Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB 1


(Thariqah Qawaid wa Tarjamah dan Thariqah Mubasyarah)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Arab


Dosen Pengampu: Iwan Siswanto, S.Pd.I., M.Pd.I.

Disusun Oleh Kelompok 5:

Elda Syahrunna’ima (NIRM: 1209.19.08629)


Sukma Cahyani (NIRM: 1209.19.08652)
Maryulis (NIRM: 1209.19.08636)

Semester/Kelas: V/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

AULIAURRASYIDIN-TEMBILAHAN

T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul METODE
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB 1 ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Bahasa Arab.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Iwan Siswanto, S.Pd.I.,


M.Pd.I., selaku dosen pengampu. Kemudian penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah
ini.

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini.


Namun jika masih terdapat kesalahan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis tetap berharap
bahwa makalah yang penulis susun ini menjadi butiran-butiran amal penulis serta
bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Aamiin Ya Rabbal
‘Alamiin.

Tembilahan, 01 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3

A. Pengertian Metode...................................................................................... 3
B. Pengertian Metode Pembelajaran............................................................... 3
C. Metode Pembelajaran Bahasa Arab............................................................ 4
1. Thariqah Qawaid wa Tarjamah............................................................. 4
2. Thariqah Mubasyarah............................................................................ 6

BAB III PENUTUP.............................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zamn sekarang ini pembelajaran bahasa Arab sudah banyak
mengalami perkembangan terbukti dengan pembelajaran bahasa Arab di
Indonesia yang sudah dimulai dari pendidikan anak usia dini, sampai
perguruan tinggi. Adanya pembelajaran bahasa Arab di sekolah, perguruan
tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya menunjukkan
keseriusan untuk memajukan sistem dan mutunya.
Pembelajaran bahasa Arab bertujuan untuk memahami ilmu-ilmu yang
ditulis menggunakan bahasa Arab atau memahami dan menguasai keterampilan
berbahasa, yang terdiri dari keterampilan mendengar, membaca, berbicara, dan
menulis.
Pembelajaran bahasa Arab senantiasa dihadapkan pada berbagai situasi
yang kompleks. Situasi kompleks yang dimaksud yaitu berbagai aspek dalam
pembelajaran bahasa Arab yang harus disoroti secara bersama-sama. Di
antaranya aspek yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Arab
adalah aspek problematikan metodologis.
Salah satu problematika metodologis adalah terkait dengan metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Sering
kali ditemukan sejumlah guru menggunakan metode tertentu yang kurang atau
tidak cocok dengan isi dan tujuan pembelajaran. Selain itu ditemukan juga
sejumlah guru yang sudah mengetahui beragam metode pembelajaran bahasa
Arab, namun kurang mampu mengaplikasikannya secara baik.
Metode pembelajaran meruapakan suatu cara yang digunakan oleh
pendidik dalam menyampaikan pembelajaran kepada murid. Secara umum
metode pembelajaran bahasa Arab terbagi menjadu empat macam, yakni
thariqatul qawaid wa tarjamah, thariqatul mubasyarah, thariqatul syamsiyah
syafawiyah, dan thariqatul intiqaiyah.

1
Pada makalah kali ini, penulis akan membahas mengenai metode
pembelajaran bahasa Arab yang terfokus kepada thariqatul qawaid wa
tarjamah, dan thariqatul mubasyarah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan metode?
2. Apakah yang dimaksud metode pembelajaran?
3. Apa sajakah metode yang ada dalam pembelajaran bahasa Arab?
4. Apakah yang dimaksud dengan thariqah qawaid wa tarjamah?
5. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan dari metode qawaid watarjamah?
6. Apakah yang dimaksud dengan thariqah mubasyirah?
7. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan metode mubasyarah?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian metode
2. Untuk mengatahui pengertian metode pembelajaran
3. Untuk mengetahui metode-metode yang ada dalam pembelajaran bahasa
Arab
4. Untuk mengetahui pengertian thariqah qawaid wa tarjamah
5. Untuk memgetahui kelebihan dan kekurangan metode qawaid wa tarjamah
6. Untuk mengetahui pengertian thariqah mubasyarah
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekuragan metode mubasyarah

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
memahami berbagai metode yang ada dalam pembelajaran bahasa Arab,
khusunya metode qawaid wa tarjamah dan metode mubasyarah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode
Metode secara harfiah berarti “cara”. Secara umum, metode diartikan
sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.1
Poerwadarminta mengatakan bahwa istilah metode merupakan suat cara
yang dilakukan untuk mencapai sesuatu.
Kemudian, Surakhmad mengatakan bahwa metode adalah cara yang di
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.2
Berdasarkan dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
metode adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang dalam suatu kegiatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Pengertian Metode Pembelajaran


Menurut Helmiati, metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-
langkah, dan cara yang digunkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.3
Kemudian, Acep Hermawan mengatakan bahwa model pembelajaran
merupakan tingkat perencanaan program yang bersifat menyeluruh yang
berkaitan erat dengan langkah-langkah penyampaian materi pembelajaran
secara prosedural.4
Terakhir, Sudjana menjelaskan metode pembelajaran adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran.5
Berdasarkan beberapa teori di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan oleh guru dalam

1
Sifa Siti Mukrimah, 53 Metode Belajar dan Pembelajaran Plus Aplikasinya, 2014,
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, hlm. 45.
2
Rusydi Amanda, Perencanaan Pembelajaran, 2019, Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), hlm. 108.
3
Helmiati, Model Pembelajaran, 2012, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, hlm. 57.
4
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, 2011, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, hlm 168.
5
Rusydi Amanda, Op Cit, hlm. 109.

3
menyajikan materi ajar kepada siswa-siswi dalam proses belajar. Adapun
metode yang digunakan tersebut adalah untuk mempermudah mencapai tujuan
pendidikan.

C. Metode Pembelajaran Bahasa Arab


Muhammad Ali Al-Khauli menjelaskan bahwa secara umum metode
pembelajaran bahasa Arab terbagi menjadu empat macam, yakni (1) thariqatul
qawaid wa tarjamah, (2) thariqatul mubasyarah (metode langsung), (3)
thariqatul syamsiyah syafawiyah, (4) thariqatul intiqaiyah.6
Pada pembahasan kali ini, pemakalah hanya membahas dua metode
pembelajaran dalam bahasa Arab yaitu thariqattul qawaid wa tarjamah dan
thariqatul mubasyarah.
1. Thariqah Qawaid wa Tarjamah
Metode qawaid watarjamah merupakan metode pembelajaran yang
paling klasik. Tetapi walau dikatakan sebagai metode klasik, metode ini
merupakan metode paling ideal, karena merupakan penggabungan dari
metode grammatical dan translation.
Dengan menggunakan metode qawaid watarjamah, kedua-duanya
dilakukan secara bersama-sama, atau serentak. Artinya materi gramatika
qawaid terlebih dahulu diajarkan dan kemudian pelajaran menerjemah,
pelaksanannya sejalan.
Menurut Acep Hermawan, metode qawaid wa tarjamah memiliki
beberapa karakteristik, yaitu:
a. Ada kegiatan disiplin mental dan pengembangan intelektual dalam
belajar bahasa dengan banyak penghapalan, dan memahami fakta-
fakta.
b. Ada penekanan pada kegiatan membaca, mengarang dan terjemahan.
Sedangkan kegiatan menyimak dan berbicara kurang diperhatikan.

6
Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 2013,
Bandung: Alfabeta, hlm. 213.

4
c. Unit yang mendasar ialah kalimat, maka perhatian lebih banyak
dicurahkan kepada kalimat, sebab kebanyakan waktu para pelajar
dihabiskan oleh aktivitas terjemahan kalimat-kalimat terpisah.
d. Bahasa pelajar sehari-hari (bahasa ibu atau bahasa kedua) digunakan
sebagai bahasa pengatar.7
Pelaksanaan metode qawaid wa tarjamah ini, mula-mula guru
mengajarkan gramatika/kaidah-kaidah bahasa, misalnya mengenali asma,
af’al, atau huruf, barulah kemudian mengajarkan pelajaran menerjemah.
Dengan menggunakan metode ini, ada dua hal yang diuntungkan, yaitu:
a. Pertama, dengan pengetahuan (qawaid dan terjemah) secara
bersamaan, tanpa disadari pengetahuannya menjadi utuh.
b. Kedua, meskipun siswa belum lancar berbicara bahasa asing, tetapi
paling tidak mereka dapat berbahasa asing secara pasif. Artinya
mereka dapat membaca majalah, Koran, dan buku-buku ilmiah
berbahasa Arab lainnya.8
Sebagai sebuah metode pembelajaran bahasa Arab, metode qawaid
watarjamah menurut Ali Al-Khauli (2006) ini memiliki beberapa kelebihan,
di antaranya:
a. Lebih memperhatikan pada keterampilan membaca, keterampilan
menulis, dan keteramilan menerjemah.
b. Menggunakan bahasa ibu sebagai media utama dalam mengajarkan
bahasa yang dimaksud.
c. Sangat memperhatikan aturan nahwu sebagai media untuk
mengajarkan bahasa, sehingga sangat memperhatikan ketepatan
dalam bacaan.
d. Setiap guru yang mengajar masuk pada analisis sintaksis dan
meminta para siswa untuk mengikutinya.
Di samping beberapa kelebihan yang dimilikinya, metode qawaid
watarjamah juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

7
Acep Hermawan, Op Cit, hlm. 172.
8
Heri Gunawan, Op Cit, hlm. 214.

5
a. Mengabaikan kemampuan berbicara, padahal kemampuan ini adalah
kemampuan utama dalam berbahasa.
b. Terlalu banyak menggunakan bahasa ibu, sedangkan bahasa asing
(Arab) yang sedang diajarkan sangat sedikit porsinya, sehingga tidak
memberikan banyak waktu kepada para siswa atau mahasiswa untuk
berlatih.
c. Lebih mengajarkan tentang bahasa bukan mengajarkan berbahasa
atau bukan belajar bahasa itu sendiri.9

2. Thariqah Mubasyirah
Metode langsung (thariqatul mubasyarah) ini muncul sebagai kritikan
dari metode qawaid wa tarjamah. Metode langsung atau dinamakan juga
direct method, merupakan cara menyajikan pelajaran bahasa Arab atau
bahasa asing, di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut
sebagai bahasa pengantar dan tanpa menggunakan bahasa ibu sedikitpun.
Jika ada kalimat-kalimat yang tidak dimengerti, maka guru langsung
menjelaskan dan mempraktekkan dengan menggunakan alat peraga,
mendemonstrasikannya, menggambarkannya dan lain-lain.
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing
tidak sama halnya dengan pengantar ilmu pasti, di mana siswa dituntut
untuk dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir dan mengingat
rumus-rumus tersebut dengan lancar. Tetapi dalam pengajaran bahasa Arab
(bahasa asing) siswa dilatih untuk praktek langsung mengucapkan kata-kata
atau kalimat tertentu. Sekalipun kata atau kalimat tersebut masih asing dan
tidak dipahami.
Pengajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode mubasyirah ini
sama halnya seperti seorang ibu yang mengajarkan bahasa kepada anak-
anaknya yang baru lahir, mula-mula dengan melatih anak-anaknya dan
langsung mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata-kata satu persatu,

9
Heri Gunawan, Ibid, hlm. 214.

6
kata demi kata, bahkan perkalimat dan anak mengikutinya walaupun ia
belum mengerti apa yang diucapkannya tersebut.
Menurut para ahli bahasa, metode mubasyirah ini sangat ramah dan
lebih baik dalam mengajarkan bahasa Arab (bahasa asing) kepada siswa,
karena dengan menggunakan metode ini siswa dapat secara langsung
melatih dirinya atau kemahiran berbahasa (lisan) tanpa menggunakan
bahasa Ibu (lingkungannya). Walaupun pada mulanya terasa sangat sulit
namun metode ini menarik bagi peserta didik.
Secara umum metode langsung (mubasyirah) ini memiliki beberapa ciri
atau karakteristik, diantaranya adalah:
a. Materi pelajaran pada mulanya disampaikan kata demi kata,
kemudian struktur kalimat.
b. Gramatika diajarkan hanya sepintas saja (bersifat sambil lalu) dan
siswa tidak dituntut untuk menghafal rumus-rumus gramatika, tetapi
yang paling utama siswa mampu mengucapkan bahasa asing dengan
baik.
c. Dalam proses pembelajarannya, senantiasa menggunakan alat bantu
(alat peraga), benda tiruan atau dengan menggunakan simbol-simbol
dan gerakan-gerakan tertentu.
d. Setelah masuk kelas siswa benar-benar dikondisikan untuk
menerima dan bercakap-cakap dalam bahasa asing dan dilarang
menggunakan bahasa lain. Dan jika ada yang menggunakannya,
maka biasanya akan diberikan sanksi atau hukuman.
Menurut Muhammad Ali al-khuly secara umum metode langsung
(thariqatul mubasyarh) memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
a. Memberikan banyak waktu untuk melatih keterampilan berbicara.
Hal ini berdasarkan pada prinsip bahwa esensi utama bahasa adalah
berbicara.
b. Menghindari penerjemahan secara langsung, karena menuntut
pendukung metode ini sangat sedikit manfaatnya dan banyak
mengganggu pengajaran bahasa asing sendiri.

7
c. Tidak memberikan dampak kepada bahasa ibu dalam mengajarkan
bahasa asing.
d. Mengaitkan antara kata-kata yang diajarkan dengan objek-objek
yang ditunjuk oleh kata-kata tersebut.
e. Tidak menggunakan analisis nahwu, karena dianggap kurang
berguna (bahkan tidak) dalam mencapai kemahiran berbahasa
(maharah Al Qalam) yang diharapkan.
f. Menggunakan model meniru dan menghafal. Para siswa diberikan
kalimat-kalimat asing, dialog, nyanyian dan lain sebagainya untuk
minat memantapkan dalam berbahasa.
Sementara itu menurut Ahmad izzan, metode langsung memiliki tingkat
efektivitas, karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, di antaranya
yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat menyebutkan dan
mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh
gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan bermacam-
macam media pembelajaran yang menyenangkan.
b. Karena biasanya dengan menggunakan metode ini guru mengajukan
kata-kata dan kalimat yang sederhana yang dapat dimengerti siswa
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat dengan mudah
menangkap simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh guru
seperti kalamun, kitabun, maktabun dan yang lainnya.
c. Metode ini relatif banyak menggunakan alat peraga, maka dengan
menggunakan metode ini dapat membangkitkan minat siswa dalam
berbahasa Arab (bahasa asing) sehingga jika sudah merasa tertarik
maka pelajaran tidak dianggap sulit.
d. Siswa memperoleh pengalaman langsung dan praktis, meskipun
pada awalnya kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan
dipahami sepenuhnya.
e. Siswa menjadi terlatih dalam pengucapan bahasa asing, jika
mendengar ucapan yang semula sering didengar dan diucapkan.

8
Selain dari beberapa kelebihan yang dimilikinya, metode langsung ini
juga memiliki kekurangan, diantaranya adalah:
a. Hanya mencukupkan diri pada keterampilan berbicara, tidak
memperhatikan keterampilan berbahasa yang lainnya.
b. Tidak menggunakan bahasa Ibu seperti bahasa pengantar, sehingga
banyak menghabiskan tenaga dan waktu.
c. Menjauhkan para siswa dari pengetahuan nahwu Yang merupakan
elemen penting dalam menyusun kalimat.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan oleh guru dalam
menyajikan materi ajar kepada siswa-siswi dalam proses belajar. Adapun
metode yang digunakan tersebut adalah untuk mempermudah mencapai tujuan
pendidikan.
Secara umum metode pembelajaran bahasa Arab terbagi menjadu empat
macam, yakni thariqatul qawaid wa tarjamah, thariqatul mubasyarah,
thariqatul syamsiyah syafawiyah, dan thariqatul intiqaiyah.
Metode qawaid watarjamah (grammatical and translation) merupakan
metode pembelajaran yang paling klasik, oleh karena itu dinamai juga dengan
metode taqlidiyah. Tetapi walau dikatakan sebagai metode klasik, metode ini
merupakan metode paling ideal, karena merupakan penggabungan dari metode
grammatical dan translation. Metode ini lebih menekankan pada analisa tata
bahasa, penghapalan kosa kata, penerjemahan wacana, dan latihan menulis.
Metode langsung (thariqatul mubasyarah) ini muncul sebagai kritikan dari
metode qawaid wa tarjamah. Metode langsung yaitu cara menyajikan pelajaran
bahasa Arab, di mana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut
sebagai bahasa pengantar dan tanpa menggunakan bahasa ibu sedikitpun. Jika
ada kalimat-kalimat yang tidak dimengerti maka guru mempraktekkan atau
menjelaskan dengan menggunakan alat peraga, mendemonstrasikannya,
menggambarkannya, dan lain sebaigainya. Metode ini lebih menekankan pada
kemampuan siswa dalam berbicara menggunakan bahasa Arab (bahasa asing).

B. Saran
Apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekuranagan, maka penulis
sarankan pembaca untuk mengkritik makalah yang penulis susun. Kritik dan
saran yang membangun sangat penting untuk pembuatan makalah yang lebih
baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Rusydi. 2019. Perencanaan Pembelajaran. Medan: Lembaga Peduli


Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Gunawan, Heri. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung: Alfabeta.
Helmiati. 2021. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mukrimah, Sifa Siti. 2014. 53 Metode Belajar dan Pembelajaran Plus
Aplikasinya. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai