Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

MEDIA DAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

METODE DAN MEDIA PENGAJARAN

Oleh:
AMELYA SEPTIANA
NIM. 2010192

Dosen Pengampu:
Dr. Wawan Danasasmita, M.Ed.

PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses memberi dan menerima pengetahuan secara sistematis
dalam rangka pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan
keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan. Pendidikan dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman mendalam dan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu,
pendidikan harus dikreasikan menjadi menarik agar proses pembelajaran tidak monoton dan
membosankan. Pembelajaran cenderung kurang menarik karena penjelasan guru yang sukar
dicerna dan dipahami.
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu
sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di sisi lain, ada bahan
pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pengajaran. Karena bahan yang
monoton sukar diproses oleh peserta didik, terlebih bagi peserta didik yang kurang menyukai
bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam hal ini, peran seorang pendidik sebagai
pengembang ilmu sangat besar untk bisa memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat
dan efisien bagi peserta didik. Jadi tidak hanya menerapkan pembelajaran berbasis
konvensional, namun juga dapat ditunjang dengan suasana belajar yang kondusif.
Maka dari itu, guru perlu menghadirkan alat bantu dalam proses belajar mengajar.
salah satu alat bantu dalam pengajaran adalah berupa media. Media pembelajaran memiliki
beberapa jenis sehingga bisa dikreasikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai definisi, fungsi, dan jenis media dan
metode pengajaran yang bisa digunakan guru dalam proses pembelajaran.

A. METODE PENGAJARAN
1. Definisi Metode Pengajaran
Liu dan Shi, sebagaimana dikutip oleh Peter Westwood, mendefinisikan metode
embelajaran sebagai seperangkat prinsip, prosedur, atau strategi yang diterapkan oleh guru
untuk encapai pembelajaran yang diinginkan dari siswa.
Sanjaya menjelaskan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk
merealisasikan strategi pembelajaran yang sudah ditentukan. dari beberapa pengertian
metode pengajaran yang sudah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa metode
pengajaran merupakan cara yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran.
2. Fungsi Metode Pengajaran
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain fungsi metode pembelajaran ialah
sebagai berikut:
a. Sebagai strategi pembelajaran
Setiap peserta didik memiliki daya tangkap yang berbeda-beda meskipun dalam satu
kelas merupakan satu kelompok atau kelas unggulan, namun daya intelegensi masing-
masing siswa mempengaruhi daya serap dalam menangkap apa yang disampaikan oleh guru.
Sehingga, untuk menyikapi perbedaan tersebut, maka diberikan metode pembelajaran
sebagai bagian dari strategi pembelajaran. Dengan memberikan metode pembelajaran yang
tepat, peserta didik dapat menyerap ilmu yang disampaikan oleh pendidik dengan baik.

b. Sebagai alat motivasi ekstrinsik


Motivasi merupakan suatu dorongan untuk seseorang dalam melakukan sesuatu dan
bergerak baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Motivasi memiliki peranan
yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena motivasi didapat dari diri
sendiri maupun dari luar. Metode pembelajaran bisa menjadi alat motivasi (perangsang) dari
luar (ekstrinsik). Karena perannya sangat penting, maka sebuah metode pembelajaran yang
baik tentunya harus dapat memotivasi peserta didiknya untuk semangat belajar.

c. Sebagai alat untuk mencapai tujuan


Metode pembelajaran digunakan sebagai fasilitas pendidikan yang memiliki tujuan
untuk mengantarkan bahan materi pembelajaran agar terserap baik oleh peserta didik. Dapat
dikatakan bahwa metode pembelajaran adalah sebuah alat untuk mencapai tujuan belajar.

3. Jenis Metode Pengajaran


Menurut Kaoru Yotsuya, ada beberapa metode pengajaran yang sering digunakan
dalam pembelajaran bahasa Jepang, yaitu sebagai berikut:

a. Metode terjemahan tata bahasa (文法訳読法)


学習者は教師が説明した文法規則を暗記し、文を母語に訳すことで理解し
ていく教授法。 (Gakushū-sha wa kyōshi ga setsumei shita bunpō kisoku o anki shi, bun o
bogo ni yakusu koto de rikai shite iku kyōju-hō.)
Metode terjemahan tata bahasa ialah suatu metode pengajaran dimana peserta didik
menghafal aturan tata bahasa yang dijelaskan oleh guru dan menerjemahkan kalimat ke
dalam bahasa ibu untuk bisa memahaminya.
b. Metode psikologis (サイコロジカル・メソッド)
幼児の母語習得過程における心理面を重視している。言葉を聞いて頭にイ
メージ化させたり、教師が話しながら動作したりして、音と意味、概念の連合を作
らせ習得させようとする。 (Yōji no bogo shūtoku katei ni okeru shinri-men o jūshi shite
iru. Kotoba o kiite atama ni imēji-ka sa se tari, kyōshi ga hanashinagara dōsa shi tari shite,-
on to imi, gainen no rengō o tsukura se shūtoku sa seyou to suru.)
Metode psikologi menekankan pada aspek psikologis dari proses pemerolehan
bahasa ibu. Hal ini dilakukan dengan mendengarkan kata-kata dan membayangkannya dalam
pikiran, atau dengan meminta guru bertindak saat berbicara, lalu siswa mencoba membuat
gabungan suara, makna, dan konsep untuk kemudian mempelajarinya.

c. Metode Berlitz (ベルリッツ・メソッド)


ベルリッツ(Berlitz)によって提唱されたナチュラル・メソッドの教授法の
一つで、音声を重視する教授法。レアリアや絵カード、身振り手振りなどを用い、
音声と概念を直接結びつけ、その言語で言われたことをそのまま理解することを目
標とする。 (Berurittsu (berurittsu) ni yotte teishō sa reta nachuraru mesoddo no kyōju-hō
no hitotsu de, onsei o jūshi suru kyōju-hō. Rea Ria ya e kādo, miburi teburi nado o mochii,
onsei to gainen o chokusetsu musubitsuke, sono gengo de iwa reta koto o sonomama rikai
suru koto o mokuhyō to suru.)
Metode ini adalah salah satu metode pengajaran yang dianut oleh Berlitz, yang
menekankan pada suara. Tujuannya adalah untuk menghubungkan suara dan konsep secara
langsung menggunakan realia, kartu bergambar, dan gerak tubuh, dan untuk memahami apa
yang diucapkan dalam bahasa tersebut.

d. Metode fonetik (フォネティック・メソッド)


発音記号を使った発音練習をし、音と意味を直接的に連結させることが特
徴的。音声の指導を重視。 (Hatsuon kigō o tsukatta hatsuon renshū o shi,-on to imi o
chokusetsuteki ni renketsu sa seru koto ga tokuchō-teki. Onsei no shidō o jūshi.)
Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk berlatih pengucapan
menggunakan simbol pengucapan dan secara langsung menghubungkan suara dan makna.
Penekanan dalam metode ini ialah pada instruksi suara.

e. Metode langsung (ダイレクト・メソッド)


この方法は、心理学的方法と音声学的方法の組み合わせです。 (Kono hōhō
wa, shinri-gaku-teki hōhō to onseigakuteki hōhō no kumiawasedesu.)
Metode ini adalah kombinasi dari metode psikologis dan metode fonetik.

f. Metode Oral (オーラル・メソッド)


これは、心理的方法、フォニック方法、直接方法の 3 つの方法の組み合わ
せによって行われます。(Kore wa, shinri-teki hōhō, fonikku hōhō, chokusetsu hōhō no
3ttsu no hōhō no kumiawase ni yotte okonawa remasu.)
Ini dilakukan dengan gabungan tiga metode: metode psikologis, metode fonik, dan
metode langsung.

g. Metode Michigan / Pendekatan Lisan


文型や文法を集中的に口頭練習させる教授法。オーディオリンガル・メ
ソッドのパターン・プラクティスの基礎となる授業テクニックが開発された。
(Bunkei ya bunpō o shūchū-teki ni kōtō renshū sa seru kyōju-hō. Ōdioringaru mesoddo no
patān purakutisu no kiso to naru jugyō tekunikku ga kaihatsu sa reta.)
Suatu metode pengajaran yang memungkinkan siswa mempraktikkan pola kalimat
dan tata bahasa secara intensif. Teknik pengajaran telah dikembangkan yang mendasari
praktik pola metode audio lingual.

h. Metode Audio Lingual (オーディオリンガル・メソッド)


音声・文法の正確さと自然な発話速度を特に重視している。 (Onsei bunpō no
seikaku-sa to shizen'na hatsuwa sokudo o tokuni jūshi shite iru.)
Penekanan khusus diberikan pada keakuratan suara dan tata bahasa serta kecepatan
berbicara yang natural.

i. Metode Verbal (ヴェルボトナル法)


言語聴覚論に基づいた教授法。リズムやイントネーションを重視し、身体
リズム運動を活用するのが特徴。 (Gengo chōkaku-ron ni motodzuita kyōju-hō. Rizumu ya
intonēshon o jūshi shi, karada rizumu undō o katsuyō suru no ga tokuchō.)
Metode verbal merupakan metode pengajaran berdasarkan teori bahasa dan
pendengaran. Ini ditandai dengan penekanan pada ritme dan intonasi serta memanfaatkan
latihan ritme fisik.
j. Metode TPR/ Total Physical Response (全身反応教授法)
母語習得過程を応用して発話よりもまず聴解力を養成し、教師の指示に対し
て体を動かしながら言葉を口にする活動を行う。 (Bogo shūtoku katei o ōyō shite
hatsuwa yori momazu chōkairyoku o yōsei shi, kyōshi no shiji ni taishite karada o
ugokashinagara kotoba o kuchi ni suru katsudō o okonau.)
Metode ini dilakukan dengan menerapkan proses pembelajaran bahasa ibu, pertama-
tama kita akan mengembangkan pemahaman mendengarkan daripada berbicara, kemudian
melakukan aktivitas mengucapkan kata-kata sambil menggerakkan tubuh kita sebagai
tanggapan atas instruksi guru.

k. Metode Comprehension Approach (コンプリヘンション・アプローチ)


聴解を中心とする教授法の総称。ビデオの教材や聴解練習だけに絞り、聴解
能力が十分確立するまで発音練習や発話練習は行わない。そうすることで目標言語
で 発 言 す る こ と へ の 心 理 的 圧 迫 を 避 け る 。 (Chōkai o chūshin to suru kyōju-hō no
sōshō. Bideo no kyōzai ya chōkai renshū dake ni shibori, chōkai nōryoku ga jūbun kakuritsu
suru made hatsuon renshū ya hatsuwa renshū wa okonawanai. Sō suru koto de mokuhyō
gengo de hatsugen suru koto e no shinri-teki appaku o yokeru.)
Metode ini merupakan istilah umum untuk metode pengajaran yang berpusat pada
pemahaman mendengarkan. Fokus pada materi pengajaran video dan praktik menyimak, dan
tidak berlatih pengucapan atau berbicara sampai kemampuan mendengarkan cukup mapan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari tekanan psikologis untuk berbicara dalam bahasa yang
sedang dipelajari.

l. Metode CL/Community Language Learning (コミュニティ・ランゲージ・


ラーニング)
カウンセリング・ラーニング/カウンセリング・ランゲージ・ラーニング
Counseling Language Learning )とも呼ぶ。 教師がカウンセラー、学習者がクライ
アントとなり、丸く座って自分たちで決めたテーマについて外国語で話し、メン
バー全体で課題を解決していく。カウンセラーは適切な援助をするにとどまる。

カウンセリング理論は学習者が誤りを犯すことへの心理的な不安を和らげる
ために用いられる。また、不安軽減のため、媒介語の積極的な使用を認めている。

(Kaunseringu rāningu/ kaunseringu rangēji rāningu (Counseling Language


ran'ningu) to mo yobu. Kyōshi ga kaunserā, gakushū-sha ga kuraianto to nari, maruku
suwatte jibuntachide kimeta tēma ni tsuite gaikoku-go de hanashi, menbā zentai de kadai o
kaiketsu shite iku. Kaunserā wa tekisetsuna enjo o suru ni todomaru.
Kaunseringu riron wa gakushū-sha ga ayamari o okasu koto e no shinri-tekina fuan
o yawarageru tame ni mochii rareru. Mata, fuan keigen no tame, baikai-go no
sekigyokutekina shiyō o mitomete iru.)
Metode ini disebut juga pembelajaran konseling / pembelajaran bahasa konseling.
Guru akan menjadi konselor dan pembelajar akan menjadi klien, dan mereka akan duduk
dalam lingkaran dan berbicara tentang tema yang telah mereka putuskan dalam bahasa asing,
dan anggota secara keseluruhan akan menyelesaikan masalah. Konselor hanya akan
memberikan bantuan yang sesuai.
Teori konseling digunakan untuk meredakan kecemasan psikologis peserta didik
tentang melakukan kesalahan. Ini juga memungkinkan penggunaan kata perantara secara
aktif untuk mengurangi kecemasan.

m. Metode Silent Way(サイレント・ウェイ)

ロッド、サウンド・カラー・チャート(色付きチャート)、ポインター(指
示棒)などの独自の道具を用いて指導する。 (Roddo, saundo karā chāto (irodzuki
chāto), pointā (shiji bō) nado no dokuji no dōgu o mochiite shidō suru.)

Pengajaran dilakukan dengan menggunakan alat-alat unik seperti batang, bagan


warna suara (bagan berwarna), dan penunjuk (bilah indikator).

n. Metode Suggestopedia (サジェストペディア)


ロザノフ( G.Lozanov)が開発した外国語教授法。学習者の不安や緊張など
を取り除くために、教室はリラックスできるような環境作りに徹し、絵画や観葉植
物が置かれ、光などにも配慮する。クラシック音楽を流しながら、さながらコン
サートのような教室活動を行うのが特徴的。 (Rozanofu (G. Lozanov) ga kaihatsu shita
gaikoku-go kyōju-hō. Gakushū-sha no fuan ya kinchō nado o torinozoku tame ni, kyōshitsu
wa rirakkusu dekiru yōna kankyō-tsukuri ni tōshi, kaiga ya kan'yōshokubutsu ga oka re,-kō
nado ni mo hairyo suru. Kurashikku ongaku o nagashinagara, sanagara konsāto no yōna
kyōshitsu katsudō o okonau no ga tokuchō-teki.)

Metode pengajaran bahasa asing yang dikembangkan oleh G.Lozanov. Untuk


menghilangkan kecemasan dan ketegangan peserta didik, kelas akan dikhususkan untuk
menciptakan lingkungan yang santai, lukisan dan tanaman dedaunan akan ditempatkan, dan
pertimbangan akan diberikan pada cahaya. Merupakan karakteristik untuk melakukan
kegiatan kelas seperti konser sambil memainkan musik klasik.
Tahap pelakasanaan metode silent way ada 3, sebagai berikut:
1) Presession
Guru membacakan percakapan dengan lantang
2) Sidang sesi
Babak pertama Mainkan musik, santai, meditasi, dengarkan percakapan yang dibacakan oleh
guru. Selanjutnya, mendengarkan percakapan yang dibaca dengan emosi sambil
mendengarkan musik
3) Posting sesi
melakukan aktivitas umum seperti bermain peran, permainan, percakapan, bernyanyi, dan
empat keterampilan pada beberapa tema.

o. Metode CLIL:Content and Language Integrated Learning ( 内容言語統合型


学習)
非母語で教科を学ぶことで、教科内容・語学力・思考力・協同学習の4つの
要素をバランスよく育成する教育法のこと。 Content(科目)、 Communication(言
語スキル)、Cognition(思考力)、Community(協同学習)、あるいは Culture(異
文化理解) の「4つのC」によって授業を組み立てる。 (Hi bogo de kyōka o manabu
koto de, kyōka naiyō gogaku-ryoku shikō-ryoku kyōdō gakushū no 4tsu no yōso o
baransuyoku ikusei suru kyōiku-hō no koto. Content (kamoku), komyunikēshon (gengo
sukiru), Cognition (shikō-ryoku), komyuniti (kyōdō gakushū), aruiwa karuchā (ibunkarikai)
no `4tsu no C' ni yotte jugyō o kumitateru.)

Suatu metode pengajaran yang mengembangkan empat unsur isi mata pelajaran,
kemampuan bahasa, kemampuan berpikir, dan pembelajaran kolaboratif secara seimbang
dengan mempelajari mata pelajaran dalam bahasa bukan asli.
Kelas diatur dengan menggunakan metode "4 C" Isi (mata pelajaran), Komunikasi
(keterampilan bahasa), Kognisi (kemampuan berpikir), Komunitas (pembelajaran kooperatif),
atau Budaya (pemahaman antar budaya).

B. MEDIA PENGAJARAN
1. Definisi Media Pengajaran
Hakikat belajar mengajar ialah proses komunikasi, penyampaian pesan dari
pengantar ke penerima. Media pengajaran merupakan salah satu komponen pengajaran yang
mutlak diperlukan dan keberadaannya tidak bisa diabaikan selama melaksanakan kegiatan
belajar mengajar (Sudjianto). Secara umum, media pembelajaran adalah alat bantu proses
belajar mengajar atau segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan peserta didik sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar.
Kenkenreon mendefinisikan media sebagai sarana pembantu untuk secara efektif
menyelenggarakan media komunikasi antara guru dan peserta didik.
教育メディアは、教師と学習者の間のコミュニケーション媒体を効果的に
行 う た め の 補 助 的 手 段 で あ る 。 (kyōiku media wa, kyōshi to gakushū-sha no ma no
komyunikēshon baitai o kōka-teki ni okonau tame no hojo-teki shudan de aru.)

Oemar Hamalik (2014) mendefinisikan bahwa media pembelajaran adalah alat,


metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Sedangkan menurut Steffi Adam dan Muhammad Taufik Syastra (2015) media
pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis dalam proses
pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mempermudah dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan..
Lebih lanjut, Nurseto menjelaskan bahwa media pembelajaran merupakan wahana
penyalur pesan dan informasi belajar. Kriteria yang paling utama dan mendasar dalam
pemilihan media ialah media yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
dan kompetensi yang ingin dicapai.
Dari beberapa pengertian media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran merupakan instrumen atau sarana yang digunakan sebagai penyambung
informasi yang hendak disampaikan oleh pengantar pesan kepada pemeroleh pesan.

2. Fungsi Media Pengajaran


Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi dan peran yang cukup penting.
Nurseto (2011) membagi beberapa fungsi media, sebagai berikut:
a. Sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
b. sebagai salah satu komponen yang saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam
rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
c. Mempercepat proses belajar.
d. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
e. Mengkongkritkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit
verbalisme.
Menurut Nugrawiyati (2018), setidaknya ada dua fungsi media pembelajaran, yakni:
a. Media sebagai alat bantu
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu fakta yang
tidak dapat dipungkiri. Setiap materi atau mata pelajaran pasti memiliki tingkat
kesukarannya sendiri. Bahan pelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi tentu saja sukar
dimengerti oleh peserta didik. Mereka akan cepat merasa bosan dan kelelahan disebabkan
penjelasan yang monoton. Oleh sebab itu, guru haruslah menghadirkan media untuk
membantu pengajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai alat bantu, media
berfungsi untuk mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Media sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai tempat di mana
bahan ajar berada atau asal usul materi belajar seseorang. Media sebagai sumber belajar
diakui sebagai alat bantu audio, visual, dan audiovisual. Terlebih lagi, pada masa dan zaman
yang kian modern seperti saat ini, teknologi dan internet yang sudah tidak asing lagi. Dalam
bermacam-macam bentuk, teknologi bisa dijadikan sebagai alat bantu maupun sebagai
sumber belajar itu sendiri. Contohnya seperti penggunaan website, aplikasi dan situs-situs
yang memuat sumber belajar yang dibutuhkan sudah bisa diakses dengan mudah. Di sisi
lain, hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk para pendidik agar bisa lebih pandai memilih
dan memilah sumber belajar yang memang sesuai dengan keperluan dan tujuan
pembelajaran itu sendiri.
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pembelajaran (altitudetvm.com), yaitu sebagai berikut.
a. Media Visual (ビジュアルメディア)
視覚メディアは、視覚的感覚を利用して個々の人が物体を認識できるメディアで
す。 (Shikaku media wa, shikaku-teki kankaku o riyō shite koko no hito ga buttai o ninshiki dekiru
mediadesu.)
Media visual adalah media yang memungkinkan individu untuk mengenali objek
dengan menggunakan sensasi visualnya. Proses pembelajaran lebih mudah diatur. Banyak
keuntungan menggunakan media visual jika diterapkan langsung pada setiap pembelajaran.
Siswa akan lebih mudah memahami dan memahami Materi yang disampaikan
dengan menggunakan media visual. Media visual yang tampil menjelaskan fakta-fakta yang
mudah dipahami dapat membantu mempermudah dalam pembelajaran.

b. Media Audio (オーディオメディア)


オーディオメディアはメディアの一種です学習資料として音源を使用します。発
行されるすべての音には、独自の意味があります。それが特定のことを説明しているのか 、
動物や他の生物の音を説明しているのか。 (Ōdiomedia wa media no isshudesu gakushū shiryō to
shite ongen o shiyō shimasu. Hakkō sa reru subete no oto ni wa, dokuji no imi ga arimasu. Sore ga
tokutei no koto o setsumei shite iru no ka, dōbutsu ya hoka no seibutsu no oto o setsumei shite iru no
ka.)
Media audio merupakan salah satu jenis media yang menggunakan sumber suara
sebagai bahan pembelajarannya. Setiap suara yang dihasilkan memiliki arti tersendiri.
Apakah itu menjelaskan hal tertentu, atau apakah itu menjelaskan suara hewan dan makhluk
lain?
Siswa dapat meningkatkan pendengarannya dengan melakukan proses pembelajaran
menggunakan media audio. Pembelajaran ini mungkin tampak sulit, tetapi sebenarnya sangat
menyenangkan. Media ini digunakan untuk mencerna hal-hal yang mudah dipahami dan
diingat dengan mempelajari cara menggunakan media audio. Oleh karena itu, proses
pembelajaran dapat dipahami dan dipahami dengan mengandalkan pendengaran. Selain
media audio juga dapat diakses di berbagai perangkat elektronik sehingga memudahkan
pembelajaran.

c. Media Audio Visual (オーディオビジュアルメディア)


視聴覚メディアはメディアの組み合わせですビジュアルおよびオーディオメディ
ア。これら 2 つのタイプの学習メディアを統合することで、学習プロセスをより面白くする
こ と が で き ま す 。 (Shichōkaku media wa media no kumiawasedesu bijuaru oyobi ōdiomedia.
Korera 2tsu no taipu no gakushū media o tōgō suru koto de, gakushū purosesu o yori omoshiroku
suru koto ga dekimasu.)
Media audiovisual merupakan gabungan dari media visual dan media audio.
Dengan mengintegrasikan kedua jenis media pembelajaran ini, Anda dapat membuat proses
pembelajaran menjadi lebih menarik. Tidak semua orang bisa belajar dengan cara yang sama,
jadi Anda mungkin membutuhkan media belajar Anda sendiri agar lebih mudah
memahaminya.
Dengan menggunakan media audio visual, siswa juga dapat mengambil gambar dan
mengeluarkan suara dalam semua pembelajarannya. Alhasil, proses pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan dan mengasyikkan. Tidak hanya itu, Anda juga dapat meningkatkan
kemampuan penglihatan dan pendengaran dengan memadukan kedua jenis media
pembelajaran ini. Jadi belajar menggunakan media audiovisual akan menyenangkan.

d. Multimedia (マルチメディア)
マルチメディアは学習メディアの一種ですこれは、コンピューターによる学習と同義です。
コンピュータを使用することで、学習プロセスをより深く探求し、さまざまなユニークでエキサイティン
グ な も の を 見 つ け る こ と が で き ま す 。 (Maruchimedia wa gakushū media no isshudesu koreha,
konpyūtā ni yoru gakushū to dōgidesu. Konpyūta o shiyō suru koto de, gakushū purosesu o yori
fukaku tankyū shi, samazamana yunīku de ekisaitinguna mono o mitsukeru koto ga dekimasu.)
Multimedia merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang identik dengan
pembelajaran komputer. Dengan menggunakan komputer, Anda dapat mendalami proses
belajar lebih dalam dan menemukan berbagai hal yang unik dan mengasyikkan. Proses
pembelajaran akan menyenangkan karena siswa dapat mengasah kemampuan komputernya.
Kreativitas timbal balik yang dapat disempurnakan dengan menggunakan komputer
untuk pembelajaran. Mengapa? Pembelajaran multimedia Anda dapat membuat animasi
sebagai bentuk pembelajaran dengan menggunakan jenis media. Semoga siswa menjadi lebih
penasaran tentang belajar. Terdapat berbagai jenis proses pembelajaran multimedia yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan metode pembelajaran yang digunakan dalam setiap
pembelajaran.

e. Media Realita (リアリティメディア)


現実のメディアは、あなたが学びたいものの実際の状態を説明します。そのため 、
生徒は学習対象を直接見て実際の状況で学ぶことができます。 (enjitsu no media wa, anata ga
manabitaimonono jissai no jōtai o setsumei shimasu. Sonotame, seito wa gakushū taishō o chokusetsu
mite jissai no jōkyō de manabu koto ga dekimasu.)
Media Realita atau Reality Media tentunya tidak membutuhkan perangkat tersendiri
karena media ini sebenarnya sudah tersedia. Media nyata menggambarkan keadaan
sebenarnya dari apa yang ingin Anda pelajari. Hasilnya, siswa dapat melihat secara langsung
apa yang mereka pelajari dan pelajari dalam situasi kehidupan nyata. Konsep pembelajaran
melalui media nyata diperlukan bagi semua siswa dalam belajar. Mengapa? Hal ini
dikarenakan setiap siswa membutuhkan pengetahuan langsung terhadap objek yang akan
dipelajari. Kehadiran benda-benda berwujud tersebut dapat membuat proses belajar menjadi
lebih menyenangkan.

PENUTUP
Perkembangan teknologi yang semakin canggih bisa dijadikan sarana untuk mencapai
tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan
mengajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan.
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pendidik kepada peserta didik, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat peserta didik untuk belajar. Oleh karena itu, guru dituntut
untuk bisa memberikan motivasi pada peserta didik melalui pemanfaatan media yang tidak
hanya ada di dalam kelas, akan tetapi juga yang ada di luar kelas, jika hal itu dimanfaatkan
maka tujuan pembelajaran akan tercapai.
Di sisi lain, jika tidak ada media pembelajaran, maka guru akan menemui berbagai
kesulitan dalam dalam mengajar, materi menjadi monoton, dan peserta didik merasa bosan
dengan apa yang diajarkan. Terlebih lagi, peserta didik sulit mengerti dan memahami materi
pembelajaran.
Oleh karena itu, dalam rangka mengefektifkan dan melancarkan proses pembelajaran
maka perlu adanya penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu alat bantu/sumber
belajar untuk meningkatkan daya minat belajar peserta didik. Para pendidik sebaiknya
memfungsikan media pembelajaran dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Lebih lanjut, media belajar perlu dimanfaatkan secara sinergis untuk
mengoptimalkan pembelajaran.
Dengan adanya media, diharapkan bisa semakin memudahkan pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran. Sehingga dapat menciptakan kondisi yang dapat mendorong
siswa mencapai kompetensinya dalam pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.

DAFTAR PUSTAKA
Adam, Steffi dan Muhammad Taufik Syastra. 2015. “Pemanfaatan Media Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X SMA Ananda Batam”.
CBIS Journal 3(2): 78-90.

Altitudetvm.com. 2020. Jenis-jenis Media Pembelajaran dan Karakteristiknya. Diakses pada


23 September 2020, dari https://altitudetvm.com/ja/belajar/489-yuk-kenali-
jenis-jenis-media-pembelajaran-dan-karakteristiknya.html

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Hamalik, Oemar. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Kenkenreon. 2016. 教 育 メ デ ィ ア に つ い て . Diakses pada 23 September 2020, dari


http://kyo-in.com/narutameni/menkyo/reeport/post-216

Nugrawiyati, Jepri. 2018. Media Audio-Visual dalam Pembelajaran Bahasa Arab. El-
Wasathiya: Jurnal Studi Agama. 06 (01), 99-100.

Peter Westwood. 2008. What Teachers Need to Know about Teaching Methods, Victoria:
ACER.

Nurseto, T., 2011. Membuat media pembelajaran yang menarik. Jurnal Ekonomi dan
pendidikan, 8(1).

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:


Prenada Media Group.

Sudjianto. Media Pengajaran Bahasa Jepang. Bandung: UPI

Yotsuya, Kaoru. 2019. 外国語教授法の変遷についてまとめ (Gaikoku-go kyoujuuho no


hensen ni tsuite matome). Diakses pada 23 September 2020, dari
https://nihongonosensei.net/?p=16955

Kurniasih (2012)

Slavin (2005: 166-167)

Shoimin (2014: 207),

Anda mungkin juga menyukai