Anda di halaman 1dari 7

METODE SILENT WAY DALAM KETERAMPILAN MENDENGAR

Reza Hasbullah Rumbaroa


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
roembaroa16@gmail.com

Abstrak
Silent Way is a language teaching method invented by Caleb Gattegno. This method creates
new things by remembering and repeating what is learned, learning by using physical objects
and solving problems that involve the material being taught. The main purpose of this
method is to supplement spending with the ability to maintain targets verbally. In addition to
supporting listening sensitivity, it is also expected to be achieved. With this silent way method
students will be trained in listening skills where students will pay attention to what the
teacher is saying well, because if they do not pay attention to the teacher's words, the student
allows it will be difficult to answer. The advantage of this method will be to train and
improve students' language development, students can develop sentence forms and even
paragraphs. The weakness of this method students must have a fairly broad vocabulary
because the teacher does not give a full explanation.
Key word: Silent way method, listening skill

Pendahuluan

Dalam pembelajaran Bahasa Arab meliputi empat keterampilan yaitu mendengar


(istimma’), berbicara (kalam), membaca (qiroah) dan menulis (kitabah). Keempat
keterampilan atau aspek tersebut penting dalam pembelajaran bahasa Arab dan tidak
dapat dipisahkan. Karena kedudukan dari keempat keterampilan ini berguna untuk
penunjang dalam pencapaian kemampuan dalam berbahasa.1 Keempat keterampilan
tersebut terbagi dalam dua bagian yaitu keterampilan reseptif terdiri dari keterampilan
mendengar dan membaca kedua keterampilan produktif terdiri dari keterampilan
berbicara dan menulis.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP tersusun dengan materi menurut


keempat aspek tersebut. Dalam RPP guru menyertakan pendekatan dan metode yang
sesuai dengan masing-masing aspek. Terdapat pendekatan dan metode yang berbeda-beda
untuk digunakan dalam pembelajaran yang mana pendekatan dan metode tersebut harus
sesuai dengan aspek-aspek kemampuan siswa salah satunya Silent Way. Namun
pendekatan ini sangat jarang sekali digunakan guru dalam pembelajaran. Dan untuk lebih
jelasnya dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang silent way dalam pembelajaran
pada keterampilan menerima atau respektif khususnya keterampilan mendengar.

keterampilan mendengar (Maharah istima’)

Keterampilan mendengar memiliki istilah lain seperti mendengarkan dan


menyimak. Masing-masing kata memiliki arti yang berbeda satu sama lain. Mendengar

1
Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI (Metode Aplikatif & Inofatif Berbasis ICT), (Surabaya :
PMN, 2011), hal. 43
berarti menangkap bunyi atau suara dari sumbernya ke gendang telinga yang masuk
kedalam telinga. Mendengarkan berarti mendengar sesuatu yang berbentuk audio dengan
sungguh-sungguh. Menyimak berarti mendengarkan dan memperhatikan audio dari
sumber bunyi atau suara juga mengamati sehingga bisa menaggapi bunyi tersebut.
Singkatnya menyimak berarti kemampuan untuk menangkap pesan melalui lisan.2
Menyimak berada dalam tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mendengar
dan mendengarkan. Mendengar biasanya terjadi dengan tidak sengaja juga terkadang juga
tidak kita hiraukan suara atau bunyi yang masuk ke telinga, contohnya seseorang yang
mendengar suara bising kendaraan saat berada didekat jalan raya. Mendengarkan
biasanya terjadi dengan sengaja namun hanya sekedar mendengarkan tanpa
memperhatikan, contohnya seseorang yang mendengarkan kicauan burung miliknya
dihalaman rumahnya. Sedangkan menyimak terjadi dengan sengaja mendengarkan juga
memperhatikan suara atau bunyi yang masuk ke telinganya, contohnya siswa yang sedang
menyimak penjelasan materi yang dijelaskan oleh gurunya didepan kelas. Jadi perhatian
pendengar yang menjadi faktor utama hingga siswa tersebut melakukan kegiatan
menyimak dan bukan hanya mendengarkan.

Menyimak berkaitan dengan berbicara karena kedua aspek tersebut berhubungan


dengan lisan dan keduanya menjadi alat kemampuan untuk memahami lambang-lambang
lisan. Menyimak sebagai kemampuan untuk menerima dan memahami bunyi lalu
ditafsirkan dengan kemampuan berbicara.3 Melalui lisan seseorang menyampaikan ide,
gagasan, informasi maupun pesan dari apa yang dia simak.

Metode Silent Way

Metode Silent way adalah bahasa inggris yang memiliki maksud dalam bahasa
Indonesia yaitu metode guru diam, sedangkan dalam bahasa Arab disebut dengan al-
Tariqah al-Samitah.4 Awal metode ini diluncurkan oleh Caleb Gatteno (1972). Meskipun
teori dan metode pembelajaran yang ia kembangkan terpisah dari teori Chomsky, di
dalamnya terdapat banyak kesamaan. Ide dasarnya adalah bahwa belajar sangat
tergantung pada diri sendiri. Diri mulai berfungsi ketika manusia diciptakan di dalam
rahim, di mana sumber energi awal adalah DNA (deoxyribonu acid). Diri menerima input
dari luar dan memprosesnya sehingga menjadi bagian dari dirinya sendiri. Dalam
menggunakan metode silent way, guru lebih tenang dan banyak diam, ia menggunakan
gerakan, gambar dan desain untuk memancing dan membentuk reaksi. Guru menciptakan
situasi dan kebingungan yang mendorong siswa untuk "mencoba" dan memfasilitasi

2
Djago Tarian, Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa 1-12, (Cet. XVII, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2005), hal. 2-7
3
Jauharoti Alfin, dkk, Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: Learning Assistance Program For Islamic
Schools PGMI, 2008), hal. 9-10
4
M. Husni Rasyid, Metode-Metode Pembelajaran Bahasa Arab Berdasarkan Pendekatan Komunikatif
Untuk Meningkatkan Kecakapan Berbahasa,(Jurnal Shout Al-Arabiyah, vol. 7, no. 1, 2019), hal. 25
pembelajaran. Seolah-olah hanya sebagai pengamat, guru memberikan model yang sangat
minim dan membiarkan siswa berkembang secara bebas, mandiri dan bertanggung jawab.
Sedangkan untuk penjelasan, koreksi dan pemberian model sangat minim, maka siswa
membuat generalisasi, kesimpulan dan aturan yang dibutuhkan sendiri. Hanya saja, di
dalamnya pendekatan struktural dan leksikal masih digunakan dalam pembelajaran. 5

Tujuan Pokok

Tujuan utama metode ini adalah untuk melengkapi pengeluaran dengan


kemampuan mempertahankan target secara verbal. Selain mendukung sensitivitas
mendengarkan, diharapkan juga tercapai. Oleh karena itu, pelafalan yang benar dan
penguasaan tekanan, ritme, intonesion dan jeda dalam bahasa target meningkat dengan
hati-hati. Tujuan lain adalah bagi peserta didik untuk menetapkan tata bahasa target
praktis.6

Metode ini melatih keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa asing yang
dipelajari secara lisan sehingga mencapai kefasihan dalam bahasa yang hampir sama
dengan penutur asli. Silent Way juga melatih keterampilan siswa dalam mendengarkan
lawan bicara. Mendengarkan dipandang sebagai elemen yang cukup sulit terutama jika
bahasanya dituturkan oleh penutur asli, sehingga harus berhati-hati dalam mendengarkan
dan dilakukan berulang kali. Metode ini juga melatih siswa untuk dapat menguasai tata
bahasa praktis. Tata bahasa diberikan secara bertahap dengan proses induktif, dan tidak
terlalu menekankan konsep verbal.7

Langkah-langkah Penggunaan Silent Way

Dalam hal ini terdapat langkah langkah yang bisa diterapkan guru dalam metode ini
adalahs ebagai berikut:8

1. Pada tahap awal yakni pendahuluan, Pendidik menyiapkan alat peraga berupa: a)
Papan peraga yang bertuliskan materi. Papan ini berisi ejaan dari semua suku kata
dalam bahasa asing yang dipelajari. b) Tongkat/balok kayu. Biasanya tongkat ini
berjumlah sepuluh dengan warna yang berbeda-beda yang nantinya digunakan
sebagai alat peraga dalam membentuk kalimat lengkap.
2. Selanjutnya pendidik menyajikan bunyi bahasa/materi satu kali saja. Dengan
demikian guru memaksa para peserta didik untuk menyimak dengan baik. Pada
permulaan, guru pun tidak mengatakan apa-apa, tetapi hanya menunjukkan pada

5
Taufiq, Pembelajaran Bahasa Arab MI, (cet. 4, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2016),hal. 18-19
6
Andri Wicaksono, dkk, Teori Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta:Garudhawaca, 2016), hal. 120
7
Junanah, Silent Way: Metode Pembelajaran Bahasa Arab yang Mendorong Peserta Didik Lebih
Kreatif, Mandiri, dan Bertanggung Jawab, (Jurnal El-Tarbawi, vol. 7, no. 1, 2014), hal. 45
8
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosydakarya,
2011), hal. 209
simbol-simbol yang tertera pada papan peraga. Peserta didik mengucapkan simbol
yang ditunjuk pendidik dengan melafalkan secara keras, mula-mula secara
serentak. Kemudian atas petunjuk pendidik satu persatu peserta didik
melafalkannya. Langkah ini adalah tahap permulaan.
3. Sesudah peserta didik mampu mengucapkan bunyi-bunyi dalam bahasa asing yang
dipelajari, pendidik menyajikan papan peraga yang kedua berisi kosakata terpilih.
Kosakata ini diambil dari kalimat yang paling sering digunakan dalam komunikasi
sehari-hari. Kosakata ini sangat berguna bagi para pelajar dalam menyusun sebuah
kalimat secara mandiri, langkah ini juga masih dalam permulaan.
4. Pendidik menggunakan alat peraga berupa tongkat yang berwarna-warni yang
telah dipersiapkan sebagai pancingan bagi para peserta didik untuk berbicara
bahasa asing yang sedang dipelajari. Sebagai contoh pendidik mengangkat sebuah
tongkat hitam dan berujar ‫ هذا العصا أسود‬kemudian selanjutnya pendidik mengangkat
tongkat yang berlainan warna seperti ‫ هذا العصا أزرق‬,Selanjutnya pendidik meminta
salah satu peserta didik untuk maju ke depan dan menunjukkan balok lain.
Misalnya ‫ هذا العصا أصفر‬lalu berucap ‫هذا العصا أصفر‬. Banyak susunan kalimat yang dapat
diajarkan kepada siswa dengan tongkat-tongkat tersebut, contoh lain seperti
beberapa kalimat-kalimat berikut:

‫العصا األمحر طويل‬


‫العصا األمحر أطول من العصا األزوق‬
‫العصا األزوق أطول من العصا أصفر‬
‫أين العصا األبيض؟‬
! ‫ضع العصا األمحر على املكتب‬
‫هل العصا األصفر واألزوق ىف احلقيبة؟‬

kemudian setelah itu peserta didik tersebut diminta untuk melakukan dan
mengatakan hal yang sama kepada peserta didik yang lain dan berlanjut
seterusnya sampai akhir. Hal ini dimaksudkan supaya para peserta didik akan
terangsang dan terpacu untuk membuat kalimat lengkap secara lisan dengan kata-
kata yang telah mereka kuasai sebelumnya. Dalam hal ini penggunaan isyarat
yang benar cukup penting sebagai ganti penjelasan verbal.

Dengan metode silent way ini siswa akan terlatih keterampilan menyimak dimana
siswa akan memperhatikan apayang diucapkan guru dengan baik, karena jika kurang
memperhatikan perkataan guru, siswa tersebut memungkinkan akan sulit menjawab.

Kelebihan dan Kekurangan


Metode silent way ini memiliki keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan
seperti halnya metode lain. Dari kelebihannya diantaranya sebagai berikut:9

1. Tugas-tugas dalam aktifitas-aktifitas dalam metode ini berfungsi mendorong serta


membentuk respon siswa. jadi membuat kelas menjadi aktif dan tidak pasif
2. Respon siswa dipancing tanpa instruksi lisan dari guru dan tanpa pemberian
contoh kalimat yang berulang-ulang.oleh karena model diberikan satu kali. Siswa
yang tidak menyimak akan terdorong untuk menyimak model beriktnya.
3. Siswa didorong untuk membuat ujaran-ujaran baru dengan cara menggabungkan
ujaran-ujaran yang sudah dipelajari dengan yang baru dipelejari
4. Karena tidak adanya pembentukan-pembentukan kalau ada kesalahan-kesalahan
yang dibuat oleh siswa, dan tidak ada keterangan-keterangan, siswa didorong
untuk membuat analogi-analogi sendiri dengan cara mengadakan atau membentuk
kesimpulan dan rumusan aturan-aturan sendiri.

Adapun kekurangan dari metode ini adalah:

1. Meskipun nampaknya metode silent way berdasarkan teori filsafat dan


memberikan kesan bahwa ini suatu metode yang menggoncangkan dunia
pengajaran bahasa, tetapi dalam prakteknya metoe ini dalam banyak aspek mirip
dengan metode audiolingual dengan focus yang kuat dengan pengulangan ujaran
atau kalimat yang tanpa salah. Ini diperagakan atau diberi model oleh guru yang
membimbing siswa dan pelatihan-pelatihan yang terpimpin ke yang leih bebas.
2. Menurut Gattegno, sebagaimana dilaporkan oleh stevick, guru memupuk otonomi
siswa dengan memberikan pilihan-pilihan dalam situasi-situasi yangdisajikannya,
akan tetapi, dalam kenyataannya gurulah yang menguasai materi dan jalan
penguasaannya dalam kelas. Dengan kata lain kelas masih berpusat pada guru.
3. Jika metode ini ditelaah secara seksama dapat disimpulkan bahwa kebanyakan
contoh yang diberikan gattegno diperuntukkan bagi siswa bahasa target tingkt
permulaan, meskipun gattegno sendiri menyatakan bahwa silent way ini dapat
digunakan untuk mengajarkan membaca dan mengarang.
4. Sebagaimana disebutkan diatas bahwa tujuan silent way adalah untuk
membimbing siswa agar mencapai kelancaran berbahasa yang hamper sama
dengan penutur asli. Sehubungan dengan tujuan tersebut, siswa diharapkan
menguasailafal yang benar

Kesimpulan

penggunaan metode silent way, guru akan lebih banyak diam namun aktif untuk
memunculkan dan membentuk reaksi siswa dalam gerakan, gambar dan rancangan. Guru

9
Saifudin Mahmud, Strategi Belajar-Mengajar, (cet pertama, Syiah Kuala University,2017), hal
119-120
seakan menjadi pengamat dengan memberikan gambaran yang minim tentang materi dan
membuat siswa berkembang terkait materi. Untuk itu guru membuat situasi agar siswa
terdorong untuk mencoba lebih baik. Materi dan penjelasan yang diberikan sedikit dan
siswa berupaya lebih memahami dari penjelasan guru yang minim.

Keterampilan mendengar siswa akan telatih karena siswa harus menyimak dengan
baik apa yang diberikan guru dari materi dan penjelasan guru yang sedikit tersebut. Siswa
akan mencoba labih memperhatikan penjelasan guru karena jika siswa kurang menyimak
akan menyulitkan untuk menjawab. Siswa akan menerima pesan lewat mendengar dan
memperhatikan yang kemudian harus bisa mengembangkan dan memberi respon juga
simpulan dari materi. Perhatian siswa yang baik akan mengembangkan kemampuan
berbahasa mereka.

Namun sama seperti metode lainnya metode ini memiliki keunggulan dan
kelemahan. Pada intinya keungulan dari metode ini akan melatih dan meningkatkan
perkembangan bahasa siswa, siswa bisa mengembangkan bentuk kalimat bahkan
paragraf. Namun kelemahannya metode ini siswa haruslah memiliki kosakata yang cukup
luas karena guru hanya memberi penjelasan yang sedikit dan siswa harus bisa
mengembangkan yang mengharuskan siswa memiliki kosakata cukup. Karena kurangnya
kosa kata akan menyulitkan siswa memberi contoh lai aria pa yang guru berikan di awal.

Daftar Pustaka

Alfin, Jauharoti, dkk, 2008, Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: Learning Assistance Program
For Islamic Schools PGMI

Hermawan, Acep,2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT Remaja


Rosydakarya,

Junanah,2014. Silent Way: Metode Pembelajaran Bahasa Arab yang Mendorong Peserta
Didik Lebih Kreatif, Mandiri, dan Bertanggung Jawab, Jurnal El-Tarbawi, vol. 7,
no. 1

Mahmud, Saifudin. 2017. Strategi Belajar-Mengajar, cet pertama, Syiah Kuala


University

Rasyid, M. Husni, 2019. Metode-Metode Pembelajaran Bahasa Arab Berdasarkan


Pendekatan Komunikatif Untuk Meningkatkan Kecakapan Berbahasa, Jurnal
Shout Al-Arabiyah, vol. 7, no. 1

Tarian, Djago, 2005. Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa 1-12, Cet. XVII,
Jakarta: Universitas Terbuka

Taufik, 2011. Pembelajaran Bahasa Arab MI (Metode Aplikatif & Inofatif Berbasis ICT),
Surabaya : PMN
Taufiq, 2016. Pembelajaran Bahasa Arab MI, cet. 4, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press

Wicaksono, Andri, dkk, 2016.. Teori Pembelajaran Bahasa, Yogyakarta:Garudhawaca

Anda mungkin juga menyukai