Anda di halaman 1dari 5

SUSAN 857498844

PERKEMBANGAN EMOSI, POKJAR PACET KONSEP DIRI VS HASIL


TEMPRAMEN, DAN KB.2 BELAJAR
KETERIKATAN (ATTACHMENT)
K.B 1 A. KONSEP DIRI
Citra tubuh
A. DEFINISI EMOSI Ideal diri
B. TAHAP PERKEMBANGAN EMOSI Harga diri
0 bulan/lahir Peran diri
2-7 bulan Identitas diri
1- 2 tahun B. HARGA DIRI
3 tahun Kekuatan (power)
4-5 tahun Keberartian (significant)
6-12 tahun Kebijakan (virtue)
Remaja-Dewasa Kemampuan (competence)
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI C. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
PERKEMBANGAN EMOSI Karakteristik Internal
Faktor kematangan Karakteristik Aspek sosial
MODUL 04 Karakteristik Perbandingan Sosial
Faktor belajar dari lingkungan sekitar
D. DEFINISI KETERIKATAN (ATTACHMENT)
PENGENALAN TEORI D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
E. TEORI-TEORI KETERIKATAN DAN TAHAPAN KONSEP DIRI
Teori Psikoanalisis PERKEMBANGAN SOSIAL Orang lain
Teori Belajar DAN EMOSIONAL Kelompok sosial
Teori Kognitif Pengaruh kelas sosial

Teori Etologikal Pengaruh usia

KB.3 KB.2
E. KONSEP DIRI MOTIVASI BELAJAR

KB.1 PERKEMBANGAN IDENTITAS


F. MOTIVASI BELAJAR UNTUK SISWA
DI JENJANG SEKOLAH YANG
BERBEDA
DIRI, MORAL, DAN PROSOSIAL G. PENGARUH TEMAN SEBAYA DAN
F. PERKEMBANGAN KETERIKATAN
A. PEMBENTUKAN DAN TEMPAAN BUDAYA TERHADAP KONSEP DIRI
Preattachment (0-2 bulan)
IDENTITAS SOSIAL DAN CAPAIAN AKADEMIK
Early attachment (2-7 bulan)
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Separation protest ( 7-9 bulan)
PERKEMBANGAN IDENTITAS
Goal corrected (2-3 tahun) Keluarga
KB.3
D. TEORI PERKEMBANGAN KOGNISI SOSIAL
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Interaksi dengan teman sebaya 1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
KETERIKATAN Sekolah dan Komunitas 2. Robert's Selman's Role-Taking Analysis
H. KETERIKATAN PADA USIA DINI, Kebudayaan E. ALTRUISME
KANAK-KANAK, DAN REMAJA Kognitif 1. Prososial Moral Reasoning

C. PERSEPSI TENTANG ORANG ATAU 2. Simpati Empatik Gairah

KELOMPOK LAIN F. KOMPONEN PERKEMBANGAN MORAL, AFEKTIF,



anak-anak dibawah 7-8 tahun KOGNITIF, DAN PERILAKU

anak-anak sekolah dasar 1. Dimensi Interpersonal


kesan remaja muda 2. Dimensi Intrapersonal

pada usia 14 hingga 16btahun
.
NAMA : SUSAN
KELAS :A
NIM : 857498844
POKJAR : PACET

“Resume Perkembangan Peserta Didik (Modul 4)”


“Pengenalan Teori dan Tahapan Perkembangan Sosial dan Emosional”

MODUL 4
KB.1 Perkembangan Emosi, Temperamen, dan Keterikatan (Attachment)
KB.2 Konsep Diri vs Hasil Belajar
KB.3 Perkembangan Identitas Diri, Moral dan Prososial

KEGIATAN BELAJAR 1

A. Definisi Emosi
Emosi adalah perasaan atau efek yang terjadi ketika seseorang berada dalam
interaksi yang penting baginya dengan ditandai oleh perilaku yang mnecerminkan
(mengekspresikan) rasa senang atau tidak senang dari seseorang yang sedang berada
dalam suatu kondisi atau transaksi.

B. Tahap Perkembangan Emosi


Saat dilahirkan, bayi menunjukkan kepuasan, jijik, kesusahan, dan ketertarikan.
Pada akhir usia dua bulan, bayi mulai tersenyum bertemu dengan orang yang sering
berinteraksi dengannya. Kemudian pada usia 2-7 bulan mulai muncul marah, takut,
gembira, sedih, dan terkejut. Sementara itu, complex emotions adalah tahap sadar diri
atau dapat mengevaluasi diri yang muncul pada tahun ke-1 ke atas dan sebagian
bergantung pada perkembangan kognitif, kemampuan diri, self-conscious dan self-
evaluation, serta stimulus lingkungan sekitar.

C. Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Emosi


1. Faktor Kematangan
Perilaku emosional yang matang dapat terjadi jika perkembangan kelenjar
endokrin sudah matang.
2. Faktor Belajar dari Lingkungan Sekitar
Yang termasuk factor belajar dari lingkungan yaitu: trial and error, meniru,
mengidentifikasi, mengkondisikan, dan berlatih.
1. Definisi Temperamen
Temperamen adalah kecenderungan seseorang untuk merespons dengan cara
yang dapat diprediksi terhadap peristiwa lingkungan, termasuk merespon tingkat
aktivitas, lekas marah, ketakutan, dan kemampuan bersosialisasi.
Temperamen di klasifikasikan menjadi 3 (Shaffer & Kipp, 2014):
• temperamen anak yang mudah (easy child)
• temperamen anak yang susah diatur (difficult child)
• temperamen anak yang berada ditengah-tengah (slow to warm up to child)
2. Faktor yang Memengaruhi Temperamen
Yang memengaruhi tempramen pada anak yaitu faktor lingkungan dan faktor
biologis.
D. Definisi Keterikatan (Attachment)
Keterikatan (attachment) adalah ikatan kuat, abadi, dan kasih saying yang
dibagikan oleh seseorang anak terhadap orang yang signifikan dekat dengannya,
biasanya seorang ibu atau orang yang mengerti dan dapat memenuhi kebutuhan sang
anak.

E. Teori-teori Terkait Keterikatan


Ada empat teori yang terkait dalam ketrikatan, diantaranya:
1. Teori Psikoanalisis, merupakan teori yang berusaha untuk menjelaskan hakikat
perkembangan keprinadian manusia.
2. Teori Belajar, teori belajar mengasumsikan bahwa seorang bayi akan memiliki
keterikatan terhadap orang yang memberikan makan dan juga memenuhi kebutuhan
mereka.
3. Teori Kognitif, terjadinya sebuah keterikatan juga bergantung pada tingkat
kemampuan perkembangan kognitif yang dimiliki seorang anak.
4. Teori Etologikal, perilaku social telah dihasilkan dari evolusi dan upaya untuk
menjelaskan dan memeriksa perilaku sosial dalam konteks tersebut.

F. Fase Perkembangan Keterikatan


Ada empat fase perkembangan keterikatan, yaitu:
1. Preattachment (indiscriminate sociability): 0-2 bulan
2. Early attachment (attachment is the making): 2-7 bulan
3. Separation protest (specific, clear-cut attachment): 7-9 bulan sampai 2 tahun
4. Goal corrected (goal coordinated partnerships): 2-3 tahun dan 3 tahun ke atas

G. Faktor yang Memengaruhi Keterikatan


Faktor-faktor yang memengaruhi keterikatan:
1. Perpisahan yang tiba-tiba antara anak dan sosok yang dekat dengannya
2. Penyiksaan emosional atau penyiksaan fisik
3. Pengasuh yang tidak stabil
4. Sering berpindah domisili
5. Pola asuh yang tidak konsisten
6. Figur lekat yang mengalami masalah psikologis

H. Keterikatan Pada Usia Dini, Kanak-kanak, dan Remaja


Hubungan keterikatan pada masa dewasa mempunyai kemiripan dengan
hubungan yang terjadi pada masa kanak-kanak. Ada beberapa hal yang
membedakannya:
1. figur keterikatan pada masa dewasa berubah
2. orang dewasa lebih bisa menoleransi perpisahan dengan figur dibandingkan masa
kanak-kanak.

KEGIATAN BELAJAR 2

A. Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan terhadap diri sendiri, termasuk secara fisk,
mental, emosi, dan kebiasaan. Komponen-komponen konsep diri: (1) citra tubuh, (2)
ideal diri, (3) harga diri, (4) peran diri, (5) identitas diri.
B. Harga Diri (Self-Esteem)
Harga diri adalah evaluasi seseorang terhadap seseorang sebagai seseorang
yang didasarkan pada penilaian terhadap kualitas yang membentuk konsep diri. Ada
beberapa aspek dalam harga diri, yaitu: (1) kekuatan (power), (2) keberartian
(significant), (3) kebajikan (virtue), dan (4) kemampuan (competence).

C. Perkembangan Konsep diri


Perkembangan konsep diri adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam
perkembangan sosioemosional. Adapun beberapa karakteristik konsep diri pada anak-
anak: karakteristik internal, karakteristik aspek social, dan karakteristik perbandingan
social. Selanjutnya konsep diri pada remaja: abstract and idealistic, differentiated,
contradictions, the fluctuating self, real and ideal, live and false selves, social
comparison, self-conscious, self-protective, unconscious, self-integration.

D. Faktor Yang Memengaruhi Konsep Diri dan Harga Diri


Faktor yang memengaruhi konsep diri dan harga diri, sebagai berikut: (1) orang
lain, (2) kelompok social, (3) pengaruh kelas social, dan (4) pengaruh usia.

E. Konsep Diri dan Motivasi Belajar


Konsep diri merupakan pandangan terhadap diri sendiri dari berbagai aspek.
Motivasi belajar adalah keseluruhan energi penggerak, pengarah, dan memperkuat
tingkah laku seseorang, baik dari dalam diri, maupun dari luar, yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah untuk mencapai tujuan kegiatan pembelajaran
(Winkel, 2004).

F. Motivasi Belajar Untuk Siswa Di Jenjang Sekolah Yang Berbeda


1. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Sekolah Dasar: berikan pujian
dengan baik, membentuk kebiasaan belajar dengan baik, ciptakan persaingan atau
kompetisi yang sehat, menulis nama siswa dipapan tulis dengan reward-nya,
gunakan media belajar yang baik dan sesuai dengan pembelajaran, menjelaskan
tujuan belajar, memberikan point kelompok, memberikan ulangan atau ujian
secara berkala, menumbuhkan kesadaran siswa, memberikan dorongan kepada
siswa untuk belajar.
2. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP dan SMA yaitu: memiliki impian,
menguasai skill belajar, cara pandang yang benar mengenai sekolah, relevansi
pelajaran dengan kehidupan.
3. Cara meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa yaitu: bertemanlah dengan orang
yang memiliki semangat belajar tinggi, buatlah target pencapaian, buktikan bahwa
anda cerdas, belajarlah dengan suasana baik, membentuk kelompok belajar,
jangan lupa bersenang-senang.

G. Pengaruh Teman Sebaya Dan Budaya Terhadap Konsep Diri Dan Capaian
Akademik
Teman sebaya dan budaya yang baik akan membangun konsep diri yang positif.
Konsep diri yang positif akan membangun motivasi belajar yang tinggi akan
mempermudah seseorang untuk pencapaian akademik terbaiknya. Oleh karena itu, teman
sebaya dan budaya memengaruhi konsep diri dan pencapaian akademik.

KEGIATAN BELAJAR 3
A. Pembentukan Dan Tempaan Identitas Sosial
Identitas diri merupakan kesadaran seorang individu untuk menempatkan diri dan
memberikan arti pada dirinya sendiri sebagai seorang pribadi yang memiliki ciri-ciri
tertentu berbeda dengan individu lain di dalam kelompoknya, memiliki keyakinan yang
relative stabil, serta memiliki peran dalam kehidupan bermasyarakat.
1. Bagaimana Identitas Terbentuk
Identitas terbentuk melalui penilaian seorang individu terhadap dirinya yang
berlandaskan pada pertimbangan budaya, ideologi, dan harapan masyarakat serta
adanya penilaian diri yang didasarkan pada persepsi orang lain.
B. Faktor Yang Memengaruhi Perkembangan Identitas
1. Keluarga: salah satu terpenting dalam pembentukan diri
2. Interaksi dengan teman sebaya: seorang individu akan mudah mendapatkan nilai-nilai
kehidupan dan ide-ide.
3. Sekolah dan komunitas: seorang individu melakukan eksplorasi yang dapat mendukung
perkembangan identitas.
4. Kebudayaan: berperan dalam pembentukan identitas seseorang
5. Kognitif: seorang individu akan menentukan jati diri seseorang juga
C. Persepsi Tentang Orang /Kelompok Lain
Persepsi merupakan proses individu dalam menginterpretasikan,
mengorganisasikan, dan memberi makna terhadap stimulus yang berasal dari
lingkungan tempat individu itu berada yang merupakan hasil dari proses belajar dan
pengalaman. Persepsi yang berkembang dari masa kank-kanak hingga remaja (Shaffer
& Kipp; 2014): anak-anak dibawah 7 atau 8 tahun, anak-anak SD, kesan remaja muda,
dan pada usia 14 hingga 16 tahun.
D. Teori Perkembangan Kognisi Sosial
Kognisi social adalah cara yang terjadi pada diri seseorang individu untuk
menganalisis, mengingat, serta menggunakan informasi yang didapaatkan dari
kejadian-kejadian social. Teori yang berhubungan dengan Kognisi Sosial:
1. Teori Perkembangan Kognitif (Piaget), menjelaskan mekanisme dan proses
perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian anak-anak yang
berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir
menggunakan hipotesis.
2. Roberts Selman’s Role-Taking Analysis, lebih pada teori yang mengungkapkan
bagaimana seorang anak lebih memahami diri sendiri dan juga orang lain.
E. Altruisme
Altruisme merupakan kepedulian tanpa pamrih untuk kesejahteraan orang lain
yang diekspresikan melalui Tindakan prososial, seperti berbagi, bekerja sama, dan
membantu. Terdapat dua komponen altruisme:
1. Prososial Moral Reasoning
2. Simpati Empatik gairah.

F. Komponen Perkembangan Moral: Afektif, Kognitif, dan Perilaku


Terdapat tiga komponen perkembangan moral;
1. Komponen afektif
Komponen perkembangan moral yang terdiri atas perasaan yang mengelilingi
Tindakan benar atau salah dan yang memotivasi pikiran dan Tindakan moral.
2. Komponen kognitif
Komponen yang berpusat pada cara kita mengonsep benar dan salah dan membuat
keputusan tentang bagaimana berperilaku.
3. Komponen Perilaku
Komponen perkembangan moral yang mencerminkan cangkul yang secara actual
kita lakukan ketika kita mengalami godaan untuk berbohong, menipu, atau
melanggar aturan moral lainnya.

Anda mungkin juga menyukai