Dosen Pembimbing:
Dr. H. Syuhadak, MA
Disusun Oleh:
Ahmad Fadilah Khomsah (15150112)
Diah Kholilur Rohman (15150
1|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari
komponen-komponen yang berinteraksi dan berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Proses pengajaran ditandai atau diketahui oleh adanya
interaksi antara komponen-komponen pengajaran.
Didalam mempelajari bahasa arab ada empat factor yang harus kita kuasai
dalam mempelajari nya, istima’, kalam, qiraah, dan kitabah. Empat factor ini sangat
berperan penting dalam pembelajaran bahasa arab karena keempat factor inilah yang
akan membantu siswa memahami pembelajran bahasa arab ke ringkat selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2|Page
3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran Istima’.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abdul Wahab Rosyidi. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: (UIN Malang
Press), hal. (62)
2
Hermawan, Asep. 2011. Metodogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: (PT Remaja
Rosdakarya Offset), hal. (130)
3|Page
B. Strategi Pembelajaran Istima’ (Mendengar)
Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena istima’ adalah
sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama dalam
tahapan-tahapan kehidupan.
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran
istima’ adalah sebagai berikut:
a. Harus menjelaskan kepada siswa. Dengan pendek kata, guru diharapkan bisa
meminimalisir kesulitan siswa dalaam memahami teks istima’ dengan cara yang
mudah diterima
b. Siswa mendiskusikan materi yang telah dibacakan dan di akhiri dengan
menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan yang dimaksud
c. Menyuruh siswa untuk membuat ringkasan materi yang telah diterima dan
menyampaikan ringkasan tersebut secara lisaan didepan teman-temannya
d. Mengevaluasi pencapaian siswa dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
secara mendalam serta dekat dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga bisa
bisa dipakai untuk mengukur tingkat kemajuan siswa.3
3
Bisri, M., & Abdul H. 2011. Metode dan Strategi Prmbelajaran Bahasa Arab. Malang:
(UIN-Maliki Press), hal. (83-84)
4
Ibid., hal. (84-85)
4|Page
Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh teknik dan strategi pembelajaran
serta kegiataan yang bisa digunakaan oleh guru untuk latihan dalam pembelajaran
istima’:
a. Guru memilih percakapan yang sesuai dengan tingkat kebahasaan dan jenjang
siswa serta yang bisa menarik perhatian mereka dan menyenangkan mereka
kemudian dibacakan atau diceritakan kepada mereka.
b. Guru menyampaikan cerita yang cocok dan muda bagi siswa, setelah itu siswa
secara bergantiaan mereka diminta menceritakan ulang dengan bahasa siswa
tanpa memperketat penggunaan bahasa yang benar.
c. Guru memberi beberapa perintah dengan satu kali ucapan tanpa diulang lagi
didalam kelas, kemudian meminta sebagian siswa untuk mengulangi perintah
yang disampaikan guru lalu diminta untuk mengerjakannya
d. Guru menyampaikan pesan penting kepada para siswa dengan cara membisikkan
kepada siswa untuk disampaikan kepadaa teman disampingnya, kemudian guru
mengulangi dengan suara keras.
e. Guru memberikan bacaaan saatu tema bacaan pendek dan mudah, setelah itu guru
memberikan pertanyaan seputar isi bacaan yang harus dijawab oleh siswa secara
lisan tanpa membetulkan jawabaan yang salah.
f. Guru menyampaikan satu kata atau dua kata yang tidak cocok dalaam sebuah
kalimat atau dalam beberapa kalimat, kemudian dilanjutkan dengan bertanya
kepada siswa tentang komentar atau pendapat mereka mengenai materi yang telah
mereka dengar.5
1. Fase Pengenalan
Pada fase ini dikenalkan bunyi-bunyi huruf Arab baik yang tunggal maupun
yang sudah disambung dengan huruf-huruf lain dalam kata-kata. Dalam hal ini
guru dituntut untuk memberikan contoh pengucapan bunyi dengan baik dan
benar, lalu diikuti oleh siswa. Akan baik jika menggunakan alat bantu kaset atau
gambar-gambar tentang kata-kata yang dimaksud. Ada beberapa aspek bunyi
yang sampai saat ini terkadang menjadi masalah dalam mempelajari bahasa Arab.
Menurut Hasan dan Suwailih dalam Mudzakarat al-Daurat al-Tarbawiyyah
(1996) diantara aspek-aspek itu adalah:
5
Bisri, M., & Abdul H. 2011. Metode dan Strategi Prmbelajaran Bahasa Arab. Malang: (UIN-Maliki
Press), hal. (85-87)
5|Page
a. Bunyi harakat pendek dan panjang
علم – عامل
b. Bunyi huruf-huruf yang sepintas mirip
ع- أ, ح – ه,س – ص
c. Bunyi huruf-huruf bertasydid
يستقر
ّ ,استقر
ّ , ّيهب,ه ّذب
d. Bunyi alif lam syamsiyyah dan qomariyyah
الكتاب, الرفق,الشيطان
e. Bunyi huruf ber-tanwin
هو تلميذ,هذا كتاب
f. Bunyi huruf-huruf yang di-sukun-kan di akhir kata atau kalimat untuk
meringankan ucapan
يذهب اجلائع,وصل املسافر اليوم6
6
Hermawan, Asep. 2011. Metodogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: (PT Remaja
Rosdakarya Offset). Hal. (131)
7
Ibid., hal. (132)
6|Page
3. Fase Pemahaman Pertengahan
Pada fase ini siswa pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau tertulis.
Sementara kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan pada fase ini adalah:
a. Guru membacakan bacaan pendek atau memutar rekaman. Stelah itu guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi bacaan/ rekaman tersebut.
Dan jawaban siswa bisa berbentuk lisan/ tertulis.
b. Guru memutar rekaman percakapan dua orang penutur asli (al-nathiq al-
ashli). Selanjutnya guru menanyakan isi rekaman itu. Pertanyaan yang
diajukan dalam poin ini lebih mendetail dibandingkan dengan poin a di atas.
Pertanyannya misalnya tentang apa isi percakapan tersebut dan kejadian-
kejadiannya.
c. Guru memutar rekaman percakapan seseorang, misalnya dalam telepon.
Dalam percakapan ini yang terdengar hanya satu orang, sedangkan kata-katan
lawan bicaranya tidak terdengar. Para siswa mendengarkan percakapan ini
dengan seksama, lalu mereka diminta menebak apa apa yang dikatakan lawan
bicaranya itu.8
8
Hermawan, Asep. 2011. Metodogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: (PT Remaja Rosdakarya
Offset). Hal. (133)
7|Page
Yang dimaksud kegiatan di sini adalah kegiatan yang menonjolkan
banyak pembicaraan tentang sesuatu hal, misalnya kegiatan diskusi tentang
permasalahan tertentu, atau obrolan-obrolan dalam situasi nyata. Kegiatan ini
bisa direkam dalam bentuk audio atau audio visual. Akan lebih baik jika
kegitan ini melibatkan penutur asli, setidaknya para siswa dapat
mendengarkan pola-pola kalimat yang dibicarakan secara spontan dan wajar
dalam perilaku berbahasa. Hasil rekaman selanjutnya disajikan di
laboratorium.9
a. Compact Disk
Compact disk merupakan media yang sangat penting dalam pembelajaran
ketrampilan mnyimak, karena benda ini dapat diisi dengan beberapa bentuk
software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru. Sebagai contoh materi
pembelajaran menyimak yang dapat dimasukkan kedalam media ini seperti, film,
drama, pidato, iklan, lagu-lagu atau bentuk siaran lain.
b. Casset Recorder
Casset recorder merupakan media yang sudah lama digunakan dalam
pembelajaran ketrampilan menyimak, akan tetapi media ini hanya terbatas untuk
materi-materi tertentu saja tidak sefleksibel compact disk. Kekurangan media ini
tidak dapat menampilkan dalam bentuk gambar.
c. Peragaan
Peragaan merupakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami
teks yang didengar oleh siswa, disamping itu dapat pula memberikan penguatan
terhadap makna yang terkandung dalam teks tersebut. Peragaan yang dimaksud
adalah: gerakan badan, isyarat, mimik wajah atau bentuk yang lainnya.
d. Permainan Bahasa
9
Hermawan, Asep. 2011. Metodogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: (PT Remaja
Rosdakarya Offset), hal. (134)
8|Page
Ada beberapa permainan bahasa yang dapat digunakan dalam mengajarkan
ketrampilan menyimak sepert: bisik berantai (al-asror al-mutastastil), perintah
bersyarat, siapa yang berbicara (man al-mutahadits), bagaimana saya pergi, dll.
e. Gambar Bersambung
Gambar bersambung merupakan kumpulan gambar yang menunjuk satu
peristiwa yang utuh. Gambar tersebut bisa dalam bentuk kartu yang terpisah, atau
dalam satu lembaran yang utuh. Cara menggunakannya bisa satu-satu atau
sekaligus ditunjukkan kepada siswa.10
10
Abdul Wahab Rosyidi. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: (UIN Malang Press),
hal. (62-64).
9|Page
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keterampilan menyimak (maharah istima’/ listening skill) adalah keterampilan
seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh
mitra bicara atau media tertentu
2. Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena istima’ adalah
sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama
dalam tahapan-tahapan kehidupan
3. Untuk situasi seperti di Indonesia, materi menyimak bahasa Arab bisa disajikan
dalam 4 fase: 1.) Fase Pengenalan, 2.) Fase Pemahaman Permulaan, 3.) Fase
Pemahaman Pertengahan, 4.) Fase Pemahaman Lanjutan
4. Media pembelajaran bahasa yang dapat digunakan untuk mempelajari ketrampilan
ini antara lain sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sholah Abdul Majid al-
Araby (1981: 76) yaitu: 1.) Compact Disk, 2.) Casset Recorder, 3.) Peragaan, 4.)
Permainan Bahasa, 5.) Gambar Bersambung
B. Saran
Mungkin ketika dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan pada
makalah kami, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan mungkin bisa menjadi
revisi dari kekurangan makalah kami. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi yang mempelajarinya.
10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Rosyidi. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-Maliki
Press
Hermawan, Asep. 2011. Metodogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Bisri, M., & Abdul H. 2011. Metode dan Strategi Prmbelajaran Bahasa Arab. Malang:
UIN-Maliki Press
11 | P a g e