Anda di halaman 1dari 11

‫االستماع وطرائق تدريسه‬

Dosen Pembimbing:
Dr. H. Syuhadak, MA

Disusun Oleh:
Ahmad Fadilah Khomsah (15150112)
Diah Kholilur Rohman (15150

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG
TAHUN 2017

1|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari
komponen-komponen yang berinteraksi dan berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Proses pengajaran ditandai atau diketahui oleh adanya
interaksi antara komponen-komponen pengajaran.

Setiap program pembelajaran mencakup empat komponen utama, yaitu:  1)


Tujuan, (2) Materi, (3) Metode dan (4) Evaluasi. Tujuan merupakan sasaran yang
diterapkan untuk dicapai melalui kegiatan pembelajaran. Materi merupakan bahan
atau isi yang dipelajari siswa atau diajarkan dengan menggunakan strategi atau
metode tertentu. Dengan demikian metode adalah cara yang ditempuh untuk
melakukan pembelajaran. Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan yang
ditetapkan dalam pembelajaran dilakukan suatu kegiatan tertentu yang dikenal
dengan evaluasi.

Didalam mempelajari bahasa arab ada empat factor yang harus kita kuasai
dalam mempelajari nya, istima’, kalam, qiraah, dan kitabah. Empat factor ini sangat
berperan penting dalam pembelajaran bahasa arab karena keempat factor inilah yang
akan membantu siswa memahami pembelajran bahasa arab ke ringkat selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

1. Definisi ketrampilan Istima’?

2. Strategi Pembelajaran Istima’?

3. Apa tujuan Pembelajaran Istima’

4. Bagaimana Metode dan Teknik dalam Pembelajaran Istima’?

5. Media apa yang bisa digunakan dalam Pembelajaran Istima’?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi ketrampilan menyimak

2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran Istima’

2|Page
3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran Istima’.

4. Untuk mengetahui Metode dan teknik Pembelajaran Istima’.

5. Untuk mengetahui media apa yang cocok dalam pembelajaran Istima’.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keterampilan Menyimak


Menyimak merupakan kemampuan yang memungkinkan seorang pemakai
bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan. Kemampuan menyimak
merupakan bagian yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam pembalajaran
bahasa, terutama bila tujuan penyelenggaraannya adalah penguasaan kemampuan
berbahasa secara lengkap.1
Keterampilan menyimak (maharah istima’/ listening skill) adalah keterampilan
seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh
mitra bicara atau media tertentu. Kemampuan ini sebenarnya dapat dicapai dengan
latihan yang terus menerus untuk mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-
unsur kata (fonem) dengan unsur-unsur lainnya menurut makhraj huruf yang betul
dan baik langsung dari penutur aslinya (al-nathiq al-ashli) maupun melalui rekaman.
Menyimak adalah suatu keterampilan yang hingga sekarang agak diabaikan dan
belum mendapat tempat yang sewajarnya dalam pengajaran bahasa. Masih kurang
sekali materi berupa buku teks dan saran lain, seperti rekaman yang digunakan untuk
menunjang tugas guru dalam pengajaran menyimak untuk digunakan di Indonesia.
Sebagai salah satu keterampilan reseptif, keterampilan menyimak menjadi unsur
yang lebih dahulu dikuasai oleh pelajar, memang secara alamiah pertama kali
memahami bahasa orang lain lewat pendengaran, maka dalam pandangan konsep
tersebut, keterampilan berbahasa asing yang harus didahulukan adalah menyimak.
Sedangkan membaca adalah kemampuan memahami yang berkembang pada tahap
selanjutnya.2

1
Abdul Wahab Rosyidi. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: (UIN Malang
Press), hal. (62)
2
Hermawan, Asep. 2011. Metodogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: (PT Remaja
Rosdakarya Offset), hal. (130)

3|Page
B. Strategi Pembelajaran Istima’ (Mendengar)
Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena istima’ adalah
sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama dalam
tahapan-tahapan kehidupan.
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran
istima’ adalah sebagai berikut:
a. Harus menjelaskan kepada siswa. Dengan pendek kata, guru diharapkan bisa
meminimalisir kesulitan siswa dalaam memahami teks istima’ dengan cara yang
mudah diterima
b. Siswa mendiskusikan materi yang telah dibacakan dan di akhiri dengan
menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan yang dimaksud
c. Menyuruh siswa untuk membuat ringkasan materi yang telah diterima dan
menyampaikan ringkasan tersebut secara lisaan didepan teman-temannya
d. Mengevaluasi pencapaian siswa dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
secara mendalam serta dekat dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga bisa
bisa dipakai untuk mengukur tingkat kemajuan siswa.3

Beberapa petunjuk umum dalam pembelajaran istima’ yang harus diperhatikan


oleh seorang guru,yaitu sebagaimana berikut:
a. Hendaknya guru menjadi contoh sosok yang baik istima’nya
b. Perencanaan pelajaran, hendaknya guru membuat pencana’am pelajaran istima’
dengan baik
c. Penyajian pelajaran. Hendaknya guru menyajikan pelajaran dengan baik.
d. Variatif dalam komunikasi. Artinya tidak hanya sebatas antara guru dengan siswa,
bisa jaddi antar siswa
e. Kerja sama keterampilan istima’ yang hendak dicapai
f. Memperhatikan kondisi siswa. Guru membedakan siswa yang belum pernah sama
sekali belajar bahasa araab
g. Ucapannya yaang jelas
h. Iraama dan intonasi ketika berhenti. Guru membedakan antara bagaimana
menyampaikan materi dengan ketika dalam situasi sesungguhnya
i. Mengembangkan kemampuan memperhatikan.
j. Mengulang-ulang (tidak membatasi pengulangan)
k. Menyenangkan. Guru berusaha mengkondisikan siswa pelajaran istima’ dengan
senang.4

3
Bisri, M., & Abdul H. 2011. Metode dan Strategi Prmbelajaran Bahasa Arab. Malang:
(UIN-Maliki Press), hal. (83-84)
4
Ibid., hal. (84-85)

4|Page
Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh teknik dan strategi pembelajaran
serta kegiataan yang bisa digunakaan oleh guru untuk latihan dalam pembelajaran
istima’:
a. Guru memilih percakapan yang sesuai dengan tingkat kebahasaan dan jenjang
siswa serta yang bisa menarik perhatian mereka dan menyenangkan mereka
kemudian dibacakan atau diceritakan kepada mereka.
b. Guru menyampaikan cerita yang cocok dan muda bagi siswa, setelah itu siswa
secara bergantiaan mereka diminta menceritakan ulang dengan bahasa siswa
tanpa memperketat penggunaan bahasa yang benar.
c. Guru memberi beberapa perintah dengan satu kali ucapan tanpa diulang lagi
didalam kelas, kemudian meminta sebagian siswa untuk mengulangi perintah
yang disampaikan guru lalu diminta untuk mengerjakannya
d. Guru menyampaikan pesan penting kepada para siswa dengan cara membisikkan
kepada siswa untuk disampaikan kepadaa teman disampingnya, kemudian guru
mengulangi dengan suara keras.
e. Guru memberikan bacaaan saatu tema bacaan pendek dan mudah, setelah itu guru
memberikan pertanyaan seputar isi bacaan yang harus dijawab oleh siswa secara
lisan tanpa membetulkan jawabaan yang salah.
f. Guru menyampaikan satu kata atau dua kata yang tidak cocok dalaam sebuah
kalimat atau dalam beberapa kalimat, kemudian dilanjutkan dengan bertanya
kepada siswa tentang komentar atau pendapat mereka mengenai materi yang telah
mereka dengar.5

C. Fase-fase Pembelajaran Istima’ (Mendengar)


Untuk situasi seperti di Indonesia, materi menyimak bahasa Arab bisa disajikan
dalam 4 fase, sebagai berikut:

1. Fase Pengenalan
Pada fase ini dikenalkan bunyi-bunyi huruf Arab baik yang tunggal maupun
yang sudah disambung dengan huruf-huruf lain dalam kata-kata. Dalam hal ini
guru dituntut untuk memberikan contoh pengucapan bunyi dengan baik dan
benar, lalu diikuti oleh siswa. Akan baik jika menggunakan alat bantu kaset atau
gambar-gambar tentang kata-kata yang dimaksud. Ada beberapa aspek bunyi
yang sampai saat ini terkadang menjadi masalah dalam mempelajari bahasa Arab.
Menurut Hasan dan Suwailih dalam Mudzakarat al-Daurat al-Tarbawiyyah
(1996) diantara aspek-aspek itu adalah:

5
Bisri, M., & Abdul H. 2011. Metode dan Strategi Prmbelajaran Bahasa Arab. Malang: (UIN-Maliki
Press), hal. (85-87)

5|Page
a. Bunyi harakat pendek dan panjang
‫علم – عامل‬
b. Bunyi huruf-huruf yang sepintas mirip
‫ ع‬- ‫ أ‬,‫ ح – ه‬,‫س – ص‬
c. Bunyi huruf-huruf bertasydid
‫يستقر‬
ّ ,‫استقر‬
ّ ,‫ ّيهب‬,‫ه ّذب‬
d. Bunyi alif lam syamsiyyah dan qomariyyah
‫ الكتاب‬,‫ الرفق‬,‫الشيطان‬
e. Bunyi huruf ber-tanwin
‫ هو تلميذ‬,‫هذا كتاب‬
f. Bunyi huruf-huruf yang di-sukun-kan di akhir kata atau kalimat untuk
meringankan ucapan
‫ يذهب اجلائع‬,‫وصل املسافر اليوم‬6

2. Fase Pemahaman Permulaan


Pada fase ini siswa diajak untuk memahami pembicaraan sederhana yang
dilontarkan oleh guru tanpa respon lisan, tetapi dengan perbuatan. Sebagai tahap
permulaan, merespon dengan perbuatan dipandang lebih ringan dinbandingkan
dengan lisan. Bentuk respon perbuatan ini dapat berupa:

a. Melakukan perintah secara fisik


b. Berreaksi pada seruan
c. Menjawab pertannyan secara tertulis atau melakukan perintah dengan tulisan
atau menggambar di atas kertas
d. Melakukan perintah dengan menggunakan gambar, sketsa denah dan
sebagainya, yang sudah disediakan oleh guru. Dalam hal ini guru membagikan
kertasyang di dalamnya ada gambar ada gambar, sketsa atau denah. Para
siswa dalam hal ini mendengarkan perintah guru, lalu mengerjakan apa yang
diperintahkannya dengan mengisi tempat kosong pada gambar, sketsa atau
pada denah. Materi yang diberikan dapat berupa bacaan yang dibacakan oleh
guru atau cerita dalam rekaman kaset, misalnya guru membacakan atau
memutar kaset tentang cerita sederhana.7

6
Hermawan, Asep. 2011. Metodogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: (PT Remaja
Rosdakarya Offset). Hal. (131)
7
Ibid., hal. (132)

6|Page
3. Fase Pemahaman Pertengahan
Pada fase ini siswa pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau tertulis.
Sementara kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan pada fase ini adalah:
a. Guru membacakan bacaan pendek atau memutar rekaman. Stelah itu guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi bacaan/ rekaman tersebut.
Dan jawaban siswa bisa berbentuk lisan/ tertulis.
b. Guru memutar rekaman percakapan dua orang penutur asli (al-nathiq al-
ashli). Selanjutnya guru menanyakan isi rekaman itu. Pertanyaan yang
diajukan dalam poin ini lebih mendetail dibandingkan dengan poin a di atas.
Pertanyannya misalnya tentang apa isi percakapan tersebut dan kejadian-
kejadiannya.
c. Guru memutar rekaman percakapan seseorang, misalnya dalam telepon.
Dalam percakapan ini yang terdengar hanya satu orang, sedangkan kata-katan
lawan bicaranya tidak terdengar. Para siswa mendengarkan percakapan ini
dengan seksama, lalu mereka diminta menebak apa apa yang dikatakan lawan
bicaranya itu.8

4. Fase Pemahaman Lanjutan


Pada fase ini siswa diberi latihan untuk mendengarkan berita-berita dari
radio/ TV. Selain itu bisa juga dalam bentuk menyimak rekaman tentang kegitan
tertentu yang bisa disajikan di laboratorium. Dalam kegiatan ini siswa dianjurkan
untuk mendengarkan sambil membuat cataan mengenai fakta-fakta tertentu yang
terjadi selama kegiatan yang terekam dalam kaset seperti nama, tanggal, tahun,
tempat, waktu dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menolong mereka dalam
mengingat. Setelah itu mereka ditugaskan untuk membuat ringkasan berbahasa
Arab yang mereka kuasai tentang inti pembicaraan.

a. Menyimak Siaran Radio atau TV


Radio dan TV merupakan perangkat yang baik dalam latihan menyimak
pembicaraan dalam Bahasa Asing. Baik di sini adalah dalam hal spontanitas
dan kewajaran. Sebagaimana diketahui bahwa penggunaan Bahasa Asing bisa
dianggap baik jika penutur sudah bisa menggunakannya secara spontan dan
wajar. Spontanitas dan kewajaran menandakan bahwa bahasa yang digunakan
sudah melekat erat pada diri orang yang bersangkutan.
b. Menyimak Rekaman tentang Kejadian Tertentu

8
Hermawan, Asep. 2011. Metodogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: (PT Remaja Rosdakarya
Offset). Hal. (133)

7|Page
Yang dimaksud kegiatan di sini adalah kegiatan yang menonjolkan
banyak pembicaraan tentang sesuatu hal, misalnya kegiatan diskusi tentang
permasalahan tertentu, atau obrolan-obrolan dalam situasi nyata. Kegiatan ini
bisa direkam dalam bentuk audio atau audio visual. Akan lebih baik jika
kegitan ini melibatkan penutur asli, setidaknya para siswa dapat
mendengarkan pola-pola kalimat yang dibicarakan secara spontan dan wajar
dalam perilaku berbahasa. Hasil rekaman selanjutnya disajikan di
laboratorium.9

D. Media Pembelajaran Istima’ (Mendengar)


Menyimak pada dasarnya bersifat pasif-reseptif, dalam arti bahwa inisiatif
untuk berkomunikasi tidak pertama-tama berasal dari dirinya, melainkan dari orang
lain, sikap dan tindakan yang diharapkan dari seorang pendengar terutama adalah
mendengarkan dan memahami apa yang didengarnya. (1996: 54-55). Pemahaman
bahasa lisan secara luas dapat meliputi semua bemtuk dari jenis umgkapan lisan,
mulai dari bunyi bahasa, fonem, suku kata, kata-kata lepas, frasa, kalimat dan wacana
yang utuhdan lengkap. Maka dengan demikian media pembelajaran bahasa yang
dapat digunakan untuk mempelajari ketrampilan ini antara lain sebagaimana yang
telah diungkapkan oleh Sholah Abdul Majid al-Araby (1981: 76).

a. Compact Disk
Compact disk merupakan media yang sangat penting dalam pembelajaran
ketrampilan mnyimak, karena benda ini dapat diisi dengan beberapa bentuk
software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru. Sebagai contoh materi
pembelajaran menyimak yang dapat dimasukkan kedalam media ini seperti, film,
drama, pidato, iklan, lagu-lagu atau bentuk siaran lain.
b. Casset Recorder
Casset recorder merupakan media yang sudah lama digunakan dalam
pembelajaran ketrampilan menyimak, akan tetapi media ini hanya terbatas untuk
materi-materi tertentu saja tidak sefleksibel compact disk. Kekurangan media ini
tidak dapat menampilkan dalam bentuk gambar.
c. Peragaan
Peragaan merupakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami
teks yang didengar oleh siswa, disamping itu dapat pula memberikan penguatan
terhadap makna yang terkandung dalam teks tersebut. Peragaan yang dimaksud
adalah: gerakan badan, isyarat, mimik wajah atau bentuk yang lainnya.
d. Permainan Bahasa

9
Hermawan, Asep. 2011. Metodogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: (PT Remaja
Rosdakarya Offset), hal. (134)

8|Page
Ada beberapa permainan bahasa yang dapat digunakan dalam mengajarkan
ketrampilan menyimak sepert: bisik berantai (al-asror al-mutastastil), perintah
bersyarat, siapa yang berbicara (man al-mutahadits), bagaimana saya pergi, dll.

e. Gambar Bersambung
Gambar bersambung merupakan kumpulan gambar yang menunjuk satu
peristiwa yang utuh. Gambar tersebut bisa dalam bentuk kartu yang terpisah, atau
dalam satu lembaran yang utuh. Cara menggunakannya bisa satu-satu atau
sekaligus ditunjukkan kepada siswa.10

10
Abdul Wahab Rosyidi. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: (UIN Malang Press),
hal. (62-64).

9|Page
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keterampilan menyimak (maharah istima’/ listening skill) adalah keterampilan
seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh
mitra bicara atau media tertentu
2. Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena istima’ adalah
sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama
dalam tahapan-tahapan kehidupan
3. Untuk situasi seperti di Indonesia, materi menyimak bahasa Arab bisa disajikan
dalam 4 fase: 1.) Fase Pengenalan, 2.) Fase Pemahaman Permulaan, 3.) Fase
Pemahaman Pertengahan, 4.) Fase Pemahaman Lanjutan
4. Media pembelajaran bahasa yang dapat digunakan untuk mempelajari ketrampilan
ini antara lain sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sholah Abdul Majid al-
Araby (1981: 76) yaitu: 1.) Compact Disk, 2.) Casset Recorder, 3.) Peragaan, 4.)
Permainan Bahasa, 5.) Gambar Bersambung

B. Saran
Mungkin ketika dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan pada
makalah kami, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan mungkin bisa menjadi
revisi dari kekurangan makalah kami. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi yang mempelajarinya.

10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Rosyidi. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-Maliki
Press
Hermawan, Asep. 2011. Metodogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Bisri, M., & Abdul H. 2011. Metode dan Strategi Prmbelajaran Bahasa Arab. Malang:
UIN-Maliki Press

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai