Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANGGRAINI PUTRI NUGRAHA
KELAS : 3 H
NIM : 2022143294

Dosen Pengampu :
Dr.Achmad Wahidy M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG (UPGRIP)
2023
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. LATAR BELAKANG

Bahasa sangat penting dalam kehidupan .dengan bahasa kita dapat menyampaikan keinginan
pendapat dan perasaan. Dengan bahasa pula kita dapat memahami dan mengetahui apa yang terjadi
didunia dan lingkungan sekitar. Setiap orang memiliki kemampuan berbahasa. Dalam
pembelajaran bahasa, metode dan teknik saling berhubungan dan saling menentukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan .

I.II. RUMUSAN MASALAH


1.Bagaimana pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar ?
2.Bagaimana teknik pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar ?
3.Bagaimana teknik pengajaran bahasa yang baik ?

I.III. TUJUAN
1.Mengetahui pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar ?
2.Mengetahui teknik pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar ?
3.Mengetahui teknik pengajaran bahasa yang baik ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.Metode Pembelajaran Bahasa


Pada umumnya, Metode diartikan sebagai cara mengajar.sebenernya pengertian yang tepat untuk
cara mengajar adalah teknik mengajar , sedangkan metode pada hakikat nya , suatu prosedur untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.Pemilihan bahan
2.Urutan bahan
3.Penyajian bahan
4.Pengulangan bahan
Metode-Metode yang dapat diterapkan didalam pengajaran bahasa Indonesia di SD dan menunjang
pendekatan yang disarankan oleh kurikulum bahasa Indonesia yang diberlakukan , yaitu Direct
Method, Natural Method, Reading Method, dan Eclectic Method.

1. Direct Method , Direct Method atau Metode Langsung ialah metode pengajaran bahasa
yang di dalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran, yaitu bahasa
yang diajarkan. Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa
pertamanya selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap permulaan tidak banyak
diajarka tata bahasa. Kata-kata diajarkandengan cara langsung menghubungkan dengan
benda-benda , situasi-situasi dan gerak yangdigambarkan oleh kata itu. Tujuan Metode
Langsung di SD ialah penggunaan bahasa sasaran dalam dalam hal ini bahasaIndonesia
yang merupakan bahasa kedua secara lisan agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa
kedua tersebut.Adapun fungsi Metode Langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi
siswa dan bagiguru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa
(lisan) dengan tepat,memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk
belajar bahasa. Sedangkan bagi guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar
berbahasa tanpa menggunakanbahasa pengantar bahasa lain selain bahasa
sasaran.Kegiatan dalam proses belajar mengajar apabila menggunakan Metode Langsung,
sebagai berikut:
A. Guru memulai pelajaran dengan dialog atau humor yang pendek dalam bahasa
sasaran(BI)
B. Guru kemudian mulai menyajikan materi secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-
isyarat, dramatisasi-dramatisasi, atau gambar-gambar.
C. Guru mengadakan tanya jawab dalam bahasa sasaran (BI) betrdasarkan dialog atau
humor yang telah disampaikan.
D. Guru mengajarkan tata bahasa secara induktif dengan memberikan contoh-contoh
yangmerangsang siswa untuk menyimpulkan sendiri.
E. Guru memberikan bacaan sastra untuk pemahaman dan kenikmatan, tetapi tidak
sampaimenganalisis secara structural
F. Guru mengajarkan budaya yang relevan pada aspek-aspek bahasa secara induktif

2. Natural Method Natural Method yang disebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah
adalah metode yangdalam pelaksanaannya menggunakan peraga yang berupa benda-
benda, gambar-gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari. .Metode
Murni ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini:
A.Kosa kata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah diketahui
siswa sebelumnya.
B.Makna sesuatu kata diajarkan dengan cara inferensi/menarik kesimpulan dari beberapa
contoh yang diberikan
C.Kamus dipergunakan untuk mengingat kata-kata yang diluapakan atau mencari makna
kata-kata baru.
D. Tata bahasa digunakan untuk membetulkan kesalahan
E.Penyajian pelajaran mengikuti urutan : mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis, kemudian baru diajarkan tata bahasa

Proses pembelajaran dalam menerapkan metode ini adalah:


A. Pertama-tama guru memperkenalkan bunyi-bunyi bahasa, kata-kata dan kalimat
bahasayang dipelajari secara lisan dengan menggunakan alat peraga.
B. Guru menyuruh siswa meniru apa yang diucapkan seperti pada butir
C. Dalam penyajian materi, guru menggunakan urutan-urutan berbicara, membaca,
menulis, baru mengajarkan tata bahasa

3. Reading Method Merupakan metode membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun
1929-an baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi.
Tujuannya adalah untuk memberi pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks
ilmiah yang mereka perlukan dalam studi islam.Langkah-langkah penyajian metode ini
menurut Rivers (dalam Subyakto-N, 1988:17-18), seperti berikut:
A. Pemberian kosakata dan istilah-istilah yang dianggap sukar oleh guru bagi siswanya.
B. Penyajian bacaan dalam kelas yang dibaca secara diam selama kurang 10-15 menit.
C. Diskusi mengenai isi bacaan yang dapat berupa tanya jawab dengan menggunakan
bahasasasaran.
D. Pembicaraan/keterangan tentang bahasa dapat dilakukan secara singkat , kalau ini
memangdirasa perlu oleh guru.
E. Pembicaraan tentang kosakata yang relevan dengan jalan memberikan daftar
kosakatayang disiapkan sebelumnya.
F. Pemberian tugas, seperti mengarang, membuat denah, skema, diagram, dan
sebagainya(yang berkaitan dengan topik bacaan).

Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan
jalandimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa.
Ada beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai guru dalam metode membaca, yaitu:
A. Mengajar membaca dengan cepat.
B. Mengajar pemahaman teks tanpa pencurahan waktu yang terlalu banyak pada latar
belakang bacaan.
C. Mengajar membaca dengan suara keras untuk menunjang keterampilan melafal

4. Eclectic Method , Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada
satupun metode pengajaran keuntungan/keunggulan/kebaikan juga ada
kerugian/kelemahan/kejelekannya. Itulah sebabnya guru bebas memilih metode yang mana
yang paling cocok dengan situasi kelas yang akan diajar.Eclectic artinya memilih secara
bebas. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran bahasa, bebas di sini yang
dimaksud adalah bebas untuk menambah atau mengombinas/mencampur antara metode
yang satu dengan lainnya yang dianggap cocok dan diperkirakan dapat mencapaitujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. bahasa yang paling baik karena setiap metode yang
ada ada , Itulah sebabnya Eclectic method diterjemahkansecara bebas dalam bahasa
Indonesia Metode Campuran

B. Teknik Pembelajaran
Bahasa Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru
untuk mencapai tujun langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat
itu.Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga dijumpai dalam
pembelajaran mata pelajaran lain) seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-67):

1. Teknik Ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Hal inidisebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itunnadalah menerangkan dengan
berbicara/ceramah.Itulah sebabnya mengapa salah satu fungsi guru sebagai informator.

2. Teknik Tanya Jawab


Pada umumnya teknik ini mengikuti teknik ceramah yang telah dilakukan. Tujuannya
adalahuntuk mengesek pemahaman siswa terhadap ceramah yang baru diberikan atau bisa
juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan
yangtelah mereka baca.

3. Teknik Diskusi
Kelompok Tujuan digunakannya teknik ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan
pendapat dan maumenerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Juga
melalui diskusi kelompok inisiswa dapat menguji kebenaran pendapatnya mengenai
sesuatu hal.

4. Teknik Pemberian Tugas


Teknik ini disebut juga Resitasi yang dapat diberikan kepada siswa secara individual
ataukelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami materi pelajaran yang
diberikan guru,Biasanya pemberian tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja
siswa yang disebutresitasi. Itulah sebabnya Teknik Pemberian Tugas ini disebut juga
Resitasi

5. Teknik Ramu Pendapat


Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-Jawab dan Teknik Diskusi. Teknik ini
bisaditerapkan dalam pembelajaran sastra misalnya puisi, cerpen atau novel

6.Simulasi
artinya tiruan (imitasi). Teknik simulasi ini tepat sekali untuk melatih keterampilan
berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-peran yang
akandilakukan oleh siswa dalam permainan simulasi.Guru memberi pengarahan tentang
apa yang akan diperankan oleh masing-masing siswa yangtelah ditunnjuk. Siswa yang
kebetulan belum mendapat giliran ditunjuk untuk memainkan suatu peran, ditugaskan
sebagai penonton yang mencatat kemungkinan adanya kesalahan bahasa yangdilakukan
oleh temannya ketika bermain peran. Kesalahan-kesalahan itu nantinya
didiskusikansetelah permainan memainkan peran telah selesai .

C.Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa yang Baik

Cara guru mengajar mempengaruhi cara siswa belajar. Bila guru mengajar hanya dengan
metode ceramah maka siswa pun belajar dengan cara menghafal. Bila guru mengajar
dengan memberikan banyak latihan maka siswa belajar melalui pengalaman. Metode
pengajaran yang baik yaitu tidak hanya menggunakan atau memicu satu metode saja
melainkan harus menyesuaikan materi yang diajarkan sesuai metode yang tepat. Selain itu
guru harus bisa kreatif dalam mengajarkan materi di kelas, tidak monoton dan
membosankan melalui pilihan metode yang tepat.

Syarat minimal yang harus dipenuhi oleh guru keterampilan berbahasa ialah penguasaan
materi tentang keterampilan berbahasa serta dapat mengajarkannya kepada siswa. Cara
mengajarkan keterampilan berbahasa atau teknik pengajaran menyimak merupakan hal
penting bagi seorang guru keterampilan berbahasa.

Disamping kuat dalam penguasaan materi pelajaran guru juga harus kaya pengalaman
dengan beraneka ragam , metode pengajaran atau teknik pengajaran. Guru keterampilan
bahasa harus mahir tentang seluk beluk menyimak dan kaya pengalaman dengan teknik
pengajaran keterampilan bahasa.
Baik buruknya suatu teknik pengajaran keterampilan berbahasa tidaklah terletak pada
teknik pengajaran itu sendiri. Guru harus menggunakan sesuatu teknik pengajaran
keterampilan berbahasa dalam konteks yang tepat, misalnya sesuai dengan tujuan, bahan
pengajaran maka jadi baiklah teknik pengajaran tersebut, dan sebaliknya. Dapat
disimpulkan bahwa teknik pengajaran bahasa itu bersifat netral.

Sesuatu teknik pengajaran keterampilan berbahasa dapat dikatakan baik apabila teknik
pengajaran tersebut:

1. Memikat, menantang atau merangsang siswa untuk belajar.

2.Memberikan kesempatan yang luas serta mengaktifkan siswa secara mental dan fisik
dalam belajar. Keaktifan itu dapat terwujud latihan, praktek atau mencoba melaksanakan
sesuatu.

3.Tidak terlalu menyulitkan bunyi guru dalam penyusunan, pelaksanaan, dan penilaian
program pengajaran.

4.Dapat mengarahkan kegiatan belajar ke arah tujuan pengajaran.

5.Mengembangkan kreativitas siswa.

6.Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Metode-metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa yaitu:
a.Direct Method
b.Natural Method
c.Reading Method
d.Eclecting Method

2.Teknik pembelajaran yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran bahasa antara lain:
a.Teknik Ceramah
b.Teknik Tanya Jawab
c.Teknik Diskusi Kelompok
d.Teknik Pemberian Tugas
e.Teknik Ramu Pendapat
3. Metode dan teknik pembelajaran yang baik yaitu tidak hanya menggunakan atau memicu
satu metode saja melainkan harus menyesuaikan materi yang diajarkan sesuai metode yang
tepat. Selain itu guru harus bisa kreatif dalam mengajarkan materi di kelas, tidak monoton
dan membosankan melalui pilihan metode yang tepat. Sebenarnya teknik pengajaran itu
bersifat netral. Tidak ada yang jelek juga tidak ada yang baik. Baik buruknya teknik
pengajaran bergantung pada penggunaannya. Bila digunakan secara tepat ia akan menjadi
baik, dan sebaliknya.
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. LATAR BELAKANG

Simulasi Metode dan teknik pembelajaran bahasa pada dasarnya merupakan suatu teknik
permainan dalam pembelajaran yang diangkat dari realitas kehidupan. Simulasi dirancang dalam
situasi tiruan untuk mewakili situasi sesungguhnya dari materi yang sedang dipelajari. Ini artinya
bahwa metode simulasi digunakan untuk materi-materi tertentu yang memang membutuhkan
peniruan untuk membantu siswa memahami hakikat yang sebenarnya. Tujuannya untuk
memberikan pemahaman kepada siswa tentang sesuatu konsep atau prinsip atau dapat juga untuk
melatih kemampuan memecahkan masalah sosial yang bersumber dari realitas kehidupan.

I.II. RUMUSAN MASALAH


1.Bagaimana metode pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar ?
2.Bagaimana metode teknik pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar ?
3.Bagaimana metode teknik pengajaran bahasa yang baik ?

I.III. TUJUAN
1.Mengetahui simulasi metode dalam proses belajar mengajar ?
2.Mengetahui tujuan dari simulasi metode dan teknik pembelajaran bahasa ?
3.Mengetahui dasar dari simulasi metode dan teknik pembelajaran bahasa?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Simulasi Metode Dan Teknik Pembelajaran Bahasa

Simulasi Metode dan teknik pembelajaran bahasa adalah suatu metode pembelajaran yang
dilakukan dengan cara meniru atau merekayasa situasi sebenarnya untuk menggambarkan atau
menunjukkan suatu proses, kondisi atau benda tertentu yang sedang dipelajari disertai dengan
penjelasan lisan. Metode simulasi adalah bentuk metode praktik yang sifatnya untuk
mengembangkan keterampilan peserta didik (ranah kognitif maupun keterampilan) dengan cara
memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya
kesulitan atau keterbatasan untuk melakukan praktik di dalam situasi yang sesungguhnya.

Berikut definisi dan pengertian simulasi metode dan pembelajaran bahasa dari beberapa sumber
buku:

Menurut Sa'ud (2005), simulasi metode dan pembelajaran bahasa adalah sebuah model yang berisi
seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya.
Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu
bisa dimodifikasi secara nyata.

Menurut Sudjana (2013), simulasi metode dan pembelajaran bahasa adalah metode pembelajaran
yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state
of affaris) atau proses.

Menurut Ali (2003), simulasi metode dan pembelajaran bahasa adalah suatu metode penyajian
materi pelajaran yang dilakukan dengan cara merekayasa situasi lingkungan pembelajaran dan
mendorong siswa untuk berperilaku menirukan peristiwa tertentu seperti halnya yang terjadi dalam
dunia kehidupan nyata.

Menurut Sumantri dan Permana (2002), simulasi metode dan pembelajaran bahasa adalah cara
penyajian pengajaran dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi
sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan
tertentu.

Menurut Djamarah (2006), simulasi metode dan pembelajaran bahasa adalah cara penyajian
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan
penjelasan lisan.

B. Tujuan simulasi metode dan pembelajaran bahasa

simulasi metode dan pembelajaran bahasa adalah metode penyelenggaraan pembelajaran yang
dirancang untuk menggambarkan suatu fenomena, peristiwa, atau untuk mempraktikkan
keterampilan tertentu melalui tingkah laku tiruan. Sebagai bagian dari metode pembelajaran aktif,
tujuan metode simulasi diarahkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.

Menurut Hamalik (2002), tujuan simulasi metode dan pembelajaran bahasa menggunakan metode
simulasi adalah sebagai berikut:
Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya. Tujuannya untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan interaktif atau
keterampilan-keterampilan reaktif.

Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siswa pelaku drama menyamakan diri dengan pelaku
(aktor) dan tingkah laku mereka.

Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari (menanggapi) perilaku para


pemain/pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya untuk mengembangkan prosedur-
prosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari perilaku keterampilan yang telah
didramatisasikan.

Belajar melalui pengkajian, penilaian, dan pengulangan. Para peserta dapat memperbaiki
keterampilan-keterampilan mereka dengan mengulanginya dalam penampilan berikutnya.

Adapun menurut Sumantri dan Permana (2002), tujuan dari simulasi metode dan pembelajaran
bahasa antara lain yaitu sebagai berikut:

- Melatih keterampilan tertentu yang bersifat praktis bagi kehidupan sehari-hari.


- Membantu mengembangkan sikap percaya diri peserta didik.
- Mengembangkan persuasi dan komunikasi.
- Melatih peserta didik memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber-sumber yang
dapat digunakan memecahkan masalah.
- Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari.
- Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan peserta didik dalam mempelajari
situasi yang hampir serpa dengan kejadian yang sebenarnya.

C. Prinsip-prinsip Metode Simulasi

Menurut Uno (2007), terdapat beberapa prinsip yang harus dijalankan oleh guru atau fasilitator
dalam menggunakan metode simulasi dalam pembelajaran, yaitu:

Penjelasan, untuk melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami aturan main. Oleh
karena itu guru hendaknya memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang
harus dilakukan berikut konsekuensi-konsekuensinya.

Mengawasi (refereeing), simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur
main tertentu. Oleh karena itu guru harus mengawasi proses simulasi sehingga berjalan
sebagaimana seharusnya.
Melatih (coaching), dalam simulasi pemain akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu guru harus
memberikan saran, petunjuk, atau arahan sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan
kesalahan yang sama.

Diskusi, dalam refleksi menjadi sangat penting. Oleh karena itu setelah selesai simulasi selesai
guru mendiskusikan beberapa hal, seperti: (a) seberapa jauh simulasi sudah sesuai dengan situasi
nyata (real word); (b) kesulitan-kesulitan; (c) hikmah apa yang dapat diambil dari simulasi; dan
(d) bagaimana memperbaiki/meningkatkan kemampuan simulasi, dll.

D. Jenis-jenis Metode Simulasi

Menurut Sanjaya (2006) dan Nata (2009), simulasi metode dan pembelajaran bahasa dengan
metode simulasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Sosiodrama

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah


yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia
seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter dan lain sebagainya.
Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah
sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.

2. Psikodrama

Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar
siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri,
menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.

3. Role Playing

Role playing atau permainan peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari metode
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa
aktual. Dalam proses pelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk
dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompoknya masing-masing dengan mekanisme
pelaksanaan yang diarahkan guru untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan atau
direncanakan sebelumnya.

4. Peer teaching

Peer teaching adalah metode simulasi yang digunakan guru dalam memberikan pengalaman
mengajar bagi para calon guru. Tujuannya adalah agar dengan pengalaman mengajar tiruan ini,
diharapkan ia dapat memiliki pengalaman tentang cara mengajar yang sesungguhnya. Selain itu
peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa
lainnya dan salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran bahasa

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga
dengan Simulasi Metode Dan Teknik Pembelajaran Bahasa
Contoh Kelebihan nya :
- Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya
- Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam
pembelajaran.
- Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial (merupakan
implementasi pembelajaran yang berbasis kontekstual).
Contoh Kekurangannya :
- Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dengan kenyataan di
lapangan.
- Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga
tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
- Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan
simulasi.
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. LATAR BELAKANG

Membaca permulaan sebagai bagian terpenting yang perlu dikuasai oleh siswa karena menjadi
fondasi dalam membaca lanjutan perlu mendapatkan perhatian bersama. Hal ini berdasarkan
realita yang ada kemampuan membaca permulaan dikelas I masih rendah kemampuan membaca
permulaan di SD disebabkan oleh banyak factor diantaranya siswa, guru, pembelajaran, serta
sarana dan prasarana. Siswa kesulitan merangkai huruf menjadi sebuah kata karena siswa belum
mengenal huruf, siswa membaca tulisan dengan mengeja, siswa masih terbatabata dalam membaca
apalagi membaca kalimat dalam sebuah paragraph sederhana sehingga siswa merasa pelajaran
membaca adalah Pelajaran yang membingungkan dan membosankan, ditambah lagi siswa tidak
diberikan bimbingan belajar membaca di rumah karena orang tua sepenuhnya menyerahkan
kepada gurunya di sekolah. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sangat ditunjang
oleh berbagai aspek di antaranya penguasaan materi dan cara penyampaiannya. Ada kemungkinan
rendahnya kemampuan membaca permulaan siswa disebabkan oleh guru belum menggunakan
pendekatan, metode, dan teknik yang tepat di dalam mengajarkan membaca permulaan. Membaca
permulaan akan efektif dilaksanakan oleh guru apabila guru memahami bahwa kemampuan
seorang anak dalam membaca sangat terkait dengan sistem pembelajaran yang terintegratif.
Artinya bahwa kemampuan membaca akan sangat dipengaruhi oleh tahapan-tahapan yang
dilakukan oleh guru, misalnya terlebih dahulu mengenal huruf, mengeja suku kata, membaca kata,
dan kalimat. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Jazuli (2008:3) yang mengatakan
bahawa kemampuan membaca seseorang anak dipengaruhiu oleh metode yang digunakan oleh
guru dalam mengajar. Pada umumnya di dalam pembelajaran membaca guru hanya menggunakan
buku paket tanpa menggunakan media dalam pembelajaran membaca sehingga siswa belajar
dengan suasana yang monoton. Guru tidak memberikan repetisi kepada siswa yang belum dapat
membaca hal ini dikarenakan guru berburu cepat untuk menyelesaikan materi sehingga siswa
merasa bingung dengan barisan huruf-huruf yang dilihatnya dan membuat siswa tidak
bersemangatdalam belajar membaca. Keadaan tersebut hanya akan menyebabkan rasa malas bagi
siswa untuk belajar. Belajar dengan cara yang mengasyikkan akan memudahkan siswa untuk
menguasai materi dengan lebih cepat. Dengan demikian siswa dapat membaca lancar dengan cepat
apabila kegiatan belajar membaca sebagai sebuah kegiatan yang membuat siswa senang dan
gembira, bukan sebaliknya sebagai kegiatan yang membebani pikiran siswa.
I.II. RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana profil pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan terhadap siswa kelas rendah
sekolah dasar ?
2. Bagaimana kemampuan membaca permulaan terhadap siswa kelas rendah sekolah dasar ?
3.Apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar membaca permulaan terhadap
siswa kelas rendah sekolah dasar ?

I.III. TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan terhadap


siswa kelas rendah sekolah dasar ?

2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca permulaan terhadap siswa kelas rendah
sekolah dasar ?

3. Untuk mengetahui faktor permasalahan yang mempengaruhi kemampuan siswa ketika belajar
membaca terhadap siswa kelas rendah sekolah dasar ?

BAB II
PEMBAHASAN

Pembelajaran Membaca permulaan adalah tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah
dasar kelas awal. Pembelajaran membaca Permulaan diberikan di kelas 1 dan 2.

Membaca permulaan dikelas 1 SD untuk melatih siswa mengusai tehknik membaca, melatih
keterampilan atau mengucapkan tulisan dengan ba

A. Kemampuan Pembelajaran Membaca Pemulaan

Dalam ranah keterampilan berbahasa, membaca menduduki kesulitan nomor dua setelah
keterampilan menyimak. Kegiatan membaca tidak hanya memerlukan adanya konsentrasi yang
baik untuk memusatkan perhatian terhadap tulisan yang ada di dalam bacaan tetapi lebih itu,
kegiatan membaca membutuhkan sinergi yang erat antara indra mata dengan suara. Pada tataran
membaca permulaan atau membaca nyaring, kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh
siswa adalah bagaimana ia mampu untuk memproduksi huruf atau angka dengan menggunakan
suara yang jelas dan tepat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hodgson dalam Tarigan (2008:7)
yang menguraikan bahwa kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang adalah dalam rangka
memperoleh informasi secara baik dan lengkap. Oleh karena itu, membaca dilakukan melalui
proses yang berkesinambungan dimana antara bunyi dan makna harus dapat dipahami oleh
pembaca. Lebih dari itu, kegiatan akhir dari membaca adalah seorang membaca mampu menarik
kesimpulan terhadap apa yang telah dibaca dan memahami tujuan atau maksud bacaan tersebut.
Selain hal di atas, peran membaca bagi manusia adalah dengan membaca seseorang dapat
mengolah pikiran serta mampu mengelola antara aktivitas auditif (pendengaran) dan visual
(penglihatan) sehingga menghasilkan makna yang dapat dipahami sebagai bagian informasi yang
diperloleh melalui kegiatan membaca. (Jazuli, 2008:1). Berdasarkan pendapat di atas, seseorang
yang melakukan kegiatan membaca membutuhkan konsentrasi yang tinggi karena membaca
membutuhkan keterlibatan otak manusia sebagai bagian dari proses berpikir. Dengan berpikir
seseorang akan mampu memaknai terhadap informasi yang telah di bacanya. Selain itu, kegiatan
membaca membutuhkan adanya sinergi antara pendengaran dan penglihatan sehingga dapat
dikatakan antara mata dan telingasaling terintegrasi menuju kepada pemahaman yang ada dalam
tulisan. Selain pendapat di atas, menurut Crawley dan Mountain dalam Rachim (2005:2)
mengatakan bahawa pada hakekatnya membaca adalahsesuatu yang sulit untuk dikerjakan karena
dalam kegiatan membaca membutuhkan kemampuan dalam melafalkan tulisan tetapi juga
melibatkan kemampuan yang lain seperti kemampuan dalam visual dan audial. Selain itu, dalam
membaca seseorang melakukan aktivitas, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Menurut Lamb dalam Rachim (2005:16), kemampuan membaca permulaan dipengaruhi oleh
banyak factor diantaranya:

- Faktor fisiologis

- Faktor intelektual

- Faktor lingkungan

- Faktor psikologis.

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa faktor fiologis terkait dengan kesanggupan seorang anak
dalam fisiknya yang meliputi: fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin.

Selain faktor di tersebut faktor yang cukup penting dalam mempengaruhi unsur fisiologis anak
adalah faktor kelelahan di mana terlalu banyak aktivitas yang dilakukan oleh anak akan
berpengaruh terhadap daya konsentrasi siswa. Selain factor fisiologis, faktor lain adalah intelektual
dimana seorang anak akan siap membaca apabila dalam waktu jangka pendek dan jangka panjang
anak mampu mengingat simbol yang di bacanya. Berikutnya faktor lingkungan, faktor ini meluputi
lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Pada lingkungan keluarga, peran serta keluarga
dalam menciptakan budaya baca bagi siswa dapat dipupuk melalui kebiasaan orangtua yang
senang membaca begitu juga dengan factor lingkungan. Lingkungan yang berwarna karena
masyarakat disekitar sekolah terbiasa membaca akan memupuk kemauan untuk membaca. Sekolah
turut berperan menciptakan gemar membaca tidak hanya melalui kunjungan ke perpustakaan
sekolah tetapi juga dibudayakan melalui sudut baca-sudut baca. Faktor psikoligis terkait dengan
minat dan motivasi anak untuk membaca. Motivasi dan minat siswa akan meningkat apabila di
rumah , dibiasakan untuk membaca serta disediakan berbagai bahan-bahan bacaan yang
merangsang siswa untuk membaca

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari uraian disimpulkan bahwa Pembelajaran Membaca Pemulaan merupakan suatu aktivitas
yang dilakukan seseorang dalam mengenal dan mampu mengucapkan bahasa tulis menuju kepada
bahasa lisan yang disampaikan dengan bahasa yang jelas. Selain itu, membaca bertujuan untuk
memahami tulisan dalam rangka memperoleh informasi dan memperoleh ilmu pengetahuan serta
berbagai pengalaman-pengalaman.Sehubungan dengan hal di atas, kemampuan membaca
permulaan adalah bagaimana seseorang mampu membunyikan bahasa secara tepat dan jelas. Hal
ini sejalan dengan pendapat As-Shiba’i, (2000:94) yang menyatakan seseorang dapat dikatakan
memapu membaca permulaan dengan baik dan tepat apabila telah memiliki tiga syarat, sebagai
berikut.:

- kemampuan membunyikan lambang-lambang tulis,

- penguasaan kosa kata untuk memberi arti

- memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.

Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa seseorang anak yang dapat dikatakan mampu
membaca adalah apabila dia telah mengenali simbol-simbol yang akan dibacanya. Simbol-simbol
tersebut dapat berupa huruf maupun angka. Huruf-huruf yang akan dibaca seorang anak dilakukan
melalui proses yang terstruktur dan tersistematis dimana kemampuan membaca permulaan
dilakukan dengan terlebih dulu anak mengenal huruf, membaca suku kata, kata, dan kalimat.
Setelah seorang anak memahami dan mampu membunyikan lambang-lambang tersebut, syarat
kedua adalah seorang anak mampu menguasai kata disertai dengan makna.

Anda mungkin juga menyukai