Nama lain dari metode ini adalah metode “oral aural”. Prinsip yang menjadi
landasan metode ini adalah pendekatan ilmiah sebab yang menjadi landasan
pembelajarannya senantiasa hasil penelitian para linguis (ahli-ahli bahasa). Titik
pembelajarannya pada penguasaan bahasa lisan. Sebelum pembelajaran, diteliti
terlebih dahulu persamaan dan perbedaan bahasa ibu dengan bahasa yang akan
diajarkan, terutama persamaan dan perbedaan mengenai: bunyi-bunyi bahasa,
perbendaharaan kata-kata, struktur kata dan kalimat. Urutan penyajian bahan
pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa.
Persamaan kedua bahasa tersebut terlebih dulu diajarkan, kemudian baru
perbedaan-perbedaannya melalui latihan-latihan yang intensif. Dengan demikian
pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu murid, karena bahasa ibu
murid akan memperkuat pemahaman bahasa baru tersebut.
Metode Realis
Metode realis merupakan metode pembelajaran yang diupayakan agar pembelajar
dapat menggunaaan bahasa yang dipelajarinya, dalam metode pembelajaran
tersebut latihan diberikan dalam bentuk percakapan sesuai dengan pola kalimat
lainnya. Berdasarkan prinsip metode realis, mempelajati bahasa harus dilakukan
sebagaimana tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya.
Metode Baru
Landasan metode baru adalah membaca dengan cirri
a. Prioritas pembelajarannya membaca
b. Murid dilengkapi dengan kata-kata pilihan
c. Bahasa ibu masih mungkin digunakan secara selektif
d. Mendengar dan memahami sesuatu yg dilakukan lebih dahulu sebelum
anak belajar berbicara
e. Buku guru dan buku murid disiapkan dan ditambah dengan bacaan
pelengkap lainnya.
Langkah-Langkahnya :
1. Pembelajaran dimulai dari bahasa lisan lalu menggunakan buku
2. Bahasa ibu sedapat mungkin tidak digunakan
3. Ketika menulis baru diajarkan setelah melalui beberapa pelajaran dan
4. Yang keempat tata bahasa diajarkan sejak permulaan
Metode Pilihan
Prinsip dasar metode pilihan berdasarkan gabungan antara metode langsung dan
metode tidak langsung. Bahasa ibu murid-murid dapat digunakan untuk
menjelaskan dan menerjemahkan agar tidak terjadi pemborosan waktu dan
mencegah salah paham. urutan bahan pembelajaran yang sering ditempuh adalah
berbicara menulis membaca pemahaman. kegiatan pembelajaran mencakup
latihan bercakap-cakap, membaca bersuara dan tanya jawab. Tatabahasa diajarkan
secara deduktif. Media pembelajaran yang digunakan misalnya audio visual.
Kebaikan metode pilihan:
2. guru lebih mudah melaksanakan karena tidak terlalu terikat jika dibandingkan
dengan metode murni,
Metode Unit
Metode ini merupakan penerapan system mengajar , menurut Herbart yang terdiri
dari lima langkah yakni: persiapan siswa, penyuguhan bahan, bimbingan melalui
induks, penarikan kesimpulan generalisasi, dan penerapan (lihat
Mackey,1965:154; Djunaidi,1987:38). Langkah ini dapat diterapkan pada semua
tingkat.
Unsur demokrasi diperhatikan pula karena bahan yang dipelajari dipilih secara
suara bulat dikela. Disamping itusi terdidik mendapat latihan yang banyak yang
memungkinkan mereka untuk kreatif. siswa tidak akan melupakan bahasa ibunya
karena bahan mereka dipersiapkan dalam bahasa ibu mereka.
Keunggulan metode ini adalah siterdidik menemukan sendiri kaidah-kaidah itu
dibawah bimbingan guru.
b. penyajian bahan
Perencanaan atau disebut desain yang disusun di depan kelas. Ada tiga tahapan
kegiatan teknik di depan kelas. Pertama, kegiatan penyajian dan penjelasan bahan
pembelajaran. Kedua, kegiatan latihan yang dilaksanakan oleh siswa dalam
rangka memahami bahan pembelajaran. Ketiga, kegiatan umpan balik untuk
menentukan arah kegiatan belajar berikutnya sekaligus merupakan pengulangan
atau lanjutan kegiatan belajar berikutnya.
Metode ini bisa juga disebut metode drill informant. Pengajaran dibagi atas
demontrasi dan latihan atau drill. Bahan yang di demontrasikan yakni tata bahasa,
lafal dan kosa kata, baik yang dilaksakan oleh guru sendiri maupun oleh informan.
Teknik Bermain
Peran Teknik ini bertujuan agar siswa menghayati kejadian atau peran seseorang
dalam hubungan sosialnya. Dalam bermain peran siswa dapat mencoba
menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misal: sebagai guru, sopir,
dokter, pedagang, tukang becak dsb. Selain itu dapat pula memerankan tokoh-
tokoh dari benda-benda sekitar, misal: gunung, pohon, binatang, awan,angin,
matahari dsb. Dengan menghayati peran-peran tersebut, diharapkan siswa terlatih
untuk menghargai jasa dan peranan orang lain dalam kehidupannya, juga berlatih
kerja sama dengan orang lain.
Teknik Karyawisata
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek
yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran. Untuk kelas rendah, guru dapat
membawa siswa untuk berjalan-jalan di sekitar lingkungan sekolah, kemudian
secara bergiliran siswa disuruh menceritakan benda-benda atau peristiwa yang
ditemuinya. Untuk siswa kelas tinggi, siswa dapat mengarang atau
mendeskripsikan tempat-tempat yang telah mereka kunjungi, misal: museum,
kebun binatang, tempat pameran atau tempat karyawisata lainnya.