Abstrak
Silent Way is a language teaching method invented by Caleb Gattegno. This method creates
new things by remembering and repeating what is learned, learning by using physical objects
and solving problems that involve the material being taught. The main purpose of this
method is to supplement spending with the ability to maintain targets verbally. In addition to
supporting listening sensitivity, it is also expected to be achieved. With this silent way method
students will be trained in listening skills where students will pay attention to what the
teacher is saying well, because if they do not pay attention to the teacher's words, the student
allows it will be difficult to answer. The advantage of this method will be to train and
improve students' language development, students can develop sentence forms and even
paragraphs. The weakness of this method students must have a fairly broad vocabulary
because the teacher does not give a full explanation.
Key word: Silent way method, listening skill
Pendahuluan
1
Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI (Metode Aplikatif & Inofatif Berbasis ICT), (Surabaya :
PMN, 2011), hal. 43
berarti menangkap bunyi atau suara dari sumbernya ke gendang telinga yang masuk
kedalam telinga. Mendengarkan berarti mendengar sesuatu yang berbentuk audio dengan
sungguh-sungguh. Menyimak berarti mendengarkan dan memperhatikan audio dari
sumber bunyi atau suara juga mengamati sehingga bisa menaggapi bunyi tersebut.
Singkatnya menyimak berarti kemampuan untuk menangkap pesan melalui lisan.2
Menyimak berada dalam tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mendengar
dan mendengarkan. Mendengar biasanya terjadi dengan tidak sengaja juga terkadang juga
tidak kita hiraukan suara atau bunyi yang masuk ke telinga, contohnya seseorang yang
mendengar suara bising kendaraan saat berada didekat jalan raya. Mendengarkan
biasanya terjadi dengan sengaja namun hanya sekedar mendengarkan tanpa
memperhatikan, contohnya seseorang yang mendengarkan kicauan burung miliknya
dihalaman rumahnya. Sedangkan menyimak terjadi dengan sengaja mendengarkan juga
memperhatikan suara atau bunyi yang masuk ke telinganya, contohnya siswa yang sedang
menyimak penjelasan materi yang dijelaskan oleh gurunya didepan kelas. Jadi perhatian
pendengar yang menjadi faktor utama hingga siswa tersebut melakukan kegiatan
menyimak dan bukan hanya mendengarkan.
Metode Silent way adalah bahasa inggris yang memiliki maksud dalam bahasa
Indonesia yaitu metode guru diam, sedangkan dalam bahasa Arab disebut dengan al-
Tariqah al-Samitah.4 Awal metode ini diluncurkan oleh Caleb Gatteno (1972). Meskipun
teori dan metode pembelajaran yang ia kembangkan terpisah dari teori Chomsky, di
dalamnya terdapat banyak kesamaan. Ide dasarnya adalah bahwa belajar sangat
tergantung pada diri sendiri. Diri mulai berfungsi ketika manusia diciptakan di dalam
rahim, di mana sumber energi awal adalah DNA (deoxyribonu acid). Diri menerima input
dari luar dan memprosesnya sehingga menjadi bagian dari dirinya sendiri. Dalam
menggunakan metode silent way, guru lebih tenang dan banyak diam, ia menggunakan
gerakan, gambar dan desain untuk memancing dan membentuk reaksi. Guru menciptakan
situasi dan kebingungan yang mendorong siswa untuk "mencoba" dan memfasilitasi
2
Djago Tarian, Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa 1-12, (Cet. XVII, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2005), hal. 2-7
3
Jauharoti Alfin, dkk, Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: Learning Assistance Program For Islamic
Schools PGMI, 2008), hal. 9-10
4
M. Husni Rasyid, Metode-Metode Pembelajaran Bahasa Arab Berdasarkan Pendekatan Komunikatif
Untuk Meningkatkan Kecakapan Berbahasa,(Jurnal Shout Al-Arabiyah, vol. 7, no. 1, 2019), hal. 25
pembelajaran. Seolah-olah hanya sebagai pengamat, guru memberikan model yang sangat
minim dan membiarkan siswa berkembang secara bebas, mandiri dan bertanggung jawab.
Sedangkan untuk penjelasan, koreksi dan pemberian model sangat minim, maka siswa
membuat generalisasi, kesimpulan dan aturan yang dibutuhkan sendiri. Hanya saja, di
dalamnya pendekatan struktural dan leksikal masih digunakan dalam pembelajaran. 5
Tujuan Pokok
Metode ini melatih keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa asing yang
dipelajari secara lisan sehingga mencapai kefasihan dalam bahasa yang hampir sama
dengan penutur asli. Silent Way juga melatih keterampilan siswa dalam mendengarkan
lawan bicara. Mendengarkan dipandang sebagai elemen yang cukup sulit terutama jika
bahasanya dituturkan oleh penutur asli, sehingga harus berhati-hati dalam mendengarkan
dan dilakukan berulang kali. Metode ini juga melatih siswa untuk dapat menguasai tata
bahasa praktis. Tata bahasa diberikan secara bertahap dengan proses induktif, dan tidak
terlalu menekankan konsep verbal.7
Dalam hal ini terdapat langkah langkah yang bisa diterapkan guru dalam metode ini
adalahs ebagai berikut:8
1. Pada tahap awal yakni pendahuluan, Pendidik menyiapkan alat peraga berupa: a)
Papan peraga yang bertuliskan materi. Papan ini berisi ejaan dari semua suku kata
dalam bahasa asing yang dipelajari. b) Tongkat/balok kayu. Biasanya tongkat ini
berjumlah sepuluh dengan warna yang berbeda-beda yang nantinya digunakan
sebagai alat peraga dalam membentuk kalimat lengkap.
2. Selanjutnya pendidik menyajikan bunyi bahasa/materi satu kali saja. Dengan
demikian guru memaksa para peserta didik untuk menyimak dengan baik. Pada
permulaan, guru pun tidak mengatakan apa-apa, tetapi hanya menunjukkan pada
5
Taufiq, Pembelajaran Bahasa Arab MI, (cet. 4, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2016),hal. 18-19
6
Andri Wicaksono, dkk, Teori Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta:Garudhawaca, 2016), hal. 120
7
Junanah, Silent Way: Metode Pembelajaran Bahasa Arab yang Mendorong Peserta Didik Lebih
Kreatif, Mandiri, dan Bertanggung Jawab, (Jurnal El-Tarbawi, vol. 7, no. 1, 2014), hal. 45
8
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosydakarya,
2011), hal. 209
simbol-simbol yang tertera pada papan peraga. Peserta didik mengucapkan simbol
yang ditunjuk pendidik dengan melafalkan secara keras, mula-mula secara
serentak. Kemudian atas petunjuk pendidik satu persatu peserta didik
melafalkannya. Langkah ini adalah tahap permulaan.
3. Sesudah peserta didik mampu mengucapkan bunyi-bunyi dalam bahasa asing yang
dipelajari, pendidik menyajikan papan peraga yang kedua berisi kosakata terpilih.
Kosakata ini diambil dari kalimat yang paling sering digunakan dalam komunikasi
sehari-hari. Kosakata ini sangat berguna bagi para pelajar dalam menyusun sebuah
kalimat secara mandiri, langkah ini juga masih dalam permulaan.
4. Pendidik menggunakan alat peraga berupa tongkat yang berwarna-warni yang
telah dipersiapkan sebagai pancingan bagi para peserta didik untuk berbicara
bahasa asing yang sedang dipelajari. Sebagai contoh pendidik mengangkat sebuah
tongkat hitam dan berujar هذا العصا أسودkemudian selanjutnya pendidik mengangkat
tongkat yang berlainan warna seperti هذا العصا أزرق,Selanjutnya pendidik meminta
salah satu peserta didik untuk maju ke depan dan menunjukkan balok lain.
Misalnya هذا العصا أصفرlalu berucap هذا العصا أصفر. Banyak susunan kalimat yang dapat
diajarkan kepada siswa dengan tongkat-tongkat tersebut, contoh lain seperti
beberapa kalimat-kalimat berikut:
kemudian setelah itu peserta didik tersebut diminta untuk melakukan dan
mengatakan hal yang sama kepada peserta didik yang lain dan berlanjut
seterusnya sampai akhir. Hal ini dimaksudkan supaya para peserta didik akan
terangsang dan terpacu untuk membuat kalimat lengkap secara lisan dengan kata-
kata yang telah mereka kuasai sebelumnya. Dalam hal ini penggunaan isyarat
yang benar cukup penting sebagai ganti penjelasan verbal.
Dengan metode silent way ini siswa akan terlatih keterampilan menyimak dimana
siswa akan memperhatikan apayang diucapkan guru dengan baik, karena jika kurang
memperhatikan perkataan guru, siswa tersebut memungkinkan akan sulit menjawab.
Kesimpulan
penggunaan metode silent way, guru akan lebih banyak diam namun aktif untuk
memunculkan dan membentuk reaksi siswa dalam gerakan, gambar dan rancangan. Guru
9
Saifudin Mahmud, Strategi Belajar-Mengajar, (cet pertama, Syiah Kuala University,2017), hal
119-120
seakan menjadi pengamat dengan memberikan gambaran yang minim tentang materi dan
membuat siswa berkembang terkait materi. Untuk itu guru membuat situasi agar siswa
terdorong untuk mencoba lebih baik. Materi dan penjelasan yang diberikan sedikit dan
siswa berupaya lebih memahami dari penjelasan guru yang minim.
Keterampilan mendengar siswa akan telatih karena siswa harus menyimak dengan
baik apa yang diberikan guru dari materi dan penjelasan guru yang sedikit tersebut. Siswa
akan mencoba labih memperhatikan penjelasan guru karena jika siswa kurang menyimak
akan menyulitkan untuk menjawab. Siswa akan menerima pesan lewat mendengar dan
memperhatikan yang kemudian harus bisa mengembangkan dan memberi respon juga
simpulan dari materi. Perhatian siswa yang baik akan mengembangkan kemampuan
berbahasa mereka.
Namun sama seperti metode lainnya metode ini memiliki keunggulan dan
kelemahan. Pada intinya keungulan dari metode ini akan melatih dan meningkatkan
perkembangan bahasa siswa, siswa bisa mengembangkan bentuk kalimat bahkan
paragraf. Namun kelemahannya metode ini siswa haruslah memiliki kosakata yang cukup
luas karena guru hanya memberi penjelasan yang sedikit dan siswa harus bisa
mengembangkan yang mengharuskan siswa memiliki kosakata cukup. Karena kurangnya
kosa kata akan menyulitkan siswa memberi contoh lai aria pa yang guru berikan di awal.
Daftar Pustaka
Alfin, Jauharoti, dkk, 2008, Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: Learning Assistance Program
For Islamic Schools PGMI
Junanah,2014. Silent Way: Metode Pembelajaran Bahasa Arab yang Mendorong Peserta
Didik Lebih Kreatif, Mandiri, dan Bertanggung Jawab, Jurnal El-Tarbawi, vol. 7,
no. 1
Tarian, Djago, 2005. Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa 1-12, Cet. XVII,
Jakarta: Universitas Terbuka
Taufik, 2011. Pembelajaran Bahasa Arab MI (Metode Aplikatif & Inofatif Berbasis ICT),
Surabaya : PMN
Taufiq, 2016. Pembelajaran Bahasa Arab MI, cet. 4, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press