Anda di halaman 1dari 8

NAMA : SUSAN

NIM : 857498844

“Resume Pendidikan Bahasa Indonesia Di Sd (Pdgk4204) Modul 3 Dan 4”

MODUL 3: PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA

KB.1 PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA

A. Hakikat Pendekatan, Metode, dan Teknik

1. Pendekatan

Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi atau
seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu, pendekatannya
bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Di dalam pengajaran bahasa,
pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang hakikat bahasa, dan
pengajaran bahasa yang diyakini oleh guru bahasa. Pada dasarnya para ahli membagi pandangan
tentang proses belajar itu menjadi dua aliran, yaitu aliran empiris dan aliran rasionalis.

Aliran empiris mempunyai beberapa nama, yaitu behavioris, aliran mekanis, dan aliran
Bloomfield. Dalam dunia pengajaran bahasa dewasa ini aliran Bloomfield digolongkan ke dalam
ahli-ahli ilmu bahasa struktural dan ilmu bahasa deskriptif. Adapun prinsip-prinsip pokok aliran
ini adalah:

1) Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan;

2) Bahasa adalah serangkaian kebiasaan;

3) Ajarkanlah bahasanya, bukan tentang bahasanya;

4) Bahasa adalah apa-apa yang dikatakan oleh para pemakainya, bukan apa yang oleh
seseorang seharusnya dikatakan demikian;

5) Tidak ada satu bahasa pun yang persis sama dengan bahasa yang lain.

Aliran kedua, yaitu aliran rasionalis yang terkenal juga dengan nama aliran mentalis, atau
aliran Noam Chosky. Aliran ini memandang bahwa perbuatan berbahasa itu adalah perbuatan
mental. Prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh kaum rasionalis adalah:

1) Suatu bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh aturan-aturan,

2) Aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan,


3) Manusialah satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa;

4) Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir.

2. Metode

Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang
tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan metode pada hakikatnya adalah
suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut:

1) Pemilihan bahan.

2) Urutan bahan.

3) Penyajian bahan.

4) Pengulangan bahan

Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas
macam metode, seperti berikut ini:

1) Direct Method

Direct Method atau Metode Langsung ialah metode pengajaran bahasa yang di dalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran, yaitu bahasa yang diajarkan. Dari
pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya selama pembelajaran
berlangsung.

2) Natural Method

Natural Method yang disebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode
yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau
peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari.

3) Psychological Method

4) Phonetic Method

5) Reading Method

Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an
baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk memberi
pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam studi
mereka. Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan
jalan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini cocok
kalau diterapkan di SD kelas tinggi.
6) Grammar Language Method

7) Translation Method

8) Grammar Translation Method

9) Eclectic Method

Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran
bahasa, bebas di sini yang dimaksud adalah bebas untuk menambah atau
mengombinasi/mencampur antara metode yang satu dengan lainnya yang dianggap cocok, dan
diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic
Method diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia Metode Campuran.

10) The Unit Method

11) Language Control Method

12) Mim-Mem Method

13) Practice-theory Method

14) The Dual Language Method

15) Cognate Method

Metode-metode yang dapat diterapkan di dalam pengajaran bahasa Indonesia di SD dan


menunjang pendekatan yang disarankan oleh kurikulum bahasa Indonesia yang sedang
diberlakukan, yaitu pendekatan komunikatif, integratif, tematis, CBSA, dan keterampilan proses,
yaitu Direct Method, Natural Method, Reading Method, Eclectic Method.

3. Teknik

Kata teknik mengandung makna cara-cara, dan metode juga mengandung makna
‘penyajian bahan’ yang dalam hubungan ini, yaitu ‘cara penyajian bahan’ maka kedua istilah ini
adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini dapat kita lihat pada komponen satuan pelajaran
yang berbunyi Metode/Teknik. Metode berhubungan dengan pemilihan bahan, pengurutan bahan,
penyajian bahan, dan pengulangan bahan, itulah sebabnya mengapa metode dikatakan bersifat
prosedural. Sedangkan teknik mengacu pada makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru
dalam kelas sehingga dikatakan bersifat implementasional.

Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai dalam
pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini:

1) Teknik Ceramah
2) Teknik Tanya Jawab

3) Teknik Diskusi Kelompok

4) Teknik Pemberian Tugas

5) Teknik Ramu Pendapat

6) Simulasi

B. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Bahasa

Sejak diberlakukannya Kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus
menerapkan pendekatan komunikatif, CBSA, dan pendekatan keterampilan proses (PKP). Setelah
diberlakukan Kurikulum 1994 pendekatan dalam pembelajarn bahasa yang harus diterapkan guru
selain ketiga pendekatan di atas ditambah dengan pendekatan tematik, dan integratif.

Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Itulah sebabnya sejak
diberlakukan Kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa digunakan pendekatan komunikatif.
Dengan pendekatan komunikatif ini siswa harus diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk
melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Supaya siswa mampu berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka siswa perlu dilatih sebanyak-
banyaknya atau diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk melakukan kegiatan berkomunikasi.
Itulah sebabnya, dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif, yang ditekankan
adalah mengembangkan kompetensi komunikasi siswa untuk mendukung performasi komunikasi
siswa.

Dalam kegiatan berkomunikasi terdapat empat keterampilan berbahasa yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, yaitu keterampilan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca,
dan menulis. Itulah sebabnya maka dalam pembelajaran bahasa Indonesia digunakan pendekatan
integratif, yaitu memadukan materi pembelajaran yang disebut pembelajaran bahasa Indonesia
terpadu lintas materi.

KB. 2 Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD

A. Pembelajaran Terpadu Lintas Materi

Pengorganisasian materi dalam Kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD


dilaksanakan secara terpadu. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI atau di jenjang SMP, atau
SMA dimulai dengan pemilihan tema, misalnya lingkungan. Jadi, belajar bahasa tidak mungkin
tanpa tema. Tema ini merupakan wadah untuk belajar bahasa. Untuk melatih keempat
keterampilan berbahasa dimulai dengan pemilihan/penentuan tema, setelah itu baru kita
rencanakan langkah-langkah pembelajarannya. Jika yang menjadi fokus pembelajaran adalah
keterampilan membaca maka waktu dalam pertemuan di kelas dialokasikan membaca yang lebih
banyak daripada keterampilan yang lain.
B. Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum

Di samping pembelajaran terpadu lintas materi dalam suatu mata pelajaran (memadukan
materi keterampilan berbahasa), keterpaduan tersebut dapat juga dilaksanakan lintas kurikulum.
Artinya yang dipadukan itu antara beberapa mata pelajaran, misalnya pelajaran bahasa Indonesia
dipadukan dengan Sains.

Pada hakikatnya belajar apa pun modal utamanya yang harus dimiliki siswa adalah
keterampilan baca-tulis (dua aspek keterampilan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia).
Kemampuan dan keterampilan baca-tulis, khususnya keterampilan membaca, harus segera
dikuasai oleh para siswa di SD karena kemampuan dan keterampilan ini secara langsung berkaitan
dengan seluruh proses belajar siswa di SD.

Keberhasilan belajar mereka dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah
sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu
membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk
semua mata pelajaran. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami
informasi yang disajikan secara lisan dari gurunya (keterampilan mendengar) atau yang disajikan
dalam berbagai buku pelajaran (keterampilan membaca) tanpa bekal keterampilan dengar-baca.

MODUL 4: TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA


INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

KB.1 Hakikat Kurikulum

A. Pengertian Kurikulum

Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh. Dari
dunia atletik istilah ini dipakai dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran
tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai
suatu tingkat atau ijazah (Nasution, 1986).

Dalam perkembangan selanjutnya kurikulum mendapat pengertian yang lebih luas, seperti
yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini:

a. Menurut John Dewey kurikulum sesungguhnya tidak lain dari pengalaman, pengalaman
ras, dan pengalaman anak yang direkonstruksi terus-menerus menjadi sejumlah
pengetahuan atau bidang studi.

b. Menurut Franklin Bobbit kurikulum dirumuskan (1) sebagai keseluruhan pengalaman, baik
pengalaman langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan perkembangan
kesanggupan-kesanggupan individu, (2) serangkaian pengalaman pendidikan yang
dipergunakan oleh sekolah untuk menyempurnakan perkembangan anak.
c. Menurut Caswell dan Campbell kurikulum adalah semua pengalaman yang dimiliki anak
di bawah bimbingan guru.

d. Menurut Ralph Tyler kurikulum sebagai semua pengalaman belajar yang direncanakan dan
diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

e. Menurut Krug kurikulum terdiri dari semua alat pengajaran yang dipakai sekolah untuk
memberi kesempatan belajar kepada siswa menuju tujuan belajar yang dikehendaki.

Di samping pengertian-pengertian kurikulum yang dipaparkan di atas di dalam UU


Pendidikan No.2 tahun 1989 disebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa pandangan baru tentang kurikulum
dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh sekolah
untuk siswa.

B. Fungsi dan Tujuan Kurikulum

Fungsi Kurikulum menurut Alexander Inglis yang dikutip oleh Iskandar Wiryokusuma
(1996:8-12):

1. The adjustive of adaptive funtion atau fungsi penyesuaian adalah penyesuaian anak didik
terhadap lingkungannya

2. The integrating function atau fungsi pemaduan adalah terciptanya kepaduan pribadi anak
didik

3. The differentiating function atau fungsi pembedaan, maksudnya kurikulum harus mampu
melayani perbedaan-perbedaan individu anak didik.

4. The prapaedetic function atau fungsi penyiapan, yaitu kurikulum harus mampu
menyiapkan anak didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

5. The selective function atau fungsi pemilihan berhubungan dengan pemilihan program.

6. The diagnostic function atau fungsi diagnostik ini berhubungan dengan pelayanan terhadap
anak didik agar dia memahami dirinya sendiri

C. Komponen-Komponen Kurikulum

Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 2 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah maka Depdiknas melalui Pusat Kurikulum Badan
Penelitian dan Pengembangan (Puskur-Balitbang) sehubungan dengan pembaruan Kurikulum
1994 menjadi Kurikulum 2004 hanya menyediakan tiga dokumen utama untuk Kurikulum 2004,
yaitu Kerangka Dasar (1.a) Kompetensi Lintas Kurikulum dan Kompetensi Bahasa Kajian (1.b),
Standar Kompetensi per Mata Pelajaran (1.c) Standar Kompetensi yang mencakup Kompetensi
Dasar, Indikator, dan Materi Pokok untuk setiap mata pelajaran. Dokumen tersebut tidak
dilengkapi dengan garis-garis besar program pengajaran (GBPP), seperti halnya dalam Kurikulum
1994. Dengan demikian, GBPP yang di dalam Kurikulum 2004 disebut silabus harus
dikembangkan oleh sekolah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota.

Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat


komponen, yaitu Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, Kegiatan Belajar Mengajar, Penilaian
Berbasis Kelas, Kurikulum dan Hasil Belajar. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah memuat
berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu
hasil belajar.

Kegiatan Belajar Mengajar memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan


pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan
andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik. Penilaian Berbasis Kelas memuat
prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai
akuntabilitas publik melalui penilaian terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis
kelas), kinerja (performance), dan tes tertulis.

Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB) memuat perencanaan pengembangan kompetensi


peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun. Kurikulum dan
Hasil Belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan indikator dari Taman Kanak-kanak dan
Raudhatul Athfal (TK & RA) sampai dengan Kelas XII (SMA & MA).

KB.2 Aspek-Aspek Pembelajaran Bahasa

A. Aspek-Aspek Keterampilan Bahasa

Dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan bahwa ruang lingkup standar kompetensi mata
pelajaran Bahasa Indonesia SD dan MI terdiri atas empat aspek sebagai berikut.

a. Mendengarkan, seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah yang


didengar dengan memberikan respons secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi
sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita
rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.
b. Berbicara, seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan,
dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga,
masyarakat, benda, tanaman, binatang, gambar tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari.

c. Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan,
serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa
dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan
drama anak. Kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan budaya membaca.

d. Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi dan jelas
dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan
kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita
dan puisi.

Komponen menulis juga diarahkan untuk menumbuhkan kebiasaan menulis. Dalam


keempat aspek di atas (yang merupakan empat keterampilan berbahasa) terdapat aspek berikut ini:

a. Kemampuan Berbahasa.

b. Aspek Kemampuan Bersastra.

B. Perpaduan Antaraspek Dalam Pembelajaran

Dalam pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia menurut Kurikulum
2004, baik aspek Kemampuan Berbahasa maupun aspek Kemampuan Bersastra dikemas dalam
keempat keterampilan berbahasa. Dalam praktiknya, pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 1,
keempat keterampilan tersebut dilaksanakan secara terpadu. Misalnya kita padukan antara
kompetensi dasar berbicara dan kompetensi dasar menulis. Kompetensi dasar dalam berbicara
“Memperkenalkan diri” dapat kita padukan dengan kompetensi dasar dalam menulis “Menulis
beberapa kalimat dengan huruf sambung”.

Anda mungkin juga menyukai