Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH METODE BERNYANYI DALAM MENINGKATKAN

KOSAKATA BAHASA ARAB DI KELAS VIII MTs. KHA. WAHID


HASYIM BANGIL

Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Metode Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu :

Ahmad Sholihuddin M.Pd

Disusun Oleh :

Shinta Dewi Putri (20203029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki peran tinggi dalam agama
Islam, karena bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi yang berkaitan
dengan Islam. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari
di Indonesia, tidak hanya dalam pondok pesantren, melainkan juga pada
sekolah formal baik negeri maupun swasta.
Dalam proses pembelajaran bahasa asing, kosakata merupakan aspek
penting dari semua aspek bahasa asing yang harus dikusai peserta didik.
Ahmad Fuad Effendi menyatakan: “Kosakata merupakan salahsatu unsur
bahasa yang harud dkuasai oleh pembelajar bahasa asing untuk
memperoleh kemahiran berkomunikasi dngan bahasa tersebut”.1 Namun
demikian, banyak pelajar bahasa Arab yang belum menguasai kosakata
bahasa Arab dengan baik. Diantaranya mereka masih belum mampu
mengucapkan dan menuliskan dengan benar, sulit memahamii makna kata
bahasa Arab dalam konteks kalimat yang benar, dan beranggapan sulitnya
mempelajari bahasa Arab.
Berdasarkan dengan beberapa uraian diatas perlu adanya suatu metode
sebagai pembangkit saat pembelajaran yakni berupa metode pembelajaran
yang memudahkan para peserta didik untuk menghafal mufrodat secara
mudah dan tidak membosankan. Salah satu metode tersebut yakni
bernyanyi. Metode bernyanyi ini sangat cocok digunakan berlatih untuk
meningkatkan kemampuan bahasa Arab siswa, terutama untuk
meningkatkan hafalan mufrodat siswa. Selain itu juga dapat digunakan
sebagai permainan pembelajaran.
Metode ini memicu kesiapan dan adaptasi seorang siswa dalam
aktivitas pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa memiliki kesempatan
yang sama untuk menjawab pertanyaan atau melakukan instruksi dari guru
sewaktu-waktu apabila guru membuat permainan menggunakan lagu dan
siswa ditunjuk untuk menjawab pertanyaan saat berlangsungnya
permainan dan pembelajaran. Sehingga, dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam berbahasa Arab.

1 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : Misykat 2009),
cet.ke-4, h.120
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada Latar Belakang diatas dapat diidentikasikan
masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Banyak siswa yang menganngap bahwa bahasa Arab merupakan


pelajaran yang sulit.
2. Siswa kurang aktif saat pembelajaran bahasa Arab berlangsung.
3. Kurangnya metode dan permainan pendidikan dalam mengajar bahasa
Arab khususnya penguasaan mufrodat (kosakata dalam Bahasa Arab).
4. Kurangnya pemerolehan mufrodat yang dikuasai oleh siswi MTs.
KHA. Wahid Hasyim Bangil

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, permasalahan yang dihadapi
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keefektifan pemerolehan kosa kata bahasa Arab dengan
menggunakan metode bernyanyi?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII MTs. KHA. Wahid Hasyim
Bangil terhadap pemerolehan kosakata bahasa Arab dengan metode
bernyanyi?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas VIII MTs. KHA.
Wahid Hasyim Bangil dalam pemerolehan kosakata menggunakan
metode bernyanyi.
2. Untuk mengetahui pengaruh metode bernyanyi dalam kemampuan
pemerolehan kosa katabahasa Arab siswa kelas VIII MTs. KHA.
Wahid Hasyim Bangil.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk menggambarkan penerapan metode bernyanyi dalam
pembelajaran bahasa Arab di MTs. KHA. Wahid Hasyim Bangil.
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat:
1) Bagi Penulis
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh serta untuk
menambah pengalaman.
2) Bagi Guru
Sebagai masukan dalam menentukan pembelajaran kosa kata bahasa
Arab dengan menggunakan metode bernyanyi.
3) Bagi Sekolah
Sebagai tambahsn informasi kepustakaan sekolah terkait metode
bernyanyi dalam bahasa Arab.
4) Bagi Siswa
Sebagai bekal pengetahuan siswa agar lebih baik dalam meingkatkan
minat belajar bahasa Arab.

F. Kajian Pustaka
Kajian pustaka sering disebut sebagai kerangka teoritik yang
mengungkapkan teori-teori relevan dengan masalah penelitian. Berikut
penulis kemukakan teori-teori yang relevan tentang metode bernyanyi
dalam pembelajaran kosa kata bahasa Arab.
Metode adalah cara yang biasa digunakan dalam bekerja untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan. Metode adalah syarat untuk mencapai
tujuan, tanpa metode yang baik tidak mungkin dapat mencapai tujuan
dengan benar. Ada beberapa alasan mendasar, mengapa metode sangat
diperlukan, yaitu:
1. Untuk mencapai tujuan dengan baik.
2. Untuk mencapai efinisi dan efektifitas.
Pembelajaran adalah proses interaksi anatara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada sebuah lingkungan belajar.
Jurnal dengan judul Penerapan Metode Bernyanyi Dalam
Meningkatkan Penguasaan Mufrodat Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
di Raodhatul Athfal yang ditulis oleh Ridwan dan A. Fajar Awaludin
(2016) Mahasiswa STAI Al-Gazali Bone, IAIN Bone. Menjelaskan bahwa
keunikan metode bernyanyi sebagai penunjang pengembangan bakat dan
keterampilan peserta didik dalam pemerolehan kosakata. Karena dnegan
itu peserta didik lebih mudah menguasai kosakata serta menumbuhkan
seamngat dalam belajar.
Jurnal dengan judul Penggunaan Teknik Bernyanyi Untuk
Meningkatkan Penguasaan Kosa-Kata Bahasa Arab Pada Anak Usia Dini
yang ditulis oleh Khoirotun Ni’mah Mahasiswa Universitas Islam Darul
Ulum Lamongan. Menjelaskan bahwa dengan menggunakan teknik
bernyanyi siswa lebih banyak menguasai kosakata dibandingkan dengan
menggunakan teknik drill. Dan teknik bernyanyi merupakan solusi
alternatif untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab karena
dengan itu mereka bisa menerapkan belajar sambil bernyanyi atau
bernyanyi sambil belajar.
Dalam skripsi dengan judul Efektivitas Teknik Bernyanyi Dalam
Pembelajaran Mufrodat Siswi Kelas I’dad Di Madrasah Diniyah Nurul
Ummah Putri Kotagede Yogyakarta yang ditulis oleh Eni Widyastuti
(2016). Menjelaskan bahwa dengan menggunakan teknik bernyanyi dalam
pembelajaran bahasa Arab khususnya mufrodat akan memudahkan guru
dalam menyampaikan materi dan menciptakan suasana belajar mengajar
yang menyenangkan.
Dalam skripsi dengan judul Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa
Kata Bahasa Arab Santriwan-Santriwati Kelas Umar Bin Khatab TPA
Masjid Pngeran Diponegoro Yogyakarta yang ditulis oleh Sulih Prasetya
(2010). Menjelaskan bahwa menyanyi sebagai metode untuk pembelajaran
kosakata bahasa Arab dapat meningkatkan kemampuan untuk menambah
kosakata baru dan memahaminya dengan hasil: dapat mengerjakan soal
evaluasi dengan baik dan mengalami peningkatan, dapat membuat santri
semangat dan tertarik dalam belajar sehingga tidak takut untuk mengikuti
pelajaran bahasa Arab, dan santri dapat lebih mudah menghafal dan
memahami kosakata bahasa Arab baru.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pembelajaran Bahasa Arab
A. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab (Kosa Kata)
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang merupakan usaha untuk
memperoleh pemahaman ilmu. Menurut Slameto belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperaoleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan.2 Belajar adalah sutau kegiatan
proses dan merupakn unsur yang sangat fundamental dalam
menyelenggarakan jenis dan jenjang pendidikan.
Pembelajaran adalah suatu proses yangdilakukan oleh guru dalam
membimbing, membantu dan mengarahkan siswa agar memiliki
pengalaman belajar pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat serta pembentukan dan kepercayaan terhadap siswa.
Dengan katalain adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.3 Pembelajaran bahasa diperlukan agar seseorang dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar kepada sesamanya dan
lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan.
Tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah untuk menguasai ilmu
bahasa dan kemahiran berbahasa Arab, seperti Muthola’ah, Muhadatsah,
Insya’, nahwu, dan shorof, sehingga memperoleh kemahiran berbahasa
meliputi empat aspek kemahiran, yaitu: mendengar, membaca, menulis,
dan berbicara.
Kemahiran mendengar merupakan proses mengubah bunyi (bahasa)
menjadi suatu bentuk makna. Kemahiran membaca merupakan kemahiran
berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima informasi dari orang lain
dalam bentuk tulisan. Kemahiran menulis yaitu kemahiran yang sifatnya
menghasilkan atau menyampsiksn informasi kepada pembaca dalam
bentuk tulisan. Dan kemahiran berbicara yaitu kemahiran yang bersifat
produktif, memproduksi atau mentransmidikan informasi kepada orang
lain dalam bentuk bunyi kebahasaan sebagai proses transformasi bentuk
bunyi bahasa menjadi wujud tuturan.
Dalam ajaran Islam pun pembelajaran bahasa Arab merupakan salah
satu komponen penting. Tujuannya yakni:
1. Siswa dapat memahami bahasa Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber
ajaran islam.
2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
1995), h. 2
3 M. Khalilulloh, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo,
2009), h. 3
2. Siswa dapat memahami buku-buku agama dan kebudayaan islam yang
ditulis dalam bahasa Arab.
3. Siswa mempunyai kedisplinan dalam berfikir serta berbahasa.
4. Siswa mempunyai kemampuan dalam menggunakan bahasa Arab
untuk peningkatan keahlian intelektual, emosional, dan bersosial.
5. Siswa memperhitungkan serta mengembangkan sastra Arab menjadi
khazanah budaya intelektual.
Mempelajari suatu bahasa tidak akan lepas dengan pembelajaran
kosakata (mufrodat), sebagimana dengan pengertian kosakata adalah
bagian penting dalam pembelajaran bahasa itu sendiri. Meskipun ada
banyak perbedaan dalam cara pengajarannya, cara penyajiannya,
pengertiannya, bahkan arti bahasanya beserta tujuan pengajarannya.
Namun keseluruhan tersebut menunjukkan bahwa kosakata (mufrodat)
sangat berperan penting dalam penunjang kemampuan berbahasa.
Tujuan pembelajaran kosakata adalah:
1. Memperkenalkan kosakata baru pada siswa, baik melalui lisan maupun
tulisan.
2. Melatih siswa dalam hal pelafalan kosakata baru dengan baik dan
benar.
3. Memahami makna kosakata, secara detonasi atau leksikal maupun
ketika digunakan dalam konteks kalimat.
4. Mampu mengekspresikan kosakata dalam ekspresi lisan maupun
tulisan.
Pembelajaran kosakata (mufrodat) tidak hanya mengajarkan siswa
untuk menghafal kosakata, namun siswa juga harus mampu menguasainya
agar melancarkan kegiatan berkomunikasi dengan bahasa, karena
peningkatan kemampuan berbahasa dimulai dengan peningkatkan
penguasaan kosa taka secara bertahap. Siswa mampu menguasi kosakata
jika sudah mencapai beberapa indikator, yaitu:
a. Siswa mampu menerjemahkan kosakata dengan baik dan benar.
b. Siswa mampu meniru/melafalkan kosakata dan menulisnya kembali
dengan baik dan benar.
c. Siswa mampu menyusun kalimat dengan benar, baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan.
B. Metode Pembelajaran KosaKata
Kosakata (mufrodat) merupakan tutur, ujar atau bunyi yang
mengandung arti. Menurut ahli bahasa, kosakata merupakan salah satu
komponen bahasa yang paling penting, dan komponen kedua yakni
membaca pemahaman.4
Dalam metode pembelajaran kosakata, yang dapat digunakan antara
lain yaitu metode lansung, metode meniru dan menghafal, metode
membaca, metode gramatikal tarjamah, metode dengan menggunakan
media kartu bergambar dan alat peraga serta pembelajaran dengan lagu
atau menyanyi Arab.
Tahapan dan teknik-teknik pembelajaran kosakata atau pengalaman
peserta didik dalam mengenal dan memperoleh kata,5 sebagai berikut:
1. Mendengarkan kata. Merupakan tahap awal yakni dengan
memberikan siswa kata-kata atau susunan kalimat dalam media
lain untuk didengarkan. Jika unsur bunyi suatu kata sudah
dikuasai oleh siswa, maka kedepannya siswa akan mampu
mendengarkan dengan benar.
2. Mengucapkan kata. Pada tahap ini, guru meminta siswa untuk
mengucapkan kata atau kalimat yang telah mereka dengar,
sehingga siswa dapat lebih mudah mengingat kata tersebut dalam
waktu yang lebih lama.
3. Mendapatkan makna kata. Tahap ini, guru menyajikan konteks
kalimat, definisi sederhana, media gambar, persasmaan atau
lawan kata, menunjukkan benda asli atau benda yang
menyerupainya, peragaan gerak tubuh, dan terjemah alternatif
terakhir bila kata-kata memang sulit untuk dipahami siswa.
4. Membaca kata. Setelah mendengar, mengucapkan, dan
memahami kosakata baru, guru menulis di papan tulis, kemudian
menyuruh siswa untuk membacanya.
5. Menulis kata. Penguasaan siswa akan sangat membantu jika siswa
diminta untuk menulis kata-kata yang telah dipelajarinya

4 Sri Utami Subyako Nababan, Metodologi Pengajara Bahasa Arab, (Jakarta: Gramedia.
1997), hal. 9
5 A. Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2005), hal. 96
mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan
siswa.
6. Membuat kalimat. Yakni merupakan tahap terakhir dalam
pembelajaran kosakata.
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kosakata tersebut
tentunya dapat dijadikan sebagai acuan para pengajar bahasa asing,
khususnya bahasa Arab, walaupun tidak semua kata baru harus dikenalkan
menggunakan prosedur diatas.
Dengan begitu, guru meminta siswa untuk membuat kalimat dengan
menggunakan kosakata yang baru, dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Pembelajaran mufrodat dapat terealisasikan secara sempurna, jika:
a. Mengucapkan mufrodat dengan baik dan benar
b. Memahami makna mufrodat.
c. Menggunakan mufrodat dalam bentuk bahasa yang benar.
d. Menggunakan kata yang sesuai dalam bentuk yang sesuai pula.
e. Ejaan dan penulisannya benar.
f. Mengetahui metode pengasalan kata mufrodat.

C. Media Pembelajaran Kosa Kata


Media memiliki beberapa keunggulan diantaranya dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi bahan ajar sekaligus
dapat memotifasi peserta didik. Adanya kesesuaian dalam menggunakan
strategi pembelajaran kosakata bahasa Arab dengan harapan
pembelajarannya bisa terarah.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran masih sangat kurang,
sebagian besar sarana yang digunakan terlalu monoton seperti media buku
dan koran yang digunakan secara terus menerus dan hanya berpusat pada
guru. Dengan begitu, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya
yakni dengan menggunakan berbagai sarana yang bervariatif. Salah
satunya yakni media berbasis audiovisual. Pada dasarnya, media audio
visual akan mempermudah penyajian materi pembelajaran, meningkatkan
motivasi belajar siswa dan mengatasi keterbatasan ruang dan waktu siswa.
Chee & Wong menyatakan bahwa untuk melihat kualitas multimedia
dengan meninjau 3 karakteristik, yakni:
1. Kenyamanan. Materi yang disampaikan harus sesuai dengan
karakteristik siswa, sekolah, dan kurikulum.
2. Akurasi dan kekelasan. Agar menjari materi yang jelas, efektif, akurat,
dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
3. Desain.
a. Animasi. Menggunakan animasi yang sesuai yang dapat menarik
minat siswa untuk mempelajari materi yang diberikan.
b. Suara. Kualitas suara musik dapat mendukung keadaan belajar agar
menyenangkan dan terasa bahagia.
D. Evaluasi Pembelajaran Kosa Kata
Setelah guru melaksanakan proses pembelajaran, maka untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam pemahaman materi dengan
menlakukan penilaian. Tujuan penilaian pendidikan adalah untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi yang disampaikan.
Evaluasi atau penilaian pendidikan dilakukan untuk mengumpulkan bukti
atau informasi mengenai pencapaian tujuan yang dicapai melalui kegiatan
atau program pendidikan. Kosakata yang dipilih harus mencakup katakata
yang sering dipakai agar hal tersebut dapat membantu siswa mengenalnya.
2. Metode Menyanyi
A. Pengertian Metode Menyanyi
Bernyanyi adalah suatu tindakan vokal untuk menghasilkan musik
dengan menggunakan suara dan menambah nada yang berkelanjutan dalam
penggunaannya. Bernyanyi ialah salah satu kegiatan yang sangat disukai
sebagian besar masyarakat terutama bagi kalangan anak. 6 Jadi, metode
bernyanyi yang dimaksud peneliti adalah taktik atau sarana untuk
mencapai tujuan dengan cara menciptakan suasana yang lebih menarik dan
menyenangkan dengan bernyanyi. Dengan bernyanyi akan memudahkan
siswa dalam mengenal dan dapat membantu siswa dalam menghafalkan
kosakata bahasa Arab.
B. Manfaat Metode Menyanyi
Manfaat menyanyi yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab
antara lain:
a. Dengan musik, akan membantu anak-anak untuk mendengarkan,
mengingat, menghafal, dan menghasilkan suatu bahasa.
b. Meningkatkan kemampuan berbahasanya, kemampuan berekspresi
dan kelancaran berkomunikasi.
c. Memperbaiki pelafalan kata-kata bahasa Arab

6 Ajeng Yusriana, Cara-cara menjadi guru PAUD yang disukai Anak-anak, (Yogyakarta:
Diva Press, 2012), h. 124
d. Menyiapkan landasan untuk mengembangkan bahasa dinamika suara
e. Mengenalkan suara sebagai alst pembelajaran.
f. Mengajarkan cara berkomunikasi non-verbal.
g. Sebagai pengantar membantu siswa dalam mengembankan kosakata
serta mempelajari cara-cara baru untuk mengekspresikan diri.
Adapun bernyanyi dapat dilakukan dalam dua bentuk, yakni:
1. Bernyanyi aktif, siswa ikut bernyanyi baik secara mandiri ataupun
bersama-sama.
2. Bernyanyi pasif, siswa hanya mendengarkan suara nyanyian atau
musik dan menikmatinya tanpamempraktekkannya secara langsung.
Dengan kegiatan bernyanyi, baik aktif maupun pasif, anak dapat
merasa senang dan bahagia.
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bernyanyi
Adapun kelebihan teknik menyanyi, diantaranya:
a. Memperkaya juga menambah sumber belajar bagi guru dan siswa.
b. Melibatkan seluruh siswa untuk berpartisipasi dan mempunyai
kesempatan memajukan kemampuannya ralam bekerja sama.
c. Pembelajaran lebih menarik dan konkret, sehingga dapat
meningkatkan imajinasi siswa dan mengembangkan kretaifitasnya.
d. Membantu guru dalam upaya pengembangan pendidikan karakter,
yaitu nilai karakter bersahabat/komunikatif karena terjadi interaksi
yang baik antar warga kelas.
e. Bernyanyi harus menyediakam konsep yang dapat diselidiki oleh
setiap anak melalui pengalaman praktik langsung untuk objek nyata
bagi siswa untuk menilai dan memanipulasinya.
f. Guru dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksikan
apa yang telah diketahuinya.
g. Meningkatkan kemandirian dan harga diri yang positif.

Adapun beberapa kekurangan dalam teknik menyanyi antara lain:

a. Hasilnya kurang efektif pada anak yang pendiam dan tidak suka
menyanyi.
b. Memakan banyak waktu.
c. Keadaan suasana kelas yang ramai, bisa mengganggu kelas lain.
d. Sulit digunakan dalam kelas yang kapasitasnya banyak dan ruang yang
cukup besar.
e. Hanya mengembangkan kecerdasan musik saja.

D. Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Bahasa Arab di MTs. KHA.


Wahid Hasyim Bangil
Dengan pembelajaran bahasa Arab menggunakan teknik bernyanyi
sangat membantu siswa dalam menghafal kosakata dalam bahasa Arab.
Hal tersebut dapat dilihat dalam penghafalan nyanyian yang mana lirik
lagunya diganti dengan kosakata bahasa Arab. Dengan bernyanyi akan
membuat suasana belajar menjadi riang dan bergairah sehingga
perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih optimal.
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, langkah awal yang harus
dilakukan oleh guru adalah mengarahkan pada siswa isi dan maksud
nyanyian yang akan diajarkan melalui tanya jawab. Kemudian siswa
meniru menyanyikan nyanyian yang pendek secara keseluruhan secara
kalimat dengan kalimat.
Adapun langkah-langkah pelaksanaannya, antara lain:
a. Guru membicarakan isi nyanyian yang akan diajarkan.
b. Guru menyanyikan lagu secara keseluruhan sebanyan dua kali atau tiga
kali.
c. Guru dan siswa menyanyiak lagu secara bersama-sama.
d. Guru dan siswa menyanyiakn lagu dengan bersenandung.
e. Guru membacakan syair baris demi baris dan diikuti oleh siswa.
f. Guru memperjelas kata-kata yang sukar.
g. Guru dan siswa menyanyikan lagu secara bersama-sama.
h. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang mau menyanyikan
sendiri atau dengan beberapa temannya untuk maju ke depan kelas.
i. Guru memberi bimbingan, dorongan pada siswa yang merasa kesulitan.
j. Guru dan siswa menyanyikan lagu lain sebagai selingan.
k. Guru dan siswa menyanyikan kembali lagu tersebut.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah, apabila
peneliti telah mendalami permasalahan suatu penelitiannya dengan
seksama serta menetapkan anggapa dasar , lalu membuat sebuah teori
sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran).
Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan
hipotesisnya.
Hipotesis dari penelitian ini terdepat perbedaan hasil belajar antara
siswa kelas VIII A (kelas Kontrol) dan siswa kelas VIII B (kelas
eksperimen). Kelas VIII B (Kelas eksperimen) memiliki nilai lebih unggul
setelah dilakukan eksperimen dalam penerapan metode menyanyi dalam
Pembelajaran Bahasa Arab. Walaupun perbedaan tersebut tidak terlalu
signifikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII-B MTs. KHA. Wahid
Hasyim Bangil yang bertempat di Jl. Tongkol No. 32B Dermo, Kecamatan
Bangil, Kab. Pasuruan, Jawa Timur. Adapun waktu peneltian yakni pada
bulan Desember 2022 dengan menyesuaikan dengan jadwal mata pelajaran
bahasa Arab di kelas VIII MTs. KHA. Wahid Hasyim Bangil.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu
jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian
terbentuk. Penelitian kuantitatif juga dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, mengumpulkan data dengan
menggunakan instrumen penelitian, menganalisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan atribut atau sifat atau nilai orang,
objek ataupun kegiatan yang mempunyai variasi tertent yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini terdapat beberapa variabel, antara lain:

1) Variabel Independent: variabel independent bisa disebut juga


sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian
ini adalah Pengaruh Metode Bernyanyi.
2) Variabel dependen: variabel dependent bisa disebut juga sebagai
variabel terikat, yang merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Ada pendapat
yang mengatakan variabel terikat adalah variabel yang menjadi
perhatian utama (sebagai faktor yang berlaku dalam pengamatan)
sekaligus sebagai sarana penelitian. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Pemerolehan Kosa Kata.
D. Metode Penentuan Populasi dan Sempel
1. Populasi
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah siswa kelas
VIII MTs. KHA. Wahid Hasyim Bangil. Kelas VIII yang terdiri dari 2
kelas yang berjumlah 55 siswa, dengan rincian kelas VIII-A yang
terdiri dari 29 siswa, dan kelas VIII-B yang terdiri dari 26 siswa.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII.
Dari kedua kelas tersebut, kelas VIII-A dijadikan sebagai kelas kontrol
dan kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua macam instrumen, yaitu media
pembelajaran dan tes. Media pembelajaran digunakan untuk penunjang
ketika pembelaran, sedangkan tes dijadikan merupakan tolak ukur untuk
mengetahui kemampuan siswa selama tes, siswa dituntut untuk menguasai
materi sehingga mampu menjawab soal yang diutarakan secara lisan.
F. Metode Analisis Data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, maka analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data
statistik.
1. Pengkajian Asumsi
Pengkajian asumsi atau uji prasyarat analisis digunakan sebelum
melakukan pengujian hipotesis. Pengujian prasyarat analisis yang
digunakan yaitu uji random, uji homogenitas, dan uji normalitas. Uji
random dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa yang digunakan
dalam penelitian dipilih secara random (acak) atau ditentukan
berdasarkan prestasi. Berdasarkan uji random, dapat disimpulkan
bahwa siswa yang digunakan dipilih secara acak karena hanya
diurutkan berdasarkan abjad bukan berdasarkan prestasi. Uji
homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil dari populasi memiliki varians yang sama dan tidak
menunjukkan perbedaan satu sama lain. Akan tetapi, karena
keterbatasan waktu maka uji homogenitas ini tidak dilakukan. Uji
normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dalam penelitian mempunyai sebaran distribusi normal atau
tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji
statistik parametrik.
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2014) terdapat beberapa teknik yang
dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain dengan
Kertas Peluang dan Chi Kuadrat. Uji normalitas pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode Chi Kuadrat (x2) Pengujian
normalitas data menggunakan Chi Kuadrat dilakukan dengan cara
membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel.
Adapun rumus dari Chi Kuadrat adalah:

x
Keterangan: fo = frekuensi
yang diobservasi x2 = Chi
Kuadrat fh = frekuensi yang
diharapkan
2. Penetapan Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini langkah teknik analisis data yang dilakukan
yaitu uji beda. Uji beda yang digunakan yaitu menggunakan metode
parametris dengan syarat data harus berdistribusi normal. Teknik uji
yang digunakan adalah teknik uji t (t-test). Menurut Sutrisno Hadi t-
test kerap kali digunakan dalam eksperimen-eksperimen yang
menggunakan sampel- sampel yang berkorelasi. Yang dimaksud
dengan sampel-sampel yang berkorelasi tidak lain dan tidak bukan
adalah sampel- sampel yang sudah disamakan salah satu variabelnya
(mungkin juga dua tiga variabelnya atau lebih).
Dalam penelitian ini, uji t yang digunakan untuk pengujian adalah
uji t kelompok terpisah (n1 ≠ n2) karena untuk membandingkan ẍ
(mean) dari kelompok, yaitu dua kelompok yang berbeda
(membandingkan kelas kontrol dengan kelas eksperimen).
Rumus dari uji t kelompok terpisah yaitu:

t=
Keterangan:
ẍ1 = rata-rata sampel
1 ẍ2 = rata-rata
sampel 2 n1 = jumlah
sampel 1 n2 = jumlah
sampel 2 JK1 = jumlah
kuadrat 1 JK2 =
jumlah kuadrat 2

Rumus untuk mencari kuadrat adalah:

JK =
Keterangan:
x2 = nilai/skor kuadrat sampel
x = nilai/skor sampel
n = jumlah sampel

J. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik


kesimpulan bahwa dengan adanya metode bernyanyi dapat meningkatkan
keaktifan dan keefektifan menghafal dan menambah mufrodat bahasa arab
kelas VIII MTs. KHA. Wahid Hasyim Bangil tahun ajaran 2022/2023.
Melalui metode beryanyi ini dapat meningkatkan keefektifan
belajar siswa, setiap murid akan merasa lebih semangat dan senang dalam
belajar bahasa Arab, momok yang awalnya menunjukkan bahwasanya
Bahasa Arab adalah bahasa yang sulit menjadi lebih terkurangi dengan
metode ini karena metode ini adalah metode yang melibatkan semua
peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran.
Respon siswa kelas VIII MTs. KHA. Wahid Hasyim Bangil baik
dan lebih aktif saat terlaksanannya penerapan metode pembelajaran
bernyanyi, yang mana bernyanyi menjadi salah satu metode pendorong
yang memberikan suasana keceriaan dan mengurangi kebosanan saat
belajar. Selain itu, metode ini memberikan manfaat yang sama seperti
tujuan awal yakni menambah kosa kata dengan cara menghafal yang
mudah. Begitu pula dengan interaksi antar siswa yang terlihat lebih
kompak karena terbawa suasana yang hidup oleh metode bernyanyi.

Anda mungkin juga menyukai