Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Metode Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : Misykat 2009),
cet.ke-4, h.120
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada Latar Belakang diatas dapat diidentikasikan
masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, permasalahan yang dihadapi
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keefektifan pemerolehan kosa kata bahasa Arab dengan
menggunakan metode bernyanyi?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII MTs. KHA. Wahid Hasyim
Bangil terhadap pemerolehan kosakata bahasa Arab dengan metode
bernyanyi?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas VIII MTs. KHA.
Wahid Hasyim Bangil dalam pemerolehan kosakata menggunakan
metode bernyanyi.
2. Untuk mengetahui pengaruh metode bernyanyi dalam kemampuan
pemerolehan kosa katabahasa Arab siswa kelas VIII MTs. KHA.
Wahid Hasyim Bangil.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk menggambarkan penerapan metode bernyanyi dalam
pembelajaran bahasa Arab di MTs. KHA. Wahid Hasyim Bangil.
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat:
1) Bagi Penulis
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh serta untuk
menambah pengalaman.
2) Bagi Guru
Sebagai masukan dalam menentukan pembelajaran kosa kata bahasa
Arab dengan menggunakan metode bernyanyi.
3) Bagi Sekolah
Sebagai tambahsn informasi kepustakaan sekolah terkait metode
bernyanyi dalam bahasa Arab.
4) Bagi Siswa
Sebagai bekal pengetahuan siswa agar lebih baik dalam meingkatkan
minat belajar bahasa Arab.
F. Kajian Pustaka
Kajian pustaka sering disebut sebagai kerangka teoritik yang
mengungkapkan teori-teori relevan dengan masalah penelitian. Berikut
penulis kemukakan teori-teori yang relevan tentang metode bernyanyi
dalam pembelajaran kosa kata bahasa Arab.
Metode adalah cara yang biasa digunakan dalam bekerja untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan. Metode adalah syarat untuk mencapai
tujuan, tanpa metode yang baik tidak mungkin dapat mencapai tujuan
dengan benar. Ada beberapa alasan mendasar, mengapa metode sangat
diperlukan, yaitu:
1. Untuk mencapai tujuan dengan baik.
2. Untuk mencapai efinisi dan efektifitas.
Pembelajaran adalah proses interaksi anatara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada sebuah lingkungan belajar.
Jurnal dengan judul Penerapan Metode Bernyanyi Dalam
Meningkatkan Penguasaan Mufrodat Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
di Raodhatul Athfal yang ditulis oleh Ridwan dan A. Fajar Awaludin
(2016) Mahasiswa STAI Al-Gazali Bone, IAIN Bone. Menjelaskan bahwa
keunikan metode bernyanyi sebagai penunjang pengembangan bakat dan
keterampilan peserta didik dalam pemerolehan kosakata. Karena dnegan
itu peserta didik lebih mudah menguasai kosakata serta menumbuhkan
seamngat dalam belajar.
Jurnal dengan judul Penggunaan Teknik Bernyanyi Untuk
Meningkatkan Penguasaan Kosa-Kata Bahasa Arab Pada Anak Usia Dini
yang ditulis oleh Khoirotun Ni’mah Mahasiswa Universitas Islam Darul
Ulum Lamongan. Menjelaskan bahwa dengan menggunakan teknik
bernyanyi siswa lebih banyak menguasai kosakata dibandingkan dengan
menggunakan teknik drill. Dan teknik bernyanyi merupakan solusi
alternatif untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab karena
dengan itu mereka bisa menerapkan belajar sambil bernyanyi atau
bernyanyi sambil belajar.
Dalam skripsi dengan judul Efektivitas Teknik Bernyanyi Dalam
Pembelajaran Mufrodat Siswi Kelas I’dad Di Madrasah Diniyah Nurul
Ummah Putri Kotagede Yogyakarta yang ditulis oleh Eni Widyastuti
(2016). Menjelaskan bahwa dengan menggunakan teknik bernyanyi dalam
pembelajaran bahasa Arab khususnya mufrodat akan memudahkan guru
dalam menyampaikan materi dan menciptakan suasana belajar mengajar
yang menyenangkan.
Dalam skripsi dengan judul Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa
Kata Bahasa Arab Santriwan-Santriwati Kelas Umar Bin Khatab TPA
Masjid Pngeran Diponegoro Yogyakarta yang ditulis oleh Sulih Prasetya
(2010). Menjelaskan bahwa menyanyi sebagai metode untuk pembelajaran
kosakata bahasa Arab dapat meningkatkan kemampuan untuk menambah
kosakata baru dan memahaminya dengan hasil: dapat mengerjakan soal
evaluasi dengan baik dan mengalami peningkatan, dapat membuat santri
semangat dan tertarik dalam belajar sehingga tidak takut untuk mengikuti
pelajaran bahasa Arab, dan santri dapat lebih mudah menghafal dan
memahami kosakata bahasa Arab baru.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pembelajaran Bahasa Arab
A. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab (Kosa Kata)
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang merupakan usaha untuk
memperoleh pemahaman ilmu. Menurut Slameto belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperaoleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan.2 Belajar adalah sutau kegiatan
proses dan merupakn unsur yang sangat fundamental dalam
menyelenggarakan jenis dan jenjang pendidikan.
Pembelajaran adalah suatu proses yangdilakukan oleh guru dalam
membimbing, membantu dan mengarahkan siswa agar memiliki
pengalaman belajar pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat serta pembentukan dan kepercayaan terhadap siswa.
Dengan katalain adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.3 Pembelajaran bahasa diperlukan agar seseorang dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar kepada sesamanya dan
lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan.
Tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah untuk menguasai ilmu
bahasa dan kemahiran berbahasa Arab, seperti Muthola’ah, Muhadatsah,
Insya’, nahwu, dan shorof, sehingga memperoleh kemahiran berbahasa
meliputi empat aspek kemahiran, yaitu: mendengar, membaca, menulis,
dan berbicara.
Kemahiran mendengar merupakan proses mengubah bunyi (bahasa)
menjadi suatu bentuk makna. Kemahiran membaca merupakan kemahiran
berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima informasi dari orang lain
dalam bentuk tulisan. Kemahiran menulis yaitu kemahiran yang sifatnya
menghasilkan atau menyampsiksn informasi kepada pembaca dalam
bentuk tulisan. Dan kemahiran berbicara yaitu kemahiran yang bersifat
produktif, memproduksi atau mentransmidikan informasi kepada orang
lain dalam bentuk bunyi kebahasaan sebagai proses transformasi bentuk
bunyi bahasa menjadi wujud tuturan.
Dalam ajaran Islam pun pembelajaran bahasa Arab merupakan salah
satu komponen penting. Tujuannya yakni:
1. Siswa dapat memahami bahasa Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber
ajaran islam.
2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
1995), h. 2
3 M. Khalilulloh, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo,
2009), h. 3
2. Siswa dapat memahami buku-buku agama dan kebudayaan islam yang
ditulis dalam bahasa Arab.
3. Siswa mempunyai kedisplinan dalam berfikir serta berbahasa.
4. Siswa mempunyai kemampuan dalam menggunakan bahasa Arab
untuk peningkatan keahlian intelektual, emosional, dan bersosial.
5. Siswa memperhitungkan serta mengembangkan sastra Arab menjadi
khazanah budaya intelektual.
Mempelajari suatu bahasa tidak akan lepas dengan pembelajaran
kosakata (mufrodat), sebagimana dengan pengertian kosakata adalah
bagian penting dalam pembelajaran bahasa itu sendiri. Meskipun ada
banyak perbedaan dalam cara pengajarannya, cara penyajiannya,
pengertiannya, bahkan arti bahasanya beserta tujuan pengajarannya.
Namun keseluruhan tersebut menunjukkan bahwa kosakata (mufrodat)
sangat berperan penting dalam penunjang kemampuan berbahasa.
Tujuan pembelajaran kosakata adalah:
1. Memperkenalkan kosakata baru pada siswa, baik melalui lisan maupun
tulisan.
2. Melatih siswa dalam hal pelafalan kosakata baru dengan baik dan
benar.
3. Memahami makna kosakata, secara detonasi atau leksikal maupun
ketika digunakan dalam konteks kalimat.
4. Mampu mengekspresikan kosakata dalam ekspresi lisan maupun
tulisan.
Pembelajaran kosakata (mufrodat) tidak hanya mengajarkan siswa
untuk menghafal kosakata, namun siswa juga harus mampu menguasainya
agar melancarkan kegiatan berkomunikasi dengan bahasa, karena
peningkatan kemampuan berbahasa dimulai dengan peningkatkan
penguasaan kosa taka secara bertahap. Siswa mampu menguasi kosakata
jika sudah mencapai beberapa indikator, yaitu:
a. Siswa mampu menerjemahkan kosakata dengan baik dan benar.
b. Siswa mampu meniru/melafalkan kosakata dan menulisnya kembali
dengan baik dan benar.
c. Siswa mampu menyusun kalimat dengan benar, baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan.
B. Metode Pembelajaran KosaKata
Kosakata (mufrodat) merupakan tutur, ujar atau bunyi yang
mengandung arti. Menurut ahli bahasa, kosakata merupakan salah satu
komponen bahasa yang paling penting, dan komponen kedua yakni
membaca pemahaman.4
Dalam metode pembelajaran kosakata, yang dapat digunakan antara
lain yaitu metode lansung, metode meniru dan menghafal, metode
membaca, metode gramatikal tarjamah, metode dengan menggunakan
media kartu bergambar dan alat peraga serta pembelajaran dengan lagu
atau menyanyi Arab.
Tahapan dan teknik-teknik pembelajaran kosakata atau pengalaman
peserta didik dalam mengenal dan memperoleh kata,5 sebagai berikut:
1. Mendengarkan kata. Merupakan tahap awal yakni dengan
memberikan siswa kata-kata atau susunan kalimat dalam media
lain untuk didengarkan. Jika unsur bunyi suatu kata sudah
dikuasai oleh siswa, maka kedepannya siswa akan mampu
mendengarkan dengan benar.
2. Mengucapkan kata. Pada tahap ini, guru meminta siswa untuk
mengucapkan kata atau kalimat yang telah mereka dengar,
sehingga siswa dapat lebih mudah mengingat kata tersebut dalam
waktu yang lebih lama.
3. Mendapatkan makna kata. Tahap ini, guru menyajikan konteks
kalimat, definisi sederhana, media gambar, persasmaan atau
lawan kata, menunjukkan benda asli atau benda yang
menyerupainya, peragaan gerak tubuh, dan terjemah alternatif
terakhir bila kata-kata memang sulit untuk dipahami siswa.
4. Membaca kata. Setelah mendengar, mengucapkan, dan
memahami kosakata baru, guru menulis di papan tulis, kemudian
menyuruh siswa untuk membacanya.
5. Menulis kata. Penguasaan siswa akan sangat membantu jika siswa
diminta untuk menulis kata-kata yang telah dipelajarinya
4 Sri Utami Subyako Nababan, Metodologi Pengajara Bahasa Arab, (Jakarta: Gramedia.
1997), hal. 9
5 A. Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2005), hal. 96
mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan
siswa.
6. Membuat kalimat. Yakni merupakan tahap terakhir dalam
pembelajaran kosakata.
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kosakata tersebut
tentunya dapat dijadikan sebagai acuan para pengajar bahasa asing,
khususnya bahasa Arab, walaupun tidak semua kata baru harus dikenalkan
menggunakan prosedur diatas.
Dengan begitu, guru meminta siswa untuk membuat kalimat dengan
menggunakan kosakata yang baru, dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Pembelajaran mufrodat dapat terealisasikan secara sempurna, jika:
a. Mengucapkan mufrodat dengan baik dan benar
b. Memahami makna mufrodat.
c. Menggunakan mufrodat dalam bentuk bahasa yang benar.
d. Menggunakan kata yang sesuai dalam bentuk yang sesuai pula.
e. Ejaan dan penulisannya benar.
f. Mengetahui metode pengasalan kata mufrodat.
6 Ajeng Yusriana, Cara-cara menjadi guru PAUD yang disukai Anak-anak, (Yogyakarta:
Diva Press, 2012), h. 124
d. Menyiapkan landasan untuk mengembangkan bahasa dinamika suara
e. Mengenalkan suara sebagai alst pembelajaran.
f. Mengajarkan cara berkomunikasi non-verbal.
g. Sebagai pengantar membantu siswa dalam mengembankan kosakata
serta mempelajari cara-cara baru untuk mengekspresikan diri.
Adapun bernyanyi dapat dilakukan dalam dua bentuk, yakni:
1. Bernyanyi aktif, siswa ikut bernyanyi baik secara mandiri ataupun
bersama-sama.
2. Bernyanyi pasif, siswa hanya mendengarkan suara nyanyian atau
musik dan menikmatinya tanpamempraktekkannya secara langsung.
Dengan kegiatan bernyanyi, baik aktif maupun pasif, anak dapat
merasa senang dan bahagia.
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bernyanyi
Adapun kelebihan teknik menyanyi, diantaranya:
a. Memperkaya juga menambah sumber belajar bagi guru dan siswa.
b. Melibatkan seluruh siswa untuk berpartisipasi dan mempunyai
kesempatan memajukan kemampuannya ralam bekerja sama.
c. Pembelajaran lebih menarik dan konkret, sehingga dapat
meningkatkan imajinasi siswa dan mengembangkan kretaifitasnya.
d. Membantu guru dalam upaya pengembangan pendidikan karakter,
yaitu nilai karakter bersahabat/komunikatif karena terjadi interaksi
yang baik antar warga kelas.
e. Bernyanyi harus menyediakam konsep yang dapat diselidiki oleh
setiap anak melalui pengalaman praktik langsung untuk objek nyata
bagi siswa untuk menilai dan memanipulasinya.
f. Guru dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksikan
apa yang telah diketahuinya.
g. Meningkatkan kemandirian dan harga diri yang positif.
a. Hasilnya kurang efektif pada anak yang pendiam dan tidak suka
menyanyi.
b. Memakan banyak waktu.
c. Keadaan suasana kelas yang ramai, bisa mengganggu kelas lain.
d. Sulit digunakan dalam kelas yang kapasitasnya banyak dan ruang yang
cukup besar.
e. Hanya mengembangkan kecerdasan musik saja.
x
Keterangan: fo = frekuensi
yang diobservasi x2 = Chi
Kuadrat fh = frekuensi yang
diharapkan
2. Penetapan Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini langkah teknik analisis data yang dilakukan
yaitu uji beda. Uji beda yang digunakan yaitu menggunakan metode
parametris dengan syarat data harus berdistribusi normal. Teknik uji
yang digunakan adalah teknik uji t (t-test). Menurut Sutrisno Hadi t-
test kerap kali digunakan dalam eksperimen-eksperimen yang
menggunakan sampel- sampel yang berkorelasi. Yang dimaksud
dengan sampel-sampel yang berkorelasi tidak lain dan tidak bukan
adalah sampel- sampel yang sudah disamakan salah satu variabelnya
(mungkin juga dua tiga variabelnya atau lebih).
Dalam penelitian ini, uji t yang digunakan untuk pengujian adalah
uji t kelompok terpisah (n1 ≠ n2) karena untuk membandingkan ẍ
(mean) dari kelompok, yaitu dua kelompok yang berbeda
(membandingkan kelas kontrol dengan kelas eksperimen).
Rumus dari uji t kelompok terpisah yaitu:
t=
Keterangan:
ẍ1 = rata-rata sampel
1 ẍ2 = rata-rata
sampel 2 n1 = jumlah
sampel 1 n2 = jumlah
sampel 2 JK1 = jumlah
kuadrat 1 JK2 =
jumlah kuadrat 2
JK =
Keterangan:
x2 = nilai/skor kuadrat sampel
x = nilai/skor sampel
n = jumlah sampel
J. Kesimpulan