Anda di halaman 1dari 8

NAMA : DINI YULIANI

NIM : 857492574
RESUME MATERI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD MODUL 3-4

MODUL 3
Kegiatan Belajar 1
Pendekatan, Metode, dan teknik Pembelajaran Bahasa
A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
Menurut pendapat Anthony yang dikemukakan oleh Jos Daniel Parera (1987) dan Sri Utari Subyakto-
N (1987) dalam pembelajaran bahasa, ketiga istilah atau konsep tersebut saling berhubungan atau
saling menentukan, yaitu pendekatan menentukan metode,dan metode menentukan teknikyang
ketiganya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lihatlah bagan dibawah ini !
Strategi
Pendekatan

Metode Tujuan

Teknik

a. Pendekatan
Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi
atau seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu,
pendekatannya bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Di
dalam pengajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan
tentang hakikat bahasa, dan pengajaran bahasa yang diyakini oleh guru bahasa. Pada
dasarnya para ahli membagi pandangan tentang proses belajar itu menjadi dua aliran, yaitu
aliran empiris dan aliran rasionalis.
1. Aliran empiris mempunyai beberapa nama, yaitu behavioris, aliran mekanis, dan aliran
Bloomfield. Dalam dunia pengajaran bahasa dewasa ini aliran Bloomfield digolongkan
ke dalam ahli-ahli ilmu bahasa struktural dan ilmu bahasa deskriptif. Adapun prinsip-
prinsip pokok aliran ini adalah:
1) Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan;
2) Bahasa adalah serangkaian kebiasaan;
3) Ajarkanlah bahasanya, bukan tentang bahasanya;
4) Bahasa adalah apa-apa yang dikatakan oleh para pemakainya, bukan apa
yang oleh seseorang seharusnya dikatakan demikian;
2. Aliran kedua, yaitu aliran rasionalis yang terkenal juga dengan nama aliran mentalis, atau
aliran Noam Chosky. Aliran ini memandang bahwa perbuatan berbahasa itu adalah
perbuatan mental. Prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh kaum rasionalis adalah:
1) Suatu bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh aturan-aturan,
2) Aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan,
3) Manusialah satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa;
4) Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir.
b. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang
tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan metode pada hakikatnya adalah
suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal
berikut:
1) Pemilihan bahan.
2) Urutan bahan.
3) Penyajian bahan.
4) Pengulangan bahan.
Kelancaran berbahasa merupakan suatumasalah pengurangan, ada dua cara untuk mengulagi
bahasa, dengan cara dihapalkan dikepala atau dengan cara subtitusi (penggantian). Siswa
mengganti-ganti setiap perbuatannya bersamaan dengan kegiatan melaporkan bagian-bagian
kalimat yang harus diucapkan.
Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas
macam metode, seperti berikut ini:
1) Direct Method
Direct Method atau Metode Langsung ialah metode pengajaran bahasa yang di dalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran, yaitu bahasa yang diajarkan.
Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya selama
pembelajaran berlangsung.
2) Natural Method
Natural Method yang disebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode
yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar,
atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari.
3) Reading Method
Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an
baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain,
untuk memberi pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang
mereka perlukan dalam studi mereka.
Metode ini diterapkan untuk pembelajaran bahasa indonesia di SD dengan jalan
dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini
cocok kalau diterapkan di SD kelas tinggi.
4) Phonetic Method
5) Psychological Method
6) Grammar Language Method
7) Translation Method
8) Grammar Translation Method
9) Eclectic Method
Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran
bahasa, bebas di sini yang dimaksud adalah bebas untuk menambah atau
mengombinasi/mencampur antara metode yang satu dengan lainnya yang dianggap
cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia
Metode Campuran.
10) The Unit Method
11) Language Control Method
12) Mim-Mem Method
13) Practice-theory Method
14) The Dual Language Method
15) Cognate Method
Metode-metode yang dapat diterapkan di dalam pengajaran bahasa Indonesia di SD dan
menunjang pendekatan yang disarankan oleh kurikulum bahasa Indonesia yang sedang
diberlakukan, yaitu pendekatan komunikatif, integratif, tematis, CBSA, dan keterampilan
proses, yaitu Direct Method, Natural Method, Reading Method, Eclectic Method.
c. Teknik
Kata teknik mengandung makna cara-cara, dan metode juga mengandung makna ‘penyajian
bahan’ yang dalam hubungan ini, yaitu ‘cara penyajian bahan’ maka kedua istilah ini
adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini dapat kita lihat pada komponen satuan
pelajaran yang berbunyi Metode/Teknik. Metode berhubungan dengan pemilihan bahan,
pengurutan bahan, penyajian bahan, dan pengulangan bahan, itulah sebabnya mengapa
metode dikatakan bersifat prosedural. Sedangkan teknik mengacu pada makna cara-cara dan
alat-alat yang digunakan guru dalam kelas sehingga dikatakan bersifat implementasional.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai dalam
pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini:
1) Teknik Ceramah
2) Teknik Tanya Jawab
3) Teknik Diskusi Kelompok
4) Teknik Pemberian Tugas
5) Teknik Ramu Pendapat
6) Simulasi
2. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Bahasa
Sejak diberlakukannya Kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru
harus menerapkan pendekatan komunikatif, CBSA, dan pendekatan keterampilan proses
(PKP). Setelah diberlakukan Kurikulum 1994 pendekatan dalam pembelajarn bahasa yang
harus diterapkan guru selain ketiga pendekatan di atas ditambah dengan pendekatan tematik,
dan integratif.
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Itulah sebabnya sejak
diberlakukan Kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa digunakan pendekatan
komunikatif. Dengan pendekatan komunikatif ini siswa harus diberi kesempatan sebanyak-
banyaknya untuk melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Supaya siswa
mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka
siswa perlu dilatih sebanyak-banyaknya atau diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk
melakukan kegiatan berkomunikasi. Itulah sebabnya, dalam pembelajaran bahasa dengan
pendekatan komunikatif, yang ditekankan adalah mengembangkan kompetensi komunikasi
siswa untuk mendukung performasi komunikasi siswa.
Dalam kegiatan berkomunikasi terdapat empat keterampilan berbahasa yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu keterampilan mendengarkan (menyimak), berbicara,
membaca, dan menulis. Itulah sebabnya maka dalam pembelajaran bahasa Indonesia
digunakan pendekatan integratif, yaitu memadukan materi pembelajaran yang disebut
pembelajaran bahasa Indonesia terpadu lintas materi.
RESUME MODUL 4
TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

A. Hakikat Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh.
Dari dunia atletik istilah ini dipakai dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata
pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk
mencapai suatu tingkat atau ijazah (Nasution, 1986).
Dalam perkembangan selanjutnya kurikulum mendapat pengertian yang lebih luas, seperti
yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini:
a. Menurut John Dewey kurikulum sesungguhnya tidak lain dari pengalaman, pengalaman
ras, dan pengalaman anak yang direkonstruksi terus-menerus menjadi sejumlah
pengetahuan atau bidang studi.
b. Menurut Franklin Bobbit kurikulum dirumuskan (a) sebagai keseluruhan pengalaman,
baik pengalaman langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan perkembangan
kesanggupan-kesanggupan individu, (b) serangkaian pengalaman pendidikan yang
dipergunakan oleh sekolah untuk menyempurnakan perkembangan anak.
c. Menurut Caswell dan Campbell kurikulum adalah semua pengalaman yang dimiliki
anak di bawah bimbingan guru.
d. Menurut Ralph Tyler kurikulum sebagai semua pengalaman belajar yang direncanakan
dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
e. Menurut Krug kurikulum terdiri dari semua alat pengajaran yang dipakai sekolah untuk
memberi kesempatan belajar kepada siswa menuju tujuan belajar yang dikehendaki.
Di samping pengertian-pengertian kurikulum yang dipaparkan di atas di dalam UU
Pendidikan No.2 tahun 1989 disebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Ragam kurikulum dapat ditinjau dari beberapa segi. Secara umum Goodlad (dalam
Kaber,1988) membedakan lima jenis kurikulum diantaranya:
1. Kurikulum ideal yaitu kurikulum sebagaimana diharapkan oleh ahli dan guru
yang mencerminkan pengetahuan yang diakumulasikan berzaman-zaman.
2. Kurikulum Formal yaitu kurikulum yang direstui dan di sahkan oleh pemerintah
3. Kurikulum bayangan yaitu kurikulum yang ada dalam pikiran yang diinginkan
oleh orangtua dan guru.
4. Kurikulum operasional yaitu kurikulum yang dilaksanakan didalam kelas
5. Kurikulum pengamalan yaitu kurikulum yang dialami oleh anak didik.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa pandangan baru tentang
kurikulum dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan
oleh sekolah untuk siswa.
2. Fungsi dan Tujuan Kurikulum
Bagi sekolah fungsi kurikulum dapat dibbedakan menjadi dua yaitu:
1. Bagi sekolah yang bersangkutan yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan,
pedoman bagi guru dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar
siswadan pedoman supervisi bagi kepala sekolah.
2. Bagi sekolah tingkat diatasnya kurikulum berfungsi untuk keseimbangan proses
pendidikan dan penyiapan tenaga baru.
Fungsi kurikulum untuk anak didik diharapkan mereka akan mendapat sejumlah pengetahuan
dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melegkapi bekal hidup mereka
setelah terjun dalam masyarakat.
Sehubungan dengan Fungsi dan Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah dalam Kurikulum 2004 dijelaskan bahwa fungsi dan tujuan
kurikulum SD/MI sebagai berikut:
a. Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dikaitkan dan merupakan konsekuensi dari
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara serta
sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk budaya, yaitu sebagai (1) sarana
pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana
peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia
yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, (5) sarana
pengembangan penalaran, dan (6) sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui
khazanah kesusastraan Indonesia.
b. Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
(nasional) dan bahasa negara.
2) Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan,
dan keadaan.
3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan, dan
kemampuan berbahasa.
6) Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
3. Komponen-Komponen Kurikulum
Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 2 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 25 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah maka Depdiknas melalui Pusat
Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan (Puskur-Balitbang) sehubungan dengan
pembaruan Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 hanya menyediakan tiga dokumen
utama untuk Kurikulum 2004, yaitu Kerangka Dasar (1.a) Kompetensi Lintas Kurikulum dan
Kompetensi Bahasa Kajian (1.b), Standar Kompetensi per Mata Pelajaran (1.c) Standar
Kompetensi yang mencakup Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok untuk setiap
mata pelajaran. Dokumen tersebut tidak dilengkapi dengan garis-garis besar program
pengajaran (GBPP), seperti halnya dalam Kurikulum 1994. Dengan demikian, GBPP yang di
dalam Kurikulum 2004 disebut silabus harus dikembangkan oleh sekolah berkoordinasi
dengan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota.
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat
komponen, yaitu Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, Kegiatan Belajar Mengajar,
Penilaian Berbasis Kelas, Kurikulum dan Hasil Belajar.
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga
kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar.
Kegiatan Belajar Mengajar memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan
pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis
dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.
Penilaian Berbasis Kelas memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian
berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui penilaian
terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis kelas), kinerja (performance),
dan tes tertulis.
Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB) memuat perencanaan pengembangan kompetensi
peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun. Kurikulum
dan Hasil Belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan indikator dari Taman Kanak-
kanak dan Raudhatul Athfal (TK & RA) sampai dengan Kelas XII (SMA & MA).

Anda mungkin juga menyukai