
engagement in data collection)
c. Adanya jejak audit yang lengkap (audit trail)

8
d. Deskripsi yang kental dan kaya (rich and thick description)
e. Triangulasi (triangulation)
f. Check data dan interpretasi data kepada subjek (member checks)
g. Review dengan teman-teman sejawat atau seprofesi (peer review)
h. Analisis kasus negatif (negative case analysis)4
Sehingga, dengan menaati cara-cara atau aturan-aturan tersebut,
berarti penelitian kualitatif yang bersangkutan dilakukan secara rigorous,
sehingga dapat dijamin kredibilitas dan legitimasinya sebagai sarana yang
sah dalam ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian juga terjamin
keilmiahannya. Semakin ketat aturan-aturan itu dilaksanakan, semakin
kuatlah kredibilitas dan legitimasi dari penelitian tersebut, sehingga
semakin kuat pula keilmiahannya.

7. Proses Penelitian Kualitatif


Pada penelitian kualitatif meskipun belum memiliki masalah, atau
keinginan yang jelas tetapi dapat langsung memasuki obyek/lapangan. Pada
waktu memasuki obyek, peneliti tentu masih merasa asing terhadap obyek
tersebut. Setelah memasuki obyek, peneliti kualitatif akan melihat segala
sesuatu yang ada di tempat itu yang masih bersifat umum. Berikut proses
penelitian kualitatif :
a. Tahap orientasi atau deskripsi (grand tour question)
b. Tahap reduksi (focus)
c. Tahap seleksi (selection)5

4
Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. (Bandung : Tarsito, 1992), h.65.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.19.

9
B. Mengembangkan Fokus Masalah dan Merumuskan Pertanyaan
Penelitian dalam Bidang Pendidikan
1. Masalah dalam Penelitian Kualitatif
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu
berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara
“masalah” dalam penelitian kuantitatif dan “masalah” dalam penelitian
kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif, “masalah” yang akan
dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak
berubah, tetapi dalam penelitian kualitatif “masalah” yang dibawa oleh
peneliti masih bersifat sementara, tentative, fleksibel, dan dapat berubah
setelah turun ke lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap
“masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama
masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir
penelitian sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan
penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang dibawa peneliti setelah
memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam
masalah yang telah disiapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak
perubahan, sehingga judul penelitian cukup disempurnakan. Yang ketiga
“masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total,
sehingga harus ganti masalah. Dengan demikian judul proposal dengan
judul penelitian tidak sama dan judulnya diganti.6

2. Fokus Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus,
yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum7. Dalam
mempertajam penelitian, peneliti kualitatif mentapkan fokus. Spradley
menyatakan bahwa “A focused refer to a single cultural domain or a few
related domains” maksudnya adalah bahwa, fokus itu merupakan domain
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), halaman 205.
7
Ibid

10
tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam
penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan
pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial
(lapangan). Ada dua maksud tertentu yang ingin dicapai oleh peneliti
dalam menetapkan fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membantu
dalam membatasi penyelidikan atau penelitian, artinya jika fokus itu sudah
ditentukan, maka secara pasti kita sudah mendapatkan batasan-batasan
tentang yang akan diteliti, dan yang lainnya kita sudah tidak perlu lagi
menelitinya. Kedua, penetapan fokus dapat membantu dalam
mengidentifikasi data-data mana yang dibutuhkan dan mana yang tidak
dibutuhkan atau sudah memenuhi bidang inklusi-ekslusi atau kriteria
masuk-keluar informasi yang baru didapatkan, maksudnya peneliti sudah
mengetahui data-data mana yang relevan bagi penelitian dengan adanya
penetapan fokus tersebut.8 Jadi, dengan penetapan fokus yang jelas dan
mantap, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data
mana yang dikumpulkan dan mana yang tidak perlu.
Penetapan fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif
bagaimana akhirnya akan dipastikan sewaktu peneliti sudah berada di
lapangan penelitian. Dengan kata lain, walaupun rumusan masalah sudah
cukup baik dan telah dirumuskan atas dasar penelaahan kepustakaan dan
ditunjang oleh sejumlah pengalaman tertentu, bisa terjadi situasi lapangan
yang tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti masalah tersebut.
Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah
peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau
yang disebut dengan penjelajahan umum. Dari penjelajahan umum ini
peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada
tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memahami secara
lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitian.9

8
Albi Anggito dan Johan Setiawan, S.Pd, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat:
CV Jejak, 2018), halaman 53.
9
Sugiyono, Op. Cit., halaman 207.

11
Spradley mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus
10
yaitu:
a. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan
b. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing
domain
c. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan
iptek
d. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-
teori yang telah ada
Terdapat lima kriteria lain dalam menentukan fokus dalam
penelitian kualitatif yang diungkapkan oleh Bungin antara lain:11
a. Interesting, artinya tentukanlah fokus masalah yang akan diteliti yang
menarik baik bagi peneliti ataupun bagi masyarakat, sehingga semua
kalangan akan tertarik akan penelitian tersebut.
b. Aktual, maksudnya fokus masalah yang kita pilih itu bersifat kekinian,
atau yang terjadi sekarang atau saat ini. Agar penelitian bisa
memberikan solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
c. Monumental, yaitu masalah yang bisa selalu diingat oleh masyarakat.
d. Spektakuler, maksudnya masalah yang dipilih itu masalah yang
menakjubkan yang mana akan menarik perhatian banyak kalangan.
e. Fokus pada tema tertentu, yaitu fokus masalah itu pada tema tertentu
saja agar tidak melebar dan meluas, sehingga menyulitkan bagi peneliti
untuk meneliti apa yang mau diteliti.

3. Merumuskan Masalah Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian kualitatif seperti yang telah dikemukakan,
rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau
situasi sosial tertentu. Dengan demikian perumusan atau masalah dalam

10
Ibid.
11
Albi anggito, Op. Cit., halaman 54.

12
penelitian kualitatif bersifat tentative, artinya penyempurnaan rumusan
fokus atau masalah itu masih tetap dilakukan sewaktu penelitian sudah
berada di latar penelitian. Fokus atau masalah yang ditetapkan bersifat
tentative, dapat diubah sesuai dengan situasi latar penelitian.
Namun demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif maupun
kualitatif harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian
kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang
kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain. Kata-kata tanya yang
biasa digunakan sebagai rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
adalah:12 bagaimana dan apakah.
Menurut Lexy J. Moleong, mengemukakan empat langkah
perumusan masalah, yaitu:
a. Tentukan fokus penelitian
b. Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan fokus
tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus
c. Dari antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang
sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih
d. Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus
penelitian.
Contoh rumusan masalah dalam penelitian kualitatif dalam bidang
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana minat belajar siswa terdahap program pembelajaran jarak
jauh? (rumusan masalah deskriptif)
b. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa SMK Negeri
dan swasta? (rumusan masalah komparatif)

12
Ibid

13
C. Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif
Menurut Ridwan Abdullah Sani dkk, ada 8 jenis penelitian
kualitatif, yaitu etnografi, studi kasus, studi dokumen, observasi alami,
grounded theory, fenomenologi, studi historis, dan biografi.13 Berikut
pemaparannya:
1. Etnografi (Ethnography)
Etnografi merupakan studi yang sangat mendalam tentang prilaku
yang terjadi secara alami dalam sebuah kelompok sosial atau budaya
tertentu untuk memahami prilaku atau budaya tertentu dari sudut pandang
pelakunya. Penelitian ini disebut dengan penelitian lapangan, karena
dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati prilaku
seseorang atau kelompok yang menunjukkkan ciri khas atau kebiasaan
yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Data penelitian diperoleh
melalui observasi yang mendalam sehingga memerlukan waktu yang lama
di lapangan, wawancara yang mendalam juga dilakukan dengan anggota
kelompok budaya, dan peneliti juga mempelajari dokumen atau artefak
secara cermat. Data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai
konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Hal ini
berbeda dengan jenis penelitian kualitatif lainnya yang menganalisis data
setelah pengumpulan data di lapangan selesai dilakukan. Penelitian
etnografi bersifat antropologis, karena akar-akar metodologinya berasal
dari ilmu antropologi. Penelitian etnografi daapat dilakukan dalam bidang
pendidikan, misalnya untuk meneliti dinamika sosial di sekolah-sekolah
pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah kota. Hal itu dimungkinkan
Karena sekolah itu memiliki ciri khas tersendiri atau memiliki kebudayaan
tersendiri dengan tidak melupakan budatya daerah setempat. . Penelitian
etnografis yang dilakukan di suatu kelas tertentu di suatu sekolah tertentu
disebut classroom ethnography.
2. Studi Kasus (Case Study)

13
Abdullah Sani, dkk., Penelitian Pendidikan, (Tangerang: Tira Smart, 2018), h.269.

14
Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang
individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, atau satu
kondisi pada suatu tempat dan waktu tertentu dengan tujuan untuk
memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dan selanjutnya dianalisis
untuk menghasilkan teori. Data pada studi kasus diperoleh melalui
wawancara, observasi, dan penelaahan dokumen. Contoh studi kasus
dalam bidang pendidikan adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan profesionalismenya. Penelitian tindakan tersebut
dilakukan secara kualitatif pada suatu tempat (kelas) dan waktu tertentu.
Sebenarnya, suatu studi kasus bisa menggunakan pendekatan kuantitatif
atau kualitatif. Studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif
bersifat naturalistic, berbasis pada budaya dan minat fenomenologi.
Misalnya, studi kasus tentang seseorang guru di daerah terpencil yang
tetap bisa menjalankan tugasnya dengan baik sekalipun dalam situasi yang
penuh dengan kesulitan atau keterbatasan, atau studi tentang suatu sekolah
tertentu yang berhasil menjadi suatu sekolah favorit sekalipun asal
mulanya merupakan suatu sekolah yang banyak mengalami kesulitan
ketika baru saja didirikan, studi kasus untuk meneliti aspek psikologis
pada siswa yang bermasalah, dan lain sebaagainya. Namun, data pada
kasus tersebut juga bisa dinyatakan dalam bentuk kuantitatif. Jadi, studi
kasus adalah suatu bentuk penelitian atau studi tentang suatu masalah yang
memiliki sifat kekhususan (particularity) yang dapat dilakukan dengan
pendekatan kualitatif dan juga kuantitatif.
Sasaran studi kasus dapat bersifat tunggal (ditujukan pada individu
tertentu) atau suatu kelompok. Masalah yang diteliti bisa bersifat
sederhana atau komplek. Tujuan yang ingin dicapai adalah pemahaman
yang mendalam tentang suatu kasus (verstehen), dan bukan sekedar
deskripsi suatu fenomena (erklaren). Studi kasus tidak bertujuan untuk
melakukan generalisasi, walaupun dilakukan terhadap beberapa kasus.
Studi yang dilakukan terhadap beberapa kasus bertujuan untuk

15
mendapatkan informasi yang lebih lengkap, sehingga pemahaman yang
dihasilkan dari suatu kasus dapat dipelajari secara lebih mendalam.
Berikut beberapa kelebihan studi kasus:
a. Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik, dan
detail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain.
b. Studi kasus dapat mengungkap makna dibalik fenomena daalam
kondisi apa adanya(natural).
c. Studi kasus dapat memberikan nuansa, suasana kebatinan yang
berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat
ditangkap oleh penelitian kuantitatif.
Namun, kelemahan studi kasus adalah dari segi validitas, reliabilitas,
dan generalisasi.
3. Studi Dokumen (Document Study)
Studi dokumen merupakan kajian yang fokus pada analisis atau
interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan kajian dapat
berupa catatan yang dipublikasikan, buku teks, naskah, artikel, surat kabar,
majalah, film, dan lain sebagainya. Kredibiltas studi ditentukan oleh
keaslian atau otentisitas dokumen yang ditelaah. Studi dokumen dapat
digunakaan untuk menggali pikiran seseorang yang dituangkan di dalam
buku atau naskah yang dipublikasikan. Peneliti dalam bidang pendidikan
dapat menggunakan studi dokumen untuk mengkaji tingkat keterbacaan
sebuah buku teks, kesesuaian kurikulum di sebuah sekolah, kondisi siswa
dalam selang waktu tertentu, dan sebagainya. Dokumen yang bisa
dijadikan bahan kajian dapat berupa buku pelajaran, dokumen kurikulum
sekolah, program sekolah, laporan evaluasi diri sekolah, RPP, dan berkas-
berkas lain yang ada di sekolah.
4. Pengamatan Alamiah (Natural Observation)
Pengamatan alamiah merupakan penelitian kualitatif yang
dilakukan dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar
tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya. Tujuan utama studi ini adalah
untuk mengetahui dan memahami prilaku seseorang atau kelomppok orang

16
dalam situasi tertentu. Misalnya, bagaimana prilaku siswa saat bermain
bersama teman-temannya yang berasal dari latar belakang sosial yang
berbeda-beda, dan bagaimana pula prilakunya jika berada dalam kelompok
yang homogen. Pada kasus tersebut, peneliti mengamati prilaku siswa
secara langsung dan membuat catatan, serta membuat diskusi untuk
memahami tindakan yang ditunjukkannya. Pada kasus tertentu, peneliti
dapat menggunakan kamera tersembunyi untuk memahami prilaku
interaksi sosial subjek penelitian agar tidak mengganggu kondisi alamiah
yang terjadi.
5. Fenomenologi
Penelitian fenomenologi merupakan kajian untuk menjelaskan atau
mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh
kesadaran pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi
yang alami dengan tidak membuat batasan dalam memahami atau
memaknai fenomena yang dikaji. Pada pendekatan fenomenologi, peneliti
menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan
dasar tertentu . penundaan pelaksanaan penilaian ini disebut epache
(jangka waktu). Konsep ephace adalah membedakan data (subjek) dengan
interpretasi peneliti. Ketika melakukan interpretasi, peneliti menyusun
dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk dapat
memahami tentang apa yang dikatakan oleh responden.
6. Grounded Theory
Penelitian kualitatif yang dilakukan untuk menyusun teori
berdasarkan data alamiah disebut grounded theory research. Pendekatan
ini dilakukan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu teori yang
berhubungan dengan situasi (konteks sosial) tertentu. Konteks sosial yang
diteliti terkait dengan situasi saat individu saling berhubungan, bertindak,
atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa.
Teori yang dihasilkan dari penelitian semacam ini disebut juga
teori substantif (substantive theory), artinya teori yang betul-betul berbasis
pada data yang ada, yang kemungkinan besar baru berlaku secara lokal di

17
lokasi penelitian tersebut atau pada kelompok yang keadaannya sama. Jadi
teori tersebut bukan atau belum berupa suatu teori formal, yang berlaku
umum. Misalnya, seorang guru matematika yang sudah bertahun-tahun
mengajar di suatu sekolah tertentu yang ada di daerah terpencil mungkin
bisa membangun suatu teori yang hanya atau baru berlaku di sekolah
tersebut tentang bagaimana cara belajar dan mengajar matematika yang
baik di dalam situasi yang penuh keterbatasan.
7. Studi Historis
Studi historis dilakukan dengan menafsirkan dokumen, artifak sejarah,
sejarah lisan, dan catatan-catatan tertulis dari masa lampau, antara lain buku
harian, surat, Koran, novel, dokumen kebudayaan, data sensus, dan
sebagainya. Pada studi ini, peneliti mempelajari beberapa aspek dari masa
lalu, dengan cara menelaah dokumen atau dengan mewawancarai orang atau
saksi yang hidup saat itu. Kemudian, peneliti merekonstruksi sejelas
mungkin tentang apa yang terjadi selama kurun waktu tertentu, dan
menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi.
Penelitian historis adalah penelitian yang meneliti suatu kasus,
peristiwa, atau fenomena yang terjadi di masa lalu. Artinya, ketika
penelitian tersebut dilaksanakan, kasus, peristiwa atau fenomena tersebut
sudah tidak lagi ada atau sudah tidak lagi terjadi. Misalnya, penelitian yang
dilakukan pada masa sekarang, yang meneliti tentang pendidikan
matematika pada era pra-Kurikulum 1975.
8. Studi Biografi
Studi biografi atau studi riwayat hidup merupakan studi tentang
kehidupan personal yang menjelaskan momen-momen titik balik dalam
kehidupan individu yang diteliti. Studi ini dilakukan dengan
mengumpulkan dan menelaah kisah, dokumen, laporan, catatan, dan cerita
lisan dari orang-orang yang diteliti.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagi instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Adapun cara mengembangkan fokus masalah dan merumuskan
pertanyaan penelitian dalam bidang pendidikan adalah pertama dengan
menentukan masalah dalam penelitian kualitatif, kedua perlu adanya fokus
penelitian, dan ketiga merumuskan masalah penelitian. Untuk jenis-jenis
penelitian kualitatif dibagi menjadi 8 jenis penelitian kualitatif, yaitu
etnografi, studi kasus, studi dokumen, observasi alami, grounded theory,
fenomenologi, studi historis, dan biografi.

B. Saran
Memperoleh sebuah penelitian yang ilmiah dan layak sebaiknya
sebagai seorang peneliti yang baik, hendaknya selalu memperhatikan masalah
yang akan diteliti dengan cara menganalisis dan merumuskannya dengan
tepat agar hasil penelitian terarah dan maksimal karena rumusan masalah
yang ditetapkan diawal akan mempengaruhi hasil dan kesimpulan di akhir.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anggito, Albi., dan Johan Setiawan, 2018, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jawa
Barat: CV Jejak.
Merriam, Sharan B., 2009, Qualitative Research : A Guide to Design and
Implementation. San Francisco : John Wiley & Sons, Inc.
Nasution, S., 1992, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Sani, Abdullah, dkk., 2018, Penelitian Pendidikan, Tangerang: Tira Smart.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Sarwono, Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, Yogyakarta:
Graha Ilmu.

20

Anda mungkin juga menyukai